36
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN Download laporan pendahuluan asuhan keperawatan jiwa dengan halusinasi pendengaran A . Pengkajian Keperawatan 1. Identitas a. Identitas klien Nama : Tn. RR Umur : 37 Tahun Kelamin : Laki – laki Agama : Kr. Protestan Pendidikan : STM Pekerjaan : TIdak ada Alamat : Kleak lingkungan V Manado Suku / bangsa : Minahasa / Indonesia Tgl Masuk : 09 – 10 – 2007 Tgl pengkajian : 10 – 09 – 2007 No R.M : 2233 Diagnosa medis : Skizofrenia b. Penanggung Jawab Nama : Ny. A.R. Umur : 56 thn Kelamin : Perempuan Pekerjaan : IRT Agama : Kr. Protestan Alamat : Kleak lingkungan V manado Hubungan : Ibu kandung 2. Riwayat Kesehatan a. Alasan MRS : Ingin berobat supayah sembuh b. Keluhan Utama - Saat MRS : klien marah – marah, mengamuk dan melempar barang. - Saat dikaji : * Klien mengatakan mendengar suara / bisikan yang menyuruhnya * latihan karate. * Klien banyak bicara, suka tertawa dan bicara sendiri * Klien menggerak – gerakan tangan saat bercerita. 3. Faktor Predisposisi a. Klien sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa, bahkan sudah empat kali masuk keluar RS jiwa yaitu : No Tanggal MRS Tanggal Keluar 1. 29-01-1997 10-12-1997 2. 11-10-2001 02-06-2003 3. 06-07-2003 09-12-2003 4. 09-10-2005 -Sekarang b. Pengobatan sebelumnya

Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran 11

Embed Size (px)

DESCRIPTION

berbagi

Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN HALUSINASI PENDENGARANDownload laporan pendahuluan asuhan keperawatan jiwa dengan halusinasi pendengaranA .Pengkajian Keperawatan1.Identitasa.IdentitasklienNama:Tn. RRUmur:37 TahunKelamin:Laki lakiAgama:Kr. ProtestanPendidikan:STMPekerjaan:TIdak adaAlamat:Kleak lingkungan V ManadoSuku / bangsa:Minahasa / IndonesiaTgl Masuk:09 10 2007Tgl pengkajian:10 09 2007No R.M:2233Diagnosa medis:Skizofreniab.PenanggungJawabNama:Ny. A.R.Umur:56 thnKelamin:PerempuanPekerjaan:IRTAgama:Kr. ProtestanAlamat:Kleak lingkungan V manadoHubungan:Ibu kandung

2.Riwayat Kesehatana.Alasan MRS : Ingin berobat supayah sembuhb.Keluhan Utama-Saat MRS : klien marah marah, mengamuk dan melempar barang.-Saat dikaji :*Klien mengatakan mendengar suara / bisikan yang menyuruhnya*latihan karate.*Klien banyak bicara, suka tertawa dan bicara sendiri*Klien menggerak gerakan tangan saat bercerita.3.Faktor Predisposisia.Klien sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa, bahkan sudah empat kalimasuk keluar RS jiwa yaitu :NoTanggal MRSTanggal Keluar

1.29-01-199710-12-1997

2.11-10-200102-06-2003

3.06-07-200309-12-2003

4.09-10-2005

-Sekarang

b.Pengobatan sebelumnyaPengobatan sebelumnya kurang behasil karena klien sudah tidakmau minum obat lagi (klien putus obat)c.Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwaDalam keluarga hanya klien yang mengalami gangguan jiwa.d.Pengalaman masa lalu yang menyenangkan dan tidak menyenangkan-Saat dikaji klien mengatakan pengalaman yang menyenangkan waktu menjadi juara karate.-Keluarga mengatakan klien sudah tidak bias ikut kuliah karena sakit, sehingga klien marah-marah, membentak dan melempar barang.Masalah keperawatan :-Perilaku kekerasan-Resiko mencederai orang lain dan lingkungan4.Pemeriksaan Fisika.Tanda vital :TD:110/80 mmHgSB:36 CN : 82x/mR : 21 x/mb.BB:54 KgTB : 160 Cmc.Kesadaran :Compos mentis5.Psikososiala.Genogramb.Konsep Diri-Citra tubuhKlien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya, saat ditanya bagian tubuh yang disukai adalah tangan.-IdentitasKlien dapat menyebutkan identitas dirinya, klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang laki-laki.-PeranSebelum sakit dirumah klien mempunyai tanggungjawab sebagai anak, klien dapat melakukan pekerjaan dirumah.Klien rajin mengikuti kegiatan ibadah. Tetapi setelah sakit klien dirawat dirumah sakit jiwa. Klien mengatakan bahwa dirumah sakit klien adalah seorang pasien yang mendapat pengobatan.-Ideal diriKlien berharap dapat segera pulang dirumah,membantu org tua dan latihan karate-Harga diriKlien mengatakan jika sudah pulang dirumah klien ingin bergaul dengan teman-temannya klien menerima keadaan klien dan mengatakan bahwa klien tidak malu jika dia dirawat dirumah sakit jiwac.Hubungan social-Orang terdekat : ibu kandung klien-Peran serta dalam masyarakatSebelum sakit klien sering mengikuti kegiatan masyarakat seperti kerja bakti dan kegiatan pemuda. Setelah di rumah sakit, klien jarang mengikuti kegitan dalam masyarakat.klien hanya mengikuti kegiatan dalam rumah sakit dan itupun jika klien suka.

d.Hambatan dalam berhubungan dengan orang lainSebelum sakit klien adalah org yang pemalu,tetapi setelah sakit klien banyak bicara, frekuensi bicara cepat.saat dirumah sakit. Klien suka menyendiri dan tidak mau berbicara dengan teman-teman diruangan. Dengan teman-teman didalam ruangan,klien kebanyakan duduk ditempat tidur.Masalah keperawatan : isolasi sosial ; menarik diri6.Status Mentala.PenampilanCara berpakain rapi, penampilan sesuai usia, kebersihan cukup, postur tubuh sedang, ekspresi wajah kadang serius saat bercerita, kontak mata tajam, status kesehatan secara umum baik (tidak ada penyakit serius yang diderita), cara berjalan baik.b.PembicaraanFrekuensi bicara cepat, volume suara keras,kata kata yang diucapkan jelas tapi dalam memberi jawaban terlalu panjang.c.Aktivitas motorik-Klien suka jalan- jalan diruangan, dapat melakukan aktivtas jika disuruh perawat.-Klien tampak bersemangat, klien suka menggerak gerakan tangan saat bicarad.Interaksi selama wawancaraKlien kooperatif, dapat menjawab pertanyaan dengan baik, kontak mata kadang tidak mau menatap perawat.ekspresi wajah saat bercerita serius, klien senang saat diajak bicara, klien tampak malu-malu saat bercerita.MasalahKeperawatan : Isolasi sosial ; menarik diri.e.Alam perasaanKlien mengatakan rasasenang.f.AfekLabil (tidak sesuai)g.PersepsiKlien sering mengatakan sering mendengar suara / bisikan ditelinga yangmenyuruhnya latihan karateMasalahKeperawatan: Halusinasi Pendengaranh.Isi pikirKlien mengatakan bahwa ia akan latihan karate, klien mengatakan bahwa ia akanmemenangkan pertandingan dan akan menjadi juara. Saat menceritakan hal ini, ekspresi klien menjadi serius.Masalah keperawatan: Perubahan isi pikiri.Proses pikirArus pikir cukup baik, klien mampu menjawab pertanyaan.ekspresi diri saat berbicara kadang kurang jelas, tetapi sulit bagi klien un tuk mengganti topik pembicaraan jika tidak ditanyakan perawat.j.Tingkat kesadaranOrentasi waktu, orang dan tempat baikk.MemoriDaya ingat jangka panjang baik, daya ingat jangka pendek baik. klien dapat menyebutkan kejadian penting yang ia alami.l.Tingkat kosentrasi dan kalkulasi-Klien dapat menghitung sederhana misalnya 20 7 = 13-Klien dapat melakukan kalkulasi dan mengurangi secara berurutan misalnya mengurangi 3 dari 100 secara berurutan.m.Kemampuan penilaianKlien dapat mengambil keputusan sederhana, klien dapat memberikan penilaian terhadap benda / sesuatu yang dilihatnya jika ditanyakan.n.Daya tilik diriKlien mengatakan bahwa dirinya berada dirumah sakit dan sebagai pasien yang dirawat di RS. klien mengatakan bahwa klien sudah sembuh dan ingin pulang di rumah.7.Kebutuhan Perenanaan Pulanga.Kemampuan klien memenuhi kebutuhanMakan disiapkan oleh perawat dirumah sakit dan orang tua dirumah.Pakaian dirumah sakit diberikan oleh perawat dan keluarga perawat kesehatan dirimemerlukan bantuan minimal oleh perawat di RSb.Kegiatan hidup sehari-hari-Perawatan diri*Mandi:Dilakukan sendiri, frekuensi 2x sehari, mandi menggunakan sabun mandi gosok gigi pakai pasta gigi tiap pagi. mandi dikamar mandi.*BAB:Frekuensi 1x / hari, dapat dilakukan ditoilet.*BAK:Frekuensi 4 5 x / hari, dapat dilakukan ditoilet.-Ganti pakaian:Dapat dilakukan sendiri, tiap pagi hari ganti pakaian sehabismandi menggunakan kaus dan celana pendek.c.NutrisiKlien mengatakan menyukai makan disini frekuensi 3x / hari jenis nasi,ikan, sayur, buah, (siang hari) frekuensi kudapan 1x / hari siang hari nafsu makan ; baik, porsi dihabiskan, BB sekarung ; 54 kg.d.Istirahat dan tidurMasalah tidur ; adaSaat bangun tidur klien mengatakan rasah lesu, tidur malam jam 12.00, bangun pagi ; 02.30. Gangguan tidur ; klien mengatakan sulit untuk tidur dan bangun terlalu pagi.masalah keperawatan : gangguan pola tidur.e.Penggunaan obatPasien minum obat terlalu dimavitor oleh perawat yang bertugasf.Pemeliharahan kesehatan.Pasien mendapatkan perawatan lebih lanjut dan system pendukung (keluarga)untuk memelihara kesehatan.g.Aktivitas dalam rumahKlien melakukan kegiyatan seperti menyapu mengepel dan mencuci pakaian sendiri.h.Aktivitas diluar rumahPasien sering jalan jalan disekitar rumah.8.Mekanisme KopingSaat halusinasi : klien suka marah, memberontak, melempar barang (displacement). Pasien suka jalan diruangan, Jika ada masalah suka pukul teman, tidak mau bicara dengan orang lain.9.Aspek Medik.Diagnosa medik :SkizofreniaTherapi medis:CPZ: Cloropomazin 100 mg 3 x 1THP: 2 mg 3 x 1,5 mgHaloperidol: 5mg 3 x 2 mg

Analisa DataNoData / SignMasalah /Problem

1

Ds :Klien mengatakan mendengar suara/ bisikan yang menyuruhnya latihan karateDo :Klien suka bicara sendiri, tertawa dan senyum sendiri klien banyak bicaraGangguan persepsi sendiri :Halusinasi pendengaran

2Ds :Keluarga mengatakan klien suka marah:, melempar barang jika sakitDo :Klien bicara cepat dank eras.Saat bercerita klien suka menggerak-gerakkan tanganEkspresi wajah serius saat berceritaKontak mata tajamResiko mencederai orang lain dan lingkungan

3Ds :Keluarga mengatakan klien suka mengurung diri dirumah dan bicara sendiriDo-Klien suka berdiam diri dalam kamar-Klien tidak suka berbicara dengan teman-temannya dalam ruangan-Klien tampak malu-malu saat bercerita dengan perawatIsolasi sosial/ menarik diri

4Ds :Klien mengatakan sulit untuk tidur malam dan sering bangun cepatDo :Tidur malam jam 12.00 ,bangun pagi jam 03.00Ganguan pola tidur

MasalahKeperawatan-Halusinasi pendengaran-Resiko mencederai orang lain danlingkungan-Isolasi sosial ; Menarik diri-Gangguan pola tidurB.Diagnosa keperawatan1.Resiko mencederai orang lain dan lingkungan B/d halusinasi pendengaran2.Gangguan persepai sesori B/d menarik diri3.Isolasi social ; menarik diri b/d respon pasca trauma4.Gangguan pola tidur b/d halusinasi pendengaranNo/TglDiagnosa KeperawatanPerencanaan Keperawatan

TujuanKriteria EvaluasiIntervensiRasional

10-09 2007Resiko mencederai orang lain dan lingkungan perilakuberhubungan dengan perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengaran. yang ditandai denganDs :Keluarga mengatakan klien suka marah:, melempar barang jika sakitDo :Klien bicara cepat dan keras.Saat bercerita klien suka menggerak-gerakkan tanganEkspresi wajah serius saat berceritaKontak mata tajamTUM :Tidak terjadi tindakan kekerasan yang akan mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.TUK :1.Klien dapat membina hubungan saling percaya.

1.1 Klien dapat mengungkap kan perasaanya secara verbal.

1.1.1Bina hubungan saling percaya-Salam terapeutik-Perkenalan diri-Jelaskan tujuan interaksi-Ciptakan lingkunga yang tenang-buat kontrak yang jelas-tepat waktu.1.1.2.Dorong dan beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.

1.1.1Hubungan saling percaya sebagai dasar inteaksi yang terapeutik perawat dan klien.

1.1.2Ungkapkan perasaan klien kepada perawat sebagai bukti klien mulai mempercayai perawat.

TUK 2:2.Klien dapat mengenal halusinasi.2.1Klien dapat membedakan hal nyata dan tidak nyata.2.1.1Adakan kontak yang sering dan singkat secara bertahap,

2.1.2Observasi tingkah laku verbal yang berhubungan dengan halusinasi-Isibicara, mata melotot, tiba-tiba melotot, tiba-tiba tetawa,2.1.3Gambarkan tingkah laku halusinasi pada klien. apa yang kliendengar.

2.1.4Terima hal-hal yang nyata bagi klien tetapi tidak bagi perawat2.1.1Mengurangi waktu kosong bagi klien sehingga mengurangi frekuensi halusinasi klien.

2.1.3Klien mungkin tidak mampu untuk mengungkapkan perasaannya, maka perawat dapat memvalidasiklien untuk ungkapkan rasa terbuka.2.1.4Meningkatkan orientasi realita klien dan rasa percaya diri

2.2.1Klien dapat menyebutkan situasi yang tidak menimbulkan halusinasi : sifat, waktu, frekuensi.

2.2.1Bersama klien mengidentifikasi situasi yang menimbulkan dan tidak menimbulkan halusinasi.

2.2.2Bersama klien menentukan faktor pencetus halusinasi.

2.2.3Dorong klien mengungkapkan perasaannya ketika sedang berhalusinasi

2.2.1Peran serta aktif klien sangat menentukan efektivitas tindakan perawat yang dilaukan.

2.2.2Membantu klien untuk mengontrol halusinasinya bila factor pencetusnya telah diketahui2.2.3Upaya untuk memutus halusinasi,perlu dilakukan klien sendiri agar halusinasinya tidak berlanjut.

3.Klien dapat mengontrol halusinasi

4.Klien dapat memanfaat kan obat untuk mengontrol halusinasi3.1Klien dapat menyebutkan tindakan yang bias dilakukan bila sedang berhalusinasi

4.1Klien dapat minum obat secara teratur sesuai aturran dan indikasi3.1.1Mengidentifikasi bersama klien, tindakan apa yang dilakukan bila sedang berhalusinasi3.1.2Beri pujian tehadap ungkapan klien tetang tindakannya.4.2.1Diskusikan dengan klien tentang obat untuk magontrol halusinasi

4.2.2.Bantu untuk mamastikan klien telah minum obat secara teratur untk mengontrol halusinasi3.1.1Tindakan yang bias dilakukan klien merupakan upaya memutus halusinasi.

3.1.2Memberikan hal yang positif, pengakuan akan menigkatnya harga diri4.2.1Meningkatkan pengetahuan dan motifasi klien untuk melakuakan hal-hal yang positif4.2.2Memastikan klien dapat minum obat secara teratur

10-09 2007Perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengaran berhubungan dengan menarik diri ditandai dengan : Klien mengatakan mendengar suara/ bisikan yang menyuruhnya latihan karateDo :Klien suka bicara sendiri, tertawa dan senyum sendiri klien banyak bicaraTUM :Klien dapatberhubungan dengan orangan lain sehingga halusinasinya dapat dicegah.TUK :1.Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

2.Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan perilaku menarik diri.

1.1Klien dapat menerima kehadiran perawat

2.1Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.

1.1.1Bina hubungan saling percaya, sikap terbuka dan empati, terima klien apa adanya, sapa klien dengan ramah, tepat janji, jelaskan tujuan pertemuan, pertahankan kontak mata.2.1.1Pengetahuan klien tentang menarik diri.

1.1.1Kejujuran, kesedihan, dan penerimaan, meningkatkan kepercayaan hubungan antara perawat klien.

2.1.1Mengetahui sejauh mana klien tentang menarik diri sehingga perawat dapat merencanakan selanjutnya.

3.Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahan.

4.klien mendapatkan dukungan dari keluarga

3.1Klien dapat menyebutkan cara berhubungan dengan orang lain:-Membalas sapaan perawat-Menatap mata-Mau berinteraksi4.1.Klien dapat memelihara hubungan dengan keluarga

3.1.1Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri.3.1.2Dorong klien untuk menyebutkan cara berhubungan dengan orang lain4.1.1Libatkan klien dalam kegiatan tak dan adc diruangan

4.1.2Disesuaikan tentang manfaat berhubungan dengan anggota keluarga3.1.1Mengetahui pemahaman klien tehadap informasi yang diberikan.

3.1.2Membantu klien dalam mempertahankan hubunganInterpersonal.4.1.1Mengidentifikasi hambatan untuk dirasakan klien

TanggalNo DxImplementasi KeperawatanEvaluasi Keperawatan

11-9-200709.00-09.50

12-09- 200712.45-13.00

Dx.I dan IITUK 1

TUK 2

TUK 3

TUK4

Salam terapeutikselamat pagi (tersenyum), meperkenalkan diri, berjabat tangan, duduk berhadapan, mengingatkan konterak, nama saya Tino, saya mahasiswa Akper Bethesda Tomohon praktik disini selama 3 hari, nama anda siapa?Senang dipanggil apa? apakah anda mempunyai masalah?Apa yang dipikirkan R, saya akan membantu R?Selamat pagi R-Mengingatkan kontrak topik, waktu dan tempatapakah masih ingat dengan pertemuan kita tadi, sekarang akan membicarakan apa?-Mengevaluasi kemampuan klien TUK 1 apakah anda masih ingat dengan saya?-Membantu klien mengidentifikasi situasi yang menyebabkan halusinasinya?-Apakah R mendengar suara, pada saat kapan saja R mendengar suara itu? apa isi suara itu?-Mendorong klien mengungkapkan perasaan R bagaimana perasaan R saat itu?-Memberi pujian atas ungkapan R saat itubagus R karena R telah mengungkapkan perasaan R.-Menyimpulkan kemampuan klien selama interaksiR tadi mengatakan mendengar suara tersebut,itu yang namanya R sedang berhalusinasi.memang R dapat mendengar suara itu, tapi hanya R yang bisa dan saya tidak mendengar suara itu.-Mengakhiri petemuan : baiklah pertemuan kita sampai disini-Mengadakan kontrak untuk pertemuan berikutnya, topic, waktu, dan tempatnyasebentar kita ketemu lagi ya? jam 11.00 kita akan membicarakan cara mengontrol halusinasi.-Mengingatkan kontrak apakah R masih ingat kita akan membicarakan apa?-Mengevaluasi kemampuan klien.TUK 1. R, masih ingat saya?-Membantu klien mengidentifikasi situasi yang menyebabkan halusinasi apakah R mandengar suara? saat sedang apa? apa isi suara itu?-Memberi pujian atas ungkapan klienbagus R, R dapat mengungkapkan perasaan R-Mengakhiri pertemuan berikutnya ,tempat,waktu,kita ketemu lagi H? jam 12.00 kita akan bicara cara mengontrol halusinasinya? apakah R setujuSalam terapeutik :salam siang R nampaknya kamu baru bangun?-Meningatkan kontrakapakah R masih ingat, sekarang kita akan membicarakan apa. mengevaluasi kemampuan-Klien pada tuk sebelumnya apakah R masih ingat halusinasi R.-Mengkaji tindakan apa yang sering dilakukan klien untuk mengontrol halusinasinya.selama ini apa yang R lakukan untuk mengontrol halusinasi R.-Mendiskusikan dengan klien cara untuk memutuskan halusinasiuntk mengontrol halusinasi ada 4cara.Pertama: harus berani melawan dengan mengatakan tidak mau mendengar suara itu lagi.Kedua: melakukan banyak aktivitas (menyapu, mengepel)Ketiga: meminta tolong. perawat bila sedang halusinasi.keempat: minum obat teratur-Menyuruh klien mengulang apa yang sudah didiskusikan coba ulangi apa yang saya katakan.-Memberikan pujian atas kemampuan klienR tadi sudah menyebutkan cara untuk memutuskan halusinasi, itu bagus sekali, nanti R coba lagi.-Mengakhiri kontrak.baiklah R, sampai ketemu lagi?-Mengadakan kontrak untuk petemuan selanjutnya.-Salam terapeutik selamat siang R mengingatkan kontrak dan waktu.-Mengevaluasi kemampuan klien tetang tuk sebelumnya apakah R masih ingat tentang cara mengontrol halusinasinya.-Diskusikan dengan klien obat yang diminumsaat ini minum obat 3 jenis, nama obat cpz (kuning dan orange) halloperidol (putih kecil) terhadap (putih kecil) diminum 3x sehari. Kegunaan obat mengendalikan emosi, semua obat haru diminum secara teratur, agar suara tidak datang lagi.-Meminta klien untuk mengulangi seperti apa yang telah didiskusikancoba R sebutkan apa yang didiskusikan tadi.-Memberikan pujianbagus, R pintar.-Mengakhiri kontrak .-Mengadakan fase terminasi besok ses tidak lagi disini akan pindah ruangan-Menilai respon klien,ia mantri tapi kalau ada waktu dating lagi ya ses.

S:Klien dapat meyebutkan identitas Nama saya R, senang dipanggil R

O:Bicara spontan, suara terdengar jelas, ekspresi tampak tenang, senyum, mengaruk kepala.

A:Hubungan saling percaya harus di tingkatkan

P:Pertemuan berikutnya 10.00

S:Saya mendengar suara di telinga yang menyuruh saya latihan karate.

O:Kontak mata tajam, tangan digerak-gerakkan, bicara cepat dankeras.

A:Klien mengenal halusinasi, TUK 2 tercapai.

P:Pertemuan berikutnya pukul 02.00 siang. topik mengontrol halusinasi

S:Untuk mengontrol halusinasi ada 4 cara-caranya yaitu :-Mengatakantidak mau-Harusmenyapudanmengepel-Minta tolongperawat-Rajin minumobat

O:Kontak mata ada, bicara sedikit pelan, sering tertawa dan tersenyum

A:TUK 3 tercapai, klien dapat menyebutkan cara memutus/atau mengontrol halusinasi

P:Membuat konrak baru, lanjutkan intervansi lainnya.

S:Klien dapat mengenali jenisdan jumlah obat diminum-Klien menyebutkan warna masing-masing obat-Klien akan minum obat teratur.

O:Klien memperhatikan obat yang dijelaskan oleh perawat-Klien menanyakan satu-persatu obat yang diberikan.-Klien minum obat sebelum makan siang.

A:TUK 4 tercapai, klien dapat menyebutkan jenis nama dan guna obat, untuk mengontrol halusinasi klien.

BAB IVPENUTUP

A.KesimpulanSetelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn.R. dengan perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengaran melalui pendekatan proses keperawatan yang dilaksanakan mulai hari senin 10 September 2007 sampai dengan 12 September 2007 maka penulis menyimpulkan bahwa adanya kesenjangan antara teori dan praktik keperawatan jiwa. yaitu :1.PengkajianPengkajian dilakukan secara pribadi antara penulis dan klien dan melakukan kerja sama antara perawat ruangan. dalam teori keperawatan jiwa pengkajian yang di lakukan kepada klien untuk memperoleh data bukanlah hal yang mudah dilakukan karena memerlukan waktu yang cukup panjang. setelah penulis melakukan pengkajian kepada klien Tn. R. di mana A RSU Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang manado, maka penulis menyatakan bahwa pengkajian yang dilakukan ternyata tidak memakan waktu yang lama dan tergolong mudah, hal ini disebabkan oleh kerena klien sudah sering masuk keluar rumah sakit, dan klien ini sudah lama mendapat perawatan sehingga untuk berinteraksi dengan klien dapat dilakukan dengan mudah.2.Diagnosa keperawatanPenetapan diagnosa keperawatan memerlukan penganalisaan data yang cukup rumit, karena bukanlah mudah untuk menimbulkan suatu diagnosa tanpa data yang akurat. Setelah penulis menyelesaikan masalah dan kebutuhan klien diagnosa yang muncul 4 diagnosa keperawatan. jika ditinjau lebih lagi, sebenarnya dalam teori, klien dengan diagnosa medik skizofrenia banyak memunculkan diagnosa keperawatan tetapi setelah penulis mengkaji dan menganalisa maka masalah yang muncul pada klien dengan skizofrenia ini, hanyalah 4 diagnosa keperawatan.3.PerencanaanPerencanaan yang dibuat penulis berdasakan berbagai sumber disesuaikan dengan prioritas masalah keperawatan. rencana perawatan yang dibuat penulis tentunya sangat diharapkan untuk dapat dilaksanakan tetapi mengingat keterbatasan waktu, alat dan media penunjang lainnya maka tidak semua rencana tindakan dapat di implementasikan. pada implementasi juga penulis banyak mengalami kesulitan mengingat yang diberikan implementasi adalah klien dengan gangguan jiwa maka penulis sangat berusaha keras untuk menggunakan ilmu dan diri penulis agar implementasi tersebut berhasil guna.4.EvaluasiPenilaian keberhasilan tindakan keperwatan sangatlah penting untuk dilakukan, hal ini merupakan hal yang sangat penting, kerena tanpa evaluasi maka apa yang dilakukan penulis beserta respon klien tehadap tindakan keperawatan yang dilakukan tidak dapat diukur. dalam evaluadi ini, penulis banyak mengamati respon atau prilaku klien selama 3 hari setelah penulis memberikan inplementasi keperawatan.Jadi secara umum penulis menyimpulkan bahwa dalam studi kasus yang penulis angkat saat ini memberi gambaran kepada kita tentang kesenjangan antara teori dan prktik keperawatan jiwa melalui pendekatan proses keperawatan jiwa yang telah diterapkan oleh penulis pada klien dengan perubahan persepsi sensori halusinasi pendengaran.

B.SaranDalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan klien gangguan jiwa,maka sebaiknya perawat harus lebih menigkatakan keterampilan diri untuk mengadakan pengkajian agar nantinya data terindentifikasi benar-benar merupakan data yang sesunggunya sehuingga dengan demikian kita dapat mengetahui masalah klien yang harus diselesaikan serta kebutuhanklien yang harus dipenuhi.dalam menerapkan auhan keperawatan ini maka efisiensi waktu harus juga diperhatikan karena semakin banyak perawat meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan klien,semakin banyak pula peluang perawat untuk mengindetifikasi masalah yang dihadapi klien.untuk itu, sebagai seorang perawat professional haruslah giat dan kiat dalam memanfaatkan diri perawat sebagai terapi untuk klien dengan gangguan jiwa. Agar nantinya asuhan keperawatan jiwa yang sudah diterapkan atau pun akan diterapkan dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya sebagai pengembangan keahlian perawat psikiatri.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI (2000)Buku Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa 1, Teori dan Tindakan keperawatan(Penerbit Dep-kes RI Jakarta)

Keliat, Budi Ana (2006) Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi Dua, Penerbit, Buku Kedokteran, ECG, Jakarta

Stuart,gail w (2007)Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 5, Penerbit Buku KedokteranEGC, Jakarta

Suliswati,dkk (2005)Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa,Cetakan 1, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta

Rasmun (2001)Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga Cetakan 1,Penerbit CV. Sabung Seto, JAKARTA

Zaidin ali (2002)Buku DasarKeperawatan Profesional, Cetakan 1,Penerbit: Widya Medika Jakarta.

ANALISA PROSES INTERAKSI

INISIAL KLIEN:Tn.R.RINTERAKSI:I(Fase perkenalan)LINGKUNGAN:DudukBerhadapan 1 m Didepan ruang I suasana tenang.DESKRIPSI:Klien memakai kaus biru tangan pendek celana biru pendek dan sendal jepit warna hitamTUJUAN:Klien dapat memperkenalkan diri dan terbina hubungansaling percaya antaraKdanPWAKTU:Siang hari , senin 10 September 2007

Komunikasi VerbalKomunikasi Non VerbalAnalisa Berpusat Pada KlienAnalisa Berpusat Pada PerawatRasional

P:Selamat pagi

K:Pagi mantri.

P:Perkenalkan nama sayaT dari Akper Bethesda Tomohon akan bertugas disini selama 3 hari. bisakah saya berbincangdengan anda untuk 15 menit?K : Iya.

P:Bisakah menyebutkan nama anda?

K:Saya R.

P:Kontak mata, tersenyummenatap klien

K:Menatap perawat, tersenyum melihat perawatP:Kontak mata, nada pelan mempersilahkan klien duduk, mengulurkan tangan

K:Menatap Perawat

P: Kontak mata, nada pelan mempersilahkan klien bicara.K:Kontak mata singkat, sesekali berpaling, tertawa

Berdiri didepan perawat

Klienmengulurkan tangan, kontak mata ada.

Klien bicara keras dan lancar, tersenyum.Berharap klien dapat menerima perkenalan

Berharap klien dapat menjawab pertanyan dengan benar

Berharap klien dapat menjawabSalam merupakan salah satu cara memberi perhatian padaklien

Perkenalan merupakan salah satu cara untuk membina hubungan saling percaya.

Menyebutkan nama menandakan kesediaan menerima hubungan dengan baik

P:R sekarang adadimana?

K:Di RS

P:Menatap klien tersenyum, nada pelan.

K:Kontak mata singkat

Klien menggerak gerakan tanganBerharap klien dapat mengingat tempat ia berada.Perawat senang klien dapat menjawab dengan baikMenilai kemampuan mengingat.

ANALISA PROSES INTERAKSI

INISIAL KLIEN:Tn. R.RINTERAKSI:II ( fase kerja )LINGKUNGAN:Duduk berhadapan+1msuasana tenang, siang hari.DESKRIPSI:Klien memakai celana jeans, kaos biru tua dansandal jepit warna hitam.TUJUAN:Klien dapat menyebutkan alasan MRSPertahankan hubungan saling percaya antara klien dan perawat.WAKTU:10 11.00 (Selasa, 11 September 2007)

Komunikasi VerbalKomunikasi Non VerbalAnalisa Berpusat Pada PerawatAnalisa Berpusat Pada KlienRasional

P:Hallo R, apa kabar, selamat pagi.K:Baik mantri

P:Apakah R sudah mandi ?

K: sudah mantri

P:R tampak sehat, kenapa R di rawat ditempat ini?K:Iya mantri, saya ini sehat sekali, saya tidak mengerti kenapa mama saya membawa saya disini padahal saya haya latihan karate.P:Memangnya siapa yang menyuruh R latihan karateP:Menatap kliendan tersenyum ramah.K:Tersenyum, menatapperawat

P:Kontak matabicara jelas.

K:Kontak mata, bicara jelas sambil menggerak - gerakan tangan.P:Pertahankan kontak mata, ekspresi serius.K:Berceritadengan serius,sesekalimenatapperawat, kontakmata tajam,tangan digerak gerakan.

P:Pertahankankontak mata,denganekspresiserius

Berharap klien mua koperatif.

Berharap klien mengingat kebersihan diri.

Berharap klien mau menjawab.

Berharap klienterus bercerita

Klien merasa percaya diri

Bicara agak ragu ragu, kurang percaya diri.

Klien mengungkapkan masalahnya dengan bebas

Menyapa secara akrab mengatakan hubungan yang akrab.

Evaluasi kebersihan diri klien

Menggali perasaan klien untuk menimbulkan rasa empati

Mencari tahu penyebab klien dapat melakukan tindakan yang dilakukannya.

K:Saya latihan karate karena saya mendengar suara/ bisikan ditelingah yang menyuruh saya untuk latihan karate.P:Apakah R mengetahui siapa yang menyuruh R?

K:Tidak mantri, tapisaya memangmendengar suaraitu hampir setiapmalamP: Iya R memangsiap? itu dapat didengar orang tapisaya perawat tidakmendengar suaratersebut. Jadi jikaR mendengarsuara seperti ituapa yang Rlakukan?K:Oh,begitu yamantri. Memangsewaktumendengar suaraitu sayamelakukan apayang ia katakan.K:Menatap Perawat, bercerita dengan wajah ekspresi dengan wajah serius, sesekali tertawa.P:Mempertahankan kontak mata

K:Ekspresi wajah tenang, kontak mata tajam, bicara keras dan lancar.P:Bicara lembut, kontak mata, memegang pundak klien

K:Bicara kuat dan cepat, dan menggerakan tangannya saat bercerita.

Berharap klien dapatmenjawab pertanyaan dan dan dapat mempercayaiKlien menceritakan apa yang ia alami sehingga sampai di RS

Menatap perawat dan tersenyum.

Senang karena diperhatikan.Mencari tahu sejauh mana klien mengenali halusinasi yang ia dapatkan.

Membantu klien mengenali halusinasinya dan memberikan masukan sederhana untuk meningkatkan hubungan saling percaya.

P:Kalau begitu Rharus bisamengatakan Rtidak maumelakukan apayang R dengaratau R bisaberbincangdengan perawatketika Rmendengarsuara itu. Rmaukan,melakukannya?K:Baik mantri, sayamau

P:Kalau begitusampai jumpabesok RK: Iya mantri.

P:kontak mata

K:Menganggukdan menatapperawat

K:Tersenyum dankembali ketempat tidurBerharap klien dapat menerima saran perawat

Tersenyum pada perawat

Membantu klien untuk memutuskan atau mengontrol halusinasinya.

Terminasi yang disepakati dapat membina saling percaya.

ANALISA PROSES INTERAKSI

INISIAL KLIEN:Tn. R.RINTERAKSI:III ( fase terminasi )LINGKUNGAN:Perawat berhadapan dengan klien jarak+1m suasana tenang.DESKRIPSI:Klien memakai kaos hitam bergambar, celana pendek berwarna biru.TUJUAN:Klien dapat memahami dan menerima perpisahanWAKTU:Sore hari, pukul 01.00 rabu 12 september 2007

Komunikasi VerbalKomunikasi Non VerbalAnalisa Berpusat Pada PerawatAnalisa Berpusat Pada KlienRasional

P:Selamatpagi R

K:Oh, selamat pagi mantri.P:Bagaimana kabar pagi iniR?K:Baik mantri, suster praktik disini sampai kapan?P:Saya disini hanya 3 hari, jadi besok ini saya akan praktek diruangan lain. jadi saya harap R dapat melakukan apa yang mantra katakan kemarin! masih ingat kan R?K:Iya mantri, saya mau mantra, tapi juga mantri ada waktu, jangan lupa dating disini.P:Iya R.., sampai jumpa!P:Mendekati klien

K:Menatap perawat dan tersenyum.

K:Menatap parawat, tersenyum.

P:Tersenyum, kontak mata, berbicara dengan suara jelas dan nada pelan.

K:Memegang perawat, menatap dan tersenyum.Berharap interaksi tetap berjalan lancar

Berharap klien mau mengerti.

Klien merasa dekat denganperawat

Klien merasa senang dekat dengan P dan menerima perpisahan dengan baik.Salam merupakan cara yang dapat menjalin hubungan yang akrab.

Menanyakan keadaan menunjukan sikap empati.

Terminasi yang disepakati dapat membina hubungan saling percaya antara klien an perawat

TERAPI MODALITAS KEPERAWATAN

A.Pengertian.Terapi modalitas adalah terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi ini diberikan dalam upaya mengubah perilaku pasien dari perilaku yang maladaptif menjadi perilaku yang adaptif.

B.Jenis-jenis terapi modalitas.Ada berbagai macam terapi modalitas. Terapi-terapi modalitas tersebut adalah sbb1.Psikoanalisa psikoterapi.Terapi ini dikembangkan oleh Siqmund Freud, seorang dokter yang mengembangkan talking cure. Terapi ini didasarkan pada keyakinan bahwa bila seorang terapis dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan klien menceritakan tentang masalah pribadinya,perubahan perilaku dapat terjadi jika klien dapat menemukan kejajdian-kejadian yang disimpan di alam bawah sadarnya.Tujuan psikoterapi adalah untuk :a.Menurunkan rasa takut klien.b.Mengembalikkan proses pikir yang luhur.c.Membantu klien menghadapi realita.d.Menurunkan kecemasan.e.Memperbaiki komunikasi interpersonal.

2.Terapi modifikasi perilaku.Terapi modifikasi perilaku didasarkan pada keyakinan bahwa perilaku dipelajari, dengan demikian perilaku yang tidak diinginkan atau maladaptif dapat diubah menjadi perilaku yang diinginkanatau adaptif. Proses mengubah perilaku dengan terapi ini adalah dengan menggunakan teknik yang disebut conditioning yaitu suatu proses dimana klien belajar mengubah perilakunya.Ada 3 cara melakukan conditioning yaitu :a.Repprocal inhibition. Ini adalah cara mengurangi ansietas yang dirasakan dengan cara mengendalikan situasi yang dapat meredakan ansietas yang dirasakan.b.Positive conditioning. Yaitu upaya mengganti perilaku yang tidak diinginkan dengan perilaku yang diinginkan. Cara yang ditempuh adalah dengan memberikan reward pada setiap perilaku yang diinginkandan tidak memberikan reward atau menghukum pada perilaku yang tidak diinginkan.Experimental extinction. Yaitu upaya menurunkan suatu perilaku dengan cara tidak memberikan reward berulang-ulang.3.Terapi kelompok.Terapi kelompok adalah bentuk terapi modalitasyang didasarkan pada pembelajaran hubungan interpersonal. Klien mengalami konflik yang bersumber dari intrapersonal maupun interpersonal. Dengan bergabung dalam kelompok, klien dapat saling bertukar pikiran dan pengalamannya dan mengembangkan pola perilaku yang baru.Tujuan terapi aktivitas kelompok adalah :a.Tujuan terapeutik:-Meningkatkan kesadaran klien terhadap reaksi emosi dan tindakan defensif-Meningkatkan identitas diri.b.Tujuan rehabilitasi :-Meningkatkan keterampilan sosial dan ekspresi diri.-Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.4.Terapi keluarga.Terapi keluarga difokuskan secara total terhadap seluruh anggota keluarga.Tujuan terapi keluarga adalah :a.Menurunkan konflik dan kecemasan keluarga.b.Meningkatkan kemampuan penanganan terhadap krisis.c.Mengembangkan hubungan peran yang sesuai.d.Membantu keluarga menghadapi tekanan baik dari dalam maupun dari luar anggota keluarga.Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan anggota keluarga.5.Terapi rehabilitasi.Program rehabilitasi dapat digunakan sejalan dengan terapi modalitas lain atau berdiri sendiri. Terapi ini terdiri dari terapi rekreasi, terapi gerak, dan terapi musik yang masing-masing mempunyai tujuan khusus. Okupasi terapi adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang dalam melaksanakan tugas terpilih yang telah ditentukan, dengan maksud mempermudah belajar fungsi dan keahlian yang dibutuhkan dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungan.6.Terapi psikodrama.a.Psikodrama menggunakan struktur masalah emosi atau pengalaman klien dalam suatu drama.drama ini memberi kesempatan pada klien unuk menyadari perasaan, pikiran, dan perilakunya yang mempengaruhi orang lain. Spontanitas dalam kelompoksebuah isu/masalah yang akan dibahas kemudian disepakati pemerannya.b.Rancangan dan penyajian drama.c.Diskusikan tentang pendapat masing-masing anggota kelompok tentang peran yang ditampilkan. Terapis berusaha mengarahkan diskusi pada penyelesaian masalah.7.Terapi lingkungan

PERAN PERAWAT DALAM TERAPI MODALITAS.

1.Sebagai pelaksana.Peran perawat memberikan asuhan langsung kepada klien mengenai kegiatan yang dilaksanakan diruangan. Seperti kegiatan sehari-hari, memimpin klien membersihkan ruangan atau halaman, mengajarkan cara berpakaian, mandi, dan kegiatan lain yang sudah terjadwalkan.

2.Sebagai pendidik.Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan terapi modalitas dalam berbagai kegiatan adalah aspek pendidikan, karena perubahan tingakh laku adalah sasaran dalam terapi tersebut. Perawat juga memberikan pengetahuan kepada klien agar mampu memperbaiki, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan baik minat serta hobinya.3.Sebagai pengelola.4.Mengelompokkan klien sesuai dengan masalah atau kondisi klien, mis : klien kronis, akut, gangguan berhubungan,dll.5.Menentukan tujuan dan sasaran dari setiap kegiatan sesuai dengan masalah dan latar belakang klien.6.Memilih jenis kegiatan yang sesuai. Dalam hal ini klien dapat dilibatkan untuk menentukan jenis kegiatan yang akan dilakukan.7.Sebagai peneliti.Sebagai peneliti perawat dapat melakukan evaluasi keberhasilan program terapi. Evaluasi dilakukan untuk menilai perkembangan klien secara kontinyu dan teratur, baik setelah kegiatan maupun perkembangan sehari-hari dari klien. Evaluasi ini berguna untuk mengetahui efek terapi kegiatan yang telah dilakukan. Efek terapi kegiatan tersebut dapat digunakan sebagai kriteria pasien kepada tim seleksi.Maaf ya.., patoflow askep jiwa dengan halusinasi pendengaran ada di sini: