34
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian I. Biodata 1. Identitas Pasien Nama : Ny. A Umur : 34 tahun Jenis Kelamin : Prempuan Alamat : jl. Muara baru-penjaringan Jakarta utara Status Perkawinan : Kawin Agama : Islam Suku Bangsa : Jawa Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT No. Registrasi : A264534 Diagnosa Medis : SHI. Closed # Humerus dextra ICH SAB Impending herniasi cerebri Syok stress ulcer Tanggal Masuk : 15 April 2015 Tanggal Pengkajian : 16 April 2015 2. Identitas Keluarga Nama : Tn. S 28

Askep SAB

Embed Size (px)

Citation preview

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

I. Biodata

1. Identitas Pasien

Nama : Ny. A

Umur : 34 tahun

Jenis Kelamin : Prempuan

Alamat : jl. Muara baru-penjaringan Jakarta utara

Status Perkawinan : Kawin

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

No. Registrasi : A264534

Diagnosa Medis : SHI. Closed # Humerus dextra

ICH

SAB

Impending herniasi cerebri

Syok stress ulcer

Tanggal Masuk : 15 April 2015

Tanggal Pengkajian : 16 April 2015

2. Identitas Keluarga

Nama : Tn. S

Umur : 36 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : jl. Muara baru-penjaringan Jakarta utara

Hubungan Dengan Pasien : Suami

28

II. Keluhan Utama

Klien mengalami penurunan kesadaran

III. Primary survey

1. Airway

Hidung dan mulut terdapat sputum dengan warna putih kekuningan.

2. Breathing

Respirasi rate 24 x/menit, irama teratur, suara nafas ronkhi.

3. Circulation

Nadi teraba kuat dengan frekuensi 97 x/menit, irama tertatur, TD 120/80

mmHg, capilary refill <2 detik, akral hangat, turgor kulit normal.

4. Disability

Tingkat kesadaran soporcoma dengan nilai GCS 4T (E1M3VT), refleks

pupil anisokor dengan diameter pupil kanan 4 mm dan pupil kiri 2 mm.

IV. Secondary survey

1. Sistem pernafasan

Bentuk hidung simetris, terdapat sputum dengan warna putih

kekuningan, bentuk dada normo chest, gerakan dada simetris antara kiri

dan kanan, tidak ada penggunaan otot bantu nafas, RR 24 x/menit dengan

irama nafas teratur, terpasang ETT dengan diameter 7,5 dan kedalaman 20

cm dan terpasang mayo, pada saat auskultasi terdengar bunyi ronkhi.

2. Sistem kardiovaskuler

CRT <2 detik, frekuensi nadi 97 x/menit, TD 120/80 mmHg, tidak

ada tanda kardiomegali, tidak ada sianosis, suara SI dan S2 tunggal dan

tidak ada suara gallop, mur-mur

3. Sistem pencernaan

Mukosa bibir kering, warna lidah merah muda dan kotor, klien

terpasang OGT, bentuk abdomen flat, bising usus 4 x/menit, tidak ada

pembesaran hati dan tidak terdapat distensi abdomen.

29

4. Sistem persyarafan

Tingkat kesadaran soporcoma dengan nilai GCS 4T (E1M3VT),

refleks pupil anisokor dengan diameter pupil kanan 4 mm dan pupil kiri 2

mm.

Pemeriksaan Nervus kranial :

- NI (Olfaktorius) : tidak dapat terkaji

- NII (Optikus) : refleks pupil anisokor dengan diameter pupil

kanan 4 mm dan pupil kiri 2 mm.

- N.III, N.IV, N.V, N.VI, N.VII, N.VIII, N.IX, N.X, N.XI, N.XII tidak

dapat terkaji

5. Sistem penginderaan

Bentuk mata simetris, mata sebelah kanan bengkak, conjungtiva

tidak anemis, reflek pupil anisokor dengan diameter pupil kanan 4 mm dan

pupil kiri 2 mm. Indra pendengaran dan pengecapan tidak dapat terkaji.

6. Sistem perkemihan

Klien terpasang dower cateter dengan warna urin kuning, jumlah

urin 200 cc pada jam 13.30, 400 cc pada jam 20.30 dan 1200 pada jam

06.30, warna urin kuning dengan bau amoniak. Pada saat palpasi tidak

terdapat ditensi kandung kemih.

7. Sistem integumen

Turgor kulit baik, terdapat lesi di daerah dagu, paha dan lutut sebelah

kiri, punggung tangan sebelah kiri, bahu sebelah kanan. Suhu 36,7 0C, dan

pada daerah fraktur yaitu humerus dextra tampak kebiruan.

8. Sistem muskuloskeletal

Fraktur tertutup di daerah humerus dextra, tangan kiri klien bergeser

pada saat diberi rangsangan nyeri. 1 2

1 1

30

V. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat kesehatan sekarang

Klien dan suami klien datang ke IGD RS Mitra Plumbon pada tanggal

15 April 2015 pukul 06.30 WIB diantar oleh kepolisian karena kecelakaan

lalu lintas di tol palimanan. Klien tidak sadarkan diri, terdapat fraktur

tertutup di daerah humerus dextra, mata kanan bengkak. Pada saat

dilakukan pengkajian pada tanggal 16 April di ICU, klien masih tidak

sadarkan diri, terpasang ETT dengan diameter 7,5 dan kedalaman 20 cm,

frekuensi nafas 24 x/menit, terdapat sekret dengan warna sputum putih

kekuningan. Pada tanggal 18 April klien terpasang ventilator dengan mode

SIMV.

2. Riwayat kesehatan dahulu

Riwayat kesehatan dahulu tidak dapat terkaji

VI. Riwayat Psikologi

Riwayat psikologi tidak dapat terkaji

VII. Riwayat Sosial

Riwayat sosial tidak dapat terkaji

VIII. Riwayat Spiritual

Riwayat spiritual tidak dapat terkaji

IX. Activity Daily Living

No. ADL Di rumah Di RS

1. Nutrisi

a. Makan

- Jenis menu

- Frekuensi

- Porsi

- Pantangan

- Keluhan

b. Minum

Tidak dapat

terkaji

Klien makan melalui OGT

dengan pemberian 200 cc per 6

kali dalam 24 jam, per 200 cc

terdapat 175 kakori dengan

dibantu oleh perawat

31

- Jenis minuman

- Frekuensi

- Jumlah

- Pantangan

- keluhan

Klien terpasang infus dengan

cairan NaCl 0,9% 60 cc/jam

2. Istirahat dan tidur

a. Malam

- Berapa jam

- Dari jam ..s/d..

- Kesukaran tidur

b. Siang

- Berapa jam

- Dari jam ..s/d ..

Kesukaran tidur

Tidak dapat

terkaji

Klien mengalami penurunan

kesadaran dan tidak mampu

membuka mata saat diberi

rangsangan nyeri

3. Eliminasi

a. BAK

- Fekuensi

- Jumlah

- Warna

- Bau

- Kesulitan

b. BAB

- Frekuensi

- Konsistensi

- Warna

- Bau

- Kesulitan

Tidak dapat

terkaji

Klien terpasang dower cateter,

jumlah urin jam 13.30 yaitu

200 cc, 400 cc pada jam 20.30,

1200 pada jam 06.30, warna

urin kuning dengan bau

amoniak

Selama 2 hari klien belum

BAB

4. Personal Hygiene

a. Mandi

- Frekuensi

- Sabun

Tidak dapat

terkaji

Klien mandi 2 kali sehari

dengan menggunakan washlap

dibantu oleh perawat

32

- Gosok gigi

b. Berpakain

- Ganti pakaian Klien berganti pakaian 2 kali

sehari dibantu oleh perawat

5. Mobilitas dan

aktivitas

- Aktivitas

- Kesulitan

Tidak dapat

terkaji

Klien mengalami penurunan

kesadaran dan hanya berbaring

ditempat tidur, perawat

melakukan mobilisasi pada

klien

6. Ketergantungan

- Alkohol

- Obat-obatan

- Rokok

- Kopi

Tidak dapat

terkaji

Tidak dapat terkaji

X. Data Penunjang

Tanggal : 15 April 2015

1. Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal InterprestasiHematologi

Hemoglobin

Leukosit

Eritrosit

Hematokrit

Trombosit

MCV

MCH

MCHC

11,4 g/dl

22,54 x 103/µl

3,96 juta/µl

33,5%

205 ribu/µl

85 fl

29 pg/ml

34 g/ml

12,00 – 16,00

4,50 – 11,0

4,10 – 5,10

35,0 – 47,0

150 – 450

80 – 96

28 – 33

33 – 36

Rendah

Tinggi

Rendah

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Hemostasis

Waktu perdarahan 2.00 ‘(mnt)’’(dtk) 1’00’’ – 5’00’’

33

Waktu pembekuan 4.00 ‘(mnt)’’(dtk) 2’00’’ – 6’00’’

Kimia Klinik

SGOT

SGPT

137,60 u/l

126 u/l

<31

<34

GDS

Ureum

Kreatinin

198.75 mg/dl

30,61 mg/dl

1,08 mg/dl

<100

15 – 40

<0,9

Tinggi

Normal

Tinggi

Golongan darah

Reshus

B

(+) positif

2. Rongent

- closed # humerus dextra

3. 3. ST-Scan

- SAB

- ICH

XI. Terapi/pengobatan

1. Terapi cairan

NaCl 0,9% 60 cc/jam

Totilac 100 cc (pukul 18.00 dan 02.00)

Manitol 150 cc (pukul 08.00 dan 14.00)

2. Terapi obat

Ceftriaxone 2x1 gr

Ketorolac 2x1 amp

Ranitidine 2x1 amp

Gastrofer 1x40 mg

Asam traneksamat 3x500 mg

B. Analisa Data

34

No. Data Etiologi Masalah

1. DS : -

DO :

Tingkat kesadaran soporcoma

dengan nilai GCS 4T

(E1M3VT)

Refleks pupil anisokor dengan

diameter pupil kanan 2 mm dan

pupil kiri 4mm

Ht 33,5%

TD 120/80 mmHg

Nadi 97 x/menit

Waktu perdarahan 2.00

‘(mnt)’’(dtk) 1’00’’ – 5’00’’

Waktu pembekuan 4.00

‘(mnt)’’(dtk) 2’00’’ – 6’00’’

Hasil CT-Scan : ICH dan SAB

Trauma

Kerusakan sel darah otak

Gangguan autoregulasi

aliran darah ke otak menurun

O2 menurun (gangguan

metabolism)

Asam laktat meningkat

Oedema otak

Kerusakan perfusi jaringan

serebral

Kerusakan perfusi

jaringan serebral

2. DS : -

DO :

Suara nafas ronchi

Terdapat sputum dengan warna

putih kekuningan

Klien terpasang ETT dengan

diameter 7,5 dan kedalaman 20

cm

Klien tidak sadar

Pemasangan ETT (benda

asing)

Merangsang sel goblet

mengeluarkan secret

Peningkatan produksi secret

Bersihan jalan tidak efektif

Bersihan jalan nafas

tidak efektif

35

3. DS : -

DO :

Terdapat lesi dibagian dahi,paha

dan lutut sebelah kiri, punggung

tangan sebelah kiri dan

punggung kanan

Leukosit 22,54 103/µl

Suhu 36,7 0C

Trauma

Ekstra kranial

Terputusnya kontinuitas

jaringan kulit, otot dan

vaskuler

Adanya peningkatan leukosit

Infeksi

Infeksi

4. DS : -

DO:

Keadaan umum lemah

Tingkat kesadaran soporcoma

dengan nilai GCS 4T

(E1M3VT)

Fraktur tertutup humerus dextra

Klien hanya berbaring di tempat

tidur selama di rawat dan

mobilisasi klien dibantu oleh

perawat

Trauma

Fraktur

Diskontinuitas tulang

Perubahan jaringan sekitar

Pergeseran fragmen tulang

Deformitas

Gangguan fungsi

Gangguan mobilitas fisik

Defisit perawatan diri

Defisit perawatan

diri

36

C. Intervensi dan Implementasi Keperawatan

No.Diagnosa

Keperawatan

PerencanaanImplementasi

Tujuan Intervensi Rasional

1. Bersihan jalan

nafas b.d

peningkatan

produksi sekret

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 10 menit,

diharapkan pola nafas

kembali efektif dengan

kriteria hasil :

Klien dapat

mempertahankan

kepatenan jalan nafas

TTV dalam rentang

normal (tekanan darah,

nadi, pernafasan)

TD Systole 110-130

mmHg, Diastole 70-90

mmHg

HR 60-100 x/menit

RR 16-24 x/menit

Airway management

1. Posisikan pasien untuk

memksimalkan

ventilasi

2. Keluarkan sekret

dengan batuk atau

suction

3. Auskultasi suara nafas,

catat adanya suara

tambahan

4. Monitor respirasi dan

status O2

1. Untuk

mempertahankan

kepatenan jalan

nafas

2. Membebaskan

jalan nafas terhadap

akumulasi sekret

guna terpenuhinya

kebutuhan

oksigenisasi klien

3. Mengetahui

kepastian dan

kepatenan jalan

nafas

4. Mengetahui

kepatenan jalan

Tanggal 16 April 2015 (10.10 WIB)

T : memposisikan pasien untuk

memaksimalkan ventilasi

R : posisi klien semi fowler

T : mengeluarkan sekret dengan suction

R : suction pada klien setiap 6 jam, dengan

warna sputum putih

T : mengauskultasi suara nafas, catat adanya

suara tambahan

R : suara nafas ronchi, RR 18 x/menit

T : Memonitor respirasi dan status O2

R : SPO2 98%

37

nafas T : Tanggal 18 April 2015 (16.00 WIB)

T : memasang alat bantu nafas/ventilator

R : klien terpasang ventilator dengan mode

SIMV

PEEP 8

FiO2 50/99

PS/Trigger 10/1

2. Kerusakan perfusi

serebral b.d

adanya edema

cerebri

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selam 3 x 24 jam

diharapkan perfusi

jaringan membaik dan

balance cairan normal

dengan kriteria hasil :

TTV dalam batas

normal

TD Systole 110-130

mmHg, Diastole 70-

90 mmHg

HR 60-100 x/menit

Intracranial Pressure

(ICP) Monitoring

1. Monitor vital sign

2. Monitor status

Neurologis

3. Posisikan kepala Head

Up 300

4. Kolaborasi pemberian

1. Mempertahankan

vital sign dalam

batas normal

2. Mengetahui adanya

resiko peningkatan

TIK

3. Peningkatan aliran

vena dari kepala

menyebabkan

penurunan TIK

4. Mengurangi edema

16 April 2015 (jam 14.10 WIB)

T: Memonitor vital sign

R: TD 120/80 mmHg, RR 18 x/menit, nadi

97 x/menit, suhu 36,7 0C

T : memonitor status neurologis

R : GCS 4T (E1M3VT)

T : memposisikan kepala Head Up 300

R : posisi klien ditinggikan 300

T : berkolaborasi pemberian manitol

R : pengeluaran jumlah urin bertambah

38

RR 16-24 x/menit

Fungsi motorik dan

sensorik membaik

Nilai GCS meningkat

manitol sesuai order cerebri (lihat di daftar control istimewa)

18 April 2015 (jam 17.00 WIB)

T: memonitor status neurologis

R: mengalami penurunan nilai GCS 3T

(E1M2VT)

3. Iinfeksi b.d lesi

dan tindakan

invasif

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3x24 jam,

diharapkan infeksi tidak

terjadi dengan kriteria

hasil :

Klien bebas dari tanda

infeksi

Leukosit dalam batas

normal 4,50 – 11,0

103/µl

Suhu dalam batas

normal

TTV dalam batas

NIC : Kontrol Infeksi

1. Pertahankan kebersihan

lingkungan

2. Batasi pengunjung

3. Anjurkan pada

keluarga untuk cuci

1. Meminimalkan

infeksi akibat

lingkungan yang

terkontaminasi

2. Mencegah

terjadinya infeksi

silang baik dari

klien ke

pengunjung atau

sebaliknya

3. Cuci tangan

merupakan salah

16 April 2015 (jam 09.00)

T : mempertahankan kebersihan lingkungan

R:lingkungan bersih dan menjaga

kebersihan tempat tidur klien

T : membatasi pengunjung

R : keluarga klien menjenguk pada saat jam

besuk dan saling bergantian

T : menganjurkan keluarga klien untuk

selalu cuci tangan sebelum dan

39

normal

TD Systole 110-130

mmHg, Diastole 70-

90 mmHg

HR 60-100 x/menit

RR 16-24 x/menit

tangan sebelum dan

sesudah kontak dengan

pasien

4. Gunakan teknik aseptik

dan septik dalam

perawatan klien

5. Pertahankan intake

nutrisi yang adekuat

6. Kaji adanya infeksi

satu unsur

pencegahan

penularan infeksi

4. Teknik aseptic dan

septic bertujuan

untuk mencegah

infeksi

5. Intake nutrisi yang

adekuat mampu

mempercepat

proses

penyembuhan

6. Mengetahui tanda-

tanda infeksi

sesudah menjenguk

R : keluarga klien selalu melakukan cuci

tangan ketika menjenguk

T : menggunakan teknik aseptik dan septik

dalam perawatan klien

R : perawat menggunakan handskun dalam

setiap tindakan dan melakukan cuci

tangan, penggunaan Dower cateter

T : mempertahankan intake nutrisi yang

adekuat

R : makanan masuk melalui NGT sebanyak

200 cc

T : mengkaji adanya tanda infeksi

R : leukosit 22,54 103/µl

Suhu 36,7 0c

Nadi 97 x/menit

Adanya lesi di dagu, kaki dan lutut

sebelah kanan, telapak tangan sebelah

kiri, punggung sebelah kanan dan

40

7. Kolaborasi pemberian

antibiotik

7. Memastikan

pengobatan yang

diberikan sesuai

program

fraktur tertutup humerus dextra

T :berkolaborasi dalam penberian antibiotik

R : ceftriaxone 2x1 IV

4. Defisit perawatan

diri b.d

kelemahan fisik

dan penurunan

kesadaran

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3x24 jam, klien

dan keluarga dapat

merawat diri dengan

kriteria hasil :

Kebutuhan sehari-hari

klien terpenuhi

Klien bersih dan tidak

bau

Bantuan perawatan diri :

1. Monitor kemampuan

klien terhadap

perawatan diri yang

mandiri

2. Monitor kebutuhan

akan personal hygiene,

berpakaian, toileting,

makan

3. Beri bantuan sampai

klien mempunyai

kemampuan untuk

merawat diri

1. Mengetahui

kemampuan yang

dimiliki klien

2. Mengetahui

kebutuhan dasar

klien yang belum

terpenuhi

3. untuk memberikan

motivasi kepada

klien dalam

melakukan

perawatan diri

16 April 2015 (15.00)

T : memonitor kemampuan klien terhadap

perawatan diri yang mandiri

R : klien mengalami penurunan kesadaran,

kelemahan dan membutuhkan total care

T : memonitor kebutuhan akan personal

hygiene, berpakaian, toileting, makan

R : Mandi 2 kali sehari, berganti pakaian 2

kali sehari, makan dan minum melalui

OGT 200 cc/4 jam

T : memberikan bantuan sampai klien

mempunyai kemampuan untuk merawat

diri

R : kebutuhan sehari-hari klien dibantu oleh

perawat

41

4. Pertahankan aktivitas

perawatan diri secara

rutin

4. untuk memberikan

kenyamanan bagi

klien

Mandi 2 kali sehari

Berganti pakaian 2 kali sehari

Makan dan minum melalui OGT 200

cc/4 jam

T : mempertahankan aktivitas diri secara

rutin

R : klien dibantu oleh perawat dalam

melakukan aktivitas seperti mandi 2 kali

sehari, berganti pakaian 2 kali sehari,

makan dan minum

42

Daftar Kontrol Istimewa

Tanggal 16 April 2015 dinas pagi

No. Waktu TD Nadi RR Suhu

Intake Output

OralParentera

lLain-lain BAK Muntah Lain-lain

1. 08.00 120/80 97 21 36,7 410

2. 09.00 120/82 97 17 60

3. 10.00 120/85 98 18 60

4. 11.00 122/85 95 17 60

5. 12.00 120/85 97 18 60

6. 13.00 123/82 98 17 60

7. 14.00 118/82 99 18 36,5 260 200 175

Total intake : 970 cc Total output : 375

Balance cairan : + 595

43

Tanggal 16 April 2015 dinas siang

No. Waktu TD Nadi RR Suhu

Intake Output

OralParentera

lLain-lain BAK Muntah Lain-lain

1. 15.00 129/80 98 18 36,9 60

2. 16.00 129/78 97 19 60

3. 17.00 110/70 99 17 300 60

4. 18.00 130/80 100 18 60

5. 19.00 132/90 98 25 60

6. 20.00 132/85 98 21 200 60 20

7. 21.00 130/80 101 22 37,6 60 400 175

Total intake : 920 cc Total output : 595

Balance cairan : +325

44

17 April 2015 dinas pagi

No. Waktu TD Nadi RR Suhu

Intake Output

OralParentera

lLain-lain BAK Muntah Lain-lain

1. 08.00 120/75 92 17 36,5 200 60

2. 09.00 130/70 96 18 60

3. 10.00 120/80 98 20 60

4. 11.00 130/85 97 16 60

5. 12.00 130/90 95 20 60

6. 13.00 130/70 98 18 200 60

7. 14.00 140/80 94 17 36,6 60 400 175

Total intake : 820 cc Total output : 575

Balance cairan : +246

45

Tanggal 17 April 2015 dinas siang

No. Waktu TD Nadi RR Suhu

Intake Output

OralParentera

lLain-lain BAK Muntah Lain-lain

1. 15.00 140/90 99 16 36,0 60

2. 16.00 150/90 96 16 200 60

3. 17.00 140/93 98 17 60

4. 18.00 130/85 98 16 60

5. 19.00 150/85 97 17 200 250

6. 20.00 135/80 96 18 60

7. 21.00 170/100 102 19 36,5 60 600 175

Total intake : 1720 cc Total output : 1350

Balance cairan : +370

46

Tanggal 18 April 2015 dinas pagi

No. Waktu TD Nadi RR Suhu

Intake Output

OralParentera

lLain-lain BAK Muntah Lain-lain

1. 08.00 123/69 97 16 36,7 200 210

2. 09.00 110/60 96 20 60

3. 10.00 120/65 97 21 60

4. 11.00 125/70 97 26 60

5. 12.00 127/60 98 24 60

6. 13.00 120/70 98 20 200 60

7. 14.00 120/70 95 22 37,8 60 600 175

Total intake : 870 cc Total output : 775

Balance cairan : +95

47

18 April 2015 dinas siang

No. Waktu TD Nadi RR Suhu

Intake Output

OralParentera

lLain-lain BAK Muntah Lain-lain

1. 15.00 130/80 96 20 37,8 60

2. 16.00 140/70 98 20 200 250

3. 17.00 130/80 99 18 60

4. 18.00 120/80 98 18 60

5. 19.00 122/72 97 18 250

6. 20.00 130/80 95 18 200 60

7. 21.00 125/80 92 18 37,0 60 600 175

Total intake : 1880 cc Total output : 1550

Balance cairan : +330

48

C. Evaluasi

No. Tanggal Dx Evaluasi paraf

1. 18 April 2015

14.00 WIB

I S : -

O :

Suara nafas ronchi, terdapat sputum

TD 120/80 mmHg, nadi 99 x/menit

RR 22 x/menit, irama teratur

Klien menggunakan ETT ukuran 7,5

dengan kedalaman 22 cm

Klien menggunakan ventilator dengan

mode SIMV

PEEP 8

FiO2 50/99

PS/Trigger 10/1

A : masalah bersihan jalan teratsi sebagian

P : observasi ventilator dan lakukan suction

2. 18 April 2015

14.00 WIB

II S : -

O :

TTV : TD 140/70 mmHg

Nadi 99 x/menit

RR 16 x/menit

Suhu 37,8 0C

Tingkat kesadaran soporcoma dengan nilai

GCS 3T (E1M2VT)

Peningkatan jumlah urine pasien

A : masalah kerusakan perfusi jaringan serebral

belum teratasi

P : interveni dilanjutkan

3. 18 April 2015

14.00 WIB

III S : -

O :

TTV : TD 140/70 mmHg

Nadi 99 x/menit

RR 16 x/menit

Suhu 37,8 0C

49

Leukosit 22,54 103/µl

Luka sudah mulai mengering

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan

4. 18 April 2015

14.00 WIB

IV S : -

O :

Klien mengalami penurunan kesadaran

Kondisi umum lemah

Nilai GCS 3T (E1M2VT)

Klien membutuhkan total care

A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan

50

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Cedera kepala atau trauma kepala adalah gangguan fungsi normal otak karena

trauma baik trauma tumpul maupun trauma tajam. Defisit neorologis terjadi karena

robeknya substansia alba, iskemia dan pengaruh massa karena hemoragic, serta

edema cerebral disekitar jaringan otak.

Suplay darah ke otak bersifat konstan, untuk kebutuhan normal otak seperti

nutrisi dan metabolisme. Kekurangan suplai darah keotak akan menimbulkan

kerusakan jaringan otak yang menetap.

Cedera kepala dapat diklasifikasikan dalam berbagai aspek. Berdasarkan

mekanismenya dan morfologi.

B. Saran

Dari Asuhan Keperawatan yang telah disusun, penulis menyarankan bagi

pembuat Asuhan Keperawatan berikutnya agar lebih teliti dan akurat dalam

pengkajian agar diagnosa yang diangkat sesuai dengan keluhan pasien. Seperti

pepatah “Tak ada gading yang tak retak”. Dan penulis menyadari, makalah ini

cukup jauh dari sempurna. Maka penulis sangat mengharap dan sangat terbuka

untuk menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Untuk itu penulis

ucapkan terima kasih.

51