44
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Pengertian hepatitis menggambarkan inflamasi dari hati. Hepatitis dapat disebabkan oleh alkohol, obat-obatan, penyakit autoimun, penyakit metabolik dan virus. Hepatitis virus akut merupakan penyebab ikterus yang tersering pada kehamilan. Hepatitis virus A,B,C,dan D tampaknya tidak mempunyai efek buruk pada kehamilan wanita dengan gizi baik yang menerima perawatan medik yang baik. Hepatitis E, yang jarang pada daerah industri , sepertinya dihubungkan dengan resiko tinggi kematian maternal. Insidens hepatitis bervariasi diseluruh dunia. Di Amerika Utara dan Eropa bagian Utara, insidens rendah hanya 0,03%- 0,1%, dimana Afrika,India dan Timur Tengah dengan insidens lebih tinggi sekitar 3%-20%. Penelitian di Eropa dan Amerika Utara telah menunjukkan tidak ada perbedaan dalam perjalanan proses hepatitis antara yang hamil dan tidak hamil. Penelitian pada negara-negara berkembang di dunia ditemukan insidens hepatitis fulminan dan kematian bayi lebih tinggi. Hepatitis bermasalah di Indonesia, pertama oleh karena carrier nya tergolong banyak. Kedua, imunisasi Hepatitis pada bayi (Universal Immunization) di Indonesia baru dimulai beberapa tahun lampau (1996). Hal ketiga, belum semua orang beresiko tinggi kena hepatitis patuh meminta vaksinasi. Dengan 22

ASKEP hepatitis jadiii.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASKEP hepatitis jadiii.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pengertian hepatitis menggambarkan inflamasi dari hati. Hepatitis dapat disebabkan

oleh alkohol, obat-obatan, penyakit autoimun, penyakit metabolik dan virus.

Hepatitis virus akut merupakan penyebab ikterus yang tersering pada kehamilan.

Hepatitis virus A,B,C,dan D tampaknya tidak mempunyai efek buruk pada kehamilan wanita

dengan gizi baik yang menerima perawatan medik yang baik. Hepatitis E, yang jarang pada

daerah industri , sepertinya dihubungkan dengan resiko tinggi kematian maternal.

Insidens hepatitis bervariasi diseluruh dunia. Di Amerika Utara dan Eropa bagian

Utara, insidens rendah hanya 0,03%-0,1%, dimana Afrika,India dan Timur Tengah dengan

insidens lebih tinggi sekitar 3%-20%. Penelitian di Eropa dan Amerika Utara telah

menunjukkan tidak ada perbedaan dalam perjalanan proses hepatitis antara yang hamil dan

tidak hamil. Penelitian pada negara-negara berkembang di dunia ditemukan insidens hepatitis

fulminan dan kematian bayi lebih tinggi.

Hepatitis bermasalah di Indonesia, pertama oleh karena carrier nya tergolong banyak.

Kedua, imunisasi Hepatitis pada bayi (Universal Immunization) di Indonesia baru dimulai

beberapa tahun lampau (1996). Hal ketiga, belum semua orang beresiko tinggi kena hepatitis

patuh meminta vaksinasi. Dengan kondisi seperti itu, berarti masyarakat yang terlanjur

tertular hepatitis sudah sekian banyak dan tak terkontrol pula. Masih banyak masyarakat kita

yang belum tahu, bahwa hubungan seks bebas juga bisa menjadi sumber penularan Hepatitis.

Pada wanita hamil kemungkinan untuk terjangkit hepatitis virus adalah sama dengan

wanita tidak hamil pada usia yang sama. Di negara sedang berkembang, wanita hamil lebih

mudah terkena hepatitis virus. Hal ini erat hubungannya dengan keadaan nutrisi dan higiene

sanitasi yang kurang baik. Hepatitis virus dapat timbul pada ketiga trimester kehamilan

dengan angka kejadian yang sama. Menurut sebuah penelitian 9,5% hepatitis virus terjadi

pada trimester I, 32% terjadi pada trimester II, dan 58,5% terjadi pada trimester III.

Di negara-negara maju, sudah merupakan keharusan setiap ibu hamil yang datang

pertama kali untuk kontrol dilakukan skrening untuk hepatitis terutama hepatitis B dan C.

22

Page 2: ASKEP hepatitis jadiii.doc

1.2      Rumusan Masalah

Beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan dalam pembahasan makalah ini adalah:

1. Apa pengertian tentang hepatitis?

2. Apa etiologi hepatitis?

3. Apa gejala hepatitis?

4. Apa pengaruh hepatitis virus pada kehamilan dan janin?

5. Bagaimana pencegahan pada hepatitis?

6. Apa pengobatan pada hepatitis?

1.3 Tujuan

1. Tujuan Umum

Agar mahasiswa mengetahui dan mampu melakukan penapisan pada ibu hamil

khususnya kehamilan dengan Hepatitis.

2. Tujuan Khusus

a. agar mengetahui pengertian dan macam-macam penyakit dalam kehamilan,

khususnya pada kasus ibu hamil dengan hepatitis

b. agar dapat melakukan manajemen pengkajian data

c. agar dapat melakukan diagnosis dari pengkajian data

1.4 Metode Penulisan

Metode ini menggunakan metode study pustaka yaitu berasal dari bahan-bahan atau

buku-buku yang erat hubungannya dengan tugas ini.

22

Page 3: ASKEP hepatitis jadiii.doc

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A.    Konsep Dasar Medis

1. Pengertian

Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh

infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono

Hadi, 1999).

Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis,

biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)

Hepatitis atau radang hati, satu jenis penyakit hati yang paling sering dijumpai di antara

penyakit-penyakit lain yang menyerang hati. Penyakit hati biasanya jarang terjadi pada

wanita hamil, namun apabila timbul ikterus pada kehamilan, maka penyebabnya paling sering

adalah hepatitis virus. Adapun ikterus pada kehamilan sebenarnya dapat disebabkan oleh

beberapa keadaan:

a. Ikterus yang terjadi oleh karena kehamilan

1. Perlemakan hati akut

2. Toksemia

3. Kolestatis intrahepatik

b. Ikterus yang terjadi bersama dengan suatu kehamilan

1. Hepatitis virus

2. Batu empedu

3. Penggunaan obat-obatan

4. Sirosis hati

Ikterus dapat timbul pada satu dari 1500 kehamila, 41% diantaranya adalah hepatitis

virus, 21% oleh karena kolestatis intrahepatik, dan kurang dari 6% oleh obstruksi saluran

empedu di luar hati.

Hepatitis dikategorikan dalam beberapa golongan. Diantaranya hepatitis

A,B,C,D,E,F,dan G. Di Indonesia penderita penyakit hepatitis umumnya cenderung lebih

22

Page 4: ASKEP hepatitis jadiii.doc

banyak mengalami hepatitis B dan C. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut

“hepatitis akut”, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut “hepatitis kronik”.

FAAL HATI PADA KEHAMILAN NORMAL

Pada kehamilan normal, tes faal hati seperti bilirubin dan transaminase serum

biasanya tidak menunjukkan kelainan. Ekskresi BSP biasanya normal, dapat sedikit

terganggu pada trimester ke 3. Peningkatan fosfatase alkali dalam serum dapat terjadi pada

bulan ke sembilan kehamilan, peningkatan ini disebabkan oleh produksi dari sinsisiotrofoblas

dari plasenta.

Kolesterol serum total meningkat sejak bulan ke empat, biasanya mencapai puncak

sekitar 250 mg% pada bulan ke delapan, dan jarang melebihi 400mg%. Albumin serum

menurun sampai maksimal 1 g% dari keadaan sebelum hamil pada trimester ke tiga, yang

biasanya berhubungan dengan status nutrisi orang hamil tersebut. Globulin meningkat,

demikian pula fibrinogen. Dengan pemeriksaan elektroforesis protein serum penderita,

tampak globulin alfa-2 dan beta meningkat, sedangkan globulin gama sedikit menurun.

Adanya spider nevi dan eritema palmaris bukan disebabkan oleh gangguan faal hati,

melainkan oleh karena estrogen yang meningkat pada kehamilan, tanda-tanda ini dapat

terjadi pada 2/3 wanita hamil yang berkulit putih, dan sedikit pada kulit berwarna.

Pemeriksaan biopsi tidak menunjukkan kelainan, meskipun kadang-kadang tampak

infiltrasi limfosit yang ringan pada daerah portal, dan pada pemeriksaan dengan mikroskop

elektron terlihat peningkatan retikulum endoplasmik.

Aliran darah ke hati juga tidak mengalami perubahan yang berat.

2.      Anatomi Fisiologi

a.      Anatomi

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, rata-rata sekitar 1500 gr, atau 2,5 %

berat badan orang dewasa normal. Hati merupakan organ plastis lunak yang tercetak oleh

struktur sekitarnya. Permukaan superior adalah cembung dan terletak di bawah kubah kanan

diafragma dan sebagian kubah kiri. Bagian bawah hati adalah cekung dan merupakan atap

ginjal kanan, lambung, pankreas, dan usus. Hati memiliki dua lobus utama, kanan dan kiri.

Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan posterior oleh fissura segmentalis kanan

yang tidak terlihat di luar. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh

22

Page 5: ASKEP hepatitis jadiii.doc

ligamentum falsiforme yang dapat dilihat dari luar. Ligamentum falsiforme berjalan dari hati

ke diafragma dan dinding depan abdomen. Permukaan hati diliputi oleh peritoneum viseralis,

kecuali daerah kecil pada permukaan posterior yang melekat langsung pada diafragma.

Beberapa ligamentum yang merupakan lipatan peritoneum membantu menyokong hati.

Dibawah peritoneum terdapat jaringan penyambung padat yang dinamakan kapsul glisson,

yang meliputi seluruh permukaan organ ; kapsula ini pada hilus atau porta hepatis di

permukaan inferior, melanjutkan diri ke dalam massa hati, membentuk rangka untuk cabang-

cabang vena porta, arteri hepatika, dan saluran empedu.

Struktur mikroskopik :

Setiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang dinamakan lobulus, yang

merupakan unit mikroskopis dan fungsional organ (gambar). Setiap lobulus merupakan badan

heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati yang berbentuk kubus, tersusun radial

mengelilingi vena sentralis. Diantara lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang

dinamakan sinusoid, yang merupakan cabang vena porta dan arteri hepatika. Tidak seperti

kapiler lain, sinusoid dibatasi oleh sel fagositik atau sel kuffer. Sel kuffer merupakan sistem

monosit-makrofag yang lebih banyak daripada yang terdapat dalam hati, jadi hati merupakan

salah satu organ utama sebagai pertahanan terhadap invasi bakteri dan agen toksik. Selain

cabang-cabang vena porta dan arteria hepatica yang melingkari bagian perifer lobulus hati,

juga terdapat saluran empedu yang sangat kecil yang dinamakan kanalikuli (tidak tampak),

berjalan di tengah-tengah lempengan sel hati. Empedu yang dibentuk dalam hepatosit

dieksresi ke dalam kanalikuli yang bersatu membentuk saluran empedu yang makin lama

makin besar, hingga menjadi saluran empedu yang besar (duktus koledokus).

Vena porta menerima aliran darah dari saluran limpa dan pankreas. Darah vena porta

ini berbeda dengan darah vena lain karena :

-          Tekanan sedikit lebih tinggi.

-          Oksigen lebih tinggi, karena aliran darah di daerah splanknikus ini relatif lebih banyak.

-          Mengandung lebih banyak zat makanan.

-          Mengandung lebih banyak sisa-sisa bakteri dari saluran pencernaan.

Volume total darah yang melalui hati 100 – 1500 ml tiap menit dan dialirkan melalui

vena hepatica kanan dan kiri yang mengosongkannya ke vena kava inverior.

b.      Fungsi Hati

22

Page 6: ASKEP hepatitis jadiii.doc

Selain merupakan organ parenkim yang berukuran besar, hati juga menduduki urutan

pertama dalam hal banyaknya kerumitan dan ragam dari fungsinya. Hati sangat penting untuk

mempertahankan hidup dan berperan pada hampir setiap fungsi metabolik tubuh; pada tabel

di bawah ini dapat dlihat beberapa fungsi utama hati :

Fungsi Hati

1.      Pembentukan dan ekskresi empedu.

2.      Metabolisme pigmen empedu.

3.      Metabolisme protein.

4.      Metabolisme lemak.

5.      Penyimpanan vitamin dan mineral.

6.      Metabolisme steroid.

7.      Detoksifikasi.

8.      Ruang pengapung dan fungsi penyaring.

9.      Pembentukan urea.

10.  Penyimpanan protein

Dari berbagai fungsi tersebut diatas, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa

fungsi dasar hati adalah :

1.)    Fungsi pembentukan dan ekskresi empedu.

2.)    Fungsi metabolik

3.)    Fungsi pertahanan tubuh

4.)    Fungsi vaskular hati

22

Page 7: ASKEP hepatitis jadiii.doc

Fungsi Pembentukan dan Ekskresi Empedu

Hal ini merupakan fungsi utama hati. Saluran empedu mengalirkan, kandungan

empedu menyimpan dan mengeluarkan ke dalam usus halus sesuai yang dibutuhkan. Hati

mengekskresikan sekitar 1 liter empedu tiap hari. unsur utama empedu adalah air (97%),

elektrolit, garam empedu fosfolipid, kolesterol dan pigmen empedu (terutama bilirubin

terkonjugasi). Garam empedu penting untuk pencernaan dan absorbsi lemak dalam usus

halus. Oleh bakteri usus halus sebagian besar garam empedu direabsorbsi dalam ileum,

mengalami sirkulasi ke hati, kemudian mengalami rekonjugasi dan resekresi. Walaupun

bilirubin (pigmen empedu) merupakan hasil akhir metabolisme dan secara fisiologis tidak

mempunyai peran aktif, ia penting sebagai indikator penyakit hati dan saluran empedu,

karena bilirubin cenderung mewarnai jaringan dan cairan yang berhubungan dengannya.

Fungsi Metabolik

Hati memegang peranan penting pada metabolisme karbohidrat, protein, lemak,

vitamin dan juga memproduksi energi dan tenaga. Zat tersebut di atas dikirim melalui vena

porta setelah diabsorbsi oleh usus. Monosaksarida dari usus halus diubah menjadi glikogen

dan di simpan dalam hati (glikogenesis). Dari depot glikogen ini mensuplai glukosa secara

konstan ke darah (glikogenesis) untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sebagian glukosa

dimetabolisme dalam jaringan unuk menghasilkan panas atau tenaga (energi) dan sisanya

diubah menjadi glikogen, disimpan dalam otot atau menjadi lemak yang disimpan dalam

jaringan subcutan. Hati juga mampu menyintetis glukosa dari protein dan lemak

(glukoneogenesis).

Peran hati pada metabolisme protein penting untuk hidup. Protein plasma, kecuali

globulin gamma, disintetis oleh hati. Protein ini adalah albumin yang diperlukan untuk

mempertahankan tekanan osmotik koloid, fibrinogen dan faktor-faktor pembekuan yang lain.

Fungsi Pertahanan Tubuh

Terdiri dari fungsi detoksifikasi dan fungsi perlindungan, dimana fungsi detoksifikasi

oleh enzim-enzim hati yang melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisis atau konjugasi zat yang

memungkinkan membahayakan dan mengubahnya menjadi zat yang secara fisiologis tidak

aktif. Fungsi perlindungan dimana yang berperanan penting adalah sel kuffer yang berfungsi

sebagai sistem endoteal yang berkemampuan memfagositosis dan juga menghasilkan

immunolobulin.

22

Page 8: ASKEP hepatitis jadiii.doc

Fungsi Vaskuler Hati

Setiap menit mengalir 1200 cc darah portal ke dalam hati melalui sinusoid hati,

seterusnya darah mengalir ke vena sentralis dan menuju ke vena hepatika untuk selanjutnya

masuk ke dalam vena kava inferior. Selain itu dari arteria hepatika mengalir masuk kira-kira

350 cc darah. Darah arterial ini akan masuk dan bercampur dengan darah portal. Pada orang

dewasa jumlah aliran darah ke hati diperkirakan mencapai 1500 cc tiap menit.

3.      Etiologi

Penyebab hepatitis bermacam-macam. Pada prinsipnya penyebab hepatitis terbagi atas infeksi

dan bukan infeksi.

Penyebab-penyebab tersebut antara lain:

1. Infeksi virus:

a. virus hepatitis A atau VHA

b. virus hepatitis B atau VHB

c. virus hepatitis C atau VHC

d. virus hepatitis D atau VHD

e. virus hepatitis E atau VHE

f. virus hepatitis F atau VHF

g. virus hepatitis G atau VHG

2. non virus Seperti obat-obatan atau bahan kimia, penyakit metabolik/komplikasi dr peny

lain, dan alkohol

4.Patofisologi

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus

dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional darah dari

hepar disebut lobule karena memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan berkembangnya

inflamasi pada hepar. Pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah

normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah

lewat masanya, sel-sel hepar yang rusak dibuang dari tubuh oleh respon imune digantikan

oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya sebagian besar oleh pasien yang

mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.

22

Page 9: ASKEP hepatitis jadiii.doc

Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu

badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada

perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu

hati.

Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah

billirubinyang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena

adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran

pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal

konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena

terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum

mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi

(bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam

pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.

Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat

(abolis).Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam

kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar

bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang

akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.

5.Klasifikasi

Terdapat dua jenis virus yang menjadi penyebab yaitu RNA (Ribo Nucleic Acid) dan

DNA (Deoksi Nucleic Acid).

    HepatitisA/Hepatitis infeksius

Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan

pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual,

nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Penyakit ini ditularkan terutama

melalui kontaminasi oral fekal akibat higyne yang buruk atau makanan yang

tercemar.Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang terinfeksi

hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C,

infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik. Masa inkubasi 30

hari.Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces pasien,

misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang

22

Page 10: ASKEP hepatitis jadiii.doc

setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi.

Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu

setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin

beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks

merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A.

    HepatitisB/hepatitis serum

Virus hepatitis B adalah suatu virus DNA untai ganda yang disebut partikel dane. Virus ini

memiliki sejumlah antigen inti dan antigen permukaan yang telah diketahui secara rinci

dapat diidentifikasikan dari sampel darah hasil pemeriksaan lab.hepatitis B memiliki masa

tunas yang lama, antara 1 – 7 bulan dengan awitan rata-rata 1-2 bulan. Sekitar 5-10% orang

dewasa yang terjangkit hepatitis B akan mengalami hepatitis kronis dan terus mengalami

peradangan hati selama lebih dari 6 bulan. Gejalanya mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu

hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam.

Penularan dapat melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan

gigitan manusia.

Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang

mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan. Vaksin

hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang lalu. Yang

merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang yang mempunyai

banyak pasangan seksual.

   Hepatitis C

Hepatitis c diidentifikasi pada tahun 1989.cara penularan virus RNA tersebut sama

dengan hepatitis B dan terutama ditularkan melalui transfusi darah dikalangan penduduk

amerika serikat sebelum ada penapisan. Virus ini dapat dijumpai dalam semen dan sekresi

vagina tetapi jarang sekali pasangan seksual cukup lama dari pembawa hepatitis C terinfeksi

dengan virus ini. Masa tunas hepatitis C berkisar dari 15 sampai 150 hari, dengan rata-rata

50 hari. Karena gejalanya cenderung lebih ringan dari hepatitis B, invidu mugkin tidak

menyadari mereka mengidap infeksi serius sehingga tidak datang ke pelayanan kesehatan.

Antibody terhadap virus hepatitis C dan virus itu sendiri dapat di deteksi dalam darah,

sehingga penapisan donor darah efektif. Adanya antibody terhadap virus hepatitis C tidak

22

Page 11: ASKEP hepatitis jadiii.doc

berarti stadium kronis tidak terjadi.

saat ini belum tersedia vaksin hepatitis C.

    Hepatitis D

Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap

dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui hubungan

seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat

muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif. agen hepatitis D ini

meningkatkan resiko timbulnya hepatitis Fulminan, kegagalan hati dan kematian. Pencegahan

dapat dilakukan dengan menghindari virus hepatitis B.

    Hepatitis E

virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingesti air yang

tercemar. Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit

perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi pada kehamilan,

khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi

feces.

Hepatitis F

Sedangkan kasus hepatitis F masih jarang ditemukan. Para ahli pun masih memperdebatkan

apakah hepatitis F merupakan jenis hepatitis tersendiri atau tidak.

Tabel Virus Hepatitis Yang Dikenali Saat Ini

Jenis Penularan Prognosis Diagnosis

Hepatitis A Oral atau fekal Biasanya sembuh

sendiri

Antibody hepatitis A ;

IgM(stadium

dini),IgG(stadium

lanjut)

Hepatitis B Ditularkan melalui

darah,khususnya

dari ibu ke anak.

Juga ditularkan

melalui hubungan

seksual

Biasanya sembuh

sendiri.10%

diantaranya dapat

menjadi hepatitis B

kronis atau fulminan.

Antigen permukaan

hepatitis B (HbsAg)

dan antigen

inti(HbeAg) yang

diikuti dengan antibody

terhadap antigen

permukaan hepatits B

22

Page 12: ASKEP hepatitis jadiii.doc

dan antigen inti.

Heparitis C Ditularkan melalui

darah ( angkat

penularan melalui

hubungan kelamin

rendah).

50% dapat menjadi

infeksi kronis

Antibody hepatitis C

Hepatitis D Ditularkan melalui

darah.ko-infeksi

hanya dengan

hepatitis B

Meningkatkan

kemungkinan

perburukan hepatitis B

Antigen hepatitis D,

antibody hepatitis D.

Hepatitis E Air tercemar, oral

atau fekal

Biasanya sembuh

sendiri, tetapi

menimbulkan angka

kematian tinggi pada

wanita hamil

Pengukuran virus

hepatitis E

6.Tanda dan Gejala

1. Masa tunas

Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)

Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)

Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)

2. Fase Pre Ikterik

Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung

sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut

kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang,

bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC

berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok

pada hepatitis virus B.

3. Fase Ikterik

Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai

dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I,

22

Page 13: ASKEP hepatitis jadiii.doc

kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai

gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2

minggu.

4. Fase penyembuhan

Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati,

disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa

ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun

lemas dan lekas capai.

7.Penularan

HVA HVB HVC HVD HVE

Penularan Fekal oral

Parenteral

Darah

Saliva

Seksual

Darah

Saliva

Darah Fekal oral

(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I)

Resiko penularan untuk HVA yaitu : sanitasi buruk, institusi yang ramai seperti rumah

perawatan, rumah sakit jiwa, jasa boga, terinfeksi. Sedangkan resiko penularan HVB aktivitas

homoseksual, memiliki banyak pasangan seksual, memakai obat-obatan melalui suntikan

intravena, hemodialisis kronik, pekerja sosial di bidang kesehatan, transfusi darah (sekarang

sudah jarang karena ada pemeriksaan rutin).

8.Pengaruh hepatitis virus pada kehamilan dan janin

Bila hepatitis virus terjadi pada trimester I atau permualaan trimester II maka gejala-

gejala nya akan sama dengan gejala hepatitis virus pada wanita tidak hamil. Meskipun gejala-

gejala yang timbul relatif lebih ringan dibanding dengan gejala-gejala yang timbul pada

trimester III, namun penderita hendaknya tetap dirawat di rumah sakit,

Hepatitis virus yang terjadi pada trimester III, akan menimbulkan gejala-gejala yang

lebih berat dan penderita umumnya menunjukkan gejala-gejala fulminant. Pada fase inilah

acute hepatic necrosis sering terjadi, dengan menimbulkan mortalitas ibu yang sangat tinggi,

dibandingkan dengan penderita tidak hamil. Pada trimester III, adanya defisiensi faktor lipo

22

Page 14: ASKEP hepatitis jadiii.doc

tropik disertai kebutuhan janin yang meningkat akan nutrisi, menyebabkan penderita mudah

jatuh dalam acute hepatic necrosis. Tampaknya keadaan gizi ibu hamil menentukan prognose.

Penyelidik lain juga menyimpulkan , bahwa berat ringan gejala hepatitis virus pada

kehamilan sangat tergantung dari keadaan gizi ibu hamil. Gizi buruk khususnya defisiensi

protein, ditambah pula meningkatnya kebutuhan protein untuk pertumbuhan janin,

menyebabkan infeksi yang jauh lebih berat. Pengaruh kehamilan terhadap berat ringannya

hepatitis virus, telah diselidiki oleh ADAM, yaitu dengan cara mencari hubungan antara

perubahan-perubahan koagulasi pada kehamilan dengan beratnya gejala-gejala hepatitis

virus. Diketahui bahwa wanita hamil, secara biologik terjadi perubahan-perubahan dalam

proses pembekuan darah yaitu dengan kenaikan faktor-faktor pembekuan dan penurunan

aktivitas fibrinolitik , sehingga pada kehamilan mudah terjadi DIC (Disseminated Intra

vascular Coagulation). Dalam penelitian ini terbukti bahwa DIC tidak berperan dalam

meningkatkan beratnya hepatitis virus pada kehamilan. Tetapi sebaliknya, bila sudah terjadi

gejala-gejala hepatitis virus yang fulminant, barulah DIC mempunyai arti. Hepatitis virus

pada kehamilan dapat ditularkan kepada janin, baik in utero maupun segera setelah lahir.

Penularan virus ini pada janin, dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu ;

1. Melewati placenta

2. Kontaminasi dengan darah dan tinja ibu waktu persalinan

3. Kontak langsung bayi baru lahir dengan ibunya

4. Melewati ASI pada masa laktasi

Baik virus A maupun B dapat menembus placenta, sehingga terjadi hepatitis virus in

utero dengan akibat janin lahir mati, atau janin mati pada masa neonatal. Jenis virus yang

lebih banyak dilaporkan dapat menembus placenta , ialah virus type B. Beberapa bukti ,

bahwa hepatitis dapat menembus placenta , ialah ditemukannya hepatitis antigen dalam tubuh

janin in utero atau pada janin baru lahir. Selian itu telah dilakukan pula autopsy pada janin-

janin yang mati pada periode neontal akibat infeksi hepatitis virus. Hasil autopsy

menunjukkan adanya perubahan-perubahan pada hepar, mulai dari nekrosis sel-sel hepar

sampai suatu terbentuk cirrhosis. Perubahan-perubahan yang lanjut pada hepar ini, hanya

mungkin terjadi bila infeksi sudah mulai terjadi sejak janin dalam rahim. Kelainan yang

ditemukan pada hepar janin,lebih banyak terpusat pada lobus kiri. Hal ini membuktikan ,

bahwa peneyebaran virus hepatitis dari ibu ke janin dapat terjadi secara hematogen. Angka

kejadian penularan virus hepatitis dari ibu ke janin atau bayinya, tergantung dari tenggang

waktu antara timbuknya infeksi pada ibu dengan saat persalinan. Angka tertinggi didapatkan,

22

Page 15: ASKEP hepatitis jadiii.doc

bila infeksi hepatitis virus terjadi pada kehamilan trimester III. Meskipun pada ibu-ibu yang

mengalami hepatitis virus pada waktu hamil, tidak memberi gejala-gejala icterus pada

bayinya yang baru lahir, namun hal ini tidak berarti bahwa bayi yang baru lahir tidak

mengandung virus tersebut. Ibu hamil yang menderita hepatitis virus B dengan gejala-gejala

klinik yang jelas, akan menimbulkan penularan pada janinnya jauh lebih besar dibandingkan

dengan ibu hamil yang hanya merupakan carrier tanpa gejala klinik.

Dilaporkan, bahwa ibu hamil yang mengalami hepatitis virus B, dengan gejala jelas,

48% dari bayinya terjangkit hepatitis, sedang pada ibu-ibu hamil yang hanya sebagai carrier

hepatitis virus B anitigen, hanya 5% dari bayinya mengalamia virus B antigenemia.

Meskipun hepatitis virus, belum jelas pengaruhnya terhadap kelangsungan kehamilan, namun

dilaporkan bahwa kelahiran prematur terjadi pada 66% kehamilan yang disertai hepatitis

virus B. Adanya ikterus pada ibu hamil tidak akan menimbulkan ikterus pada janin. Icterus

terjadi akibat adanya unconjugated bilirubin yang melewati placenta dari ibu-ibu hamil yang

mengalami hemolitik jaundice. Bila penularan hepatitis virus pada janin terjadi pada waktu

persalinan maka gejala-gejalanya baru akan nampak dua sampai tiga bulan kemudian. Sampai

sekarang belum dapat dibuktikan, bahwa hepatitis virus pada ibu hamil dapat menimbulkan

kelainan congenital pada janinnya. Pada pemeriksaan placenta, dari kehamilan yang disertai

hepatitis virus, tidak dijumpai perubahan-perubahan yang menyolok, hanya ditemukan

bercak-bercak bilirubin. Bila terjadi penularan virus B in utero, maka keadaan ini tidak

memberikan kekebalan pada janin dengan kehamilan berikutnya.

9.Pencegahan

a. Semua ibu hamil yang mengalami kontak langsung dengan penderita hepatitis virus A

hendaknya diberi immunoglobulin sejumlah 0,1 cc/kg BB.

b. gizi ibu hamil hendaknya dipertahankan seoptimal mungkin, karena gizi yang buruk

mempermudah penularan hepatitis virus.

c. Karena terbatasnya pengobatan hepatitis, maka penekanan lebih diarahkan pada

pencegahan diataranya sebagai berikut :

d. Kini tersedia globulin imun HBV tertinggi (HBIG) dan vaksin untuk pencegahan dan

pengobatan HBV, utamanya bagi petugas yang terlibat dalam kontak resiko tinggi misalnya

22

Page 16: ASKEP hepatitis jadiii.doc

pada hemodialisis, transfusi tukar dan terapi parenteral perlu sangat hati-hati dalam

menangani peralatan parenteral tersebut.

e. Hindari kontak langsung dengan barang yang terkontaminasi virus hepatitis akut.

f. Pelihara personal hygiene dan lingkungan.

g. Gunakan alat-alat disposible untuk suntik.

h. Alat-alat yang terkontaminasi disterilkan.

i. untuk kehamilan berikutnya hendaknya diberi jarak sekurang-kurangnya enam bulan

setelah persalinan, dengan syarat setelah 6 bulan tersebut semua gejala dan pemeriksaan

laboratorium telah kembali normal.

10.Pengobatan

Pengobatan infeksi hepatitis virus pada kehamilan tidak berbeda dengan wanita tidak

hamil. Penderita harus tirah baring di rumah sakit sampai gejala ikterus hilang dan bilirubin

dalam serum normal. Makanan diberikan dengan sedikit mengandung lemak tetapi tinggi

protein dan karbohidrat. Pemakain obat-obatan hepatotoxic hendaknya dihindari. Kortison

baru diberikan bila terjadi penyulit. Perlu diingat pada hepatitis virus yang aktif dan cukup

berat, mempunyai resiko untuk terjadi pendarahan post partum karena menurunnya kadar

vitamin K. Janin baru lahir hendaknya tetap diikuti sampai periode post natal dengan

dilakukan pemeriksaan transaminase serum dan pemeriksaan hepatitis virus antigen secara

periodik. Janin baru lahir tidak perlu diberi pengobatan khusus bila tidak megalami penyulit-

penyulit lain.

Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit hepatitis virus, yang perlu dilakukan

ialah ibu hamil yang HbsAg positif ,bayinya perlu dilindungi dengan segera sesudah lahir

sedapat mungkin dalam waktu dua jam bayi diberi suntikan HBSIG dan langsung divaksinasi

dengan vaksin hepatitis B. Pemberian HBIG hanya pada ibu yang selain HBsAG positif, Hbe

nya juga positif. Vaksin ini diulangi lagi sampai 3 kali dengan interval satu bulan atau sesuai

dengan skema vaksin juga. Pengelolaan secara konservatif adalah terapi pilihan untuk

penderita hepatitis virus dalam kehamilan. Prinsipnya adalah suportif dan pemantuan gejal

penyakit.

Pada awal periode simtompatik dianjurkan:

a. Tirah baring

Pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan cukup istirahat. Istirahat mutlak

tidak terbukti dapat mempercepat penyembuhan. Kecuali pada mereka dengan

22

Page 17: ASKEP hepatitis jadiii.doc

umur tua dan keadaan umum yang buruk.

b. Diet

Tidak ada larangan spesifik terhadap makanan terntentu bagi penderita penyakit

hepatitis virus. Sebaiknya semua makanan yang dikonsumsi pasien mengandung

cukup kalori dan protein. Satu-satunya yang dilarang adalah makanan beralkohol,

jika pasien mual, tidak nafsu makan atau muntah-muntah , diberikan makanan

yang cukup kalori (30-35 kalori kg/BB)dengan protein cukup (1 g/kg BB).

Pemberian lemak seharusnya tidak perlu dibatasi. Dulu ada kecenderungan untuk

membatasi lemak, karena disamakan dengan kandung empedu.

c. Medikamentosa

1. Interferon adalah protein alami yang disintesis oleh sel-sel sistem imun tubuh

sebagai respon terhadap adanya virus, bakteri,parasit, atau sel kanker.

Ada tiga jenis interferon yang memilik efek antivirus yaitu:

- Interferon alfa

- Interferon beta

- Interferon gamma

Efek antivirus yang paling baik diberikan oleh interferon alfa. Interferon alfa

bekerja hampir pada setiap tahapan replikasi virus dalam sel inang. Interferon

alfa digunakan untuk melawan virus hepatitis B dan C. Interferon diberikan

melalui suntikan. Efek samping interferon timbul beberapa jam setelah injeksi

diberikan.

Efek samping dari pemberian interferon diantaranya adalah :

- Rasa seperti gejala flu

- Demam

- Menggigil

- Nyeri kepala

- Nyeri otot dan sendi

Setelah beberapa jam , gejala dari efek samping tersebit mereda dan hilang.

Efek samping jangka panjang yang dapat timbul adalah gangguan

pembentukan sel darah yaitu menurunnya jumlah sel granulosit

22

Page 18: ASKEP hepatitis jadiii.doc

(granulositopenia) dan menurunnya jumlah trombosit (trombositopenia),

mengantuk bahkan rasa bingung.

2. Lamivudin adalah antivirus jenis nukleotida yang menghambat enzim reserve

transcripte yang dibutuhkan dalam pembentukan DNA. Lamivudin diberikan

pada penderita hepatitis B kronis dengan replikasi virus aktif dan peradangan

hati. Pemberian lamivudin dapat meredakan peradangan hati, menormalkan

kadar enzim ALT dan mengurangi jumlah virus hepatitis B pada penderita.

Terapi lamivudin untuk jangka panjang menunjukkan menurunnya resiko

fibrosis, sirosis dan kanker hati. Namun lamivudin memiliki kelemahan yang

cukup vital yaitu dapat menimbulkan resistensi virus.

Efek samping yang mungkin muncul dari pemberian lamivudin antara lain:

- Rasa lemah

- Mudah lelah

- Gangguan saluran pencernaan

- Mual, muntah

- Nyeri otot

- Nyeri sendi

- Sakit kepala

- Demam, serta kemerahan

Efek samping yang berbahaya lainnya adalah radang pankreas,

meningkatnya kadar asam laktat, dan pembesaran hati. Namun umumnya

efek samping tersebut dapat ditolerir oleh pasien. Terapi lamivudin inti

tidak boleh diberikan pada ibu hamil.

3. Adepovir dipivoksil berfungsi sebagai penghenti proses penggandaan untai

DNA (DNA chain terminator), meningkatkan jumlah sel yang berperan dalam

sistem imun (sel NK) dan merangsang produksi interferon dalm tubuh.

Kelebihan adepovir dipivoksil dibandingkan dengan lamivudin adalah jarnag

menimbulkan resistensi virus.

Efek samping yang ditimbulkan adepovir dipivoksil antara lain:

- nyeri pada otot

- punggung

- persendian dan kepala

22

Page 19: ASKEP hepatitis jadiii.doc

Selain itu terdapat juga gangguan pada saluran pencernaan seperti mual

atau diare, gejala flu, radang tenggorokan, batuk dan peningkatan kadar

alanin aminotransfrase. Gangguan fungsi ginjal juga dapat terjadi pada

dosis berlebih.

4. Entecavir : Entecavir berfungsi untuk menghambat enzim polymerase yang

dibutuhkan dalam sintesis DNA virus. Kelebihan Entecavir adalah jarang

menimbulkan resistensi virus setelah terapi jangka panjang.

Sedangkan efek samping yang dapat ditimbulkannya adalah :

- Nyeri kepala

- Pusing

- Mengantuk

- Diare

- Mual

- Nyeri pada ulu hati dan insomnia

5. Telbivudin : telbivudin adalah jenis virus relatif baru. Tetapi tebivudin

diberikan pada pasien hepatatitis B dengan replikasi dan peradangan hati yang

aktif. Telbivudin berfungsi menghambat enzim DNA polymerase yang

membantu proses pencetakan material genetik (DNA) virus saat bereplikasi.

Meski belum didukung data yang cukup bahwa telbivudin aman bagi ibu

hamil, sebaiknya terapi telbivudin tidak diberikan pada ibu hamil maupun

menyusui.

Efek samping dari terapi telbivudin adalah :

- mudah lelah

- sakit kepala

- pusing

- batuk

- diare

- mual

- nyeri otot, dan rasa malas

Vitamin K dapat diberikan pada kasus dengan kecenderungan pendarahan.

Bila pasien dalam keadaan prekoma atau koma, penanganan seperti pada

koma hepatik.

10.Pemeriksaan Diagnostik

22

Page 20: ASKEP hepatitis jadiii.doc

1. Laboratorium

a. Pemeriksaan pigmen

- urobilirubin direk

- bilirubun serum total

- bilirubin urine

- urobilinogen urine

- urobilinogen feses

b. Pemeriksaan protein

- protein totel serum

- albumin serum

- globulin serum

- HbsAG

c. Waktu protombin

- respon waktu protombin terhadap vitamin K

d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase

- AST atau SGOT

- ALT atau SGPT

- LDH

- Amonia serum

2. Radiologi

- foto rontgen abdomen

- pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang

berlabel radioaktif

- kolestogram dan kalangiogram

- arteriografi pembuluh darah seliaka

3. Pemeriksaan tambahan

- laparoskopi

- biopsi hati

11.Komplikasi

Komplikasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai adalah perjalanan penyakit

yang memanjang hingga 4 sampai 8 bulan. Keadaan ini dikenal sebagai hepatitis kronis

persisten. Sekitar 5 % dari pasien hepatitis virus akan mengalami kekambuhan setelah

22

Page 21: ASKEP hepatitis jadiii.doc

serangan awal yang dapat dihubungkan dengan alkohol atau aktivitas fisik yang berlebihan

setelah hepatitis virus akut sejumlah kecil pasien akan mengalami hepatitis agresif atau

kronik aktif dimana terjadi kerusakan hati seperti digerogoti (picce meal). Akhirnya satu

komplikasi lanjut dari hepatitis yang cukup bermakna adalah perkembangan karsinoma

hepatoseluler.

Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh

akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik.

Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit

ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.

12.Prognosis

Tergantung pada kecukupan gizi wanita hamil.Untuk hepatitis fulminan prognosisnya

jelek dengan angka kematian < 85%.

22

Page 22: ASKEP hepatitis jadiii.doc

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS

Ny. M 38 tahun dirawat hari ke 2 di ruang penyakit dalam RS Syifa. Ny.M datang

dengan keluhan hamil dengan merasa lelah, ada gejala mirip flu, demam, mual, nyeri perut,

BAB cair, urin warna gelap, dan berkurangnya nafsu makan kurang lebih 4 hari yang lalu.

Saat pengkajian didapatkan S = 38,7 oC , TD= 110/80 mmHg, FP= 22x/menit vesikuler, FN=

80x/menit. Pada pemeriksaan fisik ditemukan warna kulit kekuningan, sclera ikterik. Pada

pemeriksaan HbsAg, konsentrasi IgM dan tingkat IgG meningkat

Subhan Ruangan : Poli Dalam

NIM : 019930023 B No.Reg : 10013155

Pengkajian Tgl. : 15 Agustus 2001 Jam : 10.15 Wita

A. IDENTITAS

• Nama : Ny. M Nama suami : Tn. Y.B

• Umur : 38Tahun Umur : 39 Tahun

• Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Madura/Indonesia.

• Agama : Islam Agama : Islam

• Pendidikan : S.Kep Pendidikan : S.H

• Pekerjaan : PNS Pekerjaan : NOTARIS

• Alamat : Surakarta Alamat : Jl.Wonokusumo

• Status perkawinan : Kawin 1 x Usia perkawinan : 11 Tahun.

1.Pengumpulan Data (Pengkajian)

Data Subyetif

Keluhan utama: hamil dengan merasa lelah, ada gejala mirip flu, demam, mual, nyeri

perut, BAB cair, urin warna gelap, dan berkurangnya nafsu makan

Riwayat Penyakit Sekarang

22

Page 23: ASKEP hepatitis jadiii.doc

Ibu klien mengatakan klien demam, nafsu makan menurun, perut sebelah kanan

teraba tegang dan nyeri perut sebelah kanan di sertai mual, muntah dan kelelahan

sehingga mengganggu aktivitas

Riwayat Penyakit Dahulu

Ibu dengan riwayat Hepatitis

Riwayat Mens :T a k

Riwayat Kes, dalam keluarga terdapat salah satu anggota keluarga yg menderita

hepatitis

Riwayat:Keham,Persal, Nifas yg lalu/ riwayat obst & ginek: t a k

Riwayat kehamilan sekarang, imunisasi yg pernah didapat

Psikospiritual : khawatir keadaan janinnya

pola kebiasaan hidup sehat :ibu dan suami tinggal komplek padat penduduk, sanitasi

buruk, cara menolah makanan yg tidak tepat dan tempat tinggal dekat sungai

Data Obyektif

Pemeriksaan fisik

1.Pemeriksaan umum:

- S = 38,7 oC ,

-TD= 110/80 mmHg,

-FP= 22x/menit vesikuler,

-FN= 80x/menit

2.Pemeriksaan khusus:

- Kepala : Ikterus pada kulit, nyeri kepala, mukosa bibir kering.

- Mata : konjugtiva pucat, sklera kuning.

- Hidung : Simetris, tidak ada mukosa.

- Mulut : Mukosa bibir kering.

- Telinga : Simetris, tidak ada serumen.

- Leher : Tidak ada JVP, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

- Paru : Tidak ada ronchi,

- Jantung : tidak ada dullnes.

- Inspeksi: - sklera mata: ikterik

- warna kulit: kekuningan

- Ekstremitas: tidak ada oedema

- Palpasi

22

Page 24: ASKEP hepatitis jadiii.doc

- abdomen: teraba massa lunak dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas

3. Pemeriksaan penunjang

-Ig M +

-Kadar serum bilirubin, gamma globulin, ALT dan AST meningkat.

- Kadar alkalin fosfate, gamma glutamil transferase dantotal bilirubin meningkat

2.Diagnosa

1. Nyeri akut b.d kerusakan jaringan jaringan hepar ditandai dengan klien mengeluh nyeri

abdomen kurang lebih 4 hari yg lalu.

2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum ditandai dengan klien mengeluh lemah, enggan

untuk bergerak.

3. Hipertensi b.d proses inflamasi ditandai dengan klien mengeluh demam, suhu 38,7 oC

3.Intervensi

Diagnosa Tujuan Intervensi

1. Nyeri akut b.d kerusakan

jaringan jaringan hepar

ditandai dengan klien

mengeluh nyeri abdomen

kurang lebih 4 hari yg lalu

Tujuan : setelah dilakukan

askep selama 1x24 jam nyeri

berkurang.

KH:

-Tidak ada keluhan nyeri

-Ekspresi wajah ceria

-TTV dalam batas normal

Mandiri :

1.Kaji nyeri, catat lokasi,

karakteristik, beratnya (skala

nyeri), selidiki dan laporkan

perubahan nyeri dengan tepat

2.Pertahankan istirahat

dengan posisi semi fowler

3. Berikan aktivitas hiburan

4. Dorong penggunaan

ketrampilan manajemen

nyeri misal teknik relaksasi,

visualisasi, bimbingan

imajinasi

Kolaborasi:

1.Berikan analgesik sesuai

indikasi

Evaluasi

Melalui catatan

22

Page 25: ASKEP hepatitis jadiii.doc

perkembangan 1x24 jam

S :1.Ibu mengatakan

masih sedikit lelah

2.Ibu mengatakan

nafsu makan meningkat

O :

1.Keadaan umum baik

2.T: normal (36,5-37,5)

3.mata: tidak ikterik

4. warna kulit masih sedikit

kuning

5. Lab : IgM +

A :

1.Diagnosa : G P… dengan

hepatitis A

2.Masalah Tidak ada

3.Kebutuhan

-Personal Hygiene

-Istirahat, Nutrisi yang

adekuat

P : Menjelaskan kondisi ibu

saat ini

Menjaga personal Hygiene

Menganjurkan ibu untuk

tetap istirahat

Menjelaskan nutrisi yang

adekuat untuk ibu

2. Intoleransi aktivitas b.d

kelemahan umum ditandai

dengan klien mengeluh

lemah, enggan untuk

bergerak.

Tujuan : toleransi aktivitas

setelah dilakukan askep

selama 1x24 jam

KH : klien mampu

menunjukkan perilaku yang

memampukan kembali

Mandiri :

1. Tingkatkan tirah baring/

duduk. Berikan lingkunga

tenang. Batasi pengunjung

sesuai keperluan.

2. Ubah posisi dengan sering.

22

Page 26: ASKEP hepatitis jadiii.doc

melakukan aktivitas,

melaporkan kemampuan

melakukan peningkatan

toleransi aktivitas

Berikan perawatan kulit yang

baik.

3. Tingkatkan aktivitas sesuai

toleransi. Bantu melakukan

latihan rentang gerak sendi

pasif/ aktif.

4. Awasi terulangnya

anoreksia dan nyeri tekan.

Kolaborasi :

1.Berikan antidote/ bantu

dalam prosedur sesuai

indikasi.

2.Berikan obat sesuai

indikasi : sedative, agen

antisietas contoh diazepam

(valium), lorazepam ( ativan)

3.Awasi kadar enzim hati

3. Hipertensi b.d proses

inflamasi ditandai dengan

klien mengeluh demam, suhu

38,7 oC

Tujuan : setelah dilakukan

askep selama 1x24 jam suhu

tubuh normal 37 o C.

KH : suhu 37 o C , demam

hilang

Mandiri :

1.Kaji adanya keluhan tanda-

tanda peningkatan suhu

tubuh

2.Monitor TTV terutama

suhu tubuh

3.Berikan kompres pada

aksila/ dahi

22

Page 27: ASKEP hepatitis jadiii.doc

BAB IV

PENUTUP

A.Simpulan

1. Bahwa penyebaran penyakit infeksi dalam kehamilan telah sangat mengkhawatirkan dan

perlu penanganan khusus.

2. Penyakit infeksi dalam kehamilan sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang

dan kondisi kesehatan reproduksi.

3. Penanggulangan penyakit infeksi dalam kehamilan dapat lebih efektif dengan

dilakukannya upaya pencegahan dengan pemeriksaan khusus sedini mungkin sebelum

terlambat.

4. Hepatitis dapat disebabkan oleh kondisi non infeksi seperti obat-obatan , alkohol, dan

penyakit autoimun, atau oleh adanya infeksi seperti hepatitis virus.

5. Penularan virus ini pada janin , dapat terjadi dengan beberapa cara yairu:

a. Melewati placenta

b. Kontaminasi dengan darah dan tinja ibu waktu persalinan

c. Kontak langsung dengan bayi baru lahir dengan ibunya

d. Melewati ASI, pada masa laktasi. Adanya kebocoran plasenta yang menyebabkan

tercampurnya darah ibu dengan darah fetus.

e. Tertelannya cairan amnion yang terinfeksi

f. Adanya abrasi pada kulit selama persalinan yang menjadi tempat masuknya virus.

g. Tertelannya darah selama persalinan.

h. Penularan melalui selaput lendir.

6. Gejala penyakit hepatitis seperti keluhan demam, anoreksia, nyeri otot, gejala-gejala mirip

flu (flu like syndrome), mual atau muntah serta nyeri perut yang kemudian akan diikuti mata

atau kulit berwarna kuning , serta buang air kecil akan berwarna kecoklatan.

22

Page 28: ASKEP hepatitis jadiii.doc

7. Penderita hepatitis virus A hendaknya diberi immuno globulin sejumlah 0,1 cc/kg BB.

Gammma globulin ternyata tidak efektif untuk mencegah hepatitis virus B. Terhadap bayi

baru lahir dari ibu penderita hepatitis virus B , imunisasi pasif dengan menggunakan

immunoglobulin hepatitis B (HBIG) diberikan untuk mendapatkan antibodi secepatnya guna

memerangi virus hepatitis B yang masuk, selanjutnya disusul dengan imunisasi aktif dengan

memakai vaksin.

B. Saran

1. Agar penyakit infeksi dalam kehamilan dapat dicegah hendaknya ditingkatkan upaya

konseling melalui program KIE kepada masyarakat luas khususnya merek yang mempunyai

resiko tinggi. Sehingga masyarakat menyadari bahaya yang ditimbulkan dari penyakit

tersebut.

2. Hendaknya kita menjaga agar diri kita bisa terbebas dari penyakit ini, serta petugas

kesehatan dapat memberikan penyuluhan dengan penekanan pada aspek perubahan perilaku.

22

Page 29: ASKEP hepatitis jadiii.doc

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta.

Gallo, Hudak, 1995, Keperawatan Kritis, EGC, Jakarta.

Hadim Sujono, 1999, Gastroenterologi, Alumni Bandung.

Moectyi, Sjahmien, 1997, Pengaturan Makanan dan Diit untuk Pertumbuhan Penyakit,

Gramedia Pustaka Utama Jakarta.

Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis

Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta.

Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart. Alih

bahasa Agung Waluyo, Edisi 8, jakarta, EGC, 2001.

Susan, Martyn Tucker et al, Standar Perawatan Pasien, jakarta, EGC, 1998.

Reeves, Charlene, et al,Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Setiyono, Edisi I,

jakarta, Salemba Medika.

Sjaifoellah Noer,H.M, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga, Balai Penerbit FKUI, jakarta.

22