88
UNIVERSITAS INDONESIA Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah Kesehatan Masyarakat Di Perkotaan : Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Ruang Melati Atas RSUP Persahabatan KARYA ILMIAH AKHIR NERS YUDI ELYAS, S.Kep. 1006823620 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN DEPOK JULI 2013 Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

  • Upload
    vukhanh

  • View
    220

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

UNIVERSITAS INDONESIA

Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah Kesehatan

Masyarakat Di Perkotaan : Demam Berdarah Dengue (DBD)

Di Ruang Melati Atas RSUP Persahabatan

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

YUDI ELYAS, S.Kep.

1006823620

FAKULTAS ILMU KEPERAWATANPROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN

DEPOKJULI 2013

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

uiperpustakaan
Sticky Note
Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

UNIVERSITAS INDONESIA

Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan

Masyarakat Di Perkotaan : Demam Berdarah Dengue (DBD)

Di Ruang Melati Atas RSUP Persahabatan

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Ners Keperawatan

YUDI ELYAS, S.Kep

1006823620

FAKULTAS ILMU KEPERAWATANPROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN

DEPOKJULI 2013

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

i Universitas Indonesia

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Yudi Elyas, S.KepNPM : 1006823620Tanda Tangan :

Tanggal : 4 Juli 2013

i Universitas Indonesia

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Yudi Elyas, S.KepNPM : 1006823620Tanda Tangan :

Tanggal : 4 Juli 2013

i Universitas Indonesia

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Yudi Elyas, S.KepNPM : 1006823620Tanda Tangan :

Tanggal : 4 Juli 2013

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

ii Universitas Indonesia

HALAMAN PENGESAHAN

KIA-N ini diajukan oleh :Nama : Yudi Elyas, S.KepNPM : 1006823620Program Studi : Ilmu KeperawatanJudul KIA : Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan

Masalah Kesehatan Masyarakat Di Perkotaan:Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Ruang MelatiAtas RSUP Persahabatan

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterimasebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar NersKeperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas IlmuKeperawatan, Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Efy Afifah, S.Kp., M.Kes ( )

NIP : 196805111993032002

Penguji : Ns. O. Rohana, S.Kep ( )

NIP : 196303111983032002

Ditetapkan di : Depok

Tanggal : 4 Juli 2013

ii Universitas Indonesia

HALAMAN PENGESAHAN

KIA-N ini diajukan oleh :Nama : Yudi Elyas, S.KepNPM : 1006823620Program Studi : Ilmu KeperawatanJudul KIA : Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan

Masalah Kesehatan Masyarakat Di Perkotaan:Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Ruang MelatiAtas RSUP Persahabatan

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterimasebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar NersKeperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas IlmuKeperawatan, Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Efy Afifah, S.Kp., M.Kes ( )

NIP : 196805111993032002

Penguji : Ns. O. Rohana, S.Kep ( )

NIP : 196303111983032002

Ditetapkan di : Depok

Tanggal : 4 Juli 2013

ii Universitas Indonesia

HALAMAN PENGESAHAN

KIA-N ini diajukan oleh :Nama : Yudi Elyas, S.KepNPM : 1006823620Program Studi : Ilmu KeperawatanJudul KIA : Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan

Masalah Kesehatan Masyarakat Di Perkotaan:Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Ruang MelatiAtas RSUP Persahabatan

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterimasebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar NersKeperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas IlmuKeperawatan, Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Efy Afifah, S.Kp., M.Kes ( )

NIP : 196805111993032002

Penguji : Ns. O. Rohana, S.Kep ( )

NIP : 196303111983032002

Ditetapkan di : Depok

Tanggal : 4 Juli 2013

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

saya dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ners ini. Penulisan karya ilmiah akhir

ners ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memenuhi tugas

akhir dalam mencapai gelar Ners Ilmu Keperawatan. Saya menyadari bahwa tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dari masa perkuliahan sampai

penyusunan karya ilmiah akhir ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan

karya ilmiah akhir ners ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dewi Irawaty, M.A, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Fakultas

Ilmu Keperawatan;

2. Ibu Efi Afifah, S.Kp., M.Kes selaku dosen pembimbing karya ilmiah akhir ners

yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan arahan serta masukan dalam

penyusunan karya ilmiah akhir ners ini

3. Bpk. I Made Kariasa S.Kp, M.Kep, Sp KMB selaku dosen pembimbing

pemintana keperawatan medikal bedah yang telah menyediakan waktu, tenaga,

pikiran dan arahan serta masukan dalam penyusunan karya ilmiah akhir ners ini;

4. Bapak Ibu dosen serta seluruh staf Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia yang telah berkontribusi memberikan materi selama perkuliahan dan

praktikum berlangsung.

5. Teman sepembimbing dan seperjuangan dan kelompok KKMP peminatan KMB

di Rumah sakit persahabatan khususnya di Ruang melati Atas yang senantiasa

bersama selama proses bimbingan karya ilmiah akhir ners, saling memberikan

dukungan dan bertukar informasi selama penyusunan karya ilmiah akhir ners ini.

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam menyelesaikan karya ilmiah akhir ners ini.

Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua

pihak yang telah membantu. Semoga karya ilmiah akhir ners ini dapat membawa

manfaat bagi pengembangan ilmu.

Depok, 4 Juli 2013

Penulis

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASITUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Yudi Elyas S.Kep

NPM : 1006823620

Program Studi : Profesi Ilmu Keperawatan

Fakultas : Ilmu Keperawatan

Jenis Karya : Karya Ilmiah Akhir Ners

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas

Indonesia Hak Bebas Royalti Noneklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah

saya yang berjudul:

“Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah Kesehatan Masyarakat Di

Perkotaan : Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Ruang Melati Atas RSUP Persahabatan”

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eklusif ini

Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/ formatkan, mengelola dalam bentuk

pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : 4 Juli 2013

Yang menyatakan,

(Yudi Elyas S.Kep)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASITUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Yudi Elyas S.Kep

NPM : 1006823620

Program Studi : Profesi Ilmu Keperawatan

Fakultas : Ilmu Keperawatan

Jenis Karya : Karya Ilmiah Akhir Ners

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas

Indonesia Hak Bebas Royalti Noneklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah

saya yang berjudul:

“Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah Kesehatan Masyarakat Di

Perkotaan : Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Ruang Melati Atas RSUP Persahabatan”

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eklusif ini

Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/ formatkan, mengelola dalam bentuk

pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : 4 Juli 2013

Yang menyatakan,

(Yudi Elyas S.Kep)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASITUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Yudi Elyas S.Kep

NPM : 1006823620

Program Studi : Profesi Ilmu Keperawatan

Fakultas : Ilmu Keperawatan

Jenis Karya : Karya Ilmiah Akhir Ners

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas

Indonesia Hak Bebas Royalti Noneklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah

saya yang berjudul:

“Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah Kesehatan Masyarakat Di

Perkotaan : Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Ruang Melati Atas RSUP Persahabatan”

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eklusif ini

Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/ formatkan, mengelola dalam bentuk

pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : 4 Juli 2013

Yang menyatakan,

(Yudi Elyas S.Kep)

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

ABSTRAK

Nama : Yudi Elyas S.Kep

Program Studi : Profesi Ilmu Keperawatan

Judul : Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan Masyarakat

Di Perkotaan : Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Ruang Melati Atas

RSUP.Persahabatan

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit masyarakat di perkotaan.DBD adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Manifestasi klinis infeksi virusdengue dapat bersifat asimtomatik atau dapat berupa demam yang tidak khas, demam dengue,demam berdarah dengue atau sindrom syok dengue. Demam berdarah dengue ditandai olehempat manifestasi klinik mayor yaitu demam tinggi, manifestasi perdarahan (terutama kulit),hepatomegali, dan tanda kegagalan sirkulasi. Karya ilmiah ini merupakan laporan ilmiahmengenai asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan masyarakat perkotaan ;DBD. Implementasi dilakukan pada Klien yang dirawat selama 8 hari di ruang rawat penyakitdalam Melati Atas RSUP Persahabatan. Jumlah masalah keperawatan yang diangkat adalahpeningkatan suhu tubuh, risiko defisit volume cairan, risiko perdarahan dan risiko gangguanpemenuhan kebutuhan nutrisi. Masalah keperawatan tersebut teratasi sampai hari ke-8perawatan.

Kata kunci: Wilayah Endemik DBD, Vektor, Pejamu, Lingkungan.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

ABSTRACT

Name : Yudi Elyas S.KepStudy Program : NursingTitle : Nursing Care In Client With Dengue Hemorrhagic Fever at Public

Health Problem In Urban Communities, Melati Atas RSUP. Persahabatan

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a disease in urban communities. Dengue is an infectiousdisease caused by the dengue virus. Clinical manifestations of dengue virus infection may beasymptomatic or may not be a typical fever, dengue fever, dengue hemorrhagic fever or dengueshock syndrome. Dengues hemorrhagic fever is characterized by four major clinicalmanifestations are high fever, hemorrhagic manifestations (especially the skin), hepatomegaly,and a sign of circulatory failure. This paper discuss about the nursing care to clients with healthproblems of urban communities; DHF. Implementation is done on client who were treated for 8days at Melati Atas ward, Persahabatan Hospital. Number of nursing problems are bodytemperature is increased, the risk of fluid volume deficit, risk of bleeding and the risk ofimpaired nutritional needs. Nursing problem is solved until the 8th day care.

Keywords: Endemic dengue region, vector, host, environment.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………...

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….

KATA PENGANTAR……………………………………………………...

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI………………………………

ABSTRAK…………………………………………………………………

ABSTRACT ………………………………………………………………

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

DAFTAR ISI………………………………………………………………. viii

BAB1 : PENDAHULUAN...........................................................................

1.1 Latar Belakang………………………………………………... 1

1.2 Tujuan Penulisan..…………………………………………….. 3

1.3 Metode Penulisan…..………………………………………..... 3

1.4 Sistematika Penulisan.………………………………………… 3

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA.................................................................

2.1 Letak Demografis Indonesia...….………………………..…… 5

2.2 Epidemiologi dan Masalah Kesehatan di masyarakat

Indonesia...….………………………..……………………….. 5

2.3 Konsep Dasar Demam Berdarah Dengue (DBD)…………..…. 9

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Demam Berdarah

Dengue........................................................................................ 23

BAB 3 : TINJAUAN KASUS..................................................................... 36

3.1 Kasus Pemicu............................................................................. 36

3.1 Pengkajian Keperawatan............................................................ 36

3.2 Analisa Data............................................................................... 39

3.3 Diagnosa Keperawatan .............................................................

3.4 Intervensi Keperawatan..............................................................

40

41

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

3.5 Evaluasi Keperawatan................................................................ 46

BAB 4 : PEMBAHASAN..……...……………………………………….. 66

A. BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN…...……………………………. 74

B. DAFTAR PUSTAKA

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

1

Universitas Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang dapat terjadi pada

anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi

yang disertai ruam atau tanpa ruam (Soeparman, 2006). DBD disebabkan oleh

Arbovirus (Arthropodborn Virus) melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes

Albopictus dan Aedes Aegepty). Tanda dan gejala penyakit DBD adalah :

meningkatnya suhu tubuh, nyeri pada otot seluruh tubuh, nyeri, sesak nafas, batuk,

epistaksis, nafsu makan menurun, mual, muntah, petekie, ekimosis, purpura,

perdarahan gusi, hematemesis, hematuria masif, melena dan syok.

Penyebaran DBD sangat mudah dan dapat menjadi wabah di suatu lingkungan

tertentu. Demam berdarah dengue tersebar diwilayah Asia tenggara, Pasifik barat

dan Karibia. Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran diseluruh

wilayah tanah air. Insiden DBD di Indonesia antara 6 hingga 15 per 100.000

penduduk. Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vector nyamuk genus

Aedes. Peningkatan kasus tiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan dan

tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu di bejana yang berisi air jernih.

Penyakit demam berdarah dengue merupakan salah satu masalah kesehatan

masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah penderita dan

penyebarannya yang sejalan dengan arus transfortasi dan kepadatan penduduk.

Data dari Depkes RI tahun 2010 mencantumkan peningkatan jumlah kasus DBD,

pada tahun 2008 137.469 kasus menjadi 158.912 kasus pada tahun 2009 dan

sekitar 140.000 kasus di Indonesia pada tahun 2010. Peningkatan dan penyebaran

kasus DBD tersebut kemungkinan disebabkan oleh mobilitas penduduk yang

tinggi, perkembangan wilayah perkotaan, perubahan iklim, perubahan kepadatan

dan distribusi penduduk serta faktor epidemiologi lainnya yang masih

memerlukan penelitian lebih lanjut (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

2

Universitas Indonesia

Jakarta merupakan kota ke-dua setelah Bali yang menyumbang angka kejadian

DBD tertinggi di Indonesia. Intensitas hujan serta cuaca yang tak menentu di

wilayah DKI Jakarta, menyebabkan tingginya angka potensi gangguan kesehatan

bagi masyarakat, terutama penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD). Kepala

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Safarudin mengungkapkan, hingga

pertengahan Februari 2013, telah mendapat laporan dari rumah sakit bahwa

terdapat 433 pasien DBD di Jakarta Timur. Dua pasien di antaranya diketahui

meninggal dunia. Jumlah tersebut melonjak lebih dari 20 persen dari periode yang

sama pada tahun 2012 lalu, yakni sebanyak 355 pasien. (Compas.com,

26 Februari 2013). Berdasarkan incidence rate secara nasional, Provinsi DKI

Jakarta berada di peringkat kedua setelah Provinsi Bali. Incidence rate DBD di

DKI Jakarta sebesar 202,4 per 100.000 penduduk atau jauh dari target, yakni

kurang dari 150 per 100.000 penduduk. Namun, dilihat dari jumlah kasus, DKI

Jakarta lebih tinggi. Pada tahun 2010, jumlah kasus di DKI Jakarta mencapai

18.006 dan kasus ditemukan hampir di seluruh wilayah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kasus DBD yaitu perkembangan

wilayah perkotaan, peningkatan mobilitas, kepadatan penduduk, perubahan iklim,

kurangnya peran serta masyarakat, dan termasuk lemahnya upaya program

pengendalian DBD, sehingga upaya program pengendalian DBD perlu lebih

mendapat perhatian terutama pada tingkat Kabupaten/Kota dan Puskesmas

(Kementerian Kesehatan RI, 2010). Peran serta masyarakat dalam upaya

penanggulangan DBD menjadi fakor penting dalam penularan DBD. Peran serta

masyarakat dapat meningkatkan peran dan kemandirian masyarakat dalam bidang

kesehatan. Sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan derajat kesehatan

masyarakat. Upaya pemberantasan DBD salah satunya dengan pengendalian

vektor melalui surveilans vektor diatur dalam Kepmenkes No.581 tahun 1992,

bahwa kegiatan PSN dilakukan secara periodik oleh masyarakat yang dikoordinir

oleh RT/RW dalam bentuk Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan pesan

inti 3M Plus. Keberhasilan kegiatan PSN antara lain dapat diukur pada

keberadaan vektor yaitu dengan mengukur Angka Bebas Jentik (ABJ). Apabila

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

3

Universitas Indonesia

ABJ lebih atau sama dengan 95% diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau

dikurangi (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Kegiatan mengukur keberadaan

vektor dilakukan oleh peran serta masyarakat yang telah dikoordinir oleh RT/RW

dan tenaga kesehatan yang telah dilantik menjadi kader.

Penatalaksanaan DBD membutuhkan penanganan yang tepat dalam rangka

mengatasi penyebaran DBD. Asuhan keperawatan yang dilakukan tidak hanya

berfokus kepada masalah saat klien sakit dan dirawat namun juga melihat aspek

lingkungan dan pola kebiasaan di rumah seperti kebersihan lingkungan, tempat-

tempat yang menyebabkan genangan air serta kebiasaan menggantungkan baju

sembarangan. Asuhan keperawatan diawali dengan cara sistematis dan

berkesinambungan untuk memperoleh data dasar yang akurat. Hasil pengkajian

yang dilakukan diperlukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan

kesembuhan bagi klien dengan DBD. Setelah pengkajian maka ditegakkan

diagosa keperawatan lalu menyusun rencana tindakan (intervensi) sebagai

panduan dalam melakukan tindakan keperawatan (implementasi). Proses

keperawatan berikutnya adalah evaluasi keperawatan untuk menilai keberhasilan

dari asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien.

2. Tujuan Penulisan Laporan

a. Tujuan umum

Memberikan gambaran secara umum asuhan kepererawatan pasien dengan

penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

b. Tujuan khusus

Tujuan khusus penulisan laporan ini adalah memberikan gambaran :

1) Mengenai konsep dasar Demam Berdarah Dengue

2) Mengenai hubungan penyakit DBD dengan masalah kesehatan di

perkotaan

3) Mengenai konsep asuhan keperawatan pada klien Demam Berdarah

Dengue.

4) Mengenai tinjauan kasus asuhan keperawatan pada klien Demam

Berdarah Dengue.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

4

Universitas Indonesia

3. Metode Penulisan

Dalam makalah ini penulis menggunakan metode penulisan deskritif melalui

pendekatan studi kepustakaan atau literatur dengan mencari sumber – sumber

data dan melakukan pengkajian dari berbagai referensi mengenai “Demam

Berdarah Dengue”.

4. Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari 4 (empat) BAB :

BAB I : Pendahuluan

BAB II : Tinjauan Pustaka

BAB III : Tinjauan Kasus

BAB IV : Penutup / Kesimpulan

Daftar Pustaka

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 15: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

5

Universitas Indonesia

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Letak Demografis Indonesia

Iklim di indonesia ditentukan oleh letak geografisnya yang diapit oleh benua

eurasian di sebelah utara dan benua Australia di sebelah Selatan. Selain itu

dibatasi juga oleh samudra Pasifik di sebelah timur dan samudera Hindia di

sebelah Barat, sehingga sangat berperan pentig dalam variabilitas dari iklim di

Indonesia.

Iklim dan cuaca juga memiliki peranan yang penting baik secara langsung

maupun tidak langsung terhadap penyebaran, pemencaran dan perilaku serangga.

Salah satu dari serangga adalah Aedes Agepty. Sehingga iklim dan cuaca

berpengaruh terhadap penyebaran / distribusi penyakit DBD.

2.2. Epidemiologi dan Masalah Kesehatan di Masyarakat

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) banyak ditemukan di daerah tropis dan

sub-tropis, dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama

dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Terhitung sejak tahun 1968 hingga

tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia

sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara. Penyakit DBD

sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang

utama di Indonesia, karena jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 16: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

6

Universitas Indonesia

semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan

penduduk (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

Demam berdarah dengue tersebar diwilayah Asia tenggara, Pasifik barat dan

Karibia. Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran diseluruh wilayah

tanah air. Insiden DBD di Indonesia antara 6 hingga 15 per 100.000 penduduk.

Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vector nyamuk genus Aedes.

Peningkatan kasus tiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan dan tempat

perindukan bagi nyamuk betina yaitu di bejana yang berisi air jernih.

Faktor yang berkaitan dengan peningkatan transmisi virus dengue yaitu :

1. Vector; perkembang biakan vector, kebiasaan menggigit, kepadatan vector di

lingkungan, transportasi vector dari satu tempat ke tempat lain

2. Pejamu; terdapatnya penderita di lingkungan/keluarga, mobilisasi dan paparan

nyamuk, usia dan jenis kelamin.

3. Lingkungan; curah hujan, suhu, sanitasi dan kepadatan penduduk.

Faktor Agent (Penyebab)

Agent yaitu semua unsure atau elemen hidup dan mati yang kejadiran atau

ketidakhadirannya, apabila diikuti dengan kontak yang efektif dengan manusia

rentan dalam keadaan yang memungkinkan akan menjadi stimulus untuk mengisi

dan memudahkan terjadinya suatu proses penyakit. Dalam hal ini yang menjadi

agent dalam penyebaran DBD adalah virus dengue.

Factor host (penjamu)

Faktor host atau penjamu yang dimaksud adalah manusia yang kemugkinan

terpapar terhadap penyakit DBD. Factor host antara lain umur, ras, social

ekonomi, cara hidup, ststus perkawinan, hereditas, nutrisi dan imunitas. Dalam

penularan DBD factor manusia erat kaitannya dengan perilaku dan mobilitas

penduduk.

a. Kelompojk umur akan mempengaruhi peluang terjadinya penularan penyakit.

Beberapa penelitian menunujukkan bahwa kelompok umur yang paling

banyak diserang DBD adalah kelompok umur < 15 tahun (depkes RI 1992),

yang semakin besar adalah usia sekolah.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 17: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

7

Universitas Indonesia

b. Kondisi social ekonomi akan mempengaruhi perilaku dalam mempercepat

penularan penyakit DBD. Seperti kurangnya pendingin (AC) di dalam rumah

sehingga membuat masyarakat terbiasa untuk duduk-duduk dui luar rumah

pada pagi dan sore hari yang merupakan waktu yang pas nyamuk Aedes

Aegepty mencari mangsanya (Gubler,1988).

c. Tingkat kepadatan penduduk akan memudahkan penularan DBD karena

berkaitan dengan jarak terbang nyamuk sebagai vektornya. Dari beberapa

hasil penelitian menunjukkan kejadian epidemic DBD banyak terjadi pada

daerah yang berpenduduk padat.

d. Imunitas adalah daya tahan tubuh terhadap benda asing atau system

kekebalan. Jika system kekebalan tubuh rendah atau menurun, maka dengan

mudah tubuh akan terkena penyakit.

e. Ststus gizi diperoleh dari nutrient yangdiberikan. Secara umum kekurangan

gizi akan berpengaruh terhadap daya tahan dan resp[on imunologis terhadap

penyakit

Faktor lingkungan

Factor lingkungan diklasifikasikan menjadi lingkungan fisik, lingkungan kimia,

lingkungan biologi dan lingkungan social ekonomi.

1) Lingkungan fisik

Lingkungan fisik mencakup keadaa iklim yang terdiri dari curah hujan, suhu

udara, kelembaban udara sehingga nyamuk sangat rentan terhadap kelembaban

rendah. Spesies nyamuk yang mempunyai habitat hutan lebih rentan terhadap

perubahan kelembaban daripada spesies yang mempunyai habitat iklim kering

(Sukowati,2004).

2) Sinar matahari

Pada umumnya sinar matahari berpengaruh terhadap aktivitas nyamuk dalam

mencari makan dan beristirahat. Spesien nyamuk mempunyai variasi dalam

pilihan intensitas cahaya untuk aktivitas terbang, menggigit dan pilihan tempat

istirahat (sukowati, 2004).

3) Angin

Kecepatan angin secara tidak langsung mempengaruhi suhu udara. Sedangkan

pengaruh langsung dari kecepatan angin yaitu kemampuan terbang. Apabila

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 18: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

8

Universitas Indonesia

kecepatan angin 11-14 m/ detik akan menghambat aktivitas terbang nyamuk

(Vanleeuwen,1999). Nyamuk aedes aegepty mempunyai jarak terbang yang

paling efektif 50-100 mil atau 81-161 Km (Brown,1983).

4) Lingkungan kimia

Air adalah materi yang sangat penting dalam kehidupan. Air merupakan habitat

nyamuk pradewasa dan berperan penting dalam proses perkembangbiakan

nyamuk. Penyakit dapat dipengaruhi oleh perubahan penyediaan air. Salah satu

diantaranya adalah infeksi yang ditularkan oleh serangga yang bergantung pada

air seperti aedes aegepty dapat berkembang biak pada air denagn PH normal

6,5 – 9 (Sudrajat,1990)

5) Lingkungan biologi

Lingkungan biologi berpengaruh terhadap risiko penularan penyakit menular. Hal

yang berpengaruh antara lain jenis parasit, ststus kekebalan tubuh penduduk, jenis

dan populasi serta potensi vector dana adanya predator dan populasi hewan yang

ada (Sukowati,2004).

6) Lingkungan social ekonomi

Secara umum faktor yang berkaitan dengan lingkungan social ekonomi adalah :

a) Kepadatan penduduk akan mempengaruhi terhadap ketersediaan makanan dan

kemudahan dalam penyebaan penyakit

b) Kehidupan social seperti perkumpulan olahearaga, fasilitas kesehatan, fasilitas

pendidikan, fasilitas ibadah dan lain sebagaianya

c) Stratifikasi social berdasarakan tingkat pendidikan, pekerjaan, etnis dan

sebagaianya

d) Kemiskinan, biasanya berkairtan dengan malnutrisi, fasilitas sanitasi yang

tidak memadai yang secara langsung merupakan factor peninjang dalam

proses penyebaran penyakit menular

e) Keberadaan dan ketersediaan fasilitas kesehatan.

Keberhasilan pemberantasan DBD di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor

antara lain perilaku penduduk, tenaga kesehatan, sistem peringatan dini oleh

pemerintah, resistensi nyamuk terhadap insektisida, serta alokasi dana. Dalam

perilaku penduduk, Sebagian besar penduduk Indonesia belum menyadari

pentingnya memelihara kebersihan lingkungan. Salah satu masalah yang umum

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 19: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

9

Universitas Indonesia

ditemukan adalah rendahnya kesadaran penduduk untuk menjaga agar tidak

terdapat wadah-wadah yang dapat menampung air di lingkungan tempat

tinggalnya. Hal itu terutama menjadi masalah pada musim hujan. Akibatnya,

terjadi peningkatan kasus DBD selama musim hujan. Kebiasaan lain yang turut

menghambat pemberantasan DBD adalah tidak menguras bak mandi secara benar

dan teratur. Pengurasan umumnya hanya dilakukan dengan mengganti air tanpa

menyikat dinding bak mandi. Cara tersebut tidak efektif karena telur Aedes

aegypti tetap melekat di dinding bak mandi. Telur Aedes aegypti dapat bertahan

hingga enam bulan sehingga jika tidak dihilangkan akan terus melanjutkan siklus

hidupnya.

Menurut Departemen Kesehatan RI, tempat penampungan air yang banyak

digunakan adalah bak mandi, tempayan, drum dan tangki air, tempat gelas pada

dispenser. Umumnya, penduduk Indonesia menggunakan bak mandi yang terbuat

dari semen. Dinding bak mandi yang terbuat dari semen bersifat kasar, gelap, dan

mudah menyerap air. Dinding tempat penampungan air seperti itu sangat disukai

Aedes aegypti. Tempat penampungan air yang tidak disukai Aedes aegypti adalah

yang dindingnya licin, tidak menyerap air dan terang misalnya keramik.

Berdasarkan hal tersebut masyarakat perlu diberikan informasi agar menggunakan

tempat penampungan air yang dindingnya licin, berwarna terang (putih) dan tidak

menyerap air (Sungkar, 2007).

2.3 Konsep dasar Demam Berdarah Dengue (DBD)

2.3.1 Pengertian

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan suatu penyakit epidemik akut yang

disebabkan oleh virus yang ditransmisikan oleh Aedes aegypti dan Aedes

albopictus. Penderita yang terinfeksi akan memiliki gejala berupa demam ringan

sampai tinggi, disertai dengan sakit kepala, nyeri pada mata, otot dan persendian,

hingga perdarahan spontan (WHO, 2010).

2.3.2 Penyebab

Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam

genus flavavirus merupakan virus dengan diameter 30nm terdiri dari asam

ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4x106.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 20: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

10

Universitas Indonesia

Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 yang

semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue. Ke-

empat serotip ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotip

terbanyak.

2.3.3 Manifestasi klinis dan perjalanan penyakit

Manifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bersifat asimtomatik, atau dapat

berupa demam yang tidak khas, demam dengue, demam berdarah dengue atau

sindrom syok dengue. Demam berdarah dengue ditandai oleh empat manifestasi

klinik mayor yaitu demam tinggi, manifestasi perdarahan (terutama kulit),

hepatomegali, dan tanda kegagalan sirkulasi (World Health Organisation, 1997).

Yang membedakan DBD dengan demam dengue (DD) adalah, pada DBD

ditemukan permeabilitas pembuluh darah yang tinggi, hipovolemia,

hipotensi,trombositopenia dan diathesis hemoragik.

Fase prarenjatan diawali dengan nadi yang cepat dan lemah, tekanan nadi sempit,

hipotensi, ekstremitas dingin, gelisah dan berkeringat. Muntah dan nyeri abdomen

persisten meski tidak masuk kriteria WHO juga perlu diwaspadai. Seringkali

terdapat perubahan dari demam menjadi hipotermia disertai berkeringat serta

perubahan status mental (somnolen atau iritabilitas).

Demam Dengue

Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan 2 atau lebih

manifestasi klinis berikut :

1. Nyeri kepala

Infeksi virus dengue

Asimptomatik Simptomatik

Differentiated Dengue Fever Dengue haemorragic feverFever Syndrome

Without haemorrahage with Haemorrahage No shock DSS

Dengue Fever DHF

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 21: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

11

Universitas Indonesia

2. Nyeri retro orbital

3. Mialgia/atralgia

4. Ruam kulit

5. Manifestasi perdarahan (petekie/uji bendung positif)

6. Leukopenia dan pemeriksaan serologi dengue positif

Demam berdarah dengue

Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila hal dibawah ini

dipenuhi :

Demam, riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik

Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut :

- Uji bendung positif

- Petekie, ekimosis, purpura

- Perdarahan mukosa

- Hematemesis atau melena

Trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000/ul)

Terdapat minimal satu tanda-tanda kebocoran plasma sebagai berikut:

- Peningkatan hematokrit > 20% dibandingkan standar usia dan jenis kelamin

- Penurunan hematokrit > 20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan

dengan nilaihematokrit sebelumnya.

- Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, asites atau hipoproteinemia.

Dengue Shock Syndrom (DSS)

Sindrom Renjatan Dengue (SRD) atau dengue shock syndrome (DSS) adalah

manifestasi renjatan yang terjadi pada penderita DBD derajat III dan IV (World

Health Organisation, 1997). Kebanyakan pasien memasuki fase SRD pada saat

atau setelah demamnya turun yaitu antara hari ke 3-7 setelah onset gejala. Pada

saat tersebut penderita dapat mengalami hipovolemi hingga lebih dari 30% dan

dapat berlangsung selama 24-48 jam.

Disamping ditemukannya demam, manifestasi perdarahan, trombositipenia, dan

tanda perembesan plasma, pada penderita DBD yang mengalami renjatan juga

terdapat tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab dan dingin, sianosis

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 22: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

12

Universitas Indonesia

sirkumoral, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi rendah, hipotensi, serta penurunan

status mental. Pada keadaan ini curah jantung menurun dan menyebabkan iskemia

jaringan, sehingga menimbulkan hipoksia jaringan bersangkutan.

Metabolisme anaerob yang terjadi selanjutnya, mengakibatkan akumulasi asam

laktat dan berujung pada keadaan asidosis metabolik. Asidosis yang tidak segera

mendapat koreksi akan segera memicu terjadinya pembekuan intravaskuler

menyeluruh (PIM) atau DIC (Robbins dan Kumar, 1995).

2.3.4 Klasifikasi DBD menurut WHO

DD/

DBDDerajat Gejala Laboratorium

DD Demam disertai 2 atau lebih

tanda : sakit kepala, nyeri

retro orbital, mialgia,

artralgia.

Leukopenia

Trombositopenia, tidak

ditemukan kebocoran

plasma

Serologi

dengue

positif

DBD I Gejala diatas ditambah uji

bendung positif

Trombositopenia

(<100.000/ul), bukti

ada kebocoran plasma

Trombositopenia

Serologi

dengue

positif

DBD II Gejala diatas ditambah

perdarahan spontan

(<100.000/ul), bukti

ada kebocoran plasma

Trombositopenia

Serologi

dengue

positif

DBD III Gejala diatas ditambah

kegagalan sirkulasi (kulit

dingin, lembab serta

gelisah)

(<100.000/ul), bukti

ada kebocoran plasma

Trombositopenia

Serologi

dengue

positif

DBD IV Syok berat disertai dengan

tekanan darah dan nadi

tidak terukur

(<100.000/ul), bukti

ada kebocoran plasma

Serologi

dengue

positif

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 23: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

13

Universitas Indonesia

2.3.5 Patofisiologi Demam Berdarah Dengue (DBD)

Virus dengue yang telah masuk ke tubuh penderita akan menimbulkan viremia.

Hal tersebut menyebabkan pengaktifan komplement sehingga terjadi komplek

imun Antibodi – virus. Pengaktifan tersebut akan membentuk dan melepaskan zat

(3a, C5a, bradikinin, serotinin, trombin, Histamin), yang akan merangsang PGE2

di Hipotalamus sehingga terjadi termoregulasi instabil yaitu hipertermia yang

akan meningkatkan reabsorbsi Na+ dan air sehingga terjadi hipovolemi.

Hipovolemi juga dapat disebabkan peningkatkan permeabilitas dinding pembuluh

darah menyebabkan kebocoran palsma.

Adanya komplek imun antibodi – virus juga menimbulkan Agregasi trombosit

sehingga terjadi gangguan fungsi trombosit, trombositopeni, coagulopati. Ketiga

hal tersebut menyebabkan perdarahan berlebihan yang jika berlanjut terjadi shock

dan jika shock tidak teratasi terjadi Hipoxia jaringan dan akhirnya terjadi Asidosis

metabolik. Asidosis metabolik juga disebabkan karena kebocoran plasma yang

akhirnya tejadi perlemahan sirkulasi sistemik sehingga perfusi jaringan menurun

jika tidak teratasi terjadi hipoxia jaringan.

Masa virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Virus hanya dapat hidup

dalam sel yang hidup, sehingga harus bersaing dengan sel manusia terutama

dalam kebutuhan protein. Persaingan tersebut sangat tergantung pada daya tahan

tubuh manusia sebagai reaksi terhadap infeksi dan terjadi : (1) aktivasi sistem

komplemen sehingga dikeluarkan zat anafilaktosin yang menyebabkan

peningkatan permiabilitas kapiler sehingga terjadi perembesan plasma dari ruang

intravaskular ke ekstravaskular, (2) agregasi trombosit menurun, apabila kelainan

ini berlanjut akan menyebabkan kelainan fungsi trombosit sebagai akibatnya akan

terjadi mobilisasi sel trombosit muda dari sumsum tulang dan (3) kerusakan sel

endotel pembuluh darah akan merangsang atau mengaktivasi faktor pembekuan.

Ketiga faktor tersebut akan menyebabkan (1) peningkatan permiabilitas kapiler;

(2) kelainan hemostasis, yang disebabkan oleh vaskulopati; trombositopenia; dan

kuagulopati.(Arief Mansjoer &Suprohaita; 2000; 419).

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 24: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

14

Universitas Indonesia

Perubahan patofisiologi pada DBD yang sudah diketahui antara lain perubahan

pada vaskuler, trombosit, koagulasi dan imunologi. Pada perubahan vaskuler

terjadi kerapuhan pembuluh darah dan kenaikan permeabilitas kapiler. Trombosit

pada fase awal penyakit akan terjadi gangguan fungsi, kemudian menyusul

trombositopenia, gangguan agregasi, penurunan betathromboglobulin, kenaikan

PF4 dan umurnya memendek.

Koagulopati yang terjadi berupa penurunan sejumlah faktor koagulasi, dan terjadi

pula koagulasi intravaskuler. Perubahan imunologi seluler dan humoral antara lain

munculnya leukopenia, aneosinofilia, limfosit plasma biru, penurunan limfosit –T

dan kenaikan limfosit-B, peningkatan imunoglobulin dan komplek imun. Saat ini

terdapat banyak teori patogenesis DHF yang menunjukkan belum jelas

patogenesis yang sesungguhnya. Patogenesis tersebut antara lain infeksi sekunder

yang berturutan dengan tipe virus yang lain, yang ada hubungannya dengan ADE,

IgM dan makrofag, teori virulensi virus, teori trombosit-endotel, dan teori

mediator.

Vaskulopati ditandai dengan terjadinya kerapuhan pembuluh darah dan

peninggian permeabilitas kapiler. Kerapuhan pembuluh darah dibuktikan dengan

uji tourniquet atau Rumpel Leede atau uji Hess. Uji ini mungkin positif meskipun

waktu perdarahan normal. Permeabilitas kapiler yang meningkat menyebabkan

protein plasma dan cairan dari intravaskuler bocor ke ektravaskuler. Hal tersebut

terbukti dengan timbulnya hemokonsentrasi, efusi pleura, ascites, edema,

hipoproteinemia terutama hipoalbuminemia.

Biopsi pada bercak merah di kulit menunjukkan adanya edema perivaskuler pada

mikrovaskulatur terminal di daerah papila kulit, dengan infiltrasi limfosit dan

monosit. Di daerah ini dapat ditemukan antigen dengue, deposit kompolemen,

imunoglobulin dan fibrinogen. Pada fase awal timbul vaskulopati dan disfungsi

trombosit, selanjutnya muncul trombositopenia. Fungsi trombosit yang terganggu

berupa penurunan agregasi, kenaikan platelet faetor 4 (PF4) dan penurunan

betathromboglobulin (BTG) disertai memendeknya umur trombosit.

Agregasi trombosit dihambat oleh adanya kompleks imun yang terdiri atas antigen

virus dengue dengan antiodi anti dengue di dalam plasma atau dihambat oleh

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 25: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

15

Universitas Indonesia

fibrinogen degradation product (FDP). Trombositopeni pada DHF dapat

disebabkan karena adanya komplek imun di permukaan trombosit. Komplek imun

tersebut akan menyebabkan rusaknya trombosit yang kemudian akan diambil hati

dan lien. Trombositopeni dapat juga terjadi karena depresi sumsum tulang dan

konsumsi yang berlebihan di sirkulasi.

Koagulopati dibuktikan dengan adanya penurunan faktor fibrinogen, faktor V,

VII, VIII, X dan XII. Pada DHF fase akut terjadi koagulasi intravaskuler dan

fibrinolisis. Telah dibuktikan adanya pemanjangan partial thromboplastin time

(PTT), perpanjangan thrombin time, penurunan fibrinogen dan kenaikan FDP

hersama-sama dengan penurunan antithrombin IIi, alfa-2 antiplasminogen.

Koagulasi intravaskuler ini terutama pada DSS.

Perubahan imunologik pada DHF terdiri atas perubahan imunologik humoral dan

seluler. Perubahan humoral dapat dibuktikan dengan terbentuknya antibodi IgG

yang dipakai sebagai dasar uji haemaglitinasi inhibition (HI) dan Dengue Blot,

dan IgM yang pada umumnya dideteksi dengan IgM Elisa Capture. Selain

komplek imun IgG dan IgM, juga ada komplek imun IgA dan IgE. Perubahan

imunologik seluler adalah terjadinya leukopeni pada fase akut disertai

aneosinofili, kenaikan monosit dan basofili. Limfosit-T menurun dan limfosit-B

meningkat pada fase akut.

Peranan Makrofag

Makrofag adalah salah satu sel target pada infeksi dengue. Pembiakan virus

terjadi di dalam sel ini, semakin banyak makrofag yang diinfeksi virus makin

berat penyakit yang timbul. Berat ringan penyakit dapat diduga dipengaruhi

secara genetis, yaitu dengan cara membantu atau menghambat pertumbuhan virus

dalam monosit. Di Kuba mononuklear orang kulit putih lebih peka dari pada

orang kulit hitam.

Peranan IgM

IgM akan muncul pada fase awal penyakit yang dimulai pada hari keempat.

Infeksi sekunder tidak selalu menimbulkan dengue berat, dengue berat hanya

muncul pada 1-3% kasus. Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian itu

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 26: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

16

Universitas Indonesia

adalah IgM spesifik terhadap dengue. IgM yang bersifat netralisasi dapat

berikatan dan menetralisasi infeksi sekunder sehingga mencegah timbulnya sakit

yang berat. Bila IgM tidak cukup, maks timbul peningkatan IgG yang akan

menghasilkan dengue bentuk yang berat.

Perubahan patofisiologi mayor yang ditemukan pada kasus-kasus di atas berkisar

pada pertama, peningkatan permeabilitas vaskuler yang mengakibatkan

perembesan plasma, hipovolemia dan berujung pada renjatan. Kedua,

abnormalitas sistem hemostasis akibat vaskulopati, trombositopenia dan

koagulopati. Hal ini menyebabkan berbagai manifestasi perdarahan yang

mengancam kehidupan penderita.

PATOFLOW TERJADINYA SYOK PADA DHF

Aktivasi factor pembekuan

Permeabilitas membrane meningkat

Membentuk dan melepaskan zat C3a danC5a

Aktivasi system komplemen

Kebutuhan

Oksigen ↑HipertermiInfeksi virus dengue

( Viremia)

Arbovirus(dibawa oleh nyamuk aedes agegypti)

Perdarahan

Trombositopenia

Kebocoran plasma keekstravaskular

Kerusakan endotelPembuluh darah

Agregasi trombosit

Syok Hipovolemia

DIC

Paru : Efusi pleura

Hepar :Hepatomegali

Abdomen : Asites

Haemokonsentrasi

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 27: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

17

Universitas Indonesia

2.3.6 Fase DBD

menurut WHO 2009, dikatakan bahwa DBD memiliki beberapa fase yaitu fase

febris dapat berlangsung sekitar 2-7 hari disertai dengan gejala lainnya, Fase

Kritis dan fase pemulihan, Seperti yang terlihat dalam gambar dibawah ini :

1. Fase demam

Pasien biasanya mengalami demam tinggi yang tiba-tiba. Fase demam akut

biasanya berlangsung 2-7 hari dan sering disertai dengan kemerahan pada wajah,

eritema kulit, sakit badan, mialgia, arthralgia dan sakit kepala. Beberapa pasien

mungkin memiliki sakit tenggorokan faring, noreksia, mual dan muntah. Hal

tersebut bisa sulit untuk membedakan secara klinis dari demam berdarah non-

dengue penyakit pada fase awal demam. Tes tourniquet positif dalam fase ini

meningkatkan probabilitas dengue. Selain itu, fitur klinis tidak dapat dibedakan

antara kasus demam berdarah parah dan tidak parah. Oleh karena itu pemantauan

untuk peringatan tanda-tanda dan parameter klinis lainnya adalah penting untuk

mengenali perkembangan ke fase kritis. Mild manifestasi perdarahan seperti

membran petechiae dan perdarahan mukosa (mis. hidung dan gusi). Massive

pendarahan vagina (pada wanita usia subur) dan perdarahan gastrointestinal dapat

Gangguanperfusi jaringan

MeninggalANOKSIA

Sesak nafas, mual dan muntah

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 28: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

18

Universitas Indonesia

terjadi selama tahap ini tetapi tidak umum terjadi. Hepar sering membesar setelah

beberapa hari demam. Kelainan paling awal dalam jumlah darah lengkap adalah

penurunan progresif dalam sel putih yang harus waspada dokter untuk

kemungkinan demam berdarah tinggi.

2. Fase Kritis

Terjadi pada saat penurunan suhu badan sampai normal. Saat suhu turun menjadi

37,5-38 C atau kurang dan tetap di bawah tingkat ini, biasanya pada hari 3-7

penyakit terjadi peningkatan kapiler permeabilitas secara paralel dengan tingkat

hematokrit meningkat yang menandai awal fase kritis. Periode kebocoran plasma

klinis signifikan biasanya berlangsung 24-48 jam. leukopenia Progresif diikuti

dengan penurunan cepat dalam jumlah trombosit biasanya mendahului kebocoran

plasma.

Pada titik pasien tanpa peningkatan permeabilitas kapiler akan membaik,

sementara dengan peningkatan permeabilitas kapiler dapat menjadi lebih buruk

sebagai Hasil volume plasma yang hilang. Tingkat kebocoran plasma bervariasi.

Efusi pleura dan asites mungkin secara klinis terdeteksi tergantung pada derajat

kebocoran plasma dan volume terapi cairan. Oleh karena itu dada x-ray dan USG

perut bisa bermanfaat alat untuk diagnosis. Tingkat kenaikan atas dasar

hematokrit sering mencerminkan tingkat keparahan kebocoran plasma.

Shock terjadi ketika volume kritis plasma hilang melalui kebocoran. Hal ini sering

didahului oleh tanda-tanda awal. Suhu tubuh dapat di bawah normal saat shock

terjadi. Dengan shock yang berkepanjangan, hasil organ konsekuensi hipoperfusi

di progresif organ penurunan, asidosis metabolik dan koagulasi intravascular

disebarluaskan. Ini pada gilirannya menyebabkan perdarahan parah menyebabkan

hematokrit turun dan menjadi shock berat. Leukopenia biasanya terlihat selama

fase demam berdarah, total jumlah sel darah putih dapat meningkat pada pasien

dengan pendarahan hebat.

3. Fase Pemulihan

Jika pasien bertahan pada fase kritis 24-48 jam, reabsorpsi bertahap

kompartemen cairan ekstravaskuler terjadi dalam 48-72 jam berikutnya. Pada

umumnya pasien kembali mempunyai nafsu makan, gejala gastrointestinal

mereda,status hemodinamik stabil dan diuresis terjadi kemudian. Beberapa pasien

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 29: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

19

Universitas Indonesia

mungkin memiliki ruam dari "pulau-pulau putih di laut merah. Beberapa mungkin

mengalami pruritus umum. Bradikardi dan perubahan elektrokardiografi biasa

terjadi selama tahap ini.

Hematokrit yang stabil atau mungkin lebih rendah karena efek pengenceran yang

diserap cairan. Jumlah sel darah putih biasanya mulai naik segera setelah

penurunan suhu badan sampai yg normal tetapi pemulihan jumlah trombosit

biasanya lebih dari itu dari jumlah sel darah putih. Distress pernapasan dari efusi

pleura masif dan ascites akan terjadi pada setiap saat jika cairan intravena yang

berlebihan telah diberikan. Selama kritis dan / atau pemulihan fase, terapi cairan

yang berlebihan berhubungan dengan edema paru atau kongestif gagal jantung.

2.3.7 Pemeriksaan Penunjang

1) Laboratorium

Pemeriksaan darah rutin yang dilakukan untuk menapis pasien tersangka DBD

adalah melalui pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah trombosit dan

apusan darah tepi.

Parameter Laboratoris yang dapat diperiksa antara lain :

Leukosit : dapat normal atau turun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui limfositosis

relative (>45% dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru >15%

dari jumlah total leukosit yang ada pada fase syok akan meningkat.

Trombosit : umumnya terdapat trombositopenia hari ke 3-8.

Hematokrit : Kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan

hematokrit > 20% dari hematokrit awal, umumnya di temukan pada hari ke-3

demam

Hemostasis : dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-Dimer, atau

FDP pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan

darah.

Protein/ albumin : dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma

SGOT/SGPT: dapat meningkat.

Ureum kreatinin : bila didapatkan gangguan ginjal

Elektrolit : sebagai parameter pemantauan pemberian cairan.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 30: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

20

Universitas Indonesia

Golongan darah dan cross match: bila akan diberikan transfuse darah atau

komponen darah

Imunoserologi dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue.

2) Radiologi

Pada foto dada terdapat efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan tetapi bila

terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura ditemui di kedua hemitoraks.

Pemeriksaan foto rontgen dada sebaiknya dalam posisi lateral.

2.3.8 Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue

Tidak ada terapi spesifik untuk penderita Demam berdarah dengue, prinsip utama

adalah terapi suportif. Dengan terapi suportif adekuat, angka kematian dapat

diturunkan hingga kurang dari 1%. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi

merupakan tindakan yang paling penting dalam penanganan kasus DBD. Jika

asupan cairan oral pasien tidak mampu dipertahankan, maka dibutuhkan suplemen

cairan intravena untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi secara bermakna.

Perhimpunan Dokter Ahli Penyakit Dalam Indonesia bersama dengan Divisi

penyakit Tropik dan Infeksi dan Divisi Hematologi dan Onkologi Medik Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia telah menyusun protocol penatalaksanaan DBD

pada pasien dewasa. Protokol ini terbagi dalam 5 kategori :

Protokol 1

Penanganan tersangka DBD dewasa tanpa syok.

Seseorang yang tersangka menderita DBD di ruang Gawat Darurat dilakukan

pemerikksaan hemoglobin, hematokrit dan trombosit, bila :

- Hb,Ht dan trombosit normal atau trombosit antara 100.000-150.000, pasien

dapat dipulangkan dengan anjuran control.

- Hb, Ht normal tetapi trombosit < 100.000 dianjurkan untuk dirawat.

- Hb, Ht meningkat dan trombosit normal atau turun juga dianjurkan untuk

dirawat.

Protokol 2

Pasien dengan tersangka DBD tanpa perdarahan spontan dan massif dan tanpa

syok maka diruang rawat diberika cairan infuse kristaloid dengan rumus :

1500+ (20x(BB dalam Kg-20))

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 31: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

21

Universitas Indonesia

Protokol 3

Peningkatan Ht > 20% menunjukkan bahwa tubh mengalami deficit cairan

sebanyak 5%. Pada keadaan ini terapi awal pemberian cairan adalah dengan

memberikan infuse cairan kristaloid sebanyak 6-7ml/kg/jam. Pasien dipantau

setelah 3-4 jam pemberian cairan. Bila terjadi perbaikan yang ditandai dengan

hematokrit turun, frekuensi nadi turun, tekanan darah stabil, produksi urin

meningkat, maka jumlah cairan dikurangi menjadi 5ml/kgBB/jam.

Jika setelah pemberian terapi cairan awal 6-7ml/kgBB/jam tidak membaik, yang

ditandai dengan hemtokrit dan nadi meningkat, produksi urin menurun, maka kita

harus menaikkan jumlah cairan infuse menjadi 10ml/kgBB/jam.

Protokol 4

Penatalaksanaan perdarahan spontan pada DBD dewasa.

Perdarahan spontan dan massif pada penderita DBD dewasa adalah: perdarahan

hidung, perdarahan saluran kemih, perdarahan saluran cerna, perdarahan otak atau

perdarahan tersembunyi dengan jumlah perdarahan sebanya 4ml/kgBB/jam. Pada

keadaan seperti ini jumlah dan kecepatan pemberian cairan tetap seperti keadaan

DBD tanpa syok lainnya. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernafasan dan

jumlah urin dilakukan dengan kewaspadaan Hb, Ht, dan thrombosis serta

hemostase harus segera dilakukan dan pemeriksaan Hb, Ht dan trombosit

sebaiknya diulang setiap 4-6 jam.

Protokol 5

Penatalaksanaan Sindrom Syok Dengue pada Dewasa.

Bila berhadapan dengan sindrom syok Dengue maka hal yang perlu diingat adalah

bahwa renjatan harus segera diatasi dan oleh karena itu penggantian cairan

intravascular harus segera dilakukan.

Pada kasus SSD cairan kristaloid adalah pilihan utama yang diberikan. Selain

resusitasi cairan, penderita juga diberikan oksigen 2-4 liter/menit. Pemeriksaan

yang harus dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap, hemostasis, AGD, kadar

natrium, kalium dan klorida serta ureum dan kreatinin.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 32: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

22

Universitas Indonesia

Pada fase awal, cairan kristaloid diguyur sebanyak 10-20 ml/kgBB dan dievalusi

setelah 15-30 menit. Bila renjatan teratasi, jumlah cairan dikurangi menjadi

7ml/kgBB/jam.

Bila setelah fase awal pemberian cairan ternyata renjatan belum teratasi, maka

pemberian cairan kristaloid dapat ditingkatkan menjadi 20-30ml/kgBB dan

kemudian dievaluasi setelah 20-30 menit. Bila nilai hematokrit meningkat berarti

perembesan plasma masih berlangsung maka pemberian cairan koloid merupakan

pilihan, tetapi bila nilai hematokrit turun, berarti terjadi perdarahan internal maka

penderita diberikan tranfusi darah segar 10 ml/kgBB dan dapat diulang sesuai

kebutuhan.

2.3.9 Langkah-langkah Pencegahan dan Pengendalian

Program pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan melakukan manajemen

lingkungan mencakup semua perubahan yang dapat mencegah atau

meminimalkan perkembangbiakan vector, sehingga kontak antara manusia dan

vector berkurang.

a. Modifikasi lingkungan

Perbaikan persediaan air.

Tanki atau reservoir di atas atau bawah tanah anti nyamuk.

b. Manipulasi lingkungan

Drainase instalasi persediaan air

Penyimpanan air rumah tangga

Pot/vas bunga dan jebakan semut

Bagian luar bangunan

Keharusan menyimpan air untuk pemadaman kebakaran

Pembuangan sampah padat

Pengisian rongga pada pagar

Botol kaca dan kaleng

c. Perlindungan Diri

Pakaian pelindung

Tikar, obat nyamuk bakar dan aerosol

Penolak serangga

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 33: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

23

Universitas Indonesia

Insektisida untuk kelambu dan gorden

d. Pengendalian Biologis

Ikan pemakan larva

Bakteri penghasil endotoksin

Siklopoids/sejenis udang-udangan

Perangkap telur autosidal/ perangkap telur pembunuh

e. Pengendalian Kimiawi

Pemberian Larvasida kimiawi

Pengasapan wilayah

2.4 Asuhan Keperawatan Klien dengan DBD

Asuhan keperawatan diawali dengan mencari data dasar yang akurat berupa hasil

pengkajian. Setelah pengkajian maka ditegakkan diagosa keperawatan lalu

menyusun rencana tindakan (intervensi) sebagai panduan dalam melakukan

tindakan keperawatan (implementasi). Proses asuhan keperawatan yang terakhir

adalah evaluasi keperawatan untuk menilai keberhasilan dari asuhan keperawatan

yang telah dilakukan.

2.4.1 Pengkajian Keperawatan

A. Identitas Klien

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, no. rekam

medis, diagnosa medis.

B. Riwayat Keperawatan

1. Keluhan Utama

Demam tinggi dan mendadak, perdarahan (petekie, ekimosis, purpura pada

ekstremitas atas, dada, epistaksis, perdarahan gusi), kadang – kadang disertai

kejang dan penurunan kesadaran.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Badan panas, suhu tubuh tinggi secara mendadak dalam waktu 2 – 7 hari,

terdapat bintik merah pada ektremitas dan dada, selaput mukosa mulut kering,

epistaksis, gusi berdarah, pembesaran hepar, kadang disertai kejang dan

penurunan kesadaran.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 34: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

24

Universitas Indonesia

Apakah pernah menderita DHF, malnutrisi.

4. Riwayat kesehatan keluarga

Apakah ada keluarga yang terserang DHF.

5. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Apakah lingkungan tempat tinggal sedang terserang wabah DHF.

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum dan Tanda – Tanda Vital

Adanya penurunan kesadaran, kejang dan kelemahan; suhu tubuh tinggi;

nadi cepat, lemah, kecil sampai tidak teraba; sesak nafas; tekanan darah

menurun (sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang).

2. Sistem Tubuh

2.1. Pernapasan

Anamnesa : Pada derajat 1 dan 2 awal jarang terdapat gangguan

pada sistem pernapasan kecuali bila pada derajat 3 dan 4 sering

disertai keluhan sesak napas sehingga memerlukan pemasangan

oksigen.

Pemeriksaan fisik : Pada derajat 1 dan 2 kadang terdapat batuk dan

pharingitis karena demam yang tinggi, terdapat suara napas

tambahan (ronchi; wheezing), pada derajat 3 dan 4 napas dangkal

dan cepat disertai penurunan kesadaran.

2.2. Kardiovaskuler

Anamnesa : Pada derajat 1dan 2 keluhan mendadak demam tinggi

2 – 7 hari, mengeluh badan terasa lemah, pusing, mual, muntah;

derajat 3 dan 4 orang tua / keluarga melaporkan pasien mengalami

penurunan kesadaran, gelisah dan kejang.

Pemeriksaan fisik : Derajat 1 Uji torniquet positif,merupakan satu-

satunya manifestasi perdarahan. Derajat 2 terdapat petekie, purpura,

ekimosis, dan perdarahan konjungtiva. Derajat 3 kulit dingin pada

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 35: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

25

Universitas Indonesia

daerah akral, nadi cepat, hipotensi, sakit kepala, menurunnya

volume plasma, meningginya permeabilitas dinding pembuluh

darah, trombositopenia dan diatesis hemorhagic. Derajat 4 shock,

nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.

2.3. Persarafan

Anamnesa : Pada derajat 1 dan 2 pasien gelisah, cengeng dan rewel

karena demam tinggi dan pada derajat 3 dan 4 terjadi penurunan

tingkat kesadaran.

Pemeriksaan fisik : Pada derajat 1 dan 2 konjungtiva mengalami

perdarahan, dan pada derajat 3 dan 4 terjadi penurunan tingkat

kesadaran, gelisah, GCS menurun, pupil miosis atau midriasis,

reflek fisiologis atau patologis sering terjadi.

2.4. Perkemihan – Eliminasi Urinaria

Anamnesa : Derajat 3 dan 4 kencing sedikit bahkan tidak ada

kencing.

Pemeriksaan fisik : Produksi urin menurun (oliguria sampai anuria),

warna berubah pekat dan berwarna coklat tua pada derajat 3 dan 4.

2.5. Pencernaan – Eliminasi Fekal

Anamnesa : Pada derajat 1 dan 2 mual dan muntah / tidak ada nafsu

makan, haus, sakit menelan, derajat 3 nyeri tekan ulu hati,

konstipasi.

Pemeriksaan fisik : Derajat 1 dan 2 mukosa mulut kering, hiperemia

tenggorokan, derajat 3 dan 4 terdapat pembesaran hati dan nyeri

tekan, sakit menelan, pembesaran limfe, nyeri tekan epigastrium,

hematemisis dan melena.

2.6. Muskuloskeletal

Anamnesa : pada derajat 1 dan 2 pasien mengeluh nyeri otot,

persendian dan punggung, pegal seluruh tubuh, mengeluh wajah

memerah, pada derajat 3 dan 4 terdapat kekakuan otot / kelemahan

otot dan tulang akibat kejang atau tirah baring lama.

Pemeriksaan fisik : Pada derajat 1 dan 2 Nyeri pada sendi, otot,

punggung dan kepala; kulit terasa panas, wajah tampak merah dapat

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 36: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

26

Universitas Indonesia

disertai tanda kesakitan, sedangkan derajat 3 dan 4 pasien

mengalami parese atau kekakuan bahkan kelumpuhan.

D. Data Penunjang

Hematokrit normal : PCV/ Hm= 3 X Hb sampai meningkat >20 %.

Trombositopenia, kurang dari 100.000/mm3.

Masa perdarahan dan protombin memanjang.

Ig G dengue positif.

Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia,

hiponatremia, hipokloremia.

Pada hari ke- 2 dan ke- 3 terjadi leukopenia, neutropenia, aneosinofilia,

peningkatan limfosit, monosit, dan basofil.

SGOT / SGPT mungkin meningkat.

Ureum dan pH darah mungkin meningkat.

Pada pemeriksaan urine dijumpai albuminuria ringan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (viremia).

2. Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit.

3. Ketidakseimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan : mual, muntah, anoreksia.

4. Resiko / aktual kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan

permeabilitas pembuluh darah.

5. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan hipovolemia.

6. Intoleran aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum, tirah baring.

7. Resiko syok berhubungan dengan hipovolemia.

8. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (pemasangan infus).

9. Resiko perdarahan berhubungan dengan koagulopati inheren: trombositopenia,

trauma.

10. Ansietas berhubungan dengan perubahan / ancaman pada status kesehatan,

ancaman kematian.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 37: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

27

Universitas Indonesia

11. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, salah

interpretasi informasi, kurang pajanan

INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx 1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (viremia).

Kriteria evaluasi ( NOC ) :

Pasien akan :

1. Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal, bebas dari kedinginan.

2. Tidak mengalami komplikasi yang berhubungan.

Intervensi :

Intervensi Rasional

1.Mandiri :Monitor suhu pasien. 1. Pola demam dapat membantu

dalam diagnosis; kurva demamlanjut lebih dari 4 hari menunjukaninfeksi yang lain.

2. Anjurkan pasien untuk banyakminum ( lebih kurang 2,5 liter/24jam ).

2. Peningkatan suhu tubuhmengakibatkan penguapan tubuhmeningkat sehingga perludiimbangi dengan asupan cairanyang banyak.

3. Berikan kompres hangat. 3. Dengan vasodilatasi dapatmeningkatkan penguapan yangmempercepat penurunan suhutubuh.

4. Anjurkan untuk tidak memakaiselimut dan pakaian yang tebal.

4. Pakaian tipis membantumengurangi penguapan tubuh.

1.Kolaborasi :Berikan terapi cairan intravena danobat-obatan sesuai program dokter.

1. Pemberian cairan sangat pentingbagi pasien dengan suhu tinggi.

2. Berikan antipiretik. 2. Digunakan untuk mengurangidemam dengan aksi sentralnyapada hipotalamus.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 38: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

28

Universitas Indonesia

DX 2. Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit.

Kriteria evaluasi ( NOC ) :

Pasien akan :

1. Mengatakan nyeri hilang atau terkontrol.

2. Menunjukan relaksasi, dapat tidur atau istirahat.

3. Menunjukan perilaku mengurangi nyeri.

Intervensi :

Intervensi Rasional

1.Mandiri :Kaji tingkat nyeri yang dialamipasien

1. Untuk mengetahui berapa beratnyeri yang dialami pasien.

2. Berikan posisi yang nyaman,usahakan situasi ruangan yangtenang.

2. Posisi nyaman dan lingkungantenang mengurangi rasa nyeri.

3. Berikan tindakan kenyamananseperti perubahan posisi dandorong penggunaan tehnikrelaksasi, seperti imajinasi,visualisasi, latihan nafas dalam.

3. Menurunkan tegangan otot,meningkatkan istirahat danrelaksasi, memusatkan perhatian,dapat meningkatkan kontrol dankemampuan koping.

1.Kolaborasi :Berikan obat-obat analgetik 1. Analgetik dapat menekan atau

mengurangi nyeri pasien.

DX 3. Ketidakseimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan : mual,

muntah, anoreksia.

Kriteria evaluasi ( NOC ) :

Pasien akan :

1. Mempertahankan berat badan dan keseimbangan nitrogen positif.

2. Menunjukkan perilaku untuk meningkatkan/ mempertahankan berat badan

yang sesuai

Intervensi :

Intervensi Rasional

1.Mandiri :Kaji keluhan mual, sakit menelan, 1. Untuk menetapkan cara

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 39: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

29

Universitas Indonesia

dan muntah yang dialami pasien mengatasinya.

2. Berikan makanan yang mudahditelan seperti bubur.

2. Membantu mengurangi kelelahanpasien dan meningkatkan asupanmakanan .

3. Berikan makanan dalam porsi kecildan frekuensi sering.

3. Untuk menghindari mual.

4. Catat jumlah / porsi makanan yangdihabiskan oleh pasien setiap hari.

4. Untuk mengetahui pemenuhankebutuhan nutrisi.

1.Kolaborasi :Berikan obat-obatan antiemetiksesuai program dokter.

1. Antiemetik membantu pasienmengurangi rasa mual dan muntahdan meningkatkan toleransi padamakanan.

2. Antasida, contoh Mylanta. 2. Kerja pada asam gaster, dapatmenurunkan iritasi/ resikoperdarahan

3. Vitamin, contoh B komplek, C,tambahan diet lain sesuai indikasi

3. Memperbaiki kekurangan danmembantu proses penyembuhan.

DX 4 . Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan

permeabilitas pembuluh darah, perdarahan.

Kriteria evaluasi (NOC ) :

Pasien akan :

1. Mempertahankan keseimbangan cairan dibuktikan oleh kelembapan

membran mukosa, turgor kulit baik, tanda vital stabil, dan secara individual

haluaran urine adekuat, capilary refill cepat.

Intervensi :

Intervensi Rasional

1.Mandiri :Kaji keadaan umum pasien (lemah,pucat, takikardi) serta tanda-tandavital.

1. Menetapkan data dasar pasienuntuk mengetahui penyimpangandari keadaan normal.

2. Observasi tanda-tanda syok. 2. Agar dapat segera dilakukantindakan untuk menangani shock.

3. Anjurkan pasien untuk banyakminum.

3. Asupan cairan sangat diperlukanuntuk menambah volume cairantubuh.

4. Catat intake dan output cairan. 4. Untuk mengetahui keseimbangancairan.

5. Palpasi nadi perifer, capilary refill, 5. kondisi yang berkontribusi dalam

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 40: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

30

Universitas Indonesia

temperatur kulit, kaji kesadaran,tanda perdarahan.

kekurangan cairan ekstraselularyang dapat menyebabkan kolapspada sirkulasi/ syok.

6. Monitor adanya nyeri dada tiba-tiba, dispnea, sianosis, kecemasanyang meningkat, kurang istirahat.

6. hemokonsentrasi dan peningkatanplatelet agregrasi dapatmengakibatkan pembentukanemboli sistemik.

7. Kaji kemampuan menelan klien. 7. Kegagalan refleks menelan,anoreksia, tidak nyaman dimulut,perubahan tingkat kesadaranmerupakan faktor yangmempengaruhi kemampuan klienuntuk mengganti cairan oral.

1.Kolaborasi :Berikan cairan intravena sesuaiprogram dokter : NaCl 0,45%, RLsolution.

1. Hipotonik solution ( NaCl 0,45% )digunakan untuk memenuhikebutuhan elektrolit.

2. Koloid : dextran, plasma/albumin,Hespan.

2. Koreksi defisit konsentrasi proteinplasma, meningkatkan tekananosmotik intravaskular, danmemfasilitasi kembalinya cairankedalam kompartemen pembuluhdarah.

3. Tranfusi Whole blood / tranfusiPRC

3. Mengindikasikan hipovolemiayang berhubungan dengankehilangan darah aktif.

4. Plasma beku segar ( FFP ). 4. Mugkin diperlukan untukmenggantikan faktor pembekuanpada adanya defek koagulasi.

5. Berikan sodium bicarbonat jikadiindikasikan.

5. Diberikan untuk koreksi asidosisberat saat koreksi keseimbangancairan.

6. Berikan makanan melalui NGTtermasuk cairan sesuai kebutuhan.

6. Penambahan penggantian cairandan nutrisi ketika terjadi gangguanmenelan.

7. Monitor nilai laboratorium : Hb,Ht, Trombosit, elektrolit,koagulasi.

7. Bergantung pada kehilangan cairanvena, ketidakseimbangan elektrolitmemerlukan koreksi, peningkatanHt, penurunan trombositmeningkatkan resiko perdarahan.

DX 5. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan denganhipovolemia.

Kriteria evaluasi :

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 41: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

31

Universitas Indonesia

Pasien akan :

1. Mempertahankan/ memperbaiki perfusi jaringan dengan bukti tanda vital

stabil, kulit hangat, nadi perifer teraba, AGD dalam batas normal, kesadaran

normal, keluaran urine adekuat.

Intervensi :

Intervensi Rasional

1.Mandiri :Pantau tanda-tanda vital; palpasidenyut nadi perifer; catat suhu/warna kulit dan pengisian kapiler;evaluasi waktu dan pengeluaranurine.

1. Merupakan indikator dari volumesirkulasi dan fungsi organ/ perfusijaringan yang adekuat.

2. Kaji adanya perubahan tingkatkesadaran , keluhan pusing atausakit kepala.

2. Perubahan dapat menunjukkanketidakadekuatan perfusi serebral.

3. Auskultasi nadi apikal.Awasiirama jantung dengan EKG.

3. Perubahan disritmia dan iskemiadapat terjadi sebagai akibathipotenSi, hipoksia, asidosis,ketidakseimbangan elektrolit.

1.Kolaborasi :Berikan oksigen tambahan sesuaiindikasi.

1. Mengatasi hipoksemia dan asidosisselama perdarahan.

2. Pemeriksaan AGD/ awasi nadioksimetri.

2. Mengidentifikasi hipoksemia,keefektifan/ kebutuhan untukterapi.

3. Berikan cairan IV sesuai indikasi/produk darah sesuai kebutuhan.

3. Mempertahankan volume sirkulasidan perfusi jaringan.

DX 6. Intoleran aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum, tirah

baring.

Kriteria evaluasi ( NOC ) :

Pasien akan :

1. Melaporkan peningkatan intoleran aktifitas ( ADL ).

2. Menunjukan penurunan tanda fisiologis intoleran, misal nadi, pernafasan, dan

3. TD dalam rentang normal pasien.

Intervensi :

Intervensi Rasional

1.Mandiri :Kaji keluhan pasien. 1. Untuk mengidentifikasi masalah-

masalah pasien.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 42: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

32

Universitas Indonesia

2. Kaji hal-hal yang mampu atauyang tidak mampu dilakukan olehpasien.

2. Untuk mengetahui tingkatketergantungan pasien dalammemenuhi kebutuhannya.

3. -Bantu pasien untuk memenuhikebutuhan aktivitasnya sehari-harisesuai tingkat keterbatasan pasien.

3. Pemberian bantuan sangatdiperlukan oleh pasien pada saatkondisinya lemah dan perawatmempunyai tanggung jawab dalampemenuhan kebutuhan sehari-haripasien tanpa mengalamiketergantungan pada perawat.

4. Letakkan barang-barang di tempatyang mudah terjangkau olehpasien.

4. Akan membantu pasien untukmemenuhi kebutuhannya sendiritanpa bantuan orang lain.

5. Pertahankan tirah baring biladiindikasikan, tingkatkan tingkataktifitas sesuai toleransi.

5. Mengurangi resiko cedera akibatpenurunan trombosit, danmemperbaiki tonus otot tanpakelemahan.

DX 7. Resiko terjadinya syok berhubungan dengan hipovolemia.

Kriteria evaluasi :

Pasien akan :

- Menunjukkan membran mukosa / kulit lembab, tanda vital stabil, haluaran urin

adekuat, nadi perifer normal.

Intervensi :

Intervensi Rasional

1.Mandiri :Monitor keadaan umum pasien. 1. Memantau kondisi pasien selama

masa perawatan terutama pada saatterjadi perdarahan sehingga segeradiketahui tanda syok dan dapatsegera ditangani.

2. Observasi tanda-tanda vital tiap 2sampai 3 jam.

2. Tanda vital normal menandakankeadaan umum baik.

3. Monitor tanda perdarahan. 3. Perdarahan cepat diketahui dandapat diatasi sehingga pasien tidaksampai syok hipovolemik.

4. Palpasi nadi perifer; capilary refill,temperatur kulit, kaji kesadaran.

4. Kondisi yang berkontribusi dalamkekurangan cairan ekstraselularyang dapat menyebabkan kolapspada sirkulasi/ syok.

5. Lapor dokter bila terdapat tandasyok hipovolemik.

5. Untuk mendapatkan penangananlebih lanjut sesegera mungkin.

Kolaborasi :

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 43: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

33

Universitas Indonesia

1. Cek laboratorium :haemoglobin,hematokrit, trombosit.

1. Untuk mengetahui tingkatkebocoran pembuluh darah yangdialami pasien sebagai acuanmelakukan tindakan lebih lanjut.

2. Berikan cairan sesuai program :Koloid : dextran, plasma/albumin,Hespan.

2. Koreksi defisit konsentrasi proteinplasma, meningkatkan tekananosmotik intravaskular, danmemfasilitasi kembalinya cairankedalam kompartemen pembuluhdarah.

3. Tranfusi Whole blood/ tranfusiPRC. / FFP

3. Mengindikasikan hipovolemiayang berhubungan dengankehilangan darah aktif.

DX 8. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif (infus).

Kriteria evaluasi :

Pasien bebas tanda infeksi/ inflamasi, eritema, dan demam.

Intervensi :

Intervensi Rasional

1.Mandiri :Lakukan teknik aseptik saatmelakukan tindakan pemasanganinfus.

1. Tindakan aseptik merupakantindakan preventif terhadapkemungkinan terjadi infeksi.

2. Observasi tanda-tanda vital. 2. Menetapkan data dasar pasien,terjadi peradangan dapat diketahuidari penyimpangan nilai tandavital.

3. Observasi daerah pemasanganinfus.

3. Mengetahui tanda infeksi padapemasangan infus.

4. Segera cabut infus bila tampakadanya pembengkakan atauplebitis.

4. Untuk menghindari kondisi yanglebih buruk atau penyulit lebihlanjut.

1.Kolaborasi :Pemasagan infus kembali sesuaiinstruksi dokter.

1. Untuk memenuhi kebutuhan cairanpasien.

DX 9. Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.

Kriteria evaluasi :

Pasien akan :

- Mempertahankan homeostasis dengan tanpa perdarahan.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 44: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

34

Universitas Indonesia

- Menunjukan perilaku penurunan resiko perdarahan.

Intervensi:

Intervensi Rasional

1.Mandiri :Monitor tanda penurunan trombosityang disertai gejala klinis.

1. Penurunan trombosit merupakantanda kebocoran pembuluh darah.

2. Anjurkan pasien untuk banyakistirahat/bedrest.

2. Aktivitas pasien yang tidakterkontrol dapat menyebabkanresiko perdarahan.

3. Beri penjelasan untuk segeramelapor bila ada tanda perdarahanlebih lanjut.

3. Membantu pasien mendapatkanpenanganan sedini mungkin.

4. Awasi tanda vital 4. Peningkatan nadi denganpenurunan TD dapat menunjukankehilangan volume darah sirkulasi.

5. Anjurkan meminimalisasipenggunaan sikat gigi, dorongpenggunaan antiseptik untukmulut.

5. Pada gangguan faktor pembekuan,trauma minimal dapatmenyebabkan perdarahan mukosa.

6. Gunakan jarum kecil untuk injeksiatau pengambilan sampel darah.

6. Menurunkan resiko perdarahan /hematoma.

7. Observasi adanya ptekie,epistaksis, perdarahan gusi,melena.

7. DIC subakut dapat terjadi sekunderterhadap gangguan faktorpembekuan.

1.Kolaborasi :Awasi Hb, Ht, trombosit dan faktorpembekuan.

1. Indikator adanya perdarahan aktif,hemokonsentrasi, atau terjadinyakomplikasi ( DIC ).

2. Berikan obat sesuai indikasi : vitK, D,dan C.

2. Meningkatkan sintesis protrombindan koagulasi. Kekurangan vit Cmeningkatkan kerentananterjadinya iritasi / perdarahan.

DX.10. Ansietas berhubungan dengan kondisi pasien yang memburuk dan

perdarahan

Kriteria evaluasi :

Pasien akan :

- Melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat ditangani.

- tampak rileks.

Intervensi :

Intervensi Rasional

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 45: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

35

Universitas Indonesia

1.Mandiri :Kaji rasa cemas yang dialamipasien.

1. Menetapkan tingkat kecemasanyang dialami pasien.

2. Jalin hubungan saling percayadengan pasien.

2. Pasien bersifat terbuka denganperawat.

3. Tunjukkan sifat empati. 3. Sikap empati akan membuat pasienmerasa diperhatikan dengan baik.

4. Beri kesempatan pada pasien untukmengungkapkan perasaannya.

4. Meringankan beban pikiran pasien.

5. Gunakan komunikasi terapeutik. 5. Agar segala sesuatu yangdisampaikan diajarkan pada pasienmemberikan hasil yang efektif.

6. Berikan informasi tentang prosespenyakit dan antisipasi tindakan.

6. Mengetahui apa yang diharapkandapat menurunkan ansietas.

7. Jadwalkan istirahat dan tiduradekuat .

7. Membatasi kelemahan, menghematenergi, dan meningkatkankemampuan koping.

DX 11. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Kriteria evaluasi :

Pasien akan :

- Menyatakan pemahaman proses penyakit, pengobatan dan resiko komplikasi.

- Berpartisipasi dalam pengobatan.

Intervensi :

Intervensi Rasional

1.Mandiri :Jelaskan pentingnya pembatasanaktifitas selama periode penurunantrombosit

1. Memberikan informasi pada pasienuntuk merencanakan rutinitas /aktifitas tanpa menimbulkanmasalah.

2. Jelaskan gejala yang memerlukanintervensi medik seperti akral/tangan dingin, epistaksis,perdarahan gusi,melena, sesak.

2. Upaya intervensi untukmenurunkan resiko komplikasiserius seperti perdarahan, tandasyok.

3. Dorong aktifitas sesuai toleransidengan periode istirahat periodik.

3. Mencegah kelemahan, dapatmeningkatkan penyembuhan danperasaan sehat, dan mempermudahkembali ke aktifitas normal.

4. Diskusikan penghindaranpenggunaan sikat gigi,menggunakan sikat gigi halus/ obatkumur, membersihkan kotoranhidung dengan keras.

4. Menurunkan resiko perdarahansehubungan dengan trauma danperubahan koagulasi.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 46: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

36

Universitas Indonesia

5. Anjurkan klien menghindarimakanan / minuman karbonat,pedas dan asam.

5. Menurunkan rangsangan padaasam lambung dan menceegahiritasi

6. Diskusikan perawatan, pengobatan,proses penyakit dan prognosis.

6. Memberikan dasar pengetahuandimana pasien dapat membuatpilihan berdasarkan informasi.

7. Dorong pertanyaan, ekspresimasalah.

7. Komunikasi efektif dan dukunganturunkan cemas dan tingkatkanpenyembuhan.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 47: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

36

Universitas Indonesia

BAB 3ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. T

DENGAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)DI RUANG MELATI ATAS RS. PERSAHABATAN

3.1 PENGKAJIAN

A. Identitas Klien

1. Inisial klien : Tn. T

2. Usia : 17 Tahun

3. Jenis kelamin : Laki-laki

4. Tgl lahir : 15-01-1996

5. No. RM : 1400429

6. Tanggal masuk : 16/05/2013

7. Tanggal pengkajian : 17/05/2013

8. Alamat : Jl. Asrama Polri Cipinang atas blok D no 13 RT 05 RW 5

Kel. Cipinang Pulogadung

B. Keluhan utama masuk RS :

Demam sejak 2 hari SMRS

C. Riwayat penyakit dahulu :

Klien tidak mempunyai riwayat penyakit yang sama dan tidak pernah dirawat di Rumah

Sakit.

D. Riwayat penyakit sekarang :

Klien mengeluh demam sejak 2 SMRS. Demam dirasakan dating tiba2 dan tinggi, klien

mengeluh nyeri orbita, myalgia, mengeluh mual dan sakit kepala, tidak ada mimisan dan

gusi berdarah. Pemeriksaan Lab : DPL Hb : 12.4, Ht: 39, Leuko : 4100, Tromb:125000 rb.

E. Riwayat penyakit keluarga :

Di dalam keluarga tidak ada yang mengalami penyakit yang sama saat ini dengan klien

F. Riwayat kesehatan lingkungan :

Klien mengatakan saat ini tinggal di lingkungan yang padat namun bersih. Beberapa

minggu sebelumnya klien melakukan perjalanan keluar kota bersama teman-temannya dan

menginap selama 2 hari. Klien mengatakan selama menginap banyak nyamuk.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 48: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

37

Universitas Indonesia

G. Anamnesis klien saat dikaji tgl. 17 /05/2013 :

Data subjektif :

Saat dikaji klien mengeluh badan panas, kepala terasa pusing, mual-mual dan badan terasa

lemas.

Data Objektif :

TD=100/70 mmHg N=90,RR=20 S=38, badan teraba panas, tampak meringis sakit kepala,

klien tampak mual dan menolak untuk makan. Terpasang IUFD RL 500 cc/6jam

H. Pemeriksaan fisik

1. Sistem Pernapasan / Respirasi :

Frekuensi nafas 28 x/mnt, pergerakan dada simetris, nafas cuping hidung tidak ada,

batuk tidak ada, suara paru vesikuler, ronchi dan Crakles tidak ada.

2. Sistem Kardiovaskuler

TD: 100/70 mmHg, N: 90 x/mnt, pulsasi lemah, akral hangat, sianosis (-), CRT < 3

detik, Uji tourniquet positif.

3. Sistem Persyarafan / neurologi

Kesadaran baik, Compos mentis, tidak tampak gelisah

4. Sistem perkemihan

Frekuensi BAK 6-7 kali/hari, warna urine jernih.

5. Sistem Pencernaan / Gastrointestinal

Selaput mukosa kering, mual, muntah, nyeri saat menelan, nafsu makan menurun,

porsi makan tidak habis, makan 1-2 sendok. nyeri ulu hati, nyeri tekan pada epigastrik,

pembesarn limpa (-), pembesaran hati (-), melena (-).

6. Sistem integument

Tampak kemerahan pada kulit, kulit teraba panas, tampak bintik merah di kulit lengan

dan kaki.

7. Pemeriksaan penunjang 13.5/37/6.14/142000

Pemeriksaan Hasil Nilai normal

DPL Hemoglobin : 14.6

Hematokrit : 39

Leukosit : 2.23

Trombosit : 61 rb

13,00-16,00 gr/dl

40-48%

5000-10.000/mm3

150.-400.rb/mm3

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 49: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

38

Universitas Indonesia

Elektrolit Natrium : 128

Kalium : 3.1

Cl = 99

135-145

3.5-4.5

98-109

Fungsi Hepar SGOT = 86

SGPT = 46

0-37

0-40

Ureum

Kreatinin

19

1

20-40

0.8-1.5

NS 1 Dengue Positif

APTT

PT

(-) (-)

Albumin (-) (-)

Rontgen Efusi pleura (-)

8. Pengobatan

- RL 500 cc/8 jam

- Fimahes / 24 jam

- Transfusi TC 10 ui

- Diet lunak 1700 kkal

- Paracetamol 3 x 500 mg

- OMZ 2 X 10 mg

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 50: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

39

Universitas Indonesia

3.2 ANALISA DATA

NO DATA MASALAH KEPERAWATAN

1 DS:

- Klien mengeluh badan panas

- Klien mengatakan demam

sejak 3 hari yang lalu

DO:

- Kulit tampak kemerahan dan

berkeringat

- Kulit teraba panas

- Suhu 38 C

Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi)

2 DS :

- Kien mengeluh mual dan

muntah

- Nafsu makan menurun

- Nyeri ulu hati

- Makan 1-2 sendok

- Klien mengeluh lemas

DO :

- Selaput mukosa kering

- Nyeri tekan pada epigastrik

- Porsi makan tidak habis

Risiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi ;

kurang dari kebutuhan

3 DS :

- Klien mengatakan tidak

mengalami perdarahan gusi

DO :

- Trombosit : 61 ribu/mm3

- Petechie (+)

Risiko perdarahan

4 DS :

- Klien mengeluh haus terus

- Klien mengatakan badan

berkeringat terus

- Klien mengatakan BAK

Risiko Defisit volume cairan

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 51: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

40

Universitas Indonesia

lancar kurang lebih 200 cc

setiap kali BAK.

DO :

- Tampak berkeringat

- Suhu 38 C

- Mukosa kering

- TD : 100/70 mmHg

3.3 Diagnosa keperawatan

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia).

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

mual, muntah, anoreksia.

3. Risiko kurang volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas

dinding plasma.

4. Risiko terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 52: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

41

Universitas Indonesia

3.4 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Peningkatan suhu tubuh

berhubungan dengan

proses penyakit

(viremia).

Kriteria Hasil :

1. Suhu tubuh dalam rentang

normal

2. Nadi dan RR dalam rentang

normal

3. Tidak ada perubahan warna kulit

dan tidak ada pusing

Mandiri :1. Monitor suhu pasien.

2. Anjurkan pasien untuk banyakminum (lebih kurang 2,5 liter /24 jam).

3. Berikan kompres hangat.

4. Anjurkan untuk tidak memakaiselimut dan pakaian yang tebal.

Kolaborasi :1. Berikan terapi cairan intravena

dan obat-obatan sesuai programdokter

2. Berikan antipiretik.

1. Pola demam dapat membantudalam diagnosis; kurva demamlanjut lebih dari 4 harimenunjukan infeksi yang lain.

2. Peningkatan suhu tubuhmengakibatkan penguapan tubuhmeningkat sehingga perludiimbangi dengan asupan cairanyang banyak.

3. Dengan vasodilatasi dapatmeningkatkan penguapan yangmempercepat penurunan suhutubuh.

4. Pakaian tipis membantumengurangi penguapan tubuh.

1. Pemberian cairan sangat pentingbagi pasien dengan suhu tinggi.

2. Digunakan untuk mengurangidemam dengan aksi sentralnyapada hipotalamus.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 53: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

42

Universitas Indonesia

2 Gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrisi kurang

dari kebutuhan

berhubungan dengan

mual, muntah, anoreksia.

.

Kriteria Hasil :

1. Tidak ada tanda tanda malnutrisi

2. Menunjukkan peningkatan fungsi

pengecapan dari menelan

3. Tidak terjadi penurunan berat

badan yang berarti

Mandiri :1. Kaji keluhan mual, sakit

menelan, dan muntah yangdialami pasien

2. Berikan makanan yang mudahditelan seperti bubur.

3. Berikan makanan dalam porsikecil dan frekuensi sering.

4. Catat jumlah / porsi makananyang dihabiskan oleh pasiensetiap hari.

Kolaborasi :1. Berikan obat-obatan antiemetik

sesuai program dokter.

- Antasida, contoh Mylanta.

- Vitamin, contoh B komplek,C, tambahan diet lain sesuaiindikasi

1. Untuk menetapkan caramengatasinya.

2. Membantu mengurangi kelelahanpasien dan meningkatkan asupanmakanan .

3. Untuk menghindari mual.

4. Untuk mengetahui pemenuhankebutuhan nutrisi.

1. Antiemetik membantu pasienmengurangi rasa mual danmuntah dan meningkatkantoleransi pada makanan.

2. Kerja pada asam gaster, dapatmenurunkan iritasi/ resikoperdarahan

3. Memperbaiki kekurangan danmembantu proses penyembuhan

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 54: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

43

Universitas Indonesia

3 Risiko kurang volume

cairan tubuh

berhubungan dengan

peningkatan

permeabilitas dinding

plasma.

Kriteria Hasil :

1. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh

dalam batas normal

2. Tidak ada tanda tanda dehidrasi,

Elastisitas turgor kulit baik,

membran mukosa lembab, tidak

ada rasa haus yang berlebihan

3. Haluaran urine adekuat, capilary

refill time < 3dtk.

Mandiri :1. Kaji keadaan umum pasien

(lemah, pucat, takikardi) sertatanda-tanda vital.

2. Observasi tanda-tanda syok.

3. Anjurkan pasien untuk banyakminum.

4. Catat intake dan output cairan.

5. Palpasi nadi perifer, capilaryrefill, temperatur kulit, kajikesadaran, tanda perdarahan

6. Monitor adanya nyeri dada tiba-tiba, dispnea, sianosis,kecemasan yang meningkat,kurang istirahat.

7. Kaji kemampuan menelan klien.

1. Menetapkan data dasar pasienuntuk mengetahuipenyimpangan dari keadaannormal.

2. Agar dapat segera dilakukantindakan untuk menanganishock.

3. Asupan cairan sangat diperlukanuntuk menambah volume cairantubuh.

4. Untuk mengetahuikeseimbangan cairan.

5. Kondisi yang berkontribusidalam kekurangan cairanekstraselular yang dapatmenyebabkan kolaps padasirkulasi/ syok.

6. Hemokonsentrasi danpeningkatan platelet agregrasidapat mengakibatkanpembentukan emboli sistemik.

7. Kegagalan refleks menelan,anoreksia, tidak nyamandimulut, perubahan tingkatkesadaran merupakan faktoryang mempengaruhikemampuan klien untukmengganti cairan oral.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 55: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

44

Universitas Indonesia

Kolaborasi :1. Berikan cairan intravena sesuai

program dokter : NaCl 0,45%,RL solution.

2. Koloid : dextran,plasma/albumin,Hespan/Fimahes.

1. Hipotonik solution (RL/NaCl0,45%) digunakan untukmemenuhi kebutuhan elektrolit.

2. Koreksi defisit konsentrasiprotein plasma, meningkatkantekanan osmotik intravaskular,dan memfasilitasi kembalinyacairan kedalam kompartemenpembuluh darah.

4 Risiko terjadi perdarahan

berhubungan dengan

trombositopenia.

Kriteria Hasil :

- Mempertahankan homeostasis

dengan tanpa perdarahan.

- Menunjukan perilaku penurunan

resiko perdarahan.

Mandiri :1. Monitor tanda penurunan

trombosit yang disertai gejalaklinis.

2. Anjurkan pasien untuk banyakistirahat/bedrest.

3. Beri penjelasan untuk segeramelapor bila ada tandaperdarahan lebih lanjut.

4. Awasi tanda vital

5. Anjurkan meminimalisasipenggunaan sikat gigi, dorongpenggunaan antiseptik untukmulut.

6. Gunakan jarum kecil untukinjeksi atau pengambilan sampeldarah

7. Observasi adanya ptekie,

1. Penurunan trombosit merupakantanda kebocoran pembuluhdarah.

2. Aktivitas pasien yang tidakterkontrol dapat menyebabkanresiko perdarahan.

3. Membantu pasien mendapatkanpenanganan sedini mungkin.

4. Peningkatan nadi denganpenurunan TD dapat menunjukankehilangan volume darahsirkulasi.

5. Pada gangguan faktorpembekuan, trauma minimaldapat menyebabkan perdarahanmukosa

6. Menurunkan resiko perdarahan /hematoma.

7. DIC subakut dapat terjadi

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 56: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

45

Universitas Indonesia

epistaksis, perdarahan gusi,melena.

Kolaborasi :1. Awasi Hb, Ht, trombosit dan

faktor pembekuan.

sekunder terhadap gangguanfaktor pembekuan.

1. Indikator adanya perdarahanaktif, hemokonsentrasi, atauterjadinya komplikasi ( DIC ).

2. Meningkatkan sintesisprotrombin dan koagulasi.Kekurangan vit C meningkatkankerentanan terjadinya iritasi /perdarahan.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 57: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

46

Universitas Indonesia

3.5 Implementasi dan Evaluasi

Tgl : 17 / 05 / 2013 (Hari ke 2 perawatan)

Diagnosa Implementasi Evaluasi

Peningkatan suhu tubuh

berhubungan dengan

proses penyakit (viremia).

DS:

- Klien mengatakan

badan terasa tambah

panas

DO:

- Kulit tampak

kemerahan dan

berkeringat

- Kulit teraba panas

- Suhu 38 C

Mandiri :

1. Memantau suhu pasien.

2. Menganjurkan pasien untuk banyak

minum (lebih kurang 2,5 liter / 24

jam).

3. Memberikan kompres hangat.

4. Menganjurkan untuk menggunakan

pakaian yang tipis, tidak memakai

selimut dan pakaian yang tebal.

5. Memantau terapi cairan intravena

yang masuk (RL dan Fimahes)

Kolaborasi :

1. Memberikan antipiretik

Paracetamol 500 mg.

S :

- Klien mengatakan badan masih

terasa panas

O :

- Kulit tampak kemerahan

- Klien tampak berkeringat

- Kulit teraba panas

- Suhu 38.3 C

A :

Masalah belum teratasi

P :

- Pantau suhu tubuh pasien

minimal tiap satu shift

- Berikan kompres hangat dan

libatkan keluarga dalam

pemberian kompres

- Anjurkan terus untuk minum

yang banyak (2.5 liter/hari)

Gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrisi kurang

dari kebutuhan

berhubungan dengan

mual, muntah, anoreksia.

DS :

- Kien mengeluh masih

mual

- Nafsu makan masih

kurang

Mandiri :

1. Mengkaji keluhan mual, sakit

menelan, dan muntah yang dialami

pasien

2. Menyarankan makan dalam porsi

kecil dan frekuensi sering.

3. Memantau jumlah / porsi makanan

yang dihabiskan oleh pasien

4. Menimbang BB

S :

- Kien mengatakan mual

berkurang

- Klien mengatakan nafsu makan

masih kurang

- Klien mengatakan nyeri ulu

hati berkurang

- Klien mengatakan porsi makan

tidak habis, hanya 3-4 sendok

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 58: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

47

Universitas Indonesia

- Nyeri ulu hati

berkurang

- Makan 3-4 sendok

- Klien mengeluh masih

lemas

DO :

- Selaput mukosa kering

- Nyeri tekan pada

epigastrik berkurang

- Porsi makan tidak

habis

Kolaborasi :

1. Memberikan obat antiemetik sesuai

program Ranitidine 40 mg

O :

- Selaput mukosa masih kering

- Nyeri tekan pada epigastrik

berkurang

- Porsi makan tidak habis

- BB klien 45 kg

A :

Masalah belum teratasi

P :

1. Kaji keluhan mual yang

dialami pasien

2. Anjurkan makan dalam porsi

kecil dan frekuensi sering.

3. Catat jumlah / porsi makanan

yang dihabiskan oleh pasien

setiap hari.

4. Berikan obat-obatan antiemetik

sesuai program

5. Lakukan penimbangan BB

setiap hari

Risiko kurang volume

cairan tubuh berhubungan

dengan peningkatan

permeabilitas dinding

plasma.

DS :

- Klien mengatakan

masih sering merasa

haus

- Klien mengatakan

BAK 3-4 kali

DO :

Mandiri :

1. Memantau kondisi umum dan

tanda-tanda syok.

2. Menganjurkan pasien untuk tetap

banyak minum.

3. Mengkaji intake minum dan output

cairan.

4. Memantau cairan intravena yang

masuk sesuai program

S :

- Klien mengeluh haus terus

- Klien mengatakan badan

berkeringat terus

- Klien mengatakan BAK lancar

kurang lebih 200-250 cc setiap

kali BAK.

- BAK 4-5 kali/hari, warna urine

jernih

O :

- TD : 110 / 70 mmHg

- Suhu 38 C

- Tampak berkeringat

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 59: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

48

Universitas Indonesia

- Tampak berkeringat

- Suhu 39 C

- Mukosa kering

- TD : 100/70 mmHg

- Mukosa kering

- Turgor kulit baik

- CRT < 3detik

- Hematokrit: 40%, HB: 14.9 g/dl

- Terpasang RL 500 cc/6 jam dan

Hespan dlm 500 cc/24 jam.

- - Balance cairan ?

A :

Masalah tidak terjadi

P :

- Pantau kondisi umum dan

kesadaran klien

- Pantau tanda-tanda syok.

- Anjurkan pasien untuk banyak

minum.

- Catat intake dan output cairan.

- Berikan cairan intravena sesuai

program

Risiko terjadi perdarahan

berhubungan dengan

trombositopenia.

DS :

- Klien mengatakan tidak

mengalami perdarahan

gusi

DO :

- Trombosit : 61

ribu/mm3

- Petechie (+)

Mandiri :

1. Memantau TTV.

2. Memantau tanda penurunan

trombosit yang disertai gejala

klinis (perdarahan gusi, melena).

3. Menganjurkan pasien untuk tetap

banyak istirahat/bedrest.

4. Menganjurkan meminimalisasi

penggunaan sikat gigi, dorong

penggunaan antiseptik untuk

mulut.

5. Gunakan jarum kecil untuk injeksi

atau pengambilan sampel darah

S :

- Klien mengatakan tidak

mengalami perdarahan gusi

O :

- Trombosit : 48 ribu/mm3

- Petechie (+)

- Perdarahan gusi tidak ada

A :

Masalah ; Perdarahan tidak terjadi

P :

- Pantau TTV

- Pantau tanda penurunan

trombosit yang disertai gejala

klinis.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 60: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

49

Universitas Indonesia

Kolaborasi :

1. Memantau nilai Hb, Ht, trombosit

dan faktor pembekuan.

2. Memberikan obat sesuai indikasi

- Anjurkan pasien untuk banyak

istirahat/bedrest.

- Anjurkan kpd klien untuk

segera melapor bila ada

perdarahan

- Anjurkan untuk menggunakan

sikat gigi yang lembut atau

menggunakan antiseptik untuk

mulut.

- Pantau nilai Hb, Ht, trombosit

dan faktor pembekuan.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 61: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

50

Universitas Indonesia

3.5 Implementasi dan Evaluasi

Tgl : 18 / 05 / 2013 (Hari ke-3 perawatan)

Diagnosa Implementasi Evaluasi

Peningkatan suhu tubuh

berhubungan dengan

proses penyakit (viremia).

DS:

- Klien mengatakan

badan terasa tambah

panas

DO:

- Kulit tampak

kemerahan dan

berkeringat

- Kulit teraba panas

- Suhu 39 C

Mandiri :

1. Memantau suhu pasien.

2. Menganjurkan pasien untuk banyak

minum (lebih kurang 2,5 liter / 24

jam).

3. Memberikan kompres hangat.

4. Menganjurkan untuk menggunakan

pakaian yan tipis, tidak memakai

selimut dan pakaian yang tebal.

Kolaborasi :

1. Memberikan terapi cairan intravena

sesuai program

2. Memberikan antipiretik

Paracetamol 500 mg.

S :

- Klien mengatakan badan

masiih terasa panas

O :

- Kulit tampak kemerahan

- Klien tampak berkeringat

- Kulit teraba panas

- Suhu 38.3 C

A :

Masalah belum teratasi

P :

- Pantau suhu tubuh pasien

minimal tiap satu shift

- Berikan kompres hangat dan

libatkan keluarga dalam

pemberian kompres

- Anjurkan untuk minum banyak

(2.5 liter/hari)

Gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrisi kurang

dari kebutuhan

berhubungan dengan

mual, muntah, anoreksia.

DS :

- Kien mengeluh masih

mual

- Nafsu makan masih

kurang

Mandiri :

1. Mengkaji keluhan mual, yang

dialami pasien

2. Menganjurkan makan dalam porsi

kecil dan frekuensi sering.

3. Memantau jumlah / porsi makanan

yang dihabiskan oleh pasien

4. Menimbang BB klien

S :

- Kien mengatakan masih

mengeluh mual

- Klien mengatakan nafsu makan

masih kurang

- Klien masih mengeluh nyeri

ulu hati

- Klien mengatakan porsi makan

tidak habis, hanya 2-3 sendok

- Klien mengeluh lemas

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 62: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

51

Universitas Indonesia

- Nyeri ulu hati

berkurang

- Makan 3-4 sendok

- Klien mengeluh masih

lemas

DO :

- Selaput mukosa kering

- Nyeri tekan pada

epigastrik berkurang

- Porsi makan tidak

habis

Kolaborasi :

1. Memberikan obat-obatan sesuai

program Ranitidine 40 mg

O :

- Selaput mukosa kering

- Nyeri tekan pada epigastrik

- Porsi makan tidak habis, msh

tampak penuh

- BB 45.5 kg

A :

Masalah belum teratasi

P :

- Kaji keluhan mual dan muntah

yang dialami pasien

- Berikan makanan yang mudah

ditelan seperti bubur.

- Berikan makanan dalam porsi

kecil dan frekuensi sering.

- Catat jumlah / porsi makanan

yang dihabiskan oleh pasien

setiap hari.

- Berikan obat-obatan antiemetik

sesuai program

- Lakukan penimbangan BB

setiap hari

Risiko kurang volume

cairan tubuh berhubungan

dengan peningkatan

permeabilitas dinding

plasma.

DS :

- Klien mengatakan

masih sering merasa

haus

- Klien mengatakan

Mandiri :

1. Mengkaji keadaan umum pasien

serta tanda-tanda vital.

2. Menganjurkan pasien untuk

banyak minum.

3. Mencatat intake dan output cairan.

S :

- Klien mengeluh haus terus

- Klien mengatakan badan

berkeringat terus

- Klien mengatakan BAK lancar

kurang lebih 200-250 cc setiap

kali BAK.

- BAK 4-5 kali/hari, warna urine

jernih

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 63: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

52

Universitas Indonesia

BAK 3-4 kali

DO :

- Tampak berkeringat

- Suhu 39 C

- Mukosa kering

- TD : 100/70 mmHg

Kolaborasi :

1. Memantau cairan intravena sesuai

program RL 500 cc/6jam dan

Fimahes 500cc/24 jam

O :

- TD 110/60 mmHg

- Tampak berkeringat

- Suhu 38 C

- Mukosa kering

- Turgor kulit baik

- CRT < 3detik

- Hematokrit: 39%, HB: 14.6 g/dl

- Terpasang RL 500 cc/8 jam dan

Fimahes dlm 500 cc/24 jam.

A :

Kekurangan volume cairan tidak

terjadi

P :

- Pantau kondisi umum dan

kesadaran klien

- Pantau tanda-tanda syok.

- Anjurkan pasien untuk banyak

minum.

- Catat intake dan output cairan.

- Kaji kemampuan menelan klien.

- Berikan cairan intravena sesuai

program

Risiko terjadi perdarahan

berhubungan dengan

trombositopenia.

DS :

- Klien mengatakan tidak

mengalami perdarahan

gusi

Mandiri :

1. Memantau tanda penurunan

trombosit cth. perdarahan gusi,

melena.

2. Menganjurkan pasien untuk

banyak istirahat/bedrest.

3. Memberi anjuran perdarahan

4. Menganjurkan meminimalisasi

penggunaan sikat gigi dan

menggunakan antiseptik untuk

S :

- Klien mengatakan tidak

mengalami perdarahan gusi

O :

- Trombosit : 21 ribu/mm3

- Petechie (+)

- Perdarahan gusi tidak ada

A :

Masalah ; Perdarahan tidak terjadi

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 64: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

53

Universitas Indonesia

DO :

- Trombosit : 29

ribu/mm3

- Petechie (+)

mulut.

Kolaborasi :

1. Memantau nilai Hb, Ht, trombosit

dan faktor pembekuan.

2. Memberikan obat sesuai program

P :

- Pantau TTV

- Pantau tanda penurunan

trombosit yang disertai gejala

klinis.

- Anjurkan pasien untuk banyak

istirahat/bedrest.

- Anjurkan kpd klien untuk

segera melapor bila ada

perdarahan

- Anjurkan untuk menggunakan

sikat gigi yang lembut atau

menggunakan antiseptik untuk

mulut.

- Pantau nilai Hb, Ht, trombosit

dan faktor pembekuan.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 65: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

54

Universitas Indonesia

3.5 Implementasi dan Evaluasi

Tgl : 19 / 05 / 2013 (Hari ke-4 perawatan)

Diagnosa Implementasi Evaluasi

Peningkatan suhu tubuh

berhubungan dengan

proses penyakit (viremia).

DS:

- Klien mengatakan

badan tiba2 tidak

terasa panas dan tidak

berkeringat lagi

DO:

- Kulit tidak tampak

kemerahan

- Tidak tampak

berkeringat

- Kulit teraba panas

- Suhu 36.8 C

Mandiri :

1. Memantau suhu pasien.

Kolaborasi :

1. Melaporkan ke DPJP suhu tubuh

klien afebris

2. Memberikan terapi cairan

intravena sesuai program

S :

- Klien mengatakan badan tidak

terasa panas

O :

- Kulit tidak tampak kemerahan

- Klien tidak berkeringat

- Kulit tidak teraba panas

- Suhu 36.4 C

A :

Peningkatan suhu tubuh teratasi

P :

- Pantau ketat TTV

- Pantau suhu tubuh pasien

minimal tiap satu shift

- Laporkan ke DPJP bila suhu

tubuh kembali meningkat

Gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrisi kurang

dari kebutuhan

berhubungan dengan

mual, muntah, anoreksia.

DS :

- Kien mengeluh mual

berkurang

- Nafsu makan masih

kurang

- Nyeri ulu hati

berkurang

Mandiri :

1. Mengkaji keluhan mual, yang

dialami pasien

2. Menganjurkan makan dalam porsi

kecil dan frekuensi sering.

3. Memantau jumlah / porsi

makanan yang dihabiskan oleh

pasien

4. Menimbang BB klien

Kolaborasi :

1. Memberikan obat-obatan sesuai

program (OMZ 10 mg)

S :

- Kien mengatakan mual

berkurang

- Klien mengatakan nafsu makan

masih kurang

- Klien mengatakan tidak

merasakan nyeri ulu hati lagi

- Klien mengatakan porsi makan

habis hanya ½ porsi

O :

- Selaput mukosa lembab

- Nyeri tekan pada epigastrik

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 66: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

55

Universitas Indonesia

- Makan 3-4 sendok

- Klien mengeluh masih

lemas

DO :

- Selaput mukosa kering

- Nyeri tekan pada

epigastrik berkurang

- Porsi makan tidak

habis

- Porsi makan tidak habis, msh

tampak penuh

- BB klien 44 kg

A :

Masalah belum teratasi

P :

- Kaji keluhan mual dan muntah

yang dialami pasien

- Berikan makanan yang mudah

ditelan seperti bubur.

- Berikan makanan dalam porsi

kecil dan frekuensi sering.

- Catat jumlah / porsi makanan

yang dihabiskan oleh pasien

setiap hari.

- Berikan obat-obatan antiemetik

sesuai program

- Lakukan penimbangan BB

setiap hari

Risiko kurang volume

cairan tubuh berhubungan

dengan peningkatan

permeabilitas dinding

plasma.

DS :

- Klien mengatakan

masih sering merasa

haus

- Klien mengatakan

BAK 3-4 kali

DO :

- Tampak berkeringat

Mandiri :

1. Mengkaji keadaan umum pasien

serta tanda-tanda vital.

2. Menganjurkan pasien untuk

banyak minum.

3. Mencatat intake dan output

cairan.

Kolaborasi :

1. Memantau cairan intravena sesuai

program RL 500 cc/6jam dan

Gelofusin 500cc/24 jam

S :

- Klien mengeluh haus terus

- Klien mengatakan badan

berkeringat terus

- Klien mengatakan BAK lancar

kurang lebih 200-250 cc setiap

kali BAK.

- BAK 4-5 kali/hari, warna urine

jernih

O :

- TD 100/70 mmHg

- Tampak berkeringat

- Suhu 38 C

- Mukosa kering

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 67: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

56

Universitas Indonesia

- Suhu 39 C

- Mukosa kering

- TD : 100/70 mmHg

- Turgor kulit baik

- CRT < 3detik

- Hematokrit: 39%, HB: 14.6 g/dl

- Terpasang RL 500 cc/8 jam dan

Hespan dlm 500 cc/24 jam.

A :

Kekurangan volume cairan tidak

terjadi

P :

- Pantau kondisi umum dan

kesadaran klien

- Pantau tanda-tanda syok.

- Anjurkan pasien untuk banyak

minum.

- Catat intake dan output cairan.

- Kaji kemampuan menelan klien.

- Berikan cairan intravena sesuai

program

Risiko terjadi perdarahan

berhubungan dengan

trombositopenia.

DS :

- Klien mengatakan tidak

mengalami perdarahan

gusi

DO :

- Trombosit : 29

ribu/mm3

- Petechie (+)

Mandiri :

1. Memantau tanda penurunan

trombosit cth. perdarahan gusi,

melena.

2. Menganjurkan pasien untuk

banyak istirahat/bedrest.

3. Memberi anjuran perdarahan

4. Menganjurkan meminimalisasi

penggunaan sikat gigi dan

menggunakan antiseptik untuk

mulut.

Kolaborasi :

1. Memantau nilai Hb, Ht, trombosit

dan faktor pembekuan.

S :

- Klien mengatakan tidak

mengalami perdarahan gusi

O :

- Trombosit : 21 ribu/mm3

- Petechie (+)

- Perdarahan gusi tidak ada

A :

Masalah ; Perdarahan tidak terjadi

P :

- Pantau TTV

- Pantau tanda penurunan

trombosit yang disertai gejala

klinis.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 68: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

57

Universitas Indonesia

2. Memberikan obat sesuai program - Anjurkan pasien untuk banyak

istirahat/bedrest.

- Anjurkan kepada klien untuk

segera melapor bila ada

perdarahan

- Anjurkan untuk menggunakan

sikat gigi yang lembut atau

menggunakan antiseptik untuk

mulut.

- Pantau nilai Hb, Ht, trombosit

dan faktor pembekuan.

- Transfusi trombosit 10 kantomg

- Periksa trombosit setiap 12 jam

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 69: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

58

Universitas Indonesia

3.5 Implementasi dan Evaluasi

Tgl : 20 / 05 / 2013 (Hari ke-5 perawatan)

Diagnosa Implementasi Evaluasi

Gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrisi kurang

dari kebutuhan

berhubungan dengan

mual, muntah, anoreksia.

DS :

- Kien mengatakan

tidak ada mual dan

nyeri ulu hati

- Nafsu makan

membaik

- Makan sudah habis 1

porsi

- Badan sudah tidak

terasa lemas lagi

DO :

- Selaput mukosa kering

- Nyeri tekan pada

epigastrik berkurang

- Porsi makan tidak

habis

Mandiri :

1. Mengkaji keluhan mual, yang

dialami pasien

2. Menganjurkan klien untuk

melaporkan ke perawat atau dokter

jika rasa mual muncul kembali

3. Melakukan penimbangan BB

S :

- Kien mengatakan sudah tidak

mual dan nafsu makan

- Klien mengatakan porsi makan

habis 1 porsi

O :

- Selaput mukosa lembab

- Porsi makan tidak habis

- Tampak lebih berenergi /

semangat

- BB klien 45 Kg

A :

Masalah teratasi

P :

- Anjurkan klien untuk terus

menghabiskan porsi makan

- Laporkan ke DPJP jika rasa

mual muncul kembali

- Kolaborasikan mengenai

kelanjutan pemberian th/

antiemetic

- Pantau BB klien setiap hari

Risiko kurang volume

cairan tubuh berhubungan

dengan peningkatan

permeabilitas dinding

plasma.

Mandiri :

1. Mengkaji keadaan umum /

kesadaran pasien

2. Memantau tanda-tanda vital

selama fase kritis DHF

3. Memantau pemberian cairan

4. Mencatat intake dan output cairan.

S :

- Klien mengatakan tidak

mengeluh apa2 (tidak ada

demam)

O :

- TD 110/70 mmHg

- Suhu 36.4 C

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 70: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

59

Universitas Indonesia

DS :

- Klien mengatakan

badan sudah tidak

panas

DO :

- TD : 110/70 mmHg

- Nadi : 84 x/mnt

- Turgor kulit baik

- CRT < 3detik

- Hematokrit: 43%, HB: 16.9 g/dl

- Terpasang RL 500 cc/6 jam dan

Hespan dlm 500 cc/24 jam.

A :

Kekurangan volume cairan tidak

terjadi

P :

- Pantau kondisi umum dan

kesadaran klien

- Pantau tanda-tanda syok (fase

kritis DHF).

- Anjurkan pasien untuk banyak

minum.

- Catat intake dan output cairan.

- Berikan cairan intravena sesuai

program

Risiko terjadi perdarahan

berhubungan dengan

trombositopenia.

DS :

- Klien mengatakan tidak

mengalami perdarahan

gusi

DO :

- Trombosit : 30

ribu/mm3

Mandiri :

1. Memantau tanda penurunan

trombosit cth. perdarahan gusi,

melena.

2. Menganjurkan pasien untuk

banyak istirahat/bedrest.

3. Mengingatkan kepada klien untuk

mengurangi penggunaan sikat

gigi atau menggunakan sikat yang

lembut dan menganjurkan

menggunakan antiseptik untuk

mulut.

S :

- Klien mengatakan tidak

mengalami perdarahan gusi

O :

- Trombosit : 22 ribu/mm3

- Hb :17.5

- Perdarahan gusi tidak ada

A :

Masalah ; Perdarahan tidak terjadi

P :

- Pantau TTV

- Pantau tanda penurunan

trombosit yang disertai gejala

klinis.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 71: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

60

Universitas Indonesia

Kolaborasi :

1. Memantau nilai Hb, Ht, trombosit

dan faktor pembekuan.

2. Memberikan transfuse trombosit

- Anjurkan pasien untuk banyak

istirahat/bedrest.

- Anjurkan kepada klien untuk

segera melapor bila ada

perdarahan

- Anjurkan untuk menggunakan

sikat gigi yang lembut atau

menggunakan antiseptik untuk

mulut.

- Pantau nilai Hb, Ht, trombosit

dan faktor pembekuan.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 72: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

61

Universitas Indonesia

3.5 Implementasi dan Evaluasi

Tgl : 21 / 05 / 2013 (Hari ke-6 perawatan)

Diagnosa Implementasi Evaluasi

Risiko kurang volume

cairan tubuh berhubungan

dengan peningkatan

permeabilitas dinding

plasma.

DS :

- Klien mengatakan

badan sudah tidak

panas

DO :

- TD : 110/70 mmHg

- Nadi : 84 x/mnt

- Hb: 14.7

- Hematokrit : 39 %

Mandiri :

1. Mengkaji keadaan umum /

kesadaran pasien

2. Memantau tanda-tanda vital

selama fase kritis DHF

3. Memantau pemberian cairan

4. Mencatat intake dan output

cairan.

S :

- Klien mengatakan tidak

mengeluh apa2 (tidak ada

demam)

O :

- Suhu 36.5 C

- TD : 110/80 mmHg

- Nadi : 84 x/mnt

- Hb: 14.7

- Hematokrit : 39 %

- Terpasang RL 500 cc/6 jam dan

Hespan dlm 500 cc/24 jam.

A :

Kekurangan volume cairan tidak

terjadi

P :

- Pantau kondisi umum dan

kesadaran klien

- Pantau tanda-tanda syok (fase

kritis DHF).

- Anjurkan pasien untuk banyak

minum.

- Catat intake dan output cairan.

- Berikan cairan intravena sesuai

program

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 73: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

62

Universitas Indonesia

Risiko terjadi perdarahan

berhubungan dengan

trombositopenia.

DS :

- Klien mengatakan tidak

mengalami perdarahan

gusi

DO :

- Trombosit : 36

ribu/mm3

- Hb : 14.7

Mandiri :

1. Memantau tanda penurunan

trombosit cth. perdarahan gusi,

melena.

2. Menganjurkan pasien untuk

banyak istirahat/bedrest.

3. Mengingatkan kepada klien untuk

mengurangi penggunaan sikat

gigi atau menggunakan sikat yang

lembut dan menganjurkan

menggunakan antiseptik untuk

mulut.

Kolaborasi :

1. Memantau nilai Hb, Ht, trombosit

dan faktor pembekuan.

S :

- Klien mengatakan tidak

mengalami perdarahan gusi

O :

- Trombosit : 36 ribu/mm3

- Hb :14.7

- Perdarahan gusi tidak ada

A :

Masalah ; Perdarahan tidak terjadi

P :

- Pantau TTV

- Pantau tanda penurunan

trombosit yang disertai gejala

klinis.

- Anjurkan pasien untuk banyak

istirahat/bedrest.

- Anjurkan kepada klien untuk

segera melapor bila ada

perdarahan

- Anjurkan untuk menggunakan

sikat gigi yang lembut atau

menggunakan antiseptik untuk

mulut.

- Pantau nilai Hb, Ht, trombosit

dan faktor pembekuan.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 74: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

63

Universitas Indonesia

3.5 Implementasi dan Evaluasi

Tgl : 22 / 05 / 2013 (Hari ke-7 perawatan)

Diagnosa Implementasi Evaluasi

Risiko kurang volume

cairan tubuh berhubungan

dengan peningkatan

permeabilitas dinding

plasma.

DS :

- Klien mengatakan

badan sudah tidak

panas

DO :

- TD : 110/70 mmHg

- Nadi : 74 x/mnt

- Hb: 14.4

- Hematokrit : 38 %

Mandiri :

1. Mengkaji keadaan umum /

kesadaran pasien

2. Memantau tanda-tanda vital selama

fase kritis DHF

3. Memantau pemberian cairan

4. Mencatat intake dan output cairan.

S :

- Klien mengatakan tidak

mengeluh apa2 (tidak ada

demam)

- Klien mengatakan sudah tidak

sering merasa haus

O :

- TD : 110/70 mmHg

- Nadi : 76 x/mnt

- Hb: 14.5

- Hematokrit : 38 %

- Terpasang RL 500 cc/6 jam

A :

Kekurangan volume cairan tidak

terjadi

P :

- Pantau kondisi umum dan

kesadaran klien

- Pantau TTV

- Catat intake dan output cairan.

- Berikan cairan intravena sesuai

program

Risiko terjadi perdarahan

berhubungan dengan

trombositopenia.

Mandiri :

1. Memantau tanda penurunan

trombosit cth. perdarahan gusi,

melena.

2. Menganjurkan pasien untuk

banyak istirahat/bedrest.

S :

- Klien mengatakan tidak

mengalami perdarahan gusi

O :

- Trombosit : 50 ribu/mm3

- Hb :14.5

- Perdarahan gusi tidak ada

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 75: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

64

Universitas Indonesia

DS :

- Klien mengatakan tidak

mengalami perdarahan

gusi

DO :

- Trombosit : 45

ribu/mm3

- Hb : 14.7

3. Mengingatkan kepada klien untuk

mengurangi penggunaan sikat

gigi atau menggunakan sikat yang

lembut dan menganjurkan

menggunakan antiseptik untuk

mulut.

Kolaborasi :

1. Memantau nilai Hb, Ht, trombosit

dan faktor pembekuan.

A :

Masalah ; Perdarahan tidak terjadi

P :

- Pantau TTV

- Pantau tanda penurunan

trombosit yang disertai gejala

klinis..

- Anjurkan kepada klien untuk

segera melapor bila ada

perdarahan

- Pantau nilai Hb, Ht, trombosit

dan laporkan ke DPJP

- Lakukan discharge planning

jika diindikasikan boleh pulang

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 76: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

65

Universitas Indonesia

3.5 Implementasi dan Evaluasi

Tgl : 23 / 05 / 2013 (Hari ke-8 perawatan)

Diagnosa Implementasi Evaluasi

Risiko terjadi perdarahan

berhubungan dengan

trombositopenia.

DS :

- Klien mengatakan tidak

mengalami perdarahan

gusi

DO :

- Trombosit : 79

ribu/mm3

- Hb : 15.3

Mandiri :

1. Memantau nilai trombosit

2. Tetap menganjurkan untuk banyak

minum

3. Memberikan pendidikan kesehatan

kepada klien dan keluarga

mengenai perawatan klien di

rumah

4. Memberikan informasi kepada

keluarga untuk segera kembali ke

pelayanan kesehatan jika keluhan

kembali muncul dan control rutin

sesuai program dari dokter

S :

- Klien mengatakan tidak ada

perdarahan

O :

- Trombosit : 579 ribu/mm3

- Hb :15.3

- Perdarahan tidak ada

A :

Masalah ; Perdarahan tidak terjadi

P :

- Laporkan kondisi terakhir klien

ke DPJP

- Lakukan discharge planning

jika diindikasikan boleh pulang

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 77: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

67

Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN

Asuhan keperawatan pada klien dengan DBD dilakukan berdasarkan tahapan

asuhan keperawatan dimulai dengan pengkajian, perumusan diagnosa

keperawatan, penyusunan rencana tindakan, implementasi, dan evaluasi.

Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara serta mencari data sekunder dari

catatan rekam medis (status). Data yang terkumpul kemudian diolah dan

dianalisis sehingga masalah keperawatan dapat diprioritaskan. Selanjutnya

menyusun perencanaan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Implementasi

kemudian dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah disusun. Setelah

intervensi dilakukan berikutnya adalah melakukan evaluasi terhadap asuhan

keperawatan yang telah diberikan kepada pasien.

4.1. Pengkajian

Proses pengkajian yang dilakukan terhadap pasien dengan DBD dilakukan sesuai

dengan standar format pengkajian secara umum dengan ditambah beberapa data

yang harus dikaji terkait proses terjadinya penyakit seperti kondisi lingkungan

rumah serta riwayat berpergian sebelum sakit.

1. Identitas Klien

Data-data dasar pasien yang dikaji meliputi nama, umur, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, alamat, nomer rekam medis, diagnosa medis.

Pada pengkajian klien dengan DHF, data dasar yang menjadi informasi yang

penting terkait proses penyakit adalah informasi mengenai alamat rumah atau

tempat tinggal pasien. Dari data tersebut perawat dapat mengetahui apakah

klien bertempat tinggal di daerah yang menjadi daerah padat dan kotor atau

daerah endemik terjadinya DBD. Peningkatan dan penyebaran kasus DBD

kemungkinan salah satunya disebabkan oleh perkembangan wilayah

perkotaan dan perubahan kepadatan dan distribusi penduduk (Kementerian

Kesehatan RI, 2010).

Pada kasus di atas, keluarga mengatakan bahwa mereka bertempat tinggal di

area pemukiman yang cukup bersih dan tidak terlalu padat di daerah

Kelurahan Cipinang Pulogadung.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 78: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

68

Universitas Indonesia

2. Riwayat Keperawatan

a. Keluhan Utama

Keluhan utama yang muncul pada klien dengan DBD secara umum

adalah demam yang mendadak, ada rasa mual dan disertai muntah,

adanya perdarahan (petekie, ekimosis, purpura pada ekstremitas atas,

dada, epistaksis, perdarahan gusi), kadang – kadang disertai kejang dan

penurunan kesadaran.

Pada kasus Tn. T, Keluhan utama yang menjadi alasan klien datang ke

Rumah Sakit adalah karena demam tinggi. Demam tinggi yang dirasakan

terjadi secara mendadak dan demam tidak turun dalam 3 hari. Selain

demam, klien juga mengeluh nyeri pada area mata, mengeluh mual dan

sakit kepala. Keluhan tersebut merupakan keluhan umum yang terjadi

pada klien dengan DBD namun harus diperkuat lagi oleh data-data

tambahan atau pemeriksaan penunjang lainnya.

b. Riwayat Penyakit Sekarang (saat dikaji)

Saat dikaji klien mengeluh badan panas, kepala terasa pusing, mual-mual

dan badan terasa lemas. TD=100/70 mmHg N=90,RR=20 S=38, badan

teraba panas, tampak meringis sakit kepala, klien tampak mual dan

menolak untuk makan. Keluhan tersebut masih dirasakan sampai hari ke7

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Pada kasus DHF riwayat penyakit dahulu untuk menentukan apakah DHF

yang dialami klien saat ini yang pertama kali atau yang kedua kalinya

karena akan menentukan kepada jenis dari virus dengue.

Seseorang yang pernah mendapat infeksi primer virus dengue, akan

mempunyai antibody yang dapat menetralisasi yang sama (homologous).

Tetapi jika orang tersebut mendapatkan infeksi sekunder dengan jenis

serotipe virus yang lain, maka terjadi infeksi yang berat.

d. Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat kesehatan keluarga untuk mengetahui apakah di dalam keluarga

ada yang menderita DHF untuk menentukan apakah DHF yang dialami

oleh klien didapat dari anggota keluarga atau dari orang atau lingkungan .

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 79: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

69

Universitas Indonesia

e. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan sangat perlu dikaji karena sangat berpengaruh

terhadap penyebaran dari penyakit DHF. Penularan infeksi virus dengue

terjadi melalui vector nyamuk genus Aedes. Peningkatan kasus tiap

tahunnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan dan tempat perindukan

bagi nyamuk betina yaitu di bejana yang berisi air jernih.

3. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum dan Tanda – Tanda Vital

Keadaan umum pada klien dengan masalah DHF dapat bervariasi dari

yang ringan sampai yang berat tergantung dari derajat DBD. Pada kasus di

atas keadaan umum klien masih dalam kondisi yang baik, klien masih

dalam kondisi kesadaran penuh tidak ada kejang atau tidak dalam mondisi

syok.

b. Sistem Tubuh

1) Pernapasan

Pola pernafasan klien Tn. T di dalam kasus tidak mengalami

gangguan pernapasan, hal ini sesuai dengan konsep bahwa pada

penyakit DBD dengan derajat 1 dan 2 jarang terdapat gangguan pada

sistem pernapasan kecuali bila pada derajat 3 dan 4 yang sering

disertai keluhan sesak napas sehingga memerlukan penatalaksanaan

lebih lanjut.

2) Cardiovaskuler

Pada pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler pada klien ditemukan

TD: 100/70 mmHg, N: 90 x/mnt, pulsasi lemah, akral hangat, sianosis

(-), CRT < 3 detik, Uji tourniquet positif. Hal tersebut sesuai dengan

tanda dan manifestasi klinis pasien dengan DHF derajat satu.

3) Persarafan

Pada pemeriksaan system persarafan klien tidak mengalami gangguan

atau penurunan kesadaran. Penurunan kesadaran terjadi sebagai akibat

dari penurunan volume cairan intravaskuler yang menyebabkan

perfusi ke seluruh tubuh berjurang termasuk ke jaringan otak.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 80: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

70

Universitas Indonesia

4) Perkemihan – Eliminasi Urinaria (B4 : Bladder)

Klien mengatakan produksi urin masih banyak dan berwarna

kekunungan. Sesuai dengan derajat 2 DBD.

5) Pencernaan – Eliminasi Fekal (B5 : Bowel)

Klien mengeluh mual dan kadang-kadang muntah hal ini sesuai

dengan literature yang mengatakan bahwa klien dengan DHF akan

mengalami gejala seperti mual dan muntah / tidak ada nafsu makan,

haus, sakit menelan, nyeri tekan ulu hati dan konstipasi. Mukosa

mulut kering, hiperemia tenggorokan, derajat 3 dan 4 terdapat

pembesaran hati dan nyeri tekan, sakit menelan, pembesaran limfe,

nyeri tekan epigastrium, hematemisis dan melena.

6) Muskuloskeletal (B6 : Bone)

Pemeriksaan fisik klien dengan DHF derajat 1 dan 2 adalah Nyeri

pada sendi, otot, punggung dan kepala; kulit terasa panas, wajah

tampak merah dapat disertai tanda kesakitan.

4. Pemeriksaan penunjang

Dalam menentukan dignostik DHF, selain dengan menggunakan gejala

klinis yang muncul juga harus didukung oleh data lain dari beberapa

pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah yaitu pemeriksaan

darah rutin (DPL), pemeriksaan fungsi hepar (SGOT SGPT), pemeriksaan

fungsi ginjal (ureum kreatinin), pemeriksaan Dengue.

Pada pemeriksaan darah rutin (DPL), indicator penilaian yang dilihat

berturut-turut adalah nilai trombosit, nilai hematokrit dan nilai Hb. Pada

kasus DBD, nilai trombosit biasanya turun sebagai akibat dari adanya

proses atau reaksi imun. Hal ini juga tampak pada klin Tn T dimana nilai

trombositnya dibawah normal yaitu 61 ribu/mm3. nilai hematokrit

mencerminkan nilai dari kekentalan dari darah, semakin kental darah

semakin tinggi nilai hematokrit. pengentalan darah terjadi sebagai akibat

dari adanya kebocoran cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler akibat

dari peningkatan permeabilitas pembuluh darah. nilai hematokrit adalah

menggunakan 3 X nilai Hb pasien. di dalam kasus Tn. T didapat nilai

hematokrit sebesar 39%. nilai tersebut masih dalam batas rentang normal

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 81: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

71

Universitas Indonesia

karena pada klien belum terjadi perpindahan cairan dari intravaskuler ke

ekstravaskuler. Nilai Hb akan semakin meningkat seiring nilai hematokrit

yang meningkat.

Pemeriksaan fungsi hepar, pada klien Tn . T mengalami peningkatan yaitu

SGOT = 86 (N : 0-37) dan SGPT = 46 (0-40). hal ini tampak bahwa

Hepar sudah mengalami gangguan akibat proses penyakit yang terjadi.

Pemerikasaaan fungsi ginjal dapat dilakukan untuk mengetahui apakah

proses penyakit sudah mengganggu fungsi ginjal atau tidak. pada kasus

Tn. T fungsi ginjal masih dalam keadaa baik yaitu ureum 19 (N : 20-40)

dan kreatinin 1 ( N:0.8-1.5). Pemeriksaan darah lain adalah pemeriksaan

NS dengue positif. pemeriksaan rontgen dapat terlihat adanya efusi pleura

bagi pasien DBD yang telah mengalami peningkatan permeabilitas kapiler.

namun pada kasus Tn. T efusi pleura tidak terjadi.

5. Pengobatan

Tatalaksana yang dilakukan berdasarkan dengan standar yang digunakan

dan berlaku di rumah sakit, namun tetap mengacu kepada protocol standar

yang berlau secara nasional maupun internasional. pada kasus klien

diberikan cairan kristaloid dan koloid yang merupakan penanganan utama

pada kasus DBD. lalu antipiretik diberikan untuk mengatasi demam,

antiemetic juga diberikan untuk mengatasi mual-mual. Diet makanan

diberikan diet lunak agar metabolism yang digunakan dalam proses

pencernaan tidak banyak terjadi.

4.2 Masalah Keperawatan

Masalah keperawatan yang muncul pada Tn. merupakan masalah keperawatan

yang sering muncul pada pasien dengan DBD. namun dari sekian banyak masalah

keperawatan yang dapat muncul hanya beberapa masalah keperawatan saja yang

dapat diangkat dari kasus Tn. T.

masalah keperawatan diangkat berdasarkan dari data subjektif dan objektif yang

merupakan gejala atau manifestasi klinis Tn. T dan juga didukung oleh data-data

dari pemeriksaan penunjang. Masalah keperawatan yang diangkat dalam kasus

Tn. T adalah :

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 82: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

72

Universitas Indonesia

1. Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi)

2. Risiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi ; kurang dari kebutuhan

3. Risiko perdarahan

4. Risiko Defisit volume cairan

Dari ke empat daftar masalah di atasa, tampak bahwa hanya satu masalah

keperawatan yang bersifat actual dan sisanya sebanyak tiga masalah bersifat

risiko, hal tersebut dikarenakan data-data yang muncul belum actual atau sudah

terjadi, namun risiko terjadinya hal tersebut ada.

4.3 Diagnosa Keperawatan

Tahap kedua dari asuhan keperawatan yaitu merumuskan diagnosa keperawatan.

Diagnosa ditegakkan berdasarkan analisa dan sintesa dari hasil pengkajian.

Setelah dilakukan analisa terhadap data yang terkumpul, kemudian dirumuskan

diagnosa keperawatan. Dari masalah keperawatan kaus diatas maka disusunlah

diagnosa keperawatan berdasarkan tingkat prioritas untuk pelaksanaan intervensi

yaitu :

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia).

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan mual, muntah, anoreksia.

3. Risiko kurang volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan

permeabilitas dinding plasma.

4. Risiko terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.

Diagnosa diatas adalah diagnosa yang dibuat berdasarkan acuan dari diagnose

keperawatan bagi penderita DHF sesuai dengan literature atau buku sumber yang

ada namun tidak semua diagnosa pada literature diangkat karena disesuaikan

dengan kondisi klien saat ini.

4.4 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan dilakukan sesuai dengan masalah yang sedang dialami

oleh klien. Intervensi yang dilakukan untuk masalah yang bersifat aktual dan

dilanjutkan dengan intervensi untuk masalah keperawatan yang bersifat risiko.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 83: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

73

Universitas Indonesia

Pada diagnosa keperawatan yang bersifat risiko dilakukan prioritas kembali untuk

menentukan masalah keperawatan yang akan dilakukan intervensi terlebih dahulu.

Intervensi dilakukan berdasarakan atas masalah yang muncul pada klien dengan

rasionalisasi tindakan yang tepat.

Pada kasus Tn. T intervensi yang disusun berdasarkan hasil dari analisa data

masalah dan diagnosa keperawatan yang muncul. Intervensi keperawatan yang

disusun adalah :

1. Dx. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia).

Mandiri :

- Monitor suhu pasien.

- Anjurkan pasien untuk banyak minum (lebih kurang 2,5 liter / 24 jam).

- Berikan kompres hangat

- Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal.

Kolaborasi :

- Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai program dokter

- Berikan antipiretik.

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan mual, muntah, anoreksia.

Mandiri :

- Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami pasien

- Berikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur.

- Berikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering.

- Catat jumlah / porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari.

Kolaborasi :

- Berikan obat-obatan antiemetik sesuai program dokter.

3. Risiko kurang volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan

permeabilitas dinding plasma.

Mandiri :

- Kaji keadaan umum pasien (lemah, pucat, takikardi) serta tanda-tanda

vital.

- Observasi tanda-tanda syok.

- Anjurkan pasien untuk banyak minum.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 84: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

74

Universitas Indonesia

- Catat intake dan output cairan.

- Palpasi nadi perifer, capilary refill, temperatur kulit, kaji kesadaran, tanda

perdarahan

- Monitor adanya nyeri dada tiba-tiba, dispnea, sianosis, kecemasan yang

meningkat, kurang istirahat.

- Kaji kemampuan menelan klien.

Kolaborasi :

- Berikan cairan intravena sesuai program dokter : NaCl 0,45%, RL

solution.

- Koloid : dextran, plasma/albumin, Hespan/Fimahes.

4. Risiko terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia

Mandiri :

- Monitor tanda penurunan trombosit yang disertai gejala klinis.

- Anjurkan pasien untuk banyak istirahat/bedrest.

- Beri penjelasan untuk segera melapor bila ada tanda perdarahan lebih

lanjut.

- Awasi tanda vital

- Anjurkan meminimalisasi penggunaan sikat gigi, dorong penggunaan

antiseptik untuk mulut.

- Gunakan jarum kecil untuk injeksi atau pengambilan sampel darah

- Observasi adanya ptekie, epistaksis, perdarahan gusi, melena.

Kolaborasi :

- Awasi Hb, Ht, trombosit dan faktor pembekuan.

4.5 Implementasi dan Evaluasi keperawatan

Implementasi dilakukan berdasarkan prioritas masalah yang sudah ditegakkan

sebelumnya. dalam proses pelaksanaannya, tidak semua intervensi di dalam teori

dapat dilakukan sehubungan dengan keterbatasan yang ada di ruangan Melati

Atas. Implementasi dilakukan berdasarkan perencanaan keperawatan dan

selanjutnya dilakukan evaluasi atas tindakan yang sudah dilakukan.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 85: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

75

Universitas Indonesia

Klien dirawat selama 8 hari, pada hari terakhir klien dirawat semua masalah

keperawatan dapat diatasi dank lien dinyatakan sudah diperbolehkan pulang oleh

dokter penanggung jawab pasien (DPJP).

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 86: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

75

Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Terkait dengan konsep demam berdarah dengue (DBD), maka penulis

menyimpulkan;

1. Demam berdarah dengue (DBD) ialah penyakit yang terdapat pada anak dan

dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya

memburuk pada hari kedua.

2. Virus dengue tergolong dalam grup Flaviviridae dengan 4 serotipe, DEN – 3,

merupakan serotie yang paling banyak.

3. Vektor utama dengue di Indonesia adalah Aedes Aegypti.

4. Gejala utama demam berdarah dengue (DBD) adalah demam, pendarahan,

hepatomegali dan syok.

5. Kriteria diagnosis terdiri dari kriteria klinis dan kriteria laboratoris. Dua

kriteria klinis ditambah trombosipenia dan peningkatan hmatokrit cukup untuk

menegakkan diagnosis demam berdarah dengue.

6. Penatalaksanaan demam berdarah dengue bersifat simtomatif yaitu mengobati

gejala penyerta dan suportif yaitu mengganti cairan yang hilang.

Asuhan keperawatan pada pasien DBD dilakukan secara menyeluruh meliputi

pengkajian, diagnosis keperawatan, rencana tindakan keperawatan, implementasi

keperawatan, dan evaluasi.

Pada tahap awal, perawat melakukan pengkajian melalui wawancara. Berdasarkan

hasil pengkajian didapatkan beberapa masalah kesehatan yang akhirnya dapat

memunculkan masalah keperawatan yaitu peningkatan suhu tubuh berhubungan

dengan proses penyakit (viremia), gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang

dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia. risiko kurang

volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding

plasma, risiko terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia. Dari

masalah keperawatan tersebut maka disusun beberapa rencana intervensi untuk

menyelesaikan masalah kesehatan tersebut. Rencana intervensi disusun

berdasarkan masalah yang ditetapkan dan mengacu pada teori-teori terkait yang

kemudian dirangkum dalam rencana kegiatan. Implementasi tindakan tidak

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 87: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

76

Universitas Indonesia

sepenuhnya sesuai dengan teori terkait, karena disesuaikan dengan situasi dan

kondisi lansia.

5.1 SARAN

1. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dengan DBD harus

dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sesuai dengan tingkat

atau derajat penyakitnya. Keputusan dan tindakan yang tepat dalam

menangani masalah yang timbul dapat menyelamatkan klien dari kematian.

Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan dan kemampuan petugas kesehatan

yang baik dalam penanganan pasien dengan DBD.

2. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan DBD, petugas

kesehatan harus memahami konsep dari terjadinya penyakit sehingga dapat

memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dan efektif.

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013

Page 88: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan Masalah ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351449-PR-Yudi Elyas.pdf · Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kesehatan ... 2.3 Konsep

DAFTAR PUSTAKA

Bresler.( 2000). Kedokteran Darurat. EGC. Jakarta

Mansjoer, Arif & Suprohaita. (2000). Kapita Slekta Kedokteran Jilid II. Fakultas

Kedokteran UI : Media Aescullapius. Jakarta.

Suhendro, dkk .(2006) Soeparman. (1987). Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi kedua.

Penerbit FKUI. Jakarta.

World Health Organization (WHO),2009. New Guidelines for Diagnosis, Treatment,

Prevention and Control. New Edition,

Mansjoer Arif, dkk 2000. Kapita Selecta Kedokteran. Edisi III, Media Aeculopius,

Jakarta.

Behrman, Kliegman, Arvin. (2000). Demam Berdarah Dengue . Dalam Ilmu Kesehatan

Anak. Jakarta : EGC.

Corwin, Elizabeth J. ( 2008). Handbook of Pathophysiology. 3rd edition. Lippincott

William and Walkin.

Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan

Pemukiman. (1990). Petunjuk Diagnosa dan penatalaksanaan Penderita Demam

berdarah Dengue. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Handayani, W dan Haribowo.(2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan

Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.

Irianto, Kus.( 2004). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Bandung : Yrama Widya.

Sutedjo, AY. (2008). Buku Saku Mengenal Penyakit melalui Hasil Laboratorium.

Yogyakarta : Amara Books.

Syaifuddin. (2006). Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. EGC : Jakarta.

Price, Sylvia Anderson.(2005). Patofisiologi : konsep klinis proses-prose penyakit. Ed.

6.Jakarta ;EGC

Sherwood, Lauralee.(2001). Fisiologi manusia.Ed. 2. Jakarta ; EGC

Asuhan keperawatan..., Yudi Elyas, FIK UI, 2013