26
KONSEP MEDIS A. Definisi Bursitis adalah peradangan bursa, yang terjadi pada tempat perlekatan tendon atau otot dengan tulang oleh sebab yang belum diketahui dengan pasti. Bursitis adalah peradangan pada bursa yang disertai rasa nyeri. Bursa adalah kantong datar yang mengandung cairan sinovial, yang memudahi pergerakan normal dari beberapa sendi pada otot dan mengurangi gesekan. Bursa terletak pada sisi yang mengalami gesekan, terutama di tempat dimana atau otot melewati tulang. Dalam keadaan normal, sebuah bursa mengandung sangat sedikit cairan. Tetapi jika terluka, bursa akan meradang dan terisi oleh cairan. Bursa yang sering terkena adalah : 1. Bursa sub akromial dan bursa deltoid pada bahu yaitu bursa yang paling penting dalam tubuh, inflamasi pada bursa ini menimbulkan perasaan nyeri akut serta pergerakan yang terbatas terutama gerakan abduksi pada sendi bahu, dan nyeri menetap pada insersi deltoid terutama pada malam hari. Sering kali sekunder akibat robeknya bungkus rotator yang terjadi tanpa di ketahui. 2. Bunion bursitis yaitu daerah pembengkakan yang mengeras pada permukaan metakarpofalangeal I. penanggulangan dengan aspirasi cairan pada bagian yang membengkak dan suntikan kortikosteroid local. 3. Bursitis Achilles yang terdapat pada perlekatan tendon Achilles dengan tulang kallaneus (retrokalkaneal bursa) dan di antara bursa tersebut dan kulit (bursa sub kutaneous). Menimbulkan rasa nyeri di daerah tersebut terutama pada kalkaneus posterior. Mudah untuk melakukan suntikan kortikosteroid dan xilokain pada daerah pembengkakan

Askep Bursitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sistem Muskuloskeletal

Citation preview

KONSEP MEDISA. DefinisiBursitis adalah peradangan bursa, yang terjadi pada tempat perlekatan tendon atau otot dengan tulang oleh sebab yang belum diketahui dengan pasti.Bursitis adalah peradangan pada bursa yang disertai rasa nyeri. Bursa adalah kantong datar yang mengandung cairan sinovial, yang memudahi pergerakan normal dari beberapa sendi pada otot dan mengurangi gesekan. Bursa terletak pada sisi yang mengalami gesekan, terutama di tempat dimana atau otot melewati tulang. Dalam keadaan normal, sebuah bursa mengandung sangat sedikit cairan. Tetapi jika terluka, bursa akan meradang dan terisi oleh cairan.Bursa yang sering terkena adalah :1. Bursa sub akromial dan bursa deltoid pada bahu yaitu bursa yang paling penting dalam tubuh, inflamasi pada bursa ini menimbulkan perasaan nyeri akut serta pergerakan yang terbatas terutama gerakan abduksi pada sendi bahu, dan nyeri menetap pada insersi deltoid terutama pada malam hari. Sering kali sekunder akibat robeknya bungkus rotator yang terjadi tanpa di ketahui.2. Bunion bursitis yaitu daerah pembengkakan yang mengeras pada permukaan metakarpofalangeal I. penanggulangan dengan aspirasi cairan pada bagian yang membengkak dan suntikan kortikosteroid local.3. Bursitis Achilles yang terdapat pada perlekatan tendon Achilles dengan tulang kallaneus (retrokalkaneal bursa) dan di antara bursa tersebut dan kulit (bursa sub kutaneous). Menimbulkan rasa nyeri di daerah tersebut terutama pada kalkaneus posterior. Mudah untuk melakukan suntikan kortikosteroid dan xilokain pada daerah pembengkakan di sini, tetapi harus hati-hati tidak boleh ada bolus pada tendon untuk menghindari risiko rupture.4. Heel spur bursitis. Menimbulkan rasa nyeri pada daerah tumit. Suntikan local kortikosteroid dan atau lidokain sangat membantu.5. Anserin bursitis, sering disalah tafsirkan sebagai osteortritis karena dijumpai pada wanita tua bertubuh gemuk, yaitu berupa rasa nyeri, tegang (tender) dan kadang-kadang membengkak dan terasa panas di daerah lutut bagian medial inferior, distal garis sendi.6. Bursitis pre patellar (house maids knee dengan keluhan yang khas pada lutut, yaitu rasa nyeri sewaktu berlutut, terasa kaku, bengkak dan berwarna merah pada bagian anterior lutut (patela). Penyebab yang paling sering karena lutut sering bertumpu pada lantai. Berbeda dengan sinovitis pada lutut yang menimbulkan pembengkakan di daerah belakang bagian pinggir lutut.7. Bursitis olekranon, terdapat pada puncak siku (tip). Hal ini sering terjadi pada posisi dengan menggunakan siku atau sering jalan tiarap. Walaupun inflamasinya jelas tetapi kadang-kadang rasa nyeri hanya minimal. Juga dapat timbul pada artristis rheumatoid, gout, akibat trauma dan infeksi. Pencegahan dilakukan dengan memakai alas karet busa untuk protektif. Kalau perlu dapat diberi suntikan local kortikosteroid.8. Bursitis kalkaneal, ada 3 bursa di sekeliling kalkanrus yang dapat mengalami inflamasi dan menimbulkan rasa sakit yaitu : Bursitis retro kalkaneal pada bagian anterior Achilles .Bursitis post kalkaneal pada bagian posterior Achilles Bursitis sub kalkaneal pada bagian inferior tulang kalkaneus. Bursitis yang berulang-ulang di tempat ini dapat mengakibatkan tebdnitis pada Achilles dan dapat mengakibatkan rupture tendon.9. Bursitis pada ibu jari metakarpofangeal I, kelingking dan tumit. Hal ini terutama di sebabkan ukuran sepatu yang tidak sesuai.10. Bursitis hip (pada pinggul), ada 3 yang terpenting yaitu : Bursitis trokanter, pada inseri otot gluteus medius di trokanter femur, menimbulkan rasa nyeri pada bagian lateral pinggul sebelah bawah trokanter dan dapat menjalar ke bawah, ke kaki atau lutut. Rasa nyeri istimewa pada malam hari dan bertamnah nyeri kalau dibengkokkan, rotasi internal atau kalau mendapat penekanan di daerah trokanter tersebut dijumpai otot-otot menegang kaku. Dan pada foto roentgen terlihat adanya deposit kalsium. Penanggulangan dengan suntikan local lidocain 1%. Bursitis iliopektineal, menimbulkan rasa nyeri dan tegang di daerah lateral segi tiga skarpa (daerah segi tiga yang dibatasi oleh ligament inguinal,Bursitis digolongkan menjadi 2 : Bursitis akut terjadi secara mendadak. Jika disentuh atau digerakkan, akan timbul nyeri di daerah yang meradang.Kulit diatas bursa tampak kemerahan dan membengkak. Bursitis akut yang disebabkan oleh suatu infeksi atau gout menyebabkan nyeri luar biasa dan daerah yang terkena tampak kemerahan dan teraba hangat.Bursitis kronis merupakan akibat dari serangan bursitis akut sebelumnya atau cedera yang berulang. Pada akhirya, dinding bursa akan menebak dan di dalamnya terkumpul endapan kalsium padat yang menyerupai kapur. Bursa yang telah mengalami kerusakan sangat peka terhadap peradangan tanbah. Nyeri menahun dan pembengkakan bisa membatasi pregerakan, sehingga otot mengalami penciutan (atrofi) dan menjadi lemah. Serangan bursitis kronis berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa minggu dan sering kambuh.

B. EtiologiPenyebabnya sering kali tidak diketahui, tetapi burnitis dapa disebabkan oleh :1. Cedera2. Gout3. Pseudogout4. Arthritis rematoid5. Infeksi.Yang paling mudah terkena bursitis adalah bahu, bagian tubuh lainnya yang juga terkena bursitis adalah sikut, pinggul, lutut, jari kaki, dan tumit.

C. Manifestasi KlinikGejala utama pada bursitis pada umunya berupa pembengkakan lokal, panas, merah, dan nyeri. Bursitis menyebabkan nyeri dan cenderung membatasi pergerakan, tetapi gejala yang khusus tergantung kepada lokasi bursa yang meradang. Jika bursa di bahu meradang, maka jika penderita mengangkat lengannya untuk memakai baju akan mengalami kesulitan dan merasakan nyeri.

D. PatofisiologiBursitis trokanter dan tendinitis insersi aponeutosis otot gluteus di trokanter mayor sering dikelirukan dengan penyakit intra antrikuler. Tendinitis M. gluteus medsus dan M. gluteus minimus pada insersinya di dalam trokanter mayor adalah penyakit tersering panggul pada usia pertengahan dan lanjut. Inflamasi di daerah insersi otot tersebut biasanya juga meliputi burse trokanter yang terletak di sub cutan, dengan nyeri lokal di posterolateral prominensia ( menonjol di atas permukaan ) trokanter. Gejala utama bursitis dan tendinitis panggul ialah nyeri lokal yang meliputi trokanter mayor dan nyeri saat melakukan rotasi ekstrem atau abduksi panggul. Penderita mengeluh nyeri panggul, biasanya menjadi lebih hebat pada eksuserbasi dan beralih ke sisi lateral paha. Biasanya panggul teraba hangat dan kulit meliputi trokanter mayor terlihat kemerahan.Karena nyeri di bokong dan panggul keatas berhubungan dengan penyakit tulang belakang daerah lumbal. Penyakit degeneratif diskus invertebratalis dan iskias pada bursitis terdapat nyeri setempat pada palpasi burse, sedangkan gerak mengangkat tungkai yang lurus tidak menimbulkan nyeri, nyeri ini perlu pula dibedakan dengan penyakit intra artikuler endo rotasi maksimal akan menimbulkan nyeri tetapi pada bursitis tidak demikian pada penyakit sendi panggul perkusi di tumit dengan tungkai lurus akan meningkatkan nyeri tidak demi penanggulangan.Bersifat simptomatik dengan istirahat dan obat anti inflamasi. Nyeri biasanya menghilang dalam waktu 2 3 hariE. Pemeriksaan DiagnostikDiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. Daerah di sekitar bursa terasa sakit jika diraba dan pergerakan sendi tertentu menimbulkan nyeri. Jika bursa tampak membengkak, bisa diambil contoh cairan dari bursa dan dilakukan pemeriksaan terhadap cairan untuk menentukan penyebab dari peradangan.

F. Penatalaksanaan1. Bursa yang terinfeksi harus dikeringkan dan diberikan antibiotik. 2. Bursitis akut non-infeksius biasanya diobati dengan istirahat, dimana untuk sementara waktu sendi yang terkena tidak digerakkan dan diberikan obat peradangan non-steroid (misalnya indometasin, ibuprofen atau naproksen) Kadang diberikan obat pereda nyeri. Selain itu bisa disuntikkan campuran dari obat bius lokal dan kortikosteroid langsung ke dalam bursa. Penyuntikan ini mungkin perlu dilakukan lebih dari 1 kali. 3. Pada bursitis yang berat diberikan kortikosteroid (misalnya prednison) per-oral (ditelan) selama beberapa hari. Setelah nyeri mereda, dianjurkan untuk melakukan latihan khusus guna meningkatkan daya jangkau sendi. 4. Bursitis kronis diobati dengan cara yang sama. 5. Kadang endapan kalsium yang besar di bahu bisa dibuang melalui jarum atau melalui pembedahan. 6. Kortikosteroid bisa disuntikkan langsung ke dalam sendi. 7. Terapi fisik dilakukan untuk mengembalikan fungsi sendi. Latihan bisa membantu mengembalikan kekuatan otot dan daya jangkau sendi.

G. Faktor Resiko1. Stres cedera (berlebihan) berulang-ulang. Hal ini dapat terjadi ketika berjalan, memanjat tangga, bersepeda, atau berdiri untuk jangka waktu yang panjang. 2. Hip cedera. Cedera ke titik pinggul dapat terjadi ketika jatuh ke pinggul, pinggul bertemu di tepi meja, atau berbaring pada satu sisi tubuh untuk jangka waktu yang lama. 3. Spine penyakit. Ini termasuk skoliosis, arthritis tulang belakang (bawah) lumbal, dan masalah tulang lainnya. 4. Kaki panjang ketidaksetaraan. Ketika satu kaki lebih pendek dari yang lain oleh lebih dari satu inci atau lebih, hal itu mempengaruhi cara Anda berjalan dan dapat menyebabkan iritasi bursa pinggul. 5. Rheumatoid arthritis. Hal ini membuat bursa semakin besar kemungkinan untuk menjadi meradang. 6. Bedah Sebelumnya operasi. Sekitar panggul atau implan prostetik di pinggul dapat mengiritasi bursae dan menyebabkan radang kandung lendir. 7. Tulang taji atau deposito kalsium. Ini dapat berkembang dalam tendon yang melekat pada trokanter mayor itu. Mereka dapat mengiritasi bursa dan menyebabkan peradangan.

H. Komplikasi1. Terjadinya Bursitis kronis 2. Terlalu banyak suntikan steroid selama waktu singkat dapat menyebabkan cedera pada tendon sekitarnya.

KONSEP KEPERAWATAN

A. DASAR DATA PENGKAJIAN

1. AKTIVITAS / ISTRAHAT Gejala: Kesulitan ambulasi, kekakuan sendi (memburuk pada pagi hari atau setelah periode tak aktif).Riwayat partisipasi / okupasi aktivitas olahraga yang menggunakan sendi tertentu.Ketidakmampuan untuk berpartisipasi pada aktivitas okupasi/ rekreasi pada tingkat yang diinginkan Gangguan tidur, perlambatan untuk tertidur/ bangun karena nyeri: tidak merasa istrahat dengan baik.2. SIRKULASITanda: Adanya edema; penurunan nadi pada sendi yang sakit, tungkai / jari jari3. HIGIENEGejala: Kesulitan melakukan aktivitas sehari hari.Menggunakan alat / peralatan khusus.Kebutuhan terhadap bantuan.4. NEUROSENSORITanda: Gangguan perubahan gerak pada sendi yang sakit.5. NYERI/ KENYAMANANGejala: Nyeri (tumpul, sakit, menetap), pada sendi yang sakit, memburuk dengan gerakan6. KEAMANANGejala: Cedera traumatic / fraktur pada sendi yang sakit.Tumor tulang, defotrmitas congenital.Riwayat implamasi,arthritis tak sembuh (AR atau osteoarthritis;nekrosis aseptic pada kepala sendi).

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

I. Resiko infeksi berhubungan dengan Pertahanan primer tidak adekuat (kulit robek, pemajanan sendi).II. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Nyeri dan ketidaknyamanan, gangguan musculoskeletal.III. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan Penurunan aliran darah vena/arteri. Trauma pembuluh darah; edema jaringan, ketidaktepatan lokasi/kesalahan lokasi prostese.IV. Nyeri berhubungan dengan Agen pencedera: biologik, fisik/psikologik (contoh spasme otot, prosedur bedah, penyakit sendi kronis sebelumnya, usia lanjut, ansietas).V. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurang terpajan mengingat. Salah interpretasi informasi

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

DX. I. Resiko infeksi berhubungan dengan Pertahanan primer tidak adekuat (kulit robek, pemajanan sendi).Tujuan:Mencapai penembuhan luka tepat waktu, bebas drainase purulen atau eritema, dan tidak demam. INTERVENSIRASIONAL

Mandiri

Tingkatkan cuci tangan yang baik pada staf dan pasien

Gunakan teknik aseptic atau kebersihan yang ketat sesuai indikasi untuk menguatkan/mengganti balutan dan bila menangani drain. Instruksikan pasien tidak untuk menyentuh/ menggaruk insisi.

Pertahankan alat drainase (contoh Hemovac/Jackson-Pratt).perhatikan karakteristik drainase luka

Kaji kulit/warna insisi, suhu dan integritas;perhatikan adanya eritema/inflamasi , kehilangan penyatuan luka.

Selidiki keluhan peningkatan nyeri pada luka, perubahan karakteristik nyeri.

Awasi suhu. Perhatikan adanya menggigil.

Dorong pemasukan cairan, diet tinggi protein dengan bentuk makanan kasar.

KolaborasiPertahankan isolasi ulang, bila tepat.

Berikan antibiotic sesuai indikasi.

Kultur drainase secara rutin/ sesuai kebutuhan.

Menurunkan risiko kontaminas silang.

Mencegah kontaminasi dan riisko infeksi luka, dimana dapat memerlukan pelepasan prostese.

Menurunkan risiko infeksi dengan mencegah akumulasi darah dan secret pada area sendi (media untuk pertumbuhan bakteri).drainase purulen, non-serosa, berbau mengindikasikan infeksi, dan drainase terus menerus dari insisi dapat menunjukkan terjadinya kerusakan kulit, yang berpotensi pada proses infeksi.

Memberikan informasi tentang status proses penyembuhan dan mewaspadakan staf terhadap tanda dini infeksi.

Nyeri dalam, dangkal, sakit pada area operasi dapat mengindikasikan infeksi sendi. Catatan: infeksi sangat efektif karena sendi tidak aman dari infeksi dan terjadi kehilangan prostetik.

Meskipun suhu umumnya meningkat pada fase dini pascaopersi, peninggian terjadi 5 hari atau lebih pascaoperasi dan/atau adanya menggigil biasanya mengindikasikan terjadinya infeksi memerlukan intervensi untuk mencegah komplikasi lebih serius , contoh sepsis , osteomielitis, nekrosis jaringan, dan kegagalan prostetik.

Mempertahankan keseimbangan cairan dan nutrisi untuk mendukung perfusi jaringan dan memberikan nutrisi yang perlu untuk regenerasi seluler dan penyembuhan jaringan.

Mungkin dilakukan pada awal un tuk menurunkan kontak dengan sumber kemungkinan infeksi, khususnya pada lansia, imunosupresi, atau pasien diabetic.

Mungkin berguna secara profilaktik untuk mencegah infeksi.

Meyakinkan adanya infeksi ; mengidentifikasi organism penyebab. Bakteri anaerob atau aerobic mungkin ada, yang mempengaruhi pilihan antibiotic dan terapi.

DX2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Nyeri dan ketidaknyamanan, gangguan musculoskeletal.Tujuan : Mempertahankan posisi fungsi, dibuktikan oleh tak adanya kontraktur. Menunjukkan peningkatan kekuatan dan fungsi sendi serta tungkai yang sakit. Menyatakan pemahaman pengobatan individu dan berpartisipasi dalam program rehabilitasi.INTERVENSIRASIONAL

MandiriPertahankan tirah baring awal dengan sendi yang sakit pada posisi yang dianjurkan dan tubuh dalam kesejajaran.

Batasi penggunaan posisi semi Fowler/tinggi, bila diindikasikan.

Tinggikan ekstremitas dengan meninggikan kaki tempet tidur, bukan penyangga lutut. Batasi gerakan sesuai indikasi , contoh mempertahankan kaki yang dioperasi agak abduksi setelah penggantian panggul atau lutut total untuk mencegah penyilangan kaki/rotasi ke dalam pada sendi.

Beri obat sebelum prosedur/aktivitas.

Mengganti posisi sisi yang tak dioperasi menggunakan jumlah petugas yang adekuat dan mempertahankan ekstermitas yang dioperasi pad a posisi netral. Dukung posisi dengan bantal atau dengan menjepit.

Tunjukkan / bantu teknik pemindahan dan menggunakan alat mobilisasi contoh trapeze, walker.

Inspeksi kulit; observasi area kemerahaan. Pertahankan linen kering dan bebas kerutan. Masase kulit/penonjolan tulang secara rutin.

Lakukan/bantu rentang gerak pada sendi yang tak sakit.

Tingkatkan partisipasi program latihan rutin, contoh:Panggul total: kuadrisep dan otot gluteal, hip-hiking, isometric, beban kaki dorsofleksi, fleksi plantar kaki.Lutut total: susunan kuadrisep, kontraksi gluteal, latihan fleksi/ekstensi, isometric.

Sendi lain: latihan pengaturan secara individual , contoh gerakan ibu jari kaki dan lutut 9untuk penggantian sendi mata kaki); lengan dan jari yang tak sakit (untuk penggantian sendi jari).

Observasi pembatasan tepat berdasarkan sendi khusus, contoh hindari fleksi /rotasi panggul dan fleksi atau hiperekstensi kaki; taati pembatasan beban badan; gunakan pengimobilisasi lutut sesuai indikasi.

Dorong partisipasi aktivitas sehari-hari.

Berikan penguatan positif terhadap upaya-upaya.

KolaborasiKonsul pada terapis fisik/kejuruan dan ahli rehabilitasi.

Berikan kasur busa.

Memberikan waktu stabilisasi protase dan pemulihan efek anestesi, menurunkan risiko cedera. Lama tirah baring tergantung pada penggantian sendi (contoh biasanya 24-72 jam pada panggul).

Fleksi panggul lama dapat meregangkan /dislokasi prostese baru.

Meningkatkan aliran balik venauntuk mencegah pembentukan edema berlebihan; dapat mencegah dislokasi protese. Penggunaan penyangga lutut atau bantal di bawah lutut dapat mempengaruhi sirkulasi.

Relaksan otot, narkotik/analgesic menurunkan nyeri , menurunkan tegangan otot/spasme, dan membantu partisipasi dalam terapi.

Mencegah dislokasi prostese panggul dan tekanan kulit/jaringan lama menurunkan risiko iskemia jaringan/kerusakan.

Membantu perawatan diri dan kemandirian pasien. Teknik pemindahan yang tepat mencegah abrasi kulit, dan jatuh.

Mencegah iritasi/kerusakan kulit.

Pasien dengan penyakit degnerasi sendi dapat secara cepat kehilangan fungsi sendi selama periode pembatasan aktivitas.

Menguatkan kelompok otot, meningkatkan tonus dan massa otot; merangsang sirkulasi; mencegah dekubitus. Penggunaan aktif sendi mungkin nyeri tetapi tidak mencederai sendi. Kenyataannya latihan pasif kontinus biasanya secara mekanik dilakukan pada sendi lutut dalam 48-72 jam pertama.

Memenuhi kebutuhan sendi individu yang diganti.

Indikatif kelicinan prostese, memerlukan evaluasi/intervensi medic.

Meningjkatkan harga diri; meningkatkan rasa control dan kemandirian.

Meningkatkan perilaku positif dan mendorong keterlibatan terapi.

Berguna dalam membuat program aktivitas /latihan individual. Pasien dapat memerlukan bantuan lanjut dalam pergerakan, peregangan, dan aktivitas dengan beban badan serta alat bantu contoh walker, kruk, tongkat peninggian dudkan kakus, mengangkat tongkat, dan sebagainya.

Menurunkan tekanan kulit/jaringan; membatasi perasaan kelelahan dan ketidaknyamanan umum.

DX3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan Penurunan aliran darah vena/arteri. Trauma pembuluh darah; edema jaringan, ketidaktepatan lokasi/kesalahan lokasi prostese.Tujuan :Menunjukkan perfusi jaringan adekuat dibuktikan oleh nadi teraba, kulit hangat/kering, tanda vital stabil.INTERVENSIRASIONAL

MandiriPalpasi nadi. Evaluasi pengisian kapiler serta warna kulit dan suhu. Bandingkan tungkai yang tak dioperasi.

Kaji gerakan dan sensasi ekstremitas yang dioperasi.

Tes sensasi saraf peroneal dengan peniti pada dorsal lapisan antara jari tangan pertama dan kedua dan mengkaji kemampuan terhadap dorsofleksi jari setelah penggantian panggul/lutut.

Awasi tanda vital.

Awasi jumlah dan karakteristik drainase pada balutan/dari alat penghisap.

Yakinkan bahwa alat penstanilisasi (contoh rol trokhanter, alat sling pada belat, badan taksi) pada posisi benar dan tidak memberikan tekanan yang tak perlu pada kulit dan jaringan dibawahnya. Hindari penggunaan bantal atau penyokong lutut di bawah lutut.

Evaluasi betis untuk nyeri tekan, tanda Homan positif, dan inflamasi.

Observasi tanda berlanjutnya perdarahan , perdarahan terus menerus dari sisi injeksi/membrane mukosa, atau ekimosis karena trauma minimal.

Observasi kegelisahan, kacau mental, nyeri dada tiba-tiba, takikardia, demam, terjadinya petekie.

KolaborasiBerikn cairan IV, tambahan darah/plasma sesuai kebutuhan.

Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh:

Ht;

Pemeriksaan koagulasi.

Beriakan obat sesuai indikasi, contoh natrium warfarin (Coumadin), heparin, aspirin, dekstran berat molekul rendah.

Gunakan kompres panas/dingin sesuai indikasi.

Gunakan penutup kaki elastic atau stoking antiembolik.

Siapkan prosedur bedah sesuai indikasi.Penurunan/tak adanya nadi, waktu pengisian kapile, pucat, pudar,sianosis, dan kulit dingin menunjukkan penurunan sirkulasi/perfusi. Pembandingan dengan tungkai yang tak dioperasi menunjukkan apakaj masalah dilokalisasi atau digeneralisasi.

Peningkatan nyeri, kebas/kesemutan, ketidakmampuan melakukan gerakan yang diharapkan, pengaruh sirkulasi , atau dislokasi prostese, memerlukan intervensi segera.

Posisi dan panjang saraf peroneal meningkatkan risiko cedera langsung atau kompresi pada jaringan edema/hematoma.

Takikardia dan penurunan TD dapat menunjukkan respons terhadap hipovolemia/kehilangan darah atau dugaan anafilaksis sehubungan dengan absorpsi metilmetekrilatke dalam sirkulasi sistemik. Catatan: ini jarang terjadi karena pemasangan prostese dengan lapisan penyerap yang mendorong tulang tumbuh ke dalam sebagai pengganti alat perekat total secara internal.

Dapat mengindikasikan perdarahan/hematoma berlebiha, yang berpotensi mempengaruhi neurovaskuler.

Menurunkan risiko tekanan pada saraf di bawahnya atau mempengaruhi sirkulasi ekstremitas.

Identifikasi dini terjadinya thrombus dan intervensi dapat mencegah pembentukan embolus.

Depresi mekanisme pembekuan/sensitivitas pada antikoagulan dapat mengakibatkan episode perdarahan yang dapat mempengaruhi kadar SDM/volume sirkulasi.

Emboli lemak dapat terjadi (biasanya pada 72 jam pertama pascaoperasi) karena manipulasi traumatic sumsum tulang selama implantasi prostese panggul.

Memperbaiki volume sirkulasi untuk mempertahankan perfusi.

Biasanya dilakukan 24-48 jam pasacaoperasi untuk mengevaluasi kehilangan darah, yang cukup besar karena vaskularisasi tinggi pada sisi bedah.

Mengevaluasi adanya/derajat perubahan mekanisme pembekuan dan efek antikoagulan/agen antitrombosit, bila menggunakan.

Agen antikoagulan/trombosit mungkin digunakan untuk menurunkan risiko tromboflebitis dan emboli lemak.

Kantong es digunakan pertama kali untuk membatasi pembentukan edema/hematoma. Panas kemudian digunakan untuk meningkatkan sirkulasi, membantu perbaikan edema jaringan.

Meningkatkan aliran balikvena dan mencegah stasis vena, menurunkan risiko pembentukan trombus.

Evakuasi hematoma atau relokasi prostese mungkin memerlukan perbaikan karena perubahan sirkulasi.

DX4. Nyeri berhubungan dengan Agen pencedera: biologik, fisik/psikologik (contoh spasme otot, prosedur bedah, penyakit sendi kronis sebelumnya, usia lanjut, ansietas).

Keluhan nyeri hilang/terkontrol. Menunjukkan keterampilan kemampuan relaksasi dan aktivitas terapeutiksesuai indikasi situasi individu. Tampak rileks, mampu tidur dan istirahat dengan tepat.INTERVENSIRASIONAL

MandiriKaji keluhan nyeri, perhatikan intensitas (skala 0-10), lamanya, dan lokasi.

Pertahankan posisi tepat pada ekstremitas yang dioperasi.

Berikan tindakan kenyamanan (contoh penggunaan gulungan lumbar, perubahan posisi sering, pijatan punggung) dan aktivitas terapeutik. Dorong teknik manajemen stress (contoh relaksasi progresif, bimbingan imajinasi, visualisasi) dan penggunaan sentuhan terapeutik.

Beri obat sebelum aktivitas/prosedur.

Selidiki keluhan nyeri sendi berat tiba-tiba dengan spasme otot dan perubahan mobilitas sendi; nyeri dada tiba-tiba, berat dengan dispnea dan gelisah.

Berikan narkotik, analgesic, dan reksan otot sesuai indikasi.

Gunakan kantong es sesuai indikasi.

Pertahankan unit TENS bila digunakan.

Pertahankan mobilisasi ekstremitas, contoh ambulasi, terapi fisik, alat latihan, alat gerakan pasif kontinu.

Memberikan informasi sebagai dasar dan pengawasan keefektifan intervensi.

Menurunkan spasme otot dan tegangan pada prostese yang baru dan jaringan sekitar.

Menurunkan tegangan otot, memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa control, dan dapat meningkatkan kemampuan koping dalam manajemen ketidaknyamanan/nyeri yang dapat menetap selama periode lama.

Menurunkan tegangan otot; membantu partisispasi.

Pengenalan dini terjadinya masalah, seperti dislokasi prostese atau emboli paru (darah/lemak), memberikan kesempatan unuk intervensi cepat dan mencegah komplikasi lebih serius.

Menghilangkan nyeri bedah dan menurunkan tegangan/spasme otot, yang menambah ketidaknyamanan.

Meningkatkan vasokontriksi untuk menurunkan perdarahan/pembentukan edema pada area bedah dan mengurangi persepsi ketidaknyamanan.

Memberikan rangsangan elektrikal tingkat rendah untuk blok sensasi transmisi saraf dan nyeri.

Meningkatkan sirkulasi pada otot yang sakit.meminimalkan kekauan sendi, menghilangkan spasme otot sehubungan dengan tak digunakan.

DX5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurang terpajan mengingat. Salah interpretasi informasiTujuan : Menyatakan pemahaman prosedur bedah dan prognosis. Melakukan dengan benar prosedur tertentu dan menjelaskan alasan tindakan.INTERVENSIRASIONAL

MandiriKaji ulang proses penyakit, prosedur pembedahan, dan harapan yang akan datang.

Dorong memilih periode tidur dan aktivitas.

Tekankan pentingnya kesinambungan latihan/rehabilitasi yang dianjurkan dalam toleransi pasien: kruk/jalan dengan tongkat, latihan beban badan, sepeda menetap, atau berenang.

Kaji ulang pembatasan aktivitas jangka panjang, contoh duduk dalam periode lama atau duduk di kursi rendah /kakus, lari pagi, meloncat, terlalu membungkuk, mengangkat, menyilang atau memutar kaki.

Diskusikan kebututuhan lingkungan yang aman di rumah (contoh membentangkan permadani dan menyingkirkan perabot) dan menggunakan alat bantu (contoh pagar tangan pada bak mandi/kakus, meninggikan dudukan kakus, memakai tongkat untuk berjalan).

Kaji ulang perawatan insisi/luka.

Tekankan pentingnya kesinambungan menggunakan stoking antiembolik.

Identifikasi tanda/gejala yang memerlukan evaluasi medic, contoh demam/menggigil, inflamasi insisi, drainase luka tak lazim, nyeri pada betis atau paha atas, atau terjadinya strep tenggorok/infeksi gigi.

Kaji ulang program pengobatan contoh antikoagulan atau antibiotic untuk prosedur invasive (contoh ekstrasi gigi).

Identifikasi kewaspadaan perdarahan (contoh penggunaan sikat gigi halus, pencukur elektrik, menghindari trauma/meniup hidung keras), dan evaluasi laboratorium rutin.

Dorong pemasukan diet seimbang termasuk cairan adekuat dam keras.Memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan informasi.

Mengubah energy untuk penyembuhan dan mencegah kelelahan, yang dapat meningkatkan risiko cedera/jatuh.

Meningkatkan kekuatan otot dan mobilitas sendi. Beberapa pasien dapat masuk dalam program rehabilitasi formal atau diikuti oleh terapis fisik dalam fasilitas perawatan luas. Sakit otot mngindikasikan terlalu banyak beban badan atau aktivitas, tanda kebutuhan untuk menghentikannya.

Mencegah stress pada implant.

Menurunkan risisko jatuh dan stress berlebihan pada sendi.

Meningkatkan kemandirian pada perawatan diri, menurunkan risiko komplikasi.

Mencegah pengumpulan vena; meningkatkan aliran balik vena untuk menurunkan risiko tromboflebitis.

Infeksi bakteri memerlukan pengobatan cepat untuk mencegah progresi ke osteomielitis pada area operasi dan kegagalan prostese, yang dapat terjadi kapan saja, meskipun beberapa tahun kemudian.

Terapi profilaktif mungkin perlu untuk periode lama setelah pulang untuk membatasi risiko tromboemboli/infeksi. Prosedur diketahui penyebab bakterimia dapat mengakibatkan osteomielitis dan kegagalan prostese.

Menurunkan risiko perdarahan karena terapi/perdarahan.

Meningkatkan penyembuhan dan perasaan sehat umum. Meningkatkan fungsi usus besar dan kandung kemih selama periode perubahan aktivitas.