37
Tugas KMB I ASKEP HEPATITIS Disusun oleh Kelompok V Tingkat II A Dahlia Kasma Magfrah Wahyuin M! "i#ali D$u#ri P%&TEKKES KEME'KES PA&( )("(SA' KEPE"AWATA' P"%DI KEPE"AWATA' PA&( TAH(' A)A"A' *+,-.*+,/

Askep Hepatitis

Embed Size (px)

Citation preview

Tugas KMB IASKEP HEPATITIS

Disusun oleh Kelompok VTingkat II ADahliaKasmaMagfirahWahyudinM. Rifaldi Djufri

POLTEKKES KEMENKES PALUJURUSAN KEPERAWATAN PRODI KEPERAWATAN PALUTAHUN AJARAN 2013-2014

A. DEFINISIHepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999)Hepatitis merupakan inflamasi hepar yang terjadi karena invasi bakteri , cidera dan agen fisik/kimia (non virus) atau oleh infeksi virus . (Marilynn E. D, 2000)Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas. (Smeltzer, 2001)Hepatitis merupakan proses penyakit hepar yang mengenai parenkim, sel-sel kuffer, duktus empedu dan pembuluh darah.B. ETIOLOGIBerdasarkan etiologinya, hepatitis dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar, yakni hepatitis virus dan hepatitis non virus.a) Hepatitis virusHepatitis virus merupakan infeksi hati yang sering terjadi dan mengakibatkan destruktif, nekrosis, serta autolisis sel hati. Pada kebanyakan pasien, sel-sel hati akhirnya mengadakan regenerasi dengan sedikit kerusakan sama sekali. Namun, usia lanjut dan gangguan serius yang ada di balik infeksi ini akan memperbesar kemungkinan komplikasi. Hepatitis virus memiliki prognosis yang buruk jika terjadi edema dan ensefalopati hepatik. Sejauh ini telah diidentifikasi beberapa tipe virus penyebab hepatitis. Yang umum adalah tipe A, B, C, D dan E. Tipe yang lain terus teridentifikasi seiring peningkatan populasi pasien dan semakin canggihnya teknik pemeriksaan laboratorium.Type AType BType CType DType E

Metode transmisiFekal-oral melalui orang lainParenteral seksual, perinatalParenteral jarang seksual, orang ke orang, perinatalParenteral perinatal, memerlukan koinfeksi dengan type BFekal-oral

KeparahanTak ikterik dan asimtomatikParahMeyebar luas, dapat berkembang sampai kronisPeningkatan insiden kronis dan gagal hepar akutSama dengan D

Sumber virusDarah feces, salivaDarah, saliva, semen, sekresi vaginaTerutama melalui darahMelalui darahDarah, feces, saliva

b) Hepatitis non-virusHepatitis non-virus adalah merupakan keadaan inflamasi pada hati yang biasanya terjadi karena pajanan zat kimia atau obat tertentu. Sebagian besar pasien akan sembuh dari keadaan sakit ini meskipun sebagian kecil dapat mengalami hepatitis fulminan atau sirosis hepatis.Hepatitis non-virus di antaranya disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: Reaksi toksik terhadap obat-obatan : menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.Seperti semua jenis hepatitis, hepatitis toksik adalah juga peradangan di liver. Pada hepatitis toksik kerusakan sel-sel liver disebabkan bahan kimia yang beracun, obat-obat keras yang efeknya mencederai hati, atau mengonsumsi makanan/tanaman tertentu yang mengandung racun misalnya jamur beracun. Pada beberapa kasus, hepatitis toksik terjadi dalam tempo hanya beberapa jam atau beberapa hari setelah tubuh terekspos bahan beracun. Ini terlihat dari gejal yang muncul. Namun ada kasus-kasus yang memerlukan waktu beberapa bulan setelah makan bahan-bahan beracun tersebut untuk menampakkan gejalanya. Sering kali gejala menghilang dengan sendirinya begitu racun dalam tubuh menghilang. Namun harap diwaspadai karena hepatitis toksik bisa menimbulkan cedera yang sifatnya permanen pada sel-sel hati. Kerusakan hati yang permanen dapat berkembang menjadi sirosis bahkan gagal hati. Alkohol : menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.Inilah penyakit radang hati yang diderita oleh pecandu minuman keras. Telah lama para ahli hepatitis mensinyalir adanya hubungan antara radang hati/liver dan pecandu minuman keras. Namun hubungan antara minuman keras dan radang hati (alcoholic hepatitis) ternyata sangat kompleks. Tidak semua pecandu minuman keras bakal menderita radang hati. Bahkan radang hati bisa juga diderita oleh peminum yang bukan pecandu minuman keras (artinya hanya sekali-sekali saja minum-minuman keras).Gejala penyakit liver atau hepatitis ini sangat ringan bahkan tidak terdeteksi. Namun bukan berarti penyakitnya lantas menghilang sendiri. Walaupun gejalanya ringan bahkan tidak disadari, penyakit tetap berkembang bahkan bisa mencederai organ hati. Setelah makin parah, gejala barulah tampak. Bahan-bahan kimia.

C. TANDA DAN GEJALAa) Hepatitis virusTanda dan gejala hepatitis virus mencerminkan stadium penyakit tersebut. Stadium pre ikterik (prodromal)Berlangsung selama 4-7 hari. Penderita mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, muntah, mual, demam, nyeri sendi otot dan nyeri pada perut kanan atas. Urine menjadi lebih coklat. Tanda dan gejala yang bisa muncul, yakni: Keluhan mudah lelah dan tidak enak badan yang menyeluruh akibat efek sistemik inflamasi hati. Anoreksia dan sedikit penurunan berat badan akibat efek sistemik inflamasi hati. Atralgia dan mialgia akibat efek sistemik inflamasi hati Mual dan muntah akibat efek inflamasi hati pada GI Perubahan pada indera pengecap dan pembau yang berhubungan dengan inflamasi hati Demam yang terjadi sekunder karena proses inflamasi Nyeri tekan pada abdomen kuadran kanan atas akibat inflamasi hati dan iritasi serabut saraf di daerah tersebut Urine berwarna gelap akibat urobilinogen. Feces berwarna seperti dempul akibat penurunan sekresi empedu ke dalam traktus GI.

Stadium ikterikBerlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan menjadi berkurang tetapi penderita masih lemah, dan muntah. Hepar mengalami pembesaran dan terdapat nyeri tekan. Feces akan berwarna kelabu atau kuning muda. SGOT dan SGPT meningkat, HbSAg ditemukan pada hepatitis B. tanda fan gejala stadium klnis meliputi : Semua gejala pada fase prodromal yang semakin parah Keluhan gatal-gatal akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah Nyeri abdomen atau nyeri tekan pada abdomen akibat inflamasi hati yang berlanjut Gejala ikterus akibat kenaikan kadar bilirubin dalam darah. Stadium post ikterik (penyembuhan)Ikterus mereda, warna urine dan BAB menjadi normal kembali. Pada kasus tanpa komplikasi, penyembuhan mulai 1 atau 2 minggu dari timbulnya ikterus dan berlangsung 2-6 minggu. Bila terjadi splenomegali dengan cepat akan menghilang, tetapi hepatomegali hanya dapat kembali normal beberapa minggu kemudian. Pada pemeriksaan laboratorium fungsi hati dapat menetap 3-6 bulan.b) Hepatitis non-virusTanda dan gejala meliputi: Anoreksia, mual dan muntah akibat efek sistemik inflamasi hati Ikterus akibat oenurunan metabolisme bilirubin yang menimbulkan hiperbilirubinemia Urine yang berwarna gelap akibat kenaikan kadar urobilinogen Hepatomegali akibat inflamasi Kemungkinan terdapatnya nyeri abdomen akibat inflamasi hati Feses yang berwarna dempul dan gejala ini terjadi sekunder karena penurunan sekresi getah empedu ke dalam traktus GI akibat nekrosis hati Pruritus yang terjadi sekunder karena ikterus dan hiperbilirubinemia

D. PATOFISIOLOGI

E. KOMPLIKASIa) Hepatitis virusKomplikasi dapat meliputi: Hepatitis persisten kronis yang memperpanjang masa pemulihan sampai 8 bulan Hepatitis aktif yang kronis Sirosis hepatis Gagal hati dan kematian Karsinoma dan hepatoseluler primerTidak setiap pasien dengan hepatitis virus akan mengalami perjalanan penyakit yang lengkap. Sejumlah kecil pasien (kurang dari 1%) memperlihatkan kemunduran klinis yang cepat setelah awitan ikterus akibat hepatitis fulminan dan nekrosis hati massif. Hepatitis fulminan dicirikan oleh tanda dan gejala gagal hati akut penciutan hati, kadar bilirubin serum meningkat cepat, pemanjangan waktu protrombin yang sangat nyata, dan koma hepatik. Kematian dapat timbul pada 80% kasus, dan dalam beberapa hari pada sebagian kasus. Yang lain dapat bertahan hidup selama beberapa minggu bila kerusakan tidak terlalu luas. HBV bertanggungjawab atas 50% kasus hepatitis fulminan, dan sering kali disertai hepatitis HDV. Hepatitis fulminan tidak sering menjadi komplikasi HCV dan amat jarang menyertai HAV.Kompilkasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai adalah perjalanan penyakit yang memanjang hingga 4-8 bulan. Keadaan ini dikenal sebagai hepatitis kronik persisten, dan terjadi pada 5%-10% pasien. Akan tetapi meskipun terlambat, pasien-pasien hepatitis kronik persisten akan selalu sembuh kembali.Sekitar 5% dari pasien hepatitis virus akan mengalami kekambuhan setelah serangan awal. Kekambuhan biasanya dihubungkan dengan minum alkohol atau aktivitas fisik yang berlebihan. Ikterus biasanya tidak terlalu nyata, dan tes fungsi hati tidak memperlihatkan kelainan dalam derajat yang sama. Tirah baring biasanya akan segera diikuti kesembuhan. Setelah hepatitis virus akut, sejumlah kecil pasien akan mengalami hepatitis agresif atau kronik aktif, di mana terjadi kerusakan hati seperti digerogoti (piece meat) dan perkembangan sirosis. Kondisi ini dibedakan dari hepatitis kronik persisten dengan biopsy hati. Tetapi kortikosteroid dapat memperlambat perluasan cidera hati, namun prognosis tetap buruk. Kematian biasanya terjadi dalam 5 tahun akibat gagal hati atau komplikasi sirosis. Hepatitis kronik aktif dapat berkembang pada hampir 50% pasien degnan HCV; sedangkan proporsinya pada penderita HBV jauh lebih kecil (sekitar 1-3%). Sebaliknya, hepatitis kronik umumnya tidak terjadi kompilkasi dari HAV atau HEV. Tidak semua kasus hepatitis kronik aktif terjadi menyusul hepatitis virus akut. Obat-obat yang terlibat dalam patogenensis kelainan ini termasuk alfametildopa (Aldomed), isoniazid, sulfonamide dan aspirin.Akhirnya, suatu komplikasi lanjut dari hepatitis yang cukup bermakna adalah perkembangan karsinoma hepatoselular. Kendatipun tidak sering ditemukan di Amerika Serikat, kanker hati primer cukup umum di Negara-negara berkembang. Dua faktor penyebab utama yang dikaitkan dengan patgenesisnya adalah : infeksi HBV kronik dan sirosis terkait. Baru-baru ini, sirosis terkait HCV dan infeksi kronik telah dikaitkan pula dengan kanker hati primer (Dienstag, 1990; Dusheiko; 1990)b) Hepatitis non-virusKomplikasi hepatitis non-virus meliputi : Sirosis hepatis Gagal hati

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG Tes fungsi hati (abnormal 4-10 kali dari normal) AST (SGOT), ALT (SGPT) ; awalnya meningkat, dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian menurun Darah lengkap ; SDM menurun karena penurunan terhadap SDM (gangguan enzim hati) atau mengakibatkan perdarahan. Leukopenia : trombositopenia mungkin ada (splenomegali) Diferensia darah lengkap : leukositosis, monositosis, limfosit atipikal dan sel plasma Alkali fosfatase : meningkat (kecuali ada kolestasis berat) Feses : warna tanah liat, penurunan fungsi hati Albumin serum : menurun Gula darah : hiperglikemia/hipoglikemia Anti HAV IG.M : positif pada tipe A HBs Ag : positif pada tipe B/negatif pada tipe A Masa protrombin : memanjang Bilirubin serum : di atas 2,5 mg/100 ml Biopsi hati : menunjukkan diagnosis dan luasnya nekkrosis Skan hati : membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim hati Urinalisis : peningkatan bilirubin, protein/hematuria.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS Manifestasi akut dari hepatitis secara umum berkurang lebih dari 2 3 minggu. Pemulihan dan laboratorium komplek terjadi pada hepatitis A selama 9 minggu dan hepatitis B dan hepatitis C 16 minggu .Klien yang mengalami mual dan muntah hebat serta mengalami kesulitan mempertahankan keseimbangan cairan akan memerlukan perawatan di rumah sakit bila ada penyimpanan berlanjut. Tindakan umum dari pengobatan mencakup (1) farmakoterapi, (2) penatalaksanaan diet, (3) penatalaksanaa aktivitas, (4) pengurangan pruritus, dan (5) profilaksi pasca-pemajanan.Klien dianjurkan untuk memantau tingkat aktivitas mereka dan menghindari aktivitas berat. Jika manifestasi berat, tirah baring dapat diindikasikan dengan kembalinya secara bertahap ke aktivitas normal sesuai dengan berkurangnya manifestasi . Penatalaksanaan pruritus memerlukan emolienI Dn krim lipid yang diresepkan. Kortikosteroid tidak menunjukan keuntugan dalam penelitian klien dengan hepatitis.PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGISBeberapa obat-obatan tersedia untuk mengatasi hepatitis virus. Antibiotic tidak diresepkan. Antimetik mengontrol mual dan muntah,tetapi fenotiazid tidak digunakan karena agens ini di-biotransformasikaan dihepar dan karenanya berpotensi toksik.Vitamin K parenteral dapat diberikan pada klien dengan masa protorombin memanjang. Antihistamin dapat diberikan untuk menghilangkan pruritus tetapi dapat menyebabkan sedasi berat. Agen- agen farkologis yang digunakan adalah steroid,estrogen,antilipemik,globulin imun, dan vaksin.Dokter hanyan memberikan obat yang sangat pada klien dengan hepatitis. Obat-obatan seperti klorpromazin,aspirin,asetaminofen,dan berbagai sedative diberikan jarang sekali karena mempunyai sifat hepatotoksis.PENATALAKSANAAN DIETSecara umum, dianjurkan diet seimbang tinggi karbohidrat dan rendah lemak. Makanan harus di berikan dalam porsi kecil dan diberikan empat sampai enam kali sehari.Makanan kesukaan klien harus dipertimbangkan. Semua minuman alkoholik sangat dilarang.

H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATANDIAGNOSA KEPERAWATAN : Kelelahan yang berhubugan dengan penurunan produksi energy metabolic sekunder akibat disfugsi hepar, yang menyebabkan kesalahan absorpsi, metabolisme, dan penyimpangan nutrien.HASIL YANG DIHARAPKAN Pada minimum 24 jam sebelum pulang dari rumah sakit, kelelahan pasien telah hilang, dan terjadi peningkatan energi.INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Dapatkan riwayat diet untuk menentukan makanan kesukaan. Anjurkan orang terdekat untuk membawa makanan yang diinginkan,bila diizinkan.2. Pantau dan catatan masukan.3. Ajurkan makan sering dan sedikit, dan berikan dukungan emosi selama makan.4. Dapatkan program suplemen vitamin dan mineral, bila tepat.5. Berikan priode istirahat pada sedikitkan 90 menit sebelum dan setelah aktivitas dan tindakan.6. Pertahankan objek yang sering digunakan dalam jangkauan yang mudah.7. Tingkatkan istirahat dan tidur dengan memotong kembali rangsang lingkugan, memberikan mesase punggung, dan relaksasi dan berbicara dengan pasien dengan istilah singkat dan sederhana.8. Berikan antasida, antiemetic, obat antidiare, dan katartik sesuai program untuk meminimalkn distress gastric dan meningkatkan absorpsi nutrient.DIAGNOSA KEPERAWATAN : Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d kurang terpajan/mengingat; salah interpretasi informasi; tidak mengenal sumber informasi.HASIL YANG DIHARAPKAN :Dalam 24 jam sebelum pulang dari rumah sakit, pasien mengungkapkan pengetahuan tentang penyebab hepatitis dan tindakan yang membantu mencegah penularan.

INTERVENSI KEPERAWATAN1. Kaji pengetahuan pasien tentang proses penyakit ,dan ajarkan pasien sesuai kebutuhan. Yakinkan pasien mengetahui anda tidak membuat keputusan moral tentang penggunaan alcohol atau obat atau perilaku seksual.2. Ajarkan pasien dan orang terdekat pentingnya mencuci tangan yang baik dan menggunakan sarung tangan bila kontak dengan feses mungkin terjadi.3. Bila tepat anjurkan pasien denga HAV bahwa kondisi hidup yang padat dengan sanitasi buruk harus dihindari untuk mencegah kekambuhan.4. Ingatkan pasien dengan HBV dan HCV bahwa mereka harus mengubah perilaku seksual. Jelaskan bahwa donor darah tidak lagi mungkin dilakukan.5. Anjurkan pasien dengan HBV bahwa pasangan seksual mereka harus menerima vaksin HB.6. Rujuk pasien pada program tindakan pengobatan bila perlu.DIAGNOSA KEPERAWATAN Resiko terhadap kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan pruritrus sekunder akibat disfungsi hepatik.HASIL YANG DIHARAPKANKulit pasien tetap utuh.INTERVENSI KEPERAWAtan1. Pertahankan kulit pasien lembab dengan menggunakan air hangat atau mandi dengan embolin, hindari sabun alkali, dan berikan losion emolin pada interval sering.2. Anjurkan pasien tidak menggaruk kulit dan mempertahankan kuku pendek dan halus. Anjurkan pasien menggunakan buku jari untuk menggaruk. Tutup atau pakaik an sarung tangan pada pada tangan pasien (khususnya pasien koma ).3. Atasi adanya lesi kulit dengan segera untuk mencegah infeksi.4. Berikan antihistamin sesuai program; observanen lin asi dengan ketat terhadap sedasi berlebihan.5. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian halus dan longgar; berikan linen halus (katun yang baik )6. Pertahankan lingkungan dingin.7. Ganti linen yang basah sesegera mungkin.

DIAGNOSA KEPERAWATANGangguan citra tubuh yang berhubungan dengan adanya ikterik.HASIL YANG DIHARAPKANDalam 24 jam sebelum pulang dari rumah sakit, pasien mengungkapkan pengetahuan tentang tindakan untuk meningkatkan penampilan dan mendemonstrasikan minat terhadap berdandan setiap hari.INTERVENSI KEPEWATAN1. Anjurkan pasien dan orang terdekat untuk mengekspresikan perasaan dan masalah mereka.2. Anjurkan pasien untuk mempertahankan berdandan setiap hari.3. Jelaskan bahwa menggunakan warna kuning dan hijau menegaskan warna kulit yang kuning. Anjurkan menggunakan merah terang dan biru atau hitam.4. Berikan privasi bila perlu.DIAGNOSA KEPERAWATANPerubahan perlindungan yang berhubugan dengan risiko perdarahan sekunder akibat penurunan absopsi vitamin K .HASIL YANG DIHARAPKANPasien bebas dari perdarahan, dibuktikan dengan hasil tes negative terhadap darah samar feses dan urine,tak ada area ekimosis,dan tak ada perdarahan pada gusi dan sisi injeksi.INTERVENSI KEPEWATAN1. Pantau kadar PT setiap hari; rentang optimal adalah 10,5-13,5 detik.2. Tangani pasien dengan lembut (mis,bila membalik atau memindahkan).3. Minimalkan injeksi IM. Rotasi sisi, dan gunakan jarum ukuran kecil. Berikan tekanan sedang setelah injeksi, tetapi jangan memasage sisi. Berikan obat obatan secara oral atau intravena bila mungkin 4. Observasi terhadap area ekimosis. Inspeksi gusi, dan tes urine dan feses terhadap darah. Konsul pada tentang temuan bermakna.5. Anjurkan pasien untuk menggunakan pencukuran elektrtik dan sikat gigi halus.6. Berikan vitamin k sesuai program.

PENYULUHAN PASIEN-KELUARGA DAN RENCANA PEMULANGANBerikan pasien dan orang terdekat informasi tertulis dan verbal menggunakan hal-hal berikut:1. Pentingnya istirahan dan nutrisi adekuat 2. Pentingnya menghindari agens hepatotoksik,termasuk obat yang dijual bebas.3. Resepkan obat obat (mis. Multivitamin), termasuk nama obat, tujuan, dosis, jadwal, kewaspadaan, interaksi obat/obat dan makanan/obat, dan potensi efek samping.4. Pentingnya mengonformasikan dokter, dokter gigi dan pemberi perawatan tentang diagnosa hepatitis.5. Komplikasi potensial: pelambatan penyembuhan, cedera kulit, dan kecendrugan perdarahan.6. Pentingnya menghindari alkohol selama pemulihan.7. Bila dapat diterapkan, rujuk pada program pengobatan alkohol dan/atau obat.

KLASIFIKASI HEPATITIS VIRUSHepatitis AHepatitis BHepatitis CHepatitis DHepatitis E

SinonimHepatitis infurksiosaHepatitis inkubasi pendekHepatitis serumHepatitis inkubasi lama---

Tes antigen dan antibody (HGsAG, Hb-Cag, HBs dan anti HBs)NegatifPositifNegatifPositifPositif

Masa inkubasi15-45 hari30-180 hari15-160 hari14-64 hari14-60 hari

Golongan usiaAnak-anak (sering) dan perkumpulan (asrama), dewasa mudaSemua umur adiksi obat, klien hemodiastolik kronis, petugas kesehatan.Lebih sering pada orang dewasa, setelah transfusi darah.Segala usia, penderita yang terkena hepatitis B.Usia 20 hingga 40 tahun

MusimGugur dan permulaan musim dingin.Sepanjang tahunSepanjang tahunSepanjang tahunSepanjang tahun

Transmisi Fekal, oral, air terkontaminasi, kerang-kerangan, parenteral.Transfusi darah, fekal, pemakaian obat melalui parenteral, fekal-oral, kontak seksualDarah dan cairan tubuhPengguna obat IV resipran transfusi darah/fekal, oralTerutama fekal-oral.

a) Hepatitis AHepatitis A disebabkan oleh suatu virus DNA dari family enterovirus. Cara penularan dari penyakit ini adalah rute fekal-oral, terutama melalui makan makanan atau cairan yang terinfeksi oleh virus. Virus ditemukan dalam feses dari pasien terinfeksi sebelum awitan gejala dan selama beberapa hari terserang penyakit. Periode inkubasi penyakit ini diperkirakan adalah dari 1 sampai 7 minggu, dengan rata-rata 30 hari. Perjalanan penyakit dapat berlangsung dari 4 minggu sampai 8 minggu. Virus hanya ada dalam serum dalam waktu singkat; dengan timbulnya ikterik pasien hampir pasti tidak lagi infeksius. Manifestasi klinis1. Banyak pasien tidak menunjukkan ikterik (tanpa jaundis) dan tidak menunjukkan gejala yang berarti.2. Ketika timbul gejala, terdapat infeksi saluran pernapasan atas ringan, seperti gejala flu, degnan demam ringan.3. Anoreksia merupakan gejala dini dan sering sekali memburuk.4. Nantinya, memungkinkan akan terlihat ikterik dan urine berwarna gelap.5. Terjadi tidak dapat makan dalam tingkatan yang beragam.6. Hepar dan limpa mungkin mengalami pembesaran sedang selama beberapa hari setelah awitan.7. Orang dewasa lebih sering untuk mengalami simtomatik dibandingkan dengan anak-anak. Penatalaksanaan1. Tirah baring selama fase akut; berikan dorongan diet yang bergizi.2. Berikan makanan yang telah diperkaya dalam porsi kecil namun sering dengan glukosa IV bila perlu selama periode anoreksia.3. Secara bertahap namun progresif tingkatkan ambulasi untuk mempercepat penyembuhan.b) Hepatitis BHepatitis B adalah virus DNA. Hepatitis ini ditularkan terutama melalui darah. Virus telah ditemukan pada saliva, semen, sekresi vaginal, dan dapat ditularkan melalui membrane mukosa dan lecet pada kulit. Virus ini memperbanyak diri dalam hepar dan tetap dalam serum selama periode yang lama, memunngkinkan terjadinya transmisi virus. Mereka yang beresiko termasuk tenaga kesehatan, pasien dalam unit hemodialisis dan onkologi, homoseksual yang aktif dan biseksual pria, penggunaan obat-obat terlarang IV. Periode inkubasi antara 1-6 bulan. Angka kematian (mortalitas) berkisar dari 1% sampai 10%. Manifestasi klinis1. Gejala-gejala mungkin hebat dan beragam; jarang terjadi gejala pernapasan dan demam; beberapa mengalami artralgias dan ruam.2. Kehilangan nafsu makan, dyspepsia, nyeri abdomen, sakit tubuh secra keseluruhan, malaise dan kelemahan.3. Ikterik bisa terlihat dan bisa juga tidak tampak. Dengan ikterik, terdapat feses berwarna terang dan urine berwarna gelap.4. Hepar dapat membesar dan keras; limpa membesar dan dapat teraba pada pasien tertentu. Nodus limfe vertikal posterior juga dapat membesar. Penatalaksanaan1. Percobaan klinis dengan interferon telah menunjukkan hasil yang menjanjikan.2. Tirah baring dan pembatasan aktifitas sampai pembesaran hepar dan peningkatan bilirubin serum serta enzim-enzim hepar telah menghilang.3. Pertahankan nutrisi yang adekuat; batasi protein ketika kemampuan hepar memetabolisme protein mengalami kerrusakan.4. Berikan antasida, beladona dan antiemetic untuk dyspepsia serta malaise umum; hindari semua pemberian obat bila terjadi muntah.5. Masa penyembuhan dapat lama dan pemulihan membutuhkan waktu 3-4 bulan.6. Berikan dorongan untuk melakukan aktifitas secara bertahap setelah ikterik hilang dengan sempurna.7. Pikirkan dampak psikologis dari perjalanan penyakit yang panjang.8. Libatkan keluarga dalam perencanaan aktifitas pasien.

c) Hepatitis CPorsi signifikan dari kasus hepatitis virus yang tidak termasuk hepatitis A, B dan D; hepatitis virus ini dikelompokkan sebagai hepatitis C. Hepatitis ini bentuk utama hepatitis yang berkaitan dengan transfusi. Masa inkubasinya beragam dan dapat berkisar dari 15-160 hari. Perjalanan klinis hepatitis C serupa degnan yang terdapat dalam hepatitis B; gejala-gejala biasanya ringan. Keadaan karier sering terjadi, dan penyakit hepar kronis yang signifikan sering terjadi dengan hepatitis C. terdapat peningkatan resiko sirosis dan kanker hepar setelah terserang hepatitis C. terapi interferon jangka panjang dengan dosis rendah telah menunjukkan kesakitan dalam percobaan klinis pada beberapa pasien dengan hepatitis C.d) Hepatitis DHepatitis D (agen delta) terjadi pada beberapa kasus hepatitis B. Hanya individual dengan hepatitis B beresiko untuk mengalami hepatitis D. virus hepatitis ini membutuhkan antigen permukaan hepatitis B untuk memperbanyak dirinya. Hepatitis ini umum terjadi pada individu pengguna obat-obat terlarang IV, pasien hemodialisis, dan resipien transfusi darah multipel. Hubungan seksual dengan mereka yang terinfeksi hepatitis B merupakan transmisi hepatitis B dan D. masa inkubasi beragam antara 21-140 hari. Gejala serupa dengan gejala pada hepatitis B kecuali bahwa pasien hampir pasti mengalami hepatitis hebat dan berkembang menjadi hepatitis kronis aktif dan sirosis. Pengobatan serupa dengan hepatitis bentuk lainnya.e) Hepatitis EHepatitis virus E (hepatitis terbaru) ditularkan melalui rute oral-fekal. Masa inkubasinya bervariasi dan diperkirakan berkisar antara 15-65 hari. Awitan dan gejalanya serupa dengan gejala dari bentuk hepatitis viral lainnya. Metode pencegahan utama adalah menghindari kontak dengan virus melalui hygiene (mencuci tangan dengan baik). Keberhasilan imun globulin dalam melindungi terhadap virus hepatitis E tidak pasti.

ASUHAN KEPERAWATAN TEORIHEPATITISA. PENGKAJIAN Biodata klien Riwayat kesehatan Data demografi Apakah klien tinggal/bekerja di lingkungan yang terpapar infeksi virus dan bahan-bahan kimia. Riwayat kesehatan sekarang Klien biasa datang dengan keluhan : demam, sakit kepala, nyeri pada kuadran kanan atas, mual, muntah, ikterik, lemah, letih, lesu dan anoreksia. Riwayat kesehatan dulu Penyakit apa yang pernah diderita klien Kebiasaan minum alkohol Pernah menjalani operasi batu empedu Riwayat kesehatan keluarga Apakah ada keluarga klien yang menderita penyakit hepatitis dan penyakit infeksi lain Aktifitas/istirahat Gejala : kelemahan, kelelahan, malaise umum. SirkulasiTanda : bradiakrdi (hiperbilirubinemia berat) ikteris pada skelra, kulit, membran mukosa. Eliminasi Gejala : urine gelap, diare/konstipasi (feses warna tanah liat), adanya/berutang hemodialisa Makanan/cairan : hilangnya nafsu makan (anoreksia), penurunan BB/meningkat (edema), mual, muntah. Tanda : asites Neurosensori Tanda : peka rangsang, cenderung tidur, letargi, asteriksis.

Nyeri/kenyamanan Gejala : Kram abdomen, nyeri tekan abdomen kuadran kanan atas Mialgia, atralgia, sakit kepala Gatal (pruritasi) Tanda : Otot tegang dan gelisah Pernafasan Gejala : tidak minat/enggan merokok (perokok)

B. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan melalui muntah dan diare, asites dan gangguan proses pembekuan.2. Resiko tinggi terhadap infeksi b.d penekanan respon inflamasi, depresi umum.3. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan umum; penurunan kekuatan (ketahanan); nyeri; mengalami keterbatasan aktivitas; depresi.4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah; penurunan peristaltik (refleks viseral); emperdu tertahan; peningkatan kebutuhan kalori/status hipermetabolik.5. Resiko kerusakan integritas kulit/jaringan b.d akumulasi garam empedu dalam jaringan.6. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d kurang terpajan/mengingat; salah interpretasi informasi; tidak mengenal sumber informasi.7. Situasional harga diri rendah b.d gejala jengkel/marah; terkurung/isolasi; sakit lama/periode penyembuhan.

C. NURSING CARE PLAN

NO. DXDIAGNOSA KEPERAWATANTUJUAN & KRITERIA HASILINTERVENSIRASIONAL

IResiko tinggi kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan melalui muntah dan diare, asites dan gangguan proses pembekuan.DO : Mukosa kering Kulit kering BAK pekat Penurunan pengeluaran urine Perubahan tekanan darah Ketidakmampuan berkonsentrasi Turgor jelekVolume cairan dapat terpenuhi dengan kriteria hasil : Tanda vital stabilTD : 110/80 mmHgN : 60 - 100 / menitP : 16 - 22 / menitS : 36 - 37o C Mukosa lembab Nadi perifer kuat Pengisian kapiler Turgor kulit baik Pengeluaran urine sesuai (volume 1,2-1,5 L/hari) Klien kooperatif1. Monitor intake dan output dan bandingkan dengan berat badan harian. Catat kehilangan melalui usus, contoh; muntah dan diare.1. Memberikan informasi tentang kebutuhan penggantian/efek terapi.

2. Kaji TTV, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membran mukosa.2. Indikator volume sirkulasi/perfusi.

3. Periksa adanya asites/edema. Ukur lingkar perut sesuai indikasi.3. Mengetahui kemungkinan perdarahan jaringan.

4. Biarkan klien menggunakan spon dan pembersih mulut untuk sikat gigi.4. Menghindari trauma dan perdarahan gusi.

5. Anjurkan klien untuk banyak minum + 8 gelas sehari.5. Untuk menghindari kekurangan cairan.

6. Observasi tanda perdarahan seperti hematuria/melena, ekomosis, perdarahan terus menerus dari gusi/bekas injeksi.6. Kadar protrombin menurun pada waktu koagulasi memanjang bila absorbsi vitamin K terganggu pada traktus GI dan sintesis protrombin menurun karena mempengaruhi hati.

Kolaborasi

7. Monitor nilai laboratorium seperti Hb, Ht, Na+, albumin dan waktu pembekuan.

7. Menunjukkan hidrasi dan mengidentifikasi retensi natrium/kadar protein yang dapat menimbulkan edema. Defisit pada pembekuan potensial beresiko perdarahan.

8. Berikan cairan IV (biasanya glukosa), elektrolit.

8. Memberikan cairan dan pengganti elektrolit

9. Berikan obat sesuai indikasi;a) Vitamin K

b) Antasida

c) Anti diare

d) Plasma beku segar9. Rasional pemberian obat:a) mencegah masalah koagulasib) menetralisir sekresi lambu ngc) mengurangi kehilangan cairan/elektrolitd) Diperlukan untuk mengganti faktor pembekuan pada adanya defek koagulasi.

IIResiko tinggi terhadap infeksi b.d penekanan respon inflamasi, depresi umum.

Infeksi tidak terjadi.Kriteria hasil : Klien mengetahui tentang penyebab faktor resiko infeksi. Klien menunjukkan perubahan perilaku. Menghindari infeksi.

1. Isolasi untuk klien infeksi enterik sesuai dengan kebijakan rumah sakit.1. Mencegah transmisi penyakit virus kepada orang lain

2. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.

2. Mencuci tangan dapat mencegah dan melindungi dari infeksi virus

3. Awasi/ batasi pengunjung sesuai indikasi.3. Pasien terpajan terhadap proses infeksi (khususnya respiratorius) resiko komplikasi sekunder.

4. Jelaskan prosedur isolasi pada klien/orang terdekat.

4. Untuk perlindungan diri dan orang lain, juga mengurangi perasaan isolasi dan stigma. Isolasi dapat berakhir 2-3 minggu dari timbulnya penyakit, tergantung lama gejala dan tipe.

5. Berikan informasi tentang adanya gama globulin, ISG, HBIG, vaksin hepatitis B (REcombivax HB, Engerix-B) melalui departemen kesehatan atau dokter keluarga5. Efektif dalam mencegah hepatitis virus pada orang yang terpajan, tergantung tipe hepatitis dan periode inkubasi

6. Kolaborasi pemberian obat sesuai dengan indikasi.a) Antivirus

b) interferon

c) antibiotik6. Rasionalisasi pemberian obat :

a) Berguna untuk pengobatan hepatitis aktif kronis.b) efektif untuk penyakit hati sehubungan dengan HCV.c) untuk mencegah infeksi sekunder.

IIIIntoleransi aktifitas b.d kelemahan umum; penurunan kekuatan (ketahanan); nyeri; mengalami keterbatasan aktivitas; depresi.DS: Klien mengatakan merasa lemah. DO: Penurunan kekuatan otot. Klien menolak/membatasi gerakan.Tujuan :Klien dapat beraktifitas sesuai toleransi.Kriteria hasil : Menunjukkan teknik/perilaku yang memampukan kembali melakukan aktivitas. Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas.1. Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik.

1. Meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan.

2. Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan tenang; batasi pengunjung sesuai keperluan.2. Meningkatkan istirahat dan ketenangan. Meneydiakan energy yang digunakan untuk penyembuhan. Aktivitas dan posisi duduk tegak diyakini menurunkan aliran darah ke kaki, yang mencegah sirkulasi optimal ke sel hati.

3. Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.3. Memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan.

4. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak sendi pasif/aktif.4. Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini dapat terjadi karena keterbatasan aktifitas yang mengganggu periode isitrahat.

5. Dorong penggunaan teknik manajemen stress, contoh relaksasi progresif, visualisasi, bimbingan imajinasi. Berikan aktivitas hiburan yang tepat, contoh : menonton TV, mendengar radio, mambaca.5. Meningkatkan relaksasi dan penghambatan energi, memusatkan kembali perhatian dan dapat meningkatkan koping.

6. Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri tekan pembesaran hati.

6. Menunjukkan kurangnya resolusi eksaserbasi penyakit, memerlukan istirahat lanjut, mengganti program terapi.

Kolaborasi

7. Awasi kadar enzim hati.7. Membantu menetukan kadar aktifitas tepat, sebagai peningkatan prematur pada potensial resiko berulang.

8. Berikan antidot atau bantu dalam prosedur sesuai indikasi (contoh lavase, katarsis, hiperventilasi) tergantung pada pemajanan.8. Membuang agen penyebab pada hepatitis toksis dapat membatasi derajat kerusakan jaringan.

9. Berikan obat sesui dengan indikasi:Sedatif, agen antiansietas, contoh : diazepam (valium); lorazepam (antivan).9. Membantu dalam manajemen tidur. Catatan : penggunaan barbiturat dan tranquilizer seperti compazine dan thorazine, dikontraindikasikan sehubung efek hepatoksis.

IVPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah; penurunan peristaltik (refleks viseral); emperdu tertahan; peningkatan kebutuhan kalori/status hipermetabolik.DS: Klien mengatakan tidak nafsu makan. Klien mengatakan makan terasa hambar. Klien mengatakan nyeri/kram perut.DO: Penurunan berat badan. Tonus otot buruk.Tujuan :Nutrisi klien terpenuhi secara adekuat.Kriteria hasil : Menunjukkan perilaku perubahan pola hidup untuk meningkatkan/mempertahankan BB sesuai. Menunjukkan peningkatan BB mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas tanda malnutrisi. 1. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makanan sedikit dalam frekuensi sering dan tawarkan makanan pagi paling besar.1. Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk selama siang hari membuat masukan makanan yang sulit pada sore hari.

2. Berikan perawatan mulut sebelum makan.2. Menghilangkan rasa tidak enak dapat meningkatkan nafsu makan.

3. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.3. Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan.

4. Dorong pemasukan sari jeruk, minuman karbonat dan permen berat sepanjang hari.4. Bahan ini merupakan ekstrakalori dan dapat lebih mudah dicerna/toleran bila makanan lain tidak toleran.

Kolaborasi

5. Konsul pada ahli diet, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan pasien, dengan lemak dan protein sesuai toleransi.5. Berguna dalam membuat program diet untuk memenuhi kebutuhan individu. Metabolism lemak bervariasi tergantung pada produksi dan pengeluaran empedu dan perlunya masukan normal atau lebih protein akan membantu regenerasi hati. Pembatasan protein diindikasikan pada penyakit berat (contoh: hepatitis kronis) karena akumulasi produksi akhir metabolisme protein dapat mencetuskan hepatik ensefalopati.

6. Awasi glukosa darah.6. Hiperglikemia/hipoglikemia dapat terjadi, memerlukan perubahan diet/pemberian insulin.

7. Berikan obat sesuai indikasi:a) Antiemetik, contoh: metalopramide (reglan); trimetobenzamid (tegan).

b) Antasida, contoh : Mylanta, Titralac.

c) vitamin, contoh: B komplek, C, tambahan diet lain sesuai indikasi.

d) terapi steroid contoh : prednizon (deltazone) tunggal atau kombinasi dengan asatioprin (imuran).7. Rasional pemberian obat:a) Diberikan jam sebelum makan, dapat menurunkan mual dan meningkatkan toleransi pada makanan. Catatan: compasine dikontraindikasikan pada penyakit hati.b) Kerja pada asam gaster, dapat menurunkan iritasi/risiko perdarahan.c) Memperbaiki kekurangan dan membantu proses penyembuhan.d) Steroid dikontraindikasikan karena meningkatkan risiko berulang/terjadinya hepatitis kronis pada pasien degnna hepatitis virus. Namun, efek antiinflamasi mungkin berguna pada hepatitis aktif kronis (khususnya indiopatik) untuk menurunkan mual/muntah dan memampukan pasien untuk mengkonsumsi makanan dan cairan. Steroid dapat menurunkan aminotransferase serum dan kadar bilirubin, tetapi tidak mempengaruhi nekrosis hati atau regenerasi. Kombinasi terapi mempunyai efek samping lebih sedikit.

8. Berikan tambahan makanan/nutrisi dukungan total bila dibutuhkan.8. Mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan kalori bila tanda kekurangan terjadi/gejala memanjang.

V.Resiko kerusakan integritas kulit/jaringan b.d akumulasi garam empedu dalam jaringan.Tujuan :Tidak terjadi kerusakan integritas kulit.Kriteria hasil : Menunjukkan jaringan/kulit utuh bebas ekskoriasi. Melaporkan tak ada/penurunan pruritus/lecet.1. Gunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Hindari sabun alkali. Berikan minyak kalamin sesuai indikasi.1. Mencegah kulit kering berlebihan. Memberikan penghilangan gatal.

2. Anjurkan menggunakan buku-buku jari untuk menggaruk bila tidak terkontrol. Pertahankan kuku jari pendek pada pasien koma. Anjurkan melepaskan pakaian ketat berikan sprei katun lembut.2. Menurunkan potensial cedera kulit.

3. Berikan masase pada waktu tidur.3. Bermanfaat dalam meningkatkan tidur dengan menurunkan iritasi kulit.

4. Hindari komentar tentang penampilan pasien.4. Meminimalkan stress psikologis sehubungan dengan perubahan kulit.

Kolaborasi

5. Berikan obat sesuai indikasi:a) Antihistamin, contoh: metdilazin (Tacaryl); difenhidramin (Benadryl).

b) Antilipemik, contoh kolestramin (Questran).5. Rasional pemberian obat:a) Menghilangkan gatal . Catatan : gunakan terus menerus pada penyakit hepatik berat.b) Mungkin digunakan untuk asam empedu pada usus dan mencegah absorbsinya. Catatan : efek samping mual dan konstipasi.

VIKurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d kurang terpajan/mengingat; salah interpretasi informasi; tidak mengenal sumber informasi.DS : Klien bertanya tentang kondisinya Klien menyatakan pendapat yang salah tentang penyakitnya Klien meminta informasi Klien tidak akurat mengikuti instruksiTujuan :Pengetahuan bertambah.Kriteria hasil : Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan. Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala penyakit dan hubungan gejala dengan faktor penyebab. Melakukan perubahan perilaku dan berpartisipasi dalam pengobatan.1. Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan/prognosis, kemungkinan pilihan pengobatan.

1. Mengidentifikasi area kekurangan pengetahuan/salah informasi dan memberikan kesempatan untuk informasi tambahan sesuai keperluan. Catatan : transplantasi hati mungkin diperlukan pada adanya penyakit berat karena gagal hati.

2. Berikan informasi khusus tentang pencegahan/penularan penyakit, contoh: kontak yang memerlukan gama globulin; masalah pribadi tak perlu dibagi; tekanan cuci tangan dan sanitasi pakaian, cuci piring dan fasilitas kamar mandi bila enzim hati masih tinggi. Hindari kontak intim, seperti ciuman, kontak seksual, dan terpajan pada infeksi khususnya infeksi saluran kemih (ISK).2. Kebutuhan/rekomendasi akan area bervariasi karena tipe hepatitis (agen peyebab) dan situasi individu.

3. Rencana memulai aktifitas klien sesuai toleransi dengan periode istirahat adekuat. Diskusikan pembatasan mengangkat barang berat, latihan keras/olahraga.

3. Ini tak perlu menunggu sampai bilirubin serum kembali normal untuk memulai aktifitas (memerlukan waktu 2 bulan), tetapi aktifitas keras perlu dibatasi sampai hati kembali ke ukuran normal. Bila pasien mulai merasa lebih baik, ia perlu memahami tentang pentingnya istirahat adekuat lanjutan dalam pencegahan kekambuhan (kekambuhan terjadi pada 5%-25% orang dewasa). Catatan : tingkat energy memerlukan 3-6 bulan untuk kembali normal.

4. Bantu pasien mengidentifikasi aktivitas pengalih.4. Aktivitas yang dapat dinikmati akan membantu pasien menghindari pemusatan pada penyembuhan panjang.

5. Dorong kesinambungan diet seimbang klien.

5. Meningkatkan kesehatn umum dan meningkatkan proses penyembuhan/regenerasi jaringan.

6. Identifikasi cara untuk mempertahankan fungsi usus biasanya, Contoh masukan cairan adekuat/diet serat, aktifitas/latihan sedang sesuai toleransi.6. Penurunan tingkat aktifitas, perubahan pada pemasukan makanan/cairan dan mortilitas usus dapat mengakibatkan konstipasi.

7. Diskusikan efek samping dan bahaya minum obat yang dijual bebas/diresepkan (contoh asetaminofen, aspirin, sulfonamide dan beberapa anestetik) dan perlunya melaporkan ke pemberi perawatan tentang diagnosa .7. Beberapa obat merupakan toksis untuk hati; banyak obat lain yang dimetabolisme oleh hati dan haru sdihindari pada penyakit hati berat karena menyebabkan efek kumulatif toksik/hepatitis kronik.

8. Diskusikan pembatasan donator darah.8. Mencegah penyebaran penyakit infeksi. Kebanyakan undang-undang Negara bagian menerima donor yang mempunyai riwayat berbagai tipe hepatitis.

9. Tekankan pentingnya mengevaluasi pemeriksaan fisik dan evaluasi laboratorium.9. Proses penyakit dapat memakan waktu berbulan-bulan untuk membaik. Bila gejala ada lebih lama dari 6 bulan, biopsy hati diperlukan untuk memastikan adanya hepatitis kronik.

10. Kaji ulang perlunya menghindari alkohol selama 6-12 bulan minimum atau lebih lama sesuai intoleransi individu.10. Meningkatkan iritasi hepatic dan mempengaruhi pengalihan.

VIISituasional harga diri rendah b.d gejala jengkel/marah; terkurung/isolasi; sakit lama/periode penyembuhan.Data terkait : Pernyataan perubahan pola hidup Takut penolakan/reaksi orang lain Perasaan negatif terhadap tubuh Perasaan tak berdaya Depresi Kurang kemajuan Perilaku merusak diriKlien lebih percaya diri.Kriteria hasil: Mengidentifikasi perasa dan metode untuk koping terhadap persepsi diri negatif. Menyatakan menerima diri dan lamanya penyembuhan/kebutuhan isolasi. Mengakui diri sebagai orang yang berguna; bertanggungjawab pada diri sendiri.1. Kontrak dengan pasien mengenai waktu untuk mendengar. Dorong diskusi perasaan/masalah.

1. Penyediaan waktu meningkatkan hubungan saling percaya. Kesempatan untuk mengekspresikan perasaan memungkinkan pasien untuk merasa lebih mengontrol situasi. Pengungkapan menurunkan cemas dan depresi memudahkan perilaku koping positif. Pasien mungkin perlu mengekspresikan perasaan tentang menjadi sakit; lamanya perawatan dan biaya; kemungkinan infeksi pada orang lain; dan beratnya penyakit, takut mati. Dapat menjadi masalah tentang stigma penyakit.

2. Hindari membuat penilaian moral tentang pola hidup (penggunaan alkohol/praktik seksual).

2. Pasien merasa marah/kesal dan menyalahkan diri; penilaian dari orang lain akan merusak harga diri lebih lanjut.

3. Diskusi harapan penyembuhan.

3. Periode penyembuhan mungkin lama (lebih dari 6 bulan, potensial stress keluarga/situasi dan memerlukan perencanaan, dukungan dan evaluasi.)

4. Kaji efek penyakit pada faktor ekonomi pasien atau orang terdekat.

4. Masalah finansial dapat terjadi karena kehilangan peran fungsi pasien pada keluarga/penyembuhan lama.

5. Tawarkan aktifitas senggang berdasarkan tingkat energi.

5. Memampukan pasien untuk menggunakan waktu dan energi pada cara konstruktif yang meningkatkan harga diri dan meminimalkan cemas dan depresi.

6. Anjurkan pasien menggunakan warna merah terang atau biru/hitam daripada kuning atau hijau.

6. Meningkatkan penampilan, karena kulit kuning diperjelas oleh warna kuning atau hijau. Ikterik biasanya memuncak dalam 1-2 minggu kemudian secara bertahap membaik lebih dari 2-4 minggu.

Kolaborasi

7. Buat rujukan yang tepat untuk membantu, sesuai kebutuhan, contoh perencanaan pulang, pelayanan masyarakat, dan/atau lembaga komunitas lain.7. Dapat memudahkan pemecahan masalah dan membantu melibatkan individu untuk mengatasi situasi lebih efektif.

DAFTAR PUSTAKA Ester, Monica. 2001. Keperawatan Medikal Bedah: Pendekatan Sistem Gastrointestinal.Jakart: EGC. Wijaya, Andra S., dan Yessie M. Putri. 2013. KMB 1: Keperawatan Dewasa, Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika. Ester, Monica., dkk. 2012. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC. Baughman, Diane C., dan Joal C. Hackley. 2000. Buku Saku KMB. Jakarta: EGC. Price, Sylvia. A., dan Lorraine M. Wilson. 1995. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 4. Jakarta: EGC.