Askep Pasien Dengan GGK

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/28/2019 Askep Pasien Dengan GGK

    1/14

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Ginjal merupakan salah satu bagian saluran kemih yang terletak retroperitoneal

    dengan panjang lebih kurang 11-12 cm, disamping kiri kanan vertebra.Pada

    umumnya, ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri oleh karena adanya hepar dan

    lebih dekat ke garis tengah tubuh. Batas atas ginjal kiri setinggi batas atas vertebra

    thorakalis XII dan batas bawah ginjal setinggi batas bawah vertebra lumbalis III.

    Pada fetus dan infan, ginjal berlobulasi. Makin bertambah umur, lobulasi makin

    kurang sehingga waktu dewasa menghilang.Parenkim ginjal terdiri atas korteks

    dan medula. Medula terdiri atas piramid-piramid yang berjumlah kira-kira 8-18

    buah, rata-rata 12 buah. Tiap-tiap piramid dipisahkan oleh kolumna bertini. Dasar

    piramid ini ditutup oleh korteks, sedang puncaknya (papilla marginalis) menonjol

    ke dalam kaliks minor. Beberapa kaliks minor bersatu menjadi kaliks mayor yang

    berjumlah 2 atau 3 ditiap ginjal. Kaliks mayor/minor ini bersatu menjadi pelvis

    renalis dan di pelvis renalis inilah keluar ureter.Korteks sendiri terdiri atas

    glomeruli dan tubili, sedangkan pada medula hanya terdapat tubuli. Glomeruli

    dari tubuli ini akan membentuk Nefron. Satu unit nefron terdiri dari glomerolus,

    tubulus proksimal, loop of henle, tubulus distal (kadang-kadang dimasukkan pula

    duktus koligentes). Tiap ginjal mempunyai lebih kurang 1,5-2 juta nefron berarti

    pula lebih kurang 1,5-2 juta glomeruli. Pembentukan urin dimulai dari

    glomerulus, dimana pada glomerulus ini filtrat dimulai, filtrat adalah isoosmotic

    dengan plasma pada angka 285 mosmol. Pada akhir tubulus proksimal 80 % filtrat

    telah di absorbsi meskipun konsentrasinya masih tetap sebesar 285 mosmol. Saat

    infiltrat bergerak ke bawah melalui bagian desenden lengkung henle, konsentrasi

    filtrat bergerak ke atas melalui bagian asenden, konsentrasi makin lama makin

    encer sehingga akhirnya menjadi hipoosmotik pada ujung atas lengkung. Saat

    filtrat bergerak sepanjang tubulus distal, filtrat menjadi semakin pekat sehingga

    akhirnya isoosmotic dengan plasma darah pada ujung duktus pengumpul. Ketika

  • 7/28/2019 Askep Pasien Dengan GGK

    2/14

    filtrat bergerak turun melalui duktus pengumpul sekali lagi konsentrasi filtrat

    meningkat pada akhir duktus pengumpul, sekitar 99% air sudah direabsorbsi dan

    hanya sekitar 1% yang diekskresi sebagai urin atau kemih (Price,2001 : 785).

    B. Tujuan

    a. Mengetahui pengertian Gagal Ginjal kronik.

    b. Mengetahui Faktor penyebab dari GGK.

    c. Mengetahui Cara pencegahan GGK.

    d. Mendapatkan tanda dan gejala dari GGK.

  • 7/28/2019 Askep Pasien Dengan GGK

    3/14

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Pengertian

    Gagal ginjal kronik biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut

    secara bertahap (Doenges, 1999; 626). Kegagalan ginjal kronis terjadi bila ginjal

    sudah tidak mampu mempertahankan lingkungan internal yang konsisten dengan

    kehidupan dan pemulihan fungsi tidak dimulai. Pada kebanyakan individu transisi

    dari sehat ke status kronis atau penyakit yang menetap sangat lamban dan

    menunggu beberapa tahun. (Barbara C Long, 1996; 368). Gagal ginjal kronis atau

    penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang

    progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan

    metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia

    (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001;

    1448). Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif

    dan lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. (Price, 1992; 812)

    B. Etilogi

    Glomerulonefritis kronis Pielonefritis Diabetes mellitus Hipertensi yang tidak terkontrol Obstruksi saluran kemih Penyakit ginjal polikistik Gangguan vaskuler Lesi herediter Agen toksik (timah, kadmium, dan merkuri)

    ( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1448)

  • 7/28/2019 Askep Pasien Dengan GGK

    4/14

    C. Patofisiologi

    Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan

    tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-

    nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat

    disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring.

    Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai dari nefron

    nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang

    bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya

    karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi

    produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas

    dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah

    hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin

    clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. ( Barbara C Long, 1996,

    368). Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya

    diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan

    mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah

    maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis.

    (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).

    Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi tiga stadium yaitu:

    Stadium 1 (penurunan cadangan ginjal)

    Di tandai dengan kreatinin serum dan kadar Blood Ureum Nitrogen (BUN)

    normal dan penderita asimtomatik.

    Stadium 2 (insufisiensi ginjal)

    Lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak (Glomerulo filtration

    Rate besarnya 25% dari normal). Pada tahap ini Blood Ureum Nitrogen

    mulai meningkat diatas normal, kadar kreatinin serum mulai meningklat

    melabihi kadar normal, azotemia ringan, timbul nokturia dan poliuri.

    Stadium 3 (Gagal ginjal stadium akhir / uremia)

    Timbul apabila 90% massa nefron telah hancur, nilai glomerulo filtration

    rate 10% dari normal, kreatinin klirens 5-10 ml permenit atau kurang. Pada

    tahap ini kreatinin serum dan kadar blood ureum nitrgen meningkat sangat

    mencolok dan timbul oliguri. (Price, 1992: 813-814).

  • 7/28/2019 Askep Pasien Dengan GGK

    5/14

    D. Manifestasi Klinik

    Kardiovaskuler

    - Hipertensi

    - Pembesaran vena leher

    - Pitting edema

    - Edema periorbital

    - Friction rub pericardial

    Pulmoner

    - Nafas dangkal

    - Krekels

    - Kusmaul

    - Sputum kental dan liat

    Gastrointestinal

    - Konstipasi / diare

    - Anoreksia, mual dan muntah

    - Nafas berbau amonia

    - Perdarahan saluran GI

    - Ulserasi dan perdarahan pada mulut

    Muskuloskeletal

    - Kehilangan kekuatan otot

    - Kram otot

    - Fraktur tulang

    I ntegumen

    - Kulit kering, bersisik

    - Warna kulit abu-abu mengkilat- Kuku tipis dan rapuh

    - Rambut tipis dan kasar

    - Pruritus

    - Ekimosis

    Reproduksi

    - Atrofi testis

    - Amenore ( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1450)

    http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-gastroenteritis/http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-gastroenteritis/http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-gastroenteritis/http://nursingbegin.com/fraktur-patah-tulang/http://nursingbegin.com/fraktur-patah-tulang/http://nursingbegin.com/fraktur-patah-tulang/http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-gastroenteritis/
  • 7/28/2019 Askep Pasien Dengan GGK

    6/14

    E. Pemeriksaan Diagnostik

    Menurut Suyono (2001), untuk menentukan diagnosa pada CKD dapat dilakukan

    cara sebagai berikut:

    1. Pemeriksaan laboratorium

    Menentukan derajat kegawatan CKD, menentukan gangguan sistem dan

    membantu menetapkan etiologi.

    2. Pemeriksaan USG

    Untuk mencari apakah ada batuan, atau massa tumor, juga untuk

    mengetahui beberapa pembesaran ginjal.

    3. Pemeriksaan EKG

    Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda

    perikarditis, aritmia dan gangguan elektrolit

    F. Pencegahan

    Obstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi sangat lumrah dan

    sering kali tidak menimbulkan gejala yang membawa kerusakan dan kegagalan

    ginjal. Penurunan kejadian yang sangat mencolok adalah berkat peningkatan

    perhatian terhadap peningkatan kesehatan. Pemeriksaan tahunan termasuk tekanan

    darah dan pemeriksaan urinalisis. Pemeriksaan kesehatan umum dapat

    menurunkan jumlah individu yang menjadi insufisiensi sampai menjadi kegagalan

    ginjal. Perawatan ditujukan kepada pengobatan masalah medis dengan sempurna

    dan mengawasi status kesehatan orang pada waktu mengalami stress (infeksi,

    kehamilan). (Barbara C Long, 2001).

    G. Penatalaksanaan

    1. Dialisis (cuci darah)

    2. Obat-obatan: antihipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen

    kalsium, furosemid (membantu berkemih)

    3. Diit rendah protein dan tinggi karbohidrat

    4. Transfusi darah

    5. Transplantasi ginjal

    5. Transplantasi ginjal

  • 7/28/2019 Askep Pasien Dengan GGK

    7/14

    BAB III

    ASUHAN KEPERAWATAN

    3.1 Pengkajian

    1. Aktifitas /istirahat

    Gejala:

    - Kelemahan malaise

    - Kelelahan ekstrem,

    - Gangguan tidur (insomnis/gelisah atau somnolen)

    Tanda:

    - Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak

    2. Sirkulasi

    Gejala:

    - Riwayat hipertensi lama atau berat

    - Palpitasi, nyeri dada (angina)

    Tanda:

    - Hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum dan piting pada kaki, telapak

    tangan

    - Nadi lemah, halus, hipotensi ortostatik

    - Disritmia jantung

    - Pucat pada kulit

    - Friction rub perikardial

    - Kecenderungan perdarahan

    3. Integritas egoGejala:

    - Faktor stress, misalnya masalah finansial, hubungan dengan orang lain

    - Perasaan tak berdaya, tak ada harapan

    Tanda:

    - Menolak, ansietas, takut, marah, perubahan kepribadian, mudah terangsang

    4. Eliminasi

    Gejala:

  • 7/28/2019 Askep Pasien Dengan GGK

    8/14

    - Penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria ( gagal tahap lanjut)

    - Diare, Konstipasi, abdomen kembung,

    Tanda:

    - Perubahan warna urin, contoh kuning pekat, coklat, kemerahan, berawan

    - Oliguria, dapat menjadi anuria

    5. Makanan/cairan

    Gejala:

    - Peningkatan BB cepat (edema), penurunan BB (malnutrisi)

    - Anoreksia, mual/muntah, nyeri ulu hati, rasa metalik tak sedap pada mulut (

    pernafasan amonia)

    Tanda:

    - Distensi abdomen/ansietas, pembesaran hati (tahap akhir)

    - Edema (umum, tergantung)

    - Perubahan turgor kulit/kelembaban

    - Ulserasi gusi, perdarahan gusi/lidah

    - Penurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan tak bertenaga

    6. Neurosensori

    Gejala:

    - Kram otot/kejang, sindrom kaki gelisah, kebas rasa terbakar pada Sakit kepala,

    penglihatan kabur

    - telapak kaki

    - Kebas/kesemutan dan kelemahan khususnya ekstrimitas bawah (neuropati

    perifer)

    Tanda:

    - Gangguan status mental, contohnya ketidakmampuan berkonsentrasi,kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, penurunan lapang

    perhatian, stupor, koma

    - Kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang

    - Rambut tipis, kuku tipis dan rapuh

    7. Nyeri/kenyamanan

    Gejala:, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki, nyei panggul

    Tanda: perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah

  • 7/28/2019 Askep Pasien Dengan GGK

    9/14

    8. Pernapasan

    Gejala:

    - Dispnea, nafas pendek, nokturnal paroksismal, batuk dengan/tanpa sputum

    Tanda:

    - Dispnea, takipnea pernapasan kusmaul

    - Batuk produktif dengan sputum merah muda encer (edema paru)

    9. Keamanan

    Gejala: kulit gatal, ada/berulangnya infeksi

    Tanda:

    - Pruritus

    - Demam (sepsis, dehidrasi)

    10. Seksualitas

    Gejala: amenorea, infertilitas, penurunan libido

    11. Interaksi sosial

    Gejala:

    - Kesulitan menurunkan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankan

    fungsi peran dalam keluarga

    12. Penyuluhan

    - Riwayat diabetes mellitus pada keluarga (resti GGK), penyakit polikistik,

    nefritis herediter, kalkulus urinaria

    - Riwayat terpajan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan

    - Penggunaan antibiotik nefrotoksik saat ini/berulang

    (Doenges, E Marilynn, 2000, hal 626- 628)

    3.2 Diagnosa Keperawatan

    Menurut Doenges (1999) dan Lynda Juall (2000), diagnosa keperawatanyang muncul pada pasien CKD adalah:

    1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang meningkat.

    2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan udem

    sekunder: volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na dan H2O.

    3. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,

    mual, muntah.

    4. Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder, kompensasi

  • 7/28/2019 Askep Pasien Dengan GGK

    10/14

    melalui alkalosis respiratorik.

    5. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai O2 ke jaringan

    menurun.

    6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan oksigenasi jaringan yang tidak

    adekuat, keletihan.

    3.3 Intervensi

    1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang meningkat

    Tujuan:

    Penurunan curah jantung tidak terjadi dengan kriteria hasil :

    mempertahankan curah jantung dengan bukti tekanan darah dan frekuensi jantung

    dalam batas normal, nadi perifer kuat dan sama dengan waktu pengisian kapiler

    Intervensi:

    a. Auskultasi bunyi jantung dan paru

    R: Adanya takikardia frekuensi jantung tidak teratur

    b. Kaji adanya hipertensi

    R: Hipertensi dapat terjadi karena gangguan pada sistem aldosteron-renin-

    angiotensin (disebabkan oleh disfungsi ginjal)

    c. Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikanlokasi, rediasi, beratnya (skala 0-10)

    R: HT dan GGK dapat menyebabkan nyeri

    d. Kaji tingkat aktivitas, respon terhadap aktivitas

    R: Kelelahan dapat menyertai GGK juga anemia

    2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan edemasekunder : volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na dan H2O)

    Tujuan: Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan dengan kriteria

    hasil: tidak ada edema, keseimbangan antara input dan output

    Intervensi:

    a. Kaji status cairan dengan menimbang BB perhari, keseimbangan masukan dan

    haluaran, turgor kulit tanda-tanda vital

    b. Batasi masukan cairan

  • 7/28/2019 Askep Pasien Dengan GGK

    11/14

    R: Pembatasan cairan akn menentukan BB ideal, haluaran urin, dan respon

    terhadap terapi

    c. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan

    R: Pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga dalam pembatasan

    cairan

    d. Anjurkan pasien / ajari pasien untuk mencatat penggunaan cairan terutama

    pemasukan dan haluaran

    R: Untuk mengetahui keseimbangan input dan output

    3.Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia, mual,

    muntah

    Tujuan: Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat dengan kriteria hasil:

    menunjukan BB stabil

    Intervensi:

    a. Awasi konsumsi makanan / cairan

    R: Mengidentifikasi kekurangan nutrisi

    b. Perhatikan adanya mual dan muntah

    R: Gejala yang menyertai akumulasi toksin endogen yang dapat mengubah atau

    menurunkan pemasukan dan memerlukan intervensi

    c. Beikan makanan sedikit tapi sering

    R: Porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan makanan

    d. Tingkatkan kunjungan oleh orang terdekat selama makan

    R: Memberikan pengalihan dan meningkatkan aspek sosial

    e. Berikan perawatan mulut sering

    R: Menurunkan ketidaknyamanan stomatitis oral dan rasa tak disukai dalam mulutyang dapat mempengaruhi masukan makanan

    5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritis

    Tujuan: Integritas kulit dapat terjaga dengan kriteria hasil :

    - Mempertahankan kulit utuh

    - Menunjukan perilaku / teknik untuk mencegah kerusakan kulit

  • 7/28/2019 Askep Pasien Dengan GGK

    12/14

    Intervensi:

    a. Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskuler, perhatikan kadanya

    kemerahan

    R: Menandakan area sirkulasi buruk atau kerusakan yang dapat menimbulkan

    pembentukan dekubitus / infeksi.

    b. Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit dan membran mukosa

    R: Mendeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi berlebihan yang mempengaruhi

    sirkulasi dan integritas jaringan

    c. Inspeksi area tergantung terhadap udem

    R: Jaringan udem lebih cenderung rusak / robek

    d. Ubah posisi sesering mungkin

    R: Menurunkan tekanan pada udem , jaringan dengan perfusi buruk untuk

    menurunkan iskemia

    e. Berikan perawatan kulit

    R: Mengurangi pengeringan , robekan kulit

    f. Pertahankan linen kering

    R: Menurunkan iritasi dermal dan risiko kerusakan kulit

    g. Anjurkan pasien menggunakan kompres lembab dan dingin untuk memberikan

    tekanan pada area pruritis

    R: Menghilangkan ketidaknyamanan dan menurunkan risiko cedera

    h. Anjurkan memakai pakaian katun longgar

    R: Mencegah iritasi dermal langsung dan meningkatkan evaporasi lembab pada

    kulit

    6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan oksigenasi jaringan yang tidakadekuat, keletihan

    Tujuan: Pasien dapat meningkatkan aktivitas yang dapat ditoleransi

    Intervensi:

    a. Pantau pasien untuk melakukan aktivitas

    b. Kaji fektor yang menyebabkan keletihan

    c. Anjurkan aktivitas alternatif sambil istirahat

    d. Pertahankan status nutrisi yang adekuat

  • 7/28/2019 Askep Pasien Dengan GGK

    13/14

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Penyakit gagal ginjal kronis bersifat progresif dan irreversible dimana

    terjadi uremia karena kegagalan tubuh untuk mempertahankan metabolisme dan

    keseimbangan cairan serta elektrolit. Penyebab GGK termasuk glomerulonefritis,

    infeksi kronis, penyakit vaskuler (nefrosklerosis), proses obstruksi (kalkuli),penyakit kolagen (luris sutemik), agen nefrotik (amino glikosida), penyakit

    endokrin (diabetes). (Doenges, 1999; 626).

    Penyebab GGK menurut Price, 1992; 817, dibagi menjadi delapan kelas, antara

    lain:

    Infeksi misalnya pielonefritis kronik

    Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis

  • 7/28/2019 Askep Pasien Dengan GGK

    14/14

    Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis

    maligna, stenosis arteria renalis

    Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik,

    poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif

    Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,asidosis

    tubulus ginjal

    Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis

    Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbale

    Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma,

    fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat, striktur

    uretra, anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.