8
4/18/13 Vhy Chocolate Nurse: ASKEP GADAR DENGAN KRISIS HIPERTENSI vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/04/askep-gadar-krisis-hipertensi.html 1/8 Vhy Chocolate Nurse Vhy Chocolate Nurse Welcome to my blog !!! Blog ini membahas tentang keperawatan, kebidanan, serta hal - hal umum lainnya... Senang sekali jika anda mau berbagi pendapat dengan saya disini... ^^ JUMAT, 27 APRIL 2012 ASKEP GADAR DENGAN KRISIS HIPERTENSI A. KONSEP TEORI 1. Pendahuluan Di Indonesia banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi krisis hipertensi karena tidak menghindari dan tidak mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial.Saat ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia Hasil survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1972, 1986, dan 1992 menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler yang menyolok sebagai penyebab kematian dan sejak tahun 1993 diduga sebagai penyebab kematian nomor satu. Penyakit tersebut timbul karena berbagai factor risiko seperti kebiasaan merokok, hipertensi, disiplidemia, diabetes melitus, obesitas, usia lanjut dan riwayat keluarga. Dari factor risiko diatas yang sangat erat kaitannya dengan gizi adalah hipertensi, obesitas, displidemia, dan diabetes mellitus. Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti strok untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan mesyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini. Pembagian hipertensi berdasarkan tingginya tekanan darah sudah disepakati oleh WHO-ISH Guidelines Committee untuk mengadopsi batasan dan klasifikasi The Joint National Committee on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VI). Sebagian besar pasien hipertensi tergolong pasien hipertensi derajat 1 (ringan) dan derajat 2 (sedang) dan hanya sebagian kecil yang tergolong derajat 3 (berat).Sebagian besar pasien hipertensi dengan pengobatan yang efektif selama bertahun-tahun umumnya asimtomatik. Pada sebagian kecil pasien hipertensi dapat terjadi krisis hipertensi. Pada pasien krisis hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah yang mencolok tinggi, umumnya tekanan darah sistolik lebih dari 220 mmHg dan atau tekanan darah diastolik lebih dari 120-130 mmHg, dan peningkatannya terjadi dalam waktu yang relatif pendek. Selain itu, dalam penatalaksanaan, yang lebih penting daripada tingginya tekanan darah adalah adanya tanda kerusakan akut organ target.Dengan pemakaian obat antihipertensi baru yang bekerja jangka panjang dengan efek samping yang minimal, jumlah pasien krisis hipertensi menjadi lebih sedikit, dengan angka prevalensi sekitar 1% pada pasien hipertensi. Hal ini berbeda sekali jika dibandingkan dengan era sebelum dipakai obat antihipertensi baru dengan insidens hipertensi maligna sekitar 7% pada pasien hipertensi yang tidak diobati.Sebagian pasien krisis hipertensi datang dalam keadaan gawat sehingga perlu dikenali dan ditangani secara khusus. Penanganan yang dianjurkan oleh para ahli tidak selalu sama dan dipengaruhi oleh pengalamannya dengan obat antihipertensi tertentu yang lebih banyak daripada obat lain. Ketersediaan obat antihipertensi parenteral di suatu negara juga merupakan faktor JUST VHYRA TAMPILAN SLIDE Cari PENELUSURAN BLOG 61,735 TOTAL TAYANGAN LAMAN 2012 (51) Juni (7) Mei (23) April (21) LAPORAN PENDAHULUAN SNH (STROKE NON HEMORAGIK) PAD... ASKEP GADAR DENGAN KONDISI SYOK ASKEP GADAR DENGAN KONDISI TRAUMA DADA ASKEP GADAR DENGAN KONDISI SYOK KARDIOGENIK ARSIP BLOG 0 Bagikan Bagikan Lainnya Blog Berikut» Buat Blog Masuk

Askep Gadar Dengan Krisis Hipertensi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Askep Gadar Dengan Krisis Hipertensi

Citation preview

Page 1: Askep Gadar Dengan Krisis Hipertensi

4/18/13 Vhy Chocolate Nurse: ASKEP GADAR DENGAN KRISIS HIPERTENSI

vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/04/askep-gadar-krisis-hipertensi.html 1/8

Vhy Chocolate NurseVhy Chocolate Nurse

Welcome to my blog !!!

Blog ini membahas tentang keperawatan, kebidanan, serta hal - hal umum lainnya...

Senang sekali jika anda mau berbagi pendapat dengan saya disini... ^^

JUMAT, 27 APRIL 2012

ASKEP GADAR DENGAN KRISIS HIPERTENSI

A. KONSEP TEORI

1. Pendahuluan

Di Indonesia banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4%

yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak

menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi krisis hipertensi

karena tidak menghindari dan tidak mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi

esensial.Saat ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah

kesehatan masyarakat di Indonesia

Hasil survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1972, 1986, dan 1992 menunjukkan

peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler yang menyolok sebagai penyebab kematian dan sejak

tahun 1993 diduga sebagai penyebab kematian nomor satu. Penyakit tersebut timbul karena berbagai

factor risiko seperti kebiasaan merokok, hipertensi, disiplidemia, diabetes melitus, obesitas, usia

lanjut dan riwayat keluarga. Dari factor risiko diatas yang sangat erat kaitannya dengan gizi adalah

hipertensi, obesitas, displidemia, dan diabetes mellitus.

Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang

berlanjut untuk suatu target organ, seperti strok untuk otak, penyakit jantung koroner untuk

pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam

kesehatan mesyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia.

Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari

sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025.

Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini.

Pembagian hipertensi berdasarkan tingginya tekanan darah sudah disepakati oleh WHO-ISH

Guidelines Committee untuk mengadopsi batasan dan klasifikasi The Joint National Committee on

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VI).

Sebagian besar pasien hipertensi tergolong pasien hipertensi derajat 1 (ringan) dan derajat 2

(sedang) dan hanya sebagian kecil yang tergolong derajat 3 (berat).Sebagian besar pasien hipertensi

dengan pengobatan yang efektif selama bertahun-tahun umumnya asimtomatik. Pada sebagian kecil

pasien hipertensi dapat terjadi krisis hipertensi.

Pada pasien krisis hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah yang mencolok tinggi,

umumnya tekanan darah sistolik lebih dari 220 mmHg dan atau tekanan darah diastolik lebih dari

120-130 mmHg, dan peningkatannya terjadi dalam waktu yang relatif pendek. Selain itu, dalam

penatalaksanaan, yang lebih penting daripada tingginya tekanan darah adalah adanya tanda kerusakan

akut organ target.Dengan pemakaian obat antihipertensi baru yang bekerja jangka panjang dengan

efek samping yang minimal, jumlah pasien krisis hipertensi menjadi lebih sedikit, dengan angka

prevalensi sekitar 1% pada pasien hipertensi. Hal ini berbeda sekali jika dibandingkan dengan era

sebelum dipakai obat antihipertensi baru dengan insidens hipertensi maligna sekitar 7% pada pasien

hipertensi yang tidak diobati.Sebagian pasien krisis hipertensi datang dalam keadaan gawat sehingga

perlu dikenali dan ditangani secara khusus. Penanganan yang dianjurkan oleh para ahli tidak selalu

sama dan dipengaruhi oleh pengalamannya dengan obat antihipertensi tertentu yang lebih banyak

daripada obat lain. Ketersediaan obat antihipertensi parenteral di suatu negara juga merupakan faktor

JUST VHYRA

TAMPILAN SLIDE

Cari

PENELUSURAN BLOG

61,735

TOTAL TAYANGAN LAMAN

▼ ▼ 2012 (51)

► ► Juni (7)

► ► Mei (23)

▼ ▼ April (21)

LAPORAN PENDAHULUAN SNH(STROKE NON HEMORAGIK)PAD...

ASKEP GADAR DENGANKONDISI SYOK

ASKEP GADAR DENGANKONDISI TRAUMA DADA

ASKEP GADAR DENGANKONDISI SYOKKARDIOGENIK

ARSIP BLOG

• •

0BagikanBagikan Lainnya Blog Berikut» Buat Blog Masuk

Page 2: Askep Gadar Dengan Krisis Hipertensi

4/18/13 Vhy Chocolate Nurse: ASKEP GADAR DENGAN KRISIS HIPERTENSI

vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/04/askep-gadar-krisis-hipertensi.html 2/8

penting dalam cara penanggulangan yang dilakukan.

2. Definisi

Krisis hipertensi atau hipertensi darurat adalah suatu kondisi dimana diperlukan penurunan

tekanan darah dengan segera (tidak selalu diturunkan dalam batas normal), untuk mencegah atau

membatasi kerusakan organ. ( Mansjoer:522 ).

Kedaruratan hipertesi terjadi pada penderita dengan hipertensi yang tidak terkontrol atau

mereka yang tiba-tiba menghentikan penobatan. (Brunner & Suddarth:908).

Kegawatan hipertensi (hypertensive emergencies) adalah hipertensi berat yang disertai

disfungsi akut organ target.

Pada pasien krisis hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah yang mencolok tinggi,

umumnya tekanan darah sistolik lebih dari 220 mmHg dan atau tekanan darah diastolik lebih dari

120-130 mmHg, dan peningkatannya terjadi dalam waktu yang relative pendek.

Jadi kedaruratan hipertensi adalah kondisi penderita hipertensi yang tidak terkontrol sehingga

diperlukan penurunan tekanan darah dengan segera.

3. Etiologi

a. Meminum obat antihipertensi tidak teratur

b. Stress

c. Pasien mengkonsumsi kontrasepsi oral

d. Obesitas

e. Merokok

f. Minum alkohol (http:// mirzastory.com_KrisisHipertensi.html)

4. Manifestasi Klinis

a. Sakit Kepala Hebat

b. nyeri dada peningkatan tekanan vena

c. shock / Pingsan

Tanda umum adalah:

a. Sakit kepala hebat

b. nyeri dada

c. pingsan

d. tachikardia > 100/menit

e. tachipnoe > 20/menit

f. Muka pucat

5. Patofisiologi

Penyebab krisis hipertensi yaitu adanya ketidak teraturan minum obat antihipertensi, stress,

mengkonsumsi kontrasepsi oral, obesitas, merokok dan minum alkohol. Karena ketidak teraturan

atau ketidak patuhan minum obat antihipertensi menybabkan kondisi akan semakin buruk, sehingga

memungkinkan seseorang terserang hipertensi yang semakin berat ( Krisis hipertensi ).

Stres juga dapat merangsang saraf simpatik sehingga dapat menyebabkan vasokontriksi

sedangkan mengkonsumsi kontrasepsi oral yang biasanya mengandung hormon estrogen serta

progesteron yang menyebabkan tekanan pembuluh darah meningkat, sehingga akan lebih

meningkatkan tekanan darah pada hipertensi, kalau tekanan darah semakin meningkat, maka besar

kemungkinan terjadi krisis hipertensi.

Apabila menuju ke otak maka akan terjadi peningkatan TIK yang menyebabkan pembuluh

darah serebral sehingga O2 di otak menurun dan trombosis perdarahan serebri yang mengakibatkan

obstruksi aliran darah ke otak sehingga suplai darah menurun dan terjadi iskemik yang menyebabkan

gangguan perfusi tonus dan berakibat kelemahan anggota gerak sehingga terjadi gangguan mobilitas

fisik, sedangkan akibat dari penurunan O2 di otak akan terjadi gangguan perfusi jaringan.

Dan bila di pembuluh darah koroner ( jantung ) menyebabkan miokardium miskin O2

sehingga penurunan O2 miokardium dan terjadi penurunan kontraktilitas yang berakibat penurunan

COP.

Paru-paru juga akan terjadi peningkatan volum darah paru yang menyababkan penurunan

ekspansi paru sehingga terjadi dipsnea dan penurunan oksigenasi yang menyebabkan kelemahan.

Pada mata akan terjadi peningkatan tekanan vaskuler retina sehingga terjadi diplopia bisa

menyebabkan injury.

6. Komplikasi

a. Iskemia atau Infark Miokard

Iskemia atau infark miokard merupakan komplikasi yang sering terjadi pada

hipertensi berat. Tekanan darah harus diturunkan sampai rasa nyeri dada berkurang atau

sampai tekanan diastolik mencapai 100 mmHg. Obat pilihan adalah nitrat yang diberikan

secara intravena yang dapat menurunkan resistensi sistemik perifer dan memperbaiki

perfusi koroner. Obat lain yang dapat dipakai adalah labetalol.

b. Gagal Jantung Kongestif

Peningkatan resistensi vaskular sistemik yang mencolok dapat menimbulkan

gagal jantung kiri. Natrium nitroprusid yang diberikan bersama-sama dengan oksigen,

morfin, dan diuretik merupakan obat pilihan karena dapat menurunkan preload dan

afterload. Nitrogliserin yang juga dapat menurunkan preload dan afterload merupakan

ASKEP GADAR DENGANKONDISI DISRITMIAJANTUNG

ASKEP GADAR DENGANKONDISI NYERI DADA

ASKEP GADAR DENGAN KRISISHIPERTENSI

LAPORAN PENDAHULUANDERMATITIS

LAPORAN PENDAHULUANTUMOR PADA TELINGA

LAPORAN PENDAHULUANMORBILI

LAPORAN PENDAHULUANLOW BACK PAIN

LAPORAN PENDAHULUANKERATITIS

LAPORAN PENDAHULUANINSOMNIA

LAPORAN PENDAHULUANDISLOKASI

LAPORAN PENDAHULUANKELUARGA BERENCANA(KONTRASEPS...

LAPORAN PENDAHULUAN ANC(ANTENATAL CARE)

LAPORAN PENDAHULUAN DMPADA LANSIA

LAPORAN PENDAHULUANHIPERBILIRUBINEMIA(IKTERUS NE...

LAPORAN PENDAHULUANMIOMA UTERI

LAPORAN PENDAHULUANDIARE PADA ANAK

LAPORAN PENDAHULUANMENINGITIS

Elvira Ningsi Kiding

Lihat profil lengkapku

ALL ABOUT ME

L-vhyra Qding

Buat Lencana Anda

LENCANA FACEBOOK

Follow Follow @VhyStarLight@VhyStarLight

MY TWITTER

MY PLURK

••

Page 3: Askep Gadar Dengan Krisis Hipertensi

4/18/13 Vhy Chocolate Nurse: ASKEP GADAR DENGAN KRISIS HIPERTENSI

vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/04/askep-gadar-krisis-hipertensi.html 3/8

obat pilihan yang lain.

c. Diseksi Aorta Akut

Diseksi aorta harus dipikirkan pada pasien dengan peninggian tekanan darah

yang mencolok yang disertai dengan nyeri di dada, punggung, dan perut. Untuk

menghentikan perluasan diseksi tekanan darah harus segera diturunkan. Tekanan darah

diastolik harus segera diturunkan sampai 100 mmHg, atau lebih rendah asal tidak

menimbulkan hipoperfusi organ target. Obat pilihan adalah vasodilator seperti

nitroprusid yang diberikan bersama penghambat reseptor b. Labetalol adalah obat pilihan

yang lain.

d. Insufisiensi Ginjal

Insufisiensi ginjal akut dapat sebagai penyebab atau akibat peninggian tekanan

darah yang mencolok. Pada pasien cangkok ginjal peninggian tekanan darah dapat

disebabkan stenosis arteri pada ginjal cangkok, siklosporin, kortikosteroid, dan sekresi

renin yang tinggi oleh ginjal asli. Penatalaksanaan adalah dengan cara menurunkan

resistensi vaskular sistemik tanpa mengganggu aliran darah ginjal. Antagonis kalsium

seperti nikardipin dapat dipakai pada keadaan ini.

e. Eklampsia

Pada eklampsia dijumpai hipertensi, edema, proteinuria, dan kejang pada

kehamilan setelah 20 minggu. Penatalaksanaan definitif adalah dengan melahirkan bayi

atau mengeluarkan janin. Hidralazin digunakan untuk menurunkan tekanan darah karena

tidak mengganggu aliran darah uterus. Labetalol juga dapat dipakai pada keadaan ini.

f. Krisis Katekolamin

Krisis katekolamin terjadi pada feokromositoma dan kelebihan dosis kokain.

Pada intoksikasi obat tersebut biasanya disertai kejang, strok, dan infark miokard.

Fentolamin adalah obat pilihan klasik pada krisis katekolamin, meski labetalol juga

terbukti efektif.

7. Pemeriksaan Diagnostik

a. Elektrokardio

b. Urinalisa

c. USG

d. CT scan

e. Rongsen

8. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Medis

Tujuan pengobatan adalah menurunkan resistensi vaskular sistemik Pada

kegawatan hipertensi tekanan darah arteri rata-rata diturunkan secara cepat, sekitar 25%

dibandingkan dengan tekanan darah sebelumnya, dalam beberapa menit atau jam.

Penurunan tekanan darah selanjutnya dilakukan secara lebih perlahan. Sebaiknya

penurunan tekanan darah secara cepat tersebut dicapai dalam 1- 4 jam, dilanjutkan

dengan penurunan tekanan darah dalam 24 jam berikutnya secara lebih perlahan

sehingga tercapai tekanan darah diastolik sekitar 100 mmHg.

Seperti sudah disebutkan di atas, pada kegawatan hipertensi diberikan obat

antihipertensi parenteral yang memerlukan titrasi secara hati-hati sesuai dengan respons

klinik. Setelah penurunan tekanan darah secara cepat tercapai dengan pemberian obat

antihipertensi parenteral, dimulai pemberian obat antihipertensi oral.

Jika tekanan darah makin menurun dengan penambahan obat antihipertensi oral

tersebut, dilakukan titrasi penurunan dosis obat antihipertensi parenteral sampai

dihentikan. Pengukuran tekanan darah yang berkesinambungan dapat dilakukan dengan

menggunakan alat monitor tekanan darah osilometrik otomatik.

Sebaiknya tekanan darah tidak diturunkan sampai normal atau hipotensi, kecuali

pada diseksi aorta, karena akan mengakibatkan terjadinya hipoperfusi organ target.

Penurunan tekanan darah sampai normal dapat dilaksanakan pada saat pasien berobat

jalan.

Obat parenteral yang digunakan untuk terapi krisis hipertensi adalah :

1) Natrium Nitropusida

2) Nikardipin hidroklorida

3) Nitrogliserin

4) Enaraplirat

5) Hidralazin Hidroklorida

6) Diazoksid

7) Labatalol Hidroklorida

8) Fentolamin ( Mansjoer:522 )

Obat pilihan pada kedaruratan hipertensi adalah yang memiliki efek samping

segera. Nitroprusid dan labetalol hidroklorida intravena memiliki efek vasodilatasi segera

dengan waktu kerja yang pendek, sehingga banyak digunakan pada awal klinis.

Efek pada kebanyakan obat antihipertensi diperkuat oleh deuretik. Pemantauan

tekanan darah yang sangat ketat dan status kardiovaskuler pasien penting dilakukan

selama penanganan dengan obat ini.

Penurunan tekanan darah secara mendadak dapat terjadi dan memerlukan

Plu rk.com

Karma: 0.00

Justvhyra

21 f

from Parepare, Indonesia

Visit Justvhyra's timeline to respond »

Justvhyra maLming yg

keLabu...

10 months ago | 0 responses

Justvhyra ga ngerti sy

11 months ago | 0 responses

Justvhyra Tugas numpuk

euy...

11 months ago | 0 responses

Justvhyra jadi bingung

Kurang baik

Cukup baik

Baik

Sangat baik

Vote Show results

Votes so far: 21

Day s left to v ote: 968

BERIKAN PENILAIAN ANDA

MENGENAI BLOG INI^^

BARIS VIDEO

Music Playlist at MixPod.com

MY PLAYLIST

Tips sehat alami

Khusus bagi sdh bosan dengan obathttp://biofir.com

Terapi menambah kecerdasan

Kecerdasan,Konsentrasi/Fokus,Daya Ingat

& Kreativitashttp://gelombangotak.com/

PERUT KEMPES DALAM 3 HARI !

PELANGSING SAVANNAH 100% AMAN.

DISKON 50%! 2Kotak 300rbhttp://pelangsingsavannah.com/

JUST INFO

Page 4: Askep Gadar Dengan Krisis Hipertensi

4/18/13 Vhy Chocolate Nurse: ASKEP GADAR DENGAN KRISIS HIPERTENSI

vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/04/askep-gadar-krisis-hipertensi.html 4/8

tindakan segera untuk mengembalikan tekanan darah ke batas normal. ( Brunner &

Suddarth:908 )

b. Penatalaksanaan Keperawatan

Bila diagnosa krisis hipertensi telah ditegakkan maka TD perlu segera

diturunkan. Langkah-langkah yang perlu diambil adalah : Rawat di ICU, pasang femoral

intra arterial line dan pulmonari arterial catether (bila ada indikasi ). Untuk menentukan

fungsi kordiopulmonair dan status volume intravaskuler. Anamnese singkat dan

pemeriksaan fisik. Tentukan penyebab krisis hipertensi, singkirkan penyakit lain yang

menyerupai krisis hipertensi, tentukan adanya kerusakan organ sasaran. Tentukan TD

yang diinginkan didasari dari lamanya tingginya TD sebelumnya, cepatnya kenaikan dan

keparahan hipertensi, masalah klinis yang menyertai dan usia pasien.

Penurunan TD diastolik tidak kurang dari 100 mmHg, TD sistolik tidak kurang

dari 160 mmHg, ataupun MAP tidak kurang dari 120 mmHg selama 48 jam pertama,

kecuali pada krisis hipertensi tertentu ( misal : disecting aortic aneurysm ). Penurunan

TD tidak lebih dari 25% dari MAP ataupun TD yang didapat.

Penurunan TD secara akut ke TD normal / subnormal pada awal pengobatan

dapat menyebabkan berkurangnya perfusike ke otak, jantung dan ginjal dan hal ini harus

dihindari pada beberapa hari permulaan, kecuali pada keadaan tertentu, misal : dissecting

anneurysma aorta. TD secara bertahap diusahakan mencapai normal dalam satu atau

dua minggu.

c. Diet sehat penderita krisis hipertensi

Pengaturan menu bagi penderita hipertensi selama ini dilakukan dengan empat

cara, yakni diet rendah garam, diet rendah kolesterol dan lemak terbatas, diet rendah

serat,dan diet rendah energi (bagi yang kegemukan).

Cara diet tersebut bertambah satu dengan hadirnya DASH (Dietary Approach to

Stop Hipertension) yang merupakan strategi pengaturan menu yang lengkap. Prinsip

utama dari diet DASH adalah menyajikan menu makanan dengan gizi seimbang terdiri

atas buah-buahan, sayuran, produk-produk susu tanpa atau sedikit lemak, ikan, daging

unggas, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Porsi makanan tergantung pada jumlah kalori

yang dianjurkan untuk dikonsumsi setiap harinya. Jumlah kalori tergantung pada usia

dan aktifitas. Menu yang dianjurkan dalam diet DASH untuk yang berat badannya

normal mengandung 2.000 kalori yang dibagi dalam tiga kali waktu makan (pagi, siang,

malam).

BAHAN MAKANAN PORSI SEHARI UKURAN PORSI

Karbohidrat 3 – 5 piring Kecil

Lauk hewani 1 – 2 potong Sedang

Lauk nabati 2 – 3 potong Sedang

Sayuran 4 – 5 mangkuk

Buah – buahan 4 – 5 buah/potong Sedang

Susu / yoghurt 2 – 3 gelas

Diet tinggi buah-buahan, sayuran, dan produk susu tanpa lemak atau rendah

lemak secara bersama-sama dan total dapat menurunkan tekanan sistolik rata-rata 6 –

11 mmHg. Buah yang paling sering dianjurkan dikonsumsi untuk mengatasi hipertensi

adalah pisang. Sementara dari golongan sayuran adalah sayuran hijau, seledri, dan

bawang putih. Sedangkan makanan yang dilarang dikonsumsi lagi oleh penderita

hipertensi adalah daging kambing dan durian.

d. Terapi

Target terapi hipertensi emergency sampai tekanan darah diastolic kurang lebih

110 mmHg atau berkurangnya sampai tekanan darah diastolic kurang lebih 110 mmHg

atau berkurangnya mean arterial blood pressure mean arterial blood pressure25 %( pada

strok penurunan hanya boleh 20 % dan khusus pada strok iskemik, tekanan darah baru

diturunkan secara bertahap bila sangat tinggi> 220 / 330 mmHg ) dalam waktu 2 jam.

Setelah diyakinkan tidak ada tanda hipoperfusi organ, penurunan dapat dilanjutkan dalam

12 – 16 jam selanjutnya sampai mendekati normal. Penurunan tekanan darah hipertensi

urgency dilakukan secara bertahap dalam dilakukan secara bertahap dalam waktu 24

jam.

B. ASUHAN KEPERAWATAN KRISIS HIPERTENSI

1. Pengkajian

a. Identitas

1) Pasien, meliputi : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Alamat, Pendidikan, Agama, Bangsa.

2) Penanggung Jawab : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Alamat, Pendidikan, Agama,

Bangsa dan hubungan dengan pasien.

b. Pengkajian Primer

1) Airway

Kaji :

· Bersihan jalan nafas

· Adanya/ tidaknya jalan nafas

· Distres pernafasan

Page 5: Askep Gadar Dengan Krisis Hipertensi

4/18/13 Vhy Chocolate Nurse: ASKEP GADAR DENGAN KRISIS HIPERTENSI

vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/04/askep-gadar-krisis-hipertensi.html 5/8

· Tanda-tanda perdarahan di jalan nafas, muntahan, edema laring

2) Breathing

Kaji :

· Frekuensi nafas, usaha dan pergerakan dinding dada

· Suara nafas melalui hidung atau mulut

· Udara yang dikeluarkan dari jalan nafas

3) Circulation

Kaji :

· Denyut nadi karotis

· Tekanan darah

· Warna kulit, kelembapan kulit

· Tanda-tanda perdarahan eksternal dan internal

4) Disability

Kaji :

· Tingkat kesadaran

· Gerakan ekstremitas

· GCS ( Glasgow Coma Scale )

· Ukuran pupil dan respon pupil terhadap cahaya

5) Eksposure

Kaji :

· Tanda-tanda trauma yang ada. ( Muslicha : 45-46 )

c. Dasar Data Pengkajian

1) Aktivitas/istirahat

Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton

Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, Takipnea

2) Sirkulasi

Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, penyakit

serebrovaskuler

Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna kulit, suhu

dingin

3) Integritas Ego

Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, Factor stress

multipel

Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan

yang meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara

4) Eliminasi

Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu

5) Makanan/Cairan

Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak

dan kolesterol

Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema

6) Neurosensori

Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala, berdenyut,

gangguan penglihatan, episode epistaksis

Tanda :, perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan retinal

optic

7) Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyeri

abdomen

8) Pernapasan

Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dispnea

nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok

Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi napas

tambahan, sianosis

9) Keamanan

Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan

Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi postura

10) Pembelajaran/Penyuluhan

Gejala : factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM ,

penyakit ginjal Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormone. (Dongoes

Marilynn E, 2000)

2. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan O2 otak menurun

b. Perubahan pola napas berhubungan dengan Penurunan ekspansi paru

c. Penurunan COP berhubungan dengan Penurunan O2 miokrdium

d. Resiko injury berhubungan dengan diplopia

e. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan anggota gerak

f. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik

3. Intervensi Keperawatan

Page 6: Askep Gadar Dengan Krisis Hipertensi

4/18/13 Vhy Chocolate Nurse: ASKEP GADAR DENGAN KRISIS HIPERTENSI

vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/04/askep-gadar-krisis-hipertensi.html 6/8

a. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan O2 otak menurun

Tujuan : gangguan perfusi jaringan dapat diatasi

Kriteria hasil :

· Fungsi sensori dan motorik membaik

· Mampu mempertahankan tingkat

Intervensi :

1) Pantau TTV tiap jam dan catat hasilnya

R : Peningkatan tekanan darah sistemik yang diikuti dengan penurunan tekanan

darah diastolik merupakan tanda peningkatan TIK. Napas tidak teratur menunjukkan

adanya peningkatan TIK

2) Kaji respon motorik terhadap perintah sederhana

R : Mampu mengetahui tingkat respon motorik pasien.

3) Pantau status neurologis secara teratur

R : Mencegah/menurunkan atelektasis

4) Dorong latihan kaki aktif/ pasif

R : Menurunkan statis vena

5) Pantau pemasukan dan pengeluaran haluaran urin

R : Penurunan atau pemasukan mual terus menerus dapat menyebabkan penurunan

volume sirkulasi

6) Beri obat sesuai indikasi, misal : Caumadin

R : Menurunkan resiko trombofeblitis

b. Perubahan pola napas berhubungan dengan Penurunan ekspansi paru

Tujuan : Tidak terjadi gangguan pola napas

Kriteria hasil : Memperhatikan pola napas normal/efektif, bebas sianosis dengan GDA dalam batas

normal pasien

Intervensi :

1) Auskultasi suara napas, perhatikan daerah hipoventilasi dan adanya suara suara

tambahan yg tidak normal

R : Untuk mengidentifikasi adanya masalah paru

2) Pantau frekuensi,irama,kedalaman pernapasan, catat ketidakteraturan pernapasan

R : Perubahan dapat menunjukan komplikasi pulmonal/menandakan lokasi/luasnya

keterlibatan otak.

3) Berikan oksigen sesuai indikasi

R : Mencegah hipoksia, jika pusat pernapasan tertekan.

4) Anjurkan pasien untuk latihan napas dalam yang efektif jika pasien sadar

R : Mencegah/menurunkan atelektasis

5) Kaji TTV tiap hari

R : Mengetahui perubahan status kesehatan

c. Penurunan COP berhubungan dengan Penurunan O2 miokrdium

Tujuan : Menurunkan beban kerja jantung

Kriteria hasil :

· Berpartisipasi dalam menurunkan TD

· Mempertahankan TD dalam rentan yang dapat diterima

Intervensi :

1) Pantau TTV tiap jam dan catat hasilnya

R : Peningkatan tekanan darah sistemik yang diikuti dengan penurunan tekanan

darah diastolik merupakan tanda peningkatan TIK. Napas tidak teratur menunjukkan

adanya peningkatan TIK

2) Kaji respon motorik terhadap perintah sederhana

R : Mampu mengetahui tingkat respon motorik pasien.

3) Catat keberadaan denyutan sentral dan perifer

R : Denyutan karotis, jugularis, radialis, femoralis mungkin menurun mencerminkan

efek vasokontriksi.

4) Auskultasi tonus jantung

R : S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat

5) Amati warna kulit, kelembapan suhu dan masa pengisian kapiler

R : Adanya pucat, dingin, kulit lembap dan masa pengisian kapiler lambat mungkin

berkaitan dengan vasokontriksi atau mencerminkan dekompensasi atau penurunan COP

6) Berikan obat-obat sesuai indikasi, misal : deuretik tiyazid

R : Tiyazid mungkin digunakan sendiri atau dicampur dengan obat lain untuk

menurunkan tekanan darah.

d. Resiko injury berhubungan dengan diplopia

Tujuan : Resiko injuri berkurang

Kriteria hasil : Pasien merasa tenang dan tidak takut jatuh

Intervensi :

1) Atur posisi pasien agar aman.

R : Menurunkan resiko injuri

2) Pertahankan tirah baring secara ketat

Page 7: Askep Gadar Dengan Krisis Hipertensi

4/18/13 Vhy Chocolate Nurse: ASKEP GADAR DENGAN KRISIS HIPERTENSI

vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/04/askep-gadar-krisis-hipertensi.html 7/8

Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Diposkan oleh Elv ira Ningsi Kiding di 02.47

R : Pasien mungkin merasa tidak dapat beristirahat atau perlu untuk bergerak

3) Atur kepala taruh diatas daerah yang empuk ( lunak )

R : Menurunkan resiko trauma secara fisik

e. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan anggota gerak

Tujuan : Mempertahankan posisi fungsi optimal

Kriteria hasil : Dapat melakukan aktifitas mandiri

Intervensi :

1) Kaji derajat emobilitas pasien dengan menggunakan skala ketergantungan

R : Pasien mampu mandiri ataukah masih membutuhkan orang lain untuk aktivitas

2) Pertahankan kesejajaran tubuh

R : Untuk membantu mencegah footdrop

3) Bantu pasien dengan program latihan menggunakan alat mobilisasi

R : Proses penyembuhan yang lambat sering menvertai trauma

4) Periksa kembali kemampuan dan keadaan secara fungsional

R : Mengidentifikasi kemungkinan kerusakan secara fungsional

f. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik

Tujuan : Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan

Kriteria hasil : Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur

Intervensi :

1) Kaji respon pasien terhadap aktifitas, parhatikan frekuensi nadi, dispnea atai nyeri

dada, keletihan dan kelemahan yang berlebihan, diaforesis, pusing atau pingsan

R : Menyebutkan parameter membantu dlam mengkaji respons fisiologi terhadap

stres aktifitas dan bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan

dengan tingkat aktifitas

2) Instruksikan pasien tentang tehnik penghematan energi

R : Tehnik menghemat energi mengurangi penggunaan energi juga membantu

keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

3) Berikan dorongan untuk melakukan aktifitas/perawatan diri bertahap jika dapat

ditoleransi, berikan bantuan sesuai kebutuhan.

R : Kemajuan aktifitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba tiba.

Memberikan bentuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam

melakukan aktifitas. ( Doengoes, Marlynn E. 2002. )

Rekomendasikan ini di Google

Masukkan komentar Anda...

Beri kom entar sebagai: Google Account

Publikasikan Pratinjau

0 komentar:

Poskan Komentar

Bagaimana menurut anda ? Senang sekali jika anda mau berbagi pendapat dengan saya disini... :)

Thank you for visiting my blog...

Hope it helps... ^^

Gambar template oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.

Page 8: Askep Gadar Dengan Krisis Hipertensi

4/18/13 Vhy Chocolate Nurse: ASKEP GADAR DENGAN KRISIS HIPERTENSI

vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/04/askep-gadar-krisis-hipertensi.html 8/8