Askep Pada Bayi Post Matur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Askep Pada Bayi Post Matur

Citation preview

  • 5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur

    1/19

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI POST MATUR

    Disusun Untuk Memenuhi Tuga Mata Kuliah Keperawatan Anak

    Disusun oleh:

    Kelompok 3

    1. Putri Yani2. Redi3. Ridwan Kemal4. Siti Neli Syabani5. Susilawati6. Rudi

    PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

    POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI

    2014

    http://aineni.blogspot.com/2013/04/asuhan-keperawatan-pada-bayi-post-matur.htmlhttp://aineni.blogspot.com/2013/04/asuhan-keperawatan-pada-bayi-post-matur.html
  • 5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur

    2/19

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANGDari survei demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) dan data biro

    pusat statistik (BPS), angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di

    seluruh dunia mencapai 515 ribu jiwa pertahun. Ini berarti seorang ibu

    meninggal hampir setiap menit karena komplikasi kehamilan dan

    persalinannya (dr. Nugraha, 2007)

    Kematian dan kesakitan ibu sebenarnya dapat dikurangi atau dicegah

    dengan berbagai usaha perbaikan dalam bidang pelayanan kesehatan

    obstetri. Pelayanan kesehatan tersebut dinyatakan sebagai bagian integeral

    dari pelayanan dasar yang akan terjangkau seluruh masyarakat. Kegagalan

    dalam penangan kasus kedaruratan obstetri pada umumnya disebabkan oleh

    kegagalan dalam mengenal resiko kehamilan, keterlambatan rujukan,

    kurangnya sarana yang memadai untuk perawatan ibu hamil dengan resiko

    tinggi maupun pengetahuan tenaga medis, paramedis, dan penderita dalam

    mengenal kehamilan resiko tinggi (krt) secara dini, masalah dalam pelayanan

    obstetri, maupun kondisi ekonomi (Syamsul, 2003).

    Ada lima aspek dasar atau lima benang merah, yang paling penting dan

    saling terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek

    tersebut melekat pada setiap persalinan baik normal maupun patologis. Lima

    benang merah tersebut adalah membuat keputusan klinik, asuhan sayang ibu

    dan sayang bayi, pencegahan infeksi, pencetakan (rekam medik) asuhan

    persalinan dan rujukan (asuhan persalinan normal, 2002).

    Kasus-kasus yang harus dirujuk bidan adalah riwayat bedah sesar,

    perdarahan pervaginam, persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang

    dari 37 minggu), ketuban pecah disertai dengan mekonium yang kental,

    ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam), ketuban pecah pada persalinan

    kurang bulan (kehamilan kurang dari 37 minggu), ikterus, anemia berat,

  • 5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur

    3/19

    tanda gejala infeksi, pre-eklampsia /hipertensi dalam kehamilan, tinggi

    fundus 40 cm /lebih, gawat janin, primipara dalam fase aktif kala I persalinandan kepala janin masih 5/5, persentasi bukan belakang kepala, persentasi

    ganda (majemuk), kehamilan ganda atau gemelli, tali pusat menumbung dan

    syok (asuhan persalinan normal, 2007).membuat keputusan klinik dihasilkan

    melalui serangkaian proses dan menggunakan informasi dari hasil dan

    dipadukan dengan kajian teoritis dan interpensi berdasarkan bukti

    pengalaman yang dikembangkan melalui berbagai tahapan dan terfokus pada

    pasien (varney,1997).

    Beberapa ahli dapat menyatakan kehamilan lewat bulan bila lebih dari 41

    minggu karena angka mordibitas dan mortalitas neonatus meningkat setelah

    usia 40 minggu. Namun kurang lebih 18% kehamilan akan berlanjut melebihi

    41 minggu hingga 7% akan menjadi 42 minggu bergantung pada populasi

    dan kriteria yang digunakan.

    Seringnya kesalahan dalam mendefinisikan postmatur diperlukan deteksi

    sedini mungkin untuk menghindari kesalahan dalam menentukan usia

    kehamilan. Jika tapi telah ditentukan pada trimester terakhir atau

    berdasarkan data yang tidak dapat diandalkan. D ata yang terkumpul sering

    menunjukkan peningkatan resiko lahir mati seiring peningkatan usia

    kehamilan lebih dari 40 minggu.

    B. TUJUAN PENULISANPenyusunan makalah ini bertujuan antara lain :

    1. Sebagai bahan acuan mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuanmengenai asuhan keperawatan bayi dan ibu dengan persalinan

    postmatur

    2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak.

  • 5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur

    4/19

    C. RUMUSAN MASALAH1.

    Apa definisi bayi postmatur ?

    2. Bagaimana etiologi postmatur ?3. Bagaimana patofisiologi postmatur ?4. Apa saja manifestasi klinis persalinan postmatur bagi ibu dan bayi ?5. Bagaimana progonosis persalinann postmatur ?6. Apa saja komplikasi dari kelahiran postmatur ?7. Bagaimana penanganan persalinan postmatur ?8. Apa saja pemeriksaan penunjang pada postmatur ?9. Bagaimana penatalaksanaan postmatur ?

    D. METODE PENULISANMetode yang dipakai penulis dalam penyusunan makalah ini adalah dengan

    cara pengumpulan data dengan kategorisasi dan klasifikasi tertulis yang

    berhubungan dengan makalah yang brsumbr dari e-book dan internet.

  • 5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur

    5/19

    BAB II

    PEMBAHASAN DAN ISI

    A. DEFINISIBayi Post Term adalah bayi yang lahir setelah kehamilan lebih dari 42

    minggu, dihitung dari hari pertama haid terakhir tanpa memperdulikan berat

    badan bayi pada waktu lahir.

    Postmatur menunjukan atau menggambarkan keadaan janin yang lahir

    telah melampaui batas waktu persalinannya, sehingga dapat menyebabkan

    beberapa komplikasi. (Buku Pengantar Kuliah Obsetri: hal 450). Kehamilan

    lewat bulan, suatu kondisi antepartum, harus dibedakan dengan sindrom

    pasca maturitas, yang merupakan kondisi neonatal yang didiagnosis setelah

    pemerikasaan bayi baru lahir.

    Keakuratan dalam memperkirakan usia kehamilan meningkat pesat

    sejak adanya USG yang makin banyak digunakan. Kisaran optimum variasi

    lama gestasi pada manusia belum diketahui hingga kini, dan penetapan dua

    minggu melewati taksiran persalinan (TP) masih berubah-ubah. Meskipun

    insidensi kehamilan lewat bulan relatif rendah, beberapa studi menunjukkan

    bahwa sebagian besar induksi yang dijadwalkan dengan indikasi kehamilan

    lewat bulan faktanya kurang dari 42 minggu berdasarkan hitungan dengan

    USG. Akibatnya induksi yang menjadi bersifat relative.

    B. ETIOLOGI.Penyebab kelahiran post term Pada umumnya sering dianggap bahwa

    penyebab post term adalah tidak pekanya uterus terhadap oksitoksin.

    Penyebab lain yang dikemukakan ialah faktor herediter karena lewat waktu

    tidak jarang terjadi pada suatu keluarga tertentu dan mempunyai

    kecendrungan untuk terulang pada wanita yang sama.

    Penyebab lahir matinya tidak mudah dipahami dan juga tidak ada

    kesepakatan tentang pendekatan yang paling tepat guna mencegah kematian

  • 5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur

    6/19

    tersebut. (Varney, Helen, 2007). Apabila diambil batas waktu 42 minggu

    frekuensinya adalah 10,4 12%. Apabila diambil batas waktu 43 minggufrekuensinya adalah 3,4 -4% (Ochtar,Rustam,1998).

    Etiologi pada kelahiran lewat bulan ini masih belum pasti. Namun ada

    factor yang diduga bayi lahir lewat bulan atau postmatur, yang dikemukakan

    adalah faktor hormonal yaitu kadar progesterone, kurangnya air ketuban dan

    insufisiensi plasenta.

    C. PATOFISIOLOGIFaktor hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun

    kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin

    berkurang ( Mochtar, Rustam, 1999). Diduga adanya kadar kortisol yang

    rendah pada darah janin. Selain itu, kurangnya air ketuban dan insufisiensi

    plasenta juga diduga berhubungan dengan kehamilan lewat waktu.

    Etiologi menurut Nwosu dkk faktor-faktor yang menyebabkan post

    matur stress, sehingga tidak timbulnya his kurangnya air ketuban dan

    Insufisiensi plasenta ( ilmu Kebidanan: hal.318)

    Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu,

    kemudian menurun setelah 42 minggu, terlihat dari menurunnya kadar

    estrogen dan laktogen plasenta. Terjadi juga spasme arteri spiralis plasenta.

    Akibatnya dapat terjadi gangguan suplai oksigen dan nutrisi untuk hidup dan

    tumbuh kembang janin intrauterin. Sirkulasi uteroplasenta berkurang

    sampai 50%. Volume air ketuban juga berkurang karena mulai terjadi

    absorpsi. Keadaan-keadaan ini merupakan kondisi yang tidak baik untuk

    janin. Risiko kematian perinatal pada bayi postmatur cukup tinggi : 30%

    prepartum, 55% intrapartum, 15% postpartum.

  • 5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur

    7/19

    D. MANIFESTASI KLINISPengaruh terhadap Ibu dan Janin :1. Terhadap Ibu

    Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosis karena :

    a. Aksi uterus tidak terkoordinir.b. Janin besar.c. Moulding kepala kurang.Maka akan sering dijumpai : partus lama, kesalahan letak, inersia uteri,

    distosia bahu dan perdarahan postpartum. Hal ini akan menaikan angka

    mordibitas dan mortalitas.

    2. Terhadap janinJumlah kematian janin/ bayi pada kehamilan 43 minggu tiga kali

    lebih besar dari kehamilan 40 minggu karena postmaturitas akan

    menambah bahaya pada janin. Pengaruh postmaturitas pada janin

    bervariasi: berat badan janin dapat bertambah besar, tetap dan ada yang

    berkurang, sesudah kehamilan 42 minggu. Ada pula yang bisa terjadi

    kematian janin dalam kandungan.

    Bayi postmatur menunjukan gambaran yang khas, yaitu berupa

    kulit keriput, mengelupas lebar-lebar, sianosis, badan kurus yang

    menunjukan pengurasan energi, dan maturitas lanjut karena bayi

    tersebut matanya terbuka. Kulit keriput telihat sekali pada bagian

    telapak tangan dan telapak kaki. Kuku biasanya cukup panjang. Biasanya

    bayi postmatur tidak mengalami hambatan pertumbuhan karena berat

    lahirnya jarang turun dibawah persentil ke-10 untuk usia gestasinya.

    Banyak bayi postmatur Clifford mati dan banyak yang sakit berat akibat

    asfiksia lahir dan aspirasi mekonium. Berapa bayi yang bertahan hidup

    mengalami kerusakan otak

    Insidensi sindrom postmaturitas pada bayi berusia 41, 42, dan 43

    minggu masing-masing belum dapat ditentukan dengan pasti. Syndrome

    ini terjadi pada sekitar 10% kehamilan antara 41 dan 43 minggu serta

  • 5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur

    8/19

    meningkat menjadi 33% pada 44 minggu. Oligohidramnion yang

    menyertainya secara nyata meningkatkan kemungkinan postmaturitas.

    E. PROGNOSIS.Kalau persalinan terlambat 3 minggu atau lebih dari usia aterm, maka

    terdapat peningkatan angka kematian yang cukup berarti. Beberapa ahli

    dapat menyatakan kehamilan lewat bulan bila lebih dari 41 minggu karena

    angka mordibitas dan mortalitas neonatus meningkat setelah usia 40 minggu.

    Namun kurang lebih 18 % kehamilan akan berlanjut melebihi 41 minggu

    hingga 7% akan menjadi 42 minggu bergantung pada populasi dan kriteria

    yang digunakan.

    Seringnya kesalahan dalam mendefinisikan postmatur diperlukan

    deteksi sedini mungkin untuk menghindari kesalahan dalam menentukan

    usia kehamilan.Jika Tp telah ditentukan pada trimester terakhir atau

    berdasarkan data yang tidak dapat diandalkan.Data yang terkumpul sering

    menunjukkan peningkatan resiko lahir mati seiring peningkatan usia

    kehamilan lebih dari 40 minggu.

    Penyebab lahir matinya tidak mudah dipahami dan juga tidak ada

    kesepakatan tentang pendekatan yang paling tepat guna mencegah kematian

    tersebut. (Varney, Helen, 2007)

    Apabila diambil batas waktu 42 minggu frekuensinya adalah 10,4

    12%. Apabila diambil batas waktu 43 minggu frekuensinya adalah 3,4 -4% (

    Mochtar,Rustam,1998)

    Kesepakatan yang ada adalah bahwa resiko mortalitas perinatal lebih

    tinggi pada IUGR atau bayi SGA daripada AGA lewat bulan. Clausson et al

    Menegaskan bahwa odds ratio untuk kematian perinatal untuk bayi AGA

    tidak berbeda signifkan pada bayi post term. Namun bagi SGA mempunyai

    odds ratio 10,5 pada lahir post term. Penatalaksanaaan aktif pada bagi AGA

    dengan lebih bulan kenyataan dapat mengubah hasil positif yang diingunkan,

    angka penatalaksanaan anestesia epidural, persalinan sesar, dan mortalitas.

  • 5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur

    9/19

    F. KOMPLIKASI1.

    Suhu yang tidak stabil.

    2. Hipoglikemi.3. Polisitemia.4. Kelainan neurogenik.5. Terhadap ibu persalinan serotinus dapat menyebabkan distosia

    dikarenakan oleh:

    a. Aksi uterus yang tidak terkoordinir dikarenakan kadar progesteronyang tidak turun pada kehamilan serotinus maka kepekaan terhadap

    oksitosin berkurang sehingga estrogen tidak cukup untuk

    menyediakan prostaglandin yang berperan terhadap penipisan

    serviks dan kontraksi uterus sehingga sering didapatkan aksi uterus

    yang tidak terkoordinir.

    b. Janin besar oleh karena pertumbuhan janin yang terus berlangsungdan dapat menimbulkan CPD dengan derajat yang

    mengakhawatirkan akibatnya persalinan tidak dapat berlangsung

    secara normal, maka sering dijumpai persalinan lama, inersia uteri,

    distosia bahu dan perdarahan post partum.

    6. Terhadap janinFungsi plasenta mencapai puncaknya pada kehamilan 28 minggu

    kemudian mulai menurun terurtama setelah 42 minggu, hal ini dapat

    dibuktikan dengan penurunan kadarestriol kadar plasenta dan estrogen.

    Rendahnya fungsi plasenta berkaitan dengan peningkatan kejadian

    gawat janin dengan resiko tiga kali. Akibat dari proses penuaan plasenta

    maka pasokan makanan dan oksigen akan menurun disamping dengan

    adanya spasme arteri spiralis. Janin akan mengalami pertumbuhan

    terhambat dan penurunan berat dalam hal ini dapat disebut dismatur.

    Sirkulasi utero plasenter akan berkuarang 50% menjadi 250 mm/menit.

    Kematian janin akibat kehamilan serotinus terjadi pada 30 % sebelum

    persalinan, 50% dalam persalinan dan 15% dalam postnatal. Penyebab

  • 5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur

    10/19

    utama kematian perinatal adalah hipoksia dan aspirasi mekonium.

    Tanda-tanda partus postterm dibagi menjadi tiga stadium:a. Stadium I : kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan

    maserasi berupa kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas.

    b. Stadium II : gejala pada stadium satu ditambah dengan pewarnaanmekonium (kehijauan pada kulit).

    c. Stadium III : pewarnaan kekeuningan pada kuku, kulit dan tali pusat.Pada kasus yang lain biasanya terjadi insufisiensi plasenta. Dimana

    plasenta, baik secara anatomis maupun fisiologis tidak mampu

    memberikan makanan dan oksigen kepada fetus untuk mempertahankan

    pertumbuhan dan perkembangan secara norma. Hal ini dapat

    menyebabkan kematian janin dalam kandungan. Volume cairan amnion

    akan meningkat sesuai dengan bertambahnya kehamilan. Pada

    kehamilan cukup bulan cairan amnion 1000-1500 ml, warna putih, agak

    keruh, serta mempunyai bau yang khas, amis, dan agak manis, cairan ini

    mengandung sekitar 98% air. Sisanya terdiri dari garam organik dan

    anorganik yaitu rambut lanugo (rambut halus yang berasal dari bayi),

    sel-sel epitel dan forniks kaseosa (lemak yang meliputi kulit bayi.

    Produksi cairan amnion sangat dipengaruhi fungsi plasenta. Pada

    kehamilan serotinus fungsi plasenta akan menurun sehingga akibatnya

    produksi cairan amnion juga akan berkurang. Dengan jumlah cairan

    amnion dibawah 400 ml pada umur kehamilan 40 minggu atau lebih

    mempunyai hubungan dengan komplikasi janin. Ini dikaitkan dengan

    fungsi cairan amnion yaitu melindungi janin terhadap trauma dari luar,

    memungkinkan janin bergerak bebas, melindungi suhu janin, meratakan

    tekanan di dalam uterus pada partus sehingga serviks membuka,

    membersihkan jalan lahir pada permulaan partus kala II. Dengan adanya

    oligohidramnion maka tekanan pada uterus tidak sempurna, sehingga

    terkadang disertai kompresi tali pusat dan menimbulkan gawat janin.

    Janin menjadi stress kemudian mengeluarkan mekonium yang akan

  • 5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur

    11/19

    mencemari cairan ketuban, sehingga tak jarang terjadi aspirasi

    mekonium yang kental.

    G. PENANGANAN.Pemantauan obstetrik yang teliti termasuk non stres testing/OCT

    (oxytocin Challenge Test) biasanya dapat memberikan landasan rasional

    untuk melakukan pilihan antara persalinan tanpa intervensi persalinan

    yang di induksi atau melakukan sectio caesaria

    H. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Bila HPHT dicatat dan diketahui wanita hamil, diagnosis tidak sukar.2. Kesulitan mendiagnosis bila wanita tidak ingat HPHTnya. Hanya

    dengan pemeriksaan antenatal yang teratur diikuti dengan tinggi

    dan naiknya fundus uteri dapat membantu penegakan diagnosis.

    3. Pemeriksaan rontgenologik dapat dijumpai pusat penulangan padabagian distal femur, bagian proksimal tibia, tulang kuboid diameter

    biparietal 9,8 atau lebih.

    4. USG : ukuran diameter biparietal, gerkan janin dan jumlah airketuban.

    5. Pemeriksaan sitologik air ketuban: air ketuban diamabil denganamniosenteris baik transvaginal maupun transabdominal, kulit

    ketuban akan bercampur lemak dari sel-sel kulit yang dilepas janin

    setelah kehamilan mencapai lebih dari 36 minggu. Air ketuban yang

    diperoleh dipulas dengan sulfat biru Nil, maka sel-sel yang

    mengandung lemak akan berwarna jingga

    a. Melebihi 10% = kehamilan diatas 36 minggu.b. Melebihi 50% = kehamilan diatas 39 minggu.

    6. Amnioskopi, melihat derajat kekeruhan air ketuban, menurtwarnanya karena dikeruhi mekonium.

    7. Kardiotografi, mengawasi dan membaca denyut jantung janin,

  • 5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur

    12/19

    karena insufiensi plase.

    8.

    Uji oksitosin ( stress test), yaitu dengan infus tetes oksitosin dandiawasi reaksi janin terhadap kontraksi uterus. Jika ternyata reaksi

    janin kurang baik, hal ini mungkin janin akan berbahaya dalam

    kandungan.

    9. Pemeriksaan kadar estriol dalam urin.10. Pemeriksaan pH darah kepala janin.

    a. Nilai darah lengkap pada bayi asfiksia terdiri dari :b. Hb (normal 15-19 gr%) biasanya pada bayi dengan asfiksia Hb

    cenderung turun karena O2dalam darah sedikit

    c. Leukositnya lebih dari 10,3 x 10 gr/ct (normal 4,3-10,3 x 10gr/ct) karena bayi preterm imunitas masih rendah sehingga

    resiko tinggi

    d. Trombosit (normal 350 x 10 gr/ct)e. Distrosfiks pada bayi preterm dengan post asfiksi cenderung

    turun karena sering terjadi hipoglikemi.

    11. Nilai analisa gas darah pada bayi post asfiksi terdiri dari :a. pH (normal 7,36-7,44). Kadar pH cenderung turun terjadi

    asidosis metabolik.

    b. PCO2(normal 35-45 mmHg) kadar PCO2pada bayi post asfiksiacenderung naik sering terjadi hiperapnea.

    c. PO2 (normal 75-100 mmHg), kadar PO2pada bayi post asfiksiacenderung turun karena terjadi hipoksia progresif.

    d. HCO3(normal 24-28 mEq/L)12. Urine13. Nilai serum elektrolit pada bayi post asfiksia terdiri dari :

    a. Natrium (normal 134-150 mEq/L)b. Kalium (normal 3,6-5,8 mEq/L)c. Kalsium (normal 8,1-10,4 mEq/L)

  • 5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur

    13/19

    14. Photo thorax15.

    Pulmonal tidak tampak gambaran, jantung ukuran normal.

    I. PENATALAKSANAAN1. Setelah usia kehamilan > 40-42 minggu yang penting adalah

    monitoring janin sebaik-baiknya.

    2. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiense plasenta, persalinanspontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat

    3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks,kalau sudah matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau

    tanpa amniotomi.

    4. Bila ada riwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalamrahim, Terdapat hipertensi, pre-eklampsia, Kehamilan ini adalah

    anak pertama karena infertilitas, Pada kehamilan > 40-42 minggu.

    Maka ibu dirawat di rumah sakit :

    a. Tindakan operasi seksio sesarea dapat dipertimbangkan pada : Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama dan terjadi

    gawat janin, atau

    Pada primigravida tua, kematian janin dalam kandungan,pre-eklampsia, hipertensi menahun, anak berharga

    (infertilitas) dan kesalahan letak janin.

    b. Pada persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partuslama akan sangat merugikan bayi, janin postmatur kadang-

    kadang besar dan kemungkinan diproporsi sefalo-pelvik dan

    distosia janin perlu dipertimbangkan. Selain itu janin postmatur

    lebih peka terhadap sedatif dan narsoka, jadi pakailah anestesi

    konduksi. (Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilid I, 1998).

  • 5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur

    14/19

    5. Penatalaksanaan antisipasi pada usia kehamilan lewat bulan antara40 hingga 42 minggua. Kaji kembail TP wanita sebagai titik tengah dalam kisaran waktu

    4 minggu ( 40+minggu)

    b. Kaji kembali bersama wanita rencana penanganan kehamilanlewat bulan, dokumentasikan rencana yang disepakati ( 40+

    minggu).

    c. Uji kembali nonstress awal ( Nonstress test, NST) dua kali dalamseminggu, yang dimulai saat kemilan berusia 41 minggu dan

    berlanjut hingga persalinan.

    d. Lakukan pengukuran volume cairan amnion ( Amniotic fluidvolume, APV) dua kali dalam seminggu, yang dimulai saat

    kehamilan berusia 41 minggu dan berlanjut hingga persalinan.

    e. Lakukan uji profil biofisik lengkap dan konsultasikan dengandokter untuk hasil NST yang nonreaktif atau APV yang rendah.

    f. Jika kelainan berlanjut hingga 42 minggu dan perkiraan usiakehamilan dapat diandalkan mulai penanganan aktif mengacu

    pada protokol.

    6. Penatalaksanaan aktif pada kehamilan leat bulan :a. Induksi persalinan

    Pada tahun 1970-an terdapat meningkatnya kesadaran terhadap mordibitas

    kehamilan lewat bulan. Beberapa pihak mengajukan keberatan terhadap

    induksi persalinan karena tidak alami dan dapat meningkatkan bahaya.

    Namun walaupun banyak pihak yang menentang induksi persalinan dan

    tidak adanya standardisai kriteria, praktik induksi telah banyak meningkat

    selama satu dekade terakhir

    Menurut American college of obstetricians dan Gynecologist, hasil yang

    diharapkan dari induksi persalinan adalah ibu dapat melahirkan bayi

    pervaginam setelah kontraksi distimulasi sebelum persalinan spontan

    terjadi. Meski metode induksi sekarang diutamakan pada induksi kontarkasi

  • 5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur

    15/19

    uterus, namun peran servik sangat penting yang aktivitasnya tidak

    sepenuhnya dipengaruhi uterus.Penggunanaan obat berpusat pada oksitosin sejak tahun 1960-an dan

    prostaglandin sejak tahun 1970-an. Pengaturan dosis, dan cara pemberian

    dan waktu pemberian untuk semua metode hingga kini masih dalam

    penelitian,

    Untuk menghasilkan persalinan yang aman, keberhasilan induksi persalinan

    setelah servik matang dapat dicapai dengan menggunakan prostaglandin E2

    (PGE2) bersama oksitosin, dan prostaglandin terbukti lebih efektif sebagai

    agens yang mematangkan servik dibanding oksitosin.

    Metode lain yang digunakan untuk menginduksi persalinan ( misalnya

    minyak jarak, stimulasi payudara, peregangan servik secara mekanis),

    memiliki kisaran keberhasilan secara beragam dan atau sedikit penelitian

    untuk menguatkan rekomendasinya.

    b. Metode hormon untuk induksi persalinan :

    Oksitosin yang digunakan melalui intravena (atas persetujuan FDA untuk

    induksi persalinan). Dengan catatan servik sudah matang.

    Prostaglandin : dapat digunakan untuk mematangkan servik sehingga lebih

    baik dari oksitosin namun kombinasi keduanya menunjukkan hal yang

    positif.

    Misprostol

    Merk dagang cytotec. Suatu tablet sintetis analog PGE1 yang diberikan

    intravagina (disetujui FDA untuk mencegah ulkus peptikum, bukan untuk

    induksi)

    Dinoproston

    Merk dagang cervidil suatu preparat PGE2, tersedia dalam dosis 10 mg yang

    dimasukkan ke vagina ( disetujui FDA untuk induksi persalinan pada tahun

    1995).

    Merk dagang predipil. Suatu sintetis preparat PGE2 yang tersedia dalam

    bentuk jel 0,5 mg deng diberika intraservik (disetujui FDA untuk induksi

  • 5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur

    16/19

    persalinan pada tahun 1993)

    Mifepriston 9 RU 486, antagonis reseptor progesteron) (disetujui FDA untukaborsi trimester pertama, bukan untuk induksi) tersedia dalam bentuk tablet

    200 mg untuk diberikan per oral.

    c. Metode non hormon Induksi persalinan

    pemisahan ketuban

    Prosedurnya dikenal dengan pemisahan atau mengusap ketuban mengacu

    pada upaya memisahkan membran amnion dari bagian servik yang mudah

    diraih dan segmen uterus bagian bawah pada saat pemeriksaan dalam

    dengan tangan terbungkus sarung tangan bidan memeriksa wanita untuk

    menentukan penipisan serviks, pembukaan dan posisi lazimnya.

    Perawatan dilakukanan untuk memastikan bahwa bagian kepala janin telah

    turun. Pemeriksaan mengulurkan jari telunjuk sedalam mungkin melalui os

    interna, melalui ujung distal jari perlahan antara segmen uterus bagian

    bawah dan membaran. Beberapa usapan biasanya efektif untuk menstimulasi

    kontaksi awal regular dalam 72 jam.

    Mekanisme kerjanya memungkinkan melepaskan prostaglandin ke dalam

    sirkulasi ibu. Pemisahan hendaknya jangan dilakukan jika terdapat ruptur

    membran yang tidak disengaja dan dirasa tidak aman baik bagi ibu maupun

    bagi janin. Pemisahan memban serviks tidak dilakukan pada kasus kasus

    servisitis, plasenta letak rendah, maupun plasenta previa, posisi yang tidak

    diketahui, atau perdarahan pervaginam yang tidak diketahui.

    Amniotomi

    Pemecahan ketuban secara sengaja (AROM). Saat dikaukan bidan harus

    memeriksa dengan teliti untuk mengkaji penipisan servik, pembukaan posisi,

    dan letak bagian bawah. Presentasi selain kepala merupakan kontraindikasi

    AROM dan kontraindikasi lainnya ketika kepala belum turun, atau bayi kecil

    karena dapat menyebabkan prolaps talipusat. Meskipun amniotomi sering

    dilakukan untuk menginduksi persalinan, namun hingga kini masih belum

    ada studi prospektif dengan desain tepat yang secara acak menempatkan

  • 5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur

    17/19

    wanita pada kelompok tertentu untuk mengevaluasi praktik amniotomi ini.

    Pompa Payudara dan stimulasi puting.Penggunaan cara ini relatif lebih aman karena menggunakan metode yang

    sesuai dengan fisiologi kehamilan dan persalinan. Penanganannya dengan

    menstimulasi selama 15 menit diselingi istirahat dengan metode kompres

    hangat selama 1 jam sebanyak 3 kali perhari.

    Minyak jarak

    Ingesti minyak jarak 60 mg yang dicampur dengan jus apel maupun jus jeruk

    dapat meningkatkan angka kejadian persalinan spontan jika diberikan pada

    kehamilan cukup bulan.

    Kateter forey atau Kateter balon.

    Secara umum kateter dimasukkan kedalam servik kemudian balon di isi

    udara 25 hingg 50 mililiter untuk menjaga kateter tetap pada tempatnya.

    Beberapa uji klinis membuktikan bahwa teknik ini sangat efektif.

    BAB III

    PENUTUP

    3.1KESIMPULAN

    Postmatur menunjukan atau menggambarkan keadaan janin yang lahir

    telah melampaui batas waktu persalinannya, sehingga dapat menyebabkan

    beberapa komplikasi. (Buku Pengantar Kuliah Obsetri: hal 450). Kehamilan

    lewat bulan, suatu kondisi antepartum, harus dibedakan dengan sindrom

  • 5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur

    18/19

    pasca maturitas, yang merupakan kondisi neonatal yang didiagnosis setelah

    pemerikasaan bayi baru lahir.Etiologi pada kelahiran lewat bulan ini masih belum pasti. Namun ada

    factor yang diduga bayi lahir lewat bulan atau postmatur, yang dikemukakan

    adalah factor hormonal yaitu kadar progesterone, kurangnya air ketuban dan

    insufisiensi plasenta.

    Bayi postmatur menunjukan gambaran yang khas, yaitu berupa kulit

    keriput, mengelupas lebar-lebar, sianosis, badan kurus yang menunjukan

    pengurasan energi, dan maturitas lanjut karena bayi tersebut matanya

    terbuka. Kulit keriput telihat sekali pada bagian telapak tangan dan telapak

    kaki. Kuku biasanya cukup panjang. Biasanya bayi postmatur tidak

    mengalami hambatan pertumbuhan karena berat lahirnya jarang turun

    dibawah persentil ke-10 untuk usia gestasinya. Banyak bayi postmatur

    Clifford mati dan banyak yang sakit berat akibat asfiksia lahir dan aspirasi

    mekonium. Berapa bayi yang bertahan hidup mengalami kerusakan otak.

    3.2 SARAN

    Memperhatikan kondisi saat fase kehamilan sangatlah penting dengan

    gizi yang cukup dan seimbang, oleh karena itu bagi ibu-ibu yang hamil

    hendaklah mempersiapkan persalinan dengan sebaik-baiknya, serta dengan

    melakukan pemeriksaan rutin baik untuk mengetahui kesehatan janin dan

    sang ibu.

  • 5/27/2018 Askep Pada Bayi Post Matur

    19/19

    Daftar Pustaka

    Wiknjosastro, Hanifa. Prof. Dr. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Cetakan Kedua.Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 1992

    Martodipoero, Soebagjo. Dr. Perawatan Ibu Di Pusat Kesehatan Masyarakat.

    Depkes RI - Pusat Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan.

    Surabaya. 1977

    Jaffe, Marrie, etc. Maternal Infant Health Care Plans. Spring House

    Corporation, Pennsylvania. 1989