Upload
ayu-listari
View
279
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
I. Biodata
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 34 tahun
Jenis Kelamin : Prempuan
Alamat : jl. Muara baru-penjaringan Jakarta utara
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
No. Registrasi : A264534
Diagnosa Medis : SHI. Closed # Humerus dextra
ICH
SAB
Impending herniasi cerebri
Syok stress ulcer
Tanggal Masuk : 15 April 2015
Tanggal Pengkajian : 16 April 2015
2. Identitas Keluarga
Nama : Tn. S
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : jl. Muara baru-penjaringan Jakarta utara
Hubungan Dengan Pasien : Suami
28
II. Keluhan Utama
Klien mengalami penurunan kesadaran
III. Primary survey
1. Airway
Hidung dan mulut terdapat sputum dengan warna putih kekuningan.
2. Breathing
Respirasi rate 24 x/menit, irama teratur, suara nafas ronkhi.
3. Circulation
Nadi teraba kuat dengan frekuensi 97 x/menit, irama tertatur, TD 120/80
mmHg, capilary refill <2 detik, akral hangat, turgor kulit normal.
4. Disability
Tingkat kesadaran soporcoma dengan nilai GCS 4T (E1M3VT), refleks
pupil anisokor dengan diameter pupil kanan 4 mm dan pupil kiri 2 mm.
IV. Secondary survey
1. Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris, terdapat sputum dengan warna putih
kekuningan, bentuk dada normo chest, gerakan dada simetris antara kiri
dan kanan, tidak ada penggunaan otot bantu nafas, RR 24 x/menit dengan
irama nafas teratur, terpasang ETT dengan diameter 7,5 dan kedalaman 20
cm dan terpasang mayo, pada saat auskultasi terdengar bunyi ronkhi.
2. Sistem kardiovaskuler
CRT <2 detik, frekuensi nadi 97 x/menit, TD 120/80 mmHg, tidak
ada tanda kardiomegali, tidak ada sianosis, suara SI dan S2 tunggal dan
tidak ada suara gallop, mur-mur
3. Sistem pencernaan
Mukosa bibir kering, warna lidah merah muda dan kotor, klien
terpasang OGT, bentuk abdomen flat, bising usus 4 x/menit, tidak ada
pembesaran hati dan tidak terdapat distensi abdomen.
29
4. Sistem persyarafan
Tingkat kesadaran soporcoma dengan nilai GCS 4T (E1M3VT),
refleks pupil anisokor dengan diameter pupil kanan 4 mm dan pupil kiri 2
mm.
Pemeriksaan Nervus kranial :
- NI (Olfaktorius) : tidak dapat terkaji
- NII (Optikus) : refleks pupil anisokor dengan diameter pupil
kanan 4 mm dan pupil kiri 2 mm.
- N.III, N.IV, N.V, N.VI, N.VII, N.VIII, N.IX, N.X, N.XI, N.XII tidak
dapat terkaji
5. Sistem penginderaan
Bentuk mata simetris, mata sebelah kanan bengkak, conjungtiva
tidak anemis, reflek pupil anisokor dengan diameter pupil kanan 4 mm dan
pupil kiri 2 mm. Indra pendengaran dan pengecapan tidak dapat terkaji.
6. Sistem perkemihan
Klien terpasang dower cateter dengan warna urin kuning, jumlah
urin 200 cc pada jam 13.30, 400 cc pada jam 20.30 dan 1200 pada jam
06.30, warna urin kuning dengan bau amoniak. Pada saat palpasi tidak
terdapat ditensi kandung kemih.
7. Sistem integumen
Turgor kulit baik, terdapat lesi di daerah dagu, paha dan lutut sebelah
kiri, punggung tangan sebelah kiri, bahu sebelah kanan. Suhu 36,7 0C, dan
pada daerah fraktur yaitu humerus dextra tampak kebiruan.
8. Sistem muskuloskeletal
Fraktur tertutup di daerah humerus dextra, tangan kiri klien bergeser
pada saat diberi rangsangan nyeri. 1 2
1 1
30
V. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Klien dan suami klien datang ke IGD RS Mitra Plumbon pada tanggal
15 April 2015 pukul 06.30 WIB diantar oleh kepolisian karena kecelakaan
lalu lintas di tol palimanan. Klien tidak sadarkan diri, terdapat fraktur
tertutup di daerah humerus dextra, mata kanan bengkak. Pada saat
dilakukan pengkajian pada tanggal 16 April di ICU, klien masih tidak
sadarkan diri, terpasang ETT dengan diameter 7,5 dan kedalaman 20 cm,
frekuensi nafas 24 x/menit, terdapat sekret dengan warna sputum putih
kekuningan. Pada tanggal 18 April klien terpasang ventilator dengan mode
SIMV.
2. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan dahulu tidak dapat terkaji
VI. Riwayat Psikologi
Riwayat psikologi tidak dapat terkaji
VII. Riwayat Sosial
Riwayat sosial tidak dapat terkaji
VIII. Riwayat Spiritual
Riwayat spiritual tidak dapat terkaji
IX. Activity Daily Living
No. ADL Di rumah Di RS
1. Nutrisi
a. Makan
- Jenis menu
- Frekuensi
- Porsi
- Pantangan
- Keluhan
b. Minum
Tidak dapat
terkaji
Klien makan melalui OGT
dengan pemberian 200 cc per 6
kali dalam 24 jam, per 200 cc
terdapat 175 kakori dengan
dibantu oleh perawat
31
- Jenis minuman
- Frekuensi
- Jumlah
- Pantangan
- keluhan
Klien terpasang infus dengan
cairan NaCl 0,9% 60 cc/jam
2. Istirahat dan tidur
a. Malam
- Berapa jam
- Dari jam ..s/d..
- Kesukaran tidur
b. Siang
- Berapa jam
- Dari jam ..s/d ..
Kesukaran tidur
Tidak dapat
terkaji
Klien mengalami penurunan
kesadaran dan tidak mampu
membuka mata saat diberi
rangsangan nyeri
3. Eliminasi
a. BAK
- Fekuensi
- Jumlah
- Warna
- Bau
- Kesulitan
b. BAB
- Frekuensi
- Konsistensi
- Warna
- Bau
- Kesulitan
Tidak dapat
terkaji
Klien terpasang dower cateter,
jumlah urin jam 13.30 yaitu
200 cc, 400 cc pada jam 20.30,
1200 pada jam 06.30, warna
urin kuning dengan bau
amoniak
Selama 2 hari klien belum
BAB
4. Personal Hygiene
a. Mandi
- Frekuensi
- Sabun
Tidak dapat
terkaji
Klien mandi 2 kali sehari
dengan menggunakan washlap
dibantu oleh perawat
32
- Gosok gigi
b. Berpakain
- Ganti pakaian Klien berganti pakaian 2 kali
sehari dibantu oleh perawat
5. Mobilitas dan
aktivitas
- Aktivitas
- Kesulitan
Tidak dapat
terkaji
Klien mengalami penurunan
kesadaran dan hanya berbaring
ditempat tidur, perawat
melakukan mobilisasi pada
klien
6. Ketergantungan
- Alkohol
- Obat-obatan
- Rokok
- Kopi
Tidak dapat
terkaji
Tidak dapat terkaji
X. Data Penunjang
Tanggal : 15 April 2015
1. Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal InterprestasiHematologi
Hemoglobin
Leukosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
11,4 g/dl
22,54 x 103/µl
3,96 juta/µl
33,5%
205 ribu/µl
85 fl
29 pg/ml
34 g/ml
12,00 – 16,00
4,50 – 11,0
4,10 – 5,10
35,0 – 47,0
150 – 450
80 – 96
28 – 33
33 – 36
Rendah
Tinggi
Rendah
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Hemostasis
Waktu perdarahan 2.00 ‘(mnt)’’(dtk) 1’00’’ – 5’00’’
33
Waktu pembekuan 4.00 ‘(mnt)’’(dtk) 2’00’’ – 6’00’’
Kimia Klinik
SGOT
SGPT
137,60 u/l
126 u/l
<31
<34
GDS
Ureum
Kreatinin
198.75 mg/dl
30,61 mg/dl
1,08 mg/dl
<100
15 – 40
<0,9
Tinggi
Normal
Tinggi
Golongan darah
Reshus
B
(+) positif
2. Rongent
- closed # humerus dextra
3. 3. ST-Scan
- SAB
- ICH
XI. Terapi/pengobatan
1. Terapi cairan
NaCl 0,9% 60 cc/jam
Totilac 100 cc (pukul 18.00 dan 02.00)
Manitol 150 cc (pukul 08.00 dan 14.00)
2. Terapi obat
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 2x1 amp
Ranitidine 2x1 amp
Gastrofer 1x40 mg
Asam traneksamat 3x500 mg
B. Analisa Data
34
No. Data Etiologi Masalah
1. DS : -
DO :
Tingkat kesadaran soporcoma
dengan nilai GCS 4T
(E1M3VT)
Refleks pupil anisokor dengan
diameter pupil kanan 2 mm dan
pupil kiri 4mm
Ht 33,5%
TD 120/80 mmHg
Nadi 97 x/menit
Waktu perdarahan 2.00
‘(mnt)’’(dtk) 1’00’’ – 5’00’’
Waktu pembekuan 4.00
‘(mnt)’’(dtk) 2’00’’ – 6’00’’
Hasil CT-Scan : ICH dan SAB
Trauma
Kerusakan sel darah otak
Gangguan autoregulasi
aliran darah ke otak menurun
O2 menurun (gangguan
metabolism)
Asam laktat meningkat
Oedema otak
Kerusakan perfusi jaringan
serebral
Kerusakan perfusi
jaringan serebral
2. DS : -
DO :
Suara nafas ronchi
Terdapat sputum dengan warna
putih kekuningan
Klien terpasang ETT dengan
diameter 7,5 dan kedalaman 20
cm
Klien tidak sadar
Pemasangan ETT (benda
asing)
Merangsang sel goblet
mengeluarkan secret
Peningkatan produksi secret
Bersihan jalan tidak efektif
Bersihan jalan nafas
tidak efektif
35
3. DS : -
DO :
Terdapat lesi dibagian dahi,paha
dan lutut sebelah kiri, punggung
tangan sebelah kiri dan
punggung kanan
Leukosit 22,54 103/µl
Suhu 36,7 0C
Trauma
Ekstra kranial
Terputusnya kontinuitas
jaringan kulit, otot dan
vaskuler
Adanya peningkatan leukosit
Infeksi
Infeksi
4. DS : -
DO:
Keadaan umum lemah
Tingkat kesadaran soporcoma
dengan nilai GCS 4T
(E1M3VT)
Fraktur tertutup humerus dextra
Klien hanya berbaring di tempat
tidur selama di rawat dan
mobilisasi klien dibantu oleh
perawat
Trauma
Fraktur
Diskontinuitas tulang
Perubahan jaringan sekitar
Pergeseran fragmen tulang
Deformitas
Gangguan fungsi
Gangguan mobilitas fisik
Defisit perawatan diri
Defisit perawatan
diri
36
C. Intervensi dan Implementasi Keperawatan
No.Diagnosa
Keperawatan
PerencanaanImplementasi
Tujuan Intervensi Rasional
1. Bersihan jalan
nafas b.d
peningkatan
produksi sekret
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 10 menit,
diharapkan pola nafas
kembali efektif dengan
kriteria hasil :
Klien dapat
mempertahankan
kepatenan jalan nafas
TTV dalam rentang
normal (tekanan darah,
nadi, pernafasan)
TD Systole 110-130
mmHg, Diastole 70-90
mmHg
HR 60-100 x/menit
RR 16-24 x/menit
Airway management
1. Posisikan pasien untuk
memksimalkan
ventilasi
2. Keluarkan sekret
dengan batuk atau
suction
3. Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara
tambahan
4. Monitor respirasi dan
status O2
1. Untuk
mempertahankan
kepatenan jalan
nafas
2. Membebaskan
jalan nafas terhadap
akumulasi sekret
guna terpenuhinya
kebutuhan
oksigenisasi klien
3. Mengetahui
kepastian dan
kepatenan jalan
nafas
4. Mengetahui
kepatenan jalan
Tanggal 16 April 2015 (10.10 WIB)
T : memposisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
R : posisi klien semi fowler
T : mengeluarkan sekret dengan suction
R : suction pada klien setiap 6 jam, dengan
warna sputum putih
T : mengauskultasi suara nafas, catat adanya
suara tambahan
R : suara nafas ronchi, RR 18 x/menit
T : Memonitor respirasi dan status O2
R : SPO2 98%
37
nafas T : Tanggal 18 April 2015 (16.00 WIB)
T : memasang alat bantu nafas/ventilator
R : klien terpasang ventilator dengan mode
SIMV
PEEP 8
FiO2 50/99
PS/Trigger 10/1
2. Kerusakan perfusi
serebral b.d
adanya edema
cerebri
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selam 3 x 24 jam
diharapkan perfusi
jaringan membaik dan
balance cairan normal
dengan kriteria hasil :
TTV dalam batas
normal
TD Systole 110-130
mmHg, Diastole 70-
90 mmHg
HR 60-100 x/menit
Intracranial Pressure
(ICP) Monitoring
1. Monitor vital sign
2. Monitor status
Neurologis
3. Posisikan kepala Head
Up 300
4. Kolaborasi pemberian
1. Mempertahankan
vital sign dalam
batas normal
2. Mengetahui adanya
resiko peningkatan
TIK
3. Peningkatan aliran
vena dari kepala
menyebabkan
penurunan TIK
4. Mengurangi edema
16 April 2015 (jam 14.10 WIB)
T: Memonitor vital sign
R: TD 120/80 mmHg, RR 18 x/menit, nadi
97 x/menit, suhu 36,7 0C
T : memonitor status neurologis
R : GCS 4T (E1M3VT)
T : memposisikan kepala Head Up 300
R : posisi klien ditinggikan 300
T : berkolaborasi pemberian manitol
R : pengeluaran jumlah urin bertambah
38
RR 16-24 x/menit
Fungsi motorik dan
sensorik membaik
Nilai GCS meningkat
manitol sesuai order cerebri (lihat di daftar control istimewa)
18 April 2015 (jam 17.00 WIB)
T: memonitor status neurologis
R: mengalami penurunan nilai GCS 3T
(E1M2VT)
3. Iinfeksi b.d lesi
dan tindakan
invasif
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam,
diharapkan infeksi tidak
terjadi dengan kriteria
hasil :
Klien bebas dari tanda
infeksi
Leukosit dalam batas
normal 4,50 – 11,0
103/µl
Suhu dalam batas
normal
TTV dalam batas
NIC : Kontrol Infeksi
1. Pertahankan kebersihan
lingkungan
2. Batasi pengunjung
3. Anjurkan pada
keluarga untuk cuci
1. Meminimalkan
infeksi akibat
lingkungan yang
terkontaminasi
2. Mencegah
terjadinya infeksi
silang baik dari
klien ke
pengunjung atau
sebaliknya
3. Cuci tangan
merupakan salah
16 April 2015 (jam 09.00)
T : mempertahankan kebersihan lingkungan
R:lingkungan bersih dan menjaga
kebersihan tempat tidur klien
T : membatasi pengunjung
R : keluarga klien menjenguk pada saat jam
besuk dan saling bergantian
T : menganjurkan keluarga klien untuk
selalu cuci tangan sebelum dan
39
normal
TD Systole 110-130
mmHg, Diastole 70-
90 mmHg
HR 60-100 x/menit
RR 16-24 x/menit
tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
pasien
4. Gunakan teknik aseptik
dan septik dalam
perawatan klien
5. Pertahankan intake
nutrisi yang adekuat
6. Kaji adanya infeksi
satu unsur
pencegahan
penularan infeksi
4. Teknik aseptic dan
septic bertujuan
untuk mencegah
infeksi
5. Intake nutrisi yang
adekuat mampu
mempercepat
proses
penyembuhan
6. Mengetahui tanda-
tanda infeksi
sesudah menjenguk
R : keluarga klien selalu melakukan cuci
tangan ketika menjenguk
T : menggunakan teknik aseptik dan septik
dalam perawatan klien
R : perawat menggunakan handskun dalam
setiap tindakan dan melakukan cuci
tangan, penggunaan Dower cateter
T : mempertahankan intake nutrisi yang
adekuat
R : makanan masuk melalui NGT sebanyak
200 cc
T : mengkaji adanya tanda infeksi
R : leukosit 22,54 103/µl
Suhu 36,7 0c
Nadi 97 x/menit
Adanya lesi di dagu, kaki dan lutut
sebelah kanan, telapak tangan sebelah
kiri, punggung sebelah kanan dan
40
7. Kolaborasi pemberian
antibiotik
7. Memastikan
pengobatan yang
diberikan sesuai
program
fraktur tertutup humerus dextra
T :berkolaborasi dalam penberian antibiotik
R : ceftriaxone 2x1 IV
4. Defisit perawatan
diri b.d
kelemahan fisik
dan penurunan
kesadaran
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam, klien
dan keluarga dapat
merawat diri dengan
kriteria hasil :
Kebutuhan sehari-hari
klien terpenuhi
Klien bersih dan tidak
bau
Bantuan perawatan diri :
1. Monitor kemampuan
klien terhadap
perawatan diri yang
mandiri
2. Monitor kebutuhan
akan personal hygiene,
berpakaian, toileting,
makan
3. Beri bantuan sampai
klien mempunyai
kemampuan untuk
merawat diri
1. Mengetahui
kemampuan yang
dimiliki klien
2. Mengetahui
kebutuhan dasar
klien yang belum
terpenuhi
3. untuk memberikan
motivasi kepada
klien dalam
melakukan
perawatan diri
16 April 2015 (15.00)
T : memonitor kemampuan klien terhadap
perawatan diri yang mandiri
R : klien mengalami penurunan kesadaran,
kelemahan dan membutuhkan total care
T : memonitor kebutuhan akan personal
hygiene, berpakaian, toileting, makan
R : Mandi 2 kali sehari, berganti pakaian 2
kali sehari, makan dan minum melalui
OGT 200 cc/4 jam
T : memberikan bantuan sampai klien
mempunyai kemampuan untuk merawat
diri
R : kebutuhan sehari-hari klien dibantu oleh
perawat
41
4. Pertahankan aktivitas
perawatan diri secara
rutin
4. untuk memberikan
kenyamanan bagi
klien
Mandi 2 kali sehari
Berganti pakaian 2 kali sehari
Makan dan minum melalui OGT 200
cc/4 jam
T : mempertahankan aktivitas diri secara
rutin
R : klien dibantu oleh perawat dalam
melakukan aktivitas seperti mandi 2 kali
sehari, berganti pakaian 2 kali sehari,
makan dan minum
42
Daftar Kontrol Istimewa
Tanggal 16 April 2015 dinas pagi
No. Waktu TD Nadi RR Suhu
Intake Output
OralParentera
lLain-lain BAK Muntah Lain-lain
1. 08.00 120/80 97 21 36,7 410
2. 09.00 120/82 97 17 60
3. 10.00 120/85 98 18 60
4. 11.00 122/85 95 17 60
5. 12.00 120/85 97 18 60
6. 13.00 123/82 98 17 60
7. 14.00 118/82 99 18 36,5 260 200 175
Total intake : 970 cc Total output : 375
Balance cairan : + 595
43
Tanggal 16 April 2015 dinas siang
No. Waktu TD Nadi RR Suhu
Intake Output
OralParentera
lLain-lain BAK Muntah Lain-lain
1. 15.00 129/80 98 18 36,9 60
2. 16.00 129/78 97 19 60
3. 17.00 110/70 99 17 300 60
4. 18.00 130/80 100 18 60
5. 19.00 132/90 98 25 60
6. 20.00 132/85 98 21 200 60 20
7. 21.00 130/80 101 22 37,6 60 400 175
Total intake : 920 cc Total output : 595
Balance cairan : +325
44
17 April 2015 dinas pagi
No. Waktu TD Nadi RR Suhu
Intake Output
OralParentera
lLain-lain BAK Muntah Lain-lain
1. 08.00 120/75 92 17 36,5 200 60
2. 09.00 130/70 96 18 60
3. 10.00 120/80 98 20 60
4. 11.00 130/85 97 16 60
5. 12.00 130/90 95 20 60
6. 13.00 130/70 98 18 200 60
7. 14.00 140/80 94 17 36,6 60 400 175
Total intake : 820 cc Total output : 575
Balance cairan : +246
45
Tanggal 17 April 2015 dinas siang
No. Waktu TD Nadi RR Suhu
Intake Output
OralParentera
lLain-lain BAK Muntah Lain-lain
1. 15.00 140/90 99 16 36,0 60
2. 16.00 150/90 96 16 200 60
3. 17.00 140/93 98 17 60
4. 18.00 130/85 98 16 60
5. 19.00 150/85 97 17 200 250
6. 20.00 135/80 96 18 60
7. 21.00 170/100 102 19 36,5 60 600 175
Total intake : 1720 cc Total output : 1350
Balance cairan : +370
46
Tanggal 18 April 2015 dinas pagi
No. Waktu TD Nadi RR Suhu
Intake Output
OralParentera
lLain-lain BAK Muntah Lain-lain
1. 08.00 123/69 97 16 36,7 200 210
2. 09.00 110/60 96 20 60
3. 10.00 120/65 97 21 60
4. 11.00 125/70 97 26 60
5. 12.00 127/60 98 24 60
6. 13.00 120/70 98 20 200 60
7. 14.00 120/70 95 22 37,8 60 600 175
Total intake : 870 cc Total output : 775
Balance cairan : +95
47
18 April 2015 dinas siang
No. Waktu TD Nadi RR Suhu
Intake Output
OralParentera
lLain-lain BAK Muntah Lain-lain
1. 15.00 130/80 96 20 37,8 60
2. 16.00 140/70 98 20 200 250
3. 17.00 130/80 99 18 60
4. 18.00 120/80 98 18 60
5. 19.00 122/72 97 18 250
6. 20.00 130/80 95 18 200 60
7. 21.00 125/80 92 18 37,0 60 600 175
Total intake : 1880 cc Total output : 1550
Balance cairan : +330
48
C. Evaluasi
No. Tanggal Dx Evaluasi paraf
1. 18 April 2015
14.00 WIB
I S : -
O :
Suara nafas ronchi, terdapat sputum
TD 120/80 mmHg, nadi 99 x/menit
RR 22 x/menit, irama teratur
Klien menggunakan ETT ukuran 7,5
dengan kedalaman 22 cm
Klien menggunakan ventilator dengan
mode SIMV
PEEP 8
FiO2 50/99
PS/Trigger 10/1
A : masalah bersihan jalan teratsi sebagian
P : observasi ventilator dan lakukan suction
2. 18 April 2015
14.00 WIB
II S : -
O :
TTV : TD 140/70 mmHg
Nadi 99 x/menit
RR 16 x/menit
Suhu 37,8 0C
Tingkat kesadaran soporcoma dengan nilai
GCS 3T (E1M2VT)
Peningkatan jumlah urine pasien
A : masalah kerusakan perfusi jaringan serebral
belum teratasi
P : interveni dilanjutkan
3. 18 April 2015
14.00 WIB
III S : -
O :
TTV : TD 140/70 mmHg
Nadi 99 x/menit
RR 16 x/menit
Suhu 37,8 0C
49
Leukosit 22,54 103/µl
Luka sudah mulai mengering
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
4. 18 April 2015
14.00 WIB
IV S : -
O :
Klien mengalami penurunan kesadaran
Kondisi umum lemah
Nilai GCS 3T (E1M2VT)
Klien membutuhkan total care
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
50
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cedera kepala atau trauma kepala adalah gangguan fungsi normal otak karena
trauma baik trauma tumpul maupun trauma tajam. Defisit neorologis terjadi karena
robeknya substansia alba, iskemia dan pengaruh massa karena hemoragic, serta
edema cerebral disekitar jaringan otak.
Suplay darah ke otak bersifat konstan, untuk kebutuhan normal otak seperti
nutrisi dan metabolisme. Kekurangan suplai darah keotak akan menimbulkan
kerusakan jaringan otak yang menetap.
Cedera kepala dapat diklasifikasikan dalam berbagai aspek. Berdasarkan
mekanismenya dan morfologi.
B. Saran
Dari Asuhan Keperawatan yang telah disusun, penulis menyarankan bagi
pembuat Asuhan Keperawatan berikutnya agar lebih teliti dan akurat dalam
pengkajian agar diagnosa yang diangkat sesuai dengan keluhan pasien. Seperti
pepatah “Tak ada gading yang tak retak”. Dan penulis menyadari, makalah ini
cukup jauh dari sempurna. Maka penulis sangat mengharap dan sangat terbuka
untuk menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Untuk itu penulis
ucapkan terima kasih.
51