46
Askep Pada Pasien Askep Pada Pasien dengan Congetive dengan Congetive Heart Failure Heart Failure ( C H F ) ( C H F ) Oleh : Oleh : Ns. Hendri Budi, M.Kep SP.MB Ns. Hendri Budi, M.Kep SP.MB

Askep Gagal Jantung Baru

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bahan kuliah

Citation preview

  • Askep Pada Pasien dengan Congetive Heart Failure( C H F )Oleh :Ns. Hendri Budi, M.Kep SP.MB

  • Pengantar

    Sinonim : Gangguan fungsi jantung Cardiac dysfunction Disfungsi ventrikel Heart Failure ( HF ) Gagal Jantung ( GJ )

  • Pembahasan

    Gagal jantung dan penatalaksanaan medis meliputi :

    Gagal Jantung- Patofisiologi- Manifestasi Klinis- Dasar-dasar diagnosa

    Terapi Medis- Non Farmakologis- Dengan Farmakologis- Mechanical devices dan operasi

  • DefenisiGAGAL JANTUNGDEFINISIGagal Jantung (GJ) adalah suatu sindroma klinik yang didasari oleh adanya abnormalitas struktur jantung atau fungsi jantung yang mengakibatkan tidak sanggupnya jantung untuk memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh (demand), yang menimbulkan berbagai manifestasi klinik dapat berupa kombinasi antara lain, kongesti sirkulasi, sesak nafas, rasa capek (fatique) dan rasa lemah (weakness)Beratnya manifestasi klinik dapat diklasifikasikan menurut kriteria New York Heart Association (NYHA)

  • TugasBuat Resume :Jelaskan perbedaan pengkajian secara anamnesa, pemeriksaan fisik, dan laboratorium / diagnostik pada penyakit angina pectoris, MCI dan gagal jantung

  • PENGERTIAN Gagal jantung kongestif dimaksud adalah suatu sindroma klinik yang disebabkan oleh berkurangnya volume pemompaan jantung untuk keperluan relatif tubuh, disertai hilangnya curah jantung dalam mempertahankan aliran balik vena.

  • KlasifikasiBeratnya manifestasi klinik dapat diklasifikasikan menurut kriteria New York Heart Association (NYHA)Kelas I : Tidak ada pembatasan aktivitas latihan fisik sehari-hari (ordinary physical exercise) tidak menimbulkan sesak nafas, rasa capek, atau berdebar-debar.Kelas II : Ada pembatasan ringan aktivitas. Saat istirahat tidak ada keluhan, akan tetapi aktivitas sehari-hari dapat menimbulkan rasa capek, berdebar atau sesak nafasKelas III: Pembatasan yang jelas dari aktivitas fisik. Saat istirahat tidak ada keluhan, namun aktivitas sehari-hari yang ringan sekalipun sudah menimbulkan keluhan.Kelas IV: Tidak sanggup melakukan sesuatu aktivitas fisik tanpa perasaan tidak nyaman. Simptom gagal jantung sudah ada, bahkan saat istirahat sekalipun, dan akan meningkat setiap aktivitas yang ringan sekalipun.

  • ETIOLOGIKelainan otot jantungAtrosklerosis koronerHipertensi sistemik atau pulmonalPeradangan atau degeneratifFaktor sistemik : tirotoksikosis, hipoksia, anemia, asidosis dan ketidakseimbangan elektrolit.

  • PATOFISIOLOGI

    Bila curah jantung berkurang sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah jantung. Bila gagal maka volume sekuncup akan beradaptasi untuk mempertahankan curah jantung.Pada gagal jantung terjadi kerusakan dan kekakuan serabut otot jantung sehingga curah jantung normal tidak dapat dipertahankan.

  • JENIS DAN KLASIFIKASI

    GAGAL JANTUNG KIRI GAGAL JANTUNG KANAN gagal jantung kiri kanan = gagal jantung kongestif = payah jantung

  • GAGAL JANTUNG KIRIGagal jantung kiri disebabkan oleh penyakit jantung koroner,penyakit katup aorta dan mitral serta hipertensiGagal jantung kiri berdampak pada :- Paru bendungan paru sesak nafas- Ginjal iskemik gagal ginjal- Otak iskemik bisa stroke

  • GAGAL JANTUNG KANANPenyebab gagal jantung kanan harus juga termasuk semua yang dapat menyebabkan gagal jantung kiri, seharusnya stenosis mitral yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru.Gagal jantung kanan dapat berdampak pada :- Hati hepatomegali- Ginjal - Jaringan subkutis edema- Otak edema penurunan kesadaran- Sistem Aliran aorta

  • MANIFESTASI KLINISGejala yang muncul sesuai dengan gejala jantung kiri diikuti gagal jantung kanan dapat terjadinya di dada karana peningkatan kebutuhan oksigen. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda tanda gejala gagal jantung kongestif biasanya terdapat bunyi derap dan bising akibat regurgitasi mitral

  • Gagal Jantung KiriDispneuOrthopneuParoksimal Nokturnal DyspneuBatukMudah lelahGelisah dan cemasGagal Jantung KananPitting edemaHepatomegaliAnoreksiaNokturiakelemahan

  • PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKPada EKG ditemukan hipertropi ventrikel kiri, kelainan gelombang ST dan TDari foto torax terdapat pembesaran jantung dan bendungan paru. Pada ekhokardiografi terlihat pembesaran dan disfungsi ventrikel kiri, kelainan bergerak katup mitral saat diastolik. Pengukuran tekanan vena sentral (CVP)

  • Sinus takikardi

  • PENATALAKSANAANTidak ada pengobatan spesifik. Bila diketahui etiologinya diberikan terapi sesuai penyebab. Namun jika idiopatik, dilakukan terapi sesuai gagal jantung kongestif. Yang terbaik adalah transplantasi jantung,

  • PENGKAJIANDATA SUBJEKTIF :RKS : dispnea saat latihan, fatigue, dispnea paroksismal nokturnal, orthopnea, peningkatan BB, pembengkakan ekstremitas, palpitasi, penurunan kemampuan exercise, nokturia, gejala Gastrointestinal (mual, anoreksia, kembung, & konstipasi)

  • PENGKAJIANDATA SUBJEKTIF :Riwayat medis : gagal jantung kronik, infark miokard, hipertensi, gg. Endokrin (diabetes, penyakit tyroid), cardiomyopathy, penyakit kollagen vaskuler, obat iatrogenik , toksin, medikasi, allergi.

  • PENGKAJIANDATA OBJEKTIF :PEMERIKSAAN FISIK :a. Penampilan umum : uncomfortable, kecemasan, air hunger, malnutrisi, warna kulit tampak gelap.

  • PENGKAJIANDATA OBJEKTIF :PEMERIKSAAN FISIK :b. Penemuan fisik : tachycardi, penurunan tekanan darah, diaporesis/ dingin, crackle atau wheezing pulmonal, tachypnea, distensi vena jugularis, hepatomegali, refluks hepatojugularis (+), peningkatan tekanan vena, pulsus alternan, S3 Gallop, edema(ekstremitas, anasarka, ascites), efusi pleura (hidrothoraks)

  • PENGKAJIAN2. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK :a. Continous cardiac monitoring : disritmia

    b. 12 15 lead EKG : menggambarkan AMI atau iskemik (segmen ST elevasi), data hipertropi ventrikel ((gelombang qrs abnormal), pembesaran atrium (gelombang p abnormal), atau abnormalitas konduksi

  • PENGKAJIAN2. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK :c. Pemeriksaan laboratorium : proteinuria atau BJ urine meningkat, peningkatan BUN & kreatinin, hiponatremia (gagal jantung berat), hipokalemia (pasien mendapatkan obat diuretik / lasix), tes fungsi liver abnormal (SGOT, SGPT alkali fosfatase, albumin), anemia (pencetus).d. Radiografi dada : cardiomegali, edema pulmonal, effusi pleura.

  • DIAGNOSA KEPERAWATAN/MASALAH KOLABORATIFGangguan pertukaran gas B.D volume cairan berlebihPola nafas tidak efektif B.D volume cairan berlebih dan pertukaran gas tergangguPenurunan cardiac output B.D aktivitas pompa miokardium tidak efektifGangguan perfusi jaringan

  • DIAGNOSA KEPERAWATAN/MASALAH KOLABORATIFPerubahan perfusi ginjal, serebral, cardiopulmonal, GIT, perifer B.D aktivitas miokardium tidak efektifResiko injuri : disritmia B.D peregangan miokardium, volume cairan berlebih, penurunan cardiac output.Kecemasan/ketakutan B.D hasil yang tidak jelas, kesulitan bernafas.

  • DIAGNOSA KEPERAWATANIntoleransi aktifitas yang berhubungan dengan insufisiensi oksigen untuk aktifitas kehidupan sehari hari.Resiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan.Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan dispnea nokturnal dan ketidak mampuan posisi tidur yang biasanya.Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

  • INTERVENSI KEPERAWATANMempertahankan jalan nafas, pernafasan, & sirkulasiMempertahankan ventilasi jalan nafas tdk efektif : * Pemberian oksigen* Persiapkan Intubasi ETT* Suction jika diperlukan* Pemberian humidifikasi oksigen* Elevasi kepala : posisi semi/high fowler.

  • Intubasi endotracheal

  • INTERVENSI KEPERAWATANJika klien terpasang ETT : Persiapkan u/ ventilasi mekanik, dan PEEP (positive end-expiratory ventilation)

  • INTERVENSI KEPERAWATANLakukan pemasangan infus dengan larutan normal salineAmbil darah u/ spesimen AGD (analisa gas darah Ph, PO2, PCO2, HCO3, Basa eksesLakukan pemeriksaan radiografi dadaBerikan obat sesuai order : Diuretik, morpin, vasodilator, obat inotropik positif.Kaji & monitor secara kontinyu : ritme jantung, TTV (pulse oksimetri), HR, suara nafas, tekanan darah, RR, tk. Kesadaran, perfusi perifer (kulit), intake-output, efek samping farmakoterapi.

  • INTERVENSI KEPERAWATANSiapkan untuk tindakan ACLS jika diperlukan.Jelaskan semua prosedurPertahankan ketenangan, dan perilaku yang efisienMinimalisir stimuli lingkungan

  • INTERVENSIPantau tanda dan gejala hipoksia.Pantau gejala dan edema paru akut.Waspadai pemberian cairan intravena ( IV ). Pastikan untuk pemberian cairan tambahan misal antibiotikBantu klien dengan tindakan untuk menyimpan kekuatan seperti istirahat sebelum dan sesudah aktivitasJelaskan kebutuhan untuk memenuhi diet rendah natrium dan pembatasan cairan sesuai program, konsul dengan ahli nutrisi sesuai dengan kebutuhan

  • INTERVENSIAjarkan klien dan keluarga tentang kondisi dan penyebabnyaJelaskan kerja obat yang diprogramkan secara khas mencakup preparat, digitalis, vasodilator dan diuretik.Ajarkan klien menghitung frekuensi nadinya.Jelaskan kebutuhan untuk meningkatkan aktivitas secara bertahap dan istirahat bila terjadi dispnea dan kelemahan.

  • Management GJ / CHFMeliputi :Nasehat umum dan terapi non pharmakologisTerapi pharmakologisMechanical devices, dan operasi

  • Management Non PharmakologisGeneral advice dan measure (Rekomendasi klas I, level of evidence C)Edukasi pasien dan keluargaMonitor buat badanKurangi konsumsi garamMengurangi asupan cairan 1,5 2 liter perhariHindari alkoholBila ada obesitas, BB harus dikuruskanSebaliknya juga hati-hati terhadap timbulnya mal nutrisi yang kel klinisMerokok dihindariManagement GJ / CHF (2)

  • Management Non Pharmakologis Saat bepergian hindari udara yang terlalu dingin dan panasSexsual activity perlu konselingPenjelasan mengenai obat-obatan misalnya diuretik, bisa disesuaikan sendiri oleh pasienObat-obat yang harus hati-hati yaitu obat-obat yang dapat mengganggu fungsi jantung + NS AIDS, anti aritmia, calcium antagonix, steroid anti depresi dari derivat tridyolicManagement GJ / CHF (3)

  • Manajemen Non Pharmakologis

    Istirahat: - Pada Gagal Jantung Akut - CHF yang belum stabil

    Exercise: - pada pasien GJ kelas II atau III yang rendah sekaliManagement GJ / CHF (4)

  • Therapy Pharmakologis

    1. ACE-i : ( angiotensin converting enzym inhibitors )

    * ACE-i : direkomendasikan sebagai terapi lini pertama pada disfungsi LV (rekomendasi kelas I, level of Evidence-A) * ACE-i : dosis harus disesuaikan sampai dosis optimal ( rekomendasi kelas I level of Evidence A)

    ACE-i : pada LV disfungsi asimtomatik * Dapat menunda atau mencegah progresi jadi GJ

    * Dapat mencegah infark dan kematian mendadak (rekomendasi kelas I level of evidence A)

  • Terapy Pharmakologis (2)

    ACE-I Pada Gagal Jantung Simtomatik

    Semua GJ sistolik harus diberi ACE-I ( rekomendasi kelas I level of evidence )

    Dapat memperbaiki survival, simtom kapasitas fungsional, mengurangi rekomplikasi ?

    Jangan lupa reaksi sampingan : Batuk , hipertensi, renal resustence hiperkalimia, ginjal dan angioneurologi edema

  • Terapy Pharmakologis (3)

    II. Diuretiks : - Sangat penting untuk terapi simptomatik

    - Dapat memperbaiki sesak napas dan exercise tolerance (rek.1 L of E A)

    - Dapat dikombinasi dengan ACE-I + BB ( kelas 1 L of E )

    - Pemberian potasium-sparing diuretik

  • Terapi Pharmakologis (4)III. - Beta Blockers Semua pasien GJ NYHA kelas II-IV, yang sudah stabil (Rek.I l of e A)BB dapat mengurangi rehospitalisasi, memperbaiki kapasitas fungsional (Rek.I l of e A)Dosis awal harus serendah mungkin kira-kira 1/8 sampai dari dosis biasa

  • Terapi Pharmakologis (5)IV. Aldosteron AntagonisAngiotensin II reseptor blocker, apabila ACEi tidak bisa diketahui (Rek I, l of e B)ACEi dan AII RB boleh dikombinasi

  • Terapi Pharmakologis (6)V. Digitalis VI. NITRAT (cedocard, dll)VII. Anti Thrombotik (Aspirin/ terutama bila ada AF (Atrial Fibrilasi) VIII. Mechanical DevicesPemasangan Intra VentrikulerCARDIAC DEVICES, CARDIOVERTER

  • Terima Kasih