Upload
dik-tarabalaga
View
173
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Askep Pada Bayi Post Matur
Citation preview
5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur
1/19
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI POST MATUR
Disusun Untuk Memenuhi Tuga Mata Kuliah Keperawatan Anak
Disusun oleh:
Kelompok 3
1. Putri Yani2. Redi3. Ridwan Kemal4. Siti Neli Syabani5. Susilawati6. Rudi
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI
2014
http://aineni.blogspot.com/2013/04/asuhan-keperawatan-pada-bayi-post-matur.htmlhttp://aineni.blogspot.com/2013/04/asuhan-keperawatan-pada-bayi-post-matur.html5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur
2/19
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGDari survei demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) dan data biro
pusat statistik (BPS), angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di
seluruh dunia mencapai 515 ribu jiwa pertahun. Ini berarti seorang ibu
meninggal hampir setiap menit karena komplikasi kehamilan dan
persalinannya (dr. Nugraha, 2007)
Kematian dan kesakitan ibu sebenarnya dapat dikurangi atau dicegah
dengan berbagai usaha perbaikan dalam bidang pelayanan kesehatan
obstetri. Pelayanan kesehatan tersebut dinyatakan sebagai bagian integeral
dari pelayanan dasar yang akan terjangkau seluruh masyarakat. Kegagalan
dalam penangan kasus kedaruratan obstetri pada umumnya disebabkan oleh
kegagalan dalam mengenal resiko kehamilan, keterlambatan rujukan,
kurangnya sarana yang memadai untuk perawatan ibu hamil dengan resiko
tinggi maupun pengetahuan tenaga medis, paramedis, dan penderita dalam
mengenal kehamilan resiko tinggi (krt) secara dini, masalah dalam pelayanan
obstetri, maupun kondisi ekonomi (Syamsul, 2003).
Ada lima aspek dasar atau lima benang merah, yang paling penting dan
saling terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek
tersebut melekat pada setiap persalinan baik normal maupun patologis. Lima
benang merah tersebut adalah membuat keputusan klinik, asuhan sayang ibu
dan sayang bayi, pencegahan infeksi, pencetakan (rekam medik) asuhan
persalinan dan rujukan (asuhan persalinan normal, 2002).
Kasus-kasus yang harus dirujuk bidan adalah riwayat bedah sesar,
perdarahan pervaginam, persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang
dari 37 minggu), ketuban pecah disertai dengan mekonium yang kental,
ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam), ketuban pecah pada persalinan
kurang bulan (kehamilan kurang dari 37 minggu), ikterus, anemia berat,
5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur
3/19
tanda gejala infeksi, pre-eklampsia /hipertensi dalam kehamilan, tinggi
fundus 40 cm /lebih, gawat janin, primipara dalam fase aktif kala I persalinandan kepala janin masih 5/5, persentasi bukan belakang kepala, persentasi
ganda (majemuk), kehamilan ganda atau gemelli, tali pusat menumbung dan
syok (asuhan persalinan normal, 2007).membuat keputusan klinik dihasilkan
melalui serangkaian proses dan menggunakan informasi dari hasil dan
dipadukan dengan kajian teoritis dan interpensi berdasarkan bukti
pengalaman yang dikembangkan melalui berbagai tahapan dan terfokus pada
pasien (varney,1997).
Beberapa ahli dapat menyatakan kehamilan lewat bulan bila lebih dari 41
minggu karena angka mordibitas dan mortalitas neonatus meningkat setelah
usia 40 minggu. Namun kurang lebih 18% kehamilan akan berlanjut melebihi
41 minggu hingga 7% akan menjadi 42 minggu bergantung pada populasi
dan kriteria yang digunakan.
Seringnya kesalahan dalam mendefinisikan postmatur diperlukan deteksi
sedini mungkin untuk menghindari kesalahan dalam menentukan usia
kehamilan. Jika tapi telah ditentukan pada trimester terakhir atau
berdasarkan data yang tidak dapat diandalkan. D ata yang terkumpul sering
menunjukkan peningkatan resiko lahir mati seiring peningkatan usia
kehamilan lebih dari 40 minggu.
B. TUJUAN PENULISANPenyusunan makalah ini bertujuan antara lain :
1. Sebagai bahan acuan mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuanmengenai asuhan keperawatan bayi dan ibu dengan persalinan
postmatur
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak.
5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur
4/19
C. RUMUSAN MASALAH1.
Apa definisi bayi postmatur ?
2. Bagaimana etiologi postmatur ?3. Bagaimana patofisiologi postmatur ?4. Apa saja manifestasi klinis persalinan postmatur bagi ibu dan bayi ?5. Bagaimana progonosis persalinann postmatur ?6. Apa saja komplikasi dari kelahiran postmatur ?7. Bagaimana penanganan persalinan postmatur ?8. Apa saja pemeriksaan penunjang pada postmatur ?9. Bagaimana penatalaksanaan postmatur ?
D. METODE PENULISANMetode yang dipakai penulis dalam penyusunan makalah ini adalah dengan
cara pengumpulan data dengan kategorisasi dan klasifikasi tertulis yang
berhubungan dengan makalah yang brsumbr dari e-book dan internet.
5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur
5/19
BAB II
PEMBAHASAN DAN ISI
A. DEFINISIBayi Post Term adalah bayi yang lahir setelah kehamilan lebih dari 42
minggu, dihitung dari hari pertama haid terakhir tanpa memperdulikan berat
badan bayi pada waktu lahir.
Postmatur menunjukan atau menggambarkan keadaan janin yang lahir
telah melampaui batas waktu persalinannya, sehingga dapat menyebabkan
beberapa komplikasi. (Buku Pengantar Kuliah Obsetri: hal 450). Kehamilan
lewat bulan, suatu kondisi antepartum, harus dibedakan dengan sindrom
pasca maturitas, yang merupakan kondisi neonatal yang didiagnosis setelah
pemerikasaan bayi baru lahir.
Keakuratan dalam memperkirakan usia kehamilan meningkat pesat
sejak adanya USG yang makin banyak digunakan. Kisaran optimum variasi
lama gestasi pada manusia belum diketahui hingga kini, dan penetapan dua
minggu melewati taksiran persalinan (TP) masih berubah-ubah. Meskipun
insidensi kehamilan lewat bulan relatif rendah, beberapa studi menunjukkan
bahwa sebagian besar induksi yang dijadwalkan dengan indikasi kehamilan
lewat bulan faktanya kurang dari 42 minggu berdasarkan hitungan dengan
USG. Akibatnya induksi yang menjadi bersifat relative.
B. ETIOLOGI.Penyebab kelahiran post term Pada umumnya sering dianggap bahwa
penyebab post term adalah tidak pekanya uterus terhadap oksitoksin.
Penyebab lain yang dikemukakan ialah faktor herediter karena lewat waktu
tidak jarang terjadi pada suatu keluarga tertentu dan mempunyai
kecendrungan untuk terulang pada wanita yang sama.
Penyebab lahir matinya tidak mudah dipahami dan juga tidak ada
kesepakatan tentang pendekatan yang paling tepat guna mencegah kematian
5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur
6/19
tersebut. (Varney, Helen, 2007). Apabila diambil batas waktu 42 minggu
frekuensinya adalah 10,4 12%. Apabila diambil batas waktu 43 minggufrekuensinya adalah 3,4 -4% (Ochtar,Rustam,1998).
Etiologi pada kelahiran lewat bulan ini masih belum pasti. Namun ada
factor yang diduga bayi lahir lewat bulan atau postmatur, yang dikemukakan
adalah faktor hormonal yaitu kadar progesterone, kurangnya air ketuban dan
insufisiensi plasenta.
C. PATOFISIOLOGIFaktor hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun
kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin
berkurang ( Mochtar, Rustam, 1999). Diduga adanya kadar kortisol yang
rendah pada darah janin. Selain itu, kurangnya air ketuban dan insufisiensi
plasenta juga diduga berhubungan dengan kehamilan lewat waktu.
Etiologi menurut Nwosu dkk faktor-faktor yang menyebabkan post
matur stress, sehingga tidak timbulnya his kurangnya air ketuban dan
Insufisiensi plasenta ( ilmu Kebidanan: hal.318)
Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu,
kemudian menurun setelah 42 minggu, terlihat dari menurunnya kadar
estrogen dan laktogen plasenta. Terjadi juga spasme arteri spiralis plasenta.
Akibatnya dapat terjadi gangguan suplai oksigen dan nutrisi untuk hidup dan
tumbuh kembang janin intrauterin. Sirkulasi uteroplasenta berkurang
sampai 50%. Volume air ketuban juga berkurang karena mulai terjadi
absorpsi. Keadaan-keadaan ini merupakan kondisi yang tidak baik untuk
janin. Risiko kematian perinatal pada bayi postmatur cukup tinggi : 30%
prepartum, 55% intrapartum, 15% postpartum.
5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur
7/19
D. MANIFESTASI KLINISPengaruh terhadap Ibu dan Janin :1. Terhadap Ibu
Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosis karena :
a. Aksi uterus tidak terkoordinir.b. Janin besar.c. Moulding kepala kurang.Maka akan sering dijumpai : partus lama, kesalahan letak, inersia uteri,
distosia bahu dan perdarahan postpartum. Hal ini akan menaikan angka
mordibitas dan mortalitas.
2. Terhadap janinJumlah kematian janin/ bayi pada kehamilan 43 minggu tiga kali
lebih besar dari kehamilan 40 minggu karena postmaturitas akan
menambah bahaya pada janin. Pengaruh postmaturitas pada janin
bervariasi: berat badan janin dapat bertambah besar, tetap dan ada yang
berkurang, sesudah kehamilan 42 minggu. Ada pula yang bisa terjadi
kematian janin dalam kandungan.
Bayi postmatur menunjukan gambaran yang khas, yaitu berupa
kulit keriput, mengelupas lebar-lebar, sianosis, badan kurus yang
menunjukan pengurasan energi, dan maturitas lanjut karena bayi
tersebut matanya terbuka. Kulit keriput telihat sekali pada bagian
telapak tangan dan telapak kaki. Kuku biasanya cukup panjang. Biasanya
bayi postmatur tidak mengalami hambatan pertumbuhan karena berat
lahirnya jarang turun dibawah persentil ke-10 untuk usia gestasinya.
Banyak bayi postmatur Clifford mati dan banyak yang sakit berat akibat
asfiksia lahir dan aspirasi mekonium. Berapa bayi yang bertahan hidup
mengalami kerusakan otak
Insidensi sindrom postmaturitas pada bayi berusia 41, 42, dan 43
minggu masing-masing belum dapat ditentukan dengan pasti. Syndrome
ini terjadi pada sekitar 10% kehamilan antara 41 dan 43 minggu serta
5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur
8/19
meningkat menjadi 33% pada 44 minggu. Oligohidramnion yang
menyertainya secara nyata meningkatkan kemungkinan postmaturitas.
E. PROGNOSIS.Kalau persalinan terlambat 3 minggu atau lebih dari usia aterm, maka
terdapat peningkatan angka kematian yang cukup berarti. Beberapa ahli
dapat menyatakan kehamilan lewat bulan bila lebih dari 41 minggu karena
angka mordibitas dan mortalitas neonatus meningkat setelah usia 40 minggu.
Namun kurang lebih 18 % kehamilan akan berlanjut melebihi 41 minggu
hingga 7% akan menjadi 42 minggu bergantung pada populasi dan kriteria
yang digunakan.
Seringnya kesalahan dalam mendefinisikan postmatur diperlukan
deteksi sedini mungkin untuk menghindari kesalahan dalam menentukan
usia kehamilan.Jika Tp telah ditentukan pada trimester terakhir atau
berdasarkan data yang tidak dapat diandalkan.Data yang terkumpul sering
menunjukkan peningkatan resiko lahir mati seiring peningkatan usia
kehamilan lebih dari 40 minggu.
Penyebab lahir matinya tidak mudah dipahami dan juga tidak ada
kesepakatan tentang pendekatan yang paling tepat guna mencegah kematian
tersebut. (Varney, Helen, 2007)
Apabila diambil batas waktu 42 minggu frekuensinya adalah 10,4
12%. Apabila diambil batas waktu 43 minggu frekuensinya adalah 3,4 -4% (
Mochtar,Rustam,1998)
Kesepakatan yang ada adalah bahwa resiko mortalitas perinatal lebih
tinggi pada IUGR atau bayi SGA daripada AGA lewat bulan. Clausson et al
Menegaskan bahwa odds ratio untuk kematian perinatal untuk bayi AGA
tidak berbeda signifkan pada bayi post term. Namun bagi SGA mempunyai
odds ratio 10,5 pada lahir post term. Penatalaksanaaan aktif pada bagi AGA
dengan lebih bulan kenyataan dapat mengubah hasil positif yang diingunkan,
angka penatalaksanaan anestesia epidural, persalinan sesar, dan mortalitas.
5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur
9/19
F. KOMPLIKASI1.
Suhu yang tidak stabil.
2. Hipoglikemi.3. Polisitemia.4. Kelainan neurogenik.5. Terhadap ibu persalinan serotinus dapat menyebabkan distosia
dikarenakan oleh:
a. Aksi uterus yang tidak terkoordinir dikarenakan kadar progesteronyang tidak turun pada kehamilan serotinus maka kepekaan terhadap
oksitosin berkurang sehingga estrogen tidak cukup untuk
menyediakan prostaglandin yang berperan terhadap penipisan
serviks dan kontraksi uterus sehingga sering didapatkan aksi uterus
yang tidak terkoordinir.
b. Janin besar oleh karena pertumbuhan janin yang terus berlangsungdan dapat menimbulkan CPD dengan derajat yang
mengakhawatirkan akibatnya persalinan tidak dapat berlangsung
secara normal, maka sering dijumpai persalinan lama, inersia uteri,
distosia bahu dan perdarahan post partum.
6. Terhadap janinFungsi plasenta mencapai puncaknya pada kehamilan 28 minggu
kemudian mulai menurun terurtama setelah 42 minggu, hal ini dapat
dibuktikan dengan penurunan kadarestriol kadar plasenta dan estrogen.
Rendahnya fungsi plasenta berkaitan dengan peningkatan kejadian
gawat janin dengan resiko tiga kali. Akibat dari proses penuaan plasenta
maka pasokan makanan dan oksigen akan menurun disamping dengan
adanya spasme arteri spiralis. Janin akan mengalami pertumbuhan
terhambat dan penurunan berat dalam hal ini dapat disebut dismatur.
Sirkulasi utero plasenter akan berkuarang 50% menjadi 250 mm/menit.
Kematian janin akibat kehamilan serotinus terjadi pada 30 % sebelum
persalinan, 50% dalam persalinan dan 15% dalam postnatal. Penyebab
5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur
10/19
utama kematian perinatal adalah hipoksia dan aspirasi mekonium.
Tanda-tanda partus postterm dibagi menjadi tiga stadium:a. Stadium I : kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan
maserasi berupa kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas.
b. Stadium II : gejala pada stadium satu ditambah dengan pewarnaanmekonium (kehijauan pada kulit).
c. Stadium III : pewarnaan kekeuningan pada kuku, kulit dan tali pusat.Pada kasus yang lain biasanya terjadi insufisiensi plasenta. Dimana
plasenta, baik secara anatomis maupun fisiologis tidak mampu
memberikan makanan dan oksigen kepada fetus untuk mempertahankan
pertumbuhan dan perkembangan secara norma. Hal ini dapat
menyebabkan kematian janin dalam kandungan. Volume cairan amnion
akan meningkat sesuai dengan bertambahnya kehamilan. Pada
kehamilan cukup bulan cairan amnion 1000-1500 ml, warna putih, agak
keruh, serta mempunyai bau yang khas, amis, dan agak manis, cairan ini
mengandung sekitar 98% air. Sisanya terdiri dari garam organik dan
anorganik yaitu rambut lanugo (rambut halus yang berasal dari bayi),
sel-sel epitel dan forniks kaseosa (lemak yang meliputi kulit bayi.
Produksi cairan amnion sangat dipengaruhi fungsi plasenta. Pada
kehamilan serotinus fungsi plasenta akan menurun sehingga akibatnya
produksi cairan amnion juga akan berkurang. Dengan jumlah cairan
amnion dibawah 400 ml pada umur kehamilan 40 minggu atau lebih
mempunyai hubungan dengan komplikasi janin. Ini dikaitkan dengan
fungsi cairan amnion yaitu melindungi janin terhadap trauma dari luar,
memungkinkan janin bergerak bebas, melindungi suhu janin, meratakan
tekanan di dalam uterus pada partus sehingga serviks membuka,
membersihkan jalan lahir pada permulaan partus kala II. Dengan adanya
oligohidramnion maka tekanan pada uterus tidak sempurna, sehingga
terkadang disertai kompresi tali pusat dan menimbulkan gawat janin.
Janin menjadi stress kemudian mengeluarkan mekonium yang akan
5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur
11/19
mencemari cairan ketuban, sehingga tak jarang terjadi aspirasi
mekonium yang kental.
G. PENANGANAN.Pemantauan obstetrik yang teliti termasuk non stres testing/OCT
(oxytocin Challenge Test) biasanya dapat memberikan landasan rasional
untuk melakukan pilihan antara persalinan tanpa intervensi persalinan
yang di induksi atau melakukan sectio caesaria
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Bila HPHT dicatat dan diketahui wanita hamil, diagnosis tidak sukar.2. Kesulitan mendiagnosis bila wanita tidak ingat HPHTnya. Hanya
dengan pemeriksaan antenatal yang teratur diikuti dengan tinggi
dan naiknya fundus uteri dapat membantu penegakan diagnosis.
3. Pemeriksaan rontgenologik dapat dijumpai pusat penulangan padabagian distal femur, bagian proksimal tibia, tulang kuboid diameter
biparietal 9,8 atau lebih.
4. USG : ukuran diameter biparietal, gerkan janin dan jumlah airketuban.
5. Pemeriksaan sitologik air ketuban: air ketuban diamabil denganamniosenteris baik transvaginal maupun transabdominal, kulit
ketuban akan bercampur lemak dari sel-sel kulit yang dilepas janin
setelah kehamilan mencapai lebih dari 36 minggu. Air ketuban yang
diperoleh dipulas dengan sulfat biru Nil, maka sel-sel yang
mengandung lemak akan berwarna jingga
a. Melebihi 10% = kehamilan diatas 36 minggu.b. Melebihi 50% = kehamilan diatas 39 minggu.
6. Amnioskopi, melihat derajat kekeruhan air ketuban, menurtwarnanya karena dikeruhi mekonium.
7. Kardiotografi, mengawasi dan membaca denyut jantung janin,
5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur
12/19
karena insufiensi plase.
8.
Uji oksitosin ( stress test), yaitu dengan infus tetes oksitosin dandiawasi reaksi janin terhadap kontraksi uterus. Jika ternyata reaksi
janin kurang baik, hal ini mungkin janin akan berbahaya dalam
kandungan.
9. Pemeriksaan kadar estriol dalam urin.10. Pemeriksaan pH darah kepala janin.
a. Nilai darah lengkap pada bayi asfiksia terdiri dari :b. Hb (normal 15-19 gr%) biasanya pada bayi dengan asfiksia Hb
cenderung turun karena O2dalam darah sedikit
c. Leukositnya lebih dari 10,3 x 10 gr/ct (normal 4,3-10,3 x 10gr/ct) karena bayi preterm imunitas masih rendah sehingga
resiko tinggi
d. Trombosit (normal 350 x 10 gr/ct)e. Distrosfiks pada bayi preterm dengan post asfiksi cenderung
turun karena sering terjadi hipoglikemi.
11. Nilai analisa gas darah pada bayi post asfiksi terdiri dari :a. pH (normal 7,36-7,44). Kadar pH cenderung turun terjadi
asidosis metabolik.
b. PCO2(normal 35-45 mmHg) kadar PCO2pada bayi post asfiksiacenderung naik sering terjadi hiperapnea.
c. PO2 (normal 75-100 mmHg), kadar PO2pada bayi post asfiksiacenderung turun karena terjadi hipoksia progresif.
d. HCO3(normal 24-28 mEq/L)12. Urine13. Nilai serum elektrolit pada bayi post asfiksia terdiri dari :
a. Natrium (normal 134-150 mEq/L)b. Kalium (normal 3,6-5,8 mEq/L)c. Kalsium (normal 8,1-10,4 mEq/L)
5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur
13/19
14. Photo thorax15.
Pulmonal tidak tampak gambaran, jantung ukuran normal.
I. PENATALAKSANAAN1. Setelah usia kehamilan > 40-42 minggu yang penting adalah
monitoring janin sebaik-baiknya.
2. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiense plasenta, persalinanspontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat
3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks,kalau sudah matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau
tanpa amniotomi.
4. Bila ada riwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalamrahim, Terdapat hipertensi, pre-eklampsia, Kehamilan ini adalah
anak pertama karena infertilitas, Pada kehamilan > 40-42 minggu.
Maka ibu dirawat di rumah sakit :
a. Tindakan operasi seksio sesarea dapat dipertimbangkan pada : Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama dan terjadi
gawat janin, atau
Pada primigravida tua, kematian janin dalam kandungan,pre-eklampsia, hipertensi menahun, anak berharga
(infertilitas) dan kesalahan letak janin.
b. Pada persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partuslama akan sangat merugikan bayi, janin postmatur kadang-
kadang besar dan kemungkinan diproporsi sefalo-pelvik dan
distosia janin perlu dipertimbangkan. Selain itu janin postmatur
lebih peka terhadap sedatif dan narsoka, jadi pakailah anestesi
konduksi. (Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilid I, 1998).
5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur
14/19
5. Penatalaksanaan antisipasi pada usia kehamilan lewat bulan antara40 hingga 42 minggua. Kaji kembail TP wanita sebagai titik tengah dalam kisaran waktu
4 minggu ( 40+minggu)
b. Kaji kembali bersama wanita rencana penanganan kehamilanlewat bulan, dokumentasikan rencana yang disepakati ( 40+
minggu).
c. Uji kembali nonstress awal ( Nonstress test, NST) dua kali dalamseminggu, yang dimulai saat kemilan berusia 41 minggu dan
berlanjut hingga persalinan.
d. Lakukan pengukuran volume cairan amnion ( Amniotic fluidvolume, APV) dua kali dalam seminggu, yang dimulai saat
kehamilan berusia 41 minggu dan berlanjut hingga persalinan.
e. Lakukan uji profil biofisik lengkap dan konsultasikan dengandokter untuk hasil NST yang nonreaktif atau APV yang rendah.
f. Jika kelainan berlanjut hingga 42 minggu dan perkiraan usiakehamilan dapat diandalkan mulai penanganan aktif mengacu
pada protokol.
6. Penatalaksanaan aktif pada kehamilan leat bulan :a. Induksi persalinan
Pada tahun 1970-an terdapat meningkatnya kesadaran terhadap mordibitas
kehamilan lewat bulan. Beberapa pihak mengajukan keberatan terhadap
induksi persalinan karena tidak alami dan dapat meningkatkan bahaya.
Namun walaupun banyak pihak yang menentang induksi persalinan dan
tidak adanya standardisai kriteria, praktik induksi telah banyak meningkat
selama satu dekade terakhir
Menurut American college of obstetricians dan Gynecologist, hasil yang
diharapkan dari induksi persalinan adalah ibu dapat melahirkan bayi
pervaginam setelah kontraksi distimulasi sebelum persalinan spontan
terjadi. Meski metode induksi sekarang diutamakan pada induksi kontarkasi
5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur
15/19
uterus, namun peran servik sangat penting yang aktivitasnya tidak
sepenuhnya dipengaruhi uterus.Penggunanaan obat berpusat pada oksitosin sejak tahun 1960-an dan
prostaglandin sejak tahun 1970-an. Pengaturan dosis, dan cara pemberian
dan waktu pemberian untuk semua metode hingga kini masih dalam
penelitian,
Untuk menghasilkan persalinan yang aman, keberhasilan induksi persalinan
setelah servik matang dapat dicapai dengan menggunakan prostaglandin E2
(PGE2) bersama oksitosin, dan prostaglandin terbukti lebih efektif sebagai
agens yang mematangkan servik dibanding oksitosin.
Metode lain yang digunakan untuk menginduksi persalinan ( misalnya
minyak jarak, stimulasi payudara, peregangan servik secara mekanis),
memiliki kisaran keberhasilan secara beragam dan atau sedikit penelitian
untuk menguatkan rekomendasinya.
b. Metode hormon untuk induksi persalinan :
Oksitosin yang digunakan melalui intravena (atas persetujuan FDA untuk
induksi persalinan). Dengan catatan servik sudah matang.
Prostaglandin : dapat digunakan untuk mematangkan servik sehingga lebih
baik dari oksitosin namun kombinasi keduanya menunjukkan hal yang
positif.
Misprostol
Merk dagang cytotec. Suatu tablet sintetis analog PGE1 yang diberikan
intravagina (disetujui FDA untuk mencegah ulkus peptikum, bukan untuk
induksi)
Dinoproston
Merk dagang cervidil suatu preparat PGE2, tersedia dalam dosis 10 mg yang
dimasukkan ke vagina ( disetujui FDA untuk induksi persalinan pada tahun
1995).
Merk dagang predipil. Suatu sintetis preparat PGE2 yang tersedia dalam
bentuk jel 0,5 mg deng diberika intraservik (disetujui FDA untuk induksi
5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur
16/19
persalinan pada tahun 1993)
Mifepriston 9 RU 486, antagonis reseptor progesteron) (disetujui FDA untukaborsi trimester pertama, bukan untuk induksi) tersedia dalam bentuk tablet
200 mg untuk diberikan per oral.
c. Metode non hormon Induksi persalinan
pemisahan ketuban
Prosedurnya dikenal dengan pemisahan atau mengusap ketuban mengacu
pada upaya memisahkan membran amnion dari bagian servik yang mudah
diraih dan segmen uterus bagian bawah pada saat pemeriksaan dalam
dengan tangan terbungkus sarung tangan bidan memeriksa wanita untuk
menentukan penipisan serviks, pembukaan dan posisi lazimnya.
Perawatan dilakukanan untuk memastikan bahwa bagian kepala janin telah
turun. Pemeriksaan mengulurkan jari telunjuk sedalam mungkin melalui os
interna, melalui ujung distal jari perlahan antara segmen uterus bagian
bawah dan membaran. Beberapa usapan biasanya efektif untuk menstimulasi
kontaksi awal regular dalam 72 jam.
Mekanisme kerjanya memungkinkan melepaskan prostaglandin ke dalam
sirkulasi ibu. Pemisahan hendaknya jangan dilakukan jika terdapat ruptur
membran yang tidak disengaja dan dirasa tidak aman baik bagi ibu maupun
bagi janin. Pemisahan memban serviks tidak dilakukan pada kasus kasus
servisitis, plasenta letak rendah, maupun plasenta previa, posisi yang tidak
diketahui, atau perdarahan pervaginam yang tidak diketahui.
Amniotomi
Pemecahan ketuban secara sengaja (AROM). Saat dikaukan bidan harus
memeriksa dengan teliti untuk mengkaji penipisan servik, pembukaan posisi,
dan letak bagian bawah. Presentasi selain kepala merupakan kontraindikasi
AROM dan kontraindikasi lainnya ketika kepala belum turun, atau bayi kecil
karena dapat menyebabkan prolaps talipusat. Meskipun amniotomi sering
dilakukan untuk menginduksi persalinan, namun hingga kini masih belum
ada studi prospektif dengan desain tepat yang secara acak menempatkan
5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur
17/19
wanita pada kelompok tertentu untuk mengevaluasi praktik amniotomi ini.
Pompa Payudara dan stimulasi puting.Penggunaan cara ini relatif lebih aman karena menggunakan metode yang
sesuai dengan fisiologi kehamilan dan persalinan. Penanganannya dengan
menstimulasi selama 15 menit diselingi istirahat dengan metode kompres
hangat selama 1 jam sebanyak 3 kali perhari.
Minyak jarak
Ingesti minyak jarak 60 mg yang dicampur dengan jus apel maupun jus jeruk
dapat meningkatkan angka kejadian persalinan spontan jika diberikan pada
kehamilan cukup bulan.
Kateter forey atau Kateter balon.
Secara umum kateter dimasukkan kedalam servik kemudian balon di isi
udara 25 hingg 50 mililiter untuk menjaga kateter tetap pada tempatnya.
Beberapa uji klinis membuktikan bahwa teknik ini sangat efektif.
BAB III
PENUTUP
3.1KESIMPULAN
Postmatur menunjukan atau menggambarkan keadaan janin yang lahir
telah melampaui batas waktu persalinannya, sehingga dapat menyebabkan
beberapa komplikasi. (Buku Pengantar Kuliah Obsetri: hal 450). Kehamilan
lewat bulan, suatu kondisi antepartum, harus dibedakan dengan sindrom
5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur
18/19
pasca maturitas, yang merupakan kondisi neonatal yang didiagnosis setelah
pemerikasaan bayi baru lahir.Etiologi pada kelahiran lewat bulan ini masih belum pasti. Namun ada
factor yang diduga bayi lahir lewat bulan atau postmatur, yang dikemukakan
adalah factor hormonal yaitu kadar progesterone, kurangnya air ketuban dan
insufisiensi plasenta.
Bayi postmatur menunjukan gambaran yang khas, yaitu berupa kulit
keriput, mengelupas lebar-lebar, sianosis, badan kurus yang menunjukan
pengurasan energi, dan maturitas lanjut karena bayi tersebut matanya
terbuka. Kulit keriput telihat sekali pada bagian telapak tangan dan telapak
kaki. Kuku biasanya cukup panjang. Biasanya bayi postmatur tidak
mengalami hambatan pertumbuhan karena berat lahirnya jarang turun
dibawah persentil ke-10 untuk usia gestasinya. Banyak bayi postmatur
Clifford mati dan banyak yang sakit berat akibat asfiksia lahir dan aspirasi
mekonium. Berapa bayi yang bertahan hidup mengalami kerusakan otak.
3.2 SARAN
Memperhatikan kondisi saat fase kehamilan sangatlah penting dengan
gizi yang cukup dan seimbang, oleh karena itu bagi ibu-ibu yang hamil
hendaklah mempersiapkan persalinan dengan sebaik-baiknya, serta dengan
melakukan pemeriksaan rutin baik untuk mengetahui kesehatan janin dan
sang ibu.
5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur
19/19
Daftar Pustaka
Wiknjosastro, Hanifa. Prof. Dr. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Cetakan Kedua.Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 1992
Martodipoero, Soebagjo. Dr. Perawatan Ibu Di Pusat Kesehatan Masyarakat.
Depkes RI - Pusat Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan.
Surabaya. 1977
Jaffe, Marrie, etc. Maternal Infant Health Care Plans. Spring House
Corporation, Pennsylvania. 1989