19
askep jiwa isolasi sosial menarik diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecenderungan meningkatnya angka gangguan mental psikiatrik dikalangan masyarakat saat ini dan yang akan terus menjadi masalah sekaligus menjadi tantangan bagi tenaga kesehatan khususnya komunikasi profesi keperawatan. Ketidakmampuan individu dalam menghadapi berbagai masalah social dalam kehidupan menimbulkan masalah kejiwaan yang lebih mengacu pada kerusakan interaksi social menarik diri yaitu seseorang cenderung menyendiri dan sering melamun. Pada dasarnya kemampuan hubungan social berkembang sesuai dengan proses tumbuh kembang individu mulai dari bayi sampai dengan dewasa lanjut, untuk mengembangkan hubungan social positif. Setiap tugas perkembangan sepanjang daur kehidupan diharapkan dilalui dengan sukses kemampuan berperan serta proses hubungan diawali dengan kemampuan saling tergantung. Oleh karena itu, perawat harus mempunyai kemampuan profesi dalam memberikan asuhan keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Untuk itu perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik yaitu proses keperawatan. Menurut penelitian WHO, jika provalensi gangguan jiwa di atas 100 jiwa pertahun penduduk dunia, maka berarti Indonesia mencapai 264 orang per 1000 penduduk yang merupakan anggota keluarga. Data hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995), artinya 2,6 kali lebih tinggi dari ketentuan WHO. Ini adalah sesuatu yang sangat serius. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membahas tentang gangguan jiwa dengan masalah utama kerusakan interaksi social menarik diri. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum - Untuk memperoleh gambaran umum mengenai skizofrenia paranoid/isolasi social menarik diri) dan perawatannya - Untuk mengembangkan buah pikiran yang ada manfaatnya bagi masyarakat - Untuk menambahkan ilmu pengetahuan dan melihat secara langsung atau mengaplikasikan teori psikiatri yang diperoleh

Askep Jiwa Isolasi Sosial Menarik Diri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Jiwa Isolasi Sosial Menarik Diri

askep jiwa isolasi sosial menarik diri

BAB IPENDAHULUAN

       A.      Latar BelakangKecenderungan meningkatnya angka gangguan mental psikiatrik dikalangan

masyarakat saat ini dan yang akan terus menjadi masalah sekaligus menjadi tantangan bagi tenaga kesehatan khususnya komunikasi profesi keperawatan.

Ketidakmampuan individu dalam menghadapi berbagai masalah social dalam kehidupan menimbulkan masalah kejiwaan yang lebih mengacu pada kerusakan interaksi social menarik diri yaitu seseorang cenderung menyendiri dan sering melamun. Pada dasarnya kemampuan hubungan social berkembang sesuai dengan proses tumbuh kembang individu mulai dari bayi sampai dengan dewasa lanjut, untuk mengembangkan hubungan social positif. Setiap tugas perkembangan sepanjang daur kehidupan diharapkan dilalui dengan sukses kemampuan berperan serta proses hubungan diawali dengan kemampuan saling tergantung. Oleh karena itu, perawat harus mempunyai kemampuan profesi dalam memberikan asuhan keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Untuk itu perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik yaitu proses keperawatan.

Menurut penelitian WHO, jika provalensi gangguan jiwa di atas 100 jiwa pertahun penduduk dunia, maka berarti Indonesia mencapai 264 orang per 1000 penduduk yang merupakan anggota keluarga. Data hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995), artinya 2,6 kali lebih tinggi dari ketentuan WHO. Ini adalah sesuatu yang sangat serius.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membahas tentang gangguan jiwa dengan masalah utama kerusakan interaksi social menarik diri.

        B.       Tujuan Penulisan       1.         Tujuan Umum

     - Untuk memperoleh gambaran umum mengenai skizofrenia paranoid/isolasi social menarik diri) dan perawatannya

     - Untuk mengembangkan buah pikiran yang ada manfaatnya bagi masyarakat     - Untuk menambahkan ilmu pengetahuan dan melihat secara langsung atau mengaplikasikan

teori psikiatri yang diperoleh dari bangku perkuliahan melalui praktek lapangan di Rumah Sakit Jiwa pusat Medan atau sekaligus di dalamnya melatih pembuatan studi kasus ini.

       2.         Tujuan Khusus-       Membantu penderita agar dapat memenuhi kebutuhan kesehatannya dalam upaya mencapai

derajat kesehatan yang optimal-       Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi penulis dalam melaksanakan proses

keperawatan       C. Ruang Lingkup              Dalam penulisan karya tulis ini, penulis membuat batasan sesuai dengan yang penulis

pelajari yaitu dalam bidang keperawatan. Ruang lingkup yang penulis kemukakan adalah

Page 2: Askep Jiwa Isolasi Sosial Menarik Diri

asuhan keperawatan pada Tn.JM, dengan gangguan perubahan isolasi sosial menarik diri pada skizofrenia paranoid di Ruangan Napza Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatra Utara Medan 15 Mei s/d 26 Mei 2012.

       D.      Metode PenulisanDalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan cara :

1.        ObservasiPenulis mengadakan penelitian dan pengawasan langsung terhadap penderita skizofrenia tipe paranoid/isolas social (menarik diri).

2.        WawancaraDalam wawancara ini penulis mengadakan :

     Auto anamnese           : Tanya jawab langsung pada pasien yang bersangkutan     Auto anamnese           : Mengadakan Tanya jawab dengan keluarga pasien

3.        RekomendasiDiperoleh dari perawatan dan status pasien

4.        PerpustakaanPenulis menggunakan buku-buku atau diktat berhubungan dengan penderita skizoprenia paranoid (Isolasi social : Menarik diri) dan perawatannya.

E.      Sistematika PenulisanPenulisan makalah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari 5 bab, yaitu :

Bab I        Pendahuluan              Terdiri atas : latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan

Bab II      Landasan Teoritis                 Terdiri atas :

a.         Tinjauan Teoritis medis-       Definisi-       Faktor predisposisi-       Rentang respon keperawatanb.         Tinjauan teoritis keperawatan-       Definisi, karakteristik, prilaku, masalah keperawatan, tujuan tindakan

keparawatan,    evaluasiBab III     Tinjauan KasusBab IV     PembahasanBabV       Kesimpulan dan SaranDaftar Pustaka

Page 3: Askep Jiwa Isolasi Sosial Menarik Diri

BAB IITINJAUAN TEORITIS

2.1. Tinjauan Teoritis Medis2.1.1. Pengertian  

Kerusakan interaksi sosial merupakan kesendirian yang dialami oleh individu dan diterima sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu keadaan negatif atau mengancam, kelainan interaksi sosial adalah suatu keadaan dimana seorang individu beradaptasi dalam suatu kuantitas yang tidak cukup/berlebihan kualitas interaksi sosial yang tidak efektif. (Marry C.Townsand, Edisi V, 1998, Hal. 1927)

Menarik diri adalah reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun psikologis. Reaksi fisik yaitu individu pergi atau menghindari sumber stresor. Misalnya menjauhi polusi, sumber infeksi, gas beracun dan lain-lain. Sedangkan reaksi psikologis individu menunjukkan prilaku apatis, mengisolasi diri, tidak berminat sering disertai rasa takut dan bermusuhan. (Rasmus, 2001, Hal 18)

Menarik diri adalah usaha menghindari interaksi dengan orang lain individu dengan orang lain. Individu merasa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi perasaan, pikiran, prestasi atau kegagalannya. Orang lain yang di manifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian dan sanggup membagi pengalaman dengan orang lain. (Standart Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi Pertama, Bandung 1996, Hal 47)2.1.2  Faktor Predisposisi

Adapun faktor prespitasi adalah dibagi atas 2, yaitu :A.      Faktor Prestasi

Adapun faktor pencetus terdiri dari 4 sumber utama yang dapat menentukan alam perasaan adalah:

      Kehilangan ketertarikan yang nyata atau yang dibayangkan, termasuk kehilangan cinta seseorang. Fungsi fisik, kedudukan atau harga diri, karena elemen aktual dan simbolik melibatkan konsep kehilangan, maka konsep persepsi lain merupakan hal yang sangat penting.

      Peristiwa besar dalam kehidupan, sering dilaporkan sebagai pendahulu episode depresi dan mempunyai dampak terhadap masalah-masalah yang dihadapi sekarang dan kemampuan menyelesaikan masalah.

      Peran dan ketegangan peran telah dilaporkan mempengaruhi depresi terutama pada wanita      Perubahan fisiologis di akibatkan oleh obat-obatan berbagai penyakit fisik seperti infeksi,

meoplasma dan gangguan keseimbangan metabolik dapat mencetus gangguan alam perasaan. (Gail W.Stuart- dkk. Edisi III. 1998)Faktor Pendukung

      Faktor genetik dianggap mempunyai transmin gangguan efektif melalui riwayat keluarga atau keturunan.

      Teori agresi menyerang kedalam menunjukkan bahwa depresi terjadi karena perasaan marah yang ditujukan pada diri sendiri.

      Teori kehilangan objek merasakan kepada perpisahan traumatik individu dengar benda atau yang sampai sangat berarti.

Page 4: Askep Jiwa Isolasi Sosial Menarik Diri

      Teori organisasi kepribadian mengenai bagian konsep yang negatif dan harga diri rendah mempengaruhi sistem keyakinan penilaian seseorang terhadap dirinya.

      Metode kognitif menyatakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang didominasi oleh evaluasi negatif seseorang terhadap diri dunia seseorang di masa depan seseorang.

      Metode ketidakberdayaan yang dipelajari menunjukkan bahwa semata-mata trauma menyebabkan depresi tetapi keyakinan bahwa seseorang tidak mampu mengendalikan terhadap hasil yang penting dalam kehidupannya. Oleh karena itu dia menolak respon dan adaktif.

      Model perilaku berkembang dari kerangka teori belajar sosial yang mengasumsikan keinginan penyebab depresi terlacak pada kerangka keinginan positif dalam berinteraksi dengan lingkungan.

      Metode biologi menguraikan perubahan kimia dalam tubuh terjadi selama masa depresi, termasuk depresi katakoloni, disfungsi endoktrim dan variasi periodik serta irama biologis.

2.1.3        Rentang Respon SosialRespon Adaptif                                                                     Respon Maladaptif 

-       Menyendiri-       Otonomi-       Bekerjasama-       Interdependen

-        Menarik diri-        Manipulasi-        Tergantung-        Curiga

        Merasa sunyi        Epseploitasi        Menarik diri        Paranoid

Keterangan :      Respon adaptif

Yaitu respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial kebudayaan secara umum yang berlaku di masyarakat. Dimana individu dalam menyelesaikan masalahnya masih dalam batas norma.

    MenyendiriRespon yang masih dibutuhkan individu untuk menuangkan apa yang telah dilakukan di lingkungan sosialnya dan suatu cara mengevaluasi diri untuk menentukan langkah selanjutnya

   OtonomiKemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide pelaksanaan perasaan dalam hubungan sosial.

   BekerjasamaSuatu kondisi hubungan interpersonal dimana individu tersebut mampu untuk saling memberi dan menerima.

Page 5: Askep Jiwa Isolasi Sosial Menarik Diri

   InterdependenSaling ketergantungan antar individu dengan yang lain dalam interaksi sosial dalam membina hubungan independen.

      Respon mal adaptifAdalah respon yang diberikan individu dalam menyelesaikan masalahnya, menyimpang dari norma-norma sosial kebudayaan suatu tempat.

   Menarik diriTerjadi apabila individu menemukan kesakitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.

   ManipulasiIndividu menganggap orang lain sebagai objek individu serta tak dapat membina hubungan sosial secara mendalam.

   TergantungIndividu gagal mengembangkan rasa percaya diri atau kemampuan untuk mengembalikan rasa percaya diri.

CurigaBila individu gagal mengembalikan rasa percaya diri dengan orang lain2.1.4. Tanda dan Gejala

  Apatis, ekpresi sedih, efek tumpul  Komunikasi kurang, klien tidak tampak berkomunikasi dengan pasien lain atau perawat  Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk.  Berdiam di kamar  Menolak berhubungan dengan orang lain, pasien memutuskan atau langsung pergi jika

diajak bicara  Tidak melakukan kegiatan sehari-hari, seperti : perawatan diri dan aktivitas sehari-hari(Budi Anna Keliat)

2.1.5. Etiologi  Teori biologik dan genetik  Hipotesis neurotransmitter  Pencetus psikososial(Buku Saku Psikiatri, PenerbitBuku Kedokteran, EGC, hal)2.1.6.  Karakteristika.         Gangguan pola : tidak nafsu makan atau makan berlebihanb.         Berat badan menurun atau meningkat secara drastisc.         Kemunduran kesehatan fisikd.        Tinggal di tempat tidur dalam waktu lamae.         Banyak tidur siangf.          Kurang bergairahg.         Tidak mempedulikan lingkunganh.         Immobilitasi.           Mondar-mandir/sikap menantang, melakukan kegiatan berulang-ulangj.           Keinginan seksual menurun(Standar Pelayanan Dari Asuhan Keperawatan Jiwa, hal)

Page 6: Askep Jiwa Isolasi Sosial Menarik Diri

2.1.7.  Pengobatan1.      Farmakoterapi2.      Terapi fisik ECT (Elektro Compution Teraphy)3.      Terapi psikologi4.      Terapi social5.      Bila serangan pertama

         Membangkitkan dan diagnosis         Pemeriksaan psikologi         Pemeriksaan kimia rutin, skrinning, roksikologi, VDRL dan uji fungsi tiroid         Elektroensefologram (untuk menyingkirkan epilepsy logus temperralit, neoplasma)

             (Buku saku psiatri, penerbit buku kedokteran EGC, Hal)2.2. Tinjauan Teoritis Keperawatan2.2.1  Pengkajian       Tiap individu mempunyai potensi untuk berlibat berhubungan social sebagai tingkat hubungan yaitu hubungan intim dan hubungan saling ketergantungan dalam menghadapi dan mengatasi berbagai kebutuhan setiap hari. Pada pengkajian klien-klien sulit diajak bicara, pendiam, suka melamun dan menyendiri di sudut-sudut.       Pemutusan proses hubungan terkait erat dengan ketidakpuasan individu terhadap pasien hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran peserta respon lingkungan yang negatif kondisi ini dapat mengembangkan rasa tidak percaya pada orang lain (Budi Anna Keliat S.Kep, M.App, BSC, 1995)2.2.2.  Diagnosa Keperawatan           Isolasi sosial menarik diri           Harga diri rendah           Koping keluarga inefektif           Gangguan komunikasi verbal           Intoleransi aktifitas           Defisit perawatan diri

         Koping individu inefektif      Regiment therapeutik inefektif

           Resiko tinggi perilaku kekerasan           Perubahan persepsi

  Tujuan Keperawatan           Klien dapat meningkatkan harga diri           Melakukan kegiatan asuhan diri          Merasa puas berhubungan dengan orang lain dan mampu menggunakan        alternatif untuk menggantikan prilaku menarik diri           Menggunakan koping yang efektif           Meningkatkan kemampuan melakukan komunikasi           Mengadakan hubungan dengan lingkungan

2.2.3.  Intervensi        Bina hubungan saling percaya        Berkomunikasi dengan pasien secara jelas dan terbuka        Kenal dan dukung kelebihan pasien

Page 7: Askep Jiwa Isolasi Sosial Menarik Diri

        Bantu klien mengurangi ansietas ketika berhubungan interpersonal2.2.4. Tindakan Keperawatan / Implementasia.         Psikotherapeutik1.      Bina hubungan saling percaya

         Buat kontrak dengan pasien, perkenalan, tujuan dan waktu interaksi         Ajak klien berbicara dengan memanggil nama panggilan pasien         Jelaskan pada klien bahwa informasi tentang pribadi pasien tidak perlu dibertahukan

kepada orang lain yang tidak berkepentingan2.      Berkomunikasi dengan pasien secara jujur, jelas dan terbuka.

         Bicara dengan pasien secara jelas dan terbuka dengan istilah yang sederhana         Gunakan komunikasi verbal dan non verbal yang sesuai, singkat, jelas dan teratur         Bersama pasien menilai manfaat pembicaraannya dengan perawat         Tunjukkan sikap empati dan beri pasien kesempatan untuk mengungkapan perasaan

       3.        Kenal dan dukung kelebihan klien         Tanya cara-cara menyelesaikan masalah (koping) yang bisa digunakan klien          Diskusi bersama pasien tentang koping yang konstruktif         Dukung koping pasien yang konstruktif         Ajarkan pada pasien untuk menggunakan interpersonal

       4.        Bantu klien mengurangi ansietas      Batasi pengunjung pada awal terapi      Lakukan interaksi pada pasien sesering mungkin      Temani pasien dalam berinteraksi dengan orang lain secara bertahap      Libatkan dalam aktivitas kelompok

       b.        Pendidikan Kesehatan       1.        Jelaskan pada pasien cara mengungkapkan perasaan       2.        Bicarakan dengan pasien peristiwa yang menyebabkan menarik diri       3.        Jelaskan dan anjurkan kepada keluarga agar tetap mengadakan hubungan       4.        Anjurkan kepada keluarga mengikutsertakan pasien dalam kegiatan di lingkungan

masyarakat       c.         Kegiatan Kehidupan Sehari hari       1.        Bantu pasien dalam melaksanakan kebersihan diri sampai dapat melaksanakan secara

mandiri       2.        Bimbing pasien berpakaian yang rapi       3.        Batasi kesempatan tidur siang       4.        Sediakan sarana informasi dan hiburan       d.   Terapi Somatik       1.        Beri obat sesuai dengan prinsip 5 benar (benar orang, obat, dosis, waktu dan guna)       2.        Pantau reaksi obat pada pasien       3.        Catat pemberian obat yang telah dilaksanakan       4.        Pastikan obat apakah telah diminum      

Page 8: Askep Jiwa Isolasi Sosial Menarik Diri

e.  Lingkungan therapeutik        Lingkungan fisik         Pindahkan barang-barang yang dapat membahayakan pasien maupun orang lain          Cegah pasien tidak berada dalam ruangan sendiri dalam jangka waktu lama          Beri rangsangan sesuai seperti gambar masuk dan gambar hiasan          Lingkungan Sosial         Fasilitasi pasien untuk berperan serta terapi kelompok ekupasi serta terapi keluarga       Libatkan pasien dalam berinteraksi dengan klien lain dan perawat secara bertahap

2.2.5. Evaluasi1.      Pasien dapat menggunakan koping yang efektif dalam menyelesaikan masalah2.      Harga diri pasien meningkat3.      Pasien dapat melakukan interpersonal dengan orang lain4.      Pasien dapat melakukan kegiatan mandiri5.      Persiapan berinisiatif untuk berkomunikasi/melakukan komunikasi secara verbal.

BAB IIITINJAUAN KASUS

3.1. PENGKAJIAN3.1.1. IDENTITAS PASIEN                             Nama                                 : Tn. S      Umur                                 : 37 Tahun      Jenis kelamin                     : laki-laki      No. RM                             : 01.62.69      Ruang Rawat                    : Singgalang      Tanggal masuk                  : 28 April 2012      Suku/Bangsa/Agama         : Batak/Indonesia/Kristen      Status                                : Belum menikah

3.1.2.   ALASAN MASUK RUMAH SAKIT-       suka menyendiri-       suka mengurung diri

Page 9: Askep Jiwa Isolasi Sosial Menarik Diri

-       rendah diri-       merasa kesepian-    tidak percaya diri-    merasa tidak berarti-    suka termenung-    malas mandi

3.1.3.. FAKTOR PREDISPOSISI1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu, pengobatan sebelumnya berhasil, karena

klien pulang dengan keadaan tenang.namun setelah dirumah  klien tidak pernah kontrol/minum obat.secara teratur hingga kambuh kembali.

     Masalah Keperawatan : Regiment terapeutik inefektif.2. Keluarga kurang perhatian terhadap perawatan dan pengobatan klien     Masalah Keperawatan : Koping keluarga inefektif.3. klien tidak memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.     Masalah keperawatan : tidak ada masalah.4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, klien gagal dalam melamar pekerjaan/

polisi.     Masalah keperawatan : koping individu inefektif.

3.1.4. PEMERIKSAAN FISIKa.       Tanda – tanda Vital

T/D    : 110/80 mmHgNadi  : 80 x/iRR     : 20 x/iTemp  : 37 °CBB     : 43 kgTB     : 150 cm

b.      Keluhan FisikKlien tidak memiliki keluhan fisik.Masalah keperawatan : tidak ada masalah

3.1.5. PSIKOSOSIAL1. Genogram

                                                                                                                                                                                                                                                                           

Page 10: Askep Jiwa Isolasi Sosial Menarik Diri

Keterangan :               : ♂                                           : klien           

: ♀                  

Jelaskan                                   :Os anak ke 4 dari 5 bersaudaraMasalah Keperawatan             : Tidak ada faktor endogen

2. Konsep Diria. Gambaran Diri                  : Klien menyenangi seluruh bagian tubuhnyab. Identitas Diri                    :  Klien tidak bekerja dan belum menikahc. Peran                                :  Klien  sebagai seorang anakd. Ideal Diri                         : Klien ingin cepat sembuh, pulang dan berkumpul                                                dengan keluargae. Harga diri                         : Klien merasa dirinya tidak bergunaMasalah Keperawatan          : Harga Diri Rendah

3. Hubungan Sosiala. Orang yang berarti bagi klien adalah Ibunyab. Klien tidak aktif dalam kegiatan kelompok/masyarakat.c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, klien malu karena

diejek               orang lain dan suka menyendiri.Masalah Keperawatan       : Isolasi sosial menarik diri

                  3.1.6. STATUS MENTAL

1.      Penampilan            Klien berpakaian tidak  rapi, rambut acak –acakan, kuku kotorMasalah Keperawatan : Defisit perawatan diri

2.      PembicaraanKlien hanya mau berbicara kalau sudah dibujuk, bicara lambat.            Masalah keperawatan : Gangguan komunikasi verbal

3.      Aktivitas Motorik klien tampak lesu, lebih suka menyendiri, kurang mau beraktivitas.Masalah keperawatan : Intoleransi aktivitas

4.      Alam PerasaanKlien tampak sedih.Masalah keperawatan : gangguan konsep diri/Harga diri rendah.  

5.      AfekKlien masih dapat merespon sesuai stimulus yang diberikan.Masalah keperawatan : tidak ada masalah

Page 11: Askep Jiwa Isolasi Sosial Menarik Diri

6.      Interaksi Selama WawancaraSelama wawancara klien kebanyakan menunduk dan diamMasalah keperawatan : Gangguan interaksi sosial

7.      PersepsiKlien tidak ada mendengar suara-suara.Masalah keperawatan ; tidak ada masalah keperawatan

8.      Proses PikirKlien hanya diam saat belum dimulai pembicaraan, dan hanya menjawab sebatas apa yang ditanyakanMasalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

9.      Isi fikirKlien tidak mengalami waham dan gangguan isi fikir yang lain.Masalah keperawatan : tidak ada masalah

10.  Tingkat kesadaranSaat diwawancarai, klien masih dapat diwawancaraiMasalah keperawatan : tidak ada masalah

11.  MemoriKlien dapat mengingat kejadian masa laluMasalah keperawatan tidak ada.

12.  Tingkat kesadaran dan BerhitungKlien mampu berkonsentrasi dan berhitung sederhana

13.  Kemampuan penilaianKlien mampu membuat kesimpulan sederhanaMasalah keperawatan tidak ada

14.  Daya tilik diriKlien mengatakan di rumah sakit karena diantar orang tua dan klien mengingkari dirinya sakit.Masalah keperawatan ; koping individu inefektif

3.1.7. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG1.      Kemampuan klien memahami/menyediakan kebutuhan klien tinggal dirumah dengan

keluarganya, sehingga keluarga dapat membantu dalam keperawatan kesehatan klien, klien bekerja membantu keluarganya/orangtuanya.Masalah keperawatan tidak ada.

2.      Kegiatan kehidupan sehari–hariKlien tidak bisa mandi sendiri, ganti baju sendiri sehingga dibantu oleh keluarga. Masalah keperawatan : defisit perawatan diri

a.       NutrisiKlien puas dengan pola makan klien, makan 3 x sehari.

b.      Tidur

Page 12: Askep Jiwa Isolasi Sosial Menarik Diri

Klien tidak memiliki masalah dengan tidur dan merasa segar setelah bangun tidur. Klien biasanya tidur siang lebih kurang 1 jam.klien tidur malam pada pukul 21.00 wib dan bangun pada pukul 06.00 wib.Masalah keperawatan tidak ada.

3.      Kemampuan klienKlien mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, membuat keputusan berdasarkan kebutuhan sendiri.Masalah keperawatan tidak ada.

4.      Mekanisme kopingKlien dalam mengatasi masalahnya dengan  menangis, melamun dan mengurung diri di kamarMasalah keperawatan : koping individu inefektif.

3.1.8. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGANa.  Masalah dan dukungan kelompok (spesifik)    Klien selalu merasa dirinya tak berhargab.  Masalah berhubungan dengan lingkungan (spesifik)    Klien selalu minder jika bergabung/interaksi dengan lingkunganc.   Masalah dengan perumahan (spesifik)    Klien tidak terbuka dengan keluargad.   Masalah dengan pelayanan kesehatan (spesifik)    Selama klien di RSJ, klien mengikuti pengobatan dengan baik

3.1.9. ANALISA DATA

No Data Masalah

1DS : Klien mengatakan malas bergaul dan lebih sering menyendiri

DO : Klien jarang kontak mata dengan perawat saat berbicara

Kerusakan interaksisocialmenarik diri

2DS : Klien mengatakan malas bergaul dan berbicaraDO : Klien tampak duduk di kolong tempat tidur

Kerusakan komunikasi verbal

3DS : Klien mengatakan bahwa ia dijauhi oleh keluarganya karena merasa tidak berguna bagi orang lainDO :  Klien selalu menyendiri dan sedih

Gangguan harga diri rendah

4DS : Klien mengatakan bahwa ia rajin mandi, hanya saja bajunya kotor dan asal mandi sajaDO : Kuku klien panjang, kotor, gigi tidak bersih

Defisit Perawatan Diri

5DS : klien mengatakan malas melakukan aktivitas apapun

DO : Klien tampak lesu, lebih suka menyendiri, kurang mau beraktivitas

Intoleransi aktivitas

6 DS : klien mengatakan dirinya tidaak sakit.DO : klien mengingkari dirinya sakit

Koping individu inefektif

7DS : klien mengatakan keluarganya kurang Koping keluarga

Page 13: Askep Jiwa Isolasi Sosial Menarik Diri

memperhatikannyaDO : klien tidak pernah dibawa kontrol ke RSJ

inefektif

8DS : Klien mengatakan tidak pernah kontrol/minum obatDO : klien kembali dirawat di RSJ

Regiment therapeutik inefektif

3.1.10. Masalah Keperawatan1.      Kerusakan komunikasi verbal2.      Menarik diri3.      Harga diri rendah4.      Defisit perawatan diri5.     Intoleransi aktiftas6.     Koping individu inefektif7.     Koping keluarga inefektif8.     Regiment terapeutik inefektif

Diagnosa Keperawatan :  Isolasi sosial menarik diri  Harga diri rendah  Koping keluarga inefektif  defisit perawatan diri

3.1.11. Pohon Masalah                                                 Gangguan                               Defisit perawatan diri                                                Komunikasi Verbal                           

           Regiment Terapeutik   ----------            Isolasi sosial                            Intoleransi            Infektif                                                menarik diri                          aktivitas 

                                                            Gangguan konsep                                                            Diri: Harga diri rendah 

            Koping keluarga                      Koping individu

Page 14: Askep Jiwa Isolasi Sosial Menarik Diri

            inefektif                                              inefektif

Page 15: Askep Jiwa Isolasi Sosial Menarik Diri

 ASUHAN KEPERAWATAN

Nama               :

Tn. S                                                                                                                       

Ruangan          : Singgalang

NoDiagnosa

Keperawatan

PerencanaanRasional Implementasi

Tujuan Kriteria HasilTindakan

Keperawatan

1isolasi sosial menarik diri

Tujuan umum :Klien dapat berkomunikasi dengan baik pada orang lain

TUK :1.  Klien dapat membina hubungan saling percaya

Klien dapat mengungkapkan perasaannya dan keadaan saat ini secara verbal

1. Bina hubungan saling percaya :- Salam perkenalan diri- Ciptakan lingkungan yang tenang- Jelaskan tujuan interaksi-  Buat kontraksi yang jelas-  Tepat waktu

2. Dorong dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya

Hubungan saling percaya sebagai dasar utama interaksi yang penting

Ungkapkan perasaan klien kepada perawat sebagai bukti bahwa klien mempunyai perawat, rasa empati akan meningkatkan hubungan saling percaya

1. Membina hubungan saling percaya :-       Memberi salam perkenalan diri-       Menjelaskan tujuan interaksi-       Menciptakan lingkungan yang tenang-       Membuat kontraksi yang jelas

 2.  Mendorong dan memberi kesempatan untuk mengungkap-kan perasaannya mendengarkan klien dengan empati