Askep Lengkap Post Matur

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    1/25

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang

    Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam

     jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui

     jalan lahir (Prawiharjo, 2002). Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran

     janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

     presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu

    maupun janin (Prawiharjo, 2002).

    Dari survei demografi dan kesehatan indonesia (sdki) dan data biro pusat statistik

    (bps), angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di seluruh dunia mencapai 515

    ribu jiwa pertahun. Ini berarti seorang ibu meninggal hampir setiap menit karena

    komplikasi kehamilan dan persalinannya (dr. Nugraha, 2007).

    Kematian dan kesakitan ibu sebenarnya dapat dikurangi atau dicegah dengan berbagai

    usaha perbaikan dalam bidang pelayanan kesehatan obstetri. Pelayanan kesehatan tersebut

    dinyatakan sebagai bagian integeral dari pelayanan dasar yang akan terjangkau seluruh

    masyarakat. Kegagalan dalam penangan kasus kedaruratan obstetri pada umumnya

    disebabkan oleh kegagalan dalam mengenal resiko kehamilan, keterlambatan rujukan,

    kurangnya sarana yang memadai untuk perawatan ibu hamil dengan resiko tinggi maupun

     pengetahuan tenaga medis, paramedis, dan penderita dalam mengenal kehamilan resiko

    tinggi (krt) secara dini, masalah dalam pelayanan obstetri, maupun kondisi ekonomi

    (Syamsul, 2003).

    Post matur merupakan kasus yang sering kali terjadi pada saat kehamilan yaitu yang

    melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap. Diagnosa usia kehamilan didapatkan dengan perhitungn usia kehamilan dengan rumus Naegele atau dengan penghitungan tinggi fundus

    uteri ( Kapita Selekta Kedokteran jilid 1). Menurut (Achadiat 2004:32) Kehamilan

     postmatur lebih mengacu pada janinnya, dimana dijumpai tanda-tanda seperti kuku

     panjang, kulit keriput,plantara creases yang sangat jelas, tali pusat layu dan terwarnai oleh

    mekonium.(Varney Helen, 2007).

    Beberapa ahli dapat menyatakan kehamilan lewat bulan bila lebih dari 41 minggu

    karena angka mordibitas dan mortalitas neonatus meningkat setelah usia 40 minggu.

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    2/25

    2

     Namun kurang lebih 18% kehamilan akan berlanjut melebihi 41 minggu hingga 7% akan

    menjadi 42 minggu bergantung pada populasi dan kriteria yang digunakan. Seringnya

    kesalahan dalam mendefinisikan postmatur diperlukan deteksi sedini mungkin untuk

    menghindari kesalahan dalam menentukan usia kehamilan. Jika tapi telah ditentukan pada

    trimester terakhir atau berdasarkan data yang tidak dapat diandalkan. D ata yang terkumpul

    sering menunjukkan peningkatan resiko lahir mati seiring peningkatan usia kehamilan

    lebih dari 40 minggu.

    B.  TUJUAN

    1.  Tujuan Umum

    Mengerti dan memahami mengenai konsep dan asuhan keperawatan pada resiko

    tinggi persalinan post matur.

    2.  Tujuan Khusus

    a.  Mengerti dan memahami tentang konsep persalinan normal

     b.  Mengerti dan memahami adaptasi Fisik dan Psikologis pada ibu selama

     proses persalinan

    c.  Mengerti dan memahami penatalaksanaan nyeri non farmakologi

    d. 

    Mengerti dan memahami tindakan pembedahan pada persalinan

    e.  Mengerti dan memahami resiko tinggi pada persalinan post matur

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    3/25

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A.  Konsep Persalinan Normal

    1.  Defenisi

    Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam

     jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui

     jalan lahir (Prawiharjo, 2002).

    Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

    kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala

    yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Prawiharjo,

    2002).

    2.  Kala Persalinan

    Persalinan dibagi menjadi 4 kala, yaitu :

    a. 

    Kala I

    Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini

    terbagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7

     jam) serviks membuka dari 3  –  10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.

    Terdapat 2 fase pada kala satu, yaitu (Prawirohardjo, 2008) :

    1) 

    Fase laten

    Merupakan periode waktu dari awal persalinan pembukaan mulai berjalan secara

     progresif, yang umumnya dimulai sejak kontraksi mulai muncul hingga pembukaan 3-4 cmatau permulaan fase aktif berlangsung dalam 7-8 jam. Selama fase ini presentasi

    mengalami penurunan sedikit hingga tidak sama sekali.

    2)  Fase Aktif

    Merupakan periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan menjadi komplit dan

    mencakup fase transisi, pembukaan pada umumnya dimulai dari 3-4 cm hingga 10 cm dan

     berlangsung selama 6 jam. Penurunan bagian presentasi janin yang progresif terjadi selama

    akhir fase aktif dan selama kala dua persalinan. Fase aktif dibagi dalam 3 fase , antara lain:

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    4/25

    4

    a)  Fase Akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.

     b)  Fase Dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9

    cm.

    c)  Fase  Deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali dalam waktu 2 jam

     pembukaan 9 cm menjadi lengkap

     b.  Kala II

    Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya

     berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Menurut Depkes RI (2007), beberapa

    tanda dan gejala persalinan kala II adalah :

    1) 

    Ibu merasakan ingin mengejan bersamaan terjadinya kontraksi

    2)  Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rectum atau vaginanya

    3)  Perineum terlihat menonjol

    4)  Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka

    5)  Peningkatan pengeluaran lendir darah

    Pada kala II his terkoordinir, kuat, cepat dan lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala

     janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar

     panggul yang secara reflek timbul rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu seperti

    ingin buang air besar dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai

    terlihat, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin

    akan lahir kepala dengan diikuti seluruh badan janin. Kala II pada primi: 1 ½ - 2 jam, pada

    multi ½ - 1 jam (Mochtar, 2003).

    c.  Kala III

    Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidaklebih dari 30 menit. Menurut Depkes (2007) tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup

     beberapa atau semua hal dibawah ini :

    1)  Perubahan bentuk dan tinggi fundus.

    Sebelum bayi lahir dan miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh

    (diskoit) dan tinggi fundus biasanya turun sampai di bawah pusat. Setelah uterus

     berkontraksi dan uterus terdorong ke bawah, uterus menjadi bulat dan fundus berada di

    atas pusat (sering kali mengarah ke sisi kanan).

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    5/25

    5

    2)  Tali pusat memanjang

    Tali pusat terlihat keluar memanjang atau terjulur melalui vulva dan vagina (tanda

     Ahfeld ).

    3)  Semburan darah tiba-tiba

    Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta

    keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. Semburan darah yang secara tiba-tiba menandakan

    darah yang terkumpul diantara melekatnya plasenta dan permukaan maternal plasenta

    (darah retroplasenter) ke luar melalui tepi plasenta yang terlepas. Setelah bayi lahir

    kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uterus setinggi pusat,

    dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his

     pelepasan dan pengeluaran plasenta. Dalam waktu 5-10 menit plasenta terlepas, terdorong

    ke dalam vagina akan lahir spontan atau sedikit dorongan dari atas  simfisis atau  fundus

    uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran

     plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc (Mochtar, 2003).

    d.  Kala IV

    Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum (Prawiharjo,

    2002).

    B.  Adaptasi Fisiologis dan Psikologis pada Ibu Selama Proses Persalianan

    1.  Adaptasi Fisiologis

    Pemahaman yang mendalam tentang adaptasi ibu selama masa hamil akan membantu

     perawat mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan wanita selama bersalin. Perubahan-

     perubahan yang sering terjadi, yaitu:a.

     

    Perubahan Kardiovaskuler

    Dalam sebuah persalinan akan ditemukan beberapa perubahan pada sistem

    kardiovaskuler, pada setiap kontraksi 400 ml darah dikeluarkan dari uterus dan masuk ke

    dalam vaskuler ibu. Hal ini akan meningkatkan curah jantung sekitar 10-15% pada tahap

     pertama persalinan dan sekitar 30-50% pada tahap kedua persalinan.

    Perawat dapat mengantisipasi perubahan tekanan darah. beberapa faktor yang

    mengubah tekanan darah ibu, yaitu:

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    6/25

    6

    1)  Aliran darah yang menurun pada arteri uterus akibat kontraksi.

    2)  Jika wanita melakukan maneuver valsava (menahan napas dengan menegangkan otot

    abdomen)

    3)  Adanya rasa cemas dan nyeri serta penggunaan analgesic dan anatetik dapat

    menyebabkan hipotensi.

     b. 

    Perubahan Pernafasan

    Peningkatan aktifitas fisik dan peningkatan penahanan O2  terlihat dari peningkatan

    frekwensi pernapasan. Hiperventilasi dapat menyebabkan alkalosis respiratorik (pH

    meningkat), hipoksia dan hipokapnea (CO2 menurun). Pada tahap kedua persalinan, jika

    wanita tidak diberi obat-obatan, maka ia akan mengkonsumsi O2  hampir 2x lipat.

    Kecemasan juga meningkatkan pemakaian O2.

    c.  Perubahan pada Ginjal

    Selama persalinan, wanita dapat mengalami kesulitan berkemih secara spontan akibat

     berbagai alasan: edema jaringan karena tekanan bagian presentasi, rasa tidak nyaman,

    sedasi, malu. Proteinuria = +1 dikatakan N dan hasil ini merupakan respon rusaknya

     jaringan otot akibat kerja fisik selama persalinan.

    d.  Perubahan Integumen

    Adaptasi sistem integumen jelas terlihat khususnya pada daya distensibilitas daerah

    introitus vagina (muara vagina). Tingkat distensibilitas ini berbeda-beda pada tiap

    individu. Meskipun daerah itu dapat meregang, namun dapat terjadi robekan-robekan

    kecil pada kulit sekitar introitus vagina sekalipun tak dilakukan episiotomy/tidak

    terjadi laserasi.

    e. 

    Perubahan Muskuloskeletal

    Sistem muskoloskeletal mengalami stress selama persalinan. Diaforesis, keletihan,

     proteinuria, (+1), dan kemungkinan peningkatan suhu menyertai peningkatan aktifitas otot

    yang mencolok. Nyeri punggung dan nyeri sendi (tidak berkaitan dengan posisi janin)

    terjadi sebagai akibat meregangnya sendi pada masa aterm. Proses persalinan itu sendiri

    dan gerakan melurusnya jari-jari dapat menimbulkan kram tungkai.

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    7/25

    7

    f.  Perubahan Neurologi

    Sistem neurologi menunjukkan bahwa timbul stress dan rasa tidak nyaman selama

     persalinan. Mula-mula wanita bersalin mungkin merasa euphoria yang mana membuat

    wanita menjadi serius, kemudian mengalami amnesia diantara fraksi selama tahap kedua.

    Akhirnya, wanita merasa sangat senang atau merasa letih setelah melahirkan. Endofrin

    endogen (senyawa mirip morfin yang diproduksi tubuh secara alami) meningkatkan

    ambang nyeri dan menimbulkan sedasi. Anastesi fisiologis jaringan perineum yang

    ditimbulkan tekanan bagian presentasi menurunkan persepsi nyeri.

    g.  Perubahan Pencernaan

    Bibir dan mulut dapat kering akibat wanita hamil bernapas melalui mulut, dehidrasi,

    respon emosi terhadap persalinan. Selama persalinan, mortilitas dan absorpsi saluran cerna

    menurun dan waktu pengosongan lambung menjadi lambat. WAnita hamil seringkali mual

    dan memuntahkan makanannya yang belum dicerna setelah bersalin. Mual dan sendawa

     juga terjadi sebagai respon reflex terhadap dilatasi servik lengkap. Ibu dapat mengalami

    diare pada awal persalinan.

    h. 

    Perubahan Endokrin

    Persalinan dapat diakibatkan oleh penurunan kadar progesteron dan peningkatan kadar

    estrogen, prostaglandin dan oksitosin. Metabolisme meningkat dan kadar glukosa darah

    dapat menurun akibat proses persalinan (Bobak, 2005, hal. 248).

    i. 

    Perubahan Sistem Reproduksi

      Segmen atas Rahim dan segmen bawah Rahim

    Dalam persalinan, perbedaan antara segmen atas Rahim dan segmen bawah Rahim

    lebih jelas. Segmen atas Rahim memegang peran aktif karena berkontraksi dan

    dindingnya bertambah tebal dan mendorong anak keluar. Segmen bawah Rahim

    memegang peranan pasif dan makin tipis karena mengadakan relaksasi dan dilatasi

    menjadi saluran yang tipis dan teregang yang akan dilalui oleh bayi.

      Rahim (uterus)

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    8/25

    8

    Setiap kontraksi, sumbu panjang Rahim bertambah panjang sedang ukuran

    melintang maupun ukuran muka belakang berkurang. Setiap kontraksi, uterus

    mengalami retraksi.

      Ligamentum Rotundum

    Otot-otot ligamentum rotundum ikut berkontraksi hingga menjadi pendek jika

    uterus berkontraksi.

      Servik

    Pembukaan servik didahului oleh pendataran. Pendataran dari servik ini terjadi dari

    atas ke bawah. Awalnya bagian servik di daerah ostium internum ditarik ke atas dan

    menjadi lanjutan dari segmen bawah Rahim, sedang ostium eksternum sementara

    tak berubah. Servik mengalami dilatasi penuh.

      Vagina

    o  Dalam kala I, ketuban ikut meregangkan bagian vagina

    o  Dilatasi vagina yang cukup luas

      Vulva

    o  Penonjolan vulva

    o  Penipisan dan pemanjangan perineum

    Dilatasi orifisium uretra eksterna

      Anus menonjol dan terbuka

     j.  Tekanan Darah

    Tekanan darah dapat meningkat lagi 15-25 mmHg selama kontraksi pada kala II. Rata-

    rata peningkatan tekanan darah 10 mmHg diantara kontraksi.

    k. 

    Metabolisme

    Peningkatan metabolisme yang terus-menerus berlanjut sampai kala II diawali upaya

    mendorong pada ibu menambah otot-otot rangka sehingga memperbesar peningkatan

    metabolisme.

    l.  Denyut Nadi

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    9/25

    9

    Frekwensi denyut nadi ibu bervariasi pada setiap kali upaya mendorong. Secara

    keseluruhan, frekwensi nadi meningkat dan disertai takikardia yang nyata ketika mencapai

     puncak pada kelahiran.

    m.  Suhu

    Peningkatan suhu tertinggi terjadi pada saat pelahiran dan saat setelahnya.

    Peningkatan N adalah 1-20F/0,5-10C.

    n.  Pernapasan

    Kebutuhan O2 naik sampai 100%

    o.  Curah Jantung

     Naik 80% di atas nilai sebelum proses persalinan.

     p.  Tekanan Vena Sentral

     Naik 4-6 cm H2O akibat kenaikan sementara volume darah ibu.

    2.  Adaptasi Psikologis 

    a.  Latar belakang budaya

    Sikap negatif terhadap persalinan dipengaruhi oleh:

      Persiapan persalinan

      Upaya dukungan

    o  Partisipasi pasangan

    Partisipasi kakek-nenek

    o  Partisipasi saudara kandung

    C.  Penatalaksanaan Nyeri Non Farmakologi

    Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi (memanaje) nyeri

    saat persalinan, yaitu salah satunya dengan memberikan terapi non farmakologis. Terapi

    non farmakologis yaitu terapi yang digunakan yakni dengan tanpa menggunakan obat

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    10/25

    10

    obatan, tetapi dengan memberikan berbagai teknik yang setidaknya dapat sedikit

    mengurangi rasa nyeri saat persalinan tiba. Beberapa hal yang dapat dilakukan ialah:

    1. 

    Relaksasi

    Relaksasi adalah metode pengendalian nyeri yang memberikan wanita masukan

    terbesar. Relaksasi adalah metode pengendalian nyeri non farmakologis yang paling sering

    digunakan. Bersamaan dengan pendidikan dan latihan pernapasan, relaksasi telah menjadi

    landasan persalinan. Ibu dapat mengurangi nyeri dengan mengontrol intensitas reaksi

    terhadap nyeri. Teknik yang dipelajari ibu dapat mencakup fokus atau relajsasi progresif

    atau teknik relaksasinya lebih meditatif..

    2.  Psikoanalgesia

    Pada dasarnya cara yang dilakukan adalah melatih ibu agar mempunyai respon yang

     positif terhadap persalinan sehingga nyeri persalinan tidak menimbulkan hal-hal yang

    mempersulit lahirnya bayi. Latihan yang diberikan dapat dengan

    mengadakan latihan pernapasan ataupun dengan melakukan konsentrasi pada saat

     persalinan.

    3.  Hipnoterapi

    Adalah suatu penggunaan hiposis untuk membuat suatu kepatuhan dan kondisi seperti

    tidur dalam terapi dalam kondisi-kondisi dengan komponen-komponen psikologis yang

     besar.selama persalinan, hipnotis dianggap memungkinkan ibu untuk menginterpretasi

    ulang nyeri kontraksi uterus sebagai sensasi lemah. Dengan cara ini gerbang pada

    substansia gelatinosa dicegah oleh impuls yang turun untuk membuka dan menyebabkan

     persepsi nyeri.seiring dengan relaksasi, respon stres otonom berkurang dan hormon stres

    yang biasanya meningkatkan persepsi nyeri dalam persalinan tidak disekresi.

    4. 

    Imajinasi

    Imajinasi terbimbing melibatkan wanita yang menggunakan imajinasi untuk

    mengontrol nyerinya.. Hal ini dicapai dengan menciptakan bayangan yang mengurangi

    keparahan nyeri atau yang terdiri dari pengganti yang lebih dapat diterima dan tidak nyeri.

    5.  Akupresur

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    11/25

    11

    Merupakan salah satu teknik nonfarmakologi yang paling efektif dalam manajemen

    nyeri persalinan. Teknik ini menggunakan teknik penakanan, pemijatan, dan pengurutan

    sepanjang meridian tubuh atau garis aliran energi. Teknik akupresur ini dapat menurunkan

    nyeri dan mengefektifkan waktu persalinan. Akupresur merangsang produksi endorfin

    lokal dan menutup gerbang terhadap rasa nyeri.

    6.  Masasse

    Masasse adalah melakukan tekanan tangan pada jaringanlunak, biasanya otot, atau liga

    mentum, tanpa menyebabkangerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri,

    menghasilkan relaksasi, dan/atau memperbaiki sirkulasi. Massase adalah terapi nyeri yang

     primitif dan menggunakan refleks lembut manusia untuk menahan, menggosok atau

    meremas bagian tubuh yang nyeri.

    D.  Tindakan Pembedahan Pada Persalinan

    Tindakan operasi ini dikenal sebagai “bedah kebidanan” yaitu tindakan pembedahan

    yang dilakukan pada wanita hamil berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan masa nifas

    (pueperium).

    1. 

    Tindakan pada janin

    a.  Chorionic villus sampling (CVS): tindakan mengambil bagian korion/plasenta

     janin untuk memeriksa kromosom janin yang dilakukan pada usia kehamilan 10-

    13 minggu.

     b.  Amniosentesis. tindakan mengambil air ketuban janin untuk memeriksa

    kromosom janin pada usia kehamilan 16 minggu

    c.  Pengambilan darah janin saat bersalin (Fetal blood sampling).

    d. 

    Kordosintesis: tindakan pengambilan darah janin melalui tali pusat untukmemeriksa darah janin

    e.  Tranfusi darah pada janin, pada janin dengan masalah hidrops

    f.  Feto-amniotic shunting : tindakan memasang alat untuk membuat saluran antara

    organ janin dengan ketuban

    2.  Dilatasi dan kuretase :tindakan pengeluaran jaringan konsepsi setelah keguguran atau

     bagian selaput lendir rahim (endometrium ) pada kasus ginekologi

    3. 

    Pengangkatan kehamilan di luar kandungan (kehamilan ektopik)

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    12/25

    12

    4.  Pengangkatan kista indung telur (ovarium) dalam kehamilan

    5.  Tes douglas punksi (tes menilai adanya hamil luar kandungan )

    6. 

    Versi kepala eksterna (External cephalic version): tindakan memutar janin dengan

     presentasi bokong (sungsang) menjadi presentasi kepala

    7.  Pengikatan mulut rahim (Cervical cerclage): dilakukan pada usia kehamilan 14-16

    minggu pada kasus mulut rahim yang pendek

    8.  Bedah sesar (Seksio sesarea): proses melahirkan janin melalui dinding perut

    9.  Persalinan normal

    10.  Persalinan pervaginam pada sungsang (spontan atau bantuan)

    11.  Persalinan pervaginam dengan bantuan alat (vaginal assisted delivery), yaitu

     persalinan dengan vakum (disedot menggunakan alat vakum) dan forcep (alat seperti

    tang)

    12.  Episiotomi dan penjahitan mulut rahim (serviks) yang robek

    13.  Tindakan pembedahan untuk menghentikan perdarahan saat persalinan

    a.  Kompresi bimanual pada rahim: tindakan penghentian darah pasca persalinan

    dengan jalan menekan rahim dengan tangan yang diletakkan di luar perut dan di

    dalam rongga rahim

     b. 

    Pengikatan (Ligasi) arteri uterina: penghentian perdarahan pasca persalinan

    dengan melakukan operasi membuka dinding perut dan mengikat pembuluh darah

    rahim

    c.  Pengikatan (Ligasi) arteri hipogastrika penghentian perdarahan pasca persalinan

    dengan melakukan operasi membuka dinding perut dan mengikat pembuluh darah

    hipogastrika

    d.  Teknik B- Linch : tindakan menghentikan perdarahan dengan pengikatan rahim

    dengan metoda tertentu (B-Linch)e.

     

    Bedah sesar dan pengangkatan rahim (Cesarean Hysterectomy): tindakan

     penyelamatan nyawa pada kasus rahim yang tidak berkontraksi pasca persalinan

    dengan jalan mengangkat seluruh atau sebagian rahim.

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    13/25

    13

    E.  Resiko Tinggi Pada Persalinan Persalinan Post Matur

    1.  Definisi

    Post matur adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap.

    Diagnosa usia kehamilan didapatkan dengan perhitungn usia kehamilan dengan rumus

     Naegele atau dengan penghitungan tinggi fundus uteri ( Kapita Selekta Kedokteran jilid 1).

    Menurut (Achadiat 2004:32) Kehamilan postmatur lebih mengacu pada janinnya,

    dimana dijumpai tanda-tanda seperti kuku panjang, kulit keriput,plantara creases yang

    sangat jelas, tali pusat layu dan terwarnai oleh mekonium.(Varney Helen, 2007).

    2.  Etiologi 

    Etiologi belum diketahui secara pasti namun faktor yang dikemukaan adalah

    hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup

     bulan sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. Faktor lain seperti herediter,

    karena postmaturitas sering dijumpai pada suatu keluarga tertentu (Rustam, 1998).

    Menjelang persalinan terdapat penurunan progesteron, peningkatan oksitosin tubuh

    dan reseptor terhadap oksitosin sehingga otot rahim semakin sensitif terhadap rangsangan.

    Pada kehamilan lewat waktu terjadi sebaliknya, otot rahim tidak sensitif terhadap

    rangsangan, karena ketegangan psikologis atau kelainan pada rahim (Manuaba, 1998).

    Menurut Sujiyatini (2009), etiologinya yaitu penurunan kadar esterogen pada

    kehamilan normal umumnya tinggi. Faktor hormonal yaitu kadar progesterone tidak cepat

    turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin

     berkurang. Factor lain adalah hereditas, karena post matur sering dijumpai pada suatu

    keluarga tertentu.

    Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu, kemudian menurun

    setelah 42 minggu, terlihat dari menurunnya kadar estrogen dan laktogen plasenta. Terjadi juga spasme arteri spiralis plasenta. Akibatnya dapat terjadi gangguan suplai oksigen dan

    nutrisi untuk hidup dan tumbuh kembang janin intrauterin. Sirkulasi uteroplasenta

     berkurang sampai 50%. Volume air ketuban juga berkurang karena mulai terjadi absorpsi.

    Keadaan-keadaan ini merupakan kondisi yang tidak baik untuk janin. Risiko kematian

     perinatal pada bayi postmatur cukup tinggi, yaitu 30% prepartum, 55% intrapartum, dan

    15% postpartum.

    Beberapa faktor penyebab kehamilan lewat waktu adalah sebagai berikut :

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    14/25

    14

    a.  Kesalahan dalam penanggalan, merupakan penyebab yang paling sering.

     b.  Tidak diketahui.

    c.  Primigravida dan riwayat kehamilan lewat bulan.

    d.  Defisiensi sulfatase plasenta atau anensefalus, merupakan penyebab yang jarang

    terjadi.

    e.  Jenis kelamin janin laki-laki juga merupakan predisposisi.

    f.  Faktor genetik juga dapat memainkan peran.

    3.  Tanda dan Gejala

    a.  Gerakan janin jarang ( secara subjektif kurang dari 7x / 20 menit atau secara

    objektif kurang dari 10x / menit.

     b.  Pada bayi ditemukan tanda lewat waktu yang terdiri dari:

      Stadium I : kulit kehilangan vernix caseosa dan terjadi maserasi sehingga

    kulit menjadi kering, rapuh dan mudah terkelupas.

      Stadium II : seperti stadium I, ditambah dengan pewarnaan mekoneum (

    kehijuan di kulit.

      Stadium III : seperti stadium I, ditambah dengan warna kuning pada kuku,

    kulit dan tali pusat.

    a.  Berat badan bayi lebih berat dari bayi matur.

     b.  Tulang dan sutura lebih keras dari bayi matur

    c.  Rambut kepala lebih tebal.

    4.  Patofisiologi

    Pada kehamilan lewat waktu terjadi penurunan oksitosin sehingga tidak menyebabkan

    adanya his, dan terjadi penundaan persalinan. Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah

     plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2  sehingga janin

    mempunyai resiko asfiksia sampai kematian dalam rahim (Manuaba, 1998).

    Sindroma postmaturitas yaitu kulit keriput dan telapak tangan terkelupas, tubuh

     panjang dan kurus, vernic caseosa menghilang, wajah seperti orang tua, kuku panjang, tali

     pusat selaput ketuban berwarna kehijauan. Fungsi plasenta mencapai puncaknya pada

    kehamilan 34-36 minggu dan setelah itu terus mengalami penurunan. Pada kehamilan

     postterm dapat terjadi penurunan fungsi plasenta sehingga bisa menyebabkan gawat janin.

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    15/25

    15

    Bila keadaan plasenta tidak mengalami insufisiensi maka janin postterm dapat tumbuh

    terus namun tubuh anak akan menjadi besar (makrosomia) dan dapat menyebabkan

    distosia bahu.

    Pada kehamilan lewat waktu terjadi penurunan oksitosin sehingga tidak menyebabkan

    adanya his, dan terjadi penundaan persalinan. Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah

     plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2  sehingga janin

    mempunyai resiko asfiksia sampai kematian dalam rahim (Manuaba, 1998).

    Sindroma postmaturitas yaitu kulit keriput dan telapak tangan terkelupas, tubuh

     panjang dan kurus, vernic caseosa menghilang, wajah seperti orang tua, kuku panjang, tali

     pusat selaput ketuban berwarna kehijauan. Fungsi plasenta mencapai puncaknya pada

    kehamilan 34-36 minggu dan setelah itu terus mengalami penurunan. Pada kehamilan

     postterm dapat terjadi penurunan fungsi plasenta sehingga bisa menyebabkan gawat janin.

    Bila keadaan plasenta tidak mengalami insufisiensi maka janin postterm dapat tumbuh

    terus namun tubuh anak akan menjadi besar (makrosomia) dan dapat menyebabkan

    distosia bahu.

    5.  Pemeriksaan Penunjang

     

    USG : untuk mengetahui usia kehamilan, derajat maturitas plasenta.

      Kardiotokografi : untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin.

      Amniocentesis : pemeriksaan sitologi air ketuban.

      Amnioskopi : melihat kekeruhan air ketuban.

      Uji Oksitisin : untuk menilai reaksi janin terhadap kontraksi uterus.

      Pemeriksaan kadar estriol dalam urine.

      Pemeriksaan sitologi vagina.

    6.  Pengaruh Terhadap Ibu dan Bayi

    Ibu:

    Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosia karena kontraksi uterus tidak

    terkoordinir, janin besar, molding kepala kurang, sehingga sering dijumpai partus lama,

    kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, perdarahan post partum yag mengakibatkan

    meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas.

    Bayi :

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    16/25

    16

    Jumlah kematian janin atau bayi pada kehamilan 42 minggu 3x lebih besar dari

    kehamilan 40 minggu. Pengaruh pada janin bervariasi, biantaranya berat janin bertambah,

    tetap atau berkurang,

    7.  Penatalaksanaan

    a. 

    Setelah usia kehamilan lebih dari 40- 42 minggu, yang terpenting adalah

    monitoring janin sebaik –  baiknya.

     b.  Apabila tidak ada tanda  –   tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan dapat

    ditunggu dengan pengawasan ketat.

    c.  Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan kematangan cervik, apabila sudah

    matang, boleh dilakukan induksi persalinan.

    d.  Persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama akan sangat

    merugikan bayi, janin postmatur kadang  –   kadang besar dan kemungkinan

    disproporsi cephalopelvix dan distosia janin perlu diperhatikan. Selain itu janin

     post matur lebih peka terhadap sedative dan narkosa.

    e.  Tindakan operasi section caesarea dapat dipertimbangkan bila pada keadaan

    onsufisiensi plasenta dengan keadaan cervix belum matang, pembukaan belum

    lengkap, partus lama dan terjadi gawat janin, primigravida tua, kematian janin

    dalam kandungan,pre eklamsi, hipertensi menahun, anak berharga dan kesalahan

    letak janin.

    8.  Komplikasi

    Kemungkinan komplikasi pada bayi postmatur

      Hipoksia

     

    Hipovolemia

      Asidosis

      Sindrom gawat nafas

      Hipoglikemia

      Hipofungsi adrenal.

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    17/25

    17

    9.  Pencegahan

    Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur,

    minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama (sebelum 12 minggu), 1

    kali pada trimester ke dua (antara 13 minggu sampai 28 minggu) dan 2 kali trimester ketiga

    (di atas 28 minggu). Bila keadaan memungkinkan, pemeriksaan kehamilan dilakukan 1

     bulan sekali sampai usia 7 bulan, 2 minggu sekali pada kehamilan 7  –   8 bulan dan

    seminggu sekali pada bulan terakhir. Hal ini akan menjamin ibu dan dokter mengetahui

    dengan benar usia kehamilan, dan mencegah terjadinya kehamilan serotinus yang

     berbahaya.

    Perhitungan dengan satuan minggu seperti yang digunakan para dokter kandungan

    merupakan perhitungan yang lebih tepat.. Untuk itu perlu diketahui dengan tepat tanggal

    hari pertama haid terakhir seorang (calon) ibu itu. Perhitungannya, jumlah hari sejak hari

     pertama haid terakhir hingga saat itu dibagi 7 (jumlah hari dalam seminggu). Misalnya,

    hari pertama haid terakhir Bu A jatuh pada 2 Januari 2011. Saat ini tanggal 4 Maret 2011.

    Jumlah hari sejak hari pertama haid terakhir adalah 61. Setelah angka itu dibagi 7

    diperoleh angka 8,7. Jadi, usia kehamilannya saat ini 9 minggu.

    10. 

    Asuhan Keperawatan Teoritis

    a.  Pengkajian

    Data Subjektif:

    1)  Identitas

    Meliputi nama, jenis kelamin,pekerjaan, status kewarganegaraan, suku bangsa,

     pendidikan, alamat.

    2) 

    Keluhan utamaMenurut Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba dalam bukunya Ilmu Kebidanan, Penyakit

    Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan (1998; hal 225)

      Kehamilan belum lahir setelah melewati 42 minggu.

      Gerak janin makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama sekali.

      Berat badan ibu mendatar atau menurun.

      Air ketuban terasa berkurang.

     

    Gerak janin menurun.

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    18/25

    18

    3)  Riwayat Menstruasi

    Diagnosis kehamilan postterm tidak sulit

    4)  Riwayat Obstetri

    Mengkaji riwayat obstetri dahulu meliputikehamilan, persalinan, nifas, anak serta KB

    yang pernah digaunakan. Termasuk didalanya riwayat TT, serta penyulit yang dialami.

    5)  Riwayat kehamilan sekarang

    Mengkaji keluhan yang yang dirsakan pasien selama kehamilan ini. Digunakan

    sebagai identifikasi masalah pasien. Banyaknya pemeriksaan antenatal yang dilakukan.

    6)  Riwayat kesehatan

    Penyakit kronis yang dapat mempengaruhi terjadinya Postterm.

    7)  Riwayat kesehatan keluarga

    Mendeteksi masalah yang berkaitan dengan factor genetic, sebagai indikasi penyakit

    yang diturunkan oleh orang tua.

    8)  Pola kehidupan sehari-hari

    Meliputi kebiasaan sehari-hari yang dilakukan pasien.

    Data Objektif:

    1)  Pemeriksaan umum

    Secara umum ditemukan gambaran kesadaran umum, dimana kesadaran pasien sangat penting dinilai dengan melakukan anamnesa. Selain itu pasien sadar akan menunjukkan

    tidak adanya kelainan psikologis dan kesadaran umum juga mencakup pemeriksaan tanda-

    tanda vital, berat badan, tinggi badan , lingkar lengan atas yang bertujuan untuk

    mengetahui keadaan gizi pasien.

    2)  Pemeriksaan Fisik

     

    Inspeksi

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    19/25

    19

    Mata : Periksa konjungtiva dan sklera untuk menentukan apakah ibu anemia atau

    tidak,

    Muka : edema atau tidak

    Leher : apakah terdapat pembesaran kelenjar baik kelenjar tiroid maupun limfe

    Dada : bagaimana keadaan putting susu, ada tidaknya teraba massa atau tumor,

    tanda-tanda kehamilan (cloasma gravidarum, aerola mamae, calostrum),

    Abdomen : dilihat pembesaran perut yang sesuai dengan usia kehamilan, luka bekas

    operasi,

    Genitalia : Dilihat genetalia bagian luar oedem atau tidak serta pengeluaran

     pervaginam

    Ekstremitas :Atas maupun bawah tidak oedem

      Palpasi

    Abdomen : Gerak janin makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama sekali

    (Menurut Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba (1998; hal 225).

    Dengan menggunakan cara Leopold:

    Leopold I :

    Untuk menentukan TFU dan apa yang terdapat dibagian fundus (TFU dalam cm) dan

    kemungkinan teraba kepala atau bokong lainnya, normal pada fundus teraba bulat,

    tidak melenting, lunak yang kemungkinan adalah bokong janin

    Leopold II:

    Untuk menentukan dimana letaknya punggung janin dan bagian-bagian kecilnya. Pada

    dinding perut klien sebelah kiri maupun kanan kemungkinan teraba, punggung,

    anggota gerak, bokong atau kepala.

    Leopold III:

    Untuk menentukan apa yang yang terdapat dibagian bawah perut ibu dan apakah BTJ

    sudah terpegang oleh PAP, dan normalnya pada bagian bawah perut ibu adalah kepala.

    Leopold IV:

    Untuk menentukan seberapa jauh masuknya BTJ ke dalam rongga panggul dan

    dilakukan perlimaan untuk menentukan seberapa masuknya ke PAP.

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    20/25

    20

      Auskultasi

    Untuk mendengar DJJ dengan frekuensi normal 120-160 kali/menit, irama teratur atau

    tidak, intensitas kuat, sedang atau lemah. Apabila persalinan disertai gawat janin, maka

    DJJ bisa kurang dari 110 kali/menit atau lebih dari 160 kali/menit dengan irama tidak

    teratur.

      Perkusi

    Pemeriksaan reflek patella kiri dan kanan yang berkaitan dengan kekurangan vitamin

    B atau penyakit saraf, intoksikasi magnesium sulfat.

    3) 

    Pemeriksaan Penunjang

    Menurut Mansjoer, Arif.. 2001; hal 275

    a)  USG untuk menilai usia kehamilan, oligohidramnion, derajat maturitas plasenta.

     b)  KTG untuk menilai ada tidaknya gawat janin

    c)  Penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi (tes tanpa tekanan,

    dinilai apakah reaktif atau tidak dan tes tekanan oksitosin )

    d)  Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kariopiknotik > 20%

    b.  Diagnosa keperawatan

    1)  Dx. Post matur kehamilan 

      Ansietas b/d proses kelahiran lama 

       Nyeri b/d operasi sectio caesarea

    2)  Dx. Bayi Post matur

      Kerusakan integritas kulit b/d maserasi

    No Diagnosa

    Keperawatan

    NOC NIC

    1 Kecemasan  berhubungan

    dengan

    Faktor keturunan,

    Krisis

    situasional,

    Stress, perubahan

    status kesehatan,

    ancaman

    kematian,

    NOC :

    -  Kontrol kecemasan

    -  Koping 

    Setelah dilakukan asuhan selama

    ……………klien kecemasan teratasidgn kriteria hasil:

      Klien mampu mengidentifikasi

    dan mengungkapkan gejala

    cemas

     

    Mengidentifikasi,

    NIC :

    Anxiety Reduction (penurunan

    kecemasan)

      Gunakan pendekatan yang

    menenangkan

       Nyatakan dengan jelas harapan

    terhadap pelaku pasien

      Jelaskan semua prosedur dan apa

    yang dirasakan selama prosedur

     

    Temani pasien untuk memberikan

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    21/25

    21

     perubahan

    konsep diri,

    kurang

     pengetahuan dan

    hospitalisasi

    DO/DS:

    -  Insomnia

    -  Kontak mata

    kurang

    -  Kurang

    istirahat

    -  Berfokus pada

    diri sendiri

    -  Iritabilitas

    -  Takut

    -  Nyeri perut

    -  Penurunan TD

    dan denyut

    nadi

    -  Diare, mual,

    kelelahan-  Gangguan

    tidur

    -  Gemetar

    -  Anoreksia,

    mulut kering

    -  PeningkatanTD, denyut

    nadi, RR

    -  Kesulitan

     bernafas

    -  Bingung

    -  Bloking dalam

     pembicaraan

    -  Sulit

     berkonsentrasi

    mengungkapkan dan

    menunjukkan tehnik untuk

    mengontol cemas

      Vital sign dalam batas normal

      Postur tubuh, ekspresi wajah,

     bahasa tubuh dan tingkataktivitas menunjukkan

     berkurangnya kecemasan

    keamanan dan mengurangi takut

      Berikan informasi faktual mengenai

    diagnosis, tindakan prognosis

      Libatkan keluarga untuk

    mendampingi klien

     

    Instruksikan pada pasien untuk

    menggunakan tehnik relaksasi

      Dengarkan dengan penuh perhatian

      Identifikasi tingkat kecemasan

      Bantu pasien mengenal situasi yangmenimbulkan kecemasan

      Dorong pasien untuk

    mengungkapkan perasaan,

    ketakutan, persepsi

      Kelola pemberian obat anti

    cemas:........

    2 Nyeri akut  berhubungandengan:

    Agen injuri

    (biologi, kimia,

    fisik, psikologis),

    kerusakan

     jaringan

    DS:

    -  Laporan secara

    verbal

    DO:

    -  Posisi untuk

    menahan nyeri

    -  Tingkah laku

     berhati-hati

    -  Gangguan

    tidur (mata

    NOC :

      Pain Level,   pain control,

      comfort level

    Setelah dilakukan tinfakan

    keperawatan selama …. Pasien tidak

    mengalami nyeri, dengan kriteria

    hasil: 

     Mampu mengontrol nyeri (tahu

     penyebab nyeri, mampu

    menggunakan tehnik

    nonfarmakologi untuk mengurangi

    nyeri, mencari bantuan)

     Melaporkan bahwa nyeri berkurang

    dengan menggunakan manajemen

    nyeri

     Mampu mengenali nyeri (skala,

    intensitas, frekuensi dan tanda

    nyeri)

    NIC :

      Lakukan pengkajian nyeri secarakomprehensif termasuk lokasi,

    karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas

    dan faktor presipitasi

      Observasi reaksi nonverbal dari

    ketidaknyamanan

      Bantu pasien dan keluarga untukmencari dan menemukan dukungan

      Kontrol lingkungan yang dapat

    mempengaruhi nyeri seperti suhu

    ruangan, pencahayaan dan kebisingan

      Kurangi faktor presipitasi nyeri

      Kaji tipe dan sumber nyeri untuk

    menentukan intervensi

      Ajarkan tentang teknik non

    farmakologi: napas dala, relaksasi,

    distraksi, kompres hangat/ dingin

     Berikan analgetik untuk mengurangi

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    22/25

    22

    sayu, tampak

    capek, sulit

    atau gerakan

    kacau,

    menyeringai)

    Terfokus padadiri sendiri

    -  Fokus

    menyempit

    (penurunan

     persepsi

    waktu,

    kerusakan

     proses

     berpikir,

     penurunan

    interaksi

    dengan orang

    dan

    lingkungan)

    -  Tingkah laku

    distraksi,contoh : jalan-

     jalan,

    menemui

    orang lain

    dan/atau

    aktivitas,aktivitas

     berulang-

    ulang)

    Respon

    autonom

    (seperti

    diaphoresis,

     perubahan

    tekanan darah,

     perubahan

    nafas, nadi dandilatasi pupil)

    -  Perubahan

    autonomic

    dalam tonus

    otot (mungkin

    dalam rentangdari lemah ke

    kaku)

    -  Tingkah laku

    ekspresif

    (contoh :

    gelisah,merintih,

    menangis,

    waspada,

    iritabel, nafas

     panjang/berkel

    uh kesah)

     Menyatakan rasa nyaman setelah

    nyeri berkurang

     Tanda vital dalam rentang normal

     Tidak mengalami gangguan tidur.

    nyeri: ……... 

      Tingkatkan istirahat

      Berikan informasi tentang nyeri seperti

     penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan

     berkurang dan antisipasi

    ketidaknyamanan dari prosedurMonitor vital sign sebelum dan sesudah

     pemberian analgesik pertama kali.

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    23/25

    23

    -  Perubahan

    dalam nafsu

    makan dan

    minum

    3. KurangPengetahuan

    Berhubungan

    dengan :

    keterbatasan

    kognitif,

    interpretasi

    terhadap

    informasi yang

    salah, kurangnya

    keinginan untuk

    mencari

    informasi, tidak

    mengetahui

    sumber-sumber

    informasi.

    DS: Menyatakan

    secara verbal

    adanya masalah

    DO:

    ketidakakura

    tanmengikuti

    instruksi,

     perilaku

    tidak sesuai

    NOC: 

      Kowlwdge : disease process

      Kowledge : health Behavior

    Setelah dilakukan tindakan

    keperawatan selama …. pasien

    menunjukkan pengetahuan tentang

     proses penyakit dengan kriteria hasil:

     Pasien dan keluarga menyatakan

     pemahaman tentang penyakit,

    kondisi, prognosis dan program

     pengobatan

     Pasien dan keluarga mampu

    melaksanakan prosedur yang

    dijelaskan secara benar

    Pasien dan keluarga mampu

    menjelaskan kembali apa yang

    dijelaskan perawat/tim kesehatan

    lainnya

    NIC :

      Kaji tingkat pengetahuan pasien dan

    keluarga

      Jelaskan patofisiologi dari penyakit

    dan bagaimana hal ini berhubungan

    dengan anatomi dan fisiologi, dengan

    cara yang tepat.

      Gambarkan tanda dan gejala yang

     biasa muncul pada penyakit, dengan

    cara yang tepat

      Gambarkan proses penyakit, dengan

    cara yang tepat

     

    Identifikasi kemungkinan penyebab,dengan cara yang tepat

      Sediakan informasi pada pasien

    tentang kondisi, dengan cara yang

    tepat

      Sediakan bagi keluarga informasitentang kemajuan pasien dengan cara

    yang tepat

      Diskusikan pilihan terapi atau

     penanganan

      Dukung pasien untuk

    mengeksplorasi atau mendapatkan

    second opinion dengan cara yang

    tepat atau diindikasikan  Eksplorasi kemungkinan sumber atau

    dukungan, dengan cara yang tepat

    4. Kerusakanintegritas kulit 

     berhubungan

    dengan :

    Eksternal :

    -  Hipertermia

    atau

    hipotermia

    -  Substansi

    kimia-  Kelembaban

    -  Faktormekanik

    (misalnya :

    alat yang

    dapat

    menimbulkan

    luka, tekanan,restraint)

    -  Immobilitas

    fisik

    -  Radiasi

    Usia yang

    NOC :Tissue Integrity : Skin and Mucous

    Membranes

    Wound Healing : primer dan

    sekunder

    Setelah dilakukan tindakan

    keperawatan selama….. kerusakan

    integritas kulit pasien teratasi dengan

    kriteria hasil: 

     

    Integritas kulit yang baik bisadipertahankan (sensasi,

    elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)

      Tidak ada luka/lesi pada kulit

      Perfusi jaringan baik

      Menunjukkan pemahaman

    dalam proses perbaikan kulit

    dan mencegah terjadinya sedera berulang

      Mampu melindungi kulit dan

    mempertahankan kelembaban

    kulit dan perawatan alami

    Menunjukkan terjadinya proses

    NIC : Pressure Management Anjurkan pasien untuk menggunakan

     pakaian yang longgar

     Hindari kerutan pada tempat tidur

     Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih

    dan kering Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien)

    setiap dua jam sekali

     Monitor kulit akan adanya kemerahan

     

    Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan

     Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien

     Monitor status nutrisi pasien

     Memandikan pasien dengan sabun dan

    air hangat

     Kaji lingkungan dan peralatan yang

    menyebabkan tekanan Observasi luka : lokasi, dimensi,

    kedalaman luka, karakteristik,warna

    cairan, granulasi, jaringan nekrotik,

    tanda-tanda infeksi lokal, formasi

    traktus

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    24/25

    24

    ekstrim

    -  Kelembaban

    kulit

    -  Obat-obatan

    Internal :

    Perubahanstatus

    metabolik

    -  Tonjolan

    tulang

    -  Defisit

    imunologi

    -  Berhubungan

    dengan

    dengan

     perkembanga

    n

    -  Perubahan

    sensasi

    -  Perubahan

    status nutrisi

    (obesitas,kekurusan)

     penyembuhan luka  Ajarkan pada keluarga tentang luka

    dan perawatan luka

     Kolaburasi ahli gizi pemberian diae

    TKTP, vitamin

     Cegah kontaminasi feses dan urin

     

    Lakukan tehnik perawatan lukadengan steril

     Berikan posisi yang mengurangi

    tekanan pada luka

  • 8/18/2019 Askep Lengkap Post Matur

    25/25

    25

    BAB III

    PENUTUP

    A.  Kesimpulan

    Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

    kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala

    yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Prawiharjo,

    2002).

    Postmatur menunjukan atau menggambarkan keadaan janin yang lahir telah

    melampaui batas waktu persalinannya, sehingga dapat menyebabkan beberapa komplikasi.

    (Buku Pengantar Kuliah Obsetri: hal 450). Kehamilan lewat bulan, suatu kondisi

    antepartum, harus dibedakan dengan sindrom pasca maturitas, yang merupakan kondisi

    neonatal yang didiagnosis setelah pemerikasaan bayi baru lahir.

    Etiologi pada kelahiran lewat bulan ini masih belum pasti. Namun ada faktor yang

    diduga bayi lahir lewat bulan atau postmatur, yang dikemukakan adalah faktor hormonal

    yaitu kadar progesteron, kurangnya air ketuban dan insufisiensi plasenta. Bayi postmatur

    menunjukan gambaran yang khas, yaitu berupa kulit keriput, mengelupas lebar-lebar,

    sianosis, badan kurus yang menunjukan pengurasan energi, dan maturitas lanjut karena

     bayi tersebut matanya terbuka. Kulit keriput telihat sekali pada bagian telapak tangan dan

    telapak kaki. Kuku biasanya cukup panjang. Biasanya bayi postmatur tidak mengalami

    hambatan pertumbuhan karena berat lahirnya jarang turun dibawah persentil ke-10 untuk

    usia gestasinya. Banyak bayi postmatur Clifford  meninggal dan sakit berat akibat asfiksia

    lahir dan aspirasi mekonium. Berapa bayi yang bertahan hidup mengalami kerusakan otak.

    B. 

    SaranMemperhatikan kondisi saat fase kehamilan sangatlah penting dengan gizi yang

    cukup dan seimbang, oleh karena itu bagi ibu-ibu yang hamil hendaklah mempersiapkan

     persalinan dengan sebaik-baiknya, serta dengan melakukan pemeriksaan rutin baik untuk

    mengetahui kesehatan janin dan sang ibu, selain itu juga penting dalam mendeteksi sedini

    mungkin umur kehamilan ibu untuk menghindari kesalahan dalam menentukan usia

    kehamilan sehingga kehamilan post matur dapat diakhiri sehingga tidak menimbulkan

    komplikasi yang dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin.