15
1 ASPEK KEPASTIAN HUKUM DALAM KEMUDAHAN BERUSAHA DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 1 Dr. Herlien Budiono, S.H. I. Pengantar Sejak dikenal adanya tulisan, kurang lebih 5000 tahun yang lalu, maka sejak itu pula masyarakat membutuhkan penulis, baik sebagai penulis di bidang kesusasteraan maupun sebagai ahli yang dengan jelas dan terpercaya menyatakan tindakan orang dalam bentuk tulisan. Fungsi sebagai ahli dalam hal tulis menulis di bidang pembuktian inilah merupakan cikal bakal dari notariat yang berasal dari pekerjaan dikenal berkaitan dengan keahlian tulis menulis tersebut seperti: notarius, tabellio, tabularius, scriba, scrinarius (orang yang menjaga tempat penimpanan dimana akta-akta disimpan), curalis dan scriptor. 2 Perkembangan telah terjadi sesuai dengan waktu dan tempat pada beberapa negara dan keahlian tulis menulis tersebut menemukan bentuk dan fungsinya sebagaimana kita kenal sekarang sebagai notaris. Notaris dikenal sebagai pejabat yang berwenang untuk membuat alat bukti berupa akta autentik yang mempunyai kekuatan bukti sempurna bagi kedudukan hukum para pihak di dalam lalu lintas hukum privat. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris yuncto Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang R.I. Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan (UUJN) menentukan siapa yang dapat diangkat sebagai notaris serta tata cara notaris menjalankan jabatannya dalam pembuatan akta-akta notaris. Di era revolusi industri 4.0, tidak ada profesi yang tidak tersentuh oleh dampak digitalisasi termasuk profesi notaris. Notaris harus siap menghadapi tatangan dan tuntutan sejak 90-an ketika perubahan mulai di perusahaan dan prosedur pendaftaran yang bergeser ke format elektronik dan transmisi online. Kemajuan teknologi dari dua dekade terakhir memiliki dampak besar pada cara notaris melakukan transaksi dan berinteraksi dengan otoritas publik, lembaga- lembaga negara. Konsep inovasi tersebut mempertanyakan peran notaris dalam lingkungan bisnis yang hampir sepenuhnya digital. Berkaitan dengan perkembangan digitalisasi, maka setiap inovasi yang merupakan bagian dari siklus hype digital diperlukan refleksi yang sadar untuk mempertanyakan apakah transaksi tanpa bantuan pihak ke tiga yang terpercaya benar-benar lebih menjamin kepastian hukum dan perlindungan konsumen. Apakah kemajuan di bidang teknologi informasi tersebut dapat mempengaruhi fungsi notaris di dalam menjalankan profesinya akan mempengaruhi jabatan notaris Latin di dalam mengantisipasi tantangan yang dihadapi dan telah mengubahnya menjadi kemudahan berusaha di era revolusi industri 4.0 ? II. Civil Law dan Common Law Di bidang hukum privat materiil dikenal dua sistem hukum besar yakni hukum dari Romawi dan hukum dari Inggris atau para ahli hukum menyebutnya sebagai Civil Law (kadang Roman Civil Law) dan Common Law. Daratan Eropa dan sebagian koloninya dikuasai oleh tradisi hukum Romawi. Inggris dan koloninya dikuasai oleh tradisi Common Law. Kebudayaan 1 Diskusi Panel Bagian I. Kongres Internasional UINL ke 29, Jakarta Convention Center (JCC), 30 Nopember 2019. 2 J.C.H.Melis, bewerkt door A.H.M.Santen, B.C.M.Waaijer, De Notariswet, W.E.J.Tjeenk Willink, Zwolle 1991, h. 3.

Aspek kepastian hukum dalam kemudahan berusaha di era ... · Di era revolusi industri 4.0, tidak ada profesi yang tidak tersentuh oleh dampak digitalisasi termasuk profesi notaris

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Aspek kepastian hukum dalam kemudahan berusaha di era ... · Di era revolusi industri 4.0, tidak ada profesi yang tidak tersentuh oleh dampak digitalisasi termasuk profesi notaris

1

ASPEK KEPASTIAN HUKUM DALAM KEMUDAHAN BERUSAHA DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 1

Dr. Herlien Budiono, S.H. I. Pengantar

Sejak dikenal adanya tulisan, kurang lebih 5000 tahun yang lalu, maka sejak itu pula masyarakat membutuhkan penulis, baik sebagai penulis di bidang kesusasteraan maupun sebagai ahli yang dengan jelas dan terpercaya menyatakan tindakan orang dalam bentuk tulisan. Fungsi sebagai ahli dalam hal tulis menulis di bidang pembuktian inilah merupakan cikal bakal dari notariat yang berasal dari pekerjaan dikenal berkaitan dengan keahlian tulis menulis tersebut seperti: notarius, tabellio, tabularius, scriba, scrinarius (orang yang menjaga tempat penimpanan dimana akta-akta disimpan), curalis dan scriptor.2 Perkembangan telah terjadi sesuai dengan waktu dan tempat pada beberapa negara dan keahlian tulis menulis tersebut menemukan bentuk dan fungsinya sebagaimana kita kenal sekarang sebagai notaris.

Notaris dikenal sebagai pejabat yang berwenang untuk membuat alat bukti berupa akta autentik yang mempunyai kekuatan bukti sempurna bagi kedudukan hukum para pihak di dalam lalu lintas hukum privat. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris yuncto Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang R.I. Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan (UUJN) menentukan siapa yang dapat diangkat sebagai notaris serta tata cara notaris menjalankan jabatannya dalam pembuatan akta-akta notaris.

Di era revolusi industri 4.0, tidak ada profesi yang tidak tersentuh oleh dampak digitalisasi termasuk profesi notaris. Notaris harus siap menghadapi tatangan dan tuntutan sejak 90-an ketika perubahan mulai di perusahaan dan prosedur pendaftaran yang bergeser ke format elektronik dan transmisi online. Kemajuan teknologi dari dua dekade terakhir memiliki dampak besar pada cara notaris melakukan transaksi dan berinteraksi dengan otoritas publik, lembaga-lembaga negara. Konsep inovasi tersebut mempertanyakan peran notaris dalam lingkungan bisnis yang hampir sepenuhnya digital.

Berkaitan dengan perkembangan digitalisasi, maka setiap inovasi yang merupakan bagian dari siklus hype digital diperlukan refleksi yang sadar untuk mempertanyakan apakah transaksi tanpa bantuan pihak ke tiga yang terpercaya benar-benar lebih menjamin kepastian hukum dan perlindungan konsumen. Apakah kemajuan di bidang teknologi informasi tersebut dapat mempengaruhi fungsi notaris di dalam menjalankan profesinya akan mempengaruhi jabatan notaris Latin di dalam mengantisipasi tantangan yang dihadapi dan telah mengubahnya menjadi kemudahan berusaha di era revolusi industri 4.0 ? II. Civil Law dan Common Law

Di bidang hukum privat materiil dikenal dua sistem hukum besar yakni hukum dari Romawi dan hukum dari Inggris atau para ahli hukum menyebutnya sebagai Civil Law (kadang Roman Civil Law) dan Common Law. Daratan Eropa dan sebagian koloninya dikuasai oleh tradisi hukum Romawi. Inggris dan koloninya dikuasai oleh tradisi Common Law. Kebudayaan

1 Diskusi Panel Bagian I. Kongres Internasional UINL ke 29, Jakarta Convention Center (JCC), 30 Nopember 2019. 2 J.C.H.Melis, bewerkt door A.H.M.Santen, B.C.M.Waaijer, De Notariswet, W.E.J.Tjeenk Willink, Zwolle 1991, h. 3.

Page 2: Aspek kepastian hukum dalam kemudahan berusaha di era ... · Di era revolusi industri 4.0, tidak ada profesi yang tidak tersentuh oleh dampak digitalisasi termasuk profesi notaris

2

yuridis dari daratan Eropa Barat 3 dikuasai oleh kitab undang-undang atau Corpus Iuris Civilis yang diundangkan antara tahun 529 dan 534, sedangkan di Inggris 4 didasarkan pada kebiasaan yang berasal dari putusan hakim dan merupakan dasar dikembangkannya hukum 5.

Berkaitan dengan dua sistem hukum tersebut, dikenal dua sistem hukum yakni sistem Kontinental (Latin) dan sistem Anglo-Saxon atau Anglo-Amerika. Digolongkan pada sistem hukum Kontinental adalah sistem hukum yang pada umumnya memakai asas-asas hukum Romawi dengan merecipier/menerima hukum Romawi baik asas maupun sistem serta pengertian hukumnya dan dikembangankan sedemikian rupa oleh negara yang menerapkan sistem Kontinental (Latin). Sistem Anglo-Saxon atau Anglo-Amerika berpokok pada hukum Inggris dimana hukum Romawi tidak direcipier malahan pengertian hukumnya berbeda 6.

Kedua sistem hukum tersebut diakui dan diterima oleh masing-masing negara yang menerapkannya. Sistem hukum yang satu tidak lebih baik dari sistem hukum yang lain. Oleh karena itu tidak ada gunanya untuk merubah atau mencoba untuk menyatukan kedua sistem hukum tersebut. Lebih penting adalah saling menghargai dan saling mengenal sehingga mengetahui ciri-ciri dari kedua sistem hukum tersebut. Diantara beberapa perbedaan antara kedua sistem hukum tersebut adalah, anggapan bahwa para pihak bersama-sama pergi menghadap pada solicitor untuk membuat akta dan menyelesaikannya seperti layaknya di Indonesia atau negara penganut notaris Latin menghadap kepada notaris, tidak dikenal di stelsel Anglo-Amerika atau Anglo-Saxon. Negara-negara dengan stelsel Anglo-Saxon atau Anglo-Amerika tidak memberikan banyak perhatian terhadap bukti tulisan sebagai alat bukti 7. Pengertian Authencity atau keaslian bukti tulisan berkaitan dengan kepastian bahwa suatu tulisan benar berasal dari penandatangan. Authenticity berkaitan dengan authentication yakni penentuan dari authenticity, ”proof of authorship of, or other connection with , writings”8. Pembuktian kebenaran penandatangan dilakukan dengan certificate of acknowledgement. Dapat disimpulkan bahwa kewenangan Notary Public adalah diantaranya pembuatan certificate of acknowledgement, sertipikat pengangkatan sumpah atau janji, affidavit dan depositions. Akta autentik sebagai alat bukti terkuat, salinan dan Grosse akte demikian pula adanya undang-undang kenotariatan sebagaimana dikenal di negara Latin tidak dikenal di negara-negara Common Law. Para notaris di negara-negara Civil Law menyebut dirinya adalah Civil Law Notary dan Notary Public untuk sebutan negara-negara dengan sistem Common Law. Nilai utama dari Notaris Latin adalah ketidak berpihakan dan kemandirian. Ketidak berpihakan dijabarkan dalam pengertian umum sebagai telah dijelaskan oleh notaris kepada para pihak apa yang menjadi hak, kewajiban dan risiko dari perbuatan hukum yang akan dilakukan mereka. Notaris tidak mengidentifikasi dirinya dengan salah satu pihak. Kemandirian berarti bahwa notaris tidak menuruti perintah dari siapapun tetapi bebas mandiri untuk menentukan sikapnya kecuali yang ditentukan undang-undang. Notaris dari negara-negara penganut sistem hukum Common Law memeriksa kebenaran dari tandatangan orang yang

3 Seperti Perancis, Jerman, Italia, Spanjol, Portugis, Yunani, Belanda beserta negara di Asia dan Afrika yang pernah dijajah atau menjadi koloninya seperti Vietnam, Congo, Indonesia. 4 Dan negara lain seperti Irlandia, Australia, Selandia Baru, Canada kecuali Quebec, Amerika Serikat, beberapa negara Asia dan Afrika yang pernah menjadi koloninya seperti, Malaysia, Singapura. 5 C.AE Uniken Venema/Zwalve, Common Law & Civil Law, W.E.J.Tjeenk Willink, Deventer, 2000, h. 25. 6 Herlien Budiono, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di Bidang Kenotariatan, Buku Ke tiga. Cetakan kedua,,PT Citra Aditya Bakti, 2018, hh.84-85. 7 C.A.Kraan, De Authentieke Akte, Gouda Quint B.V. Arnhem, 1984, h. 165. 8 C.A.Kraan, De Authentieke Akte, Gouda Quint B.V. Arnhem, 1984, hh. 173-174.

Page 3: Aspek kepastian hukum dalam kemudahan berusaha di era ... · Di era revolusi industri 4.0, tidak ada profesi yang tidak tersentuh oleh dampak digitalisasi termasuk profesi notaris

3

menandatangani untuk mendapat kepastian apakah tulisan tersebut benar-benar berasal dari penandatangan, sedangkan seorang lawyer atau solicitor pada sistem hukum Common Law akan selalu membela kliennya dan berpihak pada klien tersebut. III. Indonesia sebagai anggota ASEAN

Indonesia adalah salah satu negara anggota Association of South East Asian Nations (ASEAN) 9 bertujuan menjadi pasar tunggal (single market) dalam hubungan kontrak dagang internasional supaya meningkatkan nilai transaksi perdagangan di wilayah intra ASEAN. Diantara negara anggota ASEAN menganut sistem hukumnya sendiri dan dapat berbeda, misalnya Indonesia menganut sistem hukum Civil Law yang menggunakan model kodifikasi sebagai bentuk dari ketentuan hukum yang berlaku, termasuk Vietnam. Diantara negara yang menganut sistem hukum Common Law adalah Singapore, India, Sri Langka, dan Malaysia, sedangkan negara yang dipengaruhi kedua sistem hukum Civil Law dan Common Law adalah Thailand dan Philipina 10i.

Perbedaan kedua sistem hukum secara mendasar tidak membawa kesukaran dalam hubungan internasional di bidang kenotariatan mengingat adanya Hukum Perdata Internasional (HPI) telah mengatur akibat hubungan hukum (perdata) di bidang hukumnya11. Negara-negara dengan sistem hukum Common Law tidak mengenal akta autentik, cukup dengan membuat akta di bawah tangan (menurut kaca mata notaris dengan sistem hukum Civil Law) yang dilegalisir oleh Notary Public tanpa otentikasi sehingga tidak menjamin kebenaran lahiriah, materil dan formil sebagaimana halnya dengan akta notaris. Dalam hitungan jam pembuatan akta semacam itu (di bawah tangan) telah selesai dan sekaligus dapat dimohonkan segala izin-izin terkait dengan pendirian perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu tidak bijaksana untuk membandingkan tata kerja dan kemudahan atau kesukaran bagi para pengusaha ketika hendak membuka perusahaan atau melakukan tindakan hukum dan perjanjian yang sangat berbeda pada kedua sistem hukum, baik pelaksanaan maupun akibat hukumnya. IV. Komunikasi melalui media elektronik 1) Artificial Intelligence

Selama berabad-abad, terutama para ahli filsafat diseluruh dunia berusaha dengan cara berpikir secara realistis, terutama pada abad ke 17 yang dianggap sebagai “abad para genius” mengakui pentingnya filsafat di bidang fisika dan matematika. Rasa keingintahuan yang tiada batas pada manusa mengarah kepada teknologi untuk menirukan cara berpikir manusia, artificial intelligence atau kecerdasan buatan adalah bidang keilmuan yang mengimplementasikan metode dan teknik pada mesin agar dapat menirukan kecerdasan manusia dalam membuat keputusan

9 Ada 11 negara di kawasan Asia Tenggara, Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Republik Demokratik Rakyat Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Kerajaan Thailand, Republik Sosialis Vietnam, Timor Leste. A.Samuel M.P.Hutabarat, dissertasi UNPAR, 2017, Harmonisasi Keabsahan Kontrak dagang Internasional Yang Berkeadilan Pada Enam Negara Anggota Association Of South East Asian Nations (ASEAN), h. 12. 10 A.Samuel M.P.Hutabarat, diss UNPAR 2017, Harmonisasi Keabsahan Kontrak dagang Internasional Yang Berkeadilan Pada Enam Negara Anggota Association Of South East Asian Nations (ASEAN), h. 36-37. 11 HPI Indonesia tidak ada, baik kompilasi maupun kodifikasinya yang dapat dipakai sebagai acuan di dalam menyelesaikan persoalan-persoalan HPT, Bayu Seto Hadjowahono, Dasar-dasasr Hukum Perdata Internasional, Buku Ke satu, edisi ke empat, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, h. 264. Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang mengandung unsur asing diterapkan Pasal-pasal 16, 17, 18 Algemene Bepalingen van Wetgeving in Indonesië , S. 1847-23. beberapa peraturan HPI dapat ditemukan dalam perundang-undang, seperti Undang-Undang Perkawinan, Undang-Undang Kewarganegaraan, Undang-Undang Penanaman Modal Asing.

Page 4: Aspek kepastian hukum dalam kemudahan berusaha di era ... · Di era revolusi industri 4.0, tidak ada profesi yang tidak tersentuh oleh dampak digitalisasi termasuk profesi notaris

4

berupa robot intelegensi sedangkan kecerdasan manusia merupakan sebuah proses mental untuk memperoleh sebuah pengetahuan. Artificial Intelligence memperoleh dasar dan latar belakang substantif dari metoda matematika 12. Kemampuan dari komputer digital atau robot yang dikendalikan oleh komputer untuk melakukan tugas (tertentu) memang dianggap mengagumkan apabila diasosiasikan dengan kemampuannya yang mirip manusia. Penggunaan robot seringkali digunakan untuk menggantikan tenaga manusia dengan proses intelektual yang karakteristik dari manusia, seperti kemampuan untuk berpikir, menemukan pengertian umum, serta pekerjaan pengulangan presisi yang hampir tanpa kesalahan.

Ketika Artificial Intelligence hendak diterapkan untuk membantu pekerjaan notaris Latin maka timbullah beberapa kendala apabila hendak diterapkan di Indonesia mengingat Indonesia terdiri dari kurang lebih 17.504 pulau, 10.068 suku dan 615 bahasa yang masing-masing berbeda dengan bahasa nasional, bahasa Indonesia. Berarti harus dibentuk ahli komputer yang menguasai Artificial Intelligence yakni probablilistic mathematics, dengan Bayesian network yang mampu untuk menciptakan suatu bank data dengan data “bersih” yang dapat diakses dan digunakan oleh semua notaris di Indonesia. Oleh karena itu perlu perencanaan yang cermat baik soft wear, hard wear maupun sarana penunjang lainnya agar diseluruh pelosok tanah air, masyarakat termasuk para notaris dapat memanfaatkan kemajuan teknik tersebut. 2) Komunikasi elektronik

Artificial Intelligence di dalam bentuk komunikasi teknologi dan informasi telah berkembang sedemikian rupa, sehingga tidak dapat diragukan lagi bahwa keadaan tersebut telah mempengaruhi kehidupan di dalam masyarakat di segala bidang. Konsekuensi komunikasi melalui media elektronik ditengarai oleh13:

• Dematerialisasi; • Ekonomi bergantung pada informasi, pengetahuan, dan jasa melalui jaringan digital;

pertautan fisik melalui kertas atau material yang fisiknya dapat dipegang menjadi berkurang;

• Internasionalisasi atau deteritorialisasi; • Tidak berlaku lagi batas negara; • Turbulensi teknik; • Teknik berkembang dengan kecepatan relatif tinggi sedangkan pembuat undang-undang

terseok-seok mengikutnya. Bertambah cepatnya komunikasi membawa konsekuensi hilangnya pertautan fisik untuk saling melihat dalam hubungan antarorang. Selain hal itu, tidak dapat dikontrolnya serta kemungkinan dimanipulasinya data, serta tidak mudahnya pengecekan identitas pengirim berita yang sebenarnya. Komunikasi yang sudah dikenal dan terpercaya melalui kertas dan kontak fisik secara langsung antara orang-orang, tanda tangan asli, surat di bawah tangan dan akta notaris akan berubah di dunia virtual baik mengenai kepastian hukum maupun keamanannya, khususnya sebagai alat bukti karena memerlukan ekuivalensi tertentu.

12 Salah satunya adalah merealisasi Artificial Intelligence yang dilakukan oleh Thomas Bayes (1702-1761) dari Inggris, seorang ahli agama dan matematika yang nonconformist dengan penemuannya yang merupakan dasar dari teknik statistik dan dikenal dengan nama “Estimasi Bayes” dengan teori probabilty, Donna L.Hudson, Maurice E.Cohen, Neural Networks and Artificial Intelligence for Biomedical Engineering, IEEE Press, 2000. 13 J.E.Prins, Privaatrecht:Virtuele Verkenningen, Themanummer E-Commerce, WPNR 6443/2001, h. 364.

Page 5: Aspek kepastian hukum dalam kemudahan berusaha di era ... · Di era revolusi industri 4.0, tidak ada profesi yang tidak tersentuh oleh dampak digitalisasi termasuk profesi notaris

5

V. Eksistensi notaris Latin di era 4.0 1) Revolusi Industri 4.0

Revolusi Industri 4.0 menggunakan sebagai dasar komputer dan robot yang kini tersambung dengan internet dimana semua komuter tersambung ke sebuah jaringan bersama. Bagian pertama dari revolusi industri 4.0 adalah “Internet of Things”. Komputer semakin kecil dan semakin canggih serta smartphone memungkinkan orang terhubung dengan dunia luar. Bagian kedua, adalah kemajuan teknologi yang menciptakan segala cara sensor baru dan segala cara untuk memanfaatkan informasi yang didapat dari sensor-sensor tersebut dan merekamnya selama 24 jam. Dapat dikatakan fenomena baru adalah hampir hilangnya kehidupan pribadi (privacy) karena semua gerakan atau aktivitas orang dapat di monitor di pusat kendali. Bagian ke tiga dari revolusi industri 4.0 adalah Cloud Computing yakni komputer mampu melakukan perhitungan-perhitungan yang rumit. Bagian ke empat dan paling besar adalah Machine Learning, yakni mesin yang mampu untuk belajar, sadar telah melakukan kesalahan dan melakukan koreksi tepat untuk memperbaiki hasil berikutnya. Dari perkembangan revolusi industri telah dicoba untuk mengikuti perkembangan digitalisasi dan memanfaatkannya untuk dunia beta. Beberapa profesi, praktisi dan notaris di bidang hukum sistem Kontinental telah melakukan laporan-laporan rutin bulanan yang dilakukan secara digital. Walaupun dibilang masih terbatas pemanfaataannya di bidang kenotariatan tetapi sekurangnya telah menimbulkan pertanyaan apakah nantinya superkomputer akan dapat menggantikan kemampuan manusia. 2) Kemudahan berusaha a) Perusahaan

Berusaha berarti melakukan suatu usaha; melakukan kegiatan di bidang perdagangan atau perusahaan. Perusahaan adalah kegiatan (pekerjaan dan sebagainya) yang diselenggarakan dengan peralatan atau dengan cara teratur dengan tujuan mencari keuntungan dengan menghasilkan sesuatu, mengolah atau membuat barang-barang, berdagang, memberikan jasa dan sebagainya14. Agar pelaku usaha dapat menjalankan perusahaannya untuk mulai berusaha diperlukan beberapa hal yang tidak dapat dihindari yakni dibutuhkan modal, keahlian dalam bidang yang hendak dijalankan dan kelengkapan formil berupa bentuk badan usaha. Dikenal di bidang usaha di Indonesia adanya bentuk badan usaha yang berbadan hukum dan bentuk usaha yang tidak berbadan hukum. Akta pendirian untuk bentuk usaha tertentu diperlukan bantuan dari notaris termasuk bantuan untuk mohon pengesahan selaku badan hukum kepada pemerintah, sedangkan untuk perusahaan yang tidak berbadan hukum cukup dengan registrasi pada instansi terkait. Selain penentuan bentuk badan usaha, diperlukan adanya kelengkapan izin-izin berusaha serta surat-surat lain. Setelah dilaluinya prosedur tersebut maka pelaku usaha dapat mulai berusaha secara legal. Tantangan yang dihadapi para pengusaha adalah kecepatan, ketepatan waktu, dan kepastian hukum di dalam memperlengkapi diri serta hemat biaya yang akan menjadi peluang untuk dapat bersaing secara baik dan benar. b) Sifat peraturan dan bentuk akta

14 Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka, 2005, hlm.1254.

Page 6: Aspek kepastian hukum dalam kemudahan berusaha di era ... · Di era revolusi industri 4.0, tidak ada profesi yang tidak tersentuh oleh dampak digitalisasi termasuk profesi notaris

6

Hukum privat muncul dan berfungsi dalam bentuk mengatur dan memfasilitasi subyek hukum melakukan perbuatan hukum melalui peraturan perundang-undangan. Dikenal peraturan yang bersifat mengatur dan memaksa. Peraturan yang bersifat memaksa diartikan bahwa para pihak tidak diperbolehkan atau tidak mungkin untuk menyimpangi peraturan perundang-undangan sedangkan peraturan yang bersifat mengatur justru para pihak dapat menyimpanginya. Peraturan yang bersifat memaksa terlihat adanya karakter yang imperatif atau mewajibkan. Pada peraturan yang bersifat mengatur pembentukannya diserahkan kepada otonomi para pihak; ada karakter yang membolehkan. Pada umumnya, ketentuan untuk kepentingan umum atau kesusilaan akan bersifat memaksa sehingga tindakan hukum atau perjanjian yang tidak mengikuti perintah undang-undang tidak mempunyai kekuatan hukum. Ketentuan atau peraturan yang bersifat mengatur memiliki "daya kerja subsidiair", dalam artian, ketentuan tersebut diterapkan dalam situasi dimana para pihak tidak berhadapan dengan ketentuan yang tidak dapat disimpangi tetapi hanya berhadapan dengan peraturan yang bersifat mengatur. Lain halnya jika mereka berhadapan dengan peraturan yang bersifat memaksa yang dikatakan memiliki "daya kerja primair" karena para pihak mau tidak mau harus menerapkan ketentuannya 15. Hukum privat mengatur kepentingan perorangan atau individu dan pada bidang hukum inilah pada umumnya diatur mengenai kehendak perorangan tetapi ada kemungkinan undang-undang dengan mendasarkan kewenangannya membatasi kebebasan kehendak individu. Ketentuan tersebut mendasarkan dan berkaitan pada tiga hal 16: 1. Perlindungan pihak yang "lemah" merupakan salah satu alasan yang kuat untuk membatasi

kebebasan di dalam melakukan perbuatan hukum. Pemikiran keadilanlah yang mendasari alasan pembuat undang-undang melindungi mereka yang lemah seperti lembaga perwalian untuk mereka yang belum dewasa dan ditaruh dibawah curatele yaitu di bidang hukum orang, Buku I KUHPerd 17. Undang-undang bermaksud untuk melindungi seseorang terhadap dirinya sendiri karena undang-undang menganggap orang tersebut tidak cukup kematangan jiwanya, intelektualitas atau kesadaran tertentu untuk dapat menentukan perbuatan hukum dan sadar akan akibatnya.

2. Kategori kedua berkaitan dengan bentuk perjanjian. Pada umumnya sebagian besar tindakan hukum mengenai perjanjian bentuknya bebas tetapi beberapa tindakan hukum oleh pembuat undang-undang dianggap sangat penting dan menjamin kepastian hukum sehingga ditentukan suatu bentuk tertentu, misalnya pendirian perseroan terbatas, perseroan komanditer dan perseroan firma, wasiat terbuka, kuasa pembebanan hak tanggungan dan pembebanan hak tanggungannya, jual beli/hibah benda tetap, subrogasi (Pasal 1401 butir 2 KUHPerd) yang semuanya harus dibuat dengan akta autentik. Ada pula perbuatan hukum yang cukup dilakukan dengan akta di bawah tangan seperti cessie (Pasal 613 ayat 1 KUHPerd) dan perdamaian (dading – Pasal 1851 KUHPerd). Alasan pembuat undang-undang yang melatarbelakangi adalah juga agar melindungi kecerobohan dari pihak yang bersangkutan.

3. Kategori ketiga berkaitan dengan perbuatan hukum yang dilakukan bertentangan dengan

15 M.A.Loth, Dwingend en aanvullend recht, Kluwer, Deventer 2000, h..1. 16 A. Pitlo, Het Systeem van het Nederlands Privaatrecht naar het nieuwe Burgerlijk Wetboek, bewerkt door P.H.M Gerver, H. Sorgdrager, R.H. Stutterheim, met medewerking van T.R. Hidma, negende druk, Gouda Quint BV, Arnhem 1988, 9-11. 17 G.E.Langemeijer, De gerechtigheid in ons burgerlijk vermogensrecht, W.E.J Tjeenk Willink, Zwolle 1979, hlm 86-98.

Page 7: Aspek kepastian hukum dalam kemudahan berusaha di era ... · Di era revolusi industri 4.0, tidak ada profesi yang tidak tersentuh oleh dampak digitalisasi termasuk profesi notaris

7

undang-undang, kepentingan umum dan kesusilaan baik. Hal tersebut pada umumnya berkaitan dengan ketentuan-ketentuan di bidang hukum kebendaan, hukum perorangan dan hukum waris yang penuh dengan ketentuan yang bersifat memaksa.

Akibat dari perbuatan hukum yang bertentangan dengan undang-undang berakibat batal. Kebatalan adalah suatu instrumen kontrol yang normatif dimana dipertimbangkan secara terbuka dari kepentingan-kepentingan yang berkaitan yaitu kepentingan pada hal cacatnya tindakan hukum dihadapkan dengan kepentingan untuk tetap diakuinya tindakan hukum tersebut.

Dari ketiga kategori berkaitan dengan peraturan bersifat memaksa diketahui bahwa untuk bentuk badan usaha tertentu seperti perseroan terbatas serta bentuk badan usaha tidak berbadan hukum seperti perseroan komanditer, perseroan firma, harus didirikan dengan akta notaris. Kelanggengan pasar, termasuk kecepatan dan ketepatan dalam mempersiapkan ”modal” untuk para pelaku usaha sangat penting. Hal tersebut tergantung pada kepastian hukum dan perdamaian hukum dimana produksi dan pemasarannya bergantung pada kebebasan individu terkait dengan interrelasi yang dipraktikkan antara sektor publik dan sektor swasta dari masyarakat dalam situasi yurisdiksi tertentu. Semuanya ini tentunya selain membutuhkan biaya dan waktu harus pula adanya kemudahan prosedur agar pelaku usaha (cepat) dapat mulai berusaha. Oleh karena itu jaminan akan kepastian hukum, perdamaian hukum, kecepatan dan hemat biaya untuk mendapatkan surat/akta dan izin-izin yang diperlukan berkaitan dengan jenis perusahannya bagi pelaku usaha merupakan tantangan yang dihadapi agar dapat membuka peluang di dalam berusaha. 3) Otentisitas akta notaris Akta notaris adalah suatu akta yang di dalam bentuk ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau di hadapan pejabat umum yang berkuasa untuk itu di tempat di mana akta dibuatnya (Pasal 1868 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata). Diakuinya sebagai keaslian akta notaris disebabkan tetap diikutinya bentuk akta notaris yang spesifik18. Tata cara pembuatan akta notaris harus mendasarkan pada UUJN dan muatan isinya sesuai peraturan perundang-undangan lainnya khususnya di bidang hukum privat. Beberapa ketentuan yang menjamin otentitsitas akta notaris, baik akta pihak (akta partij)19 maupun akta berita acara (akta relaas) 20 yakni: - Awal dan akhir akta yang memuat keterangan notaris dengan menggunakan bahasa deskriptif menguraikan tentang keadaan sebenarnya yang terjadi pada saat itu; - Membacakan akta dihadapan (para) penghadap (secara bersama-sama) dengan dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua) orang saksi dan menandatangani pada saat itu juga oleh (para) penghadap, para saksi dan notaris (Pasal 16 ayat (1) m yo. Pasal 44 UUJN) 21 sebagaimana diruaikan juga kebenaran proses tersebut pada awal dan akhir akta; - Ketentuan mengenai para saksi (Pasal 41 UUJN); - Larangan mengenai renvoi harus sesuai dengan Pasal 48, 49 dan 50 UUJN.

18 “Het vermoeden van echtheid van de notariele akte vloeit voor uit de naleving van de specifieke vormvoorschriften”, J.C.H.Melis, bewerkt door A.HM.Santen & B.C.M. Waaijer, De Notariswet, W.E.J.Tjeenk Willink, Zwolle, zesde druk, herziene druk, 1991, h. 269. 19 Akta pihak berisikan mengenai apa yang terjadi berdasarkan keterangan yang diberian oleh para penghadap kepada notaris dan untuk itu sengaja datang kepada notaris agar keterangan atau perbuatan tersebut dinyatakan oleh notaris di dalam suatu akta notaris.. 20 Akta berita acara adalah akta yang memuat pengamatan notaris pada suatu peristiwa atau fakta hukum, menyusun nya dalam akta berita acara. 21 Pasal 16 ayat (8) UUJN mengecualikan pembacaan akta dengan Pasal 16 ayat (1) m

Page 8: Aspek kepastian hukum dalam kemudahan berusaha di era ... · Di era revolusi industri 4.0, tidak ada profesi yang tidak tersentuh oleh dampak digitalisasi termasuk profesi notaris

8

Selain hal tersebut yang tidak kalah pentingnya adalah jaminan akan kecakapan dan kewenangan (para) penghadap pada akta notaris. Para notaris mendapat pengawasan berjenjang (Pasal 67 UUJN) dan pembinaan serta sanksi-sanksi yang diberikan terhadap pelanggaran baik terhadap notaris agar membawa kepatuhan hukum bagi notaris di dalam menjalankan jabatannya. Organisasi satu-satunya tempat notaris berkumpul, Ikatan Notaris Indonesia (INI), mengawasi bidang etika para notaris dengan Kode Etik Notarisnya. Akta notaris memiliki kekuatan pembuktian yang bersifat lahiriah, kekuatan bukti formil dan materiil sehingga merupakan alat bukti yang terkuat. Kekuatan pembuktian akta notaris yang menjamin kepastian hukum akan berhadapan dengan tantangan digitalisasi berkaitan dengan penggunaan superkomputer di era revolusi industri 4.0. Kajian perlu dilakukan hingga sejauh mana kewenangan notaris serta proses atau bagian dari proses pembuatan akta notaris menggunakan jaringan computer/internet tetap mempunyai ciri-ciri akta autentik dan kekuatan pembuktian sempurna. 4) Cybernotary

Cyber berasal dari cybernetic, suatu bidang ilmu perpaduan antara robotic, matematika, elektro dan psikologi hasil perkembangan oleh Norbert Wiener (1948)22 Istilah cyber diperkenalkan pada tahun 1991 yang berarti: of, relating to, or involving computers or computer networks (as the Internet) 23. Cybernotary, berarti notaris yang di dalam pekerjaannya menggunakan jaringan komputer/internet24. Sebagaimana halnya dengan kemajuan teknologi, undang-undang diharapkan dapat memberikan fasilitas terhadap paradigma baru bersamaan dengan kemajuan di bidang teknologi informasi. Evolusi ini terutama penting berkaitan dengan komunikasi elektronik di bidang perdagangan termasuk surat menyurat melalui elektronik (e-mail). World Wide Web serta Electronic Data Interchange (EDI) telah berhasil menunjang komunikasi terutama diantara para pembisnis yang pada asalnya berkomunikasi melalui tulisan secara konvensional.

Alasan penggunaan teknologi yang canggih mengingat relatif cukup banyak aktifitas manusia dengan memanfaatkan teknologi informasi terbantu pada tuntutan percepatan ide pelayanan jasa, mudah dan praktis melalui sarana internet. Diharapkan dengan penggunaan kemajuan teknologi informasi dapat pula dimanfaatkan sebagai jasa penunjang di bidang kenotariatan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yuncto Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UUITE) mengakui dokumen elektronik sebagai alat bukti hukum yang sah sebagaimana bunyi ketentuan Pasal 5 ayat (1) UUITE bahwa:

“Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah”.

Kekecualian terhadap Pasal 5 ayat (1) tersebut adalah untuk: “ a. Surat yang menurut Undang-Undang harus dibuat dalam bentuk tertulis; dan

22 Dikdik M. Arief Mansur dan Elisaris Gultom, Cyber Law dan Aspek Hukum Teknologi Informal, Refika Aditama, Bandung, 2005, h. 6. 23 Encyclopaedia Britannica, 2008, Dictionary. 24 “connected eith electronic communication networks, especially the internet”, Oxford Learner’s Pocket Dictionary, 2011, Oxford University Press.

Page 9: Aspek kepastian hukum dalam kemudahan berusaha di era ... · Di era revolusi industri 4.0, tidak ada profesi yang tidak tersentuh oleh dampak digitalisasi termasuk profesi notaris

9

b. Surat beserta dokumennya yang menurut Undang-Undang harus dibuat dalam bentuk akta notaril atau akta yang dibuat oleh pejabat pembuat akta.”

Ini berarti, pembuatan akta notaril tetap harus dilakukan sesuai dengan UUJN. Ketentuan Pasal 15 ayat (3) UUJN menyebutkan bahwa kewenangan lain seorang notaris adalah mensertifikasi transaksi yang dilakukan secara elektronik walaupun tidak dijelaskan lebih lanjut apakah yang dimaksudkan adalah sama dengan cybernotary. Setidaknya yang dimaksudkan adalah dokumen elektronik. Terakhir telah ada Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No. 11 tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Sertifikasi Elektronik. 5) Digitalisasi

Transaksi elektronik sebagai perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya telah membantu mencapai perolehan signifikan dalam kecepatan dan kualitas layanan yang disediakan dengan tetap mempertahankan prinsip utama dalam proses berinteraksi langsung dengan warga, menyediakan struktur hukum yang aman untuk transaksi dan pengawasan yang diperlukan.

Online trading telah dilakukan dalam kegiatan bursa efek dan business retail. Transaksi elektronik telah pula dikenal di dunia notariat yakni Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) 25 berkaitan dengan permohonan untuk memperoleh Keputusan pengesahan badan hukum perseroan terbatas pada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia secara elektronik.

Notaris ikut serta mengambil peran dan tanggung jawab baru, misalnya dengan mendukung pihak berwenang dalam mendeteksi dan menangani kasus pencucian uang. Kewajiban notaris untuk melaporkan kepada Pusat Pelaporan Transaksi Keuangan (PPATK) dengan pemberlakuan aplikasi on line yang dikenal sebagai Gathering Reports & Information Processing System (GRIPS) dengan kewajiban agar notaris mendaftar ke situs yang disediakan PPATK yaitu https://grips.ppatk.go.id berkaitan dengan kecurigaan adanya tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana terorisme termasuk prinsip mengenali pemilik manfaat dari korporasi berkaitan dengan tindak pidana tersebut 26;

Dalam rangka percepatan dan peningkatan penanaman modal dan berusaha (Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal), pemerintah Indonesia telah mengambil langkah menerapkan pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik dikenal dengan nama Online Single Submission (OSS). Termasuk kemudahan yang diberikan kepada pelaku usaha untuk mulai dan menjalankan usaha dan/atau kegiatan diberikan dalam bentuk persetujuan yang dituangkan dalam bentuk surat/persetujuan atau pemenuhan syarat dan/atau komitmen 27. Selain peraturan-peraturan tersebut, dengan Peraturan Menteri Hukum No. 17 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Ssecara Online badan usaha bukan badan hukum dilakukan melalui SABH

25 KepMen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia 4 Oktober 2000 Nomor M-01.HT01.01 Tahun 2000. 26 Diantaranya U2 no 8/2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang; U2 No 9/2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme; Permenhukam no 9/2017 tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Bagi Notaris; Peraturan Presiden No 13/2018 tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pemilik Manfaat dari Korporasi Dalam Rangka Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme. 27 PP 24/2018, OSS meliputi dan mengatur jenis, pemohon, dan penerbit perizinan berusaha diantaranya pemberian Nomor Induk Berusaha (NIB) sebagai Identitas pelaku usaha, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Angka Pengenal Ekspor (API), Nomor Induk Kependudukan (NIK), Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA), Izin Lokasi untuk memperoleh tanah untuk usaha, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan lain sebagainya.

Page 10: Aspek kepastian hukum dalam kemudahan berusaha di era ... · Di era revolusi industri 4.0, tidak ada profesi yang tidak tersentuh oleh dampak digitalisasi termasuk profesi notaris

10

yang sebelumnya dilakukan secara manual. Demikian pula dengan Peraturan Menteri Koperasi UKM No.2 Tahun 2019 tentang OSS bagi Usaha Mikro dan Kecil.

Berkaitan dengan inovasi digitalisasi di lingkungan bisnis diperlukan kesadaran untuk mempertanyakan apakah transaksi tanpa bantuan pihak ke tiga yang ahli dan terpercaya benar dapat menjamin kepastian hukum dan melindungi konsumen Selama ini membangun sistem kepercayaan tradisional seperti daftar tanah atau daftar perusahaan yang stabil dalam sistem administrasi (manual) yang diatur dengan baik dianggap berisiko rendah. Perubahan pada sistem yang berfungsi dengan baik ini hendak dan sebagian telah digitalkan dengan kemungkinan menimbulkan risiko baru yang belum teruji untuk manfaat yang jelas. Belum lagi apakah hasil digitalisasi benar telah sesuai asas dengan sistem perundang-undangan yang brlaku. Kemajuan teknologi harus pula diimbangi dengan jaminan bahwa dokumen eletronik yang dikirimkan melalui media elektronik memang dikirimkan oleh pengirim tertentu kepada penerima tertentu pula.

“Akta-akta elektronik dimanapun memiliki kelemahan dari segi pembuktian, karena akta yang bersifat virtual itu sangat rentan untuk diubah, dipalsukan atau justru dibuat oleh orang yang sesungguhnya bukan para pihak tetapi seolah-olah bersikap seperti halnya para pihak yang benar”, demikian A.M.Ramli 28.

VI. Relevansi Ekonomi dengan Instrumen Akta Autentik 1) Kepastian hukum dan biaya ekonomi

Kritik yang dikemukakan oleh (para ahli hukum) negara-negara penganut stelsel Anglo-Saxon dan Anglo Amerika adalah bahwa tidak ada manfaat otentikasi karena biaya ekonomi dan waktu yang dibutuhkan meningkat untuk membangun instrumen autentik dan apakah sebanding dengan kepastian hukum yang hendak dicapai. Perlu dilakukan penelitaian seluruh infrastruktur untuk menguji kegunaan aktivitas notaris (Latin) demi proses transaksi yang lancar, hemat biaya, dan adil di pasar.

Sebagai alasan utama dikemukakan bahwa pada semua sistem hukum yang menyediakan instrumen ”autentik” menetapkan bahwa instrumen tersebut memiliki nilai dan kekuatan pembuktian yang berbeda dan nyata. Misi inti dari notaris adalah menyusun instrumen publik dengan deklarasi niat yang tidak hanya sah, tetapi secara umum juga memiliki signifikansi ekonomi. Kewajiban notaris untuk memverifikasi identitas dan kapasitas/kewenangan pihak-pihak dan/atau orang lain yang mewakili mereka, terutama ketika salah satu pihak atau keduanya tidak memiliki pengetahuan, dan perlu untuk mendiskusikan risiko. Oleh karena itu notaris Latin berkewajiban menolak otentikasi deklarasi yang dibuat oleh individu yang notaris tahu bahwa yang bersangkutan tidak memiliki kapasitas hukum dan dari setiap tindakan yang secara hukum batal, ilegal atau jelas dimaksudkan untuk mengejar tujuan yang dilarang undang-undang, ketertiban umum dan kesusilaan baik.

UINL telah menugaskan Rolf Knieper (Professor em. University of Bremen/Germany) 29 untuk melakukan penelitian studi analitis dan empiris mengenai relevansi ekonomi dari instrumen akta autentik notaris dalam cakupan yurisdiksi di seluruh dunia dari negara anggota

28 A.M.Ramli, Kekuatan Akta Elektronik Sebagai Alat Bukti Pada Transaksi E-Commerce Dalam Sistem Hukum Indonesia, Media Notariat, April-Juni 2003, Tahun XVIII, h.19. 29 Sumber diambil dari makalah Rolf Knieper (Professor em. University of Bremen/Germany), The Economic Relevance of Natarial Authentic Instruments, study commissioned by the International Union of Notaries (UINL), November 2017.

Page 11: Aspek kepastian hukum dalam kemudahan berusaha di era ... · Di era revolusi industri 4.0, tidak ada profesi yang tidak tersentuh oleh dampak digitalisasi termasuk profesi notaris

11

UINL dengan menggunakan kuesioner. Tujuan yang hendak dicapai adalah memeriksa apakah kepastian hukum meningkat setelah keterlibatan notaris dinegara-negara UINL. Apakah kepastian hukum akan dapat mengurangi biaya ekonomi, dan apakah peningkatan biaya awal layanan hukum notaris dan waktu tambahan yang mereka butuhkan dapat dibenarkan secara ekonomi. Selain hal tersebut, tujuannya adalah memberikan analisa bagi notariat Latin dan bagi notariat di luar sistem Latin.

Dari hasil kuesioner telah terkumpul data (pada tahun 2017) dan telah dilakukan perbandingan secara komprehensif, khususnya berkaitan dengan interelasi antara keadilan preventif yang diberikan notaris Latin dan notaris Common Law dengan keadilan kuratif yang disediakan pengadilan. Hasil penelitian tersebut menyebutkan diantaranya, bahwa - Dalam proses dan prosedur otentikasi, notaris Civil Law harus mengekplorasi niat para pihak

yang terlibat, menentukan situasi faktual, menginstruksikan implikasi hukum dari transaksi dan mencerminkan deklarasi mereka dengan jelas dan tidak ambigu dalam akta. Selain itu, notaris Latin diharuskan untuk memastikan bahwa kesalahan dan keraguan dicegah atau dikurangi dan pihak yang tidak berpengalaman, tidak dirugikan atau dimanfaatkan sehingga keraguan dan ambiguitas harus didiskusikan. Notaris Latin harus menginformasikan pihak-pihak tentang implikasi hukum, konsekuensi dan risiko berkaitan dengan niat mereka untuk melakukan perbuatan hukum yang dimaksud, sementara juga memberi saran kepada mereka mengenai potensi masalah terkait perlindungan kinerja.

- Notaris harus aktif memperingatkan pihak-pihak untuk memastikan ”zona yang adil” semua pihak terlibat. Notaris yang mengotentikasi harus mengidentifikasi orang-orang yang bertindak, seperti pemegang saham perseroan terbatas, kewenangan direksi, pemegang kuasa dan lainnya.

- Biaya otentikasi dan pendaftaran yang ditentukan oleh legislator ditanggung oleh para pendiri dan perusahaan yang didirikan untuk memasuki pasar dan melakukan bisnis, dan biaya bukan ditanggung oleh masyarakat umum. Selain hal tersebut, perlindungan itikad baik didasarkan pada kualitas register dan kepastian hukum yang diberikan berkat otentikasi dokumen.

Dengan melaksanakan jabatan notaris (Latin) secara benar akan tercipta ekspektasi yang dapat ditegakkan secara hukum dengan mengganti kepercayaan subjektif melalui bukti objektif. 2) Ex Ante dan Ex Post

Sebagai kesimpulan telah pula dikemukakan oleh Rolf Knieper sebagai berikut: - Pada tingkat yang sangat abstrak, tampaknya adil untuk mengatakan bahwa yurisdiksi

yang mempraktikkan otentikasi instrumen meletakkan penekanan pada keadilan preventif dan menghindari litigasi serta menciptakan pemeliharaan kepastian hukum sebagai kepentingan publik.

- Sebaliknya yurisdiksi yang tidak mempraktikkan otentikasi dokumen menentukan penciptaan pemeliharaan kepastian hukum lebih sebagai tugas pribadi pelaku pasar dan mengandalkan keadilan kuratif serta litigasi.

- Biaya transaksi pada kedua sistem hukum Common Law dan Civil Law tidak dapat dihindari, dengan perbedaan terletak pada: - Sistem notaris biaya muncul ke tingkat ex ante (dibayar dimuka) yang mungkin relatif

lebih besar, dan harus ditanggung oleh pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi, misalnya untuk pendaftaran, pengecekan, identifikasi, verifikasi dan saran/pendapat hukum yang dapat menjamin kepastian hukum dan perlindungan konsumen karena dijamin oleh otentikasi.

Page 12: Aspek kepastian hukum dalam kemudahan berusaha di era ... · Di era revolusi industri 4.0, tidak ada profesi yang tidak tersentuh oleh dampak digitalisasi termasuk profesi notaris

12

- Sistem non-notarial biaya muncul ex post (dibayar dibelakang) ditanggung oleh mitra bisnis potensial. Biaya ex post pada sistem non-notarial diganti oleh biaya pengacara yang harus dilibatkan oleh kedua belah pihak serta biaya litigasi yang dibuktikan dengan data penelitian Rolf Knieper ternyata lebih tinggi ketimbang biaya ex ante.

Penciptaan dan pemeliharaan kepastian hukum dengan keadilan preventif adalah demi kepentingan publik dan melampaui inisiatif murni pribadi. Otentikasi menjamin kebenaran register yang hanya bisa diganti jika petugas pendaftaran siap dan kompeten untuk mengambil alih tugas notaris yang melakukan identifikasi, verifikasi dan memberikan saran.

Rolf Knieper menegaskan keyakinannya bahwa otentikasi dan pemeliharaan kepastian hukum adalah demi kepentingan publik yang lebih terlindungi dengan adanya peraturan pencegahan daripada oleh kebebasan pasar. Menurut beliau:

”Improved legal certainty can be achieved through the creation of public registers and the mandatory involvement of a notary” (Kepastian hukum dapat berkembang dan dicapai melalui (penciptaan) register umum dan keharusan ikut sertanya notaris

VII. Peran Notaris Latin di kemudian hari di Indonesia Implementasi dari profesi Notaris ditentukan oleh peraturan perundang-undangan berkaitan

dengan tugas, kewenangan dan larangan di dalam notaris menjalankan jabatannya. Disamping peraturan perundang-undangan, ada pula Kode Etik Notaris yang menjabarkan norma moral mengenai perilaku yang diterapkan dan harus diikuti oleh notaris dalam menjalankan profesinya. Berkaitan dengan kemajuan di bidang informasi teknologi sebagai kecerdasan buatan atau artificial intelligence akan terus berkembang membawa dampak bagi notaris dalam menjalankan jabatannya. Sebagaimana telah disebutkan, praktik dan prosedur pembuatan akta autentik menekankan pada keadilan preventif yang menciptakan dan menjaga kepastian hukum demi kepentingan masyarakat dan menghindari pada tuntutan.

Pengaruh kemajuan teknologi informasi terhadap jabatan notaris dikemudian hari di Indonesia akan ditentukan oleh dua fakktor, yakni Politik Hukum dan Kesadaran Hukum 30 : a) Politik Hukum

Peraturan perundang-undangan tidak boleh diabaikan, tetapi harus dipandang sebagai instrumen yang harus didayagunakan untuk ketertiban dan menjamin masa depan lebih baik dari suatu masyarakat. Perundang-undangan harus direalisaskikan melalui atau oleh keputusan-keputusan politik atau juga dari peraturan perundang-undangan yang merupakan bagian dari politik hukum. Negara sebagai perwujudan dari masyarakat bangsa bekerja melalui organ-organ kelembagaannya, dengan tugas menyusun perundang-undang untuk diwujudnyatakan. Dengan demikian, pemerintah sebagai bagian dari kelembagaan negara dapat memberikan tekanan dan mengarahkan sistem hukum dan politik hukum seperti apa yang akan dipilih dan dikembangkan. Indonesia adalah negara hukum, sehingga politik seharusnya mengikuti hukum dan tidak sebaliknya. Satu indikasi dari apa dan bagaimana politik hukum suatu negara dapat ditemukan dan terungkap di dalam undang-undang dasar. b) Kesadaran Hukum

Manusia agar dapat mempertahankan hidupnya dihadapkan pada keharusan memenuhi kebutuhan pokok berkenaan dengan raga, ratio dan perasaannya. Disamping kebutuhan pokok tersebut, juga ada kebutuhan yang bersifat psikis, misalnya kebutuhan untuk memajukan ilmu

30 Herlien Budiono, Asas Keseimbangan bagi Hukum Perjanjian Indonesia, Hukum Perjanjian Berdasarkan Asas-Asas Wigati Indonesia, cet ke-dua, PT Citra Aditya Bakti, 2015, hh. 218-224.

Page 13: Aspek kepastian hukum dalam kemudahan berusaha di era ... · Di era revolusi industri 4.0, tidak ada profesi yang tidak tersentuh oleh dampak digitalisasi termasuk profesi notaris

13

pengetahuan, rasa aman, kepastian hukum dan keadilan. Kesadaran hukum mengungkapkan diri dalam keyakinan akan kebenaran pikiran yang terdalam. Melalui jalan psikis, pengakuan akan kebenaran suatu aturan dapat dimunculkan, yakni yang ditunjukan dari adanya kepercayaan akan kebijakan pembuat aturan. Jika hak ini tidak ada, tidak dapat dikatakan ada kesadaran hukum. Penerimaan dan pentaatan perintah atau larangan dari penguasa tidak sama dengan menerima kebenaran. Kesadaran hukum pada prinsipnya harus terwujud atau dilaksanakan oleh penguasa, yang sedianya menangkap kesadaran tersebut sebagaimana tumbuh di dalam masyarakat dan mengungkapkannya dalam peraturan perundang-undangan. Membentuk dan membuat aturan harus dilaksanakan dengan berpedoman pada ukuran-ukuran yang dirasakan sehingga melandasi rasa keadilan yang sejalan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat.

Pada semua sistem hukum yang mengharuskan bentuk autentik untuk perbuatan hukum tertentu menunjukkan bahwa akta tersebut mempunyai nilai dan kekuatan pembuktian yang sempurna. Misi utama dari notaris adalah menyusun alat bukti dengan tujuan tidak saja sah tetapi juga mempunyai nilai ekonomi. Suatu kenyataan, bahwa di dalam menentukan kebenaran informasi, identifikasi, kecakapan dan kewenangan untuk melakukan tindakan hukum yang dimaksudkan para pihak hanya dapat diperoleh dan ditentukan oleh notaris. Disamping hal tersebut, kemajuan teknologi telah dimanfaatkan di dunia notariat dengan sistem pendaftaran secara online seperti SABH, OSS dan GRIPS yang mendukung dan mempercepat notaris mengakses imformasi. Informasi dan komunikasi teknologi membantu cukup signifikan kecepatan dan kualitas pelayanan notaris. Banyak pekerjaan berbasis protokoler telah diambil alih oleh sistem informasi yang membuat hasil pekerjaan notaris menjadi hemat biaya.

Politik hukum dan kesadaran hukum akan menentukan sampai sejauh mana pengaruh kemajuan di bidang teknologi informasi akan dilaksanakan dalam bentuk perundang-undangan. Penggunaan teknologi tingkat tinggi dengan otomatisasi dan digitalisasi seharusnya dapat memberikan nilai tambah bagi kecepatan serta kepastian hukum kepada masyarakat sejalan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. Pembuat undang-undang dengan politik hukumnya tanpa mengabaikan kesadaran hukum masyarakat mengatur lebih jauh kemajuan digitalisasi tanpa mengubah hakikat jabatan notaris, tata cara pembuatan akta notaris serta ciri-ciri akta autentik. VII. Kesimpulan Beberapa hal signifikan dalam rangka kemudahan berusaha di era 4.0:

§ Bahwa ada perbedaan cukup besar diantara sistem hukum Common Law dan Civil Law yang berkaitan dengan keberadaan dan fungsi Notary Public pada negara-negara Common Law dan Civil Law Notary pada negara-negara dengan sistem hukum Civil Law, selain notaris Latin bersikap tidak berpihak dan mandiri;

§ Bahwa tidak bijaksana untuk membandingkan EODB antara negara-negara Common Law dengan Civil Law untuk mulai berusaha mengingat proses pembuatan akta-akta sangat berbeda berkaitan dengan otentikasi;

§ Bahwa fungsi Artificial Intelligence adalah memanfaatkan kemajuan atau perkembangan paradigma model atau program komputer yang dilakukan oleh mesin dapat melaksanakan tugas pengamatan, pengumpulan data seperti yang dilakukan oleh manusia biasa tetapi tidak bermaksud untuk menggantikan fungsi penentu (orang) dengan mesin;

§ Bahwa Cybernotary, berarti notaris yang di dalam pekerjaannya

Page 14: Aspek kepastian hukum dalam kemudahan berusaha di era ... · Di era revolusi industri 4.0, tidak ada profesi yang tidak tersentuh oleh dampak digitalisasi termasuk profesi notaris

14

menggunakan jaringan komputer/internet dengan harapan banyak aktifitas manusia memanfaatkan teknologi informasi terbantu pada tuntutan percepatan ide pelayanan jasa;

§ Bahwa transaksi elektronik dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya harus tetap mempertahankan prinsip utama dari peran berinteraksi langsung dengan warga, menyediakan struktur hukum yang aman untuk transaksi dan pengawasan yang diperlukan;

§ Bahwa jaminan akan kepastian hukum, perdamaian hukum, kecepatan dan hemat biaya untuk mendapatkan surat/akta dan izin-izin yang diperlukan terkait dengan jenis perusahan bagi pelaku usaha merupakan tantangan yang dihadapi agar menjadi peluang di dalam berusaha.

§ Bahwa setiap inovasi yang merupakan bagian dari siklus digital diperlukan refleksi yang sadar untuk mempertanyakan apakah transaksi tanpa bantuan pihak ke tiga yang terpercaya benar-benar lebih menjamin kepastian hukum dan perlindungan konsumen.

§ Bahwa keberlanjutan, dinamika, dan keadilan dalam hubungannya dengan kelanggengan pasar sangat tergantung pada kepastian hukum dan perdamaian hukum dimana produksi bergantung pada kebebasan individu dan terkait dengan interrelasi yang dipraktikkan antara sektor publik dan sektor swasta dari masyarakat dan yurisdiksi tertentu;

§ Bahwa peran notaris (Latin) dikemudian hari di Indonesia ditentukan oleh politik hukum dan kesadaran hukum di dalam penentuan pembuat undang-undang mengenai hakikat jabatan notaris, tata cara pembuatan akta notaris serta ciri-ciri akta notaris;

§ Bahwa perbedaan biaya pada negara-negara sistem hukum Common Law dan Civil Law terletak pada:

- Sistem notaris biaya muncul ke tingkat ex ante (dibayar dimuka) yang relatif lebih besar, dan harus ditanggung oleh pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi yang dapat menjamin kepastian hukum dan perlindungan konsumen karena dijamin oleh otentikasi.

- Sistem non-notarial biaya muncul ex post (dibayar dibelakang/kemudian) ditanggung oleh mitra bisnis potensial yang berarti bahwa biaya ex post pada sistem non-notarial diganti oleh biaya pengacara yang harus dilibatkan oleh kedua belah pihak serta biaya litigasi yang dibuktikan dengan data penelitian ternyata lebih tinggi ketimbang biaya ex ante.

Dengan demikian: Pelaku usaha membutuhkan jaminan akan kepastian hukum, perdamaian hukum, kecepatan dan hemat biaya untuk mendapatkan surat/akta dan izin-izin yang diperlukan terkait dengan jenis perusahaannya. Kemajuan teknologi informasi dan transaksi elektronik dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik tidak menghilangkan jabatan dan fungsi Notaris Latin dengan alasan bahwa yurisdiksi yang mempraktikkan otentikasi instrumen meletakkan penekanan pada keadilan preventif, menghindari litigasi, penciptaan kecepatan dan ketepatan serta pemeliharaan kepastian hukum sebagai kepentingan publik, dapat dibenarkan

Page 15: Aspek kepastian hukum dalam kemudahan berusaha di era ... · Di era revolusi industri 4.0, tidak ada profesi yang tidak tersentuh oleh dampak digitalisasi termasuk profesi notaris

15

secara ekonomi. Notaris dituntut mengantisipasi tantangan tersebut sehingga mengubahnya menjadi peluang di dalam kemudahan berusaha.

- 0 -