28
Pengertian tentang Hukum Dr. Murni,SH.,MHum

ASPEK HUKUM BISNIS

  • Upload
    avent

  • View
    191

  • Download
    8

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ASPEK HUKUM BISNIS. Pengertian tentang Hukum Dr. Murni,SH.,MHum. Pengertian Hukum. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: ASPEK HUKUM BISNIS

Pengertian tentang Hukum

Dr. Murni,SH.,MHum

Page 2: ASPEK HUKUM BISNIS

Leon Duguit,”hukum adalah aturan tingkah laku para anggota masyarakat, yang berdaya laku pada saat tertentu, sehingga jaminan kepentingan bersama dan jika dilanggar menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakkan pelanggaran itu”

John Austin,” hukum semata-mata sebagai perintah dari penguasa

E.Utrecht,”himpunan peraturan yang berisi perintah dan larangan yang mengurus tata tertib suatu masyarakat, karena itu harus ditaati”

Sifat hukum: mengatur dn memaksa orang supaya mentaati.

Page 3: ASPEK HUKUM BISNIS

Undang-undang tidak berlaku surut ( asas non retroaktif)

Undang-undang yang dibuat penguasa yang lebih tinggi mempunyai kedudukan yang lebih kuat (superior - inferior)

Undang-undang yang mengatur hal khusus mengenyampingkan undang-undang yang umum (specialis – generalis)

Undang-undang yang mengatur kemudian membatalkan undang-undang yang terdahulu (posteriori – apriori)

Page 4: ASPEK HUKUM BISNIS

Subekti: menyelenggarakan ketertiban dan keadilan Apeldoorn: mengatur pergaulan hidup manusia

secara damai Van kan: menjamin kepastian hukum dalam

masyarakat Hukum mengatur hubungan hukum antara orang-

orang (individu) dan masyarakat. Bentuk hubungan hukum: hubungan jual beli,

perkawinan, perjanjian, kontrak, kewarisan, sewa menyewa, utang piutang dll.

Hukum akan dapat dikenali jika seseorang melanggar hukum itu, jaitu jika berhadapan dengan polisi, hakim, jaksa, penegak hukum lainnya.

Page 5: ASPEK HUKUM BISNIS

Bentuk hubungan hukum HUBUNGAN HUKUM Hubungan jual beli, perkawinan, perjanjian,

kontrak, kewarisan, sewa menyewa, utang piutang, pencurian, pembunuhan dll

WUJUD HUKUM Hukum akan dapat dikenali jika seseorang

melanggar hukum itu, jaitu jika berhadapan dengan polisi, hakim, jaksa, penegak hukum lainnya.

HUKUM ITU ABSTRAK

Page 6: ASPEK HUKUM BISNIS

Sumber hukum dapat dibedakan sumber hukum materiil dan formil

Sumber hukum materiil: faktor yang membantu dalam pembentukan hukum, seperti, sosial ekonomi, politik, adat istiadat, norma, sejarah, peristiwa dalam masyarakat.

Sumber hukum formil: peraturan perundang-undangan, kebiasaan (Code of conduct), keputusan hakim (jurisprudensi), traktat (treaty), pendapat sarjana hukum (doktrin)

Page 7: ASPEK HUKUM BISNIS

Subjek hukum adalah segala sesuatu yang menurut hukum dapat menjadi pendukung lahirnya hak dan kewajiban.

Subjek hukum terdiri dari natuurlijkpersoon (orang) dan rechtspersoon (badan hukum).

Dalam pandangan hukum setiap orang mempunyai kedudukan yang sama dan dapat menjadi pendukung hak dan kewajiban, sehingga setiap orang berhak untuk melakukan perbuatan hukum yang dikehendakinya.

Page 8: ASPEK HUKUM BISNIS

Pasal 2 KUHPerdata, yakni:1. bayi yang masih ada di dalam kandungan

ibunya dianggap telah lahir dan menjadi subjek hukum jika kepentingannya menghendaki, seperti dalam hal kewarisan. Namun, apabila dilahirkan dalam keadaan meninggal dunia, maka menurut hukum ia dianggap tidak pernah ada, sehingga ia bukan termasuk II KUH Perdata, yang terdiri atas 18 bab dan 631 pasal.

2. Anak yang masih dibawah umur, belum dewasa dan belum menikah.

3. Orang yang berada dalam pengampuan (curatele) yaitu orang yang sakit ingatan, pemabuk, pemboros

Page 9: ASPEK HUKUM BISNIS

Badan Hukum adalah suatu yang oleh hukum dianggap memiliki badan yang dapat melakukan perbuatan hukum sesuai dengan tujuan tertentu. Syarat-syarat untuk dapat disebut sebagai badan hukum: (Teori Kekayaan bertujuan)

1.Memiliki kekayaan yg terpisah dari kekayaan anggotanya.

2. Hak dan Kewajiban badan hukum terpisah dari hak dan kewajiban para anggotanya.

Badan Hukum terbagi atas dua macam :a. Badan Hukum Privat, seperti PT, Koperasi, Yayasan dsb.b. Badan Hukum Publik, seperti Negara, dan instansi pemerintah.

Page 10: ASPEK HUKUM BISNIS

Ada empat teori yg digunakan sebagai syarat badan hukum untuk menjadi subyek hukum. Yaitu :1. Teori Fictie2. Teori Kekayaan Bertujuan3. Teori Pemilikan4. Teori Organ

Page 11: ASPEK HUKUM BISNIS

Objek hukum adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi subjek hukum dan dapat menjadi objek dalam suatu hubungan hukum.

Objek Hukum berupa benda atau barang ataupun hak yang dapat dimiliki dan bernilai ekonomis.

Objek hukum dibedakan dalam :- Benda berwujud dan tidak berwujud- Benda bergerak dan tidak bergerak

Page 12: ASPEK HUKUM BISNIS

Perbuatan hukum adalah setiap perbuatan atau tindakan subjek hukum yg mempunyai akibat hukum, dan akibat hukum itu memang dikehendaki oleh subyek hukum. Misalnya Sewa menyewa, jual-beli, hibah, nikah, dsb.

Perbuatan Hukum terdiri atas dua jenis, yaitu :1. Perbuatan hukum bersegi satu, yaitu perbuatan hukum yg dilakukan oleh satu pihak saja, misalnya pemberian wasiat, pengakuan anak, dsb.2. Perbuatan hukum bersegi dua, yaitu perbuatan hukum yg dilakukan oleh dua pihak atau lebih, misalnya perjanjian.

Page 13: ASPEK HUKUM BISNIS

Akibat Hukum

Adalah akibat yang diberikan oleh hukum atas suatu peristiwa hukum atau

perbuatan dari subyek hukum

Page 14: ASPEK HUKUM BISNIS

Hukum Bisnis (business law) Bisnis: perusahaan, urusan, atau usahaBisnis adalah organisasi yg menyediakan

barang dan jasa yg bertujuan untuk mendapat keuntungan (profit motive)

Tujuan dari hukum bisnis adalah adanya keadilan, ketertiban, dan kepastian hukum bagi pelaku bisnis dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.

Page 15: ASPEK HUKUM BISNIS

Wanprestasi, diatur dalam pasal 1366 KUHPer, yaitu akibat kelalaian seseorang tidak melaksanakan kewajibannya tepat pada waktunya, atau tidak dilakukan secara layak sesuai perjanjian, sehingga ia dapat dituntut memenuhi kewajibannya bersama keuntungan yg dpt diperoleh atas lewatnya batas waktu.

Page 16: ASPEK HUKUM BISNIS

Perbuatan Melawan Hukum (onrechtmatigedaad), diatur dalam pasal 1365 KUHPer, adalah suatu perbuatan seseorang yg mengakibatkan kerugian terhadap yg sebelumnya tidak diperjanjikan, tetapi diatur didalam undang-undang sehingga ia diwajibkan mengganti kerugian.Suatu perbuatan digolongkan melawan hukum apabila :

1. Setiap perbuatan atau kealpaan yg menimbulkan pelanggaran terhadap orang lain, atau bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku.2. Melanggar baik terhadap kesusilaan maupun kelayakan dalam pergaulan masyarakat terhadap orang lain, atau benda milik orang lain.

Page 17: ASPEK HUKUM BISNIS

Lahirnya perikatan Perikatan yang lahir dari perjanjian diatur

Pasal 1313 sampai dengan Pasal 1351 KUH Perdata, meliputi: ketentuan umum, syarat-syarat sahnya perjanjian; akibat perjanjian, dan penafsiran

Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata, yang berbunyi: "Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.“ -> Pacta sun servanda

Page 18: ASPEK HUKUM BISNIS

Hukum kontrak (contract of law atau overeenscomstrecht) adalah perangkat hukum yang hanya mengatur aspek tertentu dari pasar dan mengatur jenis perjanjian tertentu." (Lawrence M. Friedman)

Hukum kontrak adalah sebagai aturan hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian atau persetujuan (Michael D. Bayles). Pendapat ini mengkaji hukum kontrak dari dimensi pelaksanaan perjanjian yang dibuat oleh para pihak. hukum kontrak adalah

"Rangkaian kaidah-kaidah hukum yang mengatur berbagai persetujuan dan ikatan antara warga-warga hukum." (Ensiklopedia Indonesia)

Page 19: ASPEK HUKUM BISNIS

"Rangkaian kaidah-kaidah hukum yang mengatur berbagai persetujuan dan ikatan antara warga-warga hukum." (Ensiklopedia Indonesia)Tampaknya, definisi ini menyamakan pengertian antara kontrak (perjanjian) dengan persetujuan, padahalantara keduanya adalah berbeda. Kontrak (perjanjian) merupakan salah satu sumber perikatan, sedangkan persetujuan salah satu syarat sahnya kontrak, sebagaimana yang diatur dalam Pasal1320 KUH Perdata.

Maka, hukum kontrak adalah "Keseluruhan dari kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum.

Page 20: ASPEK HUKUM BISNIS

Apabila dikaji aspek pasar, tentunya kita akan mengkaji dari berbagai aktivitas bisnis yang hidup dan berkembang dalam sebuah market. Di dalam berbagai market tersebut maka akan menimbulkan berbagai macam kontrak yang dilakukan oleh para pelaku usaha. Ada pelaku usaha yang mengadakan perjanjian jual beli, sewa-menyewa, beli sewa , leasing, dan lain-lain.

Page 21: ASPEK HUKUM BISNIS

Subjek hukum dalam hukum kontrak adalah kreditur dan debitur. Kreditur adalah orang yang berpiutang,sedangkan debitur adalah orang yang berutang.

Prestasi adalah apa yang menjadi hak kreditur dan kewajiban debitur. Prestasi terdiri dari:

a. memberikan sesuatu, b. berbuat sesuatu, dan c. tidak berbuat sesuatu.

Page 22: ASPEK HUKUM BISNIS

Di dalam hukum kontrak dikenal lima asas penting, yaitu:1. Asas kebebasan berkontrak (freedom of contract), Pasal

1338 ayat (1) KUH Perdata, yang berbunyi: "Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya." Asas kebebasan berkontrak adalah suatu asas yang memberikan kebebasan kepada para pihak untuk:a. membuat atau tidak membuat perjanjian,b. mengadakan perjanjian dengan siapa pun,c. menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya, dand. menentukan bentuknya perjanjian, yaitu tertulis atau lisan.

2. Asas konsensualisme, salah satu syarat sahnya perjanjian, yaitu adanya kesepakatan (konsensus) dari kedua belah pihak. Kesepakatan merupakanpersesuaian antara kehendak dan pernyataan yang dibuat oleh kedua belah pihak.

3. Asas pacta sunt servanda, asas ini dapat disimpulkan dalam Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata, yang berbunyi: "Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang.“

Page 23: ASPEK HUKUM BISNIS

4. Asas Iktikad Baik (Goede the trouw)Asas iktikad baik dapat disimpulkan dari Pasa( 1338 ayat (3) KUH Perdata. Pasal 1338 ayat (3) KUH Perdata berbunyi: "Perjanjian harus dilaksanakan dengan iktikad baik.“ Asas iktikad merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak kreditur dan debitur harus melaksanakan substansi kontrak berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh atau kemauan baik dari para pihak.

Page 24: ASPEK HUKUM BISNIS

Asas kepribadian (personalitas)5. Asas kepribadian merupakan asas yang menentukan

bahwa seseorang yang akan melakukan dan atau membuat kontrak hanya untuk kepentingan perseorangan saja. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1315 dan Pasal 1340 KUH Perdata. Pasal 1315 KUH Perdata berbunyi: "Pada umumnya seseorang tidak dapat mengadakan perikatan atau perjanjian selain untuk dirinya sendiri." Inti ketentuan ini bahwa seseorang yang mengadakan perjanjian hanya untuk kepentingan dirinya sendiri. Pasal 1340 KUH Perdata berbunyi: "Perjanjian hanya berlaku antara pihak yang membuatnya." Ini berarti bahwa perjanjian yang dibuat oleh para pihak hanya berlaku bagi mereka yang membuatnya.

Page 25: ASPEK HUKUM BISNIS

Syarat sahnya suatu kontrak ditentukan dalam Pasal 1320 KUH Perdata, yaitu :

1. kesepatan para pihak ;2. kecakapan/ kewenangan para pihak ;3. perihal tertentu ;4. kausa yang legal ;

Page 26: ASPEK HUKUM BISNIS

Prestasi atau yang dalam bahasa Inggris disebut juga dengan istilah “performance” dalam hukum kontrak dimaksudkan sebagai suatu pelaksanaan hal-hal yang tertulis dalam suatu kontrak oleh pihak yang telah mengikatkan diriPrestasi adalah seperti yang disebutkan dalampasal 1234 KUH Perdata, yaitu berupa :1. Memberikan sesuatu;2. Berbuat sesuatu;3. Tidak berbuat sesuatu.Wanprestasi, atau pun yang disebut juga dengan istilah breach ofcontract yang dimaksudkan adalah tidak dilaksanakan prestasi atau kewajiban sebagaimana mestinya yang dibebankan oleh kontrak

Page 27: ASPEK HUKUM BISNIS

Wanprestasi timbul dari persetujuan (agreement). Artinya untuk mendalilkan suatu subjek hukum telah wanprestasi, harus ada lebih dahulu perjanjian antara kedua belah pihak sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1320 KUHPerdata: “Supaya terjadi persetujuan yang sah, perlu dipenuhi empat syarat: kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya; kecakapan untuk membuat suatu perikatan; suatu pokok persoalan tertentu; suatu sebab yang tidak terlarang.” Wanprestasi terjadi karena debitur (yang dibebani kewajiban) tidak memenuhi isi perjanjian yang disepakati, seperti: a. tidak dipenuhinya prestasi sama sekali, b. tidak tepat waktu dipenuhinya prestasi, c. tidak layak memenuhi prestasi yang dijanjikan.

Page 28: ASPEK HUKUM BISNIS