2
Distribusi logistik usaha paling terbuka di AFTA Jasa & Perdagangan Era AFTA yang berlaku mulai tahun ini merupakan babak baru dalam percaturan bisnis logistik nasional, di mana pemain dunia (integrator) sudah menerobos masuk ke semua negara Asean tanpa batas. Departemen Perhubungan di negara-negara Asean pada 2002 telah menyepakati pemberlakuan multimoda transport operator (MTO) di kawasan Asean per 2003. Bahkan kabarnya Dephub tengah menggodok Peraturan Pemerintah soal Angkutan Barang untuk mengantipasi berkembangnya bisnis MTO. Padahal keberadaan MTO sudah dibahas dalam konferensi tingkat Asean pada 2002. PP itu disebut-sebut intinya mengatur bahwa pemain internasional yang masuk ke suatu negara lain harus menunjuk mitra lokal. Meskipun secara operasional belum terlihat, namun selintas penerapannya sudah ada. Misalnya salah satu operator jasa kurir internasional menggandeng mitra lokal untuk berkiprah di Indonesia. Sebut saja, TNT, FedEx, atau NYK Logistik, pemain internasional di bidang jasa kurir yang sudah mulai menangani bisnis logistik. Yang sudah pasti berkiprah dalam beberapa tahun terakhir adalah perusahaan yang memang bergerak di bisnis logistik kelas dunia seperti Mayne Group asal Australia. Selain itu sejumlah anak perusahaan dari trading company kelas dunia, yang beroperasi sebagai perpanjangan tangan usaha seperti Mitsui & Co. dan Marubeni Corp. (Jepang). Meski belum ada perkiraan kuantitatif, terlihat bahwa perusahaan jasa kurir nasional pun mulai mengarahkan fokus ke jasa logistik berdasarkan hitung-hitungan potensi pendapatan, di mana jasa logistik tersebut dapat memberikan kontribusi pendapatan yang lebih besar lagi dibandingkan hanya bersandar pada bisnis pengiriman dokumen. Maraknya usaha distribusi yang dikemas sekaligus dalam bisnis logistik, rupanya lebih efisien dibandingkan berinvestasi dalam bidang produksi. Apalagi pemanfaatan jasa logistik bersifat kontrak kerja jangka panjang antara penyedia jasa dan pabrikan. Perusahaan jasa logistik akan merancang sistem inventori dan pergudangan, serta jalur distribusinya sesuai dengan keinginan produsen. Namun demikian-seperti definisi di Kamus Besar Bahasa Indonesia-cakupan kegiatan logistik sangat luas yaitu mulai dari pengadaan barang, perawatan, distribusi, dan penyediaan (untuk penggantian) perlengkapan, perbekalan, hingga ke masalah personalia. Dari praktik di lapangan, bisnis jasa logistik didefinisikan sebagai usaha menempatkan item produk yang sesuai di tempat yang tepat, dengan waktu paling singkat dan pada saat yang tepat. Dengan demikian, proses distribusi merupakan bagian dari jasa logistik. Sejumlah kegiatan yang oleh sebagian (calon) pelaku usaha tersebut dilihat sebagai simpul-simpul bisnis logistik antara lain perencanaan dan pengawasan produksi, manajemen inventori (bahan baku maupun produk akhir), pergudangan, unitisasi (pengepakan menurut jumlah unit tertentu), transportasi, serta tidak kalah penting manajemen arus informasi (misalnya mekanisme order ataupun konfirmasi penerimaan barang). Peluang bisnis Melihat demikian rincinya jenis usaha yang dapat menjadi celah bisnis jasa logistik, bisa jadi peluang bisnis ini baru akan booming beberapa tahun mendatang, saat perekonomian diharapkan sudah melalui masa 'morat-marit'nya. Apa lagi, tidak dapat dipungkiri kegiatan logistik di Indonesia memang masih terbatas pada proses distribusi produk akhir. Di samping itu masih lebih banyak dilakukan secara konvensional dengan alat dan jasa seadanya, tanpa standardisasi, sehingga memunculkan image gelap, gudang, dan 'duit mati' akibat membengkaknya biaya karena manajemen rantai pasok yang tidak efisien. Padahal jasa logistik yang efisien seiring dengan penerapan MTO akan memacu perkembangan era distribusi just in time. Produsen tidak perlu pusing memikirkan jalur distribusi produknya agar tiba di agen, ataupun bila menginginkan produknya diantar secara door to door. Walau perusahaan distributor sudah cukup malang-melintang menguasai pasar lokal untuk fast-moving consumer goods serta produk farmasi, namun bisnis warehouse (pergudangan) swasta yang multiuser hingga kini belum ada. Pada 1997, Grup Lippo pernah merencanakan pembukaan usaha pergudangan dengan mengoperasikan dua warehouse di kawasan timur Indonesia. Namun hingga kini, usulan Lippo itu hanya sebatas rencana dan belum sempat direalisasikan. Tujuan gudang multiuser tersebut adalah untuk memudahkan proses distribusi berbagai produk (consumer goods maupun bahan pokok) agar lebih cepat tiba di tujuan dengan harga yang sama disetiap titik tujuan distribusi. Artinya suatu produk A dengan harga X di Jakarta, akan dapat dibeli dengan harga yang sama di pelosok manapun di Indonesia. Sudah tentu tujuannya adalah kegiatan logistik yang efisien dan mengarah pada biaya rendah, proses penghantaran cepat serta mulus, untuk kelangsungan perekonomian nasional. Asosiasi logistik Dinamika bisnis logistik nasional, pernah pula mencatat sebuah asosiasi bernama Asosiasi Manajemen Logistik yang muncul pada 1994-1995 untuk memperjuangkan pengembangan untuk standardisasi di bidang logistik, tapi vakum karena krisis moneter hingga kini. Asosiasi logistik dengan usulan nama antara lain Masyarakat Logistik atau Supply Demand and Logistic Indonesia juga pernah diajukan ke Depperindag, namun hingga kini lagi-lagi tidak ada gaungnya. http://www.ali.web.id - ALI - Asosiasi Logistik Indonesia Powered by Mambo Open Source Generated: 16 November, 2008, 10:59

Asosiasi Logistics

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asosiasi

Citation preview

Page 1: Asosiasi Logistics

Distribusi logistik usaha paling terbuka di AFTA

Jasa & Perdagangan       

     Era AFTA yang berlaku mulai tahun ini merupakan babak baru dalam  percaturan bisnis logistik nasional, di manapemain dunia (integrator) sudah  menerobos masuk ke semua negara Asean tanpa batas.             Departemen Perhubungan di negara-negara Asean pada 2002 telah  menyepakati pemberlakuan multimoda transportoperator (MTO) di kawasan Asean  per 2003. Bahkan kabarnya Dephub tengah menggodok Peraturan Pemerintah soal Angkutan Barang untuk mengantipasi berkembangnya bisnis MTO. Padahal  keberadaan MTO sudah dibahas dalamkonferensi tingkat Asean pada 2002.       PP itu disebut-sebut intinya mengatur bahwa pemain internasional yang  masuk ke suatu negara lain harus menunjukmitra lokal. Meskipun secara  operasional belum terlihat, namun selintas penerapannya sudah ada. Misalnya salah satu operator jasa kurir internasional menggandeng  mitra lokal untuk berkiprah di Indonesia.       Sebut saja, TNT, FedEx, atau NYK Logistik, pemain internasional di  bidang jasa kurir yang sudah mulai menanganibisnis logistik. Yang sudah  pasti berkiprah dalam beberapa tahun terakhir adalah perusahaan yang memang  bergerak dibisnis logistik kelas dunia seperti Mayne Group asal Australia.       Selain itu sejumlah anak perusahaan dari trading company kelas dunia,  yang beroperasi sebagai perpanjangan tanganusaha seperti Mitsui & Co. dan  Marubeni Corp. (Jepang).       Meski belum ada perkiraan kuantitatif, terlihat bahwa perusahaan jasa  kurir nasional pun mulai mengarahkan fokus kejasa logistik berdasarkan  hitung-hitungan potensi pendapatan, di mana jasa logistik tersebut dapat  memberikankontribusi pendapatan yang lebih besar lagi dibandingkan hanya  bersandar pada bisnis pengiriman dokumen.       Maraknya usaha distribusi yang dikemas sekaligus dalam bisnis  logistik, rupanya lebih efisien dibandingkan berinvestasidalam bidang  produksi. Apalagi pemanfaatan jasa logistik bersifat kontrak kerja jangka  panjang antara penyedia jasadan pabrikan. Perusahaan jasa logistik akan  merancang sistem inventori dan pergudangan, serta jalur distribusinyasesuai  dengan keinginan produsen.       Namun demikian-seperti definisi di Kamus Besar Bahasa  Indonesia-cakupan kegiatan logistik sangat luas yaitu mulaidari pengadaan  barang, perawatan, distribusi, dan penyediaan (untuk penggantian)  perlengkapan, perbekalan, hinggake masalah personalia.       Dari praktik di lapangan, bisnis jasa logistik didefinisikan sebagai  usaha menempatkan item produk yang sesuai ditempat yang tepat, dengan waktu  paling singkat dan pada saat yang tepat. Dengan demikian, proses distribusi merupakan bagian dari jasa logistik.       Sejumlah kegiatan yang oleh sebagian (calon) pelaku usaha tersebut  dilihat sebagai simpul-simpul bisnis logistik antaralain perencanaan dan  pengawasan produksi, manajemen inventori (bahan baku maupun produk akhir),  pergudangan,unitisasi (pengepakan menurut jumlah unit tertentu),  transportasi, serta tidak kalah penting manajemen arus informasi(misalnya  mekanisme order ataupun konfirmasi penerimaan barang).       Peluang bisnis       Melihat demikian rincinya jenis usaha yang dapat menjadi celah bisnis  jasa logistik, bisa jadi peluang bisnis ini baruakan booming beberapa tahun  mendatang, saat perekonomian diharapkan sudah melalui masa 'morat-marit'nya.       Apa lagi, tidak dapat dipungkiri kegiatan logistik di Indonesia memang  masih terbatas pada proses distribusi produkakhir. Di samping itu masih  lebih banyak dilakukan secara konvensional dengan alat dan jasa seadanya,  tanpastandardisasi, sehingga memunculkan image gelap, gudang, dan 'duit  mati' akibat membengkaknya biaya karenamanajemen rantai pasok yang tidak  efisien.       Padahal jasa logistik yang efisien seiring dengan penerapan MTO akan  memacu perkembangan era distribusi just intime. Produsen tidak perlu pusing  memikirkan jalur distribusi produknya agar tiba di agen, ataupun bila  menginginkanproduknya diantar secara door to door.       Walau perusahaan distributor sudah cukup malang-melintang menguasai  pasar lokal untuk fast-moving consumergoods serta produk farmasi, namun  bisnis warehouse (pergudangan) swasta yang multiuser hingga kini belum ada.       Pada 1997, Grup Lippo pernah merencanakan pembukaan usaha pergudangan  dengan mengoperasikan duawarehouse di kawasan timur Indonesia. Namun hingga  kini, usulan Lippo itu hanya sebatas rencana dan belum sempat direalisasikan.       Tujuan gudang multiuser tersebut adalah untuk memudahkan proses  distribusi berbagai produk (consumer goodsmaupun bahan pokok) agar lebih  cepat tiba di tujuan dengan harga yang sama disetiap titik tujuan  distribusi. Artinyasuatu produk A dengan harga X di Jakarta, akan dapat  dibeli dengan harga yang sama di pelosok manapun diIndonesia.       Sudah tentu tujuannya adalah kegiatan logistik yang efisien dan  mengarah pada biaya rendah, proses penghantarancepat serta mulus, untuk  kelangsungan perekonomian nasional.       Asosiasi logistik       Dinamika bisnis logistik nasional, pernah pula mencatat sebuah  asosiasi bernama Asosiasi Manajemen Logistik yangmuncul pada 1994-1995  untuk memperjuangkan pengembangan untuk standardisasi di bidang logistik,  tapi vakumkarena krisis moneter hingga kini.       Asosiasi logistik dengan usulan nama antara lain Masyarakat Logistik  atau Supply Demand and Logistic Indonesia jugapernah diajukan ke  Depperindag, namun hingga kini lagi-lagi tidak ada gaungnya. http://www.ali.web.id - ALI - Asosiasi Logistik Indonesia Powered by Mambo Open Source Generated: 16 November, 2008, 10:59

Page 2: Asosiasi Logistics

      Beberapa asosiasi lainnya pernah pula dibentuk untuk berbagai tujuan  maupun bentuk, misalnya asosiasi pabrikansesuatu produk barang tertentu  untuk melakukan pendekatan kepada pemerintah soal regulasi, atau bisa juga  ditujukanuntuk mendekati konsumen, baik formal maupun informal, seperti  yang sudah dibentuk oleh kelompok-kelompokperusahaan shipping owner,  transportasi ataupun trader.       Yang jelas, secara umum asosiasi dimaksudkan untuk memperkuat posisi  tawar anggotanya untuk meningkatkanpenjualan produk melalui efisiensi  supply-chain management (manajemen rantai pasok).       Demikian pula dengan sumber daya manusia di bidang logistik tersebut.  Profesional yang menangani masalah logistik diberbagai perusahaan di  Indonesia sebenarnya sudah cukup banyak, namun masih belum populer sebagai  suatu profesiyang terstandardisasi.       Padahal, di level S2 di sejumlah perguruan tinggi di luar negeri  ternyata ada bidang keahlian soal logistics and operationmanagement, baik  untuk proses produksi maupun untuk manajemen rantai pasok tersebut.       Perusahaan yang menspesialisasikan bisnisnya pada manajemen logistik  di Indonesia harus diakui masih didominasiperusahaan multi-national, dengan  jumlah yang mungkin masih bisa dihitung dengan jari. Meskipun banyak juga perusahaan Indonesia, namun terbatas pada yang terkait dengan pabrikan skala  besar, atau merupakan anakperusahaan grup itu sendiri.       Kelancaran distribusi yang rapi penting nilainya, mulai dari  penyediaan bahan baku, pabrikan, distributor, ritel hingga kekonsumen,  karena diperhitungkan dapat meningkatkan efesiensi dan menekan tingkat  kehilangan sedikitnya 2%.       Sejumlah 20-30 pabrikan maupun perusahaan logistik antara lain Nestle,  Unilever, Frisian Flag, dan Indofood, sertaMayne Indonesia pada 2003 ini  kembali merencanakan membentuk suatu asosiasi khusus bagi profesional di  bidanglogistik.       Asosiasi tersebut diharapkan bisa menjadi wadah diskusi para  profesional untuk mengadakan dialog soal standardisasijasa, peralatan,  biaya, dan masalah-masalah ketenagakerjaan, misalnya soal standardisasi  pengupahan tenaga kerja.       Masalahnya, apakah berbagai upaya pengembangan usaha oleh swasta agar  tidak semakin tertinggal oleh pelakuusaha asing dapat seiring-sejalan  dengan gerak langkah pemerintah? Karena seperti biasanya, berbagai dinamika usaha menjadi mubazir atau terbuang sia-sia akibat berbagai kebijakan  pemerintah yang sangat tidak populer, bahkanmembingungkan.       Sungguh disayangkan bila pada saatnya nanti, seorang pengemudi truk  pun harus menyerahkan 'kursinya' kepadarekannya berbangsa Filipina akibat  kalah bersaing dalam hal wawasan, ketrampilan atau bahasa. Marlina A. Djobs & Pudji Lelono     © Copyright 2001 Bisnis Indonesia. All rights reserved. Reproduction  in whole or in part without permission is prohibited.

http://www.ali.web.id - ALI - Asosiasi Logistik Indonesia Powered by Mambo Open Source Generated: 16 November, 2008, 10:59