Upload
raimundo-suherdin
View
14
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
aspek hukum pembangunan
Citation preview
TUGAS SOAL- SOAL LATIHAN BAB 1
PERTANYAAN :
1. Dilihat dari pengertian dan ruang lingkupnya aspek hukum pembangunan lebih luas dari
aspek hukum bangunan?
2. Buatlah secara skematis, berdasarkan obyek, metode, sistem, dan sifat universal yang
menunjukan bahwa aspek hukum pembangunan dapat memenuhi syarat sebagai
pengetahuan yang bersifat ilmiah.
3. Jelaskan dengan contoh aspek hukum pembangunan yang bersifat hukum privat/hukum
keperdataan?
4. Jelaskan dengan contoh aspek hukum pembangunan yang bersifat hukum publik?
JAWABAN :
1. Hukum adalah himpunan peraturan yang terdiri dari perintah dan larangan yang
mengurus tata tertib dalam masyarakat, oleh karena itu harus di taati oleh masyarakat dan
bila di langgar akan mendapat sanki (E.Utrecht).
Pembangunan adalah usaha menciptakan dan mensejaterahkan kemakmuran rakyat
lahiriah dan batiniah secara adil dan merata meliputi bangunan fisik yang terdiri dari
bangunan penggedungan.
Hukum bangunan adalah keseluruhan peraturan yang menyangkut membangun
bangunan dalam arti luas meliputi bangunan pergedungan, bangunan sipil dan bangunan
istalasi.
2. Skematis berdasarkan obyek, metode, sistem, dan sifat universal yang sebagai
pengetahuan yang bersifat ilmiah :
1
3. Hukum privat adalah aturan hukum yang mengatur hubungan hukum antara orang
yang satu dengan orang yang lainnya atau mengatur kepentingan perorangan.
Hukum perdata adalah hukum yang mengatur hubungan hukum atau kepentingan
perorangan dalam perjanjian pemborongan, jaminan dalam borongan, dan aspek dalam
perkreditan. Peraturan-peraturan yang bersifat keperdataan selain peraturan-peraturan
yang menyangkut perjanjian pemborongan bangunan, hak, dan kewajiban para pihak,
jaminan dalam pemberian kredit pada pemborongan pada bangunan dan bank garansi
atau surety boad pada pemborongan bangunan bersifat keperdataan, peraturan yang
bersifat keperdataan itu ada yang bersifat hubungan pemaksa yaitu ketentuan-ketentuan
hukum tetangga yang harus di perhatikan para pemilik pemborongan yang bertetangga
dan ketentuan-ketentuan tentang perjanjian pemburuhan (UU. No. 13 Tahun 2003).
4. Peraturan hukum bangunan yang bersifat public yaitu mengenai prosedur, pelelangan,
prakualifikasi, dan klasifikasi terhadap pemborong. Peraturan izin usaha terhadap
pemborong, peraturan tentang izin bangunan (IMB) dan Undang-Undang Gangguan
(hinderordonansi).
2
Bangunan sipil kering :
Jalan, jembatan, gorong-
gorong,
Bangunan sipil basah :
Dermaga, bendungan,
saluran air/selokan (parit).
Bangunan istalasi :Istalasi listrik, air, gas, dan lift.
Bangunan Sipil
TUGAS SOAL- SOAL LATIHAN BAB II
PERTANYAAN :
1. Jelaskan bagaimana kekuatan berlakunya:
a) A.V.1941/S.U.1941 dalam perjanjian pemborongan
b) Kitab undang-undang hukum perdata (KUHPerdata) dalam perjanjian pemborongan.
c) Keppres No. 16 Tahun1994 dan atau keppres nomor 42 Tahun 2002.
2. Jelaskan tentang bentuk perjanjian pemborongan:
a) Menurut A.V. 1941/ S.U. 1941
b) Menurut keppres No. 16 Tahun 1994 dan atau keppres No. 42 Tahun 2002
3. Jelaskan tentang isi minimal surat perintah kerja menurut ketentuan pasal 22 ayat 1
keppres No. 16 Tahun 1994!
4. Jelaskan isi minimal surat perjanjian pemborongan menurut ketentuan pasal 22 ayat 1
keppres No. 16 Tahun 1994!
5. Jelaskan tentang penambahan dan pengurangan, pekerjaan mempengaruhi harga
borongan:
a) Menurut pasal 1607 KUHPerdata
b) Menurut Pasal 50 dan 51 A.V. 1941
6. Jelaskan bagaimana penyelesaian perselisihan dalam perjanjian pemborongan?
a) Perselisihan alam bidang teknis
b) Perselisihan dalam bidang hukum
7. Jelaskan bagaimana perjanjian pemborongan dapat berakhir?
JAWABAN :
1. Perjanjian pemborongan
a) A.V 1941 adalah peraturan buatan pemerintah hindia belanda dan berlakunya
berdasarkan surat keputusan pemerintah hindia belanda nomor 9 Tanggal 28 Mei
1941 dan di muat dalam tambahan lembaran Negara (TLN) NO. 14571, yang isinya
terdiri atas 3 Bagian yaitu:
bagian kesatu memuat syarat-syarat adminisrasi
bagian kedua memuat syarat-syarat bahan.
3
Bagian ketiga memuat syarat-syarat teknis.
A.V. 1941 merupakan peraturan standar atau baku bagi perjanjian Pemborongan di
Indonesia khususnya untuk proyek-proyek pemerintah.
Perjanjian standar adalah sebagai berikut:
Dengan menunjukan yaitu surat perintah kerja (SPK) atau dalam surat perjanjian
pemborongan (kontrak) terdapat ketentuan-ketentuan yang menuju pada pasal-
pasal dari A.V. 1941
Dengan penandatanganan yaitu dalam surat perintah kerja (SPK) atau dalam
surat perjanjian pemborongan (kontrak) di muat ketentuan-ketentuan dari
A.V.1941 secara lengkap.
b) Ketentuan-ketentuan perjanjian pemborongan dalam KUHP berlaku baik bagi
perjanjian pemborongan pada peroyek-proyek swasta maupun pemerintah.
Perjanjian pemborongan dalam KUHP itu bersifat pelengkap artinya ketentuan-
ketentuan perjanjian pemborongan dalam KUHP dapat digunakan oleh para pihak
dalam perjanjian pemborongan atau para pihak dalam perjanjian pemborongan asal
tidak di larang oleh undang-undang, tidak bertentangan dengan ketentuan umum dan
kesusilaan, dan dapat menggunakan ketentuan-ketentuan dalam KUHP sebagai
pelengkap apabila terdapat kekurangan.
c) ketentuan-ketentuan pemborongan yang diatur dalam keppres 16 Tahun 1994 berlaku
bagi proyek-proyek pemerintah sedangkan bagi proyek-proyek swasta tidak tertutup
kemungkinan digunakan namun hanya sebagai pedoman saja. Karena ketentuan-
ketentuan dalam keppres 16 tahun 1994 tidak boleh dilanggar maka proyek-proyek
pemerintah harus dibuat sesuai dengan keppres tersebut.
2. Bentuk perjanjian pemborongan
a) perjanjian pemborongan pada proyek-proyek pemerintah harus di buat secara tertulis
dan dalam bentuk perjanjian standar artinya, surat perjanjian pemboronfan dibuat
dalam bantuk model-model formulir tertentu yang isinya ditentukan secara sepihak
oleh pihak yang menborong berdasarkan pada A.V. 1041.
4
b) di dalam keppres 16 Tahun 1994 di kenal adanya 3 bentuk perjaniian pemborongan
yaitu :
Akta dibawah tangan yaitu perjanjian pemborongan yang di buat atas cara
memborongkan proyek dengan pengadaan langsung bernilai sampai dengan Rp
5.000.000,00 (lima juta rupiah).
Surat perintah kerja (SPK) yaitu perjanjian pemborongan yang di buat atas cara
memborongkan proyek dengan pengadaan langsung di atas Rp 5.000.000,00
(lima juta rupiah) dan pemilihan langsung.
Surat perjanjian pemborongan atau kontrak yaitu perjanjian pemborongan yang
dibuat atas cara memborongkan proyek dengan pemilihan langsung dan
pelelangan.
3. Surat perintah kerja (SPK) isinya sekurang-kurangnya harus memuat (pasal 22 ayat (1)
keppres 16 tahun 1994) :
a) Pihak yang memerintahkan dan yang menerima perintah pelaksanaan pekerjaan
serta ditandatangani oleh kedua belah pihak.
b) Pokok pekerjaan yang harus dilaksanakan
c) Harga yang tetap dan pasti serta syarat-syarat pembayarannya.
d) Persyaratan dan spesifikasi teknis
e) Jangka waktu penyelesaiaan/penyerahan
f) Sanksi dalam hal penyelesaian tidak memenuhi kewajibannya.
4. Surat perintah kerja (SPK) isinya sekurang-kurangnya harus memuat (pasal 22 ayat (2)
keppres 16 tahun 1994) :
a) Pokok yang di perjanjikan dengan uraian yang jelas mengenai jenis dan
jumlahnya.
b) Harga yang tetap dan pasti, serta syarat-syarat pembayarannya.
c) Persyaratan dan spesifikasi teknis yang jelas dan terperinci.
d) Jangka waktu penyelesaian/penyerahan, dengan disertai jadwal waktu
penyelesaian/penyerahan yang pasti serta syarat-syarat penyerahannya.
e) Jaminan teknis/hasil pekerjaan yang di laksanakan.
5
f) Sanki dalam hal rekanan jika ternyata tidak memenuhi kewajibannya.
g) Penyelesaian perselisihan.
h) Status hukum.
i) Hak dan kewajiban para pihak yang terkait didalam perjanjian yang
bersangkutan,
j) Penggunaan barang dan jasa hasil produksi dalam negeri secara tegas dirinci
dalam lampiran kontrak.
5. Penambahan dan penggurangan pekerjaan
a) Menurut pasal 1607 KUHPerdata
Berdasarkan pasal 1607 KUHP resebut penambahan dan pengguranggan
pekerjaan akan mempengaruhi harga borongan/kontrak apabila :
Perubahan bestek harus disetujui oleh yang memborongkan secara tertulis.
Yang memborongkan dan pemborong harus mengadakan perjanjian
mengenai harga borongan penambahan atau pengguranggan pekerjaan.
b) Menurut pasal 50 dan 51 A.V. 1941
Penambahan dan pengguranggan pekerjaan juga diatur dalam pasal 50 dan 51
A.V.1941 dimana penambahan dan pengguranggan pekerjaan nilainya dibatasi
kurang dari 10% harga borong/kontrak.Di dalam KUHP maupun A.V. 1941 atur
bahwa penambahan ataupun pengguranggan pekerjaan harus diperintahkan oleh
direksi sebagai wakil yang memborong. Dalam peraktek biasanya penambahan
dan penggurangan pekerjaan ditentukan sebagai berikut :
Penambahan dan pengguranggan pekerjaan hanya di anggap sah apabila
sudah mendapat persetujuan tertulis dari yang memborong, dengan
menyebutkan jenis dan perincian pekerjaan dengan jelas.
Untuk pekerjaan penambahan dan pengguranggan dapat dibuat perjanjian
tambahan (adendum)
Perhitung penambahan dan pengguranggan pekerjaan dilakukan atas dasar
harga yang disetujui bersama, jika tidak tercantum dalam daftar harga satuan
pekerjaan.
6
Adanya penambahan dan pengguranggan pekerjaan tidak dapat di pakai
alasan untuk mengubah waktu penyelesaian pekerjaan, kecuali atas
persetujuan tertulis dari yang memborong.
6. Penyelesaian perselisihan dalam perjanjian pemborongan.
a) Perselisihan dalam bidang teknis
Perselisihan dalam bidang teknis menurut pasal 65 A.V. 1941 di selesaikan
menurut“ reglement voor arbitrage van de nederlanschlndische raad voor
technische arbitrage”(peraturan arbitrasi Hindia Belanda), sekarang disebut dengan
nama “Dewan Arbitrasi Tehnik Indonesia” (DATI) yang anggotanya terdiri dari
seorang wakil pihak yang memborongkan, seorang wakil dari pihak pemborong,
dan seorang wakil yang dipilih oleh pihak yang memborongkan dan pihak
pemborong.
b) Perselisihan dalam bidang hukum
Perselisihan dalam bidang hukum atau yuridis, diselesaiakn secara musyawarah
antara pihak pemborong, dan pihak yang memborongkan.Apabila musyawarah
tidak tercapai maka diselesaikan secara arbitrasi atau diselesaikan langsung melalui
Badan Arbitrasi Nasional Indonesia (BANI) jika sampai persoalan tersebut tidak
terselesaikan juga maka perselisihan diselesaikan melalui pengadilan negeri (PN).
7. Berakhirnya perjanjjian pemborongan
Perjanjian pemborongan dapat berakhir dalam hal-hal sebagai berikut :
a. Pekerjaan telah diselesaikan oleh pihak pemborong setelah masa pemeliharaan
selesai, dengan kata lain pada penyerahan kedua dan harga borongan telah selesai di
bayar oleh yang memborongkan.
b. Pembatalan perjanjjian pemborongan.
c. Kematian pemborong
d. Kepailitan
e. Pemutusan perjanjian pemborongan.
f. Persetujuan kedua pihak.
7
TUGAS SOAL- SOAL LATIHAN BAB III
PERTANYAAN :
1. Jelaskan bagimana penunjukan pimpinan proyek (pimpro) ?
a. Pada proyek-proyek pemerintah
b. Dalam pembangunan bangunan gedung Negara
2. Jelaskan tentang beberapa pengutamaan bagi pemborong ekonomi lemah menutur
keppres nomor 16 tahun 1994 / nomor 42 Tahun 2002 !
3. Sebutkan data-data yang harus dilengkapi oleh pemborong / kontraktor jika ingin
mengajukan permohonan surat izin usaha jasa konstruksi (SIUJK) ?
4. Sebutkan dan jelaskan cara-cara pemilihan konsultan / perencana / arsitek yang telah
memperolej Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) !
5. Sebutkan tugas-tugas konsultan / perencana / arsitek ?
JAWABAN :
1. Yang memborongkan
a. Bagi proyek-proyek pemerintah yang ditunjuk sebagai pemimpin proyek (pimpro)
diatur sebagai berikut :
Bagi proyek yang dibiayai APBN, sebagai pimpro adalah pejabat yang
ditetapkan oleh menteri/ketua departemen atau lembaga pemegang mata
anggaran (PMA) untuk memimpin proyek dengan mencantumkan nama dalam
daftar isi proyek (DIP).
Bagi proyek-proyek yang dibiayai APBD, sebagai pimpro adalah pejabat yang
ditetapkan oleh gubernur kepala daerah tingkat 1 atas usul kepala instansi
melalui biro pembangunan dan dicantumkan dalam DIP daerah.
Bagi proyek-proyek khusus dan strategis, sebagai pompro adalah pejabat eselon
II, eselon III atau kepala instansi sebagai penanggung jawab program atas izin
atau penunjukan kepala Daerah.
b. Dalam pembangunan bangunan gedung Negara, maka sebagai pimpro ditetapkan
sebagai berikut :
8
Pembangunan bangunan gedung Negara dilingkungan departemen pekerjaan
umum sebagai pimpro adalah dari lingkungan pekerjaan umum sendiri.
Pembangunan bangunan gedung Negara yang pelaksanaannya dilimpahkan
kepada departemen pekerjaan umum, sebagai pimpro dari departemen pekerjaan
umum.
Pembangunan bangunan gedung yang pelaksanaannya diberikan bantuan teknis
oleh Departemen Pekerjaan Umum, sebagai pimpro adalah dari lingkungan
instasi pemegang mata Anggaran dibantu tenaga penglola teknis dari
Departemen Pekerjaan Umum.
2. Dalam keppres 16 Tahun 1994 pemborong golongan ekonomi lemah mendapatkan
pengutamaan dalam hal-hal sebagai berikut:
a. Proyek bernilai sampai dengan Rp 15 juta, dilakukan secara pengadaan langsung
antara pemborong ekonomi lemah setempat.
b. Proyek bernilai diatas Rp 15 juta sampai Rp 50 juta, dilakukan secara pemilihan
langsung diantara pemborong ekonomi lemah setempat yang tercantum dalam daftar
pemborong golongan ekonomi lemah yang disusun oleh Bupati atau Walikota.
c. Proyek bernilai diatas Rp 15 juta sampai Rp 50 juta, dilakukan secara pemilihan antar
pemborong golongan ekonomi lemah setempat yang tercantum dalam daftar rekanan
mampu.
d. Proyek bernilai diatas Rp 50 juta sampai Rp 100 juta, dilakukan secara pelelangan
diantara pemborong golongan ekonomi lemah.
e. Proyek bernilai diatas Rp 100 juta sampai dengan Rp 200 juta, dilakukan secara
pelelangan antara pemborong bukan ekonomi lemah setempat dengan pemborong
dengan diberi kelonggaran sebesar 10% diatas harga penawaran yang memenuhi
syarat diantara pemborong yang bukan termasuk golongan ekonomi lemah.
3. Pemborong / kontraktor
Untuk memperoleh SIUJK pemborong wajib mengajukan permohonan dengan formulir
surat permohonan izin (SPI) yang dilengkapi dengan data-data sebagai berikut :
9
a) Data Administrasi
Rekaman akta notaries
Rekaman surat izin tempat usaha (SITU0
Rekaman nomor pokok wajib pajak (NPWP)
b) Data Personalisasi
Daftar pengurus perusahaan disertai Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Daftar tenaga kerja
c) Data Ruang dan Perlengkapan Kantor :
Luas kantor sekurang-kurangnya 30 m²
Perlengkapan kantor, mempunyai meja kerja, mesin tik
Peralatan perusahaan
d) Data keuangan, neraca keuangan tahun terakhir
e) Data pengalaman pekerjaan perusahaan
4. Perencana / arsitek
Cara pemilihan konsultan perencana :
1. Dengan penunjukan langsung
Konsultan tersebut harus dikenal baik hasil rancangannya, pengalaman maupun
penyelesaian tugas rancangannya.Khusus bangunan gedung pemerintah, perlu
mendapat rekomendasi dari pihak yang berwenang.
2. Dengan pelelangan
Cara ini dipakai bagi pekerja yang membutuhkan keahlian yang tepat, pengalam
kerja sesuai dengan bidang penawaran, organisasi yang canggih.Khusus bagi
bangunan pemerintah pelelangan dilaksanakan minimal 3 rekanan.
3. Dengan sayembara
Pemilihan perencanaan dengan cara ini diambil dari 6 rekanan.
5. Tugas konsultan perencana
a. Membuat skema pemikiran awal/tahap konsultan
Dengan menberikan gambaran umum kepada yang meborongkan, meliputi :
Penetapan bangunan
Luas bangunan
10
Jumlah kamar
Bentuk bangunan
Pelaksanaan perencanaan
b. Membuat perencanaan
Perencanaan yang dibuat konsultan perencana meliputi :
Gambar-gambar sketsa dalam skala kecil pandangan-pandangan, penampang-
penampang penting dari bangunan.
Tugas pengumpulan data dilapangan
Penyelidikan tanah
Menyusun usulan kerja
Penyusunan surat-surat izin yang diperlukan untuk pembangunan gedung.
c. Membuat rencana pelaksanaan
Perencanaan gambar, yang mana meliputi perencanaan arsitektur maupun
struktur.
Penjelasan rencana dan perhitungan struktur yang diperlukan dalam suatu
peruntukan bangunan.
d. Membuat gambar detail lengkap .
e. Membuat bestek.
11
TUGAS SOAL- SOAL LATIHAN BAB IV
PERTANYAAN :
1. Jelaskan tentang kegiatan rakualifikasi di Indonesia menurut lamipran III keppres No. 16
Tahun 1994 / keppras No. 42 Tahun 2002 !
2. Jelaskan perbedaan antara daftar rekaman mampu dengan daftar rekaman terseleksi !
3. Jelaskan tugas dan wewenang dari :
a) Panitia prakualifikasi
b) Tim teknis
c) Secretariat asistensi dan pemantauan
4. Jelaskan proses pelaksanaan kegiatan-kegiatan prakualifikasi mulai dari :
a) Registrasi
b) Klasifikasi
c) Kualifikasi
JAWABAN :
1. Prakualifikasi meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Registrasi adalah pencatatan dan pendaftaran data :
a. Data administrasi
b. Data keuangan
c. Data personalia
d. Data peralatan
e. Data perlengkapan
f. Data pengalaman melakukan pekerjaan
2. Klasifikasi adalah penggolongan perusahaan bidanB, sub bidang, dan lingkup
pekerjaan
3. Kualifikasi adalah penilaian serta penggolongan perusahaan menurut tingkat
kemampuan dasarnya pada masing-masing bidang, sub bidang dan lingkup
pekerjaannya.
12
2. Perusahaan-perusahaan yang lulus prakualifikasi dicantumkan daftar yang disebut Daftar
Rekaman Mampu (DRM). DRM digunakan sebagai persyaratan peserta rekanan dalam
penyelenggaraan perjanjian pemborongan. DRM juga digunakan dalam pelaksanaan
anggaran bangunan, anggaran rutin, kegiatan BUMN, dan kegiatan BUMD. Sedangkan
Daftar Rekanan Terseleksi (DRT) adalah daftar rekanan bidang pemborongan yang
tercatat dalam DRM yang masih memiliki Sisa Kemampuan Nyata (SKN) dan perusahaan
yang memenuhi kualifikasi. DRT terbagi atas 3 golongan yaitu : DRT golongan A, B dan
C.
3. Tugas dan wewenang dari :
a. Panitia prakualifikasi :
1. Mengumumkan seluas-luasnya tentang akan diadakannya prakualifikasi melalui
antara lain radio, media cetak, dan papan pengumuman resmi untuk penerangan
umum, KADIN setempat serta sosialisasi profesi terkait.
2. Menetapkan calon rekanan yang akan masuk dalam DRM.
3. Menyebarluaskan DRM yang ditetapkan.
4. Menerima, meneliti dan melakukan tindak lanjut atas sanggahan terhadap DRM
5. Mengeluarkan dari DRM rekanan yang tidak memenuhi persyaratan lagi sebagai
rekanan atau melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan yang berlaku
dan mencantum dalam daftar hitam
6. Mengeluarkan DRM yang disempurnakan tiap awal Januari.
b. Tim teknis :
1. Melaksanakan registrasi para calon rekanan yang mengikuti prakualifikasi
2. Melakulan penelitian atas kebenaran data
3. Melaksanakan klafifikasi yaitu menggolongkan menurut sub bidang dan lingkup
pekerjaan dari calon rekanan yang mengikuti prakualifikasi dan telah memenuhi
persyaratan administrasi
4. Melaksanakan klasifikasi yaitu menilai tingkat kemampuan dasar untuk setiap sub
bidang dan lingkup pekerjaan dari calon rekanan
5. Menyusun DRM
13
6. Mempersiapkan dan melaksanakan penyempurnaan DRM, menerima dan meneliti
laporan dari pimpinan proyek mengenai data rekanan sebagai salah satu bahan
pertimbangan baik penyempurnaan DRM
c. Sekretariat asistensi dan pemantauan :
1. Membantu persiapan dan pelaksanaan prakualifikasi oleh panitia prakualifikasi
dengan memberikan penjelasan/ penataran mengenai penggunaan pedoman
prakualifikasi, pelaksanaan teknis prakualifikasi dan penyusunan serta
penggunaan DRM dan DRT
2. Memantau hasil pelaksanaan prakualifikasi
3. Menyelenggarakan koordinasi dan mengadakan pembahasan serta evaluasi
mengenai pelaksanaan penggunaan pedoman prakualifikasi dan penyusunan DRM
dan DRT bersama instansi lain yang diperlukan
4. Sekretariat asistensi dan pemantauan bertanggung jawab sepenuhnya kepada
Menteri koordinat Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pengawasan Pembangunan.
4. Pelaksanaan prakualifikasi:
1. Registrasi
a. Pekerjaan Jasa Pemborong
Para calon rekanan yang akan mengikuti prakualifikasi diminta untuk
menyampaikan data-data perusahaan kepada panitia prakualifikasi dengan surat
permohonan dan penyerahan tentang kebenaran data yang bermaterai cukup.
Formulir tentang data perusahaan:
1) FIP-02 tentang data administrasi.
2) FIP-03 tentang data keuangan.
3) FIP-04 tentang data personalia.
4) FIP-05 tentang data peralatan yang dimiliki oleh perusahaan.
5) FIP-06 tentang data pengalaman.
b. Pekerjaan Jasa Konsultasi
Para calon rekanan yang akan mengikuti prakualifikasi diminta untuk
menyampaikan dengan surat permohonan dan pernyataan panitia prakualifikasi
yang disertai dengan permohonan dan pernyataan tentang kebenaran data yang
bermaterai cukup dan terdiri atas:
14
1) FIK-02 tentang data administrasi.
2) FIK-03 tentang data keuangan.
3) FIK-04 tentang data personalia.
4) FIK-05 tentang data peralatan dan perlengakapan milik sendiri.
5) FIK-06 tentang data pengalaman pekerjaan.
c. Pekerjaan pengadaan barang/jasa lainnya
Para calon rekanan yang akan mengikuti prakualifikasi diminta untuk
menyampaikan data perusahaan kepada panitia prakualifikasi yang disertai dengan
kebenaran data disertai materai cukup dan terdiri atas:
1) FIB-02 tentang data administrasi.
2) FIB-03 tentang data keuangan.
3) FIB-04 tentang data personalia.
4) FIB-05 tentang data peralatan dan perlengkapan milik sendiri.
5) FIB-06 tentang data pengalaman pekerjaan.
2. Klasifikasi
Klafikasi adalah menggolongkan perusahaan menurut bidang pekerjaan sebagai
berikut:
a. Pekerjaan Jasa Pemborong (disebut Perusahaan Jasa Pemborong)
1) Bidang Sipil
Bidang Sipil terdiri atas sub-sub bidang:
a) Drainase dengan jaringan pengairan.
b) Jalan, jembatan, landasan dan lokasi pengeboran darat.
c) Jalan, jembatan kereta api.
d) Gedung dan Pabrik.
e) Bangunan pengolahan air bersih dan air limbah.
f) Reklamasi dan Pengerukan.
g) Dermaga, penahanan gelombang dan tanah (break watrer dan
talud).
h) Pengeboran air tanah.
i) Bangunan bawah air.
15
j) Pertamanan.
k) Perumahan dan pemukiman.
l) Percetakkan sawah dan pembukaan lahan.
m) Pembukaan areal/Transmigrasi.
n) Bendung dan bendungan.
o) Perpipaan.
p) Interior.
q) Pekerjaan sipil lainnya.
2) Bidang Mekanikal, Elektronikal dengan sub-sub bidangnya.
3) Bidang Radio, Telekomunikasi dan Instrumentasi dengan sub-sub
bidangnya.
4) Bidang Logam, Kayu, Plastik dengan sub-sub bidangnya.
5) Bidang Pertanian dengan sub-sub bidangnya.
6) Bidang Pertambangan dengan sub-sub bidangnya.
Rekanan yang memiliki Kualifikasi:
C 2 hanya diperkenankan memilih 4 (empat) sub bidang pekerjaan.
C 1 hanya diperkenankan memilih 6 (enam) sub bidang pekerjaan.
B hanya diperkenankan memilih 8 (delapan) sub bidang pekerjaan.
A hanya diperkenankan memilih 10 (sepuluh) sub bidang pekerjaan.
Sub bidang pekerjaan dapat dipilih dari sub bidang pekerjaan yang terdapat
pada keenam bidang pekerjaan. Daftar yang memuat bidang pekerjaan dan sub
bidang pekerjaan disediakan oleh panitia prakualifikasi dan diberikan kepada
calon rekanan.
b. Pekerjaan Jasa Konsultasi (disebut Perusahaan Jasa Konsultasi)
1) Bidang Pekerjaan Umum.
2) Bidang Transportasi dengan sub-sub bidangnya.
3) Bidang Pariwisata, Pos, dan Telekomukasi dengan sub-sub bidangnya.
4) Bidang Pertanian dengan sub-sub bidangnya.
5) Bidang Perindustrian dengan sub-sub bidangnya.
16
6) Bidang Pertambangan dan Energi dengan sub-sub bidangnya.
7) Bidang lain dengan sub-sub bidangnya.
Selain klasifikasi perusahaan jasa kosultasi menurut bidang dan sub bidang
pekerjaan, juga ada klasifikasi menurut lingkup perusahaan terdiri atas:
1) Perencanaan
2) Jasa survei
3) Studi kelayakan
4) Perencanaan teknik
5) Pengawasan
6) Manajemen
7) Penelitian
c. Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa Lainnya (disebut Perusahaan Pengadaan
Barang/Jasa Lainnya)
1) Bidang Pengadaan Barang dengan sub-sub bidangnya.
2) Bidang Jasa Lainnya dengan sub-sub bidangnya.
3) Bidang Pertambangan Minyak, Gas Bumi, dan Panas Bumi dengan sub-
sub bidangnya.
Calon rekanan diberi kesempatan memilih sub bidang pekerjaan yang
diingikan sebanyak-banyaknya 2 (dua) buah.
3. Kualifikasi
Kualifikasi adalah penilaian serta peggolongan menurut tingkat kemampuan
dasarnya pada setiap bidang dan sub bidang pekerjaan. Kemampuan dasar adalah
kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan untuk melaksanakan satu pekerjaan
tertentu.
a. Pekerjaan Jasa Pemborong (disebut Perusahaan Jasa Pemborong)
Penilaian kemampuan kontraktor dilakukan menurut tingkat kemampuan
dasarnya. Penentuan kemampuan dasar kontraktor dilakukan dengan
memperhatikan:
1) Kemampuan keuangan.
17
Penilaian kemampuan kontraktor dilakukan terhadap kekayaan bersih
perusahaan neraca keuangan perusahaan tahun terakhir dan laporan
keuangan lainnya dengan rumus sebagai berikut:
Kekayaan bersih = (a+b+c)-(d+e)
Keterangan: a = aktiva lancar
b = aktiva tetap
c = aktiva lainnya
d = hutang jangka pendek
e = hutang jangka panjang
2) Kemampuan personalia.
Penilaian kemampuan personalia dilakukan terhadap tenaga ahli tetap
dalam perusahaan.
Tenaga ahli dikelompokkan sebagai berikut:
a) Sarjana teknik
b) Sarjana muda teknik atau pendidikan teknik setingkat, misalnya
politeknik dan lain-lain
c) STM atau pendidikan teknik yang setingkat.
d) Tenaga pendukung lainnya seperti tenaga pembukuan, administrasi:
persyaratan pengalaman dan ekuivalensi dari tenaga ahli.
3) Kemampuan peralatan.
Penilaian kemampuan peralatan milik sendiri dilakukan terhadap tenaga
kerja:
a) Jenis/macam alat
b) Jumlah
c) Kapasitas dan output peralatan
d) Merek, tipe dan nomor mesin/peralatan
e) Tahun pembuatan
f) Keadaan/kondisi alat
g) Lokasi sekarang
h) Harga sekarang
18
Calon rekanan dengan kualifikasi C 1 dan C 2, peralatan dapat dimiliki
sendiri atau disewa.
4) Pengalaman perusahaan.
Penilaian terhadap pengalaman perusahaan terhadap pekerjaan yang telah
diselesaikan selama tiga tahun terakhir yang telah dilakukan melalui:
a) SPK/Kontrak
b) Berita acara penyelesaian pekerjaan.
Penggolongan kualifikasi rekanan jasa pemborongan dilaksanakan
sebagai berikut:
1) Golongan kontraktor dengan kemampuan tinggi.
A: rekanan yang mampu melaksanakan perbaikan dan pembangunan
dengan persyaratan teknis atau sangat tinggi, bernilai di atas Rp 1
miliar.
2) Golongan kontraktor dengan kemampuan madya.
B: rekanan yang mampu melaksanakan perbaikan dan pembangunan
dengan persyaratan madya, persyaratan teknis tinggi bernilai di atas Rp.
500 juta samp[ai dengan Rp. 1 miliar.
3) Golongan kontraktor C 1 dan C 2
C 1: rekanan yang mampu melaksanakan perbaikan dan pembangunan
dengan persyaratan teknis sederhana bernilai diatas Rp. 200 juta sampai
dengan Rp. 500 juta.
C 2: rekanan yang mampu melaksanakan pekerjaan
pemeliharaan/perbaikan ringan dan pembangunan dengan persyaratan
teknis sederhana, bernilai diatas Rp.15 juta sampai Rp. 200 juta.
b. Pekerjaan Jasa Konsultasi (disebut Perusahaan Jasa Konsultasi )
Penilaian kemampuan dasar konsultan didasarkan pada:
1) Keuangan
Penilaian keuangan konsultasi dibatasi pada penilaian kekayaan
bersih.Perhitungan kekayaan bersih didasarkan pada penilaian neraca
konsultan tahun terakhir dan laporan keuangan lainnya.
Kekayaan bersih = (a+b+c)-(d+e)
19
Berberdasarkan kemampuan keuangan maka konsultan digolongkan atas:
a) Golongan 1 (bobot = 5)
Konsultan yang memiliki kekayaan bersih dengan nilai diatas Rp. 100
juta
b) Golongan 2 (bobot = 4)
Konsultan yang memiliki kekayaan bersih dengan nilai diatas Rp. 25
juta sampai Rp.100 juta
c) Golongan 3 (bobot = 3)
Konsultan yang memiliki kekayaan bersih dengan nilai diatas Rp. 10
juta sampai Rp. 25 juta.
2) Personalia
Jumlah niali yang diperoleh konsultan adalah jumlah tenaga ahli/teknisi
yang sudah dikalikan dengan nilainya. Konsultan digolongkan atas dasar
jumlah tenaga ahlinya sebagai berikut:
a) Golongan 1 (bobot = 75), bila jumlah nilai diatas 1000
b) Golongan 2 (bobot = 60), bila jumlah nilai diantara 700 sam pai 1000
c) Golongan 3 (bobot = 45), bila jumlah nilai diantara 50 dan 669
3) Peralatan dan perlengkapan
Penilaian terhadap peralatan dibatasi peralatan pokok (peralatan yang
mutlak diperlukan untuk melakukan yang bersangkutan) sesuai dengan
setiap sub bidang dan lingkup pekerjaannya.
Penilaian terhadap perlengkapan didasarkan pada persyaratan minimal dari
ruang kantor dan perlengkapannya.
a) Golongan 1 (bobot = 5)
b) Golongan 2 (bobot = 4)
c) Golongan 3 (bobot = 3)
4) Pengalaman perusahaan
Penilaian terhadap pengalaman konsultan dilakukan pada setiap bidang, sub
bidang dan lingkup pekerjaan dalam periode 5 tahun terakhir dengan
kriteria penilaian gosebagai berikut:
a) Golongan 1 (bobot = 15)
20
Konsultan yang pernah melaksanakan pekerjaan menurut bidang/sub
bidang pekerjaan dengan cara dan hasil baik, sebanyak 3 kali konsultasi
yang masing-masing bernilai diatas Rp. 50 juta
b) Golongan 2 (bobot = 10)
Konsultan yang pernah melaksanakan pekerjaan menurut bidang/sub
bidang pekerjaan dengan cara dan hasil baik, sebanyak 3 kali konsultasi
yang masing-masing bernilai sampai dengan Rp. 50 juta.
c) Golongan 3 (bobot = 5)
Konsultan yang belum pengalaman.
Penggolongan nilai pekerjaan dapat dlaksanakan adalah:
a) Golongan A : dapat melaksanakan pekerjaan jasa konsultasi diatas
Rp.100 juta
b) Golongan B : dapat melaksanakan pekerjaan jasa konsultasi diatas
Rp. 50 juta sampai dengan Rp. 100 juta
c) Golongan C : dapat melaksanakan pekerjaan jasa konsultasi sampai
dengan Rp.50 juta
c. Pekerjaan Pengadan Barang/Jasa lainnya (disebut Perusahaan Pengadaan
Barang/Jasa lainnya atau Pemasok)
Kualifikasi pemasok adalah penilaian serta penggolongan perusahaan menurut
tingkat kemampuan dasarnya untuk masing-masing bidang/sub bidang
pekerjaan.Kemampuan dasar perusahaan di bidang pengadaan barang/jasa lainnya
adalah kemampuan perusahaan untuk melaksanakan penyerahan barang atau
penyelesaian pekerjaan/jasa lainnya dengan baik, lengkap dan dalam waktu tertentu
yang ditetapkan/diperjanjikan.
Penilaian kemampuan dasar berdasakan hal-hal berikut:
1) Keuangan/kemampuan permodalan
Kemampuan permodalan adalah kekayaan bersih perusahaan dengan
memperhatikan seluruh kekayaan perusahaan berupa nilai barang dan
uang/modal perusahaan dikurangi utang-utang perusahaan. Perhitungan ini
didasarkan pada penilaian neraca keuangan perusahaan tahun terakhir dan
laporan-laporan keuangan lainnya dengan rumus:
21
Kekayaan bersih = (a+b+c)-(d+e)
2) Personalia
Pada bidang pengadaan barang/jasa, pemasok mempunyai sekurang-
kurangnya 3 personalia, terdiri atas:
a) Pimpinan
b) Tata usaha
c) Pemegang buku keuangan
Khusus bidang pekerjaan pengadaan jasa lainnya, syarat diatas ditambah
dengan sekurang-kurangnya 1 tenaga terampil yang sesuai dengan bidang
jasa yang ditentukan.
3) Peralatan dan perlengkapan
Pemasok diminta untuk melampirkan daftar peralatan dan perlengkapan
kantor serta peralatan lainnya yang mendukung kelancaran kegiatan usaha.
4) Pengalaman perusahaan
Penilaian terhadap pengalaman perusahaan didasarkan pada refensi dari
instansi pemerintah atau dari swasta.
Kualifikasi pemasok sebagai berikut:
1) Kualifikasi A
2) Kualifikasi A
3) Kualifikasi A
TUGAS SOAL-SOAL LATIHAN BAB V
PERTANYAAN :
1.Jelaskan secara singkat dan skematis prosedur pelelangan umum di laksanakan !
2.Jelaskan secara singkat dan skematis prosedur pelelangan terbatas di laksanakan!
3.Jelaskan secara skematis dan prosedur pemilihan langsung!
4.Jelaskan secara singkat bagaimana pengadaan langsung di laksanakan!
22
JAWABAN :
1.Pelelangan umum :
a) pembuatan dokumen lelang secara lengkap
b) DRM dari rekanan
c) penggunaan kriteria dalam dokumen lelang atau persyaratan pengadaan secara rinci
dan jelas
d) adanya analisis biaya secara profesional
e) tata cara evaluasi penawaran rekanan peserta
f) penggunaan produksi dan rancangan bangunan nasional
g) pengutamaan rekanan golongan lemah
h) pengutamaan rekanan setempat
i) ketentuan mengenai tempat penyelenggaraan pelelangan.
2.Pelelangan terbatas
a) menyampaikan pengumuman secara luas sehingga masyarakat luas dunia usaha
dapat mengetahui semua
b) memberikan penjelasan kepada para rekanan yang tercantum dalam DRT
c) kepada kamar dagang dan industri indonesia ( KADIN ) dan asosiasi profesi yang
terkait diberikan penjelasan.
3.Prosedur pemilihan langsung
1) Pengantar
Pelaksanaan barang atau jasa yang bernilai diatas Rp 15 juta sampai dengan Rp 50
juta dilakukan dengan cara pemilihan langsung dengan surat perintah kerja (SPK)
atau Surat Perjanjian Pemborongan/kontrak
2) Pelaksanaan pemilihan umum langsung di bentuk panitia oleh Kepala Kantor atau
Pemimpin Proyek. Panitia pemilihan langsung beranggotakan sekurang-kurangnya
5 orang yang terdiri atas unsur :
23
a) Perencanaan pekerjaan/kegiatan
b) Penanggung jawab keuangan
c) Penanggung jawab perlengkapan/pemeliharaan
3) Pejabat yang berwenang mengambil keputusan dalam pemilihan langsung
a) Pemerintah Pusat
1. proyek yang bernilai sampai dengan Rp 5 juta ditetapkan kepada oleh
Kepala Kantor
2. proyek diatas Rp 50 juta sampai dengan Rp 1 miliar ditetapkan oleh
Direktur jenderal
3. proyek di atas Rp 1 miliar sampai dengan Rp 5 miliar ditetapkan oleh
penetapan Menteri atau Ketua Lembaga
4. proyek di atas Rp 5 miliar berdasarkan penetapan Menteri/Ketua Lembaga
setelah memperoleh persetujuan Menteri
b) BUMN dan BUMD
1. proyek yang bernilai sampai dengan Rp 5 miliar berdasarkan penetapan
pimpinan BUMN/BUMD
2. proyek di atas Rp 50 juta sampai dengan Rp 1 miliar ditetapkan oleh
Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1
3. proyek di atas Rp 1 miliar sampai dengan Rp 5 miliar ditetapkan oleh
Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 setelah mendapat persetujuan Menteri
Dalam Negeri
4. proyek di atas Rp 5 miliar berdasarkan penetapan dari Gubernur Kepala
Daerah Tingkat 1 setelah mendapat persetujuan Menteri
4. Pengadaan langsung dilakukan untuk pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
sbb :
1) sampai dengan Rp 5 juta pengadaan langsung dilakukan di antara rekanan
golongan ekonomi lemah tanpa berdasarkan kepada surat perintah kerja
24
( SPK ) berarti dapat dilakukan dengan akta baik dibawah tangan maupun
akta autentik / notaris.
2) diatas Rp 5 juta sampai dengan Rp 15 juta, pengadaan langsung dengan
surat perintah kerja ( SPK ) dari rekanan golongan ekonomi lemah yang
tercantum dalam daftar rekanan golongan ekonomi lemah yang disusun oleh
bupati kepala daerah tingkat II / walikotamadya.
TUGAS SOAL-SOAL LATIHAN VI
PERTANYAAN :
1.Bagaimana cara memperoleh Bank garansi ?
2.Sebutkan sekurang-kurangnya 9 hal yang harus di minat dalam perjanjian garansi ?
3.Apa perbedaan antara surety bond dengan bank garansi ?
4.Sebutkan jenis-jenis Surety Bond dalam perjanjian pemborongan dan bagaimana memperoleh
surety bond dari PT. AK. Jasa Raharja ?
JAWABAN :
1.Menjadi nasabah bank
25
Mengajukan permohonan bank garansi secara tertulis
Dengan permohonan tersebut bank garansi akan mengeluarkan surat perjanjian
bank garansi untuk ditandatangani
Memberikan jaminan lawan atau kontragaransi
Membayar
2.Tujuan penggunaan garansi bank
Jumlah/nilai tertinggi garansi bank
Tanggal mulai berlaku serta jangka waktu bank garansi
Tempat kedudukan/domisili terjamin dan bank
Macam jaminan lawan /kontrak garansi yang diserahkan oleh terjamin kepada bank
serta nilainya.
Terjamin tunduk kepada intruksi-intruksi dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah dan bank sentral serta kelaziman yang berlaku di kalangan perbankan.
Biaya garansi bank yang harus dibayar oleh terjamin baik macamnya maupun
jumlahnya seperti provisi dan biaya-biaya lain yang timbul baik secara langsung maupun tidak
langsung sehubungan dengan pemberian garansi bank tersebut.
Terjamin tunduk kepada ketentuan-ketentuan peraturan tentang pemberian garansi bank yang
ditetapkan oleh bank.
Terjamin memberi kuasa yang tidak dapat dicabut kembali kepada bank sewaktu-waktu
mencairkan jaminan lawan guna melunasi utang terjamin, baik sebagai akibat dilaksanakan
pembayaran garansi bank maupun utang lain yang timbul sehubungan dengan pemberian
garansi bank tersebut.
3. Surety Bond Bank Garansi
1. Untuk memperoleh surety bond 1. Untuk memperoleh bank garansi
26
tidak diperlukan adanya setoran dipersyaratkan adanya setoran jaminan
jaminan (deposit ) dalam jumlah tertentu.
2. Biaya yang dibebankan kepada 2. Biaya yang dibebankan kepada nasabah
prinsipal adalah berupa service adalah berupa provisi
charge
3.Surety bond ditandatangani oleh 3. Bank garansi hanya ditandatangani
Dua pihak yaitu prinsipal dan oleh satu pihak yaitu bank.
Surety compeny
4.Apabila ditentukan dalam kotak 4. Bank garansi umumnya diterbitkan
Surety bond dapat diterbitkan dengan jangka waktu 3 bulan, 6 bulan,
dengan jangka waktu lebih dari dan maksimal 12 bulan.
satu tahun. Pada prinsipnya jangka
surety bond mengikuti jangka
waktu kotrak.
5.Surety bond bersifat condittional 5. Bank garansi pada umumnya merupa
(bersyarat) artinya klaim akan di kan janji tidak bersyarat (uncondition
Selesaikan apabila terbukti pihak al) dari pihak bank untuk membayar
prinsipal tidak dapat memenuhi ganti rugi kepada obligee senilai
kewajibannya menyelesaikan jaminan apabila Nasabahnya yang di
pekerjaan menurut kontrak,sesuai jamin tidak memenuhi kewajibannya
berita acara atau surat pemutusan kepada obligee.
27
kerja dari obligee (pemilik proyek) 6. Dalam bank garansi, dana yang di
6.Dalam surety bond, dana untuk pergunakan untuk membayar klaim
membayar klaim kepada obligee kepada obligee adalah kekayaan
sementara akan menggunakan milik nasabah itu sendiri yang di
kekayaan milik surety company, pegang oleh bank.
kemudian berdasarkan hak sub
rogasi maka surety company akan
meminta kembali penggantian
dana tersebut dari prinsipal.
7.Pada umumnya ada tenggang waktu 7. Batas waktu pengajuan klaim dalam
yang cukup untuk mengajukan bank garansi sangat pendek biasanya
klaim dalam surety bond sejak 14 hari sejak tanggal berakhirnya
tanggal berakhirnya jangka waktu jangka waktu jaminan.
jaminan (misalnya 3 s/d 6 bulan ).
8.Resiko atas surety bond (jaminan 8. Resiko atas setiap bank garansi yang
yang diterbitkan) disebarkan oleh diterbitkan ditanggung sendiri oleh
para penjamin lain dengan cara pihak bersangkutan.
asuransi.
9.Penerbitan surety bond sampai 9. Pada umumnya dalam penerbitan
dengan batas nilai jaminan tertentu Bank garansi dipersyaratkan
tidak dipersyaratkan kolateral. koleteral.
28
4.Jenis-jenis Surety Bond yaitu:
Jaminan penawaran/bid bond
Jaminan pelaksanaan/performance bond
Jaminan uang muka/advance payment bond
Jaminan pemeliharaan/maintenance bond
Cara memperoleh Surety Bond dari PT.AK. Jasa Raharja yaitu:
Mengisi formulir permohonan (application form)
Menandatangani perjanjian ganti rugi kepada surety bond
Membayar :
Service charge
e. Service charge minimum
Bea materai
Biaya bond from materai Rp 5.000 (lima ribu rupiah)
Pajak penjualan bagi setiap penerbitan surety bond yaitu; 2,5 %
TUGAS SOAL-SOAL LATIHAN VII
PERTANYAAN :
1. 1.Menurut ketentuan pasal 10 undang-undang No. 2 tahun 2012 pengadaan tanah untuk
kepentingan umum sebagaimana di maksud dalam pasal 4 ayat 1 di gunakan untuk
pembangunan apa saja (ada 18) sebutkan ?
29
2. 2.Menurut ketentuan pasal 21 undang-undang nomor 2 tahun 2012, langkah-langkah apa
harus diambil/ditindak lanjuti oleh instansi yang memerlukan tanah dan gubernur serta
tim yang dibentuk oleh gubernur jika konsultasi public ulang masih terdapat pihak-
pihak yang keberatan mengenai rencana lokasi pembangunan ?
3. 3.Langkah-langkah apa yang harus diambil oleh pihak –pihak yang berhak terhadap
penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum menurut ketentuan pasal 23
undang-undang nomor 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi kepentingan umum?
4. 4.Langkah hukum apa yang akan di tindaklanjuti :
5. Jika pihak yang berhak menolak bentuk/ besarnya ganti kerugian berdasarkan hasil
musyawarah pasal 37 UU.No 2 tahun 2012 atau putusan pengadilan Negeri/Mahkamah
Agung sebagaimana dimaksud dalam pasal 38 UU. No 2 tahun 2012.
JAWABAN :
1.Tanah untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) digunakan
untuk pembangunan:
Pertanahan dan keamanan nasional
Jalanan umum,jalan tol, terowongan, jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas
operasi kereta api.
Waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran air minum, saluran pembuangan air dan
sanitsi, dan bangunan pengairan lainnya.
Pelabuhan, bandar udara, dan terminal.
Infrastuktur minyak, gas, dan panas bumi.
Pembangkit, transmisi, gardu, jaringan, dan distribusi tenaga listrik
Jaringan telekomunikasi dan informatika pemerintah.
Tempat pembuangan dan pengolahan sampah.
Rumah sakit pemerintah/pemerintah daerah.
Fasilitas keselamatan umum.
Tempat pemakaman umum pemerintah/ pemerintah daerah.
30
Fasilitas sosial, fasilitas umum, dan ruang terbuka hijau publik.
Cagar alam dan cagar budaya.
Kantor pemerintah/pemerintah daerah/desa.
Penataan permukiman kumuh perkotaan, kantor dan atau konsolidasi tanah, serta
perumahan untuk masyarakat berpengasilan rendah dengan status sewa.
Prasarana pendidikan atau sekolah pemerintah/pemerintah daerah.
Prasarana olaraga pemerintah/pemerintah daerah.
Pasar umum dan lapangan parkir umum.
2.Apabila dalam konsultasi publik ulang sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 ayat 2 masih
terdapat pihak yang keberatan mengenai rencana lokasi pembangunan, instansi yang
memerlukan tanah melaporkan keberatan dimaksud kepada gubernur setempat.
Gubernur membentuk tim untuk memerlukan kajian atas keberatan rencana lokasi
pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat 1.
Tim sebagaimana dimaksud pada ayat 2 terdiri atas :
Sekertaris daerah provinsi atau pejabat yang ditunjuk sebagai ketua merangkap
anggota.
Kepala kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional sebagai sekertaris merangkap
anggota.
Instansi yang menangani urusan di bidang perencanaan pembangunan daerah sebagai
anggota.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai
anggota.
Bupati/wali kota atau pejabat yang ditunjuk sebagai anggota.
Akademisi sebagai anggota.
Tim sebagaimana dimaksud pada ayat 3 bertugas :
Menginventarisasi masalah yang menjadi alasan keberatan.
Melakukan pertemuan atau klarifikasi dengan pihak yang keberatan.
31
Membuat rekomendasi diterima atau ditolaknya keberatan.
Hasil kajian tim sebagaimana dimaksud pada ayat 2 berupa rekomendasi diterima atau
ditolaknya keberatan rencana lokasi pembangunan dalam waktu paling lama 14 hari kerja
terhitung sejak diterimanya permohonan oleh gubernur.
Gubernur berdasarkan rekomendai sebagaimana dimaksud pada ayat 4 mengeluarkan surat
diterima atau ditolaknya keberatan atas rencana lokasi pembangunan.
3.Dalam hal setelah penetapan lokasi pembangunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat
6 dan pasal 22 ayat 1 masih terdapat keberatan, pihak yang berhak terhadap penetapan
lokasi dapat mengajukan gugatan ke pengadilan Tata Usaha Negara setempat paling lambat
30 hari kerja sejak dikeluarkannya penetapan lokasi.
Pengadilan Tata Usaha Negara memutus diterima atau ditolaknya gugatan sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 dalam waktu paling lama 30 hari kerja sejak diterimanya gugatan.
Pihak yang keberatan terhadap putusan pengadilan Tata Usaha Negara sebagaimana
dimaksud pada ayat 2 dalam waktu paling lama 14 hari kerja dapat mengajukan kasasi
kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia.
Mahkamah Agung wajib memberikan putusan dalam waktu paling lama 30 hari kerja sejak
permohonan kasasi diterima.
Putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap menjadi dasar diteruskan
atau tindaknya pengadaan Tanah bagi pembangunan untuk kepentingan Umum.
Pada pasal 37
Lembaga pertanahan melakukan musyawarah dengan pihak yang berhak dalam waktu paling
lama 30 hari kerja sejak hasil penilaian dari penilaian disampaikan kepada lembaga
pertanahan untuk menetapkan bentuk dan/ atau besarnya ganti kerugian berdasarkan hasil
penilaian ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam pasal 34.
Hasil kesepakatan dalam musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 menjadi dasar
pemberian ganti kerugian kepada pihak yang berhak di muat dalam berita acara kesepakatan.
32
Pada pasal 38
Ganti kerugian dititipkan di pengadilan negeri setempat.
Jika pihak yang berhak menerima ganti kerugian tidak diketahui keberadaannya
Sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi :
Inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah.
Penilaian ganti kerugian
Musyawarah penetapan ganti kerugian
Pemberian ganti kerugian
Pelepasan tanah instansi.
Jika objek pengadaan tanah yang akan diberikan ganti rugi:
Sedang menjadi objek perkara di pengadilan
Lembaga pertanahan melakukan musyawarah dengan pihak yang berhak dalam waktu paling
lama 30 hari kerja sejak hasil penilaian dari penilaian disampaikan kepada lembaga pertanahan
untuk menetapkan bentuk dan/ atau besarnya ganti kerugian berdasarkan hasil penilaian ganti
kerugian sebagaimana dimaksud dalam pasal 34.
Masih dipersengketakan kepemilikan :
Dalam hal ini tidak terjadi kesepakatan mengenai bentuk/atau besarnya ganti kerugian, pihak
yang berhak dapat mengajukan keberatan kepada pengadilan negeri setempat dalam waktu
paling lama 14 hari kerja setelah musyawarah penetapan ganti kerugian sebagaimana dimaksud
dalam pasal 37 ayat 1.
Diletakan sita oleh pejabat yang berwenang :
Menjadi jaminan di bank
33
34