23
SATUAN ACARA BERMAIN Pokok Bahasan : Terapi Bermain Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain Anak Usia Prasekolah Tujuan : Mengoptimalkan perkembangan motorik halus Tempat : PAUD Kalibagor Waktu : Jumat, 8 Mei 2015 selama 35 menit (jam 08.00 s.d 09.35). Sasaran : Siswa PAUD usia 3-5 tahun Jenis Permainan : Skill play 1. LATAR BELAKANG Bermain tidak dapat dipisahkan dari anak-anak. Bagi anak, bermain merupakan seluruh aktifitas anak termasuk bekerja, kesenangannya dan merupakan kebutuhan seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lainnya. Anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan

SAB TERAPI BERMAIN.doc

  • Upload
    mudriah

  • View
    29

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

SATUAN ACARA BERMAINPokok Bahasan: Terapi Bermain

Sub Pokok Bahasan: Terapi Bermain Anak Usia Prasekolah

Tujuan

: Mengoptimalkan perkembangan motorik halus

Tempat

: PAUD Kalibagor

Waktu

: Jumat, 8 Mei 2015 selama 35 menit (jam 08.00 s.d 09.35).

Sasaran

: Siswa PAUD usia 3-5 tahun

Jenis Permainan: Skill play

1. LATAR BELAKANGBermain tidak dapat dipisahkan dari anak-anak. Bagi anak, bermain merupakan seluruh aktifitas anak termasuk bekerja, kesenangannya dan merupakan kebutuhan seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lainnya. Anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya. Ketika mereka bermain mereka menggunakan seluruh emosinya, perasaan dan pikirannya, sehingga bermain sangat diperlukan bagi anak, baik ketika sehat maupun sakit.Salah satu intervensi keperawatan dalam mengatasi dampak hospitalisasi pada anak adalah dengan memberikan aktivitas bermain. Aktivitas bermain dapat dilakukan sebelum melakukan prosedur pada anak. Hal ini dilakukan untuk mengurangi rasa tegang dan emosi yang dirasakan anak selama prosedur, seperti menggambar.Menggambar merupakan salah satu permainan yang memberikan kesempatan anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik. Dengan menggambar anak dapat mengekspresikan perasaannya, ini berarti menggambar bagi anak merupakan suatu cara untuk berkomunikasi tanpa menggunakan kata-kata (Suparto, 2003:4).2. TUJUANa. Tujuan Instruksional UmumSetelah dilakukan tindakan program bermain peserta terapi bermain dapat mencapai tugas perkembangan secara optimal sesuai tahap perkembangan b. Tujuan Instruksional khusus

Setelah mendapatkan terapi bermain selama 35 menit diharapkan anak mampu :a. Dapat merangsang perkembangan motorik anakb. Dapat memenuhi kebutuhan bermain anakc. Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normald. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang tepat3. MEDIAa. Selembarkertas

b. Spidol / alat gambar

4. METODESimulasi/ praktik5. JENIS PERMAINANSkiil play : permainan yg sifatnya memberikan keterampilan pada anak6. NAMA PERMAINANMembuat gambar dari bentuk dasar lingkaran7. CARA BERMAIN1) Seluruh peserta dikumpukan di ruangan yang telah disediakan oleh terapis.2) Setelah peserta dikumpulkan, maka terapis memberikan petunjuk tentang kegiatan yang akan dilakukan yaitu :

a. Peserta akan diberikan selembar kertas b. Peserta diminta untuk menggambar lingkaran c. Peserta diminta untuk membuat gambar lain dari bentuk dasar lingkaran yang dibuat3) Dalam waktu 15 menit peserta diharapkan mampu menyelesaikan gambar yang diberikan oleh terapis.4) Setelah itu, hasil gambar dikumpulkan pada terapis untuk dinilai.5) Peserta diberi reword atas hasil karya yang telah dibuat dalam kegiatan tersebut.8. PENGORGANISASIANLeader: Co Leader:

Observer:

Fasilitator:

9. SETTING a) Setting TempatKegiatan dilakukan di PAUD Jl.

Keterangan :

: Leader

: Co leader

: Fasilitator

: Observer

: Peserta

5. RENCANA PELAKSANAAN :

NoTerapisWaktuSubjek terapi

1.Persiapan

1. Menyiapkan ruangan.

2. Menyiapkan alat-alat.

3. Menyiapkan anak dan keluarga5 menitRuangan, alat, anak dan keluarga siap

2.Proses :

1. Membuka proses terapi bermain dengan mengucap kan salam, memperkenalkan diri.

2. Menjelaskan pada anak dan keluarga tentang tujuan dan manfaat bermain, menjelaskan cara permainan.

3. Mengajak anak bermain .

4. Mengevaluasi respon anak dan keluarga.

1 menit

2 menit

7 menit

3 menit

Menjawab salam, Memperkenalkan diri, Memperhatikan

Bermain bersama dengan antusias dan mengungkapkan perasaannya

3.Penutup (1 menit).

Menyimpulkan, mengucapkan salam

2 menit

Memperhatikan dan menawab salam

Materi : Terlampir6. EVALUASIPeserta terapi bermain menggambar mampu:1) Kriteria a. Anak bersedia sesui kontrak waktub. Anak menikmati permainan yang disediakanc. Anak dapat menggambar dengan kreatif dari satu bulatan2) Prosedura. Secara ObservasiPurwokerto, 8 mei 2015Mengetahui

KetuaCI Akademi/Clinik

(...............................)

(...............................)MATERI SATUAN ACARA BERMAINA. PENDAHULUANBermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan perkembangan emosinya.Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.Perawatan anak sakit sangatlah perlu karena hal ini adalah salah satu bentuk upaya dalam proses penyembuhan pada anak sakit. Namum pada sisi lain, perawatan dan proses keperawatan yang bertujuan penyembuhan tersebut kadang membuat anak-anak menjadi takut/ trauma dan kejenuhan pada anak. Karena aktivitas anak sangat sedikit frekuensinya dan hal inlhah yang membuat anaknsemakin jenuh di Rumah sakit. Hal ini sangat berpengaruh pada kooperatif anak dalam menerima perawatan dan pelayanan keperawatan di rumah sakit.Selain menimbulkan hal di atas, kejenuhan dan lamanya anak di rawat di rumah sakit membuat kebutuhan bermain anak sangat kurang, hal ini terjadi karena banyak hal, antara lain : kondisi fisik klien yang masih lemah sehingga nak tidak mampu beraktivitas, kondisi ruang atau tempat yang asing bagi anak dan banyaknya orang-orang baru disekeliling anak sehingga anak menjadi takut dan lain sebagainya.Hal di atas di temukan juga pada Ruang Brawijaya di RSUD Kanjuruan Kepanjen, di mana anak terlihat bosan, takut dan lebih banyak diam atau menangis. Hal inilah yang akhirnya membuat anak hanya diam terpaku tanpa melakukan aktifitas sehingga kebutuhan bermainya tidak terpenuhi.

Dari latar belakang di atas menurut kelompok 4 perlu di adakan suatu tindakan keperawatan yang tepat untuk mengurangi tingkat kejenuhan dan katakutan anak sehingga anak menjadi aktif dan terpenuhi kebutuhan bermainya.B. PRE SCHOOL1. Pengertian Preschool

Menurut Joyce Engel (1999), yang dikatakan anak usia pra sekolah adalah anak-anak yang berusia berkisar 3-6 tahun. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk mengukur tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.

Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong, 2000), anak usia prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam hal pertumbuhan, Secara fisik anak pada tahun ketiga terjadi penambahan BB 1,8 s/d 2,7 kg dan rata-rata BB 14,6 kg.penambahan TB berkisar antara 7,5 cm dan TB rata-rata 95 cm.2. Aspek BahasaPada awal masa prasekolah perbendaharaan kata yang dicapai jarang dari 900 kata,mengunjak tahun keempat sudah mencapai 1500 kata atau lebih dan pada tahun kelima sampai keenam mencapai 2100 kata,mengunakan 6 sampai 8 kata,menyebut 4 warna atau lebih,dapat menggambar dengan banyak komentar serta menyebutkan bagiannya,mengetahui waktu seperti hari,minggu dan bulan,anak juga sudah mampu mengikuti 3 perintah sekaligus.3. Aspek Sosial

Pada tahun ketiga anak sudah hamper mampu berpakaian dan makan sendiri,rentang perhatian meningkat ,mengetahui jenis kelaminnya sendiri,dalam permainan sering mengikuti aturannya sendiri tetapi anak sudah mulai berbagi.tahun keempat anak sudah cenderung mandiri dank eras kepala atau tidak sabar,agresif secara fisik dan vweerbal,mendapat kebanggan dalam pencapaian,masih mempunyai banyak rasa takut.pada akhir usia prasekolah anak sudah jarang memberontak,lebih tenang,mandiri,dapat dipercaya,lebih bertanggungjawab,mencoba untuk hidup berdasarkan outran,bersikap lebih baik,dalam permainan sudah mencoba mengikuti aturan tetapi kadang curang.Personal social :a) Menyatakan keinginan untuk melakukan sesuatu yang ingin dilakukan supaya di anggap di masyarakatb) Anak mulai mengetahui aturan-aturan, di lingkungan keluarga dan lingkunganc) Menyadari hak dan kepentingan orang laind) Mulai dapat bermain dengan teman sebayae) Keluarga harmonis, komunikasi baik maka anak akan mempunya kemampuan dan penyesuaian dalam hubungan dengan orang lain.f) Masuk TK akan sangat membantu anak untuk jembatan bergaul dan sosialisasi dengan teman sebaya.4. Aspek Kognitif

Tahun ketiga berada pada fase pereptual,anak cenderung egosentrik dalam berfikir dan berperilaku,mulai memahami waktu,mengalami perbaikankonsep tentang ruang,dan mulai dapat memandang konsep dari perspektif yang berbeda. Tahun keempat anak berada pada fase inisiatif,memahami waktu lebih baik,menilai sesuatu menurut dimensinya,penilaian muncul berdasarkan persepsi,egosentris mulai berkurang,kesadaran social lebih tinggi,mereka patuh kepada orang tua karena mempunyai batasan bukan karena memahami hal benar atau salah. Pada akhir masa prasekolah anaka sudah mampu memandang perspektif orang lain dan mentoleransinya tetapi belum memahaminya,anak sangat ingin tahu tentang factual dunia.Motorik halus : Bisa menggunakan guntingMenggambar lingkaran, kotak, XMotorik kasar : Melempar bola melewati atas kepala MemanjatMenaiki sepeda roda tigaBelajar menalikan tali sepatu, mengkancing, menyikat gigi5. Faktor Pengaruh Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

a) Faktor herediterMerupakan faktor yang dapat diturunkan sebagi dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak disamping faktor lain. Faktor herediter adalah bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa.b) Faktor lingkunganMerupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki antara lain :

1) Lingkungan prenatal

Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi lahir sampai yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, zat kimia atau toksin, kebiasaan merokok dan lain-lain.2) Lingkungan post natalSeperti sosial ekonomi orang tua, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga, posisi anak dalam orang tua dan status kesehatan.

6. Macam Bermaina) Bermain aktifPada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :1) Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.2) Bermain pasifPada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi dsb.Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif bermain.b. Tidak ada variasi dari alat permainan.c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.d. Tidak mempunyai teman bermain.

7. Ape ( Alat Permainan Edukatif )Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :1) Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus.Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.2) Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.3) Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.4) Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakatContoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Bermaina) Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.b) Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.c) Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.d) Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.e) Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

8. Permainan yang dianjurkanMenggambarBermain kertas lipatMenyusun balokMenyanyiAlat olahr raga, masak, menghitungMobil mobilan dll.C. MATERI BERMAIN MENGGAMBAR1. Pengertian

Menggambar adalah sebuah ekspresi yang di keluarkan oleh seseorang yang didalamnya menunjukkan sebuah seni dan mengandung arti atau makna tertentu. Menggambar bisa dijadikan sebuah metode terapi pada seseorang anak yang menderita sakit untuk menghibur dan mengeksplorasi dirinya baik intelegensi dan emosional.2. Keuntungan MenggambarKeuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain dengan menggambar, antara lain:a) Membuang ekstra energi.b) Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ-organ.c) Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.d) Anak belajar mengontrol diri.e) Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.f) Meningkatnya daya kreativitas.g) Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.h) Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.i) Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.j) Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.k) Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.3. Metode menggambarAda beberapa metode dalam menggambar yang tujuannya mengembangkan kreativitas dan imajinasi anak, yaitu :a) Menggambar dengan cara mengamati (observasi)

Anak bisa menggambar dan mewarnai gambarnya sendiri tanpa menjiplak atau dengan contoh pola. Dengan demikian anak dapat melupakan observasi dengan cara menciptakan, bereksperimen, dan melampaui kemampuannya.b) Menggambar berdasarkan pengalaman/kenangan

Menggambar dengan metode ini lebih memotivasi anak untuk menggambarkan sesuatu berdasarkan pengalaman dan kenangannya. Saat latihan, guru harus banyak menggunakan pertanyaan untuk membantu mereka mengingat detail yang berarti dari pengalaman mereka.c) Menggambar berdasarkan imajinasiKejadian mendorong kita untuk keluar dan bisa diekspresikan dalam bentuk gambar, lukisan, dan model. Menggambar dengan imajinasi menjadi lebih efektif dengan latihan yang rutin.4. Hal hal yang perlu diperhatikan saat menggambara) Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.b) Menggambar disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.c) Ulangi suatu cara menggambar sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.d) Jangan memaksa anak menggambar, bila anak sedang tidak ingin menggambar5. EvaluasiPeserta terapi bermain menggambar mampu

a) Anak bisa menggambar sesuai dengan tingkat perkembanganb) Membedakan warna dan bentuk gambarc) Menulis dan mengambard) Merasa senang,tenang terkait hospitalisasi.

DAFTAR PUSTAKA :Soetjiningsih, 1988, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta.

Markum.A.H, 1991, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta

Top of Form