27
 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWA T AN KELUARGA A. Pengertian Keluarga  Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui ikatan  perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000). Menurut u!al, "##$ (dalam %upartini, 200&) mengemukakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang  bertu'uan meniptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan  perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial setiap anggota. ailon, "#$* (dalam +h'ar, 20"0) berpendapat bahwa keluarga sebagai dua atau lebih indi!idu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau adopsi, hi dup dalam sat u ruma h tangga , berin teraksi sat u sama lain dalam peranannya dan meniptakan serta mempertahankan budaya. Keluarga adalah suatu sistem sosial yang dapat menggambarkan adanya 'aringan ker'a dar i ora ng- ora ng yan g sea ra regular ber int erak si sat u sama lain yan g dit un' ukk an ole h adanya hubungan yang saling tergantung dan mempengaruhi dalam rangka menapai tu'uan (eininger, "#$). adi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang dihu bung kan oleh ikatan perkawin an, adopsi, hubu ngan darah, hidup dalam satu rumah tangga, memi lik i kede kat an emosional, da n beri nt era ksi satu sama lai n ya ng sal ing keter ga nt unga n untuk meniptakan atau mempertah ankan budaya , me ni ngkatkan  perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka menapai tu'uan bersama.  B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga  /a hap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut u!al "#* dan 1riedman "##*, ada * tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu ". /a hap 3 Keluarga 4emula Keluar ga pemul a meru'uk pa da pa san ga n meni kah5 tahap pe rnikahan. /ug as  perkembangan keluarga saat ini adalah membangun perkawinan yang saling memuaskan, menghubungkan 'aringan persaudaraan seara harmonis, merenanakan keluarga berenana.  /a hap 33 Keluarg a sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 60 b ulan)

askep keluarga

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KEPERAWATAN

Citation preview

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A.Pengertian KeluargaKeluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000).Menurut Duval, 1997 (dalam Supartini, 2004) mengemukakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial setiap anggota.Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta mempertahankan budaya.Keluarga adalah suatu sistem sosial yang dapat menggambarkan adanya jaringan kerja dari orang-orang yang secara regular berinteraksi satu sama lain yang ditunjukkan oleh adanya hubungan yang saling tergantung dan mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan (Leininger, 1976).Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang saling ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama.B.Tahap dan Tugas Perkembangan KeluargaTahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985 dan Friedman 1998, ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu :1.Tahap I: Keluarga PemulaKeluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap pernikahan. Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah membangun perkawinan yang saling memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan keluarga berencana.

2.Tahap II: Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30 bulan)Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan nenek dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan.

3.Tahap III: Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-6 tahun)Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi kebutuhan anggota keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan bermain anak.

4.Tahap IV: Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13 tahun)Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolah.

5.Tahap V: Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.

6.Tahap VI: Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan menyelesaikan kembali hubungan perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.

7.Tahap VII: Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini juga dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas perkembangannya adalah menyediakan lingkungan yang sehat, mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-anak, memperoleh hubungna perkawinan yang kokoh.

8.Tahap VIII: Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansiaDimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun terutama berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lain meninggal. Tugas perkembangan keluarga adalah mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan dan mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.

C.Tipe Keluarga

1.Menurut Maclin, 1988 (dalam Achjar, 2010) pembagian tipe keluarga, yaitu :

a.Keluarga Tradisional1)Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama.2)Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya dengan satu orang yang mengepalai akibat dari perceraian, pisah, atau ditinggalkan.3)Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka.4)Bujang dewasa yang tinggal sendiri5)Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafkah, istri tinggal di rumah dengan anak sudah kawin atau bekerja.6)Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau anggota yang tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah geografis.

b. Keluarga non tradisional1.Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak menikah (biasanya terdiri dari ibu dan anaknya).2.Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai anak3.Keluarga gay/ lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah4.Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama menggunakan fasilitas, sumber dan mempunyai pengalaman yang sama.

2.Menurut Allender dan Spradley (2001)

a.Keluarga tradisional1)Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak kandung atau anak angkat2)Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman, dan bibi3)Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak4)Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau kematian.5)Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dariseorang dewasa saja6)Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut.

b.Keluarga non tradisional1)Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah2)Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu rumah3)Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup bersama dalam satu rumah tangga

3.Menurut Carter dan Mc Goldrick (1988) dalam Setiawan dan Darmawan (2005)

a.Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.b.Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama.c.Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan

D.Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya :Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Setiawati dan Darmawan (2005), yaitu:

1.Fungsi afektifFungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan kepribadiananggota keluarga.

2.Fungsi sosialisasiFungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya anak.

3.Fungsi perawatan kesehatanFungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental, dan spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.

4.Fungsi ekonomiFungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber daya keluarga.

5.Fungsi biologisFungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.

6.Fungsi psikologisFungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih saying dan rasa aman/ memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga.

7.Fungsi pendidikanFungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan, keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya.

E.Tugas Keluarga

Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan keperawatan keluarga mencantumkan lima tugas keluarga sebagai paparan etiologi/ penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajagan tahap II bila ditemui data malaadapti pada keluarga. Lima tugas keluarga yang diaksud adalah:1.Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab dan persepsi keluarga terhadap masalah yang dialami keluarga.2.Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah dirasakan keluarga, bagaimana keluarga menanggapi masalah yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat atau adakah sifat negative dari keluarga terhadap masalah kesehatan, bagaimana system pengambilan keputusan yag dilakukan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.3.Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, seperti bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan perkembangan perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.4.Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti pentingnya hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga. Upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan dalam dan lingkungan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan keluarga.5.Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan keluarga.

F.Teori Asuhan Keperawatan Keluarga

1.Pengkajian

Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan menangani norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan system terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. (Effendy, 1998)Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre Nursing Friedman (1988), meliputi 7 komponen pengkajian yaitu :

a.Data Umum1)Identitas kepala keluarga2)Komposisi anggota keluarga3)Genogram4)Tipe keluarga5)Suku bangsa6)Agama7)Status sosial ekonomi keluarga

b.Aktifitas rekreasi keluarga1)Riwayat dan tahap perkembangan keluarga2)Tahap perkembangan keluarga saat ini3)Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi4)Riwayat keluarga inti5)Riwayat keluarga sebelumnyac.Lingkungan1)Karakteristik rumah2)Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal3)Mobilitas geografis keluarga4)Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat5)System pendukung keluarga

d.Struktur keluarga1)Pola komunikasi keluarga2)Struktur kekuatan keluarga3)Struktur peran (formal dan informal)4)Nilai dan norma keluarga

e.Fungsi keluarga1)Fungsi afektif2)Fungsi sosialisasi3)Fungsi perawatan kesehatan

f.Stress dan koping keluarga1)Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga2)Respon keluarga terhadap stress3)Strategi koping yang digunakan4)Strategi adaptasi yang disfungsional

g.Pemeriksaan fisik1)Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan2)Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga3)Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala, mata, mulut, THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan bawah, system genetalia4)Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik

h.Harapan keluarga1)Terhadap masalah kesehatan keluarga2)Terhadap petugas kesehatan yang ada

Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat pengkajian menurut Supraji (2004) yaitu:

a.Membina hubungan baikDalam membina hubungan yang baik, hal yang perlu dilakukan antara lain, perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah tamah, menjelaskan tujuan kunjungan, meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga, menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan, menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang ada di keluarga.

b.Pengkajian awalPengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan yang dilakukan.

c.Pengkajian lanjutan (tahap kedua)Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh data y6ang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal. Disini perawat perlu mengungkapkan keadaan keluarga hingga penyebab dari masalah kesehatan yang penting dan paling dasar.

2Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan menggambarkan respons manuasia. Dimana keadaan sehat atau perubahan polainteraksi potensial/actual dari individu atau kelompok dimana perawat dapat menyusun intervensi-intervensi definitive untuk mempertahankan status kesehatan atau untuk mencegah perubahan (Carpenito, 2000).

Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu:

a.Anallisa dataMengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian dibandingkan dengan standar normal sehingga didapatkan masalah keperawatan.

b.Perumusan diagnosa keperawatanKomponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi:1)Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasarmanusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.2)Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.3)Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung atau tidak yang emndukung masalah dan penyebab.

Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan keluarga mengacu pada tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:1)Diagnosasehat/Wellness/potensialYaitu keadaan sejahtera dari keluarga ketika telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat digunakan. Perumusan diagnosa potensial ini hanya terdiri dari komponen Problem (P) saja dan sign /symptom (S) tanpa etiologi (E).2)Diagnosa ancaman/risikoYaitu masalah keperawatan yang belum terjadi. Diagnosa ini dapat menjadi masalah actual bila tidak segera ditanggulangi. Perumusan diagnosa risiko ini terdiri dari komponen problem (P), etiologi (E), sign/symptom (S).3)Diagnosa nyata/actual/gangguanYaitu masalah keperawatan yang sedang dijalani oleh keluarga dan memerlukn bantuan dengan cepat. Perumusan diagnosa actual terdiri dari problem (P), etiologi (E), dan sign/symptom (S).Perumusan problem (P) merupakan respons terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas keluarga.Dalam Friedman (!998)diagnosa-diagnosa keperawatan pilihan NANDA yang cocok untuk praktek keperawatan keluarga seperti tabel dibawah ini:

Kategori Diagnosa NANDADiagnosa Keperawatan

Persepsi kesehatan-pola manajemen kesehatanManajemen kesehatan yang dapat di ubahPerilaku mencari sehat

Kognitif-pola latihanKerusakan penatalaksanaan lingkungan rumah

Peran-pola persepsiKurang pengetahuanKonflik keputusan

Peran-pola hubunganBerduka antisipasiBerduka disfungsionalKonflik peran orang tua isolasi socialPerubahan dalam proses keluargaPerubahan penampilan peranRisiko perubahan dalam menjadi orang tuaPerubahan menjadi orang tuaRisiko terhadap kekerasan

Koping pola pola toleransi terhadap stressKoping keluarga potensial terhadap pertumbuhanKoping keluarga tidak efektif : menurunKoping keluarga tidak efektif : kecacatan

3.Perencanaan

Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Efendy,1998).Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2004).a.Skala prioritasPrioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan beberapa criteria sebagai berikut :1.Sifat masalah (actual, risiko, potensial)2.Kemungkinan masalah dapat diubah3.Potensi masalah untuk dicegah4.Menonjolnya masalah

Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan telah dari satu proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglay (1978) dalam Effendy (1998).

KriteriaBobotSkor

Sifat masalah1Aktual= 3Risiko= 2Potensial= 1

Kemungkinan masalah untuk dipecahkan2Mudah= 2Sebagian= 1Tidak dapat = 0

Potensi masalah untuk dicegah1Tinggi= 3Cukup= 2Rendah= 1

Menonjolnya masalah1Segera diatasi = 2Tidak segera diatasi = 1Tidak dirasakan adanya masalah = 0

Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawatSkor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan bobotJumlahkan skor untuk semua criteriaSkor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)

b.RencanaLangkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan keperawatan. Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi serta meminimalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier untuk memperkuat garis pertahanan tersier (Anderson & Fallune, 2000).Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang mengacu pada bagaimana mengatasi problem/masalah (P) di keluarga. Sedangkan penetapan tujuan jangka pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang berorientasi pada lima tugas keluarga.Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi nantinya adalah sebagai berikut :1.Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai masalah2.Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang salah.3.Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga tentang faktor-faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani, cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur.4.Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan.5.Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.

4.Pelaksanaan

Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga yaitu :

a.Sumber daya keluargab.Tingkat pendidikan keluargac.Adat istiadat yang berlakud.Respon dan penerimaan keluargae.Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.

5.Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kerangka kerja valuasi sudah terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman,1998)Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :S :ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.O : keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang obyektif.A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan obyektif.P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis (Suprajitno,2004)

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2010.Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Sagung Seto

Allender, JA & Spradley, B. W. 2001.Community as Partner, Theory and Practice Nursing.Philadelpia : Lippincott

Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000.Community Health and Nursing, Concept and Practice.Lippincott : California

Carpenitti, L. J. 2000.Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta :EGC

Effendy,N.1998.Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta :EGC

Friedman,M.M.1998.Family Nursing Research Theory and Practice,4thEdition.Connecticut : Aplenton

Iqbal,Wahit dkk.2005.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam Praktek Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga.Jakarta : EGC

Suprajitno.2004.Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek.Jakarta :EGC

Wright dan Leakey.1984.Penderita Obesitas.Jakarta : PT Pustaka Raya

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN. MDI DESA SITIMULYO

I.DATA UMUM1.Nama kepala keluarga:Tn. M2.Alamat:Sitimulyo3.Usia:52 Tahun4.Pendidikan kepala keluarga:SMP5.Agama:Islam6.Pekerjaan:Satpam7.Suku Bangsa:Jawa/Indonesia8.Susunan Keluarga

NoNamaJKHub.dgnkepalakluargaUmurPendidikanPekerJaanAgamaKondisi Kesehatan

1Ny. MLSuami52 ThnSMPSatpamIslamBaik

9.Genogram

10.Aktivitas dan Kebersihan DiriKeluarga Tn. M tidak mempunyai kebiasaan berolahraga dikarenakan kesibukan masing masing. Keluarga mempunyai kebiasaan mandi 3x/hari menggunakan sabun, menyikat gigi 3x/hari, mencuci rambut 3x/minggu, dan mengganti pakaian 1x/hari.

11.Spiritual KeluargaTn. M taat beribadah. Tn. M juga mengikuti kegiatan keagamaan seperti pengajian, yasinan, dll. Tidak ada kegiatan atau nilai agama yang menurut keluarga bertentangan dengan kesehatan. Kegiatan atau nilai agama yang menurut Tn. M mendukung kesehatan diantaranya ialah puasa dan sholat.

12.PendidikanTidak ada anggota keluarga yang sedang mengikuti pendidikan di luar pendidikan formal (kursus, pelatihan, dll). Semua anggota keluarga dapat membaca dan menulis. Anggota keluarga tidak memiliki keterampilan khusus.

13.Tipe keluargaKeluarga Tn. M termasuk keluarga single parent yang mempunyai seorang anak, sudah menikah dan tinggal bersama suaminya. Istri Tn. M sudah meninggal karena kanker lidah.

14.Status sosial ekonomi keluargaTn. M yang mempunyai penghasilan sendiri dan menjadi sumber penghasilan keluarga utama. Penghasilan tersebut digunakan untuk kepentingan keluarga dan belum mencukupi untuk biaya hidup sehari hari. Sehingga Tn. Mmempunyai pekerjaan sampingan yaitu sebagai petani. Tn. Mjuga menyiapkan dana khusus untuk kesehatan.

12 .Aktivitas Rekreasi KeluargaSetiap hari Tn. M dalam memenuhi kebutuhan akan rekreasi dan hiburan biasanya menonton TV. Dan setiap sebulan sekali Tn. M pergi jalan-jalan ke pantai.II. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA1.Tahap perkembangan keluarga saat iniKeluarga Tn. M mempunyai satu orang anak perempuan. Anak tersebut berumur 22 tahun. Maka keluarga Tn M berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa.

2.Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhiSaat ini Tn. M telah memenuhi tugas perkembangan yaitu memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar dengan anak satu-satunya sudah menikah dan memiliki satu anak.

3.Riwayat keluarga intiSaat ini Tn. M sedang mengalami sakit gigi. Penyakit yang sering diderita oleh keluarga Tn. M diantaranya masuk angin dan pusing. Tidak terdapat penyakit menular dan tidak mempunyai penyakit menurun. Tidak ada anggota keluarga yang cacat. Ketika sakit, Tn. M berusaha untuk merawat sendiri, akan tetapi jika sudah tidak dapat diatasi, Tn. M langsung memeriksakan diri ke puskesmas.Riwayat kesehatan Tn. M adalah sebagai berikut :Kepala keluarga: Tn. M adalah perokok aktif. Tetapi karena Tn, M sedang menderita sakit gigi untuk sementara Tn. M berhenti merokok.

4.Riwayat keluarga sebelumnyaTn. M tidak pernah menderita penyakit parah sebelumnya. Biasanya hanya mengalami pusig-pusing dan masuk angin. Istri Tn. M telah meninggal karena menderita kanker lidah.

III.LINGKUNGAN1.Karakteristik rumah dan denah rumahLuas tanah : 200 m2Luas Rumah : 150 m2Tipe Rumah Tn. M adalah permanent, dengan status rumah milik pribadi. Rumah Tn. M menggunakan atap genting, dan menggunkan lantai semen dan tanah. Memiliki beberapa ruang yaitu 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 ruang makan, 1 kamar mandi dan 1 WC dengan jenis jamban leher angsa, kondisinya tidak terurus. Jumlah jendela 5 buah, memiliki ventilasi yang baik, cahaya yang cukup, dan penerangan dengan lampu listrik. Peletakan perabot rumah tangga kurang rapi. Keluarga mempunyai tempat pmbuangan sampah terbuka, dan saluran kotoran septictank, akan tetapi tidak terlihat. Keluarga mempunyai sumber air sendiri, yaitu sumur, kualitas air jernih, tidak berbau dan tawar. Jarak antara septictank dan sumber air lebih dari 10 m. Sumber air minum yang digunakan adalah dari sumur tersebut. Factor risiko bahaya fisik yaitu tangga yang tidak ada pegangan sampingnya, sehingga dapat membahayakan Tn. M.Denah Rumah :

2.Karakteristik tetangga dan komunitas RWTetangga klien yang di sekitar rumah ramah-ramah. Klien tinggal di wilayah pedesaan, jarak rumah satu dengan yang lain dekat. Warga memiliki kebiasaan dan tradisi mengadakan pengajian, yasinan setiap malam jumat dan perkumpulan RT sebulan sekali di rumah warga secara bergiliran.

3.Mobilitas geografis keluargaSejak Tn. M menikah dengan istrinya keluarga Tn. M tinggal di Sitimulyo dan tidak pernah pindah.

4.Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakatMeskipun anak Tn. M sudah menikah ia selalu meluangkan waktu untuk berkunjung ke rumah Tn. M di siang hari. Tn. M juga berinteraksi baik dengan masyarakat di sekitar.

5.Sistem pendukung keluargaKeluarga klien memiliki fasilitas kesehatan meliputi tempat tidur yang nyaman, sumber air bersih, motor sebagai alat trans. portasi. Fasilitas layanan kesehatan di wilayah Tn. P berupa Puskesmas danklinik. Jarak fasilitas kesehatan terdekat kurang dari 500 m dan dapat dijangkau dengan jalan kaki atau menggunakan motor. Keluarga Tn. M menggunakan fasilitas kesehatan tersebut dan yang sering digunakan ialah puskesmas. Sedangkan fasilitas sosialnya berupa mengikuti penyuluhan kesehatan misalnya penyuluhan tentang DBD dan Cikungunya.

IV.STRUKTUR KELUARGA1.Pola komunikasi keluargaBahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan masyarakat adalah bahasa Jawa, dan Indonesia.

2.Struktur kekuatan keluargaKlien selalu memberi nasehat kepada anaknya bagaimana cara menjaga hubungan baik dengan suami ataupun mertua serta orang lain, dan bagaimana cara menyikapi masalah dengan baik. Untuk kekuatan keluarga masih tetap berada pada Tn. M.

3.Struktur peranTn. M :Peran Formal: Tn. M hanya menjadi anggota masyarakat.Peran Informal : menjadi kepala keluarga, menantu, suami, ayah

4.Nilai dan norma keluargaNilai nilai yang dianut oleh keluarga tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan. Keluarga meyakini bahwa kesehatan merupakan hal yang penting.Tn. M mempunyai kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan menggosok gigi sebelum tidur.

V.FUNGSI KELUARGA1.Fungsi BiologisJumlah anak yang dimiliki Tn. M ada 1 orang anak perempuan.

2.Fungsi Psikologistn. M merasa kesepian karna ia tinggal sendiri dirumah. Istrinya telah meninggal karena kanker lidah dan anaknya telah menikah dan tinggal bersama suaminya.

3.Fungsi SosialisasiInteraksi Tn. M dan anaknya terjalin dengan sangat baik, saling mendukung, bahu membahu, dan saling ketergantungan Masing masing anggota keluarga masih memperhatikan dan menerapkan sopan santun dalam berperilaku.

4.Fungsi EkonomiTn. M mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari hari dari pendapatan yang diterima. Tn. M menyediakan dana khusus untuk kesehatan dan mampu menyisihkan pendapatan untuk keperluan yang tidak terduga.

5.Fungsi PendidikanKlien hanya mampu menyekolahkan anaknya sampai tingkat SMP.

VI.STRES DAN KOPING KELUARGA1.Stresor jangka pendek dan jangka panjangStresor jangka pendek: Gempa Bantul 2006, Gunung merapi meletus2011, krisis uangStresor jangka panjang: Tn. M mengatakan tidak pernah mengalami stressor jangka panjang.

2.Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressorUntuk stress jangka pendek, keluarga mengaku cemas, tidak bisa tidur, dan merasa gelisah, khawatir dengan adanya gempa susulan. Selain itu kadang Tn. M merasa bingung ketika penghasilan tidak mencukupi kebutuhan.Meskipun demikian Tn. M berusaha untuk tetap tenang. Strategi koping yang digunakanBila ada permasalahan, Tn. M berusaha untuk selalu menyelesaikan sendiri..

3.Strategi adaptasi disfungsionalKeluarga tidak pernah menggunakan kekerasan, perlakuan kejam kepada anaknya danmemberikan ancaman ancaman dalam menyelesaikan masalah.

4.Harapan keluargaTn. M berharap ia dan anaknya, serta keluarganya sehat walafiat. DanKeluarga juga berharap petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan yang baik, tepat, dan cepat kepada siapa saja yang membutuhkan. Tidak membeda bedakan seseorang dalam memberikan pelayanan kesehatan, miskin maupun kaya.

VII.RIWAYAT KESEHATAN SEKARANGNo

Nama organTanda-Tanda VitalTn. MTD : 120/90N : 90 x/menitRR : 20x/mntS : 37C

1

Kepala:a.Rambut

b. Mata

c. Hidung

d. Mulutdan gigi

e. Leher

Thoraxa. Paru

Abdomen

Ekstremitas

IntegumenLurus, hitam, pendek, halus, bersih

Simetris, konjungtiva ananemis, pupil isokor, sclera anikterik

Lubang hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada lesi

Bibir lembab, bibir hitamGigi sedikit kuning, gigi berlubang.

Warna coklat, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada distensi vena jugularis

Bentuk dada simetris, ekspansi dada simetris

Warna kulit coklat, tidak ada acites, dinding perut lebih rendah dari dinding dada

Anggota gerak lengkap, Tidak ada luka/bekas luka, tidak ada edema pada ekstremitas atas dan bawah, kekuatan otot

5555

Warna Kulit coklat, sedikit kering,

VIII. ANALISA DATADATAMASALAH KESEHATANMASALAH KEPERAWATAN

DS : pasien mengatakan merokokPasien mengatakan sering sakit gigiDO : bibir hitam, gigi kekuningan, gigi berlubang

Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatanPerilaku hidup tidak sehat

DS: Pasien mengatakan terdapat tangga yang cukup tinggi

DO : Tangga tinggi dan tidak terdapat pegangan

Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yg dpt mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluargaRisiko Jatuh

DS:Pasien mengatakan tidak mempunyai kebiasaan berolahraga

DO : -

ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan & keperawatan ( tidak olahraga)Gaya hidup kurang gerak

IX. SKORING1.Perilaku hidup tidak sehat berhubungan dengan ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan

2. Risiko jatuh berhubungan denganKetidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yg dpt mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga

3. Gaya hidup kurang gerak berhubungan denganketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan & keperawatan ( tidak olahraga)

X.PRIORITAS MASALAH1.Perilaku hidup tidak sehat berhubungan dengan ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan2.Risiko jatuh berhubungan denganKetidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yg dpt mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga3.Gaya hidup kurang gerak berhubungan denganketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan & keperawatan ( tidak olahraga)

XI. DIAGNOSA KEPERAWATAN1.Perilaku hidup tidak sehat berhubungan dengan ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan.2.Risiko jatuh berhubungan denganKetidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yg dpt mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga3.Gaya hidup kurang gerak berhubungan denganketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan & keperawatan ( tidak olahraga)

XII.RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Keperawatan KeluargaTujuanIntervensi

UmumKhusus

1.Perilaku hidup tidak sehat berhubungan dengan ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan.

Risiko jatuh berhubungan denganKetidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yg dpt mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga

Setelah dilakukan pertemuan selama 1x 45 menit, klien dapat mengenal masalah kesehatan yang dialami

Setelah dilakukan pertemuan selama 1x30 hari, masalahKetidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yg dpt mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga dapat teratasi

1.Pasien mengetahui bahaya merokok2.Pasien (Tn.M) mau mengurangi konsumsi rokok3.Pasien dapat mengetahui tentang zat zat berbahaya dalam rokok

1.Klien mau membuat pegangan pada tangga2.Tidak ada anggota keluarga yang jatuh akibat tidak adanya pegangan pada tangga3.Klien mampu mencegah lantai tangga licin

1.Kaji gaya hidup klien2.Berikan edukasi mengenai bahaya merokok3.Berikan informasi mengenai zat zat berbahaya yang terkandung dalam rokok4.Bantu pasien untuk mengurangi konsumsi rokok secara bertahap5.Anjurkan pasien mengganti kebiasaaan merokok dengan mengkonsumsi permen

1.Kaji lingkungan rumah klien2.Kaji kondisi rumah klien3.Kaji factor penyebab lantai tangga menjadi licin4.Berikan informasi mengenai bahaya tangga tidak ada pegangannya5.Beri informasi mengenai kemungkinan cedera fisik karena jatuh akibat tangga yang tidak memiliki pegangan6.Berikan informasi mengenai penataan lingkungan rumah yang baik7.Diskusikan dengan keluarga mengenai peletakan perabotan yang baik8.Anjurkan klien untuk membuat pegangan pada tangga.

Gaya hidup kurang gerak berhubungan denganketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan & keperawatan ( tidak olahraga)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x45 menit, masalahketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan & keperawatan ( tidak olahraga) dapat teratasi4.Klien mau berolahraga paling sedikit 1x seminggu5.Klien mengetahui manfaat olahraga6.Klien mengetahi akibat jarang olahraga1.Berikan pendidikan kesehatan mengenai manfaat olahraga.2.Anjurkan klien untuk berolahraga minimal 1x seminggu3.Berikan informasi akibat tidak melakukan olahraga4.Anjurkan pasien untuk lari-lari kecil setiap pagi5.Motivasi klien untuk berolahraga

XIII.IMPLEMENTASITglNo. DxDiagnosaImplementasiTTD

9 Juni 20121Perilaku hidup tidak sehat berhubungan dengan ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatanMemberikan edukasi mengenai bahaya merokokMemberikan informasi mengenai zat zat berbahaya yang terkandung dalam rokokMembantu pasien untuk mengurangi konsumsi rokok secara bertahapMenganjurkan pasien mengganti kebiasaaan merokok dengan mengkonsumsi permen

10 Juni 20122Risiko jatuh berhubungan denganKetidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yg dpt mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga

Memberikan informasi mengenai bahaya tangga tidak ada pegangannyaMemberi informasi mengenai kemungkinan cedera fisik karena jatuh akibat tangga yang tidak memiliki peganganMemberikan informasi mengenai penataan lingkungan rumah yang baikMendiskusikan dengan keluarga mengenai peletakan perabotan yang baikMenganjurkan klien untuk membuat pegangan pada tangga.

11 Juni 20123Gaya hidup kurang gerak berhubungan denganketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan & keperawatan ( tidak olahraga)Memberikan pendidikan kesehatan mengenai manfaat olahraga.Menganjurkan klien untuk berolahraga minimal 1x semingguMemberikan informasi akibat tidak melakukan olahragaMenganjurkan pasien untuk lari-lari kecil setiap pagiMemotivasi klien untuk berolahraga

XIV.EVALUASINoTglDiagnosaEvaluasi

112-6-12Perilaku hidup tidak sehat berhubungan dengan ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatanS : Pasien mengatakan akan mulai mengurangi konsumsi rokokA : Masalah teratasiP : pertahankan kondisi

212-6-12Risiko jatuh berhubungan denganKetidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yg dpt mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluargaS : Pasien mengatakan akan membuat pegangan pada tangga dan menata perabotan dengan baik.A : Masalah teratasi sebagianP : Pertahankan kondisi

312-6-12Gaya hidup kurang gerak berhubungan denganketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan & keperawatan ( tidak olahraga)S : Pasien mengatakan sudah memahami tentang manfaat olahraga.A : Masalah teratasi sebagianP : Lanjutkan intervensiAnjurkan pasien untuk lari-lari kecil setiap pagi