17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angina pectoris atau disebut juga Angina duduk adalah penyakit jantung siskemik didefenisikan sebagai berkurangannya pasokan oksigen dan menurunnya aliran darah ke dalam miokardium. Gangguan tersebut bisa karena suplai oksigen yang turun (adanya aterosklerosis koroner atau spasme arteria koroner ) atau kebutuhan oksigen yang meningkat. Sebagai manisfestasi keadaan tersebet akan timbul angina pectoris yang pada akhirnya dapat berkembang menjadi infark miokard. Angina pectoris di bagi menjadi 3 jenis yaitu : anina klasik (stabil), angina varian dab angina tidak stabil. Angina klasik biasanya terjadi saat pasien melakukan aktivitas fisik, sedangkan angina varian biasanya terjadi pada saat istirahat dan biasa terjadi pada pagi hari. Angina tidak stabil tidak dapat diprediksi waktu kejadiannya, dapat terjadi saat istirahat dan bias terjadi saat melakukan kegiatan fisik. Obat anti angina terdiri dari berbagai macam golongan. Pilihan terapi pengobatan angina vektoris meliputi golongan nitat, beta bloker, dan Ca channel antagonis. Angina pectoris merupakan istilah medis untuk nyeri dada atau ketidaknyamanan karena penyakit jantung koroner. Angina adalah gejala dari suatu keadaan yang disebut 1

Askep Angina Pektoris

Embed Size (px)

DESCRIPTION

askep angina pektoris

Citation preview

Page 1: Askep Angina Pektoris

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angina pectoris atau disebut juga Angina duduk adalah penyakit jantung siskemik

didefenisikan sebagai berkurangannya pasokan oksigen dan menurunnya aliran darah

ke dalam miokardium. Gangguan tersebut bisa karena suplai oksigen yang turun

(adanya aterosklerosis koroner atau spasme arteria koroner ) atau kebutuhan oksigen

yang meningkat. Sebagai manisfestasi keadaan tersebet akan timbul angina pectoris

yang pada akhirnya dapat berkembang menjadi infark miokard. Angina pectoris di bagi

menjadi 3 jenis yaitu : anina klasik (stabil), angina varian dab angina tidak stabil.

Angina klasik biasanya terjadi saat pasien melakukan aktivitas fisik, sedangkan

angina varian biasanya terjadi pada saat istirahat dan biasa terjadi pada pagi hari.

Angina tidak stabil tidak dapat diprediksi waktu kejadiannya, dapat terjadi saat istirahat

dan bias terjadi saat melakukan kegiatan fisik. Obat anti angina terdiri dari berbagai

macam golongan. Pilihan terapi pengobatan angina vektoris meliputi golongan nitat,

beta bloker, dan Ca channel antagonis.

Angina pectoris merupakan istilah medis untuk nyeri dada atau

ketidaknyamanan karena penyakit jantung koroner. Angina adalah gejala dari suatu

keadaan yang disebut iskemia miokard. Hal ini terjadi ketika otot jantung (miokardium)

tidak mendapatkan sebanyak darah ( sehingga lebih banyak oksigen) seperti kebutuhan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah tentang asuhan keperawatan pada

klien dengan Angina Pektoris.

C. Tujuan

Untuk mempelajari tentang asuhan keperawatan pada klien dengan Angina

Pektoris.

BAB II

1

Page 2: Askep Angina Pektoris

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi

Angina pektoris ialah suatu klinis dimana pasien mendapat serangan sakit dada

yang khas, seperti ditekan/terasa berat didada yang menjalar ke lengan kiri. Biasanya

timbul pada waktu pasien melakukan aktivitas dan segera hilang bila pasien

menghentikan aktivitas. (Sjaifoellah, 1996: 249)

Angina Pektoris adalah nyeri dadainterminten yang disebabkan oleh iskemia

miokardium yang reversibel dan sementara. (Robbins, 2007: 409)

Angina Pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau

paroksisma nyeri atau perasaan tertekan didada depan. (Smeltzer, 2009: 779).

B. Klasifikasi

1. Angina stabil atau angina klasik

Terjadi suaktu arteri koroner yang ameroskerotik tidak dapat bedilatasi untuk

meningkatkan aliran darah saat terjadi peningkatan kebutuhanoksegen.

2. Angina prinzmetal

Terjadi tanpa peningkatan beban kerja jantung

3. Angina tidak stabil

Merupakan kombinasi dari angina klasik dan angina varian

C. Etiologi

Angina Pektoris diperkirakan karena berkurangnya aliran darah koroner,

menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak kuat, atau dengan kata lain, suplai

kebutuhan oksigen jantung meningkat.

Angina biasanya diakibatkan oleh penyakit jantung ateroklerotik dan hampir selalu

berhubungan dengan sumbatan arteri koroner utama.

Sejumlah faktor yang dapat menimbulkan nyeri angina :

1. Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan

oksigen.

2. Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokontriksi dan peningkatan

tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen.

2

Page 3: Askep Angina Pektoris

3. Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah masentrik untuk

pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah untuk suplai jantung (pada

jantung yang sudah sangat parah, pintasan darah untuk pencernaan membuat nyeri

angina semakin buruk).

4. Stres atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan, menyebabkan

frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan menigkatnya tekanan

darah, dengan demikian beban kerja jantung juga meningkat. (Smeltzer, 2001: 779)

D. Tanda dan Gejala

1. Nyeri pada dada

2. Pasien memperlihatkan rasa sesak dan tercekik terus menerus.

3. Rasa faal / lemah dilengan atas.

4. Pergelangan tangan dan tangan mulai nyeri. (Smeltzer, 2001: 780)

E. Patofisiologi

Sakit dada pada angina pektoris disebabkan karena timbulnya iskemia miokard.

Karena suplai darah dan oksigen ke miokard berkurang yang disebabkan karena

penyempita pembuluh darah koroner karena proses ateroeklerosis. Walaupun

kebutuhan suplai darah berkurang masih cukup untuk memenuhi kebutuhan miokard

pada waktu istirahat. Oleh karena itu sakit dada angina timbul pada waktu pasien

melakukan aktivitas fisik, misalnya sedang berjalan cepat atau berjalan mendaki

(Soeparman, 2001 ; 1082)

Angina Pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau

paroksisma nyeri atau perasaan tertekan didada depan. Penyebabnya diperkirakan

berkurangnya aliran darah koroner yang menyebabkan suplai oksigen kejantung tidak

adekuat, atau dengan kata lain suplai kebutuhan jantung meningkat.Angina biasanya

diakibatkan oleh penyakit jantung ateros klerotik dan hampir selalu berhubungan

dengan sumbatan arteri koroner utama. (Smeltzer, 2009: 779).

F. Komplikasi

1. Infraksi miokardium yang akut (serangan jantung).

2. Kematian karena serangan jantung secara mendadak.

3. Aritma kardiak.

3

Page 4: Askep Angina Pektoris

4. Hipoksemia

5. Trombosis vena dalam

6. Syok kardiogenik (Carpenito, 1999: 68)

G. Pemeriksaan Diagnosa

1. Enzim / isoenzim jantung, biasanya DBM : meningkat, menunjukkan kerusakan

miokard.

2. EKG : biasanya normal bila pasien istirahat tetapi datar depresi pada segmen ST

gelombang T menunjukkan iskemia. Peninggian ST atau penurunan lebih dari 1

mm selama nyeri tanpa abnormalitas bila bebas nyeri menunjukkan Iskemia

Miokard Transien Distritmia dan blok jantung juga ada.

3. Foto Dada

Biasanya normal, namun infiltrat mungkin ada menunjukkan dekompensasi jantung

atau komplikasi paru.

4. Kolesterol / trigeliserida serum

Mungkin meningkat (faktor resiko CAD).

5. Kateterisasi jantung dengan Angiografi

Di indikasikan pada pasien dengan iskemia yang diketahui dengan angina

atau nyeri tanpa kerja, pada pasien dengan kolesterolemia dan penyakit jantung.

Keluarga yang mengalami nyeri dada pada penyakit katup, gangguan kontraktilitas,

gagal ventrikel, dan abnormalitas sirkulasi. Catatan : 10% pasien dengan angina

tidak stabil mempunyai arteri koroner yang tampak normal. (Doenges, 1999: 74)

H. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Medis

Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan kebutuhan

oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini

dicapai melalui terapi farmakologi dan kontrol terhadap faktor resiko.secara bedah

tujuan ini dicapai melalui revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas

arteri koroner atau angioplasti koroner transliminal perkutan (PTCA = percutaneous

transluminal coronary angioplasty), (didiskusikan di bawah). Biasanya diterapkan

kombinasi antara terapi medis dan pembedahan.

4

Page 5: Askep Angina Pektoris

Seperti yang akan didiskusikan kemudian, terdapat beberapa pendekatan yang

akhir-akhir ini sering di gunakan untuk revaskularisasi jantung. Tiga teknik utama

yang menawarkan penyembuhan bagi klien dengan penyakit arteri koroner

mencakup penggunaan alat intrakoroner utnuk meningkatkan aliran darah,

penggunaan untuk menguapkan plak dan endarterektomi koroner perkutan untuk

mengangkat obstruksi. Penelitian yang bertujuan untuk membandingkan hasil akhir

yang dipakai oleh salah satu atau seluruh teknik diatas, melalui bedah pintas

koroner dan PTCA sedang dilakukan. Ilmu pengetahuan terus dikembangkan untuk

mengurangi gejala dan kemunduran proses angina yang di derita pasien.

2. Penatalaksanaan Keperawatan

a. Berikan posisi semifowler

b. Berikan oksigen konsentrasi tinggi (6-10 liter/menit)

c. Kolaborasi pemberian nitrogen, bete bloker dan kalsium anatagonis)

d. Monitor tekanan darah, nadi dan pernapasan

e. Lakukan EGC

f. Observasi bunyi jantung

g. Observasi adanya mual, muntah dan konstipasi ( Smeltzer, 2001: 780)

5

Page 6: Askep Angina Pektoris

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ANGINA PEKTORIS

A. Pengkajian

1. Indentitas Klien

Nama                   : Tn. A

Jenis kelamin       : Laki-laki

Umur                   : 50 tahun

Pendidikan          : SMA

Pekerjaan             : Wiraswasta

Alamat                : Jl. Jawa RT 05 Sukamrindu, Bengkulu

Penanggung jawab : Ny. M

Hub. Dg pasien   : Istri

Alamat                : Jl. Jawa RT 05 Sukamrindu, Bengkulu

2. Riwayat Kesehatan

o Keluhan Utama

Pasien mengatakan nyeri di bagian dada sebelah kiri seperti tertekan dan

dadanya terasa berat, rasa nyeri ini dirasakan menjalar ke lengan sebelah kiri

dan di daerah punggung.

o Kesehatan Masa Lalu

Klien pernah di rawat di Rumah Sakit dengan keluhan yang sama, klien juga

memiliki riwayat penyakit jantung, penyakit sistem pernafasan dan hipertensi.

o Kesehatan Keluarga

Dalam keluarga pasien, terdapat adanya riwayat penyakit Angina Pektoris.

Keluarga yang menderita penyakit yang sama adalah bapak dari pasien.

3. Aktivitas sehari-hari

NO

Aktivitas Sehari-hari Di Rumah Di Rumah Sakit

1. Nutrisi-Kebiasaan Makan-Menu makan-Porsi makan

3x sehariNasi,lauk pauk,sayur1 porsi makan

3x sehariNasi,lauk pauk,sayur3/4 porsi makan

6

Page 7: Askep Angina Pektoris

2.

3.

4.

-kesulitan menelan & mengunyah-Mual dan Muntah-Jenis minuman-Jumlah minuman

Pola EliminasiBAB-Warna-Bau-Konsistensi-KebiasaanBAK-Warna-Bau-Kebiasaan

Pola Istirahat dan Tidur-Kebiasaan tidur-Gangguan tidur

Personal Hygeine-Mandi-Kebiasaan gosok gigi-Cuci rambut-Kebiasaan cuci rambut-Pemeliharaan kuku

Tidak ada

Tidak adaAir putih7-9 gelas sehari

Kuning kecoklatanKhasLembek1x sehari

Kuning jernihKhas5-7x sehari

6-7 jam sehariTidak ada

2x sehari2x sehari2x sehariSetiap hari1x seminggu

Tidak ada

Tidak adaAir putih3-5 gelas sehari

Kuning kecoklatanKhasSedikit keras3 hari sekali

Kuning pekatKhas2-3x sehari

8-9 jam sehariTidak ada

Belum pernahBelum pernahBelum pernahBelum pernahBelum pernah

4. Riwayat Psikososial dan Spiritual

a. Psikososial

Pasien cemas dengan keadaan sakitnya, ditandai dengan pasien gelisah dan

sering bertanya tentang kesembuhan penyakitnya.

b. Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang wiraswasta yang tinggal di rumah pribadinya, ia

menafkahi seorang istri dan tiga orang anaknya. Tingkat ekonominya tergolong

kedalam kelas menengah.

c. Spiritual

Selama pasien sakit, ia tidak melakukan ibadah shalatnya.

5. TTV dan Pemeriksaan Fisik

Pernafasan       : 28x/menit

7

Page 8: Askep Angina Pektoris

Nadi                : 120x/menit

Suhu                : 350 C

TD                   : 140/80 mmHg

6. Pemeriksaan Head to Toe (Sistem)

a. Keadaan Umum             : Cemas

b. Kesadaran                      : Compos mentis

c. S. Penglihatan                : Reaksi pupil baik, Konjungtiva pucat

d. S. Pernafasan (Hidung)  : Adanya pernafasan cuping hidung

e. S. Pencernaan (mulut)    : Mukosa kering

f. Ekstremitas                    : Mengalami kelemahan

B. Analisa Data

No Data senjang Etiologi Masalah

1

2

3

DS : Pasien mengatakan nyeri di

bagian dada sebelah kiri

DO: Pasien nampak kesakitan,

gelisah, tangan pasien memegangi

dada dibagian sebelah kiri

DS : Pasien merasakan kelelahan

dan tidak berdaya setelah latihan

DO : Kulit pasien dingin, pucat dan

dispnea

DS : Pasien mengatakan takut jika

penyakitnya tidak akan sembuh

DO: Pasien terlihat ketakutan,

cemas dan gelisah

Nyeri daerah dada

Perubahan inotropik

Krisis situasi

Gangguan rasa

nyaman

Penurunan curah

jantung

Gangguan ansietas

C. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman b/d nyeri daerah dada

2. Penurunan curah jantung b/d perubahan inotropik

3. Gangguan ansietas b/d krisis situasi

8

Page 9: Askep Angina Pektoris

D. Intervensi

Diagnosa Keperawatan

Tujuan Intervensi

Intervensi Rasional

Gangguan rasa nyaman b/d nyeri daerah dada

Rasa nyeri dada sebelah kiri pasien berkurang atau menghilang

1. Anjurkan pasien atau keluarga untuk memberitahu perawat dengan cepat jika terjadi nyeri dada

2. Istirahatkan pasien secara total selama episode Angina

3. Kolaborasi pemberian obat anti Angina sesuai indikasi

1. Nyeri dan penurunan curah jantung dapat merangsang sistem syaraf simpatis untuk mengeluarkan sejumlah besar norepinefrin yang meningkatkan agregasi trombosit

2. Menurunkan kebutuhan oksigen dan meminimalkan resiko cidera jaringan

3. Mengurangi rasa nyeri pada pasien

Penurunan curah jantung b/d perubahan inotropik

Pasien tidak mengalami dispnea, menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas

1. Pantau kecepatan irama jantung

2. Pertahankan tirah baring pada posisi nyaman selama episode akut

3. Kolaborasi pemberian oksigen tambahan sesuai indikasi

1. Pasien Angina tidak stabil, mengalami peningkatan disritmia yang mengancam hidup secara akut

2. Menurunkan konsumsi oksigen / kebutuhan, menurunkan kerja miokard dan resiko dekompensasi

3. Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard / mencegah iskemia

Gangguan ansietas b/d krisis situasi

Ansietas menurun sampai batas yang bisa diatasi

1. Jelaskan tujuan tes dan prosedur

2. Dorong keluarga dan teman untuk menganggap pasien seperti sebelumnya

1. Menurunkan cemas dan takut terhadap diagnose

2. Meyakinkan pasien bahwa peran dala keluarga dan kerja tidak berubah

9

Page 10: Askep Angina Pektoris

E. Implementasi

Diagnosa Keperawatan

Implementasi Evaluasi

Gangguan rasa nyaman b/d nyeri daerah dada

1. Menganjurkan pasien atau keluarga untuk memberitahu perawat dengan cepat jika terjadi nyeri dada

2. Mengistirahatkan pasien secara total selama episode Angina

3. Melakukan kolaborasi pemberian obat anti Angina sesuai indikasi

S : Pasien mengatakan nyeri dadanya telah berkurangO : Pasien tampak tidak kesakitan lagi dan tangannya tidak memegangi daerah dada lagiA : Masalah teratasi sebagianP : intervensi kolaborasi pemberian obat dilanjutkan

Penurunan curah jantung b/d perubahan inotropik

1. Memantau kecepatan irama jantung

2. Mempertahankan tirah baring pada posisi nyaman selama episode akut

3. Melakukan kolaborasi pemberian oksigen tambahan sesuai indikasi

S : Pasien berkata bahwa ia merasa kuat kembaliO : Pasien tidak lagi dibantu dalam malakukan aktivitasA : Masalah teratasiP : Intervensi dihentikan

Gangguan ansietas b/d krisis situasi

1. Menjelaskan tujuan tes dan prosedur

2. Mendorong keluarga dan teman untuk menganggap pasien seperti sebelumnya

S : Pasien berkata bahwa ia lebih tenang,tidak takut lagiO : Pasien tampak tidak cemas lagi dan lebih tenangA : Masalah teratasiP : Intervensi dihentikan

10

Page 11: Askep Angina Pektoris

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Angina pectoris atau disebut juga Angina duduk adalah penyakit jantung siskemik

didefenisikan sebagai berkurangannya pasokan oksigen dan menurunnya aliran darah

ke dalam miokardium. Gangguan tersebut bisa karena suplai oksigen yang turun

(adanya aterosklerosis koroner atau spasme arteria koroner ) atau kebutuhan oksigen

yang meningkat. Sebagai manisfestasi keadaan tersebet akan timbul angina pectoris

yang pada akhirnya dapat berkembang menjadi infark miokard. Angina pectoris di bagi

menjadi 3 jenis yaitu : anina klasik (stabil), angina varian dab angina tidak stabil.

Angina klasik biasanya terjadi saat pasien melakukan aktivitas fisik, sedangkan

angina varian biasanya terjadi pada saat istirahat dan biasa terjadi pada pagi hari.

Angina tidak stabil tidak dapat diprediksi waktu kejadiannya, dapat terjadi saat istirahat

dan bias terjadi saat melakukan kegiatan fisik. Obat anti angina terdiri dari berbagai

macam golongan. Pilihan terapi pengobatan angina vektoris meliputi golongan nitat,

beta bloker, dan Ca channel antagonis.

B. Saran

Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam pembuatan

makalah agar dapat membuat makalah yang baik dan benar.

Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk

mahasiswa keperawatan agar mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien

angina pectoris.

11

Page 12: Askep Angina Pektoris

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marlynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta; EGC.

Soeparman. 1987. Penyakit Dalam. Jakarta; Balai Penerbit FKUI.

Smetzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah.Jakarta : EGC.

Carpenito, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta:

EGC.

12