BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angina pectoris atau disebut juga Angina duduk adalah penyakit jantung siskemik
didefenisikan sebagai berkurangannya pasokan oksigen dan menurunnya aliran darah
ke dalam miokardium. Gangguan tersebut bisa karena suplai oksigen yang turun
(adanya aterosklerosis koroner atau spasme arteria koroner ) atau kebutuhan oksigen
yang meningkat. Sebagai manisfestasi keadaan tersebet akan timbul angina pectoris
yang pada akhirnya dapat berkembang menjadi infark miokard. Angina pectoris di bagi
menjadi 3 jenis yaitu : anina klasik (stabil), angina varian dab angina tidak stabil.
Angina klasik biasanya terjadi saat pasien melakukan aktivitas fisik, sedangkan
angina varian biasanya terjadi pada saat istirahat dan biasa terjadi pada pagi hari.
Angina tidak stabil tidak dapat diprediksi waktu kejadiannya, dapat terjadi saat istirahat
dan bias terjadi saat melakukan kegiatan fisik. Obat anti angina terdiri dari berbagai
macam golongan. Pilihan terapi pengobatan angina vektoris meliputi golongan nitat,
beta bloker, dan Ca channel antagonis.
Angina pectoris merupakan istilah medis untuk nyeri dada atau
ketidaknyamanan karena penyakit jantung koroner. Angina adalah gejala dari suatu
keadaan yang disebut iskemia miokard. Hal ini terjadi ketika otot jantung (miokardium)
tidak mendapatkan sebanyak darah ( sehingga lebih banyak oksigen) seperti kebutuhan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah tentang asuhan keperawatan pada
klien dengan Angina Pektoris.
C. Tujuan
Untuk mempelajari tentang asuhan keperawatan pada klien dengan Angina
Pektoris.
BAB II
1
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Angina pektoris ialah suatu klinis dimana pasien mendapat serangan sakit dada
yang khas, seperti ditekan/terasa berat didada yang menjalar ke lengan kiri. Biasanya
timbul pada waktu pasien melakukan aktivitas dan segera hilang bila pasien
menghentikan aktivitas. (Sjaifoellah, 1996: 249)
Angina Pektoris adalah nyeri dadainterminten yang disebabkan oleh iskemia
miokardium yang reversibel dan sementara. (Robbins, 2007: 409)
Angina Pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau
paroksisma nyeri atau perasaan tertekan didada depan. (Smeltzer, 2009: 779).
B. Klasifikasi
1. Angina stabil atau angina klasik
Terjadi suaktu arteri koroner yang ameroskerotik tidak dapat bedilatasi untuk
meningkatkan aliran darah saat terjadi peningkatan kebutuhanoksegen.
2. Angina prinzmetal
Terjadi tanpa peningkatan beban kerja jantung
3. Angina tidak stabil
Merupakan kombinasi dari angina klasik dan angina varian
C. Etiologi
Angina Pektoris diperkirakan karena berkurangnya aliran darah koroner,
menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak kuat, atau dengan kata lain, suplai
kebutuhan oksigen jantung meningkat.
Angina biasanya diakibatkan oleh penyakit jantung ateroklerotik dan hampir selalu
berhubungan dengan sumbatan arteri koroner utama.
Sejumlah faktor yang dapat menimbulkan nyeri angina :
1. Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan
oksigen.
2. Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokontriksi dan peningkatan
tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen.
2
3. Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah masentrik untuk
pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah untuk suplai jantung (pada
jantung yang sudah sangat parah, pintasan darah untuk pencernaan membuat nyeri
angina semakin buruk).
4. Stres atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan, menyebabkan
frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan menigkatnya tekanan
darah, dengan demikian beban kerja jantung juga meningkat. (Smeltzer, 2001: 779)
D. Tanda dan Gejala
1. Nyeri pada dada
2. Pasien memperlihatkan rasa sesak dan tercekik terus menerus.
3. Rasa faal / lemah dilengan atas.
4. Pergelangan tangan dan tangan mulai nyeri. (Smeltzer, 2001: 780)
E. Patofisiologi
Sakit dada pada angina pektoris disebabkan karena timbulnya iskemia miokard.
Karena suplai darah dan oksigen ke miokard berkurang yang disebabkan karena
penyempita pembuluh darah koroner karena proses ateroeklerosis. Walaupun
kebutuhan suplai darah berkurang masih cukup untuk memenuhi kebutuhan miokard
pada waktu istirahat. Oleh karena itu sakit dada angina timbul pada waktu pasien
melakukan aktivitas fisik, misalnya sedang berjalan cepat atau berjalan mendaki
(Soeparman, 2001 ; 1082)
Angina Pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau
paroksisma nyeri atau perasaan tertekan didada depan. Penyebabnya diperkirakan
berkurangnya aliran darah koroner yang menyebabkan suplai oksigen kejantung tidak
adekuat, atau dengan kata lain suplai kebutuhan jantung meningkat.Angina biasanya
diakibatkan oleh penyakit jantung ateros klerotik dan hampir selalu berhubungan
dengan sumbatan arteri koroner utama. (Smeltzer, 2009: 779).
F. Komplikasi
1. Infraksi miokardium yang akut (serangan jantung).
2. Kematian karena serangan jantung secara mendadak.
3. Aritma kardiak.
3
4. Hipoksemia
5. Trombosis vena dalam
6. Syok kardiogenik (Carpenito, 1999: 68)
G. Pemeriksaan Diagnosa
1. Enzim / isoenzim jantung, biasanya DBM : meningkat, menunjukkan kerusakan
miokard.
2. EKG : biasanya normal bila pasien istirahat tetapi datar depresi pada segmen ST
gelombang T menunjukkan iskemia. Peninggian ST atau penurunan lebih dari 1
mm selama nyeri tanpa abnormalitas bila bebas nyeri menunjukkan Iskemia
Miokard Transien Distritmia dan blok jantung juga ada.
3. Foto Dada
Biasanya normal, namun infiltrat mungkin ada menunjukkan dekompensasi jantung
atau komplikasi paru.
4. Kolesterol / trigeliserida serum
Mungkin meningkat (faktor resiko CAD).
5. Kateterisasi jantung dengan Angiografi
Di indikasikan pada pasien dengan iskemia yang diketahui dengan angina
atau nyeri tanpa kerja, pada pasien dengan kolesterolemia dan penyakit jantung.
Keluarga yang mengalami nyeri dada pada penyakit katup, gangguan kontraktilitas,
gagal ventrikel, dan abnormalitas sirkulasi. Catatan : 10% pasien dengan angina
tidak stabil mempunyai arteri koroner yang tampak normal. (Doenges, 1999: 74)
H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan kebutuhan
oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini
dicapai melalui terapi farmakologi dan kontrol terhadap faktor resiko.secara bedah
tujuan ini dicapai melalui revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas
arteri koroner atau angioplasti koroner transliminal perkutan (PTCA = percutaneous
transluminal coronary angioplasty), (didiskusikan di bawah). Biasanya diterapkan
kombinasi antara terapi medis dan pembedahan.
4
Seperti yang akan didiskusikan kemudian, terdapat beberapa pendekatan yang
akhir-akhir ini sering di gunakan untuk revaskularisasi jantung. Tiga teknik utama
yang menawarkan penyembuhan bagi klien dengan penyakit arteri koroner
mencakup penggunaan alat intrakoroner utnuk meningkatkan aliran darah,
penggunaan untuk menguapkan plak dan endarterektomi koroner perkutan untuk
mengangkat obstruksi. Penelitian yang bertujuan untuk membandingkan hasil akhir
yang dipakai oleh salah satu atau seluruh teknik diatas, melalui bedah pintas
koroner dan PTCA sedang dilakukan. Ilmu pengetahuan terus dikembangkan untuk
mengurangi gejala dan kemunduran proses angina yang di derita pasien.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Berikan posisi semifowler
b. Berikan oksigen konsentrasi tinggi (6-10 liter/menit)
c. Kolaborasi pemberian nitrogen, bete bloker dan kalsium anatagonis)
d. Monitor tekanan darah, nadi dan pernapasan
e. Lakukan EGC
f. Observasi bunyi jantung
g. Observasi adanya mual, muntah dan konstipasi ( Smeltzer, 2001: 780)
5
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ANGINA PEKTORIS
A. Pengkajian
1. Indentitas Klien
Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 50 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Jawa RT 05 Sukamrindu, Bengkulu
Penanggung jawab : Ny. M
Hub. Dg pasien : Istri
Alamat : Jl. Jawa RT 05 Sukamrindu, Bengkulu
2. Riwayat Kesehatan
o Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri di bagian dada sebelah kiri seperti tertekan dan
dadanya terasa berat, rasa nyeri ini dirasakan menjalar ke lengan sebelah kiri
dan di daerah punggung.
o Kesehatan Masa Lalu
Klien pernah di rawat di Rumah Sakit dengan keluhan yang sama, klien juga
memiliki riwayat penyakit jantung, penyakit sistem pernafasan dan hipertensi.
o Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga pasien, terdapat adanya riwayat penyakit Angina Pektoris.
Keluarga yang menderita penyakit yang sama adalah bapak dari pasien.
3. Aktivitas sehari-hari
NO
Aktivitas Sehari-hari Di Rumah Di Rumah Sakit
1. Nutrisi-Kebiasaan Makan-Menu makan-Porsi makan
3x sehariNasi,lauk pauk,sayur1 porsi makan
3x sehariNasi,lauk pauk,sayur3/4 porsi makan
6
2.
3.
4.
-kesulitan menelan & mengunyah-Mual dan Muntah-Jenis minuman-Jumlah minuman
Pola EliminasiBAB-Warna-Bau-Konsistensi-KebiasaanBAK-Warna-Bau-Kebiasaan
Pola Istirahat dan Tidur-Kebiasaan tidur-Gangguan tidur
Personal Hygeine-Mandi-Kebiasaan gosok gigi-Cuci rambut-Kebiasaan cuci rambut-Pemeliharaan kuku
Tidak ada
Tidak adaAir putih7-9 gelas sehari
Kuning kecoklatanKhasLembek1x sehari
Kuning jernihKhas5-7x sehari
6-7 jam sehariTidak ada
2x sehari2x sehari2x sehariSetiap hari1x seminggu
Tidak ada
Tidak adaAir putih3-5 gelas sehari
Kuning kecoklatanKhasSedikit keras3 hari sekali
Kuning pekatKhas2-3x sehari
8-9 jam sehariTidak ada
Belum pernahBelum pernahBelum pernahBelum pernahBelum pernah
4. Riwayat Psikososial dan Spiritual
a. Psikososial
Pasien cemas dengan keadaan sakitnya, ditandai dengan pasien gelisah dan
sering bertanya tentang kesembuhan penyakitnya.
b. Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang wiraswasta yang tinggal di rumah pribadinya, ia
menafkahi seorang istri dan tiga orang anaknya. Tingkat ekonominya tergolong
kedalam kelas menengah.
c. Spiritual
Selama pasien sakit, ia tidak melakukan ibadah shalatnya.
5. TTV dan Pemeriksaan Fisik
Pernafasan : 28x/menit
7
Nadi : 120x/menit
Suhu : 350 C
TD : 140/80 mmHg
6. Pemeriksaan Head to Toe (Sistem)
a. Keadaan Umum : Cemas
b. Kesadaran : Compos mentis
c. S. Penglihatan : Reaksi pupil baik, Konjungtiva pucat
d. S. Pernafasan (Hidung) : Adanya pernafasan cuping hidung
e. S. Pencernaan (mulut) : Mukosa kering
f. Ekstremitas : Mengalami kelemahan
B. Analisa Data
No Data senjang Etiologi Masalah
1
2
3
DS : Pasien mengatakan nyeri di
bagian dada sebelah kiri
DO: Pasien nampak kesakitan,
gelisah, tangan pasien memegangi
dada dibagian sebelah kiri
DS : Pasien merasakan kelelahan
dan tidak berdaya setelah latihan
DO : Kulit pasien dingin, pucat dan
dispnea
DS : Pasien mengatakan takut jika
penyakitnya tidak akan sembuh
DO: Pasien terlihat ketakutan,
cemas dan gelisah
Nyeri daerah dada
Perubahan inotropik
Krisis situasi
Gangguan rasa
nyaman
Penurunan curah
jantung
Gangguan ansietas
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman b/d nyeri daerah dada
2. Penurunan curah jantung b/d perubahan inotropik
3. Gangguan ansietas b/d krisis situasi
8
D. Intervensi
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi
Intervensi Rasional
Gangguan rasa nyaman b/d nyeri daerah dada
Rasa nyeri dada sebelah kiri pasien berkurang atau menghilang
1. Anjurkan pasien atau keluarga untuk memberitahu perawat dengan cepat jika terjadi nyeri dada
2. Istirahatkan pasien secara total selama episode Angina
3. Kolaborasi pemberian obat anti Angina sesuai indikasi
1. Nyeri dan penurunan curah jantung dapat merangsang sistem syaraf simpatis untuk mengeluarkan sejumlah besar norepinefrin yang meningkatkan agregasi trombosit
2. Menurunkan kebutuhan oksigen dan meminimalkan resiko cidera jaringan
3. Mengurangi rasa nyeri pada pasien
Penurunan curah jantung b/d perubahan inotropik
Pasien tidak mengalami dispnea, menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas
1. Pantau kecepatan irama jantung
2. Pertahankan tirah baring pada posisi nyaman selama episode akut
3. Kolaborasi pemberian oksigen tambahan sesuai indikasi
1. Pasien Angina tidak stabil, mengalami peningkatan disritmia yang mengancam hidup secara akut
2. Menurunkan konsumsi oksigen / kebutuhan, menurunkan kerja miokard dan resiko dekompensasi
3. Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard / mencegah iskemia
Gangguan ansietas b/d krisis situasi
Ansietas menurun sampai batas yang bisa diatasi
1. Jelaskan tujuan tes dan prosedur
2. Dorong keluarga dan teman untuk menganggap pasien seperti sebelumnya
1. Menurunkan cemas dan takut terhadap diagnose
2. Meyakinkan pasien bahwa peran dala keluarga dan kerja tidak berubah
9
E. Implementasi
Diagnosa Keperawatan
Implementasi Evaluasi
Gangguan rasa nyaman b/d nyeri daerah dada
1. Menganjurkan pasien atau keluarga untuk memberitahu perawat dengan cepat jika terjadi nyeri dada
2. Mengistirahatkan pasien secara total selama episode Angina
3. Melakukan kolaborasi pemberian obat anti Angina sesuai indikasi
S : Pasien mengatakan nyeri dadanya telah berkurangO : Pasien tampak tidak kesakitan lagi dan tangannya tidak memegangi daerah dada lagiA : Masalah teratasi sebagianP : intervensi kolaborasi pemberian obat dilanjutkan
Penurunan curah jantung b/d perubahan inotropik
1. Memantau kecepatan irama jantung
2. Mempertahankan tirah baring pada posisi nyaman selama episode akut
3. Melakukan kolaborasi pemberian oksigen tambahan sesuai indikasi
S : Pasien berkata bahwa ia merasa kuat kembaliO : Pasien tidak lagi dibantu dalam malakukan aktivitasA : Masalah teratasiP : Intervensi dihentikan
Gangguan ansietas b/d krisis situasi
1. Menjelaskan tujuan tes dan prosedur
2. Mendorong keluarga dan teman untuk menganggap pasien seperti sebelumnya
S : Pasien berkata bahwa ia lebih tenang,tidak takut lagiO : Pasien tampak tidak cemas lagi dan lebih tenangA : Masalah teratasiP : Intervensi dihentikan
10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Angina pectoris atau disebut juga Angina duduk adalah penyakit jantung siskemik
didefenisikan sebagai berkurangannya pasokan oksigen dan menurunnya aliran darah
ke dalam miokardium. Gangguan tersebut bisa karena suplai oksigen yang turun
(adanya aterosklerosis koroner atau spasme arteria koroner ) atau kebutuhan oksigen
yang meningkat. Sebagai manisfestasi keadaan tersebet akan timbul angina pectoris
yang pada akhirnya dapat berkembang menjadi infark miokard. Angina pectoris di bagi
menjadi 3 jenis yaitu : anina klasik (stabil), angina varian dab angina tidak stabil.
Angina klasik biasanya terjadi saat pasien melakukan aktivitas fisik, sedangkan
angina varian biasanya terjadi pada saat istirahat dan biasa terjadi pada pagi hari.
Angina tidak stabil tidak dapat diprediksi waktu kejadiannya, dapat terjadi saat istirahat
dan bias terjadi saat melakukan kegiatan fisik. Obat anti angina terdiri dari berbagai
macam golongan. Pilihan terapi pengobatan angina vektoris meliputi golongan nitat,
beta bloker, dan Ca channel antagonis.
B. Saran
Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam pembuatan
makalah agar dapat membuat makalah yang baik dan benar.
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk
mahasiswa keperawatan agar mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien
angina pectoris.
11
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marlynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta; EGC.
Soeparman. 1987. Penyakit Dalam. Jakarta; Balai Penerbit FKUI.
Smetzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah.Jakarta : EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta:
EGC.
12
Recommended