Upload
dwiapriliantono
View
57
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
Aspek Lingkungan Terhadap Konstruksi
Offshore
Berikut ini adalah beberapa factor yang mempengaruhi dalam pembangunan
konstruksi di lepas pantai :
1. Jarak dan kedalaman laut
Lokasi bangunan lepas pantai biasanya terpancang pada kedalaman 300
meter, sedangkan untuk operasi pemboran eksplorasi sampai pada kedalaman
2000 meter. Kedalaman laut rata-rata sekitar 4000 meter dan yang terdalam yaitu
pada palung laut, dengan kedalaman mencapai 10000 meter, lebih dalam dari
ketinggian puncak Everest (Himalaya), 8000 meter diatas permukaan laut.
2. Tekanan hidrostatik dan gaya apung
Gaya dari air laut akan bekerja di seluruh permukaan struktur yang terendam
dalam air, yang besarnya dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan :
P = g.h dengan,
P = tekanan hidrostatik
g = densitas air laut
h = kedalaman
Tekanan hidrostatik berhubungan dengan konsep pengapungan (buoyancy).
Berdasarkan hokum Archimedes dijelaskan bahwa benda yang terapung
memindahkan massa air seberat benda itu sendiri.
3. Temperature
` Temperature permukaan laut bervariasi dengan range -2 ◦C (28 ◦F) sampai 32
◦C (90 ◦F). distribusi temperature dari permukaan berubah secara drastis dengan
bertambahnya kedalaman dan akan mempunyai harga stabil sekitar 2 ◦C (35 ◦F)
pada kedalaman 1000 meter (3280 ft). Dengan adanya perbedaan temperature ini,
menyebabkan terjadinya fenomena aliran air laut (secara konveksi) dari
permukaan yang panas ke bawah yang dingin dan kembali ke permukaan
(upswelling).
4. Kandungan mineral air laut
Unsur dominan yang dikandung air laut adalah garam yang terlarut yang
jumlahnya kira-kira 3,5 % dari berat totalnya, dengan ion-ion utamanya adalah
sodium (Na+), magnesium (Mg+2). Klorida (Cl-),dan Sulfat (SO4-2). Ion-ion ini
sangat berpengaruh pada konstruksi struktur bangunan lepas pantai. Klorida akan
menurunkan fungsi protective oxide coating yang terdapat di permukaan baja
sehingga akan mempercepat terjadinya korosi.
Magnesium akan menggantikan posisi kalsium yang terdapat pada concrete.
Garam-garam magnesium sangat lembut dan berkencendrungan mempunyai
permeabilitas yang sangat tinggi. Sulfat akan menyerang concrete yaitu semen
dan agregat-agregatnya yang dapat menyebabkan terjadinya pengembangan dan
disentrigasi.
Oksigen hadir pada bagian permukaan air laut dan juga pada situasi
kedalaman dalam bentuk udara yang terperangkat dan oksigen yang terlarut.
Oksigen memegang peranan penting pada jalannya proses korosi.
Karbondioksida (CO2) dan hydrogen sulfide (H2S) juga terlarut dalam air laut
yang kandungannya bervariasi tergantung dari kedalaman dan temperature.
Adanya gas H2S akan menyebabkan rapuhnya baja. Terperangkapnya uap air
dalam bentuk buih-buih akan pecah secara mendadak yang akan menyebabkan
terjadinya cavitasi yang berhubungan dengan proses erosi di permukaan concrete.
Selain itu organisme laut juga akan mempengaruhi pada struktur konstruksi.
5. Arus laut
Terdapat beberapa tipe arus, yaitu pergerakan arus samudra (oceanic
circulation), geostrophic, pasang surut (tidal), hembusan angin (wind driven),
pengaruh ombak (wave induced), dan pergerakan arus akibat perbedaan densitas
(density current) atau arus yang berasal dari muara sungai. Dengan adanya arus
yang bergerak didalam laut akan memberikan efek pengangkatan pada benda-
benda yang melayang dekat permukaan
6. Ombak atau gelombang
Ombak biasanya disebabkan oleh aksi gerakan angin dan gempa bumi
(tsunami). Gelombang bergerak secara acak (turbulen) dipermukaan laut, tetapi
partikel-partikel air bergerak mendekati lintasan yang melingkar .
7. Angin dan badai
Pergerakan arus akibat perbedaan densitas
Partikel air bergerak mendekati lintasan yang melingkar
Angin bergerak dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang rendah. Angin yang
bergerak dengan kecepatan tinggi dan mempunyai kekuatan untuk merusak biasa
disebut dengan badai (storm).
8. Pasang surut
Arus pasang surut disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari. Pada saat
bulan purnama akan terjadi pasang-surut yang paling besar yang sering disebut
spring tides. Bila bulan dan matahari berada pada sudut 90◦ akan terjadi pasang-
surut yang disebut neap tides. Kedalaman laut yang sering kita lihat dalam peta-
peta umumnya berdasarkan pengukuran saat MLLW (Mean Lower Low Water),
yang diukur pada saat spring tide.
9. Hujan salju dan kabut
Adalah kondisi cuaca yang harus diperhatikan dalam pembangunan suatu
konstruksi lepas pantai, karena menyangkut factor keselamatan dalam transportasi
personel dari dan ke anjungan lepas pantai.
10. Es dan gunung es
Es dan gunung es sangat adalah masalah utama dalam pembangunan
konstruksi lepas pantai di daerah-daerah dekat kutub. Gunung-gunung es yang
terapung akan diseret oleh arus laut dan akan sangat berbahaya bagi suatu
anjungan bila gunung es tersebut bergerak dan menabrak anjungan tersebut.
Material Konstruksi Struktur Offshore
Material utama yang digunakan untuk membangun konstruksi lepas pantai
adalah baja (steel) dan concrete.
1. Baja (steel)
API Standard telah membagi baja kedalam beberapa grup sesuai dengan
kekuatan, pengaplikasiannya, serta ketahanannya terhadap temperature.
a. Material baja
Struktur baja grup I ditunjukkan dengan mild steel, dengan spesifikasi
yield strength 280 Mpa.
Grup II ditunjukkan dengan intermediet – strength steel, dengan
spesifikasi yield strength 280-360 Mpa
Grup III ditunjukkan dengan High – strength steel, dengan spesifikasi
minimum yield strength 360 Mpa.
b. Fabrikasi dan pengelasan
Prosedur pengelasan harus disesuaikan dengan kondisi dan jenis baja yang
digunakan. Fabrikasi X-joint 2 sangat susah dilakukan.
i. Semen vi. Water Cement Ratio Min 0,42
ii. Coarse Aggregate vii. Jangan menggunakan CaCl2
iii. Fine Aggregate
iv. Pozzolanic
v. Air
c. Coating dan corrosion protection
Pengecatan and coating dapat melindungi struktur dan memperlambat
korosi. Coating biasanya dilakukan pada permukaan baja yang berhubungan
langsung dengan udara luar.
2. Concrete
Concrete dibuat dari material composite seperti aggregate, semen mortar
matrix, reinforcing steel, dan pressstressing tendons. Concrete juga telah banyak
digunakan untuk bangunan-bangunan sipil dan reactor nuklir. Untuk
memeperkuat struktur bangunan concrete digunakan kerangka besi.