21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata merupakan salah satu indra dari pancaindra yang sangat penting untuk kehidupan manusia. Terlebih-lebih dengan majunya teknologi, indra penglihatan yang baik merupakan kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Mata merupakan bagian yang sangat peka. Walaupun mata mempunyai sistem pelindung yang cukup baik seperti rongga orbita, kelopak, dan jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya refleks memejam atau mengedip, mata masih sering mendapat trauma dari dunia luar. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata dan kelopak, saraf mata dan rongga orbita. Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau memberikan penyulit sehingga mengganggu fungsi penglihatan. Trauma pada mata memerlukan perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan mengakibatkan kebutaan. B. Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud trauma tumpul dan cedera tajam? 2. Sebutkan organ-organ internal dan eksternal mata yag dapat terkena trauma tumpul ! 3. Bagaimana ptognosis visual akibat cedera ? 4. Bagaimana pengkajian pada trauma mata ? 1

Askep Trauma Mata

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Rhyka Ananda

Citation preview

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangMata merupakan salah satu indra dari pancaindra yang sangat penting untuk kehidupan manusia. Terlebih-lebih dengan majunya teknologi, indra penglihatan yang baik merupakan kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Mata merupakan bagian yang sangat peka. Walaupun mata mempunyai sistem pelindung yang cukup baik seperti rongga orbita, kelopak, dan jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya refleks memejam atau mengedip, mata masih sering mendapat trauma dari dunia luar. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata dan kelopak, saraf mata dan rongga orbita. Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau memberikan penyulit sehingga mengganggu fungsi penglihatan. Trauma pada mata memerlukan perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan mengakibatkan kebutaan.B. Rumusan masalah1. Apa yang dimaksud trauma tumpul dan cedera tajam?2. Sebutkan organ-organ internal dan eksternal mata yag dapat terkena trauma tumpul !3. Bagaimana ptognosis visual akibat cedera ?4. Bagaimana pengkajian pada trauma mata ?5. Diagnosa apa yang biasanya muncul pada kasus trauma mata ?6. Intervensi apa yang diberikan pada kasus trauma mata ?C. Tujuan1. Mengetahui tentang trauma tumpul dan tajam2. Mampu memahami organ-organ internal dan eksternal mata yang mengalami trauma3. Mengetahui prognosis visual akibat cedera4. Mengetahui pengkajian trauma mata5. Mampu menentukan diagnosa yang tepat6. Mampu memberikan intervensi yang tepat BAB IIPEMBAHASANA. Trauma Tumpul Trauma tumpul adalah trauma pada mata akibat benturan mata dengan benda yang relative besar, tumpul, keras maupun tidak keras. Truma tumpul dapat menyebabkan cedera perforasi dan nonperforasi. Cedera perforasi dapat menimbulkan bahaya seperti infeksi intra okuler, retensi serpihan benda asing didalam bola mata dan kerusakan struktur mata yang lebih dalam dan lebih halus. Trauma tumpul pada mata dapat mengenai organ organ eksterna atau interna mata.1. Organ eksterna mata1) OrbitaTrauma tumpul pada bagian ini dapat menyebabkan fraktur orbita ditandai dengan tepi orbita tidak rata pada perabaan. Jika fraktur terletak disebelah dalam orbita akan menyebabkan emfisema atau terjadi enoftalmos bahkan dapat disertai kerusakan pada foramen optic dan mengenai saraf optic yang mengakibatkan kebutaan. Perdarahan didalam rongga orbita akan menyebabkan eksotalmos dan gangguan gerakan bola mata ( yang juga bias terjadi karena kerusakan otot-oto mata luar)2) Kelopak mataKelopak mata atau palpebra dapat mengalami hematom atau edema palpebra yang menyebabkan kelopak mata tidak bias membuka dengan sempurna (ptosis). Dapat juga terjadi kelumpuhan N. VII yang menyebabkan kelopak mata tidak dapat menutup denga sempurna (lagoftalmos). Pada fraktur basis krani, perdarahan yang terjadi akan merembes sepanjang dasar orbita yang selanjutya tampak sebagai hematom dikelopak mata atau perdarahan subkonjungtiva 1-2 hari setelah trauma.

2. Organ interna mata1) KonjungtivaTrauma tumpul pada konjungtiva dapat menyebabkan edema yang tidak menimbulkan gangguan penglihatan. Dapat terjadi robekan pembuluh darah konjungtiva yang menyebabkan perdarahan subkonjungtiva ditandai dengan konjungtiva tampak merah, terbatas tegas dan tidak menghilang/menipis dengan penekanan yang kemudian berubah warna menjadi biru, menipis dan umumnya diserap dalam waktu 2-3 hari2) KorneaTrauma tumpul pada bagian ini dapat mengakibatkan oedema kornea dengan keluhan penglihatan kabur, terlihat pelangi disekitar cahaya, kornea keruh. Dapat pula terjadi erosi/abrasi dan laserasi kornea tanpa disertai tembusnya kornea dengan keluhan nyeri yang sangat, mata berair,blefarospasme, lakrimasi, fotofobi, korna keruh dan gangguan penglihatan. Jika tidak merusak membrane Browman atau stroma, maka trauma cepat sembuh tanpa meninggalkan ganggua penglihatan. Bahaya utama adalah infeksi karena hilangnya barier alami yaitu epitel kornea.3) Iris atau Badan silierTrauma tumpul pada bagian ini dapat menimbulkan hifema (darah dibilik mata depan)akibat robekan iris atau badan silier. Hifema biasanya mengalami penyerapan spontan, tetapi jika hifema penuh dan penyerapan sukar, dapat menimbulkan glaucoma sekunder hemosiderosis kornea. Kornea akan mengalami perubahan warna karena resapan darah yang disebut inbibisi bulbi. Jika dibiarkan akan berakhir dengan kebutaan(ftisis bulbi).Jika trauma bersifat ringan, pupil akan menyempit Karena kontraksi m. sfingter pupil. Jika trauma berat, akan terjadi kelumpuhan m. sfingter pupil asehingga pupil akan melebar dan rekasi terhadap cayaha menjadi lambat atau hilang. Trauma juga menyebabkan iris terlepas dari insersinya (iridodialisis)sehingga bentuk pupil tidak bulat dan pada pangkal pupil terbentuk lubang baru.4) LensaTrauma tumpul dapat menyebabkan subluksasi ( perpindahan tempat) lensa mata bahkan lukasasi lensa mata dengan penyulit. Galukoma sekunder dan inflamasi okuler/jaringan uvea (iridosiklitis) ditandai dengan mata merah, sakit, COA keruh dan pupil mengecil. Ruptur tidak langsung pada kapsul lensa dapa menyebabkan katarak traumatic yang akan menyebabkan pengurangan tajam penglihatan sampai kebutaan.5) Korpus VitreusPada bagian ini trauma tumpul mengakibatkan subluksasi atau luksasi lensa mata, maka zonula zin dan korpus vitreus tumpul juga dapat menyebabkan perdarahan korpus vitreus.6) RetinaTrauma tumpul dapat menyebabkan edema macula retina (commotion retinae atau edema berlin) dapat terjadi karena tepukulnya cairan dijaringan subretina dengan keluhan skotoma sentral. Robekan retina hampir selalu diikuti lepasnya retina (ablasio retina) ditandai dengan tajam penglihatan menurun, adanya fotopsia (kilatan cahaya), lapang pandang terganggu dan penurunan tekanan bola mata.7) Nervus Optikus (N. II)Akibat trauma tumpul nervus optikus dapat terlepas atau putus (av ulsion)sehingga menimbulkan kebutaan.B. Cedera TajamCedera tajam atau tembus (penetrating injuries) disebabkan oleh benda tajam atau benda asing yang masuk ke mata seperti kaca, logam atau partikel kayu yang berkecepatan tinggi, percikan proses pengelasan, dan peluru. Benda memasuki mata melalui kelopak mata, sclera atau kornea. Ptognosis visual akibat cedera ini bersifat jelek.1. Trauma tembus kelopak mataTrauma ini dapat menembus sebagian atau seluruh tebal kelopak mata. Jika mengenai levator apoeurosis dapat menyebabkan ptosis yang permanen.2. Trauma tembus pada saluran lakrimalTrauma dapat menyebabkan gangguan pada salah satu bagian dari system pengalihan air mata dari pungtum lakrimal sampai rongga hidung. Jika penyembuhan tidak sempurna akan terjadi gangguan system ekskresi air mata dan mengakibatkan apifora.3. Trauma tembus pada konjungtivaTrauma ini dapat menyebabkan rupture pembuluh darah kecil yang menimbulkan robekan konjungtiva dan perdarahan subkonjungtiva mirip trauma tumpul. Jika [anjang robekan tidak lebih dari 5 mm, konjungtiva tidak perlu dijahit.4. Trauma Tembus pada scleraLuka kecil pada sclera sukar dilihat. Pada luka yang agak besar, akan terlihat jaringan uvea yaitu iris, badab silier dan koroid yang berwarna gelap deisertai COA yang dangkal. jika luka perforasi pada sklera terletak di belakang badan silier, biasanya COA bertambah dalam dan iris terdorong ke belakang, koroid dan korpus vitreus prolaps melalui luka tembus.5. Trauma tembus pada kornea, iris, badan silier, lensa dan korpus vitreusDapat terjadi laserasi kornea yang disertai penetrasi kornea. Jika terjadi perforasi kornea yang disertai prolaps jaringan iris melalui luka akan timbul gejala penurunan TIO,COA dangkal atau menghilang, inkarserasi iris melalui luka perforasi, adanya luka pada kornea, edema disertai edema kelopak mata kemosis konjungtiva, hyperemia, lakrimasi, fotofobia, nyeri yang hebat, penglihatan menurun dank lien tidak dapat membuka mata sebagai mekanisme protektif, pada laserasi kornea yang terjadi karena penetrasi benda tidak boleh dicabut kecuali oleh ahli oftalmologi untuk mempertahankan struktur mata pada tempatnya. Trauma tembus pada kornea dapat disertai trauma pada lensa. Penetrasi lensa yang kecil hanya menyebabkan katarak yang terisolasi tanpa mengganggu penglihatan.6. Trauma tembus pada koroid dan retinaTrauma tembus yang disertai keluarnya korpus vitreus menimbulkan luka perforasi cukup luas pada sclera. Sering terjadi perdarahan korpus vitreus dan ablasi retina.7. Trauma tembus pada orbitaTrauma yang mengenai orbita dapat merusak saraf optic sehingga dapat menyebabkan kebutaan. Tanda berupa protosis karena perdarahan intraorbital, perubahan posisi bola mata, pembatasan pergerakan bola mata, protrusi lemak orbital ke dalam luka perforasi, defek lapang pandang sampai kebutaan jika mengenai saraf optic, serta hiangnya sebagian pergerakan bola mata dan diplopia jika mengenai otot-otot luar mata.

BAB IIIASUHAN KEPERAWATANA. PengkajianAnamnesis1. Keluhan KlienKlien dapat mengeluh adanya penurunan penglihatan,nyeri pada mata,fotofobia,kesulitan mengakomodasi mata,keterbatasan gerak mata.2. Riwayat TraumaTanyakan pada klien tentang proses terjadinya trauma,berapa besarnya beda yang mengenai mata dan bahan benda tersebut apakah terbuat dari besi,kayu, atau bahan lain. Apakah benda datang dari depan,samping,atas,samping bawah,atau dari arah lain dddan bagaimana kecepatan benda saat mengenai mata. Adakah keuhan yang menyertai trauma? Tanyakan pula apakah keluhan tersebut terjadi sebelum atau sesudah trauma,misalnya penurunan penglihatan,rasa sakit pada mata,dan lain-lain. Pertolongan pertama apa yang dilakukan di lokasi?3. Riwayat penyakit sebelumnyaRiwayat atau anomaly mata sebelumya dapat membantu menerangkan adanya gejala tambahan pada klien. Penyakit lain yang diderita klien seperti DM dapat menyebabkan infeksi pada mata sulit sembuh4. Gangguan akitvitasKlien dapat memgalami gangguan aktivitas ,gangguan istirahat karena nyeri dan pembatasan aktivitas..5. Psikososial Pada umumnya klien mengalami berbagai derajat ansietas,gangguan konsep diri dan ketakutan akan terjadinya kecacatann mata,gangguan penglihatan yag menetap atau mungkin kebutaan. Klien juga dapat mengalami gangguan komunikasi dan interaksi social.6. Pemeriksaan fisikPemeriksaan dilakukan pada visus ( menurun atau tidak ada),gerakan bola mata (dapat terjadi pembatasan atau hilangnya sebagian pergerakan bola mata), pupil ( reaksi pupil terhadap cahaya melambat atau hilang,bentuk pupil berubah [tidak bulat pada iridodialisis,melebar pada rupture iris]), TIO (meningkat pada hifema atau hernia badan kaca), pemeriksaan khusus (sinar-X,computed tomography,USG).B. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri b/d iritasi saraf kornea/peningkatan sensibilitas saraf kornea terhadap erosi/robekan kornea,laserasi atau hematoma palpebra dan konjungtiva,adanya hifema.2. Gangguan sensori-persepsi (visual) b/d ablasio retina,edema retina,dan erosi kornea.3. Risiko cedera b/d gangguan penglihatan akibat trauma.4. Ansietas b/d penurunan penglihatan dan kemungkinan terjadi kebutaan.5. Gangguan citra tubuh b/d perubahan penampilan sekunder akibat trauma.6. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat (tidur) b/d kesulitan meenutup mata dan nyeri pada mata.C. Intervensi keperawatanNo.dxTujuan

Intervensi Rasional

1. Tujuan: nyeri berkurang/hilangKH :1. Klien tidak mengeluh nyeri.2. TTV normalErosi kornea:1. Berikan antibiotic spectrum luas (Neosporin, kloramfenikol,dn sulfasetamid)2. Berikan sikloplegik aksi pendek (atropine dan tropikamid)3. Bebat tekan 24 jam

Hifema:1. Berikan Tirah baring sempurna dalam posisi fowler2. Pantau ketaatan pembatasan aktivitas3. Berikan tetes mata sikloplegik (atropine)4. Pantau ketajaman penglihatan

5. Persiapan parasentesis (pengeluaran hifema) 1. Tetes mata mencegah infeksi

2. Tetes mata sikloplegik mengistirahatkan mata.

3. Bebat membantu melindungi dan mengistirahatkan mata.

1. Gravitasi membantu keluarnya hifema dari mata2. Meningkatkan imobilisasi sempurna3. Tetes mata mengistirahatkan mata.4. Kebutuhan individu dan plihan intervensi bervariasi5. Membersihkan/mengeluarkan hifema mata

2.Tujuan : klien beradaptasi terhadap penurunan visual yang terjadi1. Tentukan tajam penglihatan klien

2. Kurangi situasi kacau,atur pengobatan dan atur penyinaran.

3. Anjurkan klien bedrest dengan satu atau kedua mata ditutup4. Berikan pengobatan sesuai indikasi trauma mata dan derajat komplikasinya: antibiotic (topical,per oral,atau sub konjungtiva)5. Siapkan intervensi bedah sesuai indikasi1. Kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi2. Membantu keterbatasan penglihatan

3. Mengistirahatkan mata dan mencegah komplikasi lanjut4. Mengatasi dan mencegah infeksi lebih lanjut.

5. Mengatasi kelainan/komplikasi yang terjadi dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

3.Tujuan :Klien tidak mengalami dan dapat menghindari cedera1. Deskripsikan fungsional tentang apa yang bias dan tidak bias dilihat oleh klien.2. Orientasikan klien terhadap lingkunga sekitar3. Batasi aktivitas klien(seperti menggerakkan kepala tiba-tiba,dll) dan bantu aktivitas klien sesuai kebutuhan.1. Memberikan data dasar tentang pandangan akurat klien

2. Klien mengenal lingkungannya sehingga cedera dapat dihindari3. Memenuhi kebutuhan sehari-hari klien tanpa menyebabkan cedera

4.Tujuan : kecemasan klien berkurang atau hilang1. Lakukan pendekatan untuk menenangkan klien saat memberikan informasi2. Dorong klien mengekspresikan perasaan tentang kehilangan penglihatan.3. Beritahu klien tentang penyakitnya4. Ajarkan tekhnik distraksi (kesukaan atau hal lain yang dapat mengalihkan perhatian klien)1. Pemecahan masalah sulit untuk orang yang cemas.

2. Memberi kesempatan klien untuk menerima situasi nyata

3. Mengurangi kecemasan klien.4. Mengurangi kecemasan klien

5.Tujuan: klien dapat menerima perubahan tubuhnya1. Beritahu klien tentang kondisinya dan tujuan dari tindakan yang dilakukan.2. Beritahu klien tentang prognosis penyakitnya secara jujur dan bertahu pentingnya ketaatan terhadap medikasi3. Libatkan keluarga atau orang terdekat klien1. Pengetahuuan akan meningkatkan kerjasama klien

2. Meningkatkan penerimaan klien terhadap perubahan yang terjadi

3. Memberikan keyakinan bahwa klien tidak sendiri dalam menghadapi masalahnya.

6.Tujuan: kebutuhan istirahat klien terpenuhi1. Kaji tingkat nyeri klien.

2. Bicarakan dengan klien dan keluarga tentang terapi distraksi3. Beri kompres dingin dan hangat sesuai kebutuhan

4. Beri kesempatan pada klien untuk istirahat pada siang hari dan waktu tidur malam hari1. Membantu menentukan rencana tindakan2. Mengurangi nyeri

3. Mempercepat absorpsi cairan dan mengurangi nyeri4. Mengurangi aktivitas mata sehingga nyeri berkurang dan kebutuhan istirahat terpenuhi.

D. Evaluasi1. Nyeri yang dirasakan2. Sensori-persepsi(visual) klien3. Kemampuan klien menghindari rsiko cedera4. Kemampuan klien mengatasi kecemasan.5. Kemampuan klien menerima perubahan tubuhnya6. Kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhna istirahat tidur.

BAB IVPENUTUPA. KesimpulanTrauma tumpul adalah trauma pada mata akibat benturan mata dengan benda yang relative besar, tumpul, keras maupun tidak keras.Cedera tajam atau tembus (penetrating injuries) disebabkan oleh benda tajam atau benda asing yang masuk ke mata seperti kaca, logam atau partikel kayu yang berkecepatan tinggi, percikan proses pengelasan, dan peluru.B. SaranMata merupakan salah satu indra dari pancaindra yang sangat penting untuk kehidupan manusia. Dengan mata manusia dapat melihat dunia yang indah, oleh karena itu untuk mencegah terjadinya trauma pada mata, diharapkan manusia dapat menghindari segala macam hal yang dapat berdampak pada kerusakan mata.

DAFTAR PUSTAKAIstiqomah Indriani.2004.Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata.Jakarta EGC5