Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi: Ketidakefektifan Pemberian
ASI pada Ibu Nifas di Ling. I Kel. Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas
Karya Tulis Ilmiah (KTI) Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
Oleh Dewinta Isabora Gustrianingsih Purba
132500002
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan
Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi (Ketidakefektifan Pemberian
ASI) pada Ibu Nifas di Lingkungan I Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan
Medan Amplas”. Karya Tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Dekan II Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp. Mat, selaku Wakil Dekan III
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
6. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, Ns, M.Kep selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan meluangkan waktu serta pikiran dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
7. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp. Mat selaku Dosen Penguji
yang telah meluangkan waktunya dalam sidang KTI saya.
8. Keluarga kelolaan saya yang telah memberikan waktunya untuk melakukan
Asuhan Keperawatan.
Universitas Sumatera Utara
9. Yang teristimewa untuk kedua orangtua saya, ayahanda Eben Ezer Maruba
Purba Siboro dan bunda tercinta Darlinah Damanik serta kakak saya
tersayang Sabrina Cita Vera Wati Purba Siboro yang selalu menjadi panutan
dalam hidup saya dan kedua adik saya terkasih, Putri Tessalonika Purba
Siboro dan Devianne Atalya Purba Siboro, yang telah memberikan dukungan,
motivasi, semangat dan doa serta materi dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini dengan baik. Semua ini kupersembahkan buat keluarga tersayang.
10. Buat rekan-rekan mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara Program Studi DIII Keperawatan Stambuk 2013 khususnya teman
seperjuangan saya yang telah memberikan dukungan pada penulisan Karya
Tulis Ilmiah ini yaitu Cindy Christine Sitohang dan Nova Hibelda Sihombing
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik isi maupun susunannya. Maka dengan segala kerendahan hati
penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua pihak yang
dapat menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.
Medan, Juni 2016
Penulis
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................... 3
C. Manfaat .................................................................................................. 3
BAB II PENGELOLAAN KASUS ............................................................... 5
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan
Dasar Nutrisi (Ketidakefektifan Pemberian ASI) pada Ibu Nifas ........ 5
1. Pengkajian................................................................................. 5
2. Analisa Data.............................................................................. 8
3. Rumusan Masalah..................................................................... 10
4. Perencanaan.............................................................................. 10
B. Asuhan Keperawatan Kasus................................................................. 13
1. Pengkajian................................................................................... 13
2. Analisa Data................................................................................ 24
3. Rumusan Masalah....................................................................... 26
4. Perencanaan................................................................................. 28
5. Implementasi............................................................................... 31
6. Evaluasi....................................................................................... 31
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 35
A. Kesimpulan........................................................................................... 35
B. Saran..................................................................................................... 36
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 37
LAMPIRAN
Catatan Perkembangan
Leaflet
Satuan Acara Penyuluhan
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa setelah
melahirkan 6 minggu atau 40 hari menurut hitungan awam merupakan masa nifas,
dan penting sekali untuk terus dipantau. Nifas merupakan masa pembersihan
rahim, sama halnya seperti masa haid. Darah nifas mengandung trombosit, sel-sel
degeneratif, sel-sel nekrosis atau sel mati, dan sel-sel endometrium yang sisa.
Mungkin ada ibu yang merasa heran ketika darah nifasnya cepat berhenti,
sementara ada pula yang waswas dan khawatir karena darah nifasnya masih keluar
melewati masa 40 hari (Hutahaean, 2009).
Salah satu adaptasi fisiologi yang dialami saat nifas adalah pengeluaran ASI.
Terbentuknya ASI dipengaruhi hormon terutama prolaktin ini merupakan hormon
laktogenik yang menentukan dalam hal pengadaan dan mempertahankan skresi air
ibu (Ambarwati, 2009).
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu, apabila
makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan akan
mempengaruhi produksi ASI, karena kelenjar ASI tidak dapat bekerja dengan
sempurna tanpa makanan yang cukup. Untuk membentuk produksi ASI yang baik,
makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak, dan vitamin serta
mineral yang cukup selain itu ibu dianjurkan minum lebih banyak kurang lebih 8-
12 gelas/hari (Ambarwati, 2009).
Faktor-faktor yang berperan terhadap produksi ASI adalah nutrisi. Nutrisi atau
gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya.
Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat 25%,
karena berguna untuk proses kesembuhan karena sehabis melahirkan dan untuk
memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi. Semua itu akan
meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa (Ambarwati, 2009).
Menu seimbang ibu nifas adalah susunan makanan yang diperlukan oleh ibu
nifas sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dalam tubuh supaya tubuh dalam
Universitas Sumatera Utara
keadaan sehat. Tujuan pemberian makanan pada ibu nifas adalah memulihkan
tenaga ibu, memproduksi ASI yang bernilai gizi tinggi, mempercepat
penyembuhan luka, dan mempertahankan kesehatan. Hidangan bergizi yang
dibutuhkan ibu menyusui terdiri atas zat tenaga (hidrat arang, lemak, protein), zat
pembangun (protein, vitamin, mineral, air), dan zat pengatur atau pelindung
(vitamin, air, dan mineral) (Roito, 2013).
Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan oleh timbulnya beberapa
masalah, baik masalah pada ibu nifas maupun bayi. Masalah dari ibu yang timbul
selama menyusui dapat dimulai sebelum persalinan (periode antenatal), pada
pascapersalinan dini dan pasca persalinan lanjut. Selain itu, ibu mengeluhkan
bayinya sering menangis atau ‘’menolak’’ dengan alasan bahwa ASI yang
disusukannya tidak cukup, rasanya tidak disukai bayi, tidak berkualitas atau
alasan lain yang akhirnya memutuskan untuk tidak lagi menyusui. Pada masa
menyusui antenatal masalah yang sering timbul adalah kurang atau salah
informasi, puting susu datar atau terbenam. Pada masa menyusui pascapersalinan
dini masalah yang muncul yaitu puting susu lecet, payudara bengkak, dan mastitis
(peradangan pada payudara). Sedangkan pada masa menyusui pascapersalinan
lanjut masalah yang muncul adalah sindrom ASI kurang dan ibu bekerja (Roito,
2013).
Asuhan keperawatan pada post partum adalah salah satu pelayanan kesehatan
utama yang diperkirakan dapat menurunkan angka kematian ibu sampai (25%).
selain itu diadakannya sistem rujukan yang efektif yang dapat mengurangi
angka kematian ibu dan anak. Dengan adanya tingkat kematian ibu Post
Partum yang masih cukup tinggi merupakan tantangan bagi tenaga kesehatan
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang komperhensif dan memuaskan
agar dapat menurunkan angka kematian ibu dan anak (Saleha, 2009).
Berdasarkan hal tersebut pentingnya pelayanan kesehatan ibu post partum
maka penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan nutrisi
(ketidakefektifan peberian ASI) yang dituangkan dalam karya tulis ilmiah
“Asuhan Keperawatan pada NY. E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar
Nutrisi (Ketidakefektifan Pemberian ASI) pada Ibu Nifas di Lingkungan I,
Kelurahan Siti Rejo II, Kecamatan Medan Amplas”.
Universitas Sumatera Utara
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan
dalam menerapkan proses keperawatan pada individu dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny. E dengan prioritas masalah
kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan pemberian ASI) pada ibu nifas
penulis mampu:
- Melakukan pengkajian kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan
pemberian ASI) pada ibu nifas.
- Menegakkan diagnosa kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan
pemberian ASI) pada ibu nifas.
- Melakukan intervensi masalah kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan
pemberian ASI) pada ibu nifas.
- Melakukan implementasi berdasarkan rencana keperawatan yang sudah
dibuat untuk masalah kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan pemberian
ASI) pada ibu nifas.
- Melakukan evaluasi hasil akhir terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilakukan pada masalah nutrisi (ketidakefektifan pemberian ASI) pada
ibu nifas.
C. Manfaat
− Bagi kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat dijadikan masukan untuk
menambah dan meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa
keperawatan serta pembaca pada umumnya dalam memberikan asuhan
keperawatan.
− Bagi praktik keperawatan diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan
yang komprehensif dan berpikir kritis dalam melakukan asuhan kepada klien
khususnya dengan kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan pemberian ASI).
Universitas Sumatera Utara
− Bagi kebutuhan klien diharapkan menambah wawasan dan informasi dalam
mengatasi nutrisi (ketidakefektifan pemberian ASI) yang muncul sebelum
tindakan medikasi diberikan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
PENGELOLAHAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar
Nutrisi (Ketidakefektifan Pemberian ASI) pada Ibu Nifas
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang dibutuhkan
untuk mengevaluasi keadaan ibu. Merupakan langkah pertama untuk
mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi pasien (Potter & Perry, 2005).
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan selama pengkajian yaitu (Roito,
2013):
a. Tekanan darah, suhu tubuh, denyut nadi.
b. Payudara dan puting susu.
c. Lokea seperti warna , jumlah, bau.
d. Perineum seperti edema, inflamasi, hematoma, pus, bekas luka.
e. Episiotomi atau robek, jahitan, memar, hemoroid seperti wasir atau
ambeien.
f. Ekstremitas seperti varises, betis apakah lemah dan panas, edema.
Perawat dapat menanyakan riwayat kesehatan dan keluhan ibu terkait
ketidakefektifan pemberian ASI seperti:
a. Makanan
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu,
apabila makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang
diperlukan akan mempengaruhi produksi ASI, karena kelenjar pembuatan
ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang cukup.
Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut
(Saleha, 2009):
1. Mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
2. Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral,
dan vitamin yang cukup.
Universitas Sumatera Utara
3. Minum lebih banyak kurang lebih 8-12 gelas/hari
4. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya
selama 40 hari pascapersalinan.
5. Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin
A kepada bayinya memalui ASI.
Bahan makanan yang dibatasi untuk ibu menyusui (Ambarwati, 2009):
1. Yang merangsang, seperti: cabe, merica, jahe, kopi, alkohol.
2. Yang membuat kembung, seperti: ubi, singkong, kool, sawi dan daun
bawang.
3. Bahan makanan yang banyak mengandung gula dan lemak.
b. Ketenangan jiwa dan pikiran
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu
dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai bentuk
ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak akan
terjadi produksi ASI. Untuk memproduksi ASI yang baik harus dalam
keadaan tenang (Ambarwati, 2009).
c. Penggunaan alat kontrasepsi
Penggunaan alat kontasepsi pada ibu menyusui, perlu diperhatikan agar
tidak mengurangi produksi ASI. Contoh alat kontrasepsi yang bisa
digunakan adalah kondom, IUD, pil khusus menyusui ataupun suntik
hormonal 3 bulan (Rukiyah, 2011).
d. Perawatan payudara
Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara mempengaruhi
hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin (Rukiyah,
2011).
e. Anatomis payudara
Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi ASI. Selain
itu, perlu diperhatikan juga bentuk anatomis papila atau puting susu ibu.
Universitas Sumatera Utara
Faktor fisiologi: ASI terbentuk oleh karena pengaruh dari hormon
prolaktin yang menentukan produksi dan mempertahankan sekresi air
susu (Rukiyah, 2011).
f. Pola istirahat
Bila kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam menjalankan
fungsinya dengan demikian pembentukan dan pengeluaran ASI berkurang
(Ambarwati, 2009).
g. Pola isapan anak atau frekuensi peyusuan
Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan
pengeluaran ASI akan semakin banyak. Akan tetapi, frekuensi penyusuan
pada bayi prematur dan cukup bulan berbeda. Studi mengatakan bahwa
pada produksi ASI bayi prematur akan optimal dengan pemompaan ASI
lebih dari 5 kali per hari selama bulan pertama setelah melahirkan.
Pemompaan dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusu.
Sedangkan pada bayi cukup bulan frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali
perhari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan
dengan produksi ASI yang cukup. Sehingga direkomendasikan penyusuan
paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan.
Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon
dalam kelenjar payudara (Rukiyah, 2011).
h. Konsumsi rokok dan alkohol
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan menggangu hormon
prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi
pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat pelepasan
oksitosin (Rukiyah, 2011).
Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu
merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun
disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosit (Rukiyah, 2011).
Universitas Sumatera Utara
Untuk membantu usaha ibu dalam memperbanyak ASI, maka wajib kita
melakukan usaha peningkatan penggunaan ASI dengan cara:
Meningkatkan fasilitas bagi ibu bekerja; Cuti menyusi 4 bulan: Selama
cuti hanya memberi ASI: Ada waktu untuk memerah ASI. Ada fasilitas
untuk memerah dan menyimpan ASI (Rukiyah, 2011).
2. Analisa Data
Pengumpulan data adalah informasi tentang pasien yang dilakukan secara
sitematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan
keperawatan dan kesehatan pasien. Dari informasi yang terkumpul,
didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien (Potter
& Perry, 2005).
Batasan karakteristik yang terkait dengan ketidakefektifan pemberian ASI
menurut NANDA adalah:
a. Subjektif
Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah abortus atau tidak,
keterangan ibu tentang umur, keterangan ibu tentang keluhannya
mengenai ketidakefektifan pemberian ASI, contohnya:
− Persepsi suplai ASI yang dikeluarkan kurang dari harapan
− Ketidakpuasan proses menyusui
− Keterlambatan produksi ASI
− Menolak menyusu
b. Objektif
Data yang dapat dikukur, dapat diperoleh menggunakan panca indra (lihat
dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Data-data yang terkait
ketidakefektifan pemberian ASI yaitu:
− Ketidakadekuatan suplai ASI
− Menggeliat dan menangis di payudara ibu
− Rewel dan menangis dalam waktu satu jam setelah menyusui
− Ketidakmampuan bayi untuk menempel pada payudara ibu dengan
benar
Universitas Sumatera Utara
− Pengosongan masing-masing payudara setiap kali menyusui yang
tidak sempurna
− Kesempatan untuk mengisap pada payudara yang tidak mencukupi
− Mengisap pada payudara tidak kontinue
− Menunjukkan tanda ketidakadekuatan asupan bayi
− Puting terus lecet pada minggu pertama
− Menolak untuk lacth on
− Tidak berespon terhadap tindakan kenyamanan
Faktor yang berhubungan terkait ketidakefektifan pemberian ASI
menurut NANDA yaitu:
− Ambivalensi ibu
− Anomali payudara ibu
− Ansietas ibu
− Defek orofaring
− Diskontinuitas pemberian ASI
− Keletihan ibu
− Keluarga tidak mendukung
− Keterlambatan laktogen II
− Kurang pengetahuan orang tua tentang pentingnya pemberian ASI
− Kurang pengetahuan orang tua tentang tenknik menyusui
− Masa cuti melahirkan yang pendek
− Asupan cairan yang tidak adekuat
− Obesitas ibu
− Pembedahan payudara sebelumnya
− Penggunaan dot
− Prematuritas
− Reflek isap bayi yang buruk
− Riwayat kegagalan menyusui sebelumnya
− Suplai ASI tidak cukup
− Tidak cukup waktu untuk menyusu ASI
− Menolak payudara
Universitas Sumatera Utara
3. Rumusan masalah
Perumusan masalah keperawatan didasarkan pada identifikasi kebutuhan
klien. Bila data pengkajian mulai menunjukkan masalah, perawat diarahkan
pada pemilihan diagnosa untuk mengidentifikasi kebutuhan klien, perawat
terlebih dahulu menentukan apa masalah kesehatan klien dan apakah masalah
tersebut potensial atau aktual (Potter & Perry, 2005).
Diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan nutrisi menurut
NANDA yaitu:
a. Ketidakcukupan ASI
b. Ketidakefektifan pemberian ASI
c. Diskontinuitas pemberian ASI
d. Kesiapan meningkatkan pemberian ASI
e. Ketidakefektifan pola makan bayi
f. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
g. Kesiapan meningkatkan nutrisi
h. Obesitas
i. Berat badan berlebih
j. Resiko berat badan berlebih
k. Gangguan menelan
4. Perencanaan
Perencanaan adalah teori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang
berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005).
Perencanaan yang diberikan terkait dengan ketidakefektifan pemberian
ASI berdasarkan NIC:
− Bantuan pemberian ASI: Menyiapkan seorang ibu baru untuk menyusui
bayinya.
− Konseling laktasi: menggunakan proses bantuan interaktif untuk
membantu memperhatikan keberhasilan menyusui.
− Supresi laktasi: memfasilitasi penghentian prosuksi ASI dan
meniminalkan kongesti payudara setelah melahirkan
Universitas Sumatera Utara
Hasil NOC
a. Kemantapan pemberian ASI: bayi, perlekatan bayi yang sesuai pada dan
proses menghisap dari payudara ibu untuk memperoleh nutrisi selama 3
minggu pertama pemberian asi
b. Kemantapan pemberian ASI: ibu, kemantapan ibu untuk membuat bayi
melekat dengan tepat dan menyusu dari payudara ibu untuk memperoleh
nutrisi selama 3 minggu pertama pemberian asi
c. Pemeliharaan pemberian ASI: keberlangsungan pemberian asi untuk
menyediakan nutrisi bagi bayi
d. Penapihan pemberian asi: diskontinuitas progresif pemberian asi
e. Pengetahuan pemberian ASI: tingkat pemahaman yang ditunjukkan
mengenai laktasi dan pemberian makan bayi melalui proses pemberian asi
Pengkajian:
a. Kaji pengetahuan dan pengalaman ibu dalam pemberian ASI.
b. Kaji kemampuan bayi untuk latch on dan mengsap secara efektif.
c. Kaji pada periode awal pranatal untuk adanya faktor resiko
ketidakefektifan pemberian ASI (misalnya usia dibawah 20 tahun, status
sosioekonomi yang rendah, puting inversi).
d. Kaji ketidaknyamanan (seperti puting lecet, kongesti payudara).
e. Konseling laktasi (NIC):
− Tentukan keinginan dan motivasi ibu untuk menyusui
− Evaluasi pemahaman ibu tentang syarat menyusu dari bayi (misalnya,
refleks rooting, mengisap, dan terjaga)
− Pantau keterampilan ibu dalam menempelkan bayi ke puting
− Pantau integritas kulit puting
Penyuluhan untuk pasien/keluarga:
a. Instruksikan ibu dalam teknik menyusui yang meningkatkan keterampilan
dalam menyusui bayinya.
b. Instruksikan ibu untuk untuk menggunakan kedua payudaranya setiap kali
menyusui.
Universitas Sumatera Utara
c. Instruksikan kepada ibu tentang alat pemompa payudara untuk
mengurangi kongesti payudara memungkinkan puting menonjol dan
teknik untuk mempertahankan suplai ASI selama penundaan atau
penghentian refleks mengisap bayi.
d. Instruksikan ibu tentang kebutuhan untuk istirahat yang adekuat dan
asupan cairan.
e. Konseling laktasi (NIC):
− Sediakan informasi tentang keuntungan dan kerugian pemberian ASI.
− Perbaiki salah konsepsi, salah informasi, dan ketidakakuratan tentang
pemberian ASI.
− Demontrasikan latihan menghisap, jika perlu.
− Rekomendasikan perawatan payudara, jika perlu.
Universitas Sumatera Utara
B. Asuhan Keperawatan Kasus
1. Pengkajian
A. BIODATA
Nama : Ny. E
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 26 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jln. Pembangunan, Lingkungan I, Kelurahan Siti
Rejo II, Kecamatan Medan Amplas
Nifas : Nifas hari ke 14
Tanggal Persalinan : 11 Mei 2016
Tanggal Pengkajian : 24 Mei 2016
B. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan setelah melahirkan ASI tidak keluar selama seminggu
sehingga bayi diberi susu formula (keterlambatan produksi ASI), klien
mengatakan bayi menolak menyusu, klien mengatakan puting susu tidak
keluar, klien mengatakan ASI nya keluar setelah seminggu persalinan tetapi
produksi ASI nya hanya sedikit, klien mengatakan tidak tahu cara perawatan
payudara, isapan bayi pada payudara tidak kontinue dan bayi menolak untuk
lacth on.
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
a. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya:
Klien mengatakan bayinya menolak menyusu karena puting susu tidak
menonjol keluar
Universitas Sumatera Utara
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan:
Klien mengatasinya hanya dengan memberi bayi susu formula.
b. Severity : klien menyatakan keinginan untuk meningkatkan kemampuan
memberi ASI eksklusif
D. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
a. Penyakit yang pernah dialami :Pasien mengatakan tidak
mempunyai penyakit
b. Pengobatan/tindakan yang dilakukan : Tidak ada
c. Pernah dirawat/dioperasi : Pasien tidak pernah dirawat di
rumah sakit
d. Lama dirawat : Tidak ada
e. Alergi : Pasien tidak mempunyai riwayat
alergi
f. Imunisasi : Lengkap
E. KESEHATAN KELUARGA
a. Orang tua
Orang tua pasien tidak memiliki penyakit berat.
b. Saudara kandung
Saudara kandung pasien tidak memiliki riwayat penyakit.
c. Penyakit keturunan yang ada
Pada garis keturunan, keluarga klien tidak memiliki penyakit keturunan.
d. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada keluarga klien yang memiliki riwayat atau mengalami gangguan
jiwa.
e. Anggota keluarga yang meninggal
Tidak ada anggota keluarga pasien yang meninggal
f. Penyebab meninggal
Tidak ada.
Universitas Sumatera Utara
F. RIWAYAT OBSTETRIK
G: 1 P: 1 A: 0 TTP:11 Mei 2016
NO Umur Kompikasi/Masalah Kondisi
Anak
Penolong
Kehamilan Persalinan Nifas
1 2
minggu
Tidak ada
masalah
Normal Tidak
ada
masalah
Baik dan
Sehat
Bidan
G. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
a. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Persepsi klien terhadap pemberian ASI itu adalah pemberian ASI sangat
penting, tetapi klien tidak tahu cara mengatasinya.
b. Konsep diri:
− Gambaran diri
Klien menerima seluruh bagian tubuhnya, tanpa merasa ada yang kurang
− Ideal diri
Klien menginginkan mampu memberi ASI kepada bayinya
− Harga diri
Klien cukup dihargai di lingkungan sekitar dan dalam pengambilan
keputusan di lingkungan keluarga
− Peran diri
Klien berperan sebagai orang tua dan sebagai istri yang memiliki satu
anak.
− Identitas
Semenjak melahirkan pasien hanya melakukan aktivitas di rumah seperti
merawat bayinya.
c. Keadaan emosi : Keadaan emosi klien stabil
Universitas Sumatera Utara
d. Hubungan sosial
− Orang yang berarti:
Orang tua, terutama ibu klien adalah orang yang berarti bagi klien.
− Hubungan dengan keluarga:
Hubungan klien dengan keluarga baik
− Hubungan dengan orang lain:
Hubungan klien dengan orang lain baik, tampak teman-teman dan
tetangga klien datang menjenguk klien.
− Hambatan dalam hubungan dengan orang lain:
Klien tidak memiliki hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
e. Spirilual
− Nilai dan keyakinan
Klien meyakini Allah SWT sebagai Tuhan yang berkuasa atas segalanya
dan hanya kepada-Nya tempat memohon.
− Kegiatan ibadah
Klien rajin mengerjakan shalat 5 waktu.
H. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
Tingkat kesadaran klien baik
b. Tanda-tanda vital
− Suhu tubuh : 36,8 oC
− Tekanan darah : 110/70 mmHg
− Nadi : 78 x/menit
− Pernapasan : 20 x/menit
− TB : 158 cm
− BB : 55 kg
Universitas Sumatera Utara
c. Pemeriksaan Head to toe
Kepala dan rambut
− Bentuk : Simetris
− Ubun-ubun : Normal, fontanel berada di tengah, tidak tedapat lesi
− Kulit kepala : Bersih
Rambut
− Penyebaran dan keadaan rambut : Penyebaran merata, dengan rambut
lurus
− Bau : Rambut klien tidak bau
− Warna kulit : Hitam
Wajah
− Warna kulit : Putih
− Struktur wajah : Simetris
Mata
− Kelengkapan dan kesimetrisan : Normal, simetris antara dextra dan
sinistra
− Palpebra : Normal, dapat menutup dan
membuka mata, tidak ada kemerahan.
− Konjungtiva dan skela : Konjungtiva tidak anemis, sklera
putih tidak ikterik
− Pupil : Isokor (sama kanan kiri), posisi di
tengah
− Cornea dan iris : Tidak dilakukan pemeriksaan
− Visus : penglihatan pasien bagus
− Tekanan bola mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
Universitas Sumatera Utara
Hidung
− Tulang hidung dan posisi septum nas : Normal, berada di tengah.
− Lubang hidung : Normal, simetris antara
dextra dan sinistra
− Cuping hidung : Tidak ada pernapasan
cuping hidung
Telinga
− Bentuk telinga : Simetris antara dextra dan sinistra
− Ukuran teringa : Normal
− Lubang telinga : Normal, tidak ada lateralisasi telinga kanan dan
kiri
Mulut dan faring
− Keadaan bibir : Normal dan lembab
− Keadaan gusi dan gigi : Gusi klien merah muda dan gigi klien
lengkap
− Keadaan lidah : Lembab
− Orofaring : Normal, tampak klien tidak mengalami
gangguan dalam proses menelan
Leher
− Posisi trachea : Berada di tengah
− Thyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
− Suara : Suara klien jelas
− Kelenjar limfa : Tidak ada pembesaran kelenjar limfa
− Vena jugularis : Tidak ada pembesaran vena jugularis
− Denyut nadi karotis : Teraba kuat
Pemeriksaan integumen
− Kebersihan : Kulit klien bersih
− Kehangatan : Akral hangat
Universitas Sumatera Utara
− Warna : Putih
− Turgor : Kembali < 3 detik
− Kelembapan : Kulit teraba lembab
− Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan pada kulit
Pemeriksaan payudara
− Ukuran dan betuk : Normal, ukuran sama
− Warna payudara dan aerola : aerola berwarna hitam.
− Kondisi payudara dan puting : Kondisi payudara kotor, puting klien tidak
menonjol keluar
− Produksi ASI : Produksi ASI klien hanya sedikit.
Pemeriksaan thoraks/dada
− Pernapasan (frekuensi, irama) : Pola napas pasien teratur, RR: 20
x/mentit
− Tanda kesulitas bernapas : Tidak ada
Pemeriksaan paru
− Palpasi getaran suara : Simetris antara dextra dan sinistra saat klien
bernapas
− Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
− Auskultasi : Tidak terdapat suara tambahan
Pemeriksaan abdomen
− Inspeksi : Normal, tidak ada massa, tidak ada trauma
− Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak dijumpai massa, tanda acites
(−)
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
− Genetalia : Rambut pubis ada
− Anus : Anus pasien normal
Universitas Sumatera Utara
− Pada ibu nifas (kondisi lochea, konsistensi warna, bau, kondisi perineum;
episiotomi ada/tidak, REEDA) :
Lochea klien berwarna putih kekuningan (lochea alba), eposiotomi ada,
kondisi perineumnya sudah membaik, tanda REEDA tidak ada yaitu
redness (kemerahan), edema (bengkak), drainage (rembesan), dan
approximatly (jahitan tidak menyatu) tidak ada.
Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas
− Kesimetrisan : Simetris antara dextra dan sinistra
− Kekuatan otot : Kuat
− Edema : Tidak ada edema
Pemeriksaan neurologi (Nervus cranial)
− Nervus Optikus : Mampu membaca dalam jarak 1 meter
− Nervus Okulamotorik, Trochlehar, dan Abducen :
Bola mata dapat melihat kearah vertical, horizontal, dan rotatoar, pupil
isokor, pupil mengecil ketika diberi rangsangan cahaya
− Nervus Trigeminus : Otot masetter dan temporalis sebagai otot
mengunyah normal
− Nervus Fasialis : Klien dapat menggelembungkan pipi,
mengerutkan dahi, tersenyum, dan tertawa
− Nervus Koklearis : Klien dapat mendengarkan bunyi arloji
− Nervus Glosofaringeus : Uvula berada di tengah, tidak ada tanda
meradang
− Nervus Vagus : Klien mampu menelan
− Nervus Hypoglosus : Klien dapat menjulurkan lidah dan
menggulang
Fungsi motorik
Klien dapat mengangkat tangan, mengangkat kaki, duduk, dan berganti
posisi.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi sensorik (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas, dingin,
getaran)
Klien mampu membedakan benda yang bertekstur halus dan kasar, dapat
membedakan panas dan dingin.
I. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
a. Pola makan dan minum
− Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari
− Nafsu/selera makan : Nafsu makan klien bagus
− Nyeri ulu hati : Tidak ada
− Alergi : Tidak ada riwayat alergi
− Mual dan muntah : Tidak ada mual dan muntah
− Waktu pemberian makan : Pagi pukul 08.00, siang pukul 13.00, dan
malam 20.00 WIB
− Jumlah dan jenis makanan : Jenis makanan yang diberikan yaitu nasi,
ikan, sayur dan buah, serta klien tidak suka minum susu.
− Waktu pemberian cairan/minum :
Klien minum saat setelah beraktivitas dan selesai makan serta disaat klien
haus, klien minum kurang lebih 7 gelas (1050 ml gelas/hari)
− Masalah makan dan minum : Klien tidak mempunyai masalah
dalam makan dan minum
b. Aktivitas/Istirahat
Sebelum melahirkan
− Tidur malam : 6-8 jam yaitu pukul 23.00 – 06.00 WIB
− Tidur siang : klien tidak terbiasa tidur siang
− Kwantitas : kadang klien terbangun di malam hari karena ingin BAK
Setelah melahirkan
− Tidur malam : klien tidur lebih awal yaitu pukul 21.00 – 01.00 WIB
− Tidur siang : pukul 11.00 – 14.00 WIB
Universitas Sumatera Utara
− Kwantitas : klien sering terbangun, setiap pukul 01.00 WIB, pukul
03.00 WIB serta pukul 04.00 WIB karena bayinya rewel, susah untuk
memulai tidur lagi, klien merasa kelelahan, mengantuk, kurang energi,
kurang minat terhadap sekitar dan tidur nya tidak memuaskan karena
tanggung jawab nya sebagai orang tua.
c. Perawatan diri/personal hygiene
− Kebersihan tubuh : Bersih
− Kebersihan gigi dan mulut : Bersih, tidak terdapat plak dan
karies
− Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku klien panjang
d. Pola kegiatan/aktivitas
− Uraian aktivitas pasien untuk mandi makan, eliminasi, ganti
pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total
Aktivitas sehari-hari klien dilakukan seicara mandiri. Kegiatan atau
aktivitas setiap harinya yaitu mengurus bayi nya.
− Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit
Selama dirawat dirumah klien tetap dapat menjalan shalatnya.
J. POLA ELIMINASI
a. BAB
− Pola BAB : Normal, 1 kali sehari
− Karakteristik feses : Normal, feses berbentuk dan berwarna kuning
− Riwayat pendarahan : Tidak ada riwayat pendarahan
− BAB terakhir : 1 hari yang lalu
− Diare : Tidak ada
− Penggunaan laktasif : Tidak ada
Universitas Sumatera Utara
b. BAK
− Pola BAK : 6-7 kali / hari
− Karakteristik urin : kuning
− Kesulitan BAK : Tidak ada kesulitan BAK
− Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada riwayat penyakit
ginjal
− Penggunaan diuretik : Tidak ada penggunaan
diuretik
− Upaya mengatasi masalah : Tidak ada
K. MEKANISME KOPING
Adaptif, menyelesaikan masalah dengan berdiskusi dengan anggota keluarga.
Universitas Sumatera Utara
2. Analisa Data
No Data Penyebab Masalah
Keperawatan
1 DS:
− Klien mengatakan setelah
melahirkan ASI tidak keluar
selama seminggu sehingga
bayi diberi susu formula
(keterlambatan produksi ASI)
− Klien mengatakan bayi
menolak menyusu
− Klien mengatakan produksi
ASI nya hanya sedikit setelah
seminggu melahirkan
− Klien mengatakan tidak tahu
cara perawatan payudara.
DO:
− Riwayat obstetri: G1P1A0
− Tampak ketidakadekuatan
suplai ASI
− Puting susu klien tidak
menonjol keluar
− Payudara dan puting tampak
kotor
− Isapan bayi pada payudara
tidak kontinue
− Bayi menolak untuk lacth on
Primipara
Adaptasi Fisiologi
Rendah
Produksi ASI
Sedikit
Anomali
Payudara Ibu
Ketidakefektifan
Pemberian ASI
Ketidakefektifan
pemberian ASI
Universitas Sumatera Utara
2. DS:
− Klien mengatakan kurang
puas dengan tidur nya karena
tanggung jawab menjadi
orang tua.
− Sebelum melahirkan klien
tidur malam jam 6-8 jam
yaitu pukul 23.00 – 06.00
WIB, setelah melahirkan
tidur malam klien lebih cepat
yaitu pukul 21.00 – 01.00
WIB
− Klien mengatakan sering
terbangun, setiap pukul 01.00
WIB, pukul 03.00 WIB serta
pukul 04.00 WIB karena
bayinya rewel
− Susah untuk memulai tidur
lagi jika terbagun di malam
hari.
DO:
− TTV:
TD: 110/70 mmHg
HR: 78 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,8 0C
− Riwayat obstetri: G1P1A0
− Klien tampak lelah
− Klien tampak mengantuk
− Klien tampak kurang energi
− Klien tampak kurang minat
Primipara
Peran baru
sebagai ibu
Susah beradaptasi
Gangguan tidur
Keletihan
Keletihan
Universitas Sumatera Utara
terhadap sekitar
− Kebutuhan istirahat klien
meningkat seperti sebelum
melahirkan klien tidak
terbiasa tidur siang, tetapi
setelah melahirkan klien tidur
siang sekitar 2-3 jam yaitu
dari pukul 11.00 – 14.00 WIB
dan tidur malam klien lebih
cepat 21.00 WIB
3. Rumusan Masalah
Masalah Keperawatan
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah
kesehatan. Masalah yang muncul berdasarkan prioritas yang didasari kriteria
yang harus ditangani dan segera. Berikut beberapa masalah yang muncul
berdasarkan analisa data:
1. Ketidakefektifan pemberian ASI
2. Keletihan
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pemberian ASI b/d anomali payudara ibu d/d klien
mengatakan setelah melahirkan ASI tidak keluar selama seminggu
sehingga bayi diberi susu formula (keterlambatan produksi ASI), bayi
menolak menyusu, produksi ASI hanya sedikit setelah seminggu
melahirkan, klien mengatakan kurang mengetahui cara perawatan
payudara, puting susu tidak menonjol keluar, payudara dan puting tampak
kotor, isapan bayi pada payudara tidak kontinue, bayi menolak untuk lacth
on, tampak ketidakadekuatan suplai ASI dan riwayat obstetri: G1P1A0
Universitas Sumatera Utara
2. Keletihan b/d gangguan tidur d/d klien mengatakan kurang puas dengan
tidurnya karena tanggung jawab menjadi orang tua, sebelum melahirkan
klien tidur malam jam 6-8 jam yaitu pukul 23.00 – 06.00 WIB, setelah
melahirkan tidur malam klien lebih cepat yaitu pukul 21.00 – 01.00 WIB,
sering terbangun, setiap pukul 01.00 WIB, pukul 03.00 WIB serta pukul
04.00 WIB karena bayinya rewel, kebutuhan istirahat klien meningkat
seperti sebelum melahirkan klien tidak terbiasa tidur siang tetapi setelah
melahirkan klien tidur siang sekitar 2-3 jam yaitu dari pukul 11.00 –
14.00 WIB, susah untuk memulai tidur lagi, klien tampak lelah,
mengantuk, kurang energi dan kurang minat terhadap sekitarnya, riwayat
obstetri: G1P1A0, TTV: TD: 110/70 mmHg, HR: 78 x/menit, RR: 20
x/menit, T: 36,8oC
Universitas Sumatera Utara
4. Perencanaan
Hari/
tanggal
No.
Dx
Perencanaan Keperawatan
Rabu/
25 Mei
2016
1. Tujuan dan Kriteria Hasil:
Tujuan : Pasien mengetahui tentang cara perawatan
payudara bagi ibu menyusui.
Kriteria hasil :
1. Klien mengetahui cara merawat payudara bagi ibu
menyusui
2. ASI keluar
3. Payudara bersih
4. Bayi mau menyusu
Rencana Tindakan Rasional
1) Kaji penyebab kurang
produksi ASI
2) Ajarkan ibu tentang
kebutuhan nutrisinya
3) Jelaskan kepada klien
tentang pentingnya manfaat
ASI
4) Anjurkan kepada klien
untuk melatih bayi agar
dapat menghisap putting susu
dengan baik karena dapat
merangsang puting ibu
keluar.
− Membantu intervensi
selanjutnya
− Untuk menurunkan
ansietas
− Membantu
mempertahankan suplai
ASI yang adekuat
− Klien akan mengerti
dan senang menyusui
bayinya
Universitas Sumatera Utara
5) Instruksikan kepada ibu
tentang alat pemompa
payudara untuk mengurangi
kongesti payudara
6) Lakukan perawatan payudara
pada anomali payudara ibu
dengan cara perawatan
menurut HOFFMAN
7) Berikan leaflet perawatan
payudara untuk menambah
wawasan ibu
− Memungkinkan puting
menonjol keluar
− Untuk membantu
pengeluaran puting ibu
− Membantu memenuhi
kebutuhan
pembelajaran ibu
Rabu/25
Mei
2016
2. Tujuan dan Kriteria Hasil:
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pola
istirahat klien kembali normal.
Kriteria hasil :
jumlah jam tidur klien cukup, pola tidur normal, kualitas
tidur cukup
Rencana Tindakan Rasional
1) Pantau dan catat pola tidur
pasien dan jumlah jam
tidurnya
2) Anjurkan klien untuk
mengatur antara istirahat dan
perawatan bayi
3) Libatkan keluarga dalam
perawatan anak agar ibu
− Membantu intervensi
selanjutnya
− Agar kebutuhan
istirahat dan tidur klien
terpenuhi.
− Agar ibu dapat
beristirahat dengan
Universitas Sumatera Utara
dapat beristirahat dengan
cukup
4) Ciptakan suasana lingkungan
yang terapeutik
5) Anjurkan pasien melakukan
yang meningkatkan relaksasi
(membaca, mendengarkan
musik), dengan relaksasi
klien akan lebih tenang dan
membaca dan mendengarkan
musik merupakan aktifitas
yang tidak memerlukan
banyak energi.
6) Memantau tanda-tanda vital
untuk mengetahui ada
penurunan tanda-tanda vital
sebagai tanda adanya
keletihan
baik.
− Lingkungan yang
nyaman, membuat
istirahat lebih baik.
− Dengan meningkatkan
relaksasi maka istirahat
dan tidur pasien
menjadi lebih baik.
− Untuk mengetahui
adanya keletihan atau
tidak
Universitas Sumatera Utara
5. Implementasi
Hari/
Tanggal
No.
Dx
Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Rabu/
25 Mei
2016
1 1) Mengkaji penyebab kurang
produksi ASI seperti memeriksa
puting susu ibu dan makanan
yang di konsumsi pasien
2) Mengajarkan ibu tentang
kebutuhan nutrisinya seperti
menganjurkan ibu untuk
mengonsumsi makanan yang
bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi
protein, dan banyak mengandung
cairan yaitu susu, sayuran hijau
yang mengandung zat (bayam,
brokoli, buncis), buah berwarna
kuning dan jingga (tomat, pepaya,
mangga masak, alpukat, jambu
biji merah, pisang), dan minum
air putih 8-12 gelas/hari untuk
mengurangi dehidrasi.
3) Menjelaskan kepada klien tentang
pentingnya manfaat ASI karena
ASI bagus untuk pertumbuhan
bayi dan perkembangan
kecerdasan bayi
4) Melakukan perawatan payudara
pada anomali payudara ibu
S :
− Klien mengatakan
ASI keluar sedikit
− Klien mengatakan
jarang
membersihkan
payudara selama
hamil
− Klien mengatakan
susah menyusui
bayinya karena
puting susunya
tidak menonjol
− Klien mengatakan
kurang menetahui
cara perawatan
payudara
− Klien mengatakan
tidak sukak minum
susu.
Universitas Sumatera Utara
dengan cara:
a) Melakukan perawatan payudara
menurut HOFFMAN yaitu
dengan jari telunjuk/ibu jari
mengurut disekitar puting susu
kearah berlawanan sampai
merata:
− Basahi kedua telapak tangan
dengan minyak, tarik kedua
puting bersama-sama dan putar ke
dalam kemudian keluar sebanyak
20 kali.
− Puting susu dirangsang dengan
ujung washlap/handuk kering
yang digerakkan ke atas bawah
beberapa kali.
b) Melakukan perawatan puting susu
datar atau masuk ke dalam,
dengan cara lain yaitu sebagai
berikut:
− Letakkan kedua ibu jari di sebelah
kiri dan kanan puting susu,
kemudian tekan dan hentakkan ke
arah luar menjauhi puting susu
secara perlahan.
− Letakkan kedua ibu jari di atas
dan di bawah puting susu, lalu
tekan serta hentakkan ke arah luar
menjauhi puting susu secara
perlahan.
O :
− ASI keluar sedikit
− Payudara dan
puting susu tampak
kotor
− Puting susu tidak
menonjol ke luar
− Klien tampak
menghabiskan
makanannya
dengan porsi 1 nasi,
sayur dan ikan.
A : intervensi belum
teratasi
P : intervensi
dilanjutkan
Universitas Sumatera Utara
5) Memberikan pendidikan
kesehatan kepada klien
bagaimana cara perawatan
payudara untuk puting susu datar
dengan menggunakan leaflet,
isinya yaitu:
− Letakkan kedua ibu jari di sebelah
kiri dan kanan puting susu,
kemudian tekan dan hentakkan ke
arah luar menjauhi puting susu
secara perlahan.
− Letakkan kedua ibu jari di atas
dan di bawah puting susu, lalu
tekan serta hentakkan ke arah luar
menjauhi puting susu secara
perlahan.
− Lakukan langkah-langkah
perawatan tersebut 4-5 kali pagi
dan sore hari
Rabu/25
Mei
2016
2 1) Mamantau dan mencatat pola
tidur pasien dan jumlah jam
tidurnya dengan cara melakukan
wawancara kepada pasien.
2) Memberitahukan kepada klien
untuk mengatur antara istirahat
dan perawatan bayi
3) Melibatkan keluarga dalam
perawatan anak agar ibu dapat
beristirahat dengan cukup
S:
− Klien mengatakan
masih sering
terbangun, setiap
pukul 01.00 WIB,
pukul 03.00 WIB
serta pukul 04.00
WIB karena
bayinya rewel.
− Klien mengatakan
apabila sudah
terbangun susah
Universitas Sumatera Utara
4) Menciptakan suasana lingkungan
yang terapeutik sehingga pasien
merasa nyaman seperti
lingkungan yang tidak berisik,
lingkungan kamar yang bersih
dan nyaman, dan suhu yang tidak
terlalu panas.
5) Menganjurkan pasien melakukan
kegiatan yang dapat
meningkatkan relaksasi
(membaca, mendengarkan musik),
dengan relaksasi klien akan lebih
tenang dan membaca dan
mendengarkan musik merupakan
aktifitas yang tidak memerlukan
banyak energi.
6) Memantau tanda-tanda vital untuk
mengetahui ada penurunan tanda-
tanda vital sebagai tanda adanya
keletihan dengan menggunakan
stestoskop dan termometer.
untuk memulai
tidur kembali.
O:
− TTV:
Tekanan darah:
110/70 mmHg
Suhu: 36.8oC
Nadi: 78 x/menit
RR: 20 x/menit
− Tampak lingkar
hitam di sekeliling
mata pasien.
− Klien tampak
mengantuk
A: Masalah belum
teratasi
P: Intervensi
dilanjutkan
Universitas Sumatera Utara
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan studi kasus pada Ny. E berusia 26, dengan riwayat obstetri
G1P1A0 dan masa nifas yang ke-14. Berdasarkan pengkajian klien mengeluhkan
bahwa setelah melahirkan ASI tidak keluar selama seminggu sehingga bayi diberi
susu formula (keterlambatan produksi ASI), bayi menolak menyusu, karena
puting susu tidak keluar. Produksi ASI keluar sedikit setelah seminggu
melahirkan dan klien juga tidak tahu cara perawatan payudara. Hasil pemeriksaan
tekanan darah 110/70 mmHg, suhu tubuh 36,8 oC, nadi 78 x/menit, pernapasan
20 x/menit, TB 158 cm dan BB 55 kg. Payudara simetris, warna aerola hitam,
kondisi puting tidak menonjol keluar, ketidakadekuatan produksi ASI, bayi
menolak latching on dan isapan bayi pada payudara tidak kontinue. Saat ini
lochea berwarna putih kekuningan (lochea alba), terdapat episiotomi dan
pereniumnya sudah membaik. Tanda REEDA tidak ada yaitu redness
(kemerahan), edema (bengkak, echimosis (perdarahan di bawah kulit), drainage
(rembesan), dan approximatly (jahitan tidak menyatu) tidak ada.
Setelah dilakukan pengkajian keperawatan pada Ny. E ditemukan masalah
keperawatan yaitu ketidakefektifan pemberian ASI b/d anomali peyudara ibu.
Setelah itu dilakukan intervensi dan implementasi yang direncanakan selama 2
hari. Intervensi yang dapat dilakukan sesuai dengan kondisi pasien yaitu kaji
penyebab kurang produksi ASI, ajarkan ibu tentang kebutuhan nutrisinya,
jelaskan kepada klien tentang pentingnya manfaat ASI, lakukan perawatan
payudara menurut HOFFMAN dan berikan pendidikan kesehatan tentang
perawatan payudara untuk puting datar dengan menggunakan leaflet. Intervensi
yang tidak dapat dilakukan karena kodisi klien tidak sesuai yaitu anjurkan kepada
klien untuk melatih bayi agar dapat menghisap puting susu dengan baik karena
dapat merangsang puting ibu keluar, intervensi ini tidak dilakukan karena puting
ibu masih masuk ke dalam sehingga terlebih dahulu dilakukan perawatan
payudara, jika puting ibu sudah keluar maka dapat dilakukan intervensi tersebut.
Kemudian intervensi instruksikan kepada ibu tentang alat pemompa payudara
Universitas Sumatera Utara
untuk mengurangi kongesti payudara tidak dilakukan karena kondisi payudara ibu
tidak mengalami pembengkakan. Untuk diagnosa ketidakefektifan pemberian
ASI, intervensi dan implementasi yang direncanakan selama 2 hari dan hasil
evaluasi masalah hanya terasi sebagian.
B. SARAN
a. Bagi Instansi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan agar lebih banyak menyediakan buku yang
berhubungan dengan kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan pemberian
ASI) pada ibu nifas sebagai bahan acuan bagi mahasiswa guna meningkatkan
kualitas pendidikan khususnya mahasiswa DIII keperawatan
b. Bagi Praktik Keperawatan
Para praktisi keperawatan dapat meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan
pada klien dengan prioritas masalah kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan
pemberian ASI) pada ibu nifas
c. Bagi Mahasiswa
Agar menggali lebih dalam lagi ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan pemberian ASI) pada ibu nifas.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Potter, Pratricia A, dan Anne Griffin Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Volume 1. Jakarta:
EGC
Ambarwati. (2009). Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press
Roito, J. (2013). Asuhan Kebidanan Ibu Nifas & Deteksi Dini Komplikasi.
Jakarta: EGC
Rukiyah, Ai Y. (2011). Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: CV. Trans Info
Media.
Hutahean, S. (2009). Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas dan Ginekologi.
Jakarta: CV. Trans Info Media
Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Herdman. (2015). NANDA Internasional Inc. Diagnosis Keperawatan: Definisi &
Klasifikasi 2015-2017. Edisi 10. Jakarta: ECG
Wilkinson, Judith M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis
NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Edisi 9. Jakarta: EGC
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No.
DX
Hari/
Tanggal
Pukul Tindakan Keperawatan
Evaluasi
1 Rabu/25
Mei 2016
09.00
09.15
6) Mengkaji penyebab kurang produksi ASI
seperti memeriksa puting susu ibu dan
makanan yang di konsumsi klien.
7) Mengajarkan ibu tentang kebutuhan nutrisinya
seperti menganjurkan ibu untuk mengonsumsi
makanan yang bergizi tinggi, cukup kalori,
tinggi protein, dan banyak mengandung cairan
seperti susu, sayuran hijau yang mengandung
zat (bayam, brokoli, buncis), buah berwarna
kuning dan jingga (tomat, pepaya, mangga
masak, alpukat, jambu biji merah, pisang), dan
minum air putih 8-12 gelas/hari untuk
mengurangi dehidrasi.
EVALUASI:
S:
− Klien mengatakan kurang mengerti cara
perawatan payudara.
− Klien mengatakan tidak sukak minum susu
O:
− Payudara dan putting susu tampak kotor
− Putting susu tidak menonjol
− Klien tampak menghabiskan 1 porsi nasi,
sayur dan ikan
A: Intervensi belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Universitas Sumatera Utara
No.
DX
Hari/
Tanggal
Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi
2 Rabu/25
Mei 2016
09.30
09.55
10.15
1) Mamantau dan mencatat pola tidur pasien dan
jumlah jam tidurnya dengan cara melakukan
wawancara kepada pasien.
2) Memberitahukan kepada klien untuk mengatur
antara istirahat dan perawatan bayi
3) Melibatkan keluarga dalam perawatan anak
agar ibu dapat beristirahat dengan cukup
EVALUASI:
S:
− Klien mengatakan pola tidur nya masih
terganggu
− Klien mengatakan kurang istirahat
− Klien mengatakan keluarga nya membantunya
dalam merawat anaknya
O:
− Klien tampak letih
− Klien tampak mengantuk
A: Intervensi belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Universitas Sumatera Utara
No.
DX
Hari/
Tanggal
Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi
1 Kamis/
26 Mei
2016
09.00
09.30
09.40
1) Mengkaji penyebab kurang produksi ASI
seperti memeriksa puting susu ibu dan
makanan yang di konsumsi pasien
2) Mengajarkan ibu tentang kebutuhan nutrisinya
seperti menganjurkan ibu untuk mengonsumsi
makanan yang bergizi tinggi, cukup kalori,
tinggi protein, dan banyak mengandung cairan
seperti susu, sayuran hijau yang mengandung
zat (bayam, brokoli, buncis), buah berwarna
kuning dan jingga (tomat, pepaya, mangga
masak, alpukat, jambu biji merah, pisang), dan
minum air putih 8-12 gelas/hari untuk
mengurangi dehidrasi.
3) Menjelaskan kepada klien tentang pentingnya
manfaat ASI karena ASI bagus untuk
pertumbuhan bayi dan perkembangan
EVALUASI:
S :
− Klien mengatakan ASI keluar sedikit
− Klien mengatakan puting susunya tidak
menonjol keluar
− Klien mengatakan sudah mengerti cara
perawatan payudara untuk puting yang datar
O :
− ASI keluar sedikit
− Payudara dan putting susu tampak bersih
− Putting susu tidak menonjol keluar
− Klien mampu menghabiskan 1 porsi nasi,
sayur, ikan dan buah jeruk
− Klien tampak mengerti cara perawatan
payudara untuk puting yang datar
Universitas Sumatera Utara
10.00
kecerdasan bayi
4) Melakukan perawatan payudara pada anomali
payudara ibu dengan cara:
c) Melakukan perawatan payudara menurut
HOFFMAN yaitu dengan jari telunjuk/ibu jari
mengurut disekitar puting susu kearah
berlawanan sampai merata:
− Basahi kedua telapak tangan dengan minyak,
tarik kedua puting bersama-sama dan putar ke
dalam kemudian keluar sebanyak 20 kali.
− Puting susu dirangsang dengan ujung
washlap/handuk kering yang digerakkan ke
atas bawah beberapa kali.
d) Melakukan perawatan puting susu datar atau
masuk ke dalam, dengan cara lain yaitu
sebagai berikut:
− Letakkan kedua ibu jari di sebelah kiri dan
kanan puting susu, kemudian tekan dan
hentakkan ke arah luar menjauhi puting susu
A : intervensi teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
Universitas Sumatera Utara
secara perlahan.
− Letakkan kedua ibu jari di atas dan di bawah
puting susu, lalu tekan serta hentakkan ke arah
luar menjauhi puting susu secara perlahan.
5) Memberikan pendidikan kesehatan kepada
klien bagaimana cara perawatan payudara
untuk puting susu datar dengan
menggunakan leaflet, isinya yaitu:
− Letakkan kedua ibu jari di sebelah kiri dan
kanan puting susu, kemudian tekan dan
hentakkan ke arah luar menjauhi puting susu
secara perlahan.
− Letakkan kedua ibu jari di atas dan di bawah
puting susu, lalu tekan serta hentakkan ke arah
luar menjauhi puting susu secara perlahan.
− Lakukan langkah-langkah perawatan tersebut
4-5 kali pagi dan sore hari
Universitas Sumatera Utara
No.
DX
Hari/
Tanggal
Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi
2 Kamis/
26 Mei
2016
10.10
11.25
11.45
12.05
1) Mamantau dan mencatat pola tidur pasien dan
jumlah jam tidurnya dengan cara melakukan
wawancara kepada pasien.
2) Memberitahukan kepada klien untuk mengatur
antara istirahat dan perawatan bayi
3) Menganjurkan keluarga agar terlibat dalam
perawatan anak agar ibu dapat beristirahat
dengan cukup
4) Menganjurkan keluarga agar menciptakan
suasana lingkungan yang terapeutik sehingga
pasien merasa nyaman seperti lingkungan yang
tidak berisik, lingkungan kamar yang bersih
dan nyaman, dan suhu yang tidak terlalu panas.
5) Menganjurkan pasien melakukan kegiatan
EVALUASI:
S:
− Klien mengatakan pola tidur nya masih
terganggu
− Klien mengatakan istirahat nya sedikit
tercukupi karena ibu klien membantu merawat
bayinya
− Klien mengatakan dapat memulai tidur nya
kembali jika terbangun dengan menonton tv
terlebih dahulu.
O:
− TTV:
Tekanan darah: 110/80 mmHg
Suhu tubuh: 37oC
Nadi: 80 x/menit
RR: 19 x/menit
− Klien tampak mengantuk disiang hari
Universitas Sumatera Utara
12.20
12.35
yang dapat meningkatkan relaksasi (membaca,
mendengarkan musik), dengan relaksasi klien
akan lebih tenang dan membaca dan
mendengarkan musik merupakan aktifitas yang
tidak memerlukan banyak energi.
6) Memantau tanda-tanda vital untuk mengetahui
ada penurunan tanda-tanda vital sebagai tanda
adanya keletihan dengan menggunakan
stestoskop.
A: Intervensi teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Judul Kegiatan
Sekilas Tentang Perawatan Payudara pada Ibu Nifas
B. Identifikasi Masalah
Ketika wanita sedang hamil banyak yang dipersiapkan untuk kelahiran dan untuk selama melahirkan. Payudara pun juga harus dipersiapkan sejak kehamilan yaitu perawatan payudara karena untuk menyiapkan diri ketika memberikan air susu ibu (ASI) untuk si buah hati saat dia lahir kelak. Hal ini merupakan salah satu bagian yang penting yang harus diperhatikan oleh ibu hamil sebagai persiapan untuk menyusui nantinya dan wajib dilakukan selama kehamilan. Saat kehamilan payudara akan membesar dan warna di daerah sekitar putting akan lebih gelap dan lebih sensitive / peka. Sehingga jika terkena sentuhan sedikit saja akan terasa sakit dan tegang karena tubuh sedang bekerja mempersiapkan diri untuk memberikan makanan pada bayinya kelak.
Perawatan payudara sangat penting untuk kelancaran air susu kelak setelah melahirkan. Dengan perawatan yang benar, hasilnya bukan cuma produksi yang cukup, tapi juga bentuk payudara akan tetap baik selama menyusui. Sebagaimana diketahui, payudara selama kehamilan akan mengalami perubahan. Antara lain terasa lebih kencang, lebih besar, dan lebih penuh. Konon, menjelang kelahiran berat setiap payudara mencapai 1,5 kali lebih besar dibandingkan sebelum hamil. Oleh sebab itu perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi yang baru lahirsehingga harus dilakukan sedini mungkin.
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan Kegiatan
a) Tujuan Umun
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang “Perawatan Payudara”
selama 20 menit di kediaman Ny. E, diharapkan keluarga khususnya Ny. E
dapat mengerti dan memahami tentang perawatan payudara
b) Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang “Perawatan Payudara”
selama 20 menit di kediaman Ny. E, diharapkan keluarga khususnya Ny. E
dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian perawatan payudara
2. Tujuan perawatan payudara
3. Penyebab suplai ASI tidak cukup
4. Cara perawatan payudara
D. Bentuk Kegiatan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Sasaran
Pasien (Ny. E)
F. Media
Leaflet
G. Waktu dan Tempat Kegiatan
1. Waktu: Kamis, 26/ Mei/ 2016
2. Tempat Kegiatan: Rumah/kediaman Ny. E
Universitas Sumatera Utara
H. Satuan Acara Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 5 menit Pembukaan :
1. Memberi salam
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan
3. Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan
Menjawab salam
Mendengarkan dan
memperhatikan
2 5 menit Pelaksanaan :
- Menjelaskan materi penyuluhan
secara berurutan dan teratur.
- Materi :
1. Pengertian perawatan payudara
2. Tujuan perawatan payudara
3. Penyebab suplai ASI tidak
cukup
4. Cara perawatan payudara
Menyimak dan
memperhatikan
3 5 menit Evaluasi :
Memberi kesempatan kepada Ny. E
untuk menjawab pertanyaan yang
dilontarkan
Menyimak dan
mendengarkan
4 5 menit Penutup :
- Menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan waktu yang telah di
berikan kepada peserta
- Mengucapkan salam
Menjawab salam
Universitas Sumatera Utara
I. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
a. Kegiatan penyuluhan dihadiri 1 peserta.
b. Media yang digunakan adalah leaflet
c. Waktu penyuluhan selama 20 menit.
d. Penyelenggaraan penyuluhan diadakan di rumah/kediaman Ny. E
e. Penyaji diharapkan menguasai materi dengan baik.
f. Pengorganisasian penyuluhan dipersiapkan beberapa hari sebelum
penyuluhan.
2. Evaluasi Hasil
a. Setelah dilakukan penyuluhan tentang ‘’Perawatan Payudara’’
diharapkan beberapa peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian perawatan payudara
2. Menyebutkan tujuan perawatan payudara
3. Menyebutkan enyebab suplai ASI tidak cukup
4. Menjelaskan cara perawatan payudara
b. Setelah dilakukan penyuluhan tentang ‘’Perawatan Payudara’’
diharapkan pasien dapat mengerti dan memahami tentang penyakit
cara perawatan payudara serta diharapkan dapat melakukan perubahan
perilaku hidup yang lebih sehat.
J. Materi
a. Pengertian perawatan payudara
Perawatan payudara pada nifas adalah merawat sedini mungkin payudara
ibu pada saat kenifasan untuk mempersiapkan payudara sebagai penghasil
ASI serta kebersihannya dan teknik perawatannya.
b. Tujuan perawatan payudara
1. Memelihara kebersihan payudara
2. Melenturkan dan menguatkan puting
3. Mengatasi puting susu datar/masuk
4. Memperlancar pengeluaran ASI
Universitas Sumatera Utara
c. Penyebab suplai ASI tidak cukup
1. Makanan ibu
2. Ketenangan jiwa dan pikiran
3. Penggunaan alat kontrasepsi
4. Perawatan payudara
d. Cara perawatan payudara
Persiapan alat : Kapas dan minyak kelapa
Pelaksanaan :
1. Kompres kedua puting susu dengan kapas yang telah dibasahi minyak
selama 5 menit agar kotoran di sekitar puting susu mudah terangkat.
2. Jika puting susu normal, oleskan minyak padaibu jari dan telunjuk,
lalu letakkan keduanya memutar ke arah dalam sebanyak 30 kali
putaran untuk kedua puting susu. Gerakan tersebut bertujuan
meningkatkan elestisitas otot puting susu.
3. Jika puting susu datar atau masuk ke dalam, lakukan tahap berikut:
a. Letakkan kedua ibu jari di sebelah kiri dan kanan puting susu,
kemudian tekan dan hentakkan ke arah luar menjauhi puting susu
secara perlahan.
b. Letakkan kedua ibu jari di atas dan di bawah puting susu, lalu
tekan serta hentakkan ke arah luar menjauhi puting susu secara
perlahan.
c. Lakukan langkah-langkah perawatan tersebut 4-5 kali pagi dan
sore hari, sebaiknya diperhatikan untuk tidak menggunakan bahan-
bahan seperti alkohol atau sabut untutk membersihkan puting susu
karena hal itu dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan lecet.
K. Daftar Pustaka
Roito, J. (2013). Asuhan Kebidanan Ibu Nifas & Deteksi Dini Komplikasi.
Jakarta: EGC
Universitas Sumatera Utara
LEMBAR KONSULTASI
Nama Mahasiswa : Dewinta Isabora Gustrianingsih Purba
NIM : 13250002
Judul : Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi: Ketidakefektifan
Pemberian ASI pada Ibu Nifas di Lingkungan I
Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara