24
ASUHAN KEBIDANAN KB DENGAN TUBEKTOMI ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S” AKSEPTOR KB BARU DENGAN TUBEKTOMI DI KAMAR BERSALIN RSU BHAKTI RAHAYU SURABAYA DISUSUN OLEH DIANA NI’MATUL JANNAH NIM. P.27824307047

Asuhan Kebidanan Kb Dengan Tubektomi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asuhan Kebidanan Kb Dengan Tubektomi

ASUHAN KEBIDANAN KB DENGAN TUBEKTOMI

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY “S” AKSEPTOR KB BARU

DENGAN TUBEKTOMI DI KAMAR BERSALIN

RSU BHAKTI RAHAYU SURABAYA

 

DISUSUN OLEH

DIANA NI’MATUL JANNAH

NIM. P.27824307047

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SURABAYA JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI KEBIDANAN BANGKALAN

2010

Page 2: Asuhan Kebidanan Kb Dengan Tubektomi

LANDASAN TEORI

TUBEKTOMI

A. Pengertian

         Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas seorang perempuan

         Sangat efektif dan permanent

         Tindak pembedahan yang aman dan sederhana

         Tidak ada efek samping

         Konseling dan informed consent

B. Jenis

         Minilaparotomi

Metode ini merupakan penyerdahanaan laparotomi terdahulu, hanya diperlukan sayatan kecil

sekitar 3 cm baik pada perut bawah (suprapubik) maupun sub umbilical (pada lingkar perut

pusat). Tindakan ini dapat dilakukan terhadap banyak klien, relative murah, dan dapat dilakukan

oleh dokter yang diberi latihan khusus. Operasi ini aman dan efektif.

         Laparoskopi

Prosedur ini memelukan tenaga Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan yang telah dilatih

secara khusus agar pelaksanaannya aman dan efektif. Teknik ini dapat dilakukan pada 6-8

minggu pasca persalinan atau setelah atau abortus (tanpa komplikasi). Laparoskopi sebaiknya

digunakan pada jumlah klien yang cukup banyak karena peralatan laparoskopi dan biaya

pemeliharaannya cukup mahal.

C. Mekanisme Kerja

Page 3: Asuhan Kebidanan Kb Dengan Tubektomi

Dengan mengoklusi tuba falopii (mengikat dan memotong atau memasang cincin) sehingga

sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.

D. Manfaat

-          Kontrasepsi

         Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan)

         Tidak mempengaruhi proses menyusui

         Tidak bergantung pada factor senggama

         Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius

         Pembedahan sederhana

         Tidak ada efek samping jangka panjang

         Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual

-          Non Kontrasepsi

         Berkurangnya risiko kanker ovarium

E. Keterbatasan

         Harus diperhitungkan sifat permanent metode ini

         Klien dapat menyesal di kemudian hari

         Resiko komplikasi kecil

         Rasa sakit dalam jangka pendek setelah dilakukan tindakan

         Dilakukan oleh dokter yang terlatih

         Tidak melindungi diri dari IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS

F. Isu-isu Klien

         Klien mempunyai hak untuk berubah pikiran setiap waktu sebelum menjalankan prosedur ini

Page 4: Asuhan Kebidanan Kb Dengan Tubektomi

         Informed consent

G. Yang dapat menjalani tubektomi

         Usia > 26 tahun

         Paritas > 2

         Yakin telah mempunyai besar keluarga sesuai kehendaknya

         Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius

         Pasca persalinan

         Pasca keguguran

         Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini

H. Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi

         Hamil atau dicurigai hamil

         Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan

         Infeksi sistemik

         Tidak boleh menjalani proses pembedahan

         Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan

         Belum memberikan persetujuan tertulis

I. Kapan Dilakukan

         Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila tidak hamil

         Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)

         Pascapersalinan

  Minilap : di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 atau 12 minguu

  Laparoskopi : tidak tepat untuk klien-klien persalinan

         Pasca keguguran

         Dilakukan saat bersamaan dengan section caesarea

Page 5: Asuhan Kebidanan Kb Dengan Tubektomi

J. Instruksi kepada klien

         Jagalah luka operasi tetap kering hingga pembalut dilepaskan. Mulai lagi aktivitas normal

secara bertahap

         Hindari hubungan intim hingga merasa cukup nyaman.

         Hindari mengangkat benda-benda berat dan kerja keras selama 1 minggu

         Kalau sakit miinumlah 1 atau 2 tablet analgesic setiap 4-6 jam

         Jadwalkanlah sebuah kunjungan pemeriksaan secara rutin antara 7-14 hari setelah

pembedahan

         Kembalilah setiap waktu apabila anda menghendaki perhatian tertentu

I.       Informasi umum

         Nyeri bahu selama 12-24 jam setelah laparoskopi relative lazim dialami karena gas di bawah

diafragma

         Tubektomi efektif setelah operasi

         Periode menstruasi akan berlanjut seperti biasa

         Tubektomi tidak memberikan perlindungan terhadap PMS

Page 6: Asuhan Kebidanan Kb Dengan Tubektomi

ASKEB TEORI

I. PENGKAJIAN

1.      Biodata

         Tubektomi boleh dilakukan oleh wanita yang berusia lebih dari 26 tahun         Tubektomi boleh dilakukan oleh wanita yang telah memiliki jumlah paritas lebih dari 2         Tubektomi boleh dilakukan jika merasa telah memiliki besar keluarga yang cukupA. Data Subyektif 2.      Keluhan Utama

         Ibu ingin mengikuti kontrasepsi mantap yaitu tubektomi

         Ibu mengatakan telah memiliki berapa orang anak

3.      Riwayat Penyakit

–        Riwayat Penyakit Ibu

Ibu tidak pernah menderita penyakit kronis (jantung, hypertensi, TBC) penyakit menular (HIV /

AIDS, hepatitis, TBC) penyakit menurun (asma, DM, hypertensi).

–        Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit kronis (jantung, hypertensi, TBC) penyakit menular (HIV / AIDS, hepatitis, TBC) penyakit menurun (asma, DM, hypertensi).

4.      Riwayat Obstetri

–        Riwayat Menstruasi

Biasanya ditanyakan tentang :

Anamnesa haid memberikan kesan kepada kita tentang faal alat kandungan.haid teratur dan

siklus dipergunakan unutk memperhitungkan tanggal persalinan.

(Bag obstetri & ginekologi FK UNPAD,1983:54)

Menarche adalah terjadinya haid yang pertama kali.menarche pada pubertas yaitu sekitar 12-16

tahun.

(Muchtar rustam 1998)

Siklus haid pada setiap wanita tidak sama.siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus

adalah 28 hari,tetapi siklus ini bisa maju dua atau tiga hair atau mundur sampai tiga hari.

(PUSDINNAKES,1993:18)

Page 7: Asuhan Kebidanan Kb Dengan Tubektomi

HPHT :Hari pertama haid terakhir untuk mengetahui haid terakhir ibu apakah ibu sedang dalam

keadaan hamil atau tidak

Riwayat Kehamilan,Persalinan dan nifas yang lalu

Untuk mengetahui apakah persalinan yang lalu berjalan dengan lancar,biasa atau tidak pernah

mengganggu keadaan umum ibu atau ibu pernah mengalami kelainan waktu persalinan

5.      Riwayat KB terakhir

Perlu ditanyakan KB apa yang pernah dipakai oleh ibu meliputi jenis kontrasepsi, lama

penggunaan, dan keluhan selama menggunakan KB tersebut

6.      Riwayat Psikososial, Spiritual dan Kultural

Ketenangan dan keyakinan njiwa penting sehingga bidan harus menanamkan kepercayaan pada

ibu dan menenangkan apa yang harus diketahuinya untuk menghilangkan kecemasan

7.      Pola Aktivitas Sehari-hari

Nutrisi

Hal ini penting dalam mengetahui konsumsi makanan apa saja yangtelah dimakan oleh ibu

menjelang dilakukan tubektomi, biasanya ibu dipuasakan menjelang dilakukan tindakan operatif.

Tapi biasanya menjelang operasi pasien dipuasakan.

Eliminasi

Untuk mengetahui keadaan kandung kemih ibu kosong atau tidak menjelang operasi. Biasanya

terpasang kateter tetap menjelang operasi.

Aktivitas

Sebelum tindakan operasi ibu diperbolehkan melakukan kegiatan tetapi hanya sebatas berbaring

di tempat tidur

Personal Hygiene

Kebersihan merupakan salah satu poko yang perlu diperhatikan dalam higieni menjelang operasi

yaitu salah satunya mencukur daerah pubis

Page 8: Asuhan Kebidanan Kb Dengan Tubektomi

B. Data Obyektif

1.      Pemeriksaan Umum

a. Keadan umum :Baik

b. Kesadaran :composmentis

Untuk mengetahui bagaimana keadaan umum ibu,bila keadaan dalam keadaan baik agar

dipertahankan jangan sampai daya tahan yubuhnay turu sehingga dapat mempengaruhi

kehamilan.

(Ibrahim christhina,1993:90)

Pada sat ini diperhatikan pula bagaiman sikap tibuh,keadan punngung dan cara berjalan.apakah

membungkuk,terdapat lordosis.kiposis atau berjalan pincang dan sebagainya.

(PUSDIKNAKES ,1993:69)

b.Tanda-tanda vital

1.tekanan darah

tekanan darah normal dalah antara 90/60 mmhg hingga 140/90 mmhg dan tidak banyak mengkat

selama kehaimilan

tekanan darah tinggi bila terjadi saklah satu hal berikut:

         sistole lebih dari 140 mmhg Atau naik 30 mmhg atau lebih selama kehamilan.

         Diastole lebih dari 90 mmhg atau naik 15 mmhg atau lebih selama kehamilan.

2.nadi

nadi yang normal adalah sekitar adala 80x menit.bila nadi lebih dari 120x/mnt maka hal ini

menunjukkan adanya kelainan.

(DepKes RI 1994 :76)

3.pernafasan

pernafasan normal adalah 16-24 x/mnt bila pernafasannya lebuh dari normal menandakan adanya

kelainan.

(DepKes RI 1994 :11)

4. suhu

pertanda sehat suhu tubuh 37 c atau 98.6 F

pertanda buruk suhu tubuh diatas 37,2 c atau 99 F menandakan demam tubuh ibu merasa panas.

Page 9: Asuhan Kebidanan Kb Dengan Tubektomi

2.      Pemeriksaan Khusus

a.      Inspeksi

Rambut : Bersih atau tidak, rontok atau tidak.: Pucat atau tidak, oedem atau tidak, adakah eloasma

gravidarum.

: Konjungtiva anemis atau tidak, sklena ikterus atau tidak.

: Sianosis atau tidak, adakah stomatitis.

: Caries atai tidak, gusi epulis atau tidak.

: Apakah terlihat pembesaran limfe dan thyroid.

Mammae : Adakah hyperpigmentasi pada aneola mammae, apakah

putting susu menonjol, bersih atau tidak.

Abdomen : adakah luka bekas operasi atau tidak

Genetalia : Oedem atau tidak, varices atau tidak, bersih atau tidak,

adakah pengeluaran pervaginam.

Ekstrimitas atas : Oedem atau tidak, varices atau tidak.

Ekstrimitas bawah : Oedem atau tidak, varices atau tidak.

b.      Palpasi

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, thyroid dan bendungan vena

jugularis.

Mammae : Tidak ada benjolan abnormal.

Axilla :tidak ada pembesaran limfe

c.       Auskultasi

Untuk mengetahui keadaan bising usus

d.      Perkusi

Reflek patalle positif atau negatif

Normal (positif) jika tungkai bawah bergerak sedikit ketika diketuk yang bisa dijadikan indikasi

kekurangan B1.

3.      Pemeriksaan Penunjang

a.      Pemeriksaan Penunjang

PP test untuk mengetahui apakah ibu hamil atau tidak

Page 10: Asuhan Kebidanan Kb Dengan Tubektomi

II. INTERPRETASI DATA DASAR

Diagnosa : Akseptor baru KB tubektomi

Ds : ibu ingin mengikuti kontrasepsi mantap (tubektomi)

Ibu mengatakan telah memiliki berapa orang anak

Do : k/u baik

Kesadaran composmentis

TTV : TD : normalnya 90/60 – 140/90 mmHg

N : normalnya + 80 x/menit

S : normalnya 36,5 – 37,5 C

R : normalnya 16-24 x/menit

Masalah : ibu merasa cemas menghadapi operasi

Kebutuhan : memberi dukungan kepada ibu

III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL

Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Tidak ada

V. INTERVENSI

1. Konseling tentang tubektomi yaitu tentang manfaat, keterbatasan ,waktu melakukan tubektomi,

yang dapat atau tidak dapat menjalani tubektomi

R : agar ibu mengerti benar tentang tubektomi dan meyakinkan pilihannya

2. Berikan informed consent

R: sebagai tanda persetujuan agar tidak memberatkan bidan

3. Tanyakan kembali pada ibu apakah sudah mantap memilih metode kontrasepsi tubektomi

R : untuk melakukan tindakan selanjutnya

4. Siapkan ibu menjelang tindakan operatif

R : untuk menjaga keadaan ibu tetap baik

Page 11: Asuhan Kebidanan Kb Dengan Tubektomi

5. Berikan HE pada ibu

R : agar ibu tidak merasa nyeri dan tindakan operatif berguna maksimal

VI. IMPLEMENTASI

Setelah menyusun rencana tindakan langkah selanjutnya adalah pelaksanaan rencana yang

disusun berdasarkan pada diagnosa dan masalah atau penyuluhan dan harus disesuaikan dengan

kondisi klien

VII. EVALUASI

Hal ini merupakan langkah terakhir dalam management kebidanan yang merupakan acuan

dari keberhasilan rencana asuhan.

Page 12: Asuhan Kebidanan Kb Dengan Tubektomi

TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN

A. BIODATA

Tanggal : 26-11-2009

Pukul : 08.00 WIB

Nama Ibu : Ny. “S” Nama suami : Tn. “D”

Umur : 33 tahun Umur : 37 tahun

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Agama : Islam Agama : Islam

Alamat : Perum Bukit Bambe Alamat: Perum Bukit Bambe

Register : 54670

B. DATA SUBYEKTIF

1. Keluhan utama

Ibu mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi

Ibu belum pernah ikut KB apapun sebelumnya

Ibu ingin mengikuti KB tubektomi

2. Riwayat penyakit lalu

a. Riwayat penyakit ibu

      Ibu tidak pernah mengalami keputihan, perdarahan bukan haid, pusing, sesak.

      Ibu tidak pernah menderita penyakit kronis seperti : hipertensi, jantung, DM.

b. Riwayat penyakit keluarga

Page 13: Asuhan Kebidanan Kb Dengan Tubektomi

Dalam keluarga tidak ada yang pernah menderita penyakit hipertensi, jantung, DM.

3. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan Nifas KetKehamila

n Usia

kehamilanJenis

Penolong

Tempat JK

A-S

BB PB Penyulit Mx Laktasi

123

9 bln9 bln9 bln

SCSCSC

DokterDokterdokter

RSRSRS

PPL

- 265032003200

51 KPD - - 5 thn17 bln1 hr

4. Riwayat KB

No Tanggal Tempat Jenis kontrasepsi

Keluhan Terapi Keterangan

Ibu tidak pernah ikut KB

5. Riwayat Menstruasi

HPHT : 20-3-2009

Menarche : 12 tahun

Siklus / lama : 28 hari / 7 hari

Dysminorhea : tidak pernah

Flour albus : tidak pernah

6. Riwayat perkawinan

Status : kawin

Berapa kali : 1 x

Lama : 7 thn

Usia saat kawin : 26 tahun

7. Pola aktivitas sehari-hari

1. Personal hygiene : Ibu mandi 2 x sehari, keramas 2 hari sekali dan gosok gigi 2x sehari, ganti celana dalam tiap

kali mandi.

2. Aktivitas : Ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga dan mengerjakan pekerjaan rumah ntangga seperti :

memasak, menyapu, mencuci. Selama d RS ibu hanya berbaring di tempat tidur menunggu

persiapan operasi

3. Pola istirahat : Ibu tidur malam + 8 jam dan tidur siang + 1 jam

Page 14: Asuhan Kebidanan Kb Dengan Tubektomi

4. Nutrisi : Ibu makan 3 x sehari porsi cukup dan minum 7 – 8 gelas perhari. Selama d RS ibu dipuasakan

menjelang operasi.

8. Psikososial

Ibu mengatakan suami dan keluarga memberi dukungan atas keputusan yang diambil

oleh ibu

Ibu mengatakan sudah cukup mempunyai 3 anak dengan kehamilan ini

C. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan fisik

a. Pemeriksaan umum

Tanda-tanda vital

      Tensi : 120 / 80 mmHg

      Nadi : 84 x / menit

      Suhu : 362 oC

      Respirasi : 20 x / menit

b. Pemeriksaan khusus

Inspeksi

  Muka : Tidak pucat, tidak oedem, tidak ada jerawat

  Mata : conjungtiva tidak anemis, sclera tidak icterus

  Hidung : simetris, bersih, tidak ada polip

  Mulut : tidak cyanosis, tidak stomatitis

  Axilla : tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe

  Mammae : tidak terdapat benjolan abnormal

  Abdomen : terdapat luka bekas operasi

  Ekstrimitas : tidak oedema, tidak varices, simetris

Palpasi

  Mammae : tidak terdapat benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan

  Abdomen : tidak terdapat benjolan abnormal

Ekstremitas : tidak oedem, tidak terdapat varices pada ekstrimitas atas dan bawah

Abdomen :Leopold I : TFU setinggi 3 jari bawah px

Leopold II : punggung kiri

Page 15: Asuhan Kebidanan Kb Dengan Tubektomi

Leopold III : letak kepala

Leopold IV : kepala sudah masuk PAP

Auskultasi : bising usus (+)

Perkusi : reflek patella ka/ki (+/+)

2. Pemeriksaan penunjang : laboratorium darah lengkap

Hb : 9 gr%

Leukosit : 6000

Hematokrit : 31,1%

Trombosit : 301000

II. INTERPRETASI DATA DASAR

Diagnosa : Akseptor baru KB tubektomi

DS : - Ibu mengatakan sebelumnya tidak pernah ikut KB

- Ibu mengatakan tidak ingin punya anak lagi

- Ibu ingin mengikuti KB mantap (tubektomi)

DO : - Pada palpasi

   Muka : tidak odem

   Mata : conjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus

   Abdomen : terdapat luka bekas operasi,terdapat striae

Leopold I : TFU setinggi 3 jari bawah px

Leopold II : punggung kiri

Leopold III : letak kepala

Leopold IV : kepala sudah masuk PAP

- TTV

      Tensi : 120 / 80 mmHg

      Nadi : 84 x / menit

      Suhu : 362 oC

      Respirasi : 20 x / menit

Masalah : tidak ada

Kebutuhan :tidak ada

Page 16: Asuhan Kebidanan Kb Dengan Tubektomi

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL

-

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Kolaborasi dengan dokter SPOG

V. INTERVENSI

1. Konseling tentang tubektomi yaitu tentang manfaat, keterbatasan ,waktu melakukan tubektomi,

yang dapat atau tidak dapat menjalani tubektomi

R : agar ibu mengerti benar tentang tubektomi dan meyakinkan pilihannya

2. Berikan informed consent

R: sebagai tanda persetujuan agar tidak memberatkan bidan

3. Tanyakan kembali pada ibu apakah sudah mantap memilih metode kontrasepsi tubektomi

R : untuk melakukan tindakan selanjutnya

4. Siapkan ibu menjelang tindakan operatif

R : untuk menjaga keadaan ibu tetap baik

5. Berikan HE pada ibu

R : agar ibu tidak merasa nyeri dan tindakan operatif berguna maksimal

VI. IMPLEMENTASITanggal : 26-11-2009 Jam : 09.00 WIB

1. Memberikan konseling tubektomi yaitu :Manfaat kontrasepsi

         Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan)

         Tidak mempengaruhi proses menyusui

         Tidak bergantung pada factor senggama

-          Non Kontrasepsi

Berkurangnya risiko kanker ovarium

Keterbatasan

         Harus diperhitungkan sifat permanent metode ini

         Resiko komplikasi kecil

         Tidak melindungi diri dari IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS

Yang dapat menjalani tubektomi

Page 17: Asuhan Kebidanan Kb Dengan Tubektomi

         Usia > 26 tahun

         Paritas > 2

         Yakin telah mempunyai besar keluarga sesuai kehendaknya

Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi

         Hamil atau dicurigai hamil

         Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan

         Infeksi sistemik

Kapan Dilakukan

         Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila tidak hamil

         Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)

         Bersamaan dengan SC

Memberikan informed consentsebagai persetujuan dari klien dan suami

3.      Menanyakan kembali pada ibu apakah sudah mantap memilih metoe kontrasepsi tubektomi

4.      Menyiapkan ibu menjelang yindakan operatif yaitu ;

-          memasang infuse

-          memasang cateter tetap

-          melakukan skeren

5. Memberikan HE pada ibu pasca tindakan operatif :

         Jagalah luka operasi tetap kering hingga pembalut dilepaskan. Mulai lagi aktivitas normal

secara bertahap

         Hindari hubungan intim hingga merasa cukup nyaman.

         Hindari mengangkat benda-benda berat dan kerja keras selama 1 minggu

         Kalau sakit miinumlah 1 atau 2 tablet analgesic setiap 4-6 jam

         Jadwalkanlah sebuah kunjungan pemeriksaan secara rutin antara 7-14 hari setelah

pembedahan

         Kembalilah setiap waktu apabila anda menghendaki perhatian tertentu

VII. EVALUASI

Tanggal : 26-11-2009 Jam : 10.00 WIB

  Ibu mengerti penjelasan dari bidan

  Ibu mantap memilih metode kontrasepsi tubektomi

Page 18: Asuhan Kebidanan Kb Dengan Tubektomi

  Ibu berharap semoga operasinya berjalan lancar