27
ASKEP CUSHING SINDROM PENGERTIAN Sindrom cushing adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek metabolik gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. Kadar yang tinggi ini dapat terjadi secara spontan atau karena pemeberian dosis farmakologik senyawa-senyawa glukokortikoid. (Sylvia A. Price; Patofisiolgi, Hal. 1088) ETIOLOGI Sindrom cushing disebabkan oleh sekresi kortisol atau kortikosteron yang berlebihan, kelebihan stimulasi ACTH mengakibatkan hiperplasia korteks anal ginjal berupa adenoma maupun carsinoma yang tidak tergantung ACTH juga mengakibatkan sindrom cushing. Demikian juga hiperaktivitas hipofisis, atau tumor lain yang mengeluarkan ACTH. Syindrom cuhsing yang disebabkan tumor hipofisis disebut penyakit cusing. (buku ajar ilmu bedah, R. Syamsuhidayat, hal 945) Sindrom cusing dapat diakibatkan oleh pemberian glukortikoid jangka panjang dalam dosis farmakologik (latrogen) atau oleh sekresi kortisol yang berlebihan pada gangguan aksis hipotalamus-hipofise-adrenal (spontan) pada sindrom cusing spontan, hiperfungsi korteks adrenal terjadi akibat ransangan belebihan oleh ACTH atau sebab patologi adrenal yang mengakibatkan produksi kortisol abnormal. (Sylvia A. Price; Patofisiologi, hal 1091)

ASKEP CUSHING SINDROM

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASKEP CUSHING SINDROM

ASKEP CUSHING SINDROM

PENGERTIAN

Sindrom cushing adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek metabolik

gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. Kadar yang

tinggi ini dapat terjadi secara spontan atau karena pemeberian dosis farmakologik

senyawa-senyawa glukokortikoid. (Sylvia A. Price; Patofisiolgi, Hal. 1088)

ETIOLOGI

Sindrom cushing disebabkan oleh sekresi kortisol atau kortikosteron yang

berlebihan, kelebihan stimulasi ACTH mengakibatkan hiperplasia korteks anal ginjal

berupa adenoma maupun carsinoma yang tidak tergantung ACTH juga mengakibatkan

sindrom cushing. Demikian juga hiperaktivitas hipofisis, atau tumor lain yang

mengeluarkan ACTH. Syindrom cuhsing yang disebabkan tumor hipofisis disebut

penyakit cusing. (buku ajar ilmu bedah, R. Syamsuhidayat, hal 945)

Sindrom cusing dapat diakibatkan oleh pemberian glukortikoid jangka panjang

dalam dosis farmakologik (latrogen) atau oleh sekresi kortisol yang berlebihan pada

gangguan aksis hipotalamus-hipofise-adrenal (spontan) pada sindrom cusing spontan,

hiperfungsi korteks adrenal terjadi akibat ransangan belebihan oleh ACTH atau sebab

patologi adrenal yang mengakibatkan produksi kortisol abnormal. (Sylvia A. Price;

Patofisiologi, hal 1091)

PATOFISIOLOGI

Telah dibahas diatas bahwa penyebab sindrom cishing adalah peninggian kadar

glukokortikoid dalam darah yang menetap. Untuk lebih memahami manifestasi klinik

sindrom chusing, kita perlu membahas akibat-akibat metabolik dari kelebihan

glikokorikoid. Korteks adrenal mensintesis dan mensekresi empat jenis hormon:

Glukokortikoid. Glukokortikoid fisiologis yang disekresi oleh adrenal

manusia adalah kortisol

Mineralokortikoid. Mineralokortikoid yang fisiologis yang diproduksi

adalah aldosteron,

Page 2: ASKEP CUSHING SINDROM

Androgen

Estrogen

Kelebihan glukokortikoid dapat menyebabkan keadan-keadaan seperti dibawah ini:

1.Metabolisme protein dan karbohidrat.

Glukokortikoid mempunyai efek katabolik dan antianabolik pada protein,

menyebabkan menurunnya kemampuan sel-sel pembentk protein untuk mensistesis

protein, sebagai akibatnya terjadi kehilangan protein pada jaringan seperti kulit, otot,

pembuluh darah, dan tulang.

Secara klinis dapat ditemukan: Kulit mengalami atropi dan mudah rusak, luka-

luka sembuh dengan lambat. Ruptura serabut-serabut elastis pada kulit menyebabkan

tanda regang pada kulit berwarna ungu (striae). Otot-otot mengalami atropi dan menjadi

lemah. Penipisan dinding pembuluh darah dan melemahnya jaringan penyokong vaskule

menyebabkan mudah timbul luka memar. Matriks protein tulang menjadi rapuh dan

menyebabkan osteoporosis, sehingga dapat dengan mudah terjadi fraktur patologis.

Metabolisme karbohidrat dipengaruhi dengan merangsang glukoneogenesis

dan menganggu kerja insulin pada sel-sel perifer, sebagai akibatnya penderita dapat

mengalami hiperglikemia. Pada seseorang yang mempunyai kapasitas produksi insulin

yang normal, maka efek dari glukokortikoid akan dilawan dengan meningkatkan sekresi

insulin untuk meningkatkan toleransi glukosa. Sebaliknya penderita dengan kemampuan

sekresi insulin yang menurun tidak mampu untuk mengkompensasi keadaan tersebut,

dan menimbulkan manifestasi klinik DM.

2.Distribusi jaringan adiposa.

Distribusi jaringan adiposa terakumulasi didaerah sentral tubuh Obesitas

Wajah bulan (moon face). Memadatnya fossa supraklavikulare dan tonjolan

servikodorsal (punguk bison), Obesitas trunkus dengan ekstremitas atas dan bawag yang

kurus akibat atropi otot memberikan penampilan klasik perupa penampilan Chusingoid.

3.Elektrolit

efek minimal pada elektrolit serum. Kalau diberikan dalam kadar yang terlalu

besar dapat menyebabkan retensi natrium dan pembuangan kalium. Menyebabkan

edema, hipokalemia dan alkalosis metabolik.

4.Sistem kekebalan

Page 3: ASKEP CUSHING SINDROM

ada dua respon utama sistem kekebalan; yang pertama adalah pembentukan

antibody humoral oleh sel-sel plasma dan limfosit B akibat ransangan antigen yang

lainnya tergantung pada reaksi-reaksi yang diperantarai oleh limfosit T yang

tersensitasi.

Glukokortikoid mengganggu pembentukan antibody humoral dan menghabat pusat-

pusat germinal limpa dan jaringan limpoid pada respon primer terhadap anti gen.

Gangguan respon imunologik dapat terjadi pada setiap tingkatan berikut ini:

Proses pengenalan antigen awal oleh sel-sel sistem monosit makrofag.

Induksi dan proleferasi limfosit imunokompeten

Produksi anti bodi

Reaksi peradangan

Menekan reaksi hipersensitifitas lambat.

5.Sekresi lambung

sekeresi asam lambubung dapat ditingkatkan sekresi asam hidroklorida dan

pepsin dapat meningkat. Faktor-faktor protekitif mukosa dirubah oleh steroid dan

faktor-faktor ini dapat mempermudah terjadinya tukak.

6.Fungsi otak

perubahan psikologik terjadi karena kelebihan kortikosteroid, hal ini ditandai dengan

oleh ketidak stabilan emosional, euforia, insomnia, dan episode depresi singkat.

7.Eritropoesis

Involusi jaringan limfosit, ransangan pelepasan neutrofil dan peningkatan eritropoiesis.

Namun secara klinis efek farmakologis yang bermanfaat dari glukokortikoid adalah

kemampuannya untuk menekan reaksi peradangan. Dalam hal ini glukokortikoid

dapat menghambat hiperemia, ekstra vasasi sel, migrasi sel, dan permeabilitas kapiler,

menghambat pelapasan kiniin yang bersifat pasoaktif dan menekan fagositosis.

Efeknya pada sel mast; menghambat sintesis histamin dan menekan reaksi anafilaktik

akut yang berlandaskan hipersensitivitas yang dperantarai anti bodi.

Penekanan peradangan sangat deperlukan, akan tetapi terdapat efek anti inflamasi yang

merugikan penderita. Pada infeksi akut tubuh mungkin tidak mampu melindungi diri

sebagai layaknya sementara menerima dosis farmakologik. (Sylvia A. Price;

Patofisiologi, hal 1090-1091)

Page 4: ASKEP CUSHING SINDROM

JENIS-JENIS SINDROM CUSHING

Sindrom cushing dapat dibagi dalam 2 jenis:

1.Tergantung ACTH

heperfungsi korteks adrenal mungkin dapat disebabkan oleh sekresi ACTH

kelenjar hipofise yang abnormal berlebihan. Tipe ini mula-mula dijelaskan oleh oleh

Hervey Cushing pada tahun 1932, maka keadaan ini disebut juga sebagai penyakit

cushing.

2.Tak tergantung ACTH

adanya adenoma hipofisis yang mensekresi ACTH, selain itu terdapat bukti-

bukti histologi hiperplasia hipofisis kortikotrop, masih tidak jelas apakah kikroadenoma

maupum hiperplasia timbal balik akibat gangguan pelepasan CRH (Cortikotropin

Realising hormone) oleh neurohipotalamus. (Sylvia A. Price; Patofisiologi. hal 1091)

MANIFESTASI KLINIK

Manifestasi klinik yang sering ditemukan pada penyakit sydrom cushing antara

lain obes itas sentral, gundukan lemak pada punggung, muka bulat (moon face), striae,

berkurangnya massa otot dan kelemahan umum.

Tanda dan gejala lain yang dapat ditemukan pada sindrom cushing seperti

atripi/kelemahan otot ekstremitas, hirsutisme (kelebihan bulu pada wanita),

ammenorrhoe, impotensi, osteoporosis, atropi kulit, akne, udema., nyeri kepala, mudah

memar dan gangguan penyembuhan luka. (Buku Ajar Ilmu Bedah, R. Syamsuhidayat,

hal. 946)

DIAGNOSIS

Adanya sindrom cushing dapat ditentukan berdasarkan anamnesis dan

pemeriksaan jasmani yang telah dijelaskan. Diagnosis umunya ditegakkan berdasarkan

kadar kortisol yang tinggi dalam plasma dan kemih. Ada juga tes-tes spesifik yang

dipakai untuk menentukan adanya tidaknya irama sirkandian normal pelepasan kortisol

dan mekanisme pengaturan umpan balik yang sensitif. Tidak adanya irama sirkandian

dan berkurangnya atau berkurangnya kepekaan sistim pengaturan umpan balik

merupakan ciri sindrom cushing.

Page 5: ASKEP CUSHING SINDROM

Pemeriksaan fisiologi dapat membantu membedakan chusing hipofisis dari

cusing ektopik atau cushing kortek sdrenal primer. Pada sindrom cushing ektipik dan

korteks adrenal, sekresi abnormal ACTH atau kortisol biasanya tidak berubah pada

peransangan ataupun penekanan untuk menguji mekanisme kontrol umpan balik negatif

yang normal.

CT scan resolusi tinggi pada kelenjar hipofisis dapat menunjukkan daerah-daerah

penurunan atau penigkatan densitas yang kosisten dengan mikrodema pada sekitar 30%

dari penderita-penderita ini. MRI dengan koontras memberikan temuan positif pada ma

yoritas penderita. CT scan kelenjar adrenal biasanya menujukkan pembesaran adrenal

pada kasus sindrom cushing tergantung ACTH dan massa adrenal pada pasien dengan

adenoma atai karsinoma adrenal. (Sylvia, A. Price; Patofisiologi; Hal 1092-1093)

PENGOBATAN/ TERAPI

Oengibatan sindrom cushing tergantung ACTH tidak seragam, bergantung pada

apakah sumber ACTH adalah hiposis atau ektopik. Beberapa pendekatan terapi

dugunakan pada kasus dengan hipersekresi ACTH hipofisis. Jika dijumpai tumor

hipofisis sebaiknya sdiusahakan reseksi tumor transfenoidal. Tetapi jika terdapat bukti

hiperfungsi hipofisis namun tumor tidak dapat ditemukan maka sebagai gantinya dapat

dilakukan radiasi kobalt pada kelenjar hipofise.

Kelebihan kortisol juga dapat ditanggulangi dengan adrenalektomi total dan

diikuti pemberian kortisol dosis fisiologik atau dengan kimia yang mampu mrnghambat

atau merusal sel-sel korteks adrenal yang mensekresi kortisol.

Pengobatan sindrom ACTH ektopik adalah dengan reseksi neoplasma yang

mensekresi ACTH atau adrenalektomi atau supresi kimia fungsi adrenal seperti

dianjurkan pada penderita sindrom cushing jenis tergantung ACTH hipofisis. (Silvia A.

Price; Patofisiologi, Hal. 1093)

Page 6: ASKEP CUSHING SINDROM

PENGKAJIAN

NEUROLOGIS

Kelabilan alam perasaan depresi sampai mania.

MUSKULSKELETAL

Bufallo hamp

Obesitas badan dengan ekstremitas kecil

Penumpukan lemak supra klapikular

Sakit pinggang

Kehilangan otot atau kehilangan massa otot

Osteoporosis

KARDIOVASKULER

Hipertensi

Hiper tensi cairan dengan pitting udema

GASTROINTESTINAL

Polidipsia

Peningkatan berat badan

GINJAL

Poliuri

METABOLISME

Gangguan penyembuhan luka

Peningkatan kemudahan untuk terserang infeksi

Intoleransi karbohidrat

INTRGUMEN

Moon face

Kulit tipis transparan

Peningkatan pigmentasi

Mudah memar

SEKSUAL DAN REPRODUKSI

Maskulinitas wanita

Gangguan menstruasi

Feminisasi

Page 7: ASKEP CUSHING SINDROM

Impotensi

Penurunan libido

PEMERIKSAAN DIAGNISTIK LABORATORIUM

Hiperglikemi

Alkalosis metabolik

Hipokalemia

Peningkatan ACTH plasma bila di test sepanjang hari

Peningkatan natrium serum dan plasma kortisol

Plasma kortisol tidak dapat sitekan dengan deksa metason

Hitung sel darah putih meningkat

Respon hiperaktif terhadap tes ransangan ACTH 8jam

Peningkatan kortisol urine24 jam dan 17-hidroksil kortokosteroid

Peningkatan respon terhadap metapiron

(Standar Perawatan Pasien; Susan Martin Tucker, hal, 342)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan semua darta pengkajian, diagnosa keperawatan utama syndrom cushing

mencakup yang berikut ini:

Risiko cedera dan infeksi berhubungan dengan kelemahan dan perubahan

metabolisme protein serta respon inflamasi.

Kurang perawatan diri; kelemahan perasaan mudah lelah, atropi otot dan

perubahan pola tidur.

Gangguan integritas kulit berhubungan dengan edema, gangguan kesembuhan

dan kulit ya ng tipis serta rapuh.

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik,

gangguan fungsi seksual dan penurunan tingkat aktivitas

Gangguan proses berpikir berhubungan dengan fluktuasi emosi, irritabilitas dan

depresi.

(Susanne C. Smeltzer; Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, hal.

1330)

Page 8: ASKEP CUSHING SINDROM

MASALAH KOLABORATIF

KOMPLIKASI POTENSIAL

Berdasarkan pada data, komplikasi potensial dapat mencakup:

Krisis Addison

Efek yang merugiakan pada aktivitas korteks adrenal

PERENCANAN DAN IMLEMENTASI

TUJUAN:

Tujuan utama mencakup penurunan resiko cedera dan infeksi, peningkatan kemampuan

untuk melaksanakan kemampuan perawatan mandiri , perbaikan fungsi mental dan tidak

adanya komplikasi.

INTERVENSI KEPERAWATAN:

Pemantauan dan penata laksanaan komplikasi potensial.

Krisiss addison. Pasien sindrom cushing yang gejalanya ditangani dengan cara

menghentikan pemberian pemeberian kortikoisteroid atau dengan adrenelektomi atau

pengangkatan tumor hipofisis akan beresiko mengalami hipofungasi adrenal dan krisis

addisonian. Jika fungsi hormon adrenal telah tersupressi oleh kadara drenal yang tinggi

dalam darah, maka atropi korteks adrenal kemungkinan akan terjadi. Apabila kadar

hormon tersebut menurun dengan cepat akibat pembedahan atau penghentian terapi

kortikosdteroid yang tiba-tiba, manifestasi hipofungsi adrenal dan krisis addison dapat

terjadi.

Disamping itu, penderita cushin sindrom yang mengalami kejadian yang sangat

menimbulkan strees seperti trauma atar operasi darurat beresiko mengalami krisis

addisonian karena terdapatnya supressi jangka panjang korteks adrenal. Karena itu

kondisi penderita harus dipantau dengan ketat untuk mendeteksi hipotensi , denyut nadi

yang lemah dan cepat, ppucat kelemahan yang ekstrim. Pasien tersebut meungkin

memerlukan pemberian infus cairan dan elektrolit serta terapi kortikosteroid.

Pasien yang mengalami trauma atau memerlukan operasi darurat memerlukan kadar

kortikosteroid tambahan sebelum, selama dan setelah terapi atau operasi. Jika terjadi

krisis addisonian pasien harus mendapat pengobatan untuk mengatasi kolaps sirkulasi

dan syok. Identifikasi faktor-faltor yang dapat menybebkan krisis tersebut harus

Page 9: ASKEP CUSHING SINDROM

diupayakan.

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Status cairan dan eletrolit dipantau dengan mengukut berat badan pasien setip hari.

Karena meningkatnya resikountuk mengalami intoleransi glukosa dan hiperglikemia,

maka pemantauan glukosa darah harus dinilai setiap kenaikan kadar glukosa darah

harus dimulai detiap kenaikan dilaporkan kepada dokter sehingga terapi dapat diberikan

jika diperlukan.

Menurunkan risiko cedera dan infeksi

Lingkungan yang amanharus diciptakan untuk mencegah kecelakaan seperti terjatuh,

fraktur dan berbagai cedera lain pada tulang serta jaringan lunak. Pasien yang sangat

lemah mengkin memerlukan bantuan dan mobilisasi untuk mencegah jatuh dan

membentur pada tepi perabot yang tajam.

Pertemuan dengan pengunjung, staff atau pasie yang menderita infeksi haarus dihindari.

Penilaina kondisi pasien harus sering dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi

yang tidak jelas, mengingat efek anti inflamasi dari kort ikosteroid dapat menyamarkan

tanda-tanda umum infeksi dan inflamasi. Makanan yang tinggi protein, kalsium dan

vitamin D harus dianjurkan untuk memperkecil kemungkinan pelisutan otot dan

osteoporosis.

Rjukan kepada ahli diet dapat membantu pasien untuk memilih jenis-jenis makanan dan

lalori.

Persiapan mengahadapi praoperatif

Pasien dipersiapkan untuk menjalani adrenalektomi, jika diperlukan, dan untuk

perawatan pasca operasi, jika sindrom cushing merupakan kosekuensi dari tumor

hipofisis, tindakan hipofisektomi transfenoidalis dapat dilakukan. Siabetes mellitus dan

ulkus peptikum umumnya terjadi pada pasien sindrom cushing, dengan demikian

pelaksanaannya harus mencakup pemantauan kadar glukosa darah serta pemeriksaan

darah dalam feses, serta intervensi yang tepat.

Menganjurkan istirahat dan aktivitas

Kelemahan, perasaan mudah lelah dan pelisutan otot akan menyulitkan penderita

sindrom cushing dalam melaksanakan aktivitas yang normal, aktivitas yang ringan

harus dianjurkan untuk mencegah komplikasi akibat imobilisasi dan meningkatkan rasa

percaya diri. Insomnia sering turut menimbulkan rasa cepat lelah yang dikeluhkan

Page 10: ASKEP CUSHING SINDROM

pasien. Waltu istirahat perlu direncanakan dan diatur intervalnya sepanjang hari.

Lingkungan yang tenang dan rileks untuk istirahat tidur harus diupayakan.

Meningkatkan perawatan kulit

Penigkatan perawatan kulit yang cermat untuk menghindari trauma pada kulit pasien

yang rapuh. Penggunaan plester perlu dihindari karena dapat menimbulkan irirtasi kulit

dan luka pad kulit yang rapuh ketika plaster itu dilepas. Daerah tonjolan tulang dan

kulitnya harus sering diperiksa dan pasien danjurkan serta dibantu untuk mengubah

posisi dehingga kerusakan kulit dapat dicegah.

Memperbaiki citra tubuh

Jika penyebab sindrom cushing dapat ditangani dengan baik, perubahan fisik lain yang

penting juga akan menghilang pada saatnya. Meskipun demikian, akan sangat

memmbagtu apabila pasien diberi penjelasan tentang dampak yang ditimbulkan oleh

perubahan tersebut terhadap konsep diri dan hubungannya dengan orang lain. Kenaikan

berat badan dan edema yang terlihat pada sindrom cushing dapat dimodifikasi dengan

diet rendah karbohidrat rendah natrium. Asupan protein yang tinggi dapat mengurangi

sebagian gejala lain yang mengganggu.

Memperbaiki proses pikir

Penjelasan kepada pasien dan anggota keluarga mengenai penyabab ketidak stabilan

emosi amat penting dalam membantu mereka untuk mengatasi fluktuasi emosi,

irritabilitas serta depresi yang terjadi. Perilaku psikotik dapat dapat dijumpai pada

beberapa pasien dan harus dileporkan. Pasien dan anggota keluarga perlu didorong utuk

mengungkapkan perasaannya. (Susanne c. smeltzer, buku ajar keperawatan medikal

bedah Brunner Suddart, Hal1331)

EVALUASI

Hasil yang diharapkan:

1.menurunkan resiko cedera dan infeksi

a.Bebas fraktur atau cedera jaringan lunak.

b.Bebas daerah ekimosis.

c.Tidak mengalami kenaikan suhu, kemerahan, rasa nyeri ataupun tanda-tanda lain

infeksi serta inflamasi.

2.meningkatkan partisipasi dalam aktivitas perawatan mandiri.

Page 11: ASKEP CUSHING SINDROM

a.Merencanakan aktivitas perawatan dan latihan untuk memungkinkan periode istirahat.

b. Melaporkan perbaikan perasaan sehat.

c.Bebas komplikasi mobilitas.

3.mencapai/mempertahankan integritas kulit.

a.Memiliki kulit yang utuh tanpa ada bukti adanya luka atau infeksi.

b.Menunjukkan bukti berkurangnya edema pada ekstremitas dan badan.

c.Mengubah posisi dengan sering dan memeriksa bagian kukit yang menonjol setiap

hari.

4.mencapai perbaikan citra tubuh.

a.Mengutarakan perasaan tentang perubahan penampilan, fungsi seksual dan tingkat

aktivitas.

b.Mengungkapkan kesadaran bahwa perubahan fisil merupakan akibat dari pemberian

kortikosteroid yang berlebihan.

5.memperlihatkan perbaikan fungsi mental.

6.tidak adanya komplikasi.

a.Memperlihatkan tanda-tanda vital serta berat badan yang normal serta bebas dari

gejala krisis sddisonian.

b.Mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala hipofungsi korteks adrenal yang harus

dilaporkan dan menyatakan tindakan yang akan diambil pada keadaan salit serta stress

berat

c.Mengidentifikasi strategi untuk memperkecil komlikasi sindrom cusing.

d.Mematuhi anjuran untuk pemeriksaan tindakan lanjut.

(Susanne c. smeltzer, buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner Suddart, Hal1331)

BERDASARKAN PENYIMPANGAN KDM DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN

INTERVENSI YANG DIRENCANAKAN

1.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan muskuloskeletal, integumen,

dan seksual reproduksi

intervensi:

Pertahankan lingkungan kondusif untuk membicarakan proses perubahan citra

tubuh

Page 12: ASKEP CUSHING SINDROM

Diskusikan perasaan yang berhubungan dengan perubahan yang dialami oleh

pasien

Kaji pasien dengan mengidentifikasi dan mengembangkan kekuatan personal

serta mekanisme koping untuk mengatasi masalah perubahan fisik

Berikan informasi tentang kemungkinan dapat pulihnya gejala pada perubahan

fisik.

Kaji cara berpakaian untuk meningkatkan higiene personal, tindakan

pemotongan bulu, rambut, pakaian yang menarik

Hargai keinginan pasien untuk privacy

Bersikap sensitif terhadap kebutuhan.

Buat waktu luang untuk setiap shift untuk mendengarkan secara aktif dan

dukungan emosi. Konsulkan kepada ahli keperawatan jiwa.

Hasil yang diharapkan/evaluasi

Membicarakan perasaan tentang perubahan dalam penampilan

Mengungkapkan pengetahuan bahwa gejala kekambuhan akan terjadi dengan

pengobatan

Melakukan higiene harian

Meningkatkan penampilan melalui penggunaan kosmetik yang bijaksana dan

pakaian yang sesuai.

2.Potensial terhadap infeksi berhubungan dengan gangguan respon imun

intervensi:

Pantau suhu tubuh dan tanda dan atau gejala infeksi lainnya setiap 4 jam

Intruksikan pasien berbalik, batuk dan nafas dalamsetiap 2 jam sementara tirah

baring

Hindari proses invsif yang tidak diperlukan (pemasangan kateter urine)

Gunakan tekhinik sterilketika menangani semua lesi kulit, slang drain, atau sisi

pungsi intara vena

Lakukan pemeriksaan kultur pada luka atau sekresiyang mencurigakan

Pertahankan status nutrisi yang adekuat

Hindari penempatan pasien dalam ruangan dengan orang lain yang secara

potensial dapat menulari pasien.

Page 13: ASKEP CUSHING SINDROM

Hindari personil dengan ispa atau infeksi lain untuk memberikan perawartan

pada klien, pantau pengunjung terhadap tanda infeksi dan batasi sesuai

kebutuhan , atau ajarkan cara mencucitangan dan menggunakan masker sebelum

berkunjung

Hasil yang diharapkan

Suhu tubuh dalam batas normal; tidak terdapat infeksi pada integumen,

pernafasan, dan sistem ginjal.

3.Potensial untuk terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan mudah

rusaksnya kapiler atau penipisan kulit

intervensi:

Kaji terhada kemerahan atau kerusakanan kulit setiap 8 jam, bila pasien

menjalanai tirah baring kaji setiap 4 jam

Berikatan perawatan kulit perawatan kulit pada titik tekanan setiap 4 jam sesuai

kebutuhan

Gunakakan minyak atau solluision untuk air mandi, bilas dan keringkan dengan

baik

Hindari penggunaan sabun yang keras dan handuk yang kasar

Baringkan pasien pada matras atau tempat anti decubitus

Bantu dan berikan dorongan pasien untuk mengubah posisi dengan sering,

ajarkan dan bantu pasien saaat melakukan rentang gerak, ambulasi sesering

mungkin, instruksikan klien untuk hindari duduk lebih dari 1 jam.

Hasil yang diharapkan / rasional:

Kulit tetap ututh tanpa bukti-bukti kemerahan.

4.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan muskuloskeletal karena

peningkatan katabolisme protein

intervensi :

Biarkan pasien sesuai keiinginannya, gunakan pagar tempat tidur dan trapez

diatas kepala

Selingi aktivitas dengan waktu istirahat untuk membantu peningkatan toleransi

Kaji dan berikan bantuan untuk ambulasi (alat bantu jalan, tulang) sesuai

kebutuhan

Antisipasi kebutuhan akan bantuan dengan aktivitas sehari-hari, berpakaian,

Page 14: ASKEP CUSHING SINDROM

toileting, memberikan makanan,memebrikan barang-barang, yang dibutuhkan

dalam jangkauan yang mudah untuk diraihuntuk mengurangi penggunaan energi

Batasi aktivitas sampai tingkat toleransi pasien.

Hentikan aktivitas pada saat pertama kali terlihat tanda intoleran, Takikardi,

dyspnea, kelelahan.

Berikan dorongan untuk meningkatkan aktivitas sesuai toleransi, tetapi

mencaribantuan bila terjadi gejala intoleran.

Hasil yang diharapkan/evaluasi:

Meningkatkan keiikut sertaan dalam perawatan diri dan aktivitas sehari-hari.

Melaporkan berkurangnya perasaan kelemahan/ keletihan.

5.Perubahan proses berfikir berhubungan dengan kelebihan sekresi kortisol

intervensi:

evaluasi metode koping yang lalu dan saat ini.

Berikan dorongan untuk membicarakan tentang perasaan kehilangan kontrol.

Diskusikan reaksi yang melewati batas terhadap peristiwa dan metode untuk

koping selanjutnya.

Jelaskan bahwa lonjatan alam perasaan tersebut dapat diatasi dengan

pengobatan.

Ajarkan dan bantu dalam melakukan teknik relaksasi.

Berikan lingkungan yang tenang, stabil dan tanpa stress.

Konsisten dengan waktu dan saat melaukuan aktivitas dan prosedur.

Batasi pengunjung sesuai dengan kepentingan.

Cegah situasi yang dapat menyebabkan kemarahan emosisonal.

Rencanakan perawatan dengan pasien antisipasi kebutuhan.

Orientsikan pasien pada lingkungan sesuai kebutuhan.

Jelaskan prosedur dengan lambat dan jelas, ulangi bila perlu.

Hasil yang diharapkan/evaluasi:

Pasien sadar dan berorintasi

Membicarakan perasaan dengan mudah.

Mengenali respon yang tidak sesuai terhadap situasi dan mebicarakan rencana

untuk menagani respon tersebut.

Page 15: ASKEP CUSHING SINDROM

6.Kelebihan volume cairan sehubungan dengan sekresi kortisol yang berlebihan

menyebakan retensi air dan natrium

intervensi:

pantau terhadap nilai-nilai elektrolit setiap 4 jam sampai 8 jam dan laporkan

temuan abnormal pada dokter.

Pantau madukan dan haluaran setiap 4 jam

Timbang berat badan pasien setiap hari. Pada waktu yang sama, laporkan

prningkatan berat badan.

Hindari masukan cairan yang berlebihan bila pasien mengalami hipernatremia.

Pantau EKG terhadap abnormalitas yang berhubungan dengan ketidak

seimbangan elektrolit, biasanya hipernatremia dan hiper kalemia.

Pantau tekanan darah , nadi dan bunyi nafas setiap 4 jam laporkan perubahan

yang signifikan dari nilai dasar pasien.

Kaji area edema dependen.

Berikan perawatan kulituntuk erea yang mengalami edema, balikkan dan ubah

posisi setiap 2 jam.

Pertahankan diet tinggi protein, tinggi kalium, rendah natrium, mengurangi

kalori.

Hasil yang diharapkan/evaluasi

Tanda-tanda vital dan elektrolit dalam batas normal untuk pasien, masukan dan

haluaran seimbang, berat badan stabil dan dalam batas normal bagi pasien, tidak

ada bukti adanya edema.

7.Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit,

pengobatan dan perawatan diri.

Intervensi:

Jelaskan konsep dasar tentang penyakit.

Diskusikan alasan terjadinya perubahan fisik dan emosional.

Diskusikan dan berikan informasi tertulis tentang diiet rendah natrium.

Jelaskan pentingnya mempertahankan lingkungan yang aman dan keseimbagan

aktivitas dan istirahat.

Ajarkan nama obat-obatan , dosis, waktu dan cara pemberian, tujuan, efek

samping dan efek toksik.

Page 16: ASKEP CUSHING SINDROM

Jelaskan pelunya menghindari obat yang dijual bebas tanpa mengkonsultadikan

dengan dokter.

Tekankan pentingnya melakukan perawatan rawat jalan berkelanjutan.

Hasil yang diharapkan/evaluasi:

Pasien orang terdekat mengungkapkan pengertian tentang proses penyakit,

perinsip perawatan dirumah dan perawatan tindak lanjut, dan rencanakan terapi

radiasi atau operasi.

Page 17: ASKEP CUSHING SINDROM

DAFTAR PUSTAKA

R. Syamsuhidayat Buku Ajar Ilmu Bedah; EGC; Jakarta; 1997.

Sylvia A. Price; Patofisiolgi Konsep klinis Proses-Proses Penyakit ; EGC;

Jakarta; 1994

Susanne C. Smeltzer; Buku Ajar Medikal Bedah Brunner-Suddart; EGC;

Jakarta; 1999.

Susan Martin Tucker;Standar Perawatan Pasien; EGC; jakarta

Page 18: ASKEP CUSHING SINDROM

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 3

CHUSING SINDROME

DISUSUN OLEH :ALFI QODRI

RENI NOVIANTINURCHASANAH

NOVITA WULANDARIHARIS SUSANTO

ARIP PUTRALEAPEN SAKTI

RUDI MARYANTOSALMAN ALPARISI

AHMAD RIFQITINGKAT 2B

POLITEKNIK KESEHATAN JAMBI

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2009/2010

Page 19: ASKEP CUSHING SINDROM