37
ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA DI WISMA NAROYONO, PANTI WREDHA WENING WARDOYO UNGARAN PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada tanggal A. DATA UMUM Nama Panti : Panti Werdha Wening Wardoyo Ungaran Alamat Panti : Jl. Kutilang 2 nomor 45 Ungaran Telp ( 024) 9222289 Nama Pimpinan Panti : Dra. Sri Rukmi Handayani Nama Wisma : Wisma Noroyono Jumlah lansia di wisma : 7 orang Nama Pengasuh : 1. Pekik Marwanto Adi ,H 2. Sugeng Widodo B. DIMENSI BIOFISIK 1. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN Berdasarkan pengkajian didapatkan data : - Laki-laki : berjumlah 2 orang ( 28,57 % ). - Perempuan : berjumlah 5 orang ( 71,42 % ). 2. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN UMUR Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa : - Umur 66 s/ d 75 tahun berjumlah 3 orang ( 42,85 % ). - Umur 76 s/d 85 tahun berjumlah 4 orang ( 57,14 % )

Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA

DI WISMA NAROYONO, PANTI WREDHA WENING WARDOYO UNGARAN

PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan pada tanggal

A. DATA UMUM

Nama Panti : Panti Werdha Wening Wardoyo Ungaran

Alamat Panti : Jl. Kutilang 2 nomor 45 Ungaran Telp ( 024) 9222289

Nama Pimpinan Panti : Dra. Sri Rukmi Handayani

Nama Wisma : Wisma Noroyono

Jumlah lansia di wisma : 7 orang

Nama Pengasuh : 1. Pekik Marwanto Adi ,H

2. Sugeng Widodo

B. DIMENSI BIOFISIK

1. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN

Berdasarkan pengkajian didapatkan data :

- Laki-laki : berjumlah 2 orang ( 28,57 % ).

- Perempuan : berjumlah 5 orang ( 71,42 % ).

2. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN UMUR

Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa :

- Umur 66 s/ d 75 tahun berjumlah 3 orang ( 42,85 % ).

- Umur 76 s/d 85 tahun berjumlah 4 orang ( 57,14 % )

3. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN SUKU/ETNIS

Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa 100 % lansia adalah suku Jawa.

4. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN AGAMA

Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa :

- Islam berjumlah 3 orang ( 42,85 % ).

- Kristen berjumlah 4 orang ( 57,14 % ).

5. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN STATUS GIZI

Page 2: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

Status gizi disini diukur dengan menggunakan rumus Indeks Massa Tubuh (IMT)

manurut WHO tahun 1995, yaitu :

Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa :

Dari 7 orang terdapat 2 orang berstatus gizi kurang ( 28,57 % ) dan 5 orang bergizi

baik ( 71,42 % )

6. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN MASALAH KESEHATAN 6 BULAN

TERAKHIR

Berdasarkan data yang didapatkan dalam wawancara dengan kelayan dan pengasuh

wisma di Wisma Noroyo diketahui bahwa:

- Keluhan cepat lelah :Terdapat 3 kelayan ( 42,85 % ) mengalami gangguan cepat

lelah,yaitu Tn.T,Tn.R,Ny.R.

- Keluhan nyeri dada :Tidak ada ( 0 % )

- Keluhan sesak nafas :Tidak ada ( 0 % )

- Keluhan sulit tidur :Tidak ada ( 0 % )

- Keluhan batuk :Tidak ada ( 0 % )

- Gangguan penglihatan :Terdapat 2 Kelayan ( 28,57 % ) pernah mengalami operasi

katarak, yaitu Ny.S, Ny.T. Semua kelayan mengalami penurunan penglihatan,

namun masih dapat ditoleransi.

- Gangguan pendengaran :Terdapat 2 Kelayan ( 28,57 % ),yaitu : Ny.R, Ny.S.

Mampu mendengar bila lawan bicara berbicara didekat telinganya dengan suara

yang keras.

- Hipertensi :Terdapat 1 kelayan ( 14,28 % ).

- Diabetes Melitus :Tidak ada ( 0 % )

- Nafsu makan menurun :Terdapat 4 kelayan ( 57,14 % ), yaitu Tn.R, Ny.S, Ny.R,

Tn.T.

- Nafsu makan meningkat :Terdapat 1 kelayan ( 14,28 % ), yaitu : Ny.S.

- Osteartritis :Tidak ada ( 0 % )

- Osteoporosis: Terdapat 3 kelayan ( 42,85 % ) yaitu, Ny.R, Ny.S, Tn.R

BB dalam Kg (TB dalam M)2

IMT =

Page 3: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

- Gangguan gerak: Terdapat 2 kelayan ( 28,57 % ) yaitu : Ny.R, Tn.R, bisa

memenuhi ADL ( activity daily living ) namun tampak kekelahan bila banyak

melakukan aktivitas.

- Gangguan buang air kecil ( BAK ) :Terdapat 1 kelayan ( 14,28 % ) yaitu : Ny.R.

- Gangguan buang air besar (BAB) :Tidak ada ( 0 % ).

- Benjolan tidak normal : Tidak ada ( 0 % ).

C. DIMENSI PSIKOLOGIS

1. STATUS MENTAL

Pemeriksaan status mental disini menggunakan instrumen ”The Short Portable Mental

Status Quesionnaire ( SPMSQ )”. Terdapat 1 kelayan ( 14,28 % ) mengalami

gangguan intelektual berat yaitu Ny. R, 1 orang kelayan ( 14,28 % ) mengalami

gangguan intelektual ringan yaitu Tn. R dan 5 orang kelayan ( 71,42 % ) tidak

mengalami gangguan intelektual yaitu Ny. S, Ny. S, Ny. S, Ny. T dan Tn. T.

2. STATUS DEPRESI

Pemeriksaan status depresi disini menggunakan instrumen ”The Geriatric Depresion

Scale dari Yesavage & brink (1983)”. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan

didapatkan data bahwa 1 orang kelayan ( 14,28 % ) mengalami depresi yaitu Ny. R

dan 6 orang kelayan ( 85,71 % ) tidak mengalami depresi yaitu Tn. T, Tn. R, Ny. S,

Ny. S, Ny. S dan Ny. T.

3. KEADAAN EMOSI

Terdapat 4 orang kelayan ( 57,14 % ) berstatus emosi labil yaitu Ny. S, Ny. T, Ny. S

dan Ny. R. 3 orang kelayan ( 42,85 % ) berstatus emosi stabil.

D. DIMENSI FISIK

1. LUAS WISMA

Berdasarkan wawancara dengan salah seorang pegawai panti didapatkan data bahwa

luas bangunan wisma adalah ±120 m2.

2. KEADAAN LINGKUNGAN DI DALAM WISMA

a. Penerangan

Berdasarkan observasi dapat diketahui bahwa kondisi penerangan di dalam

ruangan baik karena pintu dan tirai jendela dibuka ketika siang hari sehingga sinar

Page 4: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

matahari dapat masuk dan ketika malam hari seluruh lampu di tiap ruangan

menyala.

b. Kebersihan dan kerapian

Berdasarkan observasi didapatkan data bahwa ruang tamu dan dapur dalam

keadaan bersih. Perabot tertata dengan rapi pada tempatnya, meja makan dalam

keadaan bersih dan peralatan makan–minum tertata cukup pada tempatnya.

Peralatan elektronik berfungsi dan dalam keadaan bersih. Dari ke empat ruang

tidur yang digunakan oleh kelayan, 1 kamar tercium bau tidak sedap. 1 kamar

tidak tercium bau namun penataan di dalamnya kurang rapi sedangkan kamar

lainnya terlihat lebih rapi dan bersih.Kamar mandi / toilet dalam keadaan bersih,

lantai tidak licin,bak air bersih dan airnya jernih.

c. Pemisahan ruangan antara pria dan wanita

Pasangan suami istri Tn.R dan Ny.T tinggal dalam satu kamar sedangkan klayan

yang lain ditempatkan di kamar terpisah sesuai jenis kelamin.

d. Sirkulasi udara

Berdasarkan observasi yang dilakukan didapatkan data bahwa di wisma Noroyono

pada masing –masing kamar terdapat satu jendela yang tiap harinya dibuka

sehingga sirkulasi udara di Wisma Noroyono cukup baik.

e. Keamanan

Berdasarkan observasi lantai di kamar tidur dan ruang utama adalah ubin dan tidak

licin. Lantai kamar mandi adalah ubin kasar dan tidak licin. Terdapat pegangan

dilorong jalan untuk pengaman. Tidak ditemukan adanya alarm untuk tanda

bahaya di dalam wisma.

f. Sumber air minum

Air minum yang dikonsumsi lansia di wisma Noroyono bersumber dari

PDAM,kelayan mendapat air minum yang telah dimasak dari dapur.

g. Ruang berkumpul bersama

Ruangan cukup luas ,kebersihan selalu terjaga ,penchayaan cukup,terapat

fasilitas :televisi,VCD meja dan kursi tamu,meja makan dan kursinya,magic

jar,jam dinding,kondisi meja makan belum tertata sehingga fasilitas untuk makan

bersama kurang.

Page 5: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

3. KEADAAN LINGKUNGAN DI LUAR WISMA

a. Pemanfaatan halaman

Halaman/tanah dimanfaatkan untuk menanam bunga dan pohon mangga,

kebersihan halaman selalu terjaga dan selalu disiram.

b. Pembuangan air limbah

Berdasarkan observasi, air limbah dibuang melalui saluran pembuangan limbah

yang sudah ada(selokan),

selokan dalam kondisi terbuka namun selalu dalam keadaan bersih.

c. Pembuangan sampah

Sampah ditampung di bak tetutup. Berdasarkan wawancara dengan pengasuh

diketahui bahwa ada petugas khusus yang mengambil sampah di bak sampah dan

dikumpulkan untuk dimusnahkan.

d. Sanitasi

Berdasarkan observasi diketahui bahwa WC yang digunakan dapat berfungsi

dengan baik, namun terlihat cukup bersih. Saluran pembuangan air limbah

mengalir dengan lancar.

e. Sumber pencemaran

Berdasarkan observasi diketahui bahwa pencemaran utama yang terjadi di wisma

Noroyono bersumber dari bau tidak sedap dari kamar yang dihuni oleh Ny. S.

E. DIMENSI SOSIAL

1. DISTRIBUSI KELAYAN BERDASARKAN PENDIDIKAN

Berdasarkan pengkajian dan wawancara terhadap lansia dan pengasuh panti diketahui

bahwa 57,14 % (4 orang) tidak pernah mengikuti pendidikan formal dan 42,85 %

lainnya (3 orang) pernah bersekolah yaitu di (Vervoolk School), yaitu Tn.T, Ny.S, dan

Ny.S.

2. HUBUNGAN ANTAR LANSIA DI DALAM WISMA

Berdasarkan wawancara dengan kelayan dan pengasuh diruangan antara kelayan yang

satu dengan kelayan lainnya terkadang timbul konflik karena salah satu kelayan

bersifat selalu mendominasi

Page 6: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

3. HUBUNGAN ANTAR LANSIA DI LUAR WISMA

Terdapat 3 orang kelayan yang kurang bersosialisasi diluar wisma ( 42,85% ), yaitu

Ny.S, Ny.R, dan Ny. S, dengan alasan lebih suka berdiam diri diwisma. Meraka keluar

jika ada jadwal kegiatan rutin saja, itupun terkadang dilakukan secara terpaksa karena

takut dimarahi pengasuhnya, serta 4 orang kelayan dapat bersosialisasi cukup baik di

luar wisma ( 57,14 % ), yaitu Ny.S, Ny.T, Tn. T, dan Tn. R.

4. HUBUNGAN LANSIA DENGAN ANGGOTA KELUARGA

Terdpat 3 kelayan ( 42,85 % ) yang masih dijenguk oleh keluarganya, yaitu Ny.S,

Tn.R dan Ny.T.

5. HUBUNGAN LANSIA DENGAN PENGASUH WISMA

Semua kelayan menjalin hubungan baik dengan pengasuh wisma.

6. KEGIATAN ORGANISASI SOSIAL

Kegiatan keagamaan bagi kelayan yang beragam islam dilaksanakan pada hari Senin,

Rabu, sabtu. Kelayan yang beragama islam selalu mengikuti kegiatan keagamaan .

tapi selain hari yang terjadwl kelayan yang melaksanakan ibadah sholat secara rutin

hanya 1 orang ( 14,28 % ), yaitu Ny. R. Kegiatan kerohanian agama Kristen

dilaksanakan pada hari Rabu dam Jum’at, semua kelayan yang beragama Kristen

selalu mengikuti kebaktian.

Olahraga dilaksanakan tiap hari, hari Selasa dilaksanakan kegiatan sosial

kemasyarakatan yang bertujuan untuk sosialisasi seluruh penghuni panti.

Sedangkan kegiatan pembinaan rekreatif/keterampilan dilaksanakan pada hari Kamis,

seluruh kelayan mengikuti dengan rutin sesuai dengan yang telah dijadwalkan.

100 % kelayan aktif mengikuti kegiatan pembinaan kerohanian yang dilaksanakan di

panti.

F. DIMENSI TINGKAH LAKU

1. POLA MAKAN

Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa semua kelayan ( 100 % ) makan 3 kali

sehari dengan menu yang bervariasi yang disajikan oleh dapur umum dan dibagi oleh

pengasuh. Tn. R, Ny. S, Tn.T makan hanya sedikit karena sering mengatakan tidak

nafsu makan dan Ny. R jarang makan karena merasa masakan terasa hambar.

Page 7: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

2. POLA TIDUR

Berdasarkan wawancara tidak ada kelayan yang mengalami sulit tidur ( 100 % ).

3. POLA ELIMINASI BAB/BAK

Tidak ada keluhan inkontinensia urine, namun 2 kelayan ( 28,57 % ) mengeluh sering

mengalami konstipasi ( BAB 2 – 3 hari sekali ).

4. KEBERSIHAN DIRI

Semua kelayan ( 100 % ) mampu melakukan mandi sendiri, jika tidak dingin kelayan

rata-rata mandi 2 kali sehari.

5. KEBIASAAN BURUK DALAM KELOMPOK

Berdasarkan pengkajian terdapat 1 kelayan ( 14,28 % ) sering merasa ingin menguasi

wisma.

6. STATUS FUNGSIONAL (AKTIFITAS KEGIATAN SEHARI-HARI)

Berdasarkan hasil pengkajian, semua kelayan ( 100 % ) mandiri untuk melaksanakan

aktivitas seperti bathing, dressing, toileting, transfering, continence, feeding ( indeks

KATZ : A )

7. PELAKSANAAN PENGOBATAN

Semua kelayan ( 100 % ) memeriksakan kesehatannya di poliklinik setiap hari selasa,

kelayan memeriksakan diri ke poliklinik jika ada keluhan.

8. KEGIATAN OLAH RAGA

Menurut kelayan dan pengasuh 100 % kelayan setiap hari mengikuti kegiatan olah

raga ( senam ) setiap jam 6 pagi.

9. REKREASI

Kegiatan yang bersifat rekreatif dilaksanakan oleh panti setiap hari kamis dan seluruh

kelayan mengikutinya secara rutin sesuai jadwal. Para kelayan kurang aktif selama

kegiatan berlangsung.

10. PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Berdasarkan wawancara dengan penghuni wisma Noroyono, keputusan penting yang

berhubungan dengan aktifitas wisma diputuskan oleh pengasuh.

Menurut observasi dan wawancara dengan pengasuh yang sering mengambil inisiatif

untuk melakukan hal-hal yang berhubungan dengan aktifitas seperti kegiatan

bimbingan rohani, mengambil makanan dan merawat tanaman adalah Ny. S.

Page 8: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

G. DIMENSI SISTEM KESEHATAN

1. PERILAKU MENCARI PELAYANAN KESEHATAN

Menurut pengasuh, bila kelayan di wisma Noroyono mengalami masalah kesehatan

dapat mengkomunikasikan keluhannya kepada pengasuh dan berobat sendiri ke

Poliklinik.

2. SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

a. Fasilitas kesehatan yang tersedia

Fasilitas kesehatan yang tersedia di Panti Wredha Wening Wardoyo ini adalah 1

buah Poliklinik yang berada di dalam lingkungan panti, RS Dr Kariadi yang sering

melakukan kunjungan ke panti, Balai Kesehatan Indera dan 1 orang petugas

kesehatan yang tinggal di lingkungan sekitar panti.

b. Jumlah tenaga kesehatan

Tidak ada tenaga kesehatan tetap yang menjadi pegawai panti. Hanya ada petugas

freelance 1 orang.

c. Tindakan pencegahan terhadap penyakit

Tindakan pencegahan penyakit yang dilakukan adalah dengan rutin melakukan

olah raga senam sehat setiap pagi, membuang sampah pada tempat tertutup dan

menjaga kelancaran saluran pembuangan air limbah.

d. Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia

Jenis pelayanan yang tersedia adalah pengobatan rawat jalan di Poliklinik dan

pelayanan rujukan untuk operasi dan rawat inap.

e. Frekuensi kegiatan pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan di Poliklinik dilaksanakan pada hari Selasa dan Jumat. Untuk

kegiatan rujukan dapat dilaksanakan setiap waktu jika diperlukan.

Page 9: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

ANALISA DATA

NO DATA FOKUS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.

2.

3.

DS : - 4 dari 7 kelayan ( 57,14 % ) yaituTn.R,

Ny.S, Ny.R, Tn.T.

mengatakan mengalami penurunan nafsu makan..

- Tn R, Ny. S, Tn. T makan hanya sedikit karena

sering mengatakan tidak nafsu makan dan Ny. R

jarang makan karena merasa masakan terasa

hambar.

DO:- BB dibawah ideal > 20% ( 4 klayen).

Pemeriksaan Laboratorium(Hb)

- Tn.R : 11 gr%

- Ny.R : 8 gr%

- Ny.S

- Tn.J

DS : - 3 dari 7 orang(42,85 %)kelayan mengatakan

cepat lelah.

- 3 dari 7 orang(42,85 %)kelayan mengatakan

malas untuk bersosialisasi diluar wisma dan lebih

suka berdiam diri dikamar.

DO:- Semua kelayan (100%) mampu

melaksanakan ADL (Activity Daily Living) secara

mandiri.(indeks KATZ :A)

DS :3kelayan( 42,85% ),yaitu Ny.S, Ny.R, dan Ny.

S mengatakan lebih suka berdiam diri diwisma..

DO:

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.

Kelelahan pada kelompok lansia di Wisma

Noroyono berhubungn dengan penurunan kondisi

fisik.

Kerusakan interaksi sosial pada kelompok lansia

di Wisma Noroyono berhubungan dengan

kurangnya komunikasi antar kelayan.

Page 10: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha
Page 11: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

ANALISA DATA

No Data Masalah Kemungkinan penyebab

Data Subyektif : 20 % kelayan mengatakan takut pada seorang kelayan lain sebab

sering disebut seperti patung dan tidak mau beraktifitas 80 % kelayan sudah tidak memiliki keluarga lagi 40 % kelayan mengatakan mempunyai hubungan akrab yang timbal

balik karena tinggal dalam 1 kamar. Data Obyektif : 40 % kelayan lainnya yang tinggal dalam 1 kamar jarang bertegur

sapa satu sama lain sebab yang satu sering tidak berada di wisma dan yang lainnya cerewet.

20 % lansia terlihat pendiam dan sering menyendiri dan tinggal sendiri dalam 1 kamar

Selama pengkajian tidak pernah terlihat seluruh penghuni wisma berkumpul bersama dalam 1 tempat.

40 % kelayan terlihat jarang keluar wisma namun masih bisa menyebutkan 3 – 5 nama kelayan lain di luar wismanya

20 % lansia termasuk dalam kategori gangguan mental ringan dan 20 % lainnya termasuk dalam kategori gangguan mental sedang

20 % kelayan menunjukkan tanda-tanda depresi sedang dengan nilai 12

Kerusakan interaksi sosial Kurangnya pengetahuan dan keterampilan mengenai cara dalam meningkatkan kualitas hubungan

Perubahan proses pikir

Data Subyektif : 20 % kelayan berusia 60 – 69 tahun 60 % kelayan berusia 70 – 79 tahun 20 % kelayan mengalami gangguan penglihatan dan pendengaran 60 % kelayan mengeluhkan gejala osteoarthritis 20 % kelayan mengalami gangguan gerak. 20 % kelayan mengatakan linu-linu 100 % lansia di wisma Brotojoyo mengalami gangguan buang air

kecil dengan keluhan sering BAK pada malam hari 60 % kelayan mengeluhkan kesulitan tidur pada malam hari. 20 % kelayan selalu tidur siang dan beraktifitas pada malam hari. 20 % kelayan sulit tidur karena rindu dengan keluarganya dan 20 %

lainnya tidur malam hanya 2 – 4 jam

Resiko Jatuh Faktor-faktor fisiologis (usia, osteoarthitis, gangguan penglihatan, pendengaran dan gerak)

Lingkungan yang menunjang keamanan kurang memadai

Page 12: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

Data Obyektif : Lantai kamar mandi terbuat dari ubin kasar. Tidak ada pegangan di kamar mandi/WC kelayan Tidak ada alarm tanda bahaya di wisma 20 % kelayan sering terlihat tertidur sambil duduk di kursi

Data Subyektif : 20 % kelayan berusia 60 – 69 tahun 60 % kelayan berusia 70 – 79 tahun 100 % lansia di wisma Brotojoyo mengalami gangguan buang air

kecil dengan keluhan sering BAK pada malam hari 60 % kelayan mengeluhkan kesulitan tidur pada malam hari. 20 % kelayan selalu tidur siang dan beraktifitas pada malam hari. 20 % kelayan sulit tidur karena rindu dengan keluarganya 20 % kelayan tidur malam hanya 2 – 4 jam 20 % kelayan mengeluh cepat lelahData Obyektif : 20 % kelayan terlihat selalu berada di kamar pada siang hari. 20 % kelayan menunjukkan tanda-tanda depresi sedang dengan nilai

12

Gangguan pola tidur Faktor-faktor fisiologis (sering BAK)

Data Subyektif : 20 % kelayan mengeluh cepat lelah 40 % kelayan biasa makan di dalam kamar 1 kamar yang digunakan lansia tercium bau pesing dan sering ditutupData Obyektif : 20 % kelayan terlihat selalu berada di kamar pada siang hari. 20 % kelayan menunjukkan tanda-tanda depresi dengan nilai 12

Kerusakan pemeliharaan rumah Kerusakan fungsi kognitif dan emosi Keterbatasan peran model

Page 13: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha
Page 14: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

SKORING PENENTUAN PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan : Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan dan keterampilan mengenai cara dalam meningkatkan kualitas hubungan

dan perubahan proses pikir

A. Populasi yang mengalami masalah : 9

Pembenaran :

Berdasarkan observasi tidak pernah terjadi interaksi yang lama diantara penghuni

wisma. 1 orang kelayan sering tidak dirumah, 1 orang kelayan sering menyendiri, 1

orang kelayan teridentifikasi mengalami depresi sedang dengan nilai 12 dan 1 orang

kelayan mengidap gangguan jiwa.

B. Keseriusan masalah : 8

Pembenaran :

Kegagalan interaksi sosial pada suatu kelompok penghuni wisma akan menurunkan

koping kelompok sebagai suatu unit keluarga.

C. Efektifitas intervensi yang direncanakan : 5

Pembenaran :

Perubahan proses pikir berhubungan dengan fisiologi lansia sehingga sulit untuk

dirubah

Skor : (A + 2B) x C = (9 + 16) x 5 = 125

Diagnosa Keperawatan : Resiko jatuh berhubungan dengan faktor-faktor fisiologis (usia,

osteoarthitis, gangguan penglihatan, pendengaran dan gerak) serta kondisi lingkungan

yang menunjang keamanan kurang memadai

A. Populasi yang mengalami masalah : 9

Pembenaran :

3 dari 5 orang kelayan berusia antara 70 – 79 tahun, 1 orang kelayan mempunyai

kebiasaan beraktifitas pada malam hari, lantai wisma terbuat dari ubin licin, 1 orang

kelayan mempunyai masalah gangguan penglihatan dan pendengaran sedangkan

interaksi yang ditampilkan penghuni wisma tidak memadai untuk saling menjaga

diantara sesama kelayan

Page 15: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

B. Keseriusan masalah : 7

Pembenaran :

Jatuh akan menimbulkan komplikasi masalah kesehatan pada lansia namun lansia yang

mengalami masalah mempunyai seorang kawan dekat yang dapat mengantisipasi

faktor-faktor resiko

C. Efektifitas intervensi yang direncanakan : 5

Pembenaran :

Kelayan yang mempunyai kebiasaan beraktifitas pada malam hari mempunyai riwayat

gangguan jiwa (halusinasi) sedangkan interaksi yang ditampilkan penghuni wisma

tidak memadai untuk saling menjaga diantara sesama kelayan

Skor : (A + 2B) x C = (9 + 14) x 5 = 115

Diagnosa Keperawatan : Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor-faktor fisiologis

(sering BAK)

A. Populasi yang mengalami masalah : 10

Pembenaran :

Berdasarkan wawancara 100 % kelayan mengeluh sering BAK pada malam hari dan 60

% diantaranya melaporkan sulit tidur pada malam hari

B. Keseriusan masalah : 5

Pembenaran :

Gangguan pola tidur masih dapat ditoleransi dengan tidur pada siang hari

C. Efektifitas intervensi yang direncanakan : 5

Pembenaran :

Lansia tidak boleh dibiasakan mengkonsumsi obat-obatan untuk membantu tidur dan

sering BAK merupakan bagian dari perubahan fisiologis yang terjadi pada lansia

Skor : (A + 2B) x C = (10 + 10) x 5 = 100

Diagnosa Keperawatan : Kerusakan pemeliharaan rumah berhubungan dengan kerusakan

fungsi kognitif dan emosi serta keterbatasan peran model

A. Populasi yang mengalami masalah : 5

Pembenaran :

Berdasarkan observasi keadaan wisma terlihat kotor, 1 kamar berbau pesing dan

banyak lalat berkerumun di sekitar tempat mencuci piring.

Page 16: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

B. Keseriusan masalah : 8

Pembenaran :

Pemeliharaan rumah yang tidak efektif dapat menimbulkan masalah baru seperti

meningkatnya resiko terjangkitnya penyakit diare dan bau pesing yang ditimbulkan

dapat mengganggu penghuni lain

C. Efektifitas intervensi yang direncanakan : 4

Pembenaran :

Lansia memiliki kecenderungan untuk menghindari tugas – tugas dan mengabaikannya

sebagai kompensasi dari paradigma bahwa lansia merupakan masa beristirahat

Skor : (A + 2B) x C = (5 + 16) x 4 = 84

Berdasarkan skoring yang dibuat, maka prioritas masalah yang dibuat adalah :

1. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan

keterampilan mengenai cara dalam meningkatkan kualitas hubungan dan perubahan

proses pikir.

2. Resiko jatuh berhubungan dengan faktor-faktor fisiologis (usia, osteoarthitis, gangguan

penglihatan, pendengaran dan gerak) serta kondisi lingkungan yang menunjang

keamanan kurang memadai.

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor-faktor fisiologis (sering BAK).

4. Kerusakan pemeliharaan rumah berhubungan dengan kerusakan fungsi kognitif dan

emosi serta keterbatasan peran model

Page 17: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Intervensi

1. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan keterampilan mengenai cara dalam meningkatkan kualitas hubungan dan perubahan proses pikir

Tujuan Instruksional Umum :Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 bulan 100 % kelayan di wisma Brotojoyo dapat menampilkan perilaku berkumpul bersama minimal 1 kali dalam 1 bulan.Tujuan Instruksional Khusus :a. Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama 7 hari 80 % kelayan dapat menampilkan perilaku interaksi terhadap seluruh penghuni wisma minimal 1 kali dalam 1 hari.

b. Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 7 hari 80 % kelayan dapat menyediakan waktu minimal 10 menit untuk berkumpul bersama dalam 1 macam kegiatan minimal 2 kali dalam 1 minggu.

c. Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 40 menit 80 % kelayan mengatakan bahwa interaksi sosial yang terjadi bermanfaat bagi dirinya

1. Fasilitasi peningkatan kemampuan kelayan untuk berinteraksi dengan yang lainnya (NIC 3.Q.5100)a. Dorong untuk meningkatkan keterlibatan dalam pola hubungan yang

telah ada.b. Dorong keterlibatan dalam aktifitas sosial dalam kelompok.c. Dorong untuk berbagi masalah yang dialami secara umum dengan

kelayan laind. Gunakan teknik bermain peran untuk mempraktekkan keterampilan dan

teknik komunikasi yang diinginkane. Dorong penghuni wisma untuk merencanakan aktifitas yang bermakna

2. Fasilitasi kelayan untuk merasakan, mengapresiasikan dan mengekspresikan hal-hal yang menyenangkan dalam berhubungan dengan orang lain. (NIC 3.R.5320)a. Tentukan tipe humor yang diapresiasi oleh kelayanb. Tentukan respon kelayan terhadap humorc. Tampilkan pilihan-pilihan humor yang dapat digunakan dalam interaksid. Berikan respon positif terhadap humor yang ditampilkan oleh kelayan

3. Bantu kelayan mengambangkan keterampilan-keterampilan interaksi sosial (NIC 3.O.4362)a. Berikan pendidikan kepada kelayan tentang tujuan dan proses pelatihan

keterampilan-keterampilan sosial.

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Intervensi

2. Resiko jatuh berhubungan dengan faktor-faktor fisiologis (usia, osteoarthitis, gangguan penglihatan, pendengaran dan gerak) serta kondisi lingkungan yang menunjang keamanan

Tujuan Instruksional Umum :Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 bulan 100 % kelayan di wisma Brotojoyo dapat menyebutkan faktor resiko jatuh dan melakukan

1. Identifikasi faktor resiko yang dihadapi oleh penghuni wisma (NIC 4.V.6610)a. Kaji faktor-faktor resiko secara rutinb. Review riwayat perawatan dan pengobatan yang lalu yang membuktikan

adanya resiko

Page 18: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

kurang memadai tindakan pencegahan.Tujuan Instruksional Khusus :a. Setelah diberikan asuhan

keperawatan selama 7 hari 80 % kelayan dapat menyebutkan minimal 50 % dari faktor resiko jatuh yang diidentifikasi di wisma Brotojoyo.

b. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang interaksi sosial selama 40 menit 60 % lansia mengungkapkan bersedia untuk saling mengingatkan dan saling menjaga satu sama lain.

c. Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 7 hari 40 % lansia menampilkan perilaku perlindungan terhadap kelayan lain yang memiliki resiko jatuh.

c. Identifikasi kelayan dengan kondisi sosial yang unik, yang dapat mempersulit antisifasi faktor resiko secara efisien

2. Manajemen lingkungan kelompok (NIC 4.V.6484)a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penanganan faktor resiko yang

direncanakan.

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Intervensi

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor-faktor fisiologis (sering BAK)

Tujuan Instruksional Umum :Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 14 hari kelayan di wisma Brotojoyo menampilkan perilaku adaptif terhadap perubahan pola tidur.Tujuan Instruksional Khusus :a. Setelah diberikan asuhan

keperawatan selama 7 hari 100 % kelayan mampu menyebutkan bahwa perubahan pola tidur adalah situasi yang fisiologis pada lanjut usia.

b. Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 7 hari 60 % kelayan dapat menampilkan perilaku manipulasi untuk

1. Fasilitasi siklus tidur/bangun yang teratur (NIC 1.F.1850)a. Ajarkn untuk melupakan situasi yang tidak menyenangkan saat

menjelang tidur2. Pertahankan pola eliminasi yang optimal (NIC 1.B.0590)

a. Instruksikan kelayan untuk mengosongkan kandung kemih sebelum tidur.

b. Batasi asupan cairan menjelang tidur bila diperlukan

Page 19: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

memenuhi kebutuhan tidur secara adekuat

c. Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 7 hari minimal 60 % kelayan menampilkan perilaku membatasi minum minimal 1 gelas ketika akan tidur malam

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Intervensi

4. Kerusakan pemeliharaan rumah berhubungan dengan kerusakan fungsi kognitif dan emosi serta keterbatasan peran model

Tujuan Instruksional Umum :Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 7 hari kelayan di wisma Brotojoyo menampilkan perilaku pemeliharaan rumah: membuang sampah pada tempatnya, menjemur bantal/kasur 2 kali dalam 1 bulan, menganti sprei 1kali dalam seminggu, membersihkan tempat mencuci piring. Tujuan Instruksional Khusus :a. Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama 7 hari minimal 60 % kelayan menyampaikan penerimaan terhadap pola hidup sehat.

b. Saat dilakukan kegiatan kerja bakti bersama minimal 60 % kelayan dapat terlibat dalam kegiatan kerja bhakti membersihkan rumah dan kamar tidur yang direncanakan/dijadwalkan

c. Selama berinteraksi dengan kelayan selama 7 hari kamar tidur yang dihuni oleh kelayan tidak

1. Bantu kelayan untuk mempertahankan kondisi rumah yang bersih, aman, dan menyenangkan untuk dihuni (NIC 5.X.7180)a. Tentukan kebutuhan yang diperlukan untuk perawatan rumahb. Libatkan kelayan dalam menentukan kebutuhan perawatan rumah yang

diperlukanc. Bantu kelayan mengembangkan harapan yang realistis tentang peran

yang mereka inginkan untuk dirinya sendiri dalam hal perawatan rumahd. Berikan informasi tentang bagaimana membuat lingkungan rumah aman

dan bersih.

Page 20: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

berbau

PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

No Tanggal Nomor Diagnosa Implementasi Respon Kelayan

1 20-11-2006

21-11-2006

DP I

DP I

DP II, IV

Membina hubumgan salimg percaya dengan cara memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan kepada kelayan.

Melakukan pengkajian pola aktifiitas dan kebiasaan , riwauyat masa lalu , dan melakukan observasi pola interaksi masing 2 kelayan di dalam maupum diluar wisma.

Melakukan observasi lingkungan wisma.

DO : Kelayan mau berkenalan seraya berjabat tangan dan mau menyebutkan namanya masing-masing dan mampu menyebutkan kembali nama praktikan.

DS : 100 % kelayan mengatakan senang mendapatkan kunjungan dan ditengok.

DO : Berdasarkan observasi 1 orang kelayan senang menyendiri, 2 orang kelayan sering makan di kamar, 1 orang kelayan sering tidak berada di wisma dan 1 orang kelayan terlihat sangat dominan dalam pengaturan wisma.

DS : 1 orang kelayan mengatakan bahwa di wisma ini perilaku penghuninya bermacam-macam dan memang jarang berkumpul bersama.

DO : 1 kamar terlihat kotor dan berbau pesing. Kondisi rumah : atap rumah banyak lawa-lawa, banyak lalat berkerumun di sekitar tempat mencuci piring.

DS : 2 orang kelayan mengatakan bahwa yang biasa membersihkan wisma adalah pengasuh, dan 1 orang kelayan yang dominan di wisma.

Data lengkap hasil pengukuran dan pemeriksaan masing-masing kelayan terdapat dalam dokumentasi data masing-masing kelayan (lampiran 1 laporan askep ini)

Page 21: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

22-11-2006

23-11-2006

24-11-2006

DP I, II, III, IV

DP I, II, III

DP I

DP I, IV

DP I, II

Melakukan pemeriksaan status depresi, pemeriksaan MMS, pengukuran tanda 2 vital ( tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu tubuh), pengukuran BB dan TB dan keluhan yang dirasakan kelayan.

Memfasilitasi kelayan untuk berbincang-bincang bersama sambil menonton siaran televisi.

Memfasilitasi seluruh kelayan untuk melakukan aktivitas makan siang bersama diruang makan.

Memotivasi kelayan untuk kegiatan kerja bhakti bersama membersihkan wisma secara bersama-sama.

Memfasilitasi masing-masing kelayan untuk saling menyapa dan saling membantu sesama penghuni wisma agar tidak terjatuh ketika beraktifitas.

DO : 100 % kelayan mau diajak berkumpul bersama di ruang tamu selama 3 menit.

DS : 1 orang kelayan mengatakan harus segera ke dapur untuk memasak, 1 orang kelayan yang dominan menceritakan banyak hal yang biasa dilakukannya di wisma. 2 orang kelayan lebih banyak diam.

DO : 1 orang kelayan yang makan di ruang makan dan sisanya membawa makanan ke dalam kamar.

DS : 2 orang kelayan mengatakan belum lapar dan mau menyimpan makanan dulu di kamar, 2 orang lainnya mengatakan lebih suka makan di kamar.

DO : 1 orang kelayan ikut terlibat aktif dalam kegiatan kerja bhakti sisanya meninggalkan wisma dengan keperluan masing-masing.

DS : Dari keempat kelayan yang tidak ikut kerja bhakti, 1 orang kelayan mengatakan ada kegiatan kumpul di mushalla (padahal belum waktunya), 1 orang mengatakan kamarnya sudah dibersihkan (padahal bau pesing), 1 orang mengatakan sedang sakit dan pergi ke poliklinik dan 1 orang lainnya mengatakan mau memasak di dapur umum.

DO : Kelayan yang tinggal sekamar dapat menampilkan perilaku untuk saling mengingatkan kawan sekamarnya untuk makan.

DS : 100 % kelayan mengatakan mau untuk saling menyapa kelayan lain baik di dalam maupun di luar wisma.

DO : Terjadi interaksi antara sesama praktikan, praktikan dg kelayan dan sesama kelayan dengan diselingi senda gurau ketika menonton siaran televisi selama 20 menit.100 % kelayan mau berphoto bersama praktikan.

Page 22: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

27-11-2006

28-11-2006

29-11-2006

DP I

DP III

DP I, II, III

DP I, II

DP I

Memfasilitasi kelayan untuk berkumpul bersama dan mendiskusikan tentang kenangan yang menyenangkan dimasa lalu, diselingi oleh gurauan,dilanjutkan dengan acara berfoto bersama .

Memberikan arahan untuk BAK dan mengurangi minum sebelum tidur agar tidak terbangun pada malam hari.

Menganjurkan kelayan untuk berdoa sebelum tidur dan hanya membayangkan situasi yang menyenangkan ketika menjelang tidur.

Memberikan pendididkan kesehatan tentang karakteristik interaksi sosial yang ideal dengan metode bermain peran dan diskusi.

Melakukan therapi aktivitas kelompok tentang interaksi sosial yang bermanfaat dengan metode makan bersama.

Memberikan arahan kepada kelayan untuk mempertahankan dan meningkatkan pola interaksi yangt sudah berjalan dengan di selingi humor. Jika mengalami situasi yang tidak menyenangkan dalam interaksi selanjutnya di anjurkan untukm melihat kembali foto

DS : 2 orang kelayan mengatakan bahwa sebelumnya pernah dilakukan kegiatan berkumpul seperti ini oleh praktikan lain namun kelayan tidak ingat waktunya

DO : Tidak dapat diobservasiDS : 3 orang kelayan mengatakan bahwa ketika malam

hari sudah tidak sering BAK lagi namun masih sering terbangun.

DO : Tidak dapat diobservasiDS : 100 % kelayan mengatakan biasa berdoa sebelum

tidur dan selama seminggu ini banyak hal menyenangkan yang mereka rasakan.

Selengkapnya terlampir dalam laporan pelaksanaan pendidikan kesehatan dalam laporan ini.

Selengkapnya terlampir dalam laporan pelaksanaan terapi aktifitas kelompok dalam laporan ini.

DO : Kelayan tampak memperhatikan arahan yang diberikan oleh praktikan.

DS : Kelayan mengatakan dalam seminggu terakhir ini mereka merasa saling akrab satu sama lain. 2 orang kelayan mengatakan bahwa kelayan yang sebelumnya dominan sudah agak mau mengalah dengan yang lain.

DO : 4 orang kelayan mau terlibat dalam kegiatan kerja bhakti membersihkan kamarnya masing-masing dan ruangan utama wisma. 1 orang kelayan memang dianjurkan untuk istirahat sambil melihat kegiatan berlangsung sebab mengalami gangguan gerak (sakit pada sendi bila bergerak).1 orang kelayan menyapu lantai sambil berjoget

Page 23: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

30-11-2006

01-12-2006

DP I, IV

DP I

bersama yang di pajang di ruang makan.

Memfasilitasi kelayan untuk membersihkan lingkungan wisma bersama-sama sambil melakukan observasi terhadap pola interaksi yang berlangsung.

Melakukan terminasi hubungan dengan kelayan seraya menganjurkan kelayan mempertahankan interaksi yang sudah terjadi, berpamitan pada masing-masing kelayan dan pengasuh wisma dan saling mendoakan agar selamat, sehat, dan selalu dilindungi oleh Allah SWT.

dan disambut dengan tertawa oleh kelayan lainnya.

DS : 100 % kelayan mengatakan kegiatan ini ramai sekali.

DO : 1 orang kelayan terlihat menangis saat berpamitan, 3 orang kelayan selalu mendoakan praktikan yang berpamitan dan 1 orang kelayan yang teridentifikasi gangguan jiwa hanya tersenyum ketika berpamitan.

DS : 100 % kelayan mengucapkan selamat jalan kepada praktikan.

Page 24: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

EVALUASI

No Tanggal Nomor Diagnosa Evaluasi Keterangan

1.

2.

01-12-2006 DP I

DP II

S : 100 % kelayan mengatakan sangat senang ketika acara makan bersama, ngobrol, dan nonton TV bersama.

O : Terjadi peningkatan frekuensi interaksi dan kegiatan bersama di wisma Brotojoyo.A : Tujuan instruksional khusus tercapai.P : Anjurkan kepada kelayan untuk meningkatkan interaksi yang sudah berjalan, dan

libatkan sistem pendukung yang ada (pengasuh, pegawai panti) untuk memfasilitasi peningkatan kesempatan bersama diantara sesama penghuni wisma.

Rencana tindak lanjut :Anjurkan kelayan untuk melihat photo bersama yang terpampang di ruang makan ketika rindu dan menemui masalah dalam interaksi.Kepada pegawai dan pengasuh diharapkan dapat memberikan izin pemasangan photot tsb di ruangan makan.

S : 1 orang kelayan mengatakan masih nyeri pada lutut dan masih mudah lelah jika beraktifitas. 100 % kelayan kadang-kadang masih sering BAK di malam hari.

O : Lingkungan rumah tampak bersih. 1 orang kelayan terlihat berjalan secara perlahan sambil berhenti sesaat. Penerangan ruangan baik.

A : Etiologi dari masalah keperawatan sukar diatasi namun 2 dari tujuan instruksional khusus tercapai.

P : Anjurkan kelayan untuk saling menjaga satu sama lain. Dan kepada kelayan yang sering beraktifitas di malam hari dianjurkan agar memberitahukan kawan sekamar ketika sedang beraktifitas pada malam hari. Akan lebih baik jika kebiasaan ini dihentikan.

Rencana tindak lanjut :Sepanjang kelayan yang mengidap gangguan jiwa tidak terindikasi untuk mencederai

Page 25: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

3.

4.

DP III

DP IV

diri atau orang lain maka sistem interaksi yang telah ada dianggap dapat mengisolasi faktor-faktor resiko jatuh. Diharapkan kepada pengasuh dan praktikan selanjutnya terus mengevaluasi pola interaksi sesama kelayan sehingga memungkinkan untuk saling menjaga diantara sesama penghuni wisma.

S : 100 % kelayan mengatakan masih sering terbangun pada malam hari.O : 60 % kelayan menampilkan perilaku tidur pada siang hari : pukul 13.00 sampai pukul

15.00 WIB. (kemungkinan sebagai kompensasi).A : Faktor etiologi masalah keperawatan berhubungan dengan fisiologis lansia sehingga

sulit untuk di atasi. Namun demikian tujuan instruksional khusus dapat dicapai.P : Pastikan kelayan tetap mempertahankan pola istirahat/tidur yang sudah ada, melakukan

kompensasi dengan tidur siang dan mengurangi minum serta mengosongkan kandung kemih sebelum tidur.

Rencana tindak lanjut :Jika memungkinkan praktikan selanjutnya dapat mengajarkan keterampilan bladder training pada kelayan untuk meningkatkan kemampuan otot spinkter blass menahan isi kandung kemih lebih lama sehingga memungkinkan untuk menurunkan frekuensi berkemih pada malam hari.

S : 100 % kelayan mengatakan setiap pagi selalu membersihkan kamar dan ruangan utama wisma baik secara mandiri maupun dengan bantuan orang lain.

O : Ruangan wisma tampak bersih, tidak ada bekas makanan di meja makan, langit-langit ruangan tampak bersih, kamar tidak berbau pesing.

A : Etiologi masalah ini berhubungan erat dengan diagnosa keperawatan I sehingga jika DP I teratasi maka DP IV pun akan teratasi.

P : Berikan penguatan-penguatan kepada kelayan atas perilaku pemeliharaan rumah yang ditampilkan dan berikan pujian kepada kelayan secara merata jika perlu.

Rencana tindak lanjut :Jika memungkinkan berikan tugas-tugas perawatan rumah pada masing-masing kelayan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.Bahkan kegiatan lomba kebersihan wisma dapat diadakan kembali untuk memelihara motivasi dari tiap kelayan dalam hal pemeliharaan rumah.

Ungaran, Desember 2006Praktikan :

Page 26: Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Panti Wredha

Menyetujui :Pembimbing Akademik

NIP.

Kiki DeniatiKeny Sulistyorini

Kori LimbongKusnadi JayaM. Ridwan

Mengetahui :Kepala Panti Wredha Wening Wardoyo

Dra.Sri Rukmi HandayaniNIP. 170 015 280