Upload
jumiyanti
View
216
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
1/43
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. T
DENGAN GASTROENTERITIS PADA KELUARGA
TN. M DI DESA JERON KEC. NOGOSARI
KAB. BOYOLALI
DI SUSUN OLEH:
AJENG AZTRID OCTAVIANI
NIM. P. 10003
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
2/43
i
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. T
DENGAN GASTROENTERITIS PADA KELUARGA
TN. M DI DESA JERON KEC. NOGOSARI
KAB. BOYOLALI
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
DI SUSUN OLEH:
AJENG AZTRID OCTAVIANI
NIM. P. 10003
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
3/43
ii
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
4/43
iii
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
5/43
iv
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
6/43
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA NY. T DENGAN GASTROENTERITIS PADA KELUARGA TN. M DI
DESA JERON KEC. NOGOSARI KAB. BOYOLALI”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1.
Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di Stikes Kusuma Husada Surakarta.
3.
Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai
penguji I yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-
masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi
demi sempurnanya studi kasus ini.
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
7/43
vi
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
8/43
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME……………………………………….ii
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………...………iii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….v
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..viiDAFTAR TABEL……………………………………………………………….viii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………...ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………...1
B. Tujuan Penulisan…………………………………………………..5
C.
Manfaat Penulisan………………………………………………....5
BAB II LAPORAN KASUS
A. Data Umum Keluarga………………………………………..……7
B. Pengkajian…………………………………………………………8
C. Diagnosa Keperawatan…………………………………………...11
D.
Intervensi…………………………………………………………13
E. Implementasi……………………………………………………..14
F. Evaluasi…………………………………………………………..16
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan………………………………………………………17
B.
Simpulan dan Saran........................................................................28
Daftar Pustaka
Lampiran
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
9/43
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tabel skoring nyeri akut pada Ny. T berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn. M dalam mengenal masalah
anggota keluarga yang sakit……………………………….... 12
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
10/43
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2. Asuhan Keperawatan Keluarga
Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data
Lampiran 4. Log Book
Lampiran 5. Lembar Konsultasi
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
11/43
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut WHO, sehat merupakan suatu keadaan yang sempurna, baik
fisik, mental, dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
Sehat merupakan keadaan rentang antara sehat sempurna dan keadaan
sebelum timbulnya gejala penyakit, digambarkan sebagai proses. Seorang
individu dikatakan sehat jika tidak sakit (bahagia secara rohani), tidak cacat
(sejahtera secara sosial), dan tidak lemah (kuat secara jasmani). Sedangkan
menurut Notoatmojo dan Sarwono, perilaku sakit merupakan tindakan untuk
menghilangkan rasa tidak enak atau rasa sakit sebagai akibat dari timbulnya
gejala tertentu. Menurut Mechanic dan Volkhart, perilaku sakit adalah suatu
cara gejala penyakit ditanggapi oleh individu sebagai perasaan tidak nyaman.
Menurut Von Mering, perilaku sakit adalah usaha individu dalam usahanya
untuk mengurangi penyakitnya dengan terlibat dalam serangkaian proses
pemecahan masalah baik internal maupun eksternal, spesifik maupun
nonspesifik. Istilah sakit memiliki pengertian bahwa perasaan kita sedang
tidak nyaman, tidak menyenangkan, dan hal ini akan berpengaruh terhadap
penurunan kualitas hidup (Mashudi, 2012).
Gastroenteritis (diare) adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah
tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100 sampai 200 ml per 24 jam),
dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula
disertai frekuensi defekasi yang meningkat. Menurut WHO, diare adalah
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
12/43
2
buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Diare terbagi dua
berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan kronik (Mansjoer, 2007).
Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat
dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak
datangnya dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu (Suharyono,
2008). Diare dapat disebabkan karena makanan beracun atau yang sudah basi
dan dapat pula disebabkan karena enterovirus (semasa badan dalam keadaan
daya tahan kurang baik) (Murwani, 2011). Pasien dengan diare akut sering
mengalami nausea, muntah, nyeri perut sampai kejang perut, demam, dan
diare (Mansjoer, 2007). Nyeri perut adalah pemicu terjadinya distensi
abdomen (perut kembung). Distensi abdomen (perut kembung) mengacu pada
pertambahan diameter abdomen (perut), akibat dari meningkatnya tekanan
intra-abdomen sehingga dinding abdomen terdorong keluar. Distensi dapat
terasa ringan, tetapi dapat pula serius, bergantung pada besar-kecilnya
tekanan. Kondisi tersebut bersifat lokal atau tersebar dan bisa terjadi secara
berangsur-angsur mendadak. Distensi abdomen dapat disebabkan oleh lemak,
flatus (gas), massa intra-abdomen, tinja, atau cairan. Cairan dan gas biasanya
ditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada rongga peritoneum. Pada
rongga peritoneum, distensi dapat mencerminkan perdarahan akut,
penimbunan cairan asites karena perforasi organ perut (Nursing, 2011).
Diare merupakan keluhan yang sering ditemukan pada dewasa.
Diperkirakan pada orang dewasa setiap tahunnya mengalami diare akut atau
gastroenteritis akut sebanyak 99.000.000 kasus di dunia (Simadibrata, 2009).
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
13/43
3
Sampai saat ini penyakit diare masih merupakan masalah masyarakat di
Indonesia. Dari daftar urutan penyebab kunjungan Puskesmas atau Balai
Pengobatan, hampir selalu termasuk dalam kelompok 3 penyebab utama di
Puskesmas. Pada tahun 2012, angka kesakitannya berkisar sampai 1025
kejadian diare diantara 72.579 penduduk setiap tahunnya (Puskesmas
Gondangrejo, 2013). Hal ini disebabkan karena berbagai faktor, dan
diantaranya peningkatan pengetahuan tentang diare, baik mengenai masalah
ataupun penanganannya (Suharyono, 2008). Misalnya sering ditemukan
keluarga yang menganggap diare sebagai tanda perkembangan, imunisasi
penyakit (anak menjadi demam), mengkonsumsi ikan menyebabkan cacingan
(Harmoko, 2012).
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu
berhubungan dengan kita. Menurut Friedman, keluarga adalah kumpulan dua
orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional
dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari
keluarga. Pakar konseling keluarga dari Yogyakarta, Sayekti mendefinisikan
keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan
antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang
laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa
anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah
tangga. Menurut UU No. 10 tahun 1992, keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau
ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno, 2004).
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
14/43
4
Keluarga mempunyai lima fungsi pemeliharaan kesehatan, yaitu
mengenal masalah kesehatan keluarga, membuat keputusan tindakan
kesehatan yang tepat, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit,
mempertahankan suasana rumah yang sehat, menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada di masyarakat. Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak
boleh diabaikan, karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti.
Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang
dialami oleh anggota keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami
anggota keluarga, secara tidak langsung akan menjadi perhatian keluarga atau
orang tua. Apabila menyadari adanya perubahan, keluarga perlu mencatat
kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar
perubahannya (Harmoko, 2012).
Berdasarkan studi kasus yang penulis lakukan diperoleh data pada Ny.
T yang mengeluh BAB encer sebanyak 5 kali pada sore hari dan 2 kali pada
pagi hari. Ny. T mengeluh perut nyeri pada bagian atas, kruwes-kruwes,
mblekuthuk-mblekuthuk , dan kembung. Tn. M (suami Ny. T) mengatakan
sejauh ini tidak pernah menderita penyakit gastroenteritis (diare), hanya
semasa kecil Tn. M pernah mengalami diare namun hanya dibiarkan saja. Ny.
T baru pertama kali mengalami diare, sehingga pada keluarga Tn. M belum
begitu mengerti tentang penyakit diare.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
15/43
5
Keluarga pada Ny. T dengan Gastroenteritis pada Keluarga Tn. M di Desa
Jeron Kec. Nogosari Kab. Boyolali.”
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan asuhan keperawatan keluarga Ny. T dengan gastroenteritis
pada keluarga Tn. M di Desa Jeron Kec. Nogosari Kab. Boyolali.
2. Tujuan Khusus
a.
Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. T dengan
gastroenteritis pada keluarga Tn. M.
b. Penulis mampu merumuskan diagosa keperawatan pada Ny. T dengan
gastroenteritis pada keluarga Tn. M.
c.
Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. T
dengan gastroenteritis pada keluarga Tn. M.
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. T dengan
gastroenteritis pada keluarga Tn. M.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. T dengan gastroenteritis
pada keluarga Tn. M.
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
16/43
6
C. Manfaat Penulisan
1.
Bagi Penulis
Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan standart asuhan
keperawatan untuk pengembangan praktik keperawatan dan pemecahan
masalah khususnya dalam bidang atau profesi keperawatan.
2. Bagi Institusi
Sebagai bahan kepustakaan dan perbandingan pada penanganan kasus
gastroenteritis di lapangan dan dalam teori.
3.
Bagi Pelayanan Kesehatan
Agar dapat mengaplikasikan teori keperawatan ke dalam praktik
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
17/43
7
BAB II
LAPORAN KASUS
Pada bab ini disampaikan asuhan keperawatan keluarga pada Ny. T di
desa Jeron Kec. Nogosari Kab. Boyolali selama 3 hari, dengan meliputi
pengkajian data, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi dan evaluasi keperawatan.
A. Data Umum Keluarga
Ny. T adalah seorang ibu rumah tangga berusia 31 tahun. Ny. T tinggal
bersama keluarga di desa Jeron RT 05 RW 01 Nogosari, Boyolali. Ny. T
adalah anak keempat dari lima bersaudara. Ny. T termasuk dalam keluarga inti
(nuclear family) yang terdiri dari ayah, ibu, dan 2 orang anak. Sehari-hari Ny.
T bekerja sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi segala kebutuhan rumah
tangga dan kedua anaknya. Penghasilan keluarga Ny. T didapat dari suami
(Tn. M) yang bekerja sebagai penjual jamu di pasar. Keluarga Tn. M tidak
memiliki tabungan karena seluruh biaya sudah digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pokok dan menyekolahkan kedua anaknya. Pengelolaan dana
keluarga diserahkan sepenuhnya kepada Ny. T. Dalam menjalin hubungan
dengan anggota keluarga dan tetangga, keluarga Tn. M tergolong baik.
Keluarga Tn. M masih mengikuti kegiatan-kegiatan di masyarakat seperti
kumpulan rutin, pengajian, dan kerja bakti kampung.
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
18/43
8
B. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April 2013 pada pukul 09.00 di
wilayah kerja Puskesmas Gondangrejo. Metode pengkajian yang digunakan
yaitu autoanamnesa dan alloanamnesa. Pada tahap perkembangan keluarga,
keluarga Tn. M mempunyai 2 orang anak. Anak pertama berumur 12 tahun
dan anak kedua berumur 3 tahun. Keluarga Tn. M berada pada tahapan
perkembangan keluarga dengan anak sekolah, dengan tugas dari tahap tersebut
yang pertama yaitu mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan
prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang
sehat. Pada tahap ini keluarga Tn. M sudah mampu memenuhinya. Hal ini
ditandai dengan adanya komunikasi yang baik antar anggota keluarga dan
tetangga, tampak An. N bermain di teras rumah dengan tetangganya. Selain itu
An. N mampu meraih prestasi yang baik di sekolahnya. An. N mendapat
peringkat ketiga dari 35 murid di kelasnya.
Tahap yang kedua yaitu mempertahankan hubungan perkawinan yang
memuaskan. Keluarga Tn. M mengatakan bahwa menjaga keharmonisan dan
keutuhan rumah tangga itu sangatlah penting guna terciptanya ikatan keluarga
yang makmur, adil, dan sejahtera. Keluarga Tn. M melakukannya dengan cara
lebih banyak meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan kedua anak dan
istrinya. Tahap yang ketiga dari tugas perkembangan keluarga yaitu
memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga. Keluarga Tn. M
mengatakan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Dalam menjaga
kesehatannya, keluarga Tn. M melakukannya dengan cara memelihara
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
19/43
9
lingkungan yang aman, nyaman, dan bersih. Hal ini ditandai dengan kondisi
rumah keluarga Tn. M yang tampak teduh dan jauh dari tempat pembuangan
sampah. Pada tahap ini keluarga Tn. M sudah mampu memenuhi semua tugas-
tugas dalam perkembangan keluarga dengan anak sekolah.
Pada tahap pengkajian riwayat keluarga inti, Tn. M mengatakan bahwa
usia perkawinannya dengan Ny. T sudah menginjak 13 tahun. Tn. M
mengatakan selama ini tidak pernah mempunyai keluhan dan mengalami
penyakit yang serius. Tn. M rutin berolahraga dan tidak mengkonsumsi
minuman beralkohol ataupun rokok. Ny. T mengatakan bahwa pada sore hari
tanggal 21 April 2013 Ny. T mengeluh BAB encer sebanyak 5 kali dan
berlendir, badan terasa lemas, perut mual, kembung, nyeri, kruwes-kruwes,
dan mblekuthuk-mblekuthuk setelah makan dengan sambal dalam porsi yang
berlebihan antara 2 sampai 3 sendok makan. Pada pagi harinya (tanggal 22
April 2013) mengalami BAB encer lagi sebanyak 2 kali setelah sholat
shubuh. Ny. T tampak menahan nyeri dan ekspresi wajah Ny. T terlihat
meringis.
Pada saat dilakukan pengkajian terhadap Ny. T, didapatkan Ny. T
mengeluh nyeri. Nyeri dirasakan pada saat sebelum dan sesudah BAB. Ny. T
mengatakan tidak begitu mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda dan
gejala dari penyakit gastroenteritis. Ny. T hanya mengetahui istilah umum
dari diare adalah mencret (BAB encer) yang berulang kali. Pada saat itu Ny. T
langsung memeriksakan penyakitnya ke Puskesmas Gondangrejo. Ny. T juga
mengatakan bahwa An. N dan An. M tidak memiliki riwayat penyakit kronis
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
20/43
10
dan belum pernah dirawat di Rumah Sakit. Mereka jarang sakit, dan apabila
sakit hanya demam, batuk, dan flu biasa dan segera dibawa ke Puskesmas
terdekat. Ny. T mengatakan kedua anaknya tidak ada yang mempunyai alergi
terhadap makanan maupun obat-obatan tertentu.
Pada pengkajian riwayat keluarga sebelumnya, kedua orang tua Ny. T
sudah meninggal dan tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular
maupun penyakit keturunan seperti asma, hipertensi, jantung, stroke, dan
Diabetes mellitus.
Pada pengkajian pemeliharaan kesehatan, kemampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan masih kurang. Ny. T mengatakan baru pertama
kali menderita penyakit diare dan Ny. T belum sepenuhnya mengerti tentang
pengertian, penyebab, tanda dan gejala penyakit diare. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah Ny. T 100 per 70 mmHg, nadi 86 kali per menit,
suhu 37,5 derajat celcius, pernapasan 22 kali per menit, berat badan 55
kilogram, dan tinggi badan 157,5 centimeter. Pada saat dilakukan pemeriksaan
abdomen, didapatkan nyeri tekan pada epigastrium dan peristaltik usus
meningkat menjadi 40 kali per menit. Ny. T mengeluh perut nyeri setelah
makan dengan sambal dalam porsi yang berlebihan antara 2 sampai 3 sendok
makan. Nyeri terasa kruwes-kruwes dan mblekuthuk-mblekuthuk . Nyeri
dirasakan sesaat sebelum dan sesudah BAB dengan skala nyeri 5.
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
21/43
11
C. Diagnosa Keperawatan
Dari data-data yang telah ada, serta skoring dapat disimpulkan menjadi
suatu diagnosa prioritas. Diagnosa tersebut berguna untuk memberikan asuhan
keperawatan pada Ny. T, maka dilakukan pengumpulan data yang bersifat
subyektif dan obyektif agar analisa dapat ditegakkan. Data subyektif tersebut
adalah bahwa pada sore hari tanggal 21 April 2013 Ny. T mengeluh BAB
encer sebanyak 5 kali dan berlendir, badan terasa lemas, perut mual, kembung,
nyeri, kruwes-kruwes, dan mblekuthuk-mblekuthuk setelah makan dengan
sambal dalam porsi yang berlebihan antara 2 sampai 3 sendok makan. Pada
pagi harinya (tanggal 22 April 2013) mengalami BAB encer lagi sebanyak 2
kali setelah sholat shubuh. Ny. T mengatakan nyeri pada bagian atas perut
(epigastrium). Nyeri dirasakan pada saat sebelum dan sesudah BAB dengan
skala nyeri 5. Ny. T mengatakan tidak begitu mengerti tentang pengertian,
penyebab, tanda dan gejala pada penyakit gastroenteritis.
Data obyektif diperoleh Ny. T tampak lemas, Ny. T tampak menahan
nyeri, dan ekspresi wajah Ny. T terlihat meringis. Dari data-data tersebut
dapat dimunculkan analisa data dengan masalah keperawatan nyeri akut pada
Ny. T dan penyebab atau etiologi adalah ketidakmampuan keluarga Tn. M
dalam mengenal masalah anggota keluarga yang sakit. Sehingga dapat
dirumuskan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn. M dalam mengenal masalah anggota keluarga
yang sakit.
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
22/43
12
Hasil perhitungan skoring pada masalah tersebut menurut Bailon
Maglaya diperoleh hasil, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.1 Tabel skoring nyeri akut pada Ny. T berhubungan dengan ketidakmampuan keluargaTn. M dalam mengenal masalah anggota keluarga yang sakit
Kriteria Skore Bobot Rumus
1. Sifat Masalaha. Aktual
b. Resikoc. Keadaan
sejahtera
3
21
1 3/3 x 1 = 1
2.
KemungkinanMasalah DapatDiubah:a. Mudah b. Sebagianc. Tidak dapat
210
2 ½ x 2 = 1
3. KemungkinanMasalah DapatDicegah:a. Tinggi
b. Cukupc. Rendah
3
21
1 3/3 x 1 = 1
4.
MenonjolnyaMasalah:a. Masalah
dirasakan dan
harus segeraditangani
b. Ada masalahtetapi tidak perlu ditangani
c. Masalah tidakdirasakan
2
1
0
1 2/2 x 1 = 1
Jumlah Total 4
Keterangan:
Sifat masalah aktual (skore 3), kemungkinan masalah dapat diubah sebagian
(skore 1), kemungkinan masalah dapat dicegah tinggi (skore 3), menonjolnya
masalah dirasakan dan harus segera ditangani (skore 2), sehingga jumlah total
nilai dari hasil perhitungan tersebut adalah 4.
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
23/43
13
D. Intervensi
Berdasarkan masalah keperawatan nyeri akut pada Ny. T dengan
penyebab ketidakmampuan keluarga Tn. M dalam mengenal masalah anggota
keluarga yang sakit, dapat dilakukan beberapa rencana tindakan keperawatan.
Tujuan umum setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali
kunjungan ke rumah diharapkan nyeri pada Ny. T dapat berkurang dari skala 5
menjadi skala 2. Tujuan khususnya yaitu setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 kali kunjungan ke rumah diharapkan yang pertama
keluarga Tn. M mampu mengerti tentang pengertian penyakit gastroenteritis.
Tujuan yang kedua keluarga Tn. M mampu mengidentifikasi penyebab
penyakit gastroenteritis. Tujuan yang ketiga keluarga Tn. M mampu
menyebutkan tanda dan gejala penyakit gastroenteritis.
Perencanaan atau intervensi dari masalah keperawatan tersebut antara
lain yang pertama kaji karateristik nyeri pada Ny. T dengan rasional untuk
mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya.
Intervensi yang kedua yaitu ajarkan teknik relaksasi napas dalam dengan
rasional relaksasi napas dalam dengan benar yang dilakukan secara berulang
kali dapat membuat tubuh terasa nyaman, tenang, dan rileks sehingga dapat
memodifikasi nyeri yang dialami. Intervensi yang ketiga yaitu beri informasi
yang tepat dan penjelasan tentang penyakit gastroenteritis yang meliputi
pengertian, penyebab, tanda dan gejala dengan rasional supaya keluarga Tn. M
mampu memahami tentang penyakit gastroenteritis. Intervensi yang keempat
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
24/43
14
yaitu beri larutan oralit (larutan gula garam) dengan rasional untuk mencegah
tubuh kekeringan akibat kehilangan cairan karena mencret.
Intervensi yang kelima yaitu anjurkan kepada keluarga untuk
membantu klien dalam menghindari dan meminimalisasikan segala bentuk
makanan dan minuman yang dapat menyebabkan penyakit Ny. T kambuh
dengan rasional keikutsertaan keluarga secara optimal dapat membantu klien
untuk mempertahankan kesehatannya. Intervensi yang keenam yaitu anjurkan
kepada keluarga untuk tidak membiarkan Ny. T kelelahan dan banyak pikiran
dengan rasional dorongan dan motivasi dari keluarga dapat membantu
meningkatkan derajat kesehatan Ny. T.
E. Implementasi
Implementasi pada tanggal 22 April 2013 pukul 13.30 WIB yang
pertama yaitu mengkaji karakteristik nyeri pada Ny. T, didapatkan respon
subyektif yaitu Ny. T mengatakan perut masih terasa mual dan nyeri seperti
kruwes-kruwes dan mblekuthuk-mblekuthuk pada bagian atas perut dengan
skala nyeri 5, sedangkan respon obyektifnya yaitu Ny. T tampak meringis
menahan nyeri. Tindakan yang kedua pada pukul 14.00 WIB yaitu
mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam pada Ny. T dengan respon
subyektifnya yaitu Ny. T mengatakan mau diajarkan dan respon obyektifnya
yaitu Ny. T tampak mengikuti perintah.
Implementasi pada tanggal 23 April 2013 pukul 10.00 WIB yang
pertama yaitu mengkaji karakteristik nyeri pada Ny. T, didapatkan respon
subyektif yaitu Ny. T mengatakan perut masih nyeri dengan skala nyeri 4,
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
25/43
15
sedangkan respon obyektifnya yaitu Ny. T tampak lemas. Tindakan yang
kedua pada pukul 10.05 WIB yaitu memberikan penjelasan tentang penyakit
gastroenteritis yang meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
didapatkan respon subyektif yaitu Ny. T mengatakan mau diberi penjelasan
dan respon obyektifnya yaitu Ny. T tampak memperhatikan. Tindakan yang
ketiga pada pukul 11.10 WIB yaitu memberikan larutan oralit (larutan gula
garam) pada Ny. T, didapatkan respon subyektif yaitu Ny. T mengatakan mau
dan respon obyektifnya yaitu Ny. T tampak menghabiskan ½ larutan oralit
dalam gelas belimbing.
Implementasi pada tanggal 24 April 2013 pukul 16.00 WIB yang
pertama yaitu mengkaji karakteristik nyeri pada Ny. T, didapatkan respon
subyektif yaitu Ny. T mengatakan perut sudah tidak mual dan nyeri dengan
skala nyeri 2, diare sudah mulai berkurang dan respon obyektifnya Ny. T
tampak senang. Tindakan yang kedua pada pukul 16.10 WIB yaitu
menganjurkan kepada keluarga untuk membantu klien dalam menghindari dan
meminimalisasikan segala bentuk makanan dan minuman yang dapat
menyebabkan penyakit Ny. T kambuh, didapatkan respon subyektif yaitu Ny.
T mengatakan tidak akan makan dengan sambal dalam porsi banyak lagi dan
respon obyektifnya Ny. T tampak meyakinkan diri. Tindakan yang ketiga pada
pukul 16.30 WIB yaitu menganjurkan kepada keluarga untuk tidak
membiarkan Ny. T kelelahan dan banyak pikiran, didapatkan respon subyektif
yaitu keluarga Tn. M mengatakan sejauh ini tidak ada masalah yang
memberatkan dan respon obyektifnya Tn. M tampak menasehati Ny. T.
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
26/43
16
F. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada tanggal 22 April 2013
pukul 14.15 WIB, hasil evaluasi dengan metode SOAP adalah pada data
subyektif didapatkan Ny. T mengatakan perutnya masih terasa mual dan nyeri
dengan skala nyeri 5. Ny. T juga mengatakan belum mengerti tentang
pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari penyakit gastroenteritis. Pada data
obyektif didapatkan Ny. T tampak meringis menahan nyeri. Pada tahap analisa
tujuan belum tercapai dan kunjungan dilanjutkan.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada tanggal 23 April 2013
pukul 11.20 WIB, hasil evaluasi pada data subyektif didapatkan Ny. T
mengatakan perutnya sudah tidak kruwes-kruwes dan mblekuthuk-mblekuthuk
dan nyeri mulai berkurang dengan skala nyeri 4. Ny. T juga mengatakan sudah
cukup mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari penyakit
diare ( gastroenteritis). Pada data obyektif didapatkan Ny. T tampak sedikit
meringis menahan nyeri. Pada tahap analisa masalah dengan nyeri akut pada
Ny. T belum teratasi dan kunjungan masih dilanjutkan.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada tanggal 24 April 2013
pukul 16.45 WIB, hasil evaluasi pada data subyektif didapatkan Ny. T
mengatakan perutnya sudah tidak nyeri, skala nyeri 2, dan diare berkurang.
Pada data obyektif didapatkan Ny. T terlihat bugar, Ny. T tidak tampak
menahan nyeri, ekspresi wajah sudah tidak meringis. Pada tahap analisa tujuan
sudah tercapai sehingga kunjungan dihentikan.
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
27/43
17
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan
keluarga pada keluarga Tn. M khususnya pada Ny. T yang dilaksanakan pada
tanggal 22 sampai 24 April 2013 dengan problem nyeri akut dan etiologi
ketidakmampuan keluarga Tn. M dalam mengenal masalah anggota keluarga
yang sakit.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar
dapat mengidentifikasi, atau mengenali masalah-masalah yang dialami
klien, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental,
sosial, dan lingkungan. Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama
di dalam memberikan asuhan keperawatan. Perawat harus mengumpulkan
data tentang status kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat,
singkat, dan berkesinambungan. Di dalam mengelompokkan data, terdapat
dua tipe data dalam tahap pengkajian keperawatan, yang pertama yaitu
data subyektif. Data subyektif merupakan data yang didapatkan dari pasien
sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Data ini bisa
didapatkan dari riwayat keperawatan seperti persepsi klien, perasaan
tentang status kesehatannya. Informasi lainnya bisa didapatkan dari
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
28/43
18
keluarga, konsultan, dan tenaga kesehatan lainnya. Data obyektif
merupakan data yang didapatkan dari hasil observasi perawat dan sifatnya
dapat diukur. Informasi ini biasa didapatkan dari pemeriksaan fisik klien
dan juga pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium
(Hutahaean, 2010).
Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan data umum yaitu
keluarga Tn. M termasuk dalam keluarga inti (nuclear family) yang terdiri
dari ayah, ibu, dan 2 orang anak . Sesuai dengan teori Suprajitno (2004),
yang mendefinisikan keluarga inti adalah keluarga yang hanya terdiri dari
ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau
keduanya. Keluarga Tn. M berada pada tahapan perkembangan keluarga
dengan anak sekolah. Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua
memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Hal
ini sesuai dengan pengkajian terhadap anak pertama dari keluarga Tn. M
yaitu An. N yang sekarang berusia 12 tahun. Keluarga Tn. M mempunyai
3 tugas dalam perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah antara
lain yang pertama yaitu mensosialisasikan anak-anak, termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan
teman sebaya yang sehat. Tugas yang kedua yaitu mempertahankan
hubungan perkawinan yang memuaskan. Tugas yang ketiga yaitu
memenuhi kebutuhan kesehataan fisik anggota keluarga (Suprajitno,
2004). Pada tahap ini keluarga Tn. M sudah mampu memenuhi semua
tugas-tugas dalam perkembangan keluarga dengan anak sekolah.
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
29/43
19
Pada tahap pengkajian riwayat keluarga inti, data yang diperoleh
yaitu Ny. T mengatakan bahwa pada sore hari tanggal 21 April 2013 Ny. T
mengeluh BAB encer sebanyak 5 kali dan berlendir. Pada pagi harinya
(tanggal 22 April 2013) mengalami BAB encer lagi sebanyak 2 kali
setelah sholat shubuh. Berdasarkan hasil pengkajian tersebut sesuai dengan
teori Simadibrata (2009) yang mendefinisikan gastroenteritis adalah
buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Ny. T mengatakan badan
terasa lemas, perut mual, kembung, nyeri, kruwes-kruwes, dan
mblekuthuk-mblekuthuk . Nyeri dirasakan pada saat sebelum dan sesudah
BAB. Berdasarkan keluhan yang dialami Ny. T dapat disesuaikan dengan
teori yang dikutip dari Jurnal Nursing (2011), yaitu tanda dan gejala dari
gastroenteritis antara lain rasa ketidaknyamanan di abdomen yang berkisar
dari kram sampai dengan nyeri, tidak enak badan (lemas), dan juga mual.
Gastroenteritis disebabkan karena faktor infeksi (bakteri dan virus) serta
faktor non infeksi (makanan atau minuman yang hiperosmotik, obstruksi
usus, dan alergi atau efek samping obat) (Simadibrata, 2011). Berdasarkan
teori tersebut sesuai dengan hasil pengkajian pada Ny. T yang mengeluh
BAB encer setelah makan dengan sambal dalam porsi yang berlebihan
antara 2 sampai 3 sendok makan. Sambal dalam porsi yang berlebih dapat
menyebabkan gangguan pencernaan dikarenakan cabai dapat
meningkatkan kadar asam lambung.
Pada tahap pengkajian 5 fungsi keluarga, didapatkan data yaitu Ny.
T mengatakan tidak begitu mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
30/43
20
dan gejala dari penyakit gastroenteritis. Ny. T hanya mengetahui istilah
umum dari diare adalah mencret (BAB encer) yang berulang kali.
Berdasarkan data yang diperoleh tersebut, sesuai dengan teori Suprajitno
(2012) yang mengemukakan bahwa tujuan pengkajian yang berkaitan
dengan tugas keluarga di bidang kesehatan pada fungsi keluarga yang
pertama yaitu mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah
kesehatan. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga mengetahui
fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala,
faktor penyebab, dan faktor yang mempengaruhi serta persepsi keluarga
terhadap masalah kesehatan terutama yang dialami anggota keluarga.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai
seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah
kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial. Dalam
merumuskan diagnosa keperawatan, diperlukan komponen-komponen
diagnosa keperawatan, yang terdiri dari P (Problem) dan E (Etiologi).
Problem (masalah) menjelaskan masalah dan status kesehatan pasien
secara jelas dan sesingkat mungkin. Problem selalu didahului oleh kata
yang menguraikan tingkat masalah (mulai dari masalah aktual, risiko,
kemungkinan, sejahtera kemudian sindrom). Etiologi (penyebab)
merupakan faktor klinik dan personal yang dapat merubah status kesehatan
atau mempengaruhi perkembangan masalah (Hutahaean, 2010). Menurut
Suprajitno (2012), perumusan diagnosis keperawatan keluarga
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
31/43
21
menggunakan aturan yang telah disepakati menggunakan 2 komponen,
yaitu masalah ( Problem) dan penyebab ( Etiologi). Masalah ( problem, P)
adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang
dialami oleh keluarga atau anggota (individu) keluarga. Penyebab
(etiologi, E) adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah
dengan mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu mengenal masalah,
mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga, memelihara
lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
Berdasarkan kasus yang dialami Ny. T, dapat ditemukan masalah
keperawatan yaitu nyeri. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional
yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan
potensial. Nyeri biasa terjadi karena adanya rangsangan mekanik atau
kimia pada daerah kulit di ujung-ujung syaraf bebas yang disebut
nosireseptor. Pada kehidupan nyeri dapat bersifat lama dan ada yang
singkat, berdasarkan lama waktu terjadinya inilah maka nyeri dibagi
menjadi dua, yaitu nyeri kronis dan nyeri akut (Judha, 2012). Nyeri akut
adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan
muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan
dalam hal kerusakan sedemikian rupa ( International Association for the
Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan
berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung
kurang dari 6 bulan (NANDA, 2011).
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
32/43
22
Pengkajan keperawatan pada masalah nyeri secara umum
mencakup lima hal, yaitu pemicu nyeri, kualitas nyeri, lokasi nyeri,
intensitas nyeri, dan waktu serangan. Cara mudah untuk mengingatnya
adalah dengan PQRST. P ( Provoking ), yaitu faktor atau pemicu yang
menimbulkan nyeri dan mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri. Q
(Quality) yaitu kualitas nyeri, misalnya rasa tajam atau tumpul. R ( Region)
yaitu lokasi nyeri atau perjalanan ke daerah lain. S (Severity) yaitu
intensitas nyeri atau tingkat keparahan. T (Time) yaitu jangka waktu
serangan dan frekuensi nyeri (Saputra, 2013). Sesuai dengan pengkajian
data subyektif yang diperoleh pada Ny. T, ditemukan data pengkajian
nyeri dengan Provoking yaitu setelah makan dengan sambal dalam porsi
yang berlebihan antara 2 sampai 3 sendok. Pada pengkajian nyeri Quality
yaitu nyeri kruwes-kruwes dan mblekuthuk-mblekuthuk . Pada pengkajian
nyeri Region yaitu pada epigastrium. Pada pengkajian nyeri Severity yaitu
intensitas atau skala nyeri 5. Pada pengkajian nyeri Time yaitu sebelum
dan sesudah BAB. Pada pengkajian data obyektif diperoleh Ny. T tampak
menahan nyeri dan ekspresi wajah Ny. T terlihat meringis. Hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan Judha (2012) bahwa tanda dan gejala
nyeri ada bermacam-macam perilaku yang tercermin dari pasien, salah
satunya yaitu ekspresi wajah yang meringis.
Sesuai dengan data pengkajian yang diperoleh dari Ny. T, penulis
menemukan etiologi dari masalah keperawatan yang mengacu pada lima
tugas keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan. Ny. T mengatakan tidak
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
33/43
23
begitu mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari
penyakit gastroenteritis, sehingga dapat dsimpulkan menjadi suatu
diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut pada Ny. T berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn. M dalam mengenal masalah anggota
keluarga yang sakit.
3. Intervensi
Intervensi (perencanaan) keperawatan adalah bagian dari tahap
proses keperawatan yang meliputi tujuan perawatan, penetapan kriteria
hasil, penetapan rencana tindakan yang akan diberikan kepada klien untuk
memecahkan masalah yang dialami klien serta rasional dari masing-
masing rencana tindakan yang akan diberikan (Hutahaean, 2010).
Intervensi dengan problem (masalah) nyeri akut menurut Judha
(2012), yang pertama yaitu kaji lokasi, karakteristik, kualitas, frekuensi,
dan durasi nyeri. Tindakan ini bertujuan mengevaluasi perkembangan
nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya. Intervensi yang kedua
yaitu ajarkan berbagai macam teknik non farmakologik untuk mengatasi
nyeri. Menurut Saputra (2013), metode relaksasi napas dalam dengan
benar yang dilakukan secara berulang kali dapat membuat tubuh terasa
nyaman, tenang, dan rileks sehingga dapat memodifikasi nyeri yang
dialami. Intervensi yang ketiga yaitu berikan analgesik sesuai dengan
program pengobatan. Obat analgesik berfungsi untuk mengganggu atau
menghalangi transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi terhadap
nyeri (Saputra, 2013). Dalam kasus ini penulis tidak melakukannya
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
34/43
24
dikarenakan Ny. T tidak mengetahui nama obatnya. Obatnya dikemas
dalam butiran tablet tanpa kemasan sehingga penulis tidak bisa
menentukan jenis obat apa dan tidak mencatat nama obatnya.
Intervensi dengan etiologi (penyebab) ketidakmampuan keluarga
Tn. M dalam mengenal masalah anggota keluarga yang sakit menurut
Suprajitno (2012) antara lain berikan informasi yang tepat, identifikasi
kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan, dan dorong sikap
emosi yang mendukung upaya kesehatan. Intervensi yang berhubungan
dengan penyakit, yang pertama penulis melakukan tindakan dengan cara
pemberian larutan oralit (larutan gula garam). Larutan tersebut dapat
digunakan untuk mencegah tubuh kekeringan akibat kehilangan cairan
karena mencret (Pranadi, 2012). Intervensi yang kedua anjurkan kepada
keluarga untuk membantu klien dalam menghindari dan
meminimalisasikan segala bentuk makanan dan minuman yang dapat
menyebabkan penyakit Ny. T kambuh dengan rasional keikutsertaan
keluarga secara optimal dapat membantu klien untuk mempertahankan
kesehatannya. Intervensi yang ketiga anjurkan kepada keluarga untuk tidak
membiarkan Ny. T kelelahan dan banyak pikiran dengan rasional
dorongan dan motivasi dari keluarga dapat membantu meningkatkan
derajat kesehatan Ny. T (Nursing, 2011).
4. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan catatan tentang tindakan
yang diberikan kepada klien. Pencatatan ini mencakup tindakan
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
35/43
25
keperawatan yang diberikan baik secara mandiri maupun kolaboratif, serta
pemenuhan kriteria hasil terhadap tindakan yang diberikan kepada klien
(Hutahaean, 2010). Penulis melakukan 6 tindakan keperawatan sesuai
proses asuhan keperawatan keluarga dan intervensi yang telah ditetapkan.
Implementasi yang pertama yaitu mengkaji lokasi, karakteristik, kualitas,
frekuensi, dan durasi nyeri yang bertujuan mengevaluasi perkembangan
nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya. Implementasi yang kedua
yaitu mengajarkan berbagai macam teknik non farmakologik untuk
mengatasi nyeri. Salah satunya dengan metode relaksasi napas dalam yang
dapat membuat tubuh terasa nyaman, tenang, dan rileks sehingga dapat
memodifikasi nyeri yang dialami.
Implementasi yang ketiga yaitu memberikan informasi yang tepat
(meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari gastroenteritis)
supaya keluarga Tn. M mampu memahami tentang penyakit
gastroenteritis. Secara umum, tujuan dari pemberian informasi atau
pendidikan kesehatan ialah mengubah perilaku individu atau masyarakat
di bidang kesehatan yang menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang
bernilai di masyarakat. Selain itu tujuan dari pendidikan kesehatan ialah
menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat serta mendorong
pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan
yang ada (Suliha, 2004).
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
36/43
26
Implementasi yang keempat yaitu memberikan larutan oralit
(larutan gula garam) dengan rasional untuk mencegah tubuh kekeringan
akibat kehilangan cairan karena mencret. Cara pembuatan larutan oralit
tergolong mudah, ada 3 tahap yaitu yang pertama menyiapkan satu gelas
air hangat yang telah dimasak (200 mililiter). Tahap yang kedua yaitu
menambahkan gula 1 sendok teh penuh. Tahap yang ketiga yaitu
menambahkan garam ¼ sendok teh kemudian aduk sampai rata. Menurut
WHO, oralit mempunyai komposisi Natrium Klorida, Kalium Klorida,
Glukosa, dan Natrium Bikarbonat atau Natrium Sitrat (Harianto, 2004).
Implementasi yang kelima yaitu menganjurkan kepada keluarga
untuk membantu klien dalam menghindari dan meminimalisasikan segala
bentuk makanan dan minuman yang dapat menyebabkan penyakit Ny. T
kambuh dengan rasional keikutsertaan keluarga secara optimal dapat
membantu klien untuk mempertahankan kesehatannya. Implementasi yang
ketujuh yaitu menganjurkan kepada keluarga untuk tidak membiarkan Ny.
T kelelahan dan banyak pikiran dengan rasional dorongan dan motivasi
dari keluarga dapat membantu meningkatkan derajat kesehatan Ny. T.
5.
Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan dan
merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan,
dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Evaluasi dilakukan dengan
pendekatan pada SOAP, dengan keterangan antara lain yang pertama
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
37/43
27
adalah S (data subyektif) yaitu data yang diutarakan klien dan
pandangannya terhadap data tersebut. O (data obyektif) yaitu data yang
didapat dari hasil observasi perawat, termasuk tanda-tanda klinik dan fakta
yang berhubungan dengan penyakit klien (meliputi: data fisiologi, dan
informasi dari pemeriksaan tenaga kesehatan). A (analisis) yaitu analisa
ataupun kesimpulan dari data subjektif dan data objektif. P (perencanaan)
yaitu pengembangan rencana segera atau yang akan datang untuk
mencapai status kesehatan klien yang optimal (Hutahaean, 2010).
Dari hasil evaluasi yang penulis lakukan didapatkan data subyektif
yaitu Ny. T mengatakan sudah tidak nyeri, skala nyeri 2, dan diare
berkurang. Ny. T juga mengatakan sudah cukup mengerti tentang
pengertian, penyebab, tanda dan gejala penyakit diare ( gastroenteritis).
Pada data obyektif didapatkan Ny. T tampak senang. Berdasarkan data
subyektif dan data obyektif diatas dapat dianalisa masalah dengan nyeri
akut pada Ny. T sudah teratasi ditandai dengan Ny. T terlihat bugar, Ny. T
tidak tampak menahan nyeri, ekspresi wajah sudah tidak meringis
sehingga kunjungan dihentikan.
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
38/43
28
B. Simpulan dan Saran
1.
Simpulan
Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
a. Hasil pengkajian yang telah penulis lakukan pada tanggal 22 April
2013 keluhan utama yang dirasakan Ny. T adalah Ny. T mengatakan
bahwa pada sore hari tanggal 21 April 2013 Ny. T mengeluh BAB
encer sebanyak 5 kali dan berlendir, badan terasa lemas, perut mual,
kembung, nyeri, kruwes-kruwes, dan mblekuthuk-mblekuthuk setelah
makan dengan sambal dalam porsi yang berlebihan antara 2 sampai 3
sendok makan. Pada pagi harinya (tanggal 22 April 2013) mengalami
BAB encer lagi sebanyak 2 kali setelah sholat shubuh. Ny. T tampak
menahan nyeri dan ekspresi wajah Ny. T terlihat meringis. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah Ny. T 100 per 70 mmHg,
nadi 86 kali per menit, suhu 37,5 derajat celcius, pernapasan 22 kali
per menit, berat badan 55 kilogram, dan tinggi badan 157,5 centimeter.
Pada pemeriksaan fisik abdomen didapatkan nyeri tekan pada
epigastrium dan peristaltik usus meningkat menjadi 40 kali per menit.
Ny. T mengatakan tidak begitu mengerti tentang pengertian, penyebab,
tanda dan gejala pada penyakit gastroenteritis.
b. Diagnosa atau masalah keperawatan utama pada Ny. T adalah nyeri
akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. M dalam
mengenal masalah anggota keluarga yang sakit.
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
39/43
29
c. Intervensi keperawatan yang dilakukan pada Ny. T dengan tujuan
umum setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali
kunjungan ke rumah diharapkan nyeri pada Ny. T dapat berkurang dari
skala 5 menjadi skala 2 beserta tujuan khususnya yaitu keluarga Tn. M
mampu mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari
penyakit gastroenteritis. Intervensi yang akan dilakukan pada Ny. T
yang pertama yaitu kaji karateristik nyeri pada Ny. T dengan rasional
untuk mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi
selanjutnya. Intervensi yang kedua ajarkan teknik relaksasi napas
dalam dengan rasional relaksasi napas dalam dengan benar yang
dilakukan secara berulang kali dapat membuat tubuh terasa nyaman,
tenang, dan rileks sehingga dapat memodifikasi nyeri yang dialami.
Intervensi yang ketiga beri informasi yang tepat dan penjelasan tentang
penyakit gastroenteritis yang meliputi pengertian, penyebab, tanda dan
gejala dengan rasional supaya keluarga Tn M mampu memahami
tentang penyakit gastroenteritis. Intervensi yang keempat beri larutan
oralit (larutan gula garam) dengan rasional untuk mencegah tubuh
kekeringan akibat kehilangan cairan karena mencret. Intervensi yang
kelima anjurkan kepada keluarga untuk membantu klien dalam
menghindari dan meminimalisasikan segala bentuk makanan dan
minuman yang dapat menyebabkan penyakit Ny. T kambuh dengan
rasional keikutsertaan keluarga secara optimal dapat membantu klien
untuk mempertahankan kesehatannya. Intervensi yang keenam yaitu
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
40/43
30
anjurkan kepada keluarga untuk tidak membiarkan Ny. T kelelahan
dan banyak pikiran dengan rasional dorongan dan motivasi dari
keluarga dapat membantu meningkatkan derajat kesehatan Ny. T.
d. Implementasi yang dilakukan pada tanggal 22 sampai dengan 24 April
2013 berdasarkan rencana keperawatan yang telah dibuat, antara lain
mengkaji karateristik nyeri pada Ny. T, mengajarkan teknik relaksasi
napas dalam, memberikan informasi yang tepat dan penjelasan tentang
penyakit gastroenteritis, memberikan larutan oralit (larutan gula
garam), menganjurkan kepada keluarga untuk membantu klien dalam
menghindari dan meminimalisasikan segala bentuk makanan dan
minuman yang dapat menyebabkan penyakit Ny. T kambuh, dan
menganjurkan kepada keluarga untuk tidak membiarkan Ny. T
kelelahan dan banyak pikiran.
e. Pada tahap evaluasi, penulis mengevaluasi kepada Ny. T pada tanggal
24 April 2013 setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali
kunjungan rumah, hasil evaluasi dengan metode SOAP, didapatkan
catatan perkembangan subyektif Ny. T mengatakan sudah tidak nyeri,
skala nyeri 2, dan diare berkurang. Ny. T juga mengatakan sudah
cukup mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala
penyakit diare ( gastroenteritis). Pada data obyektif didapatkan Ny. T
tampak senang. Pada tahap analisa masalah dengan nyeri akut pada
Ny. T sudah teratasi ditandai dengan Ny. T terlihat bugar, Ny. T tidak
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
41/43
31
tampak menahan nyeri, ekspresi wajah sudah tidak meringis dan
kunjungan dihentikan.
2. Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, penulis memberi saran sebagai
berikut:
a. Bagi Institusi Pendidikan
Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana yang
merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan ketrampilannya dalam melalui praktek klinik dan
pembuatan laporan.
b. Bagi Penulis Selanjutnya
Diharapkan penulis dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu
lebih efektif, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan
keluarga pada klien secara optimal.
c. Bagi Keluarga
Diharapkan keluarga dapat merawat anggota keluarga yang menderita
penyakit gastroenteritis.
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
42/43
DAFTAR PUSTAKA
Harianto. 2004. Penyuluhan Penggunaan Oralit Untuk Menanggulangi Diare di
Masyarakat . http://journalkesehatan.org.pdf . Diakses pada tanggal 07 Mei
2013 pukul 00:15 WIB.
Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Herdman, T. Heather. 2011. Nanda International: Diagnosis Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC.
Hutahaean, Serri. 2010. Konsep dan Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta:TIM.
Judha, Mohamad, dkk. 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Jurnal Nursing. 2011. Nursing: Memahami Berbagai Macam Penyakit . Jakarta:
Indeks Permata Puri.
Jurnal Nursing. 2011. Nursing: Menafsirkan Tanda-Tanda dan Gejala Penyakit .
Jakarta: Indeks Permata Puri.
Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: FKUI.
Mashudi, Sugeng. 2012. Buku Ajar Sosiologi Keperawatan: Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: EGC.
Murwani, Arita. 2011. Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Pranadi, Paulus. 2012. Terhindar Dari Penyakit Dengan Obat Herbal .
Yogyakarta: Nuha Medika.
Saputra, Lyndon. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang
Selatan: Binarupa Aksara.
Simadibrata K, Marcellus. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I: Edisi V .
Jakarta: InternaPublishing.
Simadibrata K, Marcellus. 2011. Buku Ajar Gastroenterologi. Jakarta:
InternaPublishing.
Suharyono. 2008. Diare Akut Klinik dan Laboratorik . Jakarta: Rineka Cipta.
8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf
43/43
Suliha, Uha, dkk. 2004. Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta:
EGC.
Suprajitno, 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi Dalam Praktik .
Jakarta: EGC.
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi Dalam Praktik .
Jakarta: EGC.