Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLAVOLI
MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA
AUDIO-VISUAL PADA SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1
KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh :
YULIANTO
NIM K4607062
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Yulianto. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLAVOLI MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011, Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni. 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
passing atas bolavoli melalui pendekatan pembelajaran dengan media audio-
visual yang meliputi; (1) Peningkatkan kemampuan melakukan passing bolavoli
(penilaian produk) pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun
pelajaran 2010/2011, (2) Peningkatkan hasil belajar passing atas bolavoli
(Penilaian proses) pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun
pelajaran 2010 /2011.
Penelitian ini menggunakan bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang terdiri dari beberapa siklus. Setiap siklus mempunyai 4 langkah yaitu:
Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi. Sumber data penelitian ini
adalah siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011
berjumlah 34 siswa, terdiri atas 12 siswa putra dan 22 siswa putri. Teknik
pengumpulan data dengan observasi, tes kemampuan, dan penilaian hasil belajar
passing atas bolavoli. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah secara statistik deskriptif kualitatif dengan hasil prosentase. Data Kondisi
awal penelitian ; (1) prosentase ketuntasan kemampuan melakukan passing atas
bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 karanganyar adalah 14.70% atau 5 siswa
(penilaian Produk), (2) Prosentase ketuntasan hasil belajar passing atas bolavoli
siswa SMA Negeri Karanganyar 17.65% atau 6 siswa (penilaian Proses).
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa ”pendekatan
pembelajaran dengan media audio-visual dapat meningkatkan hasil belajar
passing atas bolavoli pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun
pelajaran 2010/2011”, dengan pembahasan permasalahan dalam penelitian
sebagai berikut: (1) Pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual, sangat
baik untuk meningkatkan kemampuan melakukan passing atas bolavoli siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar. Dari hasil analisis yang diperoleh terjadi
peningkatan dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I kemampuan melakukan
passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar setelah
diberikan tidakan terjadi peningkatan sebesar 41.18%, dengan prosentase
ketuntasan 55.88% atau 19 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar
27.62%, dengan prosentase ketuntasan 83.50% atau 29 siswa. (2) Pendekatan
pembelajaran dengan media audio-visual, sangat baik untuk meningkatkan hasil
belajar passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar. Dari
hasil analisis yang diperoleh terjadi peningkatan dari siklus I dan siklus II. Pada
siklus I hasil belajar passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1
Karanganyar setelah diberikan tidakan terjadi peningkatan sebesar 35.29%,
dengan prosentase ketuntasan 52.94% atau 18 siswa. Pada siklus II terjadi
peningkatan sebesar 30.56%, dengan prosentase ketuntasan 83.50% atau 29
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Barang siapa yang memberi kemudahan kepada orang lain yang sedang
mengalami kesulitan, maka Allah akan memudahkan kepadanya dunia dan
akhirat.
(HR. Ibnu dari Abu Hurairah)
Shedakah adalah jalan pintu rizki, Maka bershedekahlah selagi kamu mampu.
(Penulis)
Dengan berpikir bahwa kamu bisa, maka hadapi keadaan sesulit apapun kamu
akan bisa disertai dengan usaha dan doa.
(Penulis)
Kerja dengan keras akan mendatangkan hasil apa yang kita impikan.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
- Bapak Sadimin – Ibu Yatimah, terima kasih atas nasehat dan do’anya yang
selalu menyertaiku disetiap langkah hidupku.
- Mas Ehyadi, mas Nur, mbak ismi, bak Amini dan adik ku Wulan,
karenamu keceriaan yang selalu ada pada diriku.
- Orang tersayang “ S. Nh” yang selalu memberikan motivasi dan semangat.
- Sahabat-sahabatku POK’O7
- Anak kontrakan gulon Fc
- Adik-adik JPOK FKIP UNS
- FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, almamater tercinta, kampus
tempat kutimba ilmu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberi
kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama
pembuatan skripasi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.,Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. H. Mulyono, M. M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Waluyo, S.Pd., M.Or, Ketua Program Pendidikan Jasmani, Kesehatan
dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd., sebagai pembimbing I dan Bapak
Waluyo, S.Pd., M.Or, Sebagai pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Waluyo, S.Pd., M.Or Pembimbing Akademik, yang telah memberikan
arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program studi
Pendidikan jasmani, kesehatan, dan rekreasi
6. Kepala SMA Negeri 1 Karanganyar, beserta staf dan jajarannya.
7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu,saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para
pembaca.
Surakarta,
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL…………………………………………………………………….. i
PENGAJUAN SKRIPSI…………………………………………………… ii
PERSETUJUAN…………………………………………………………… iii
PENGESAHAN……………………………………………………………. iv
ABSTRAK…………………………………………………………………. v
MOTTO…………………………………………………………………….. vii
PERSEMBAHAN………………………………………………………….. viii
KATA PENGANTAR……………………………………………………… ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR. .................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 7
1. Pendidikan Jasmani ............................................................... 7
a. Pengembangan Aspek Afektif ........................................ 8
b. Pengembangan Aspek Psikomotor………...................... 9
1) Keterampilan Gerak……………………………. 9
2) Kebugaran Jasmani……………………………. 10
c. Pengembangan Aspek Kognitif……… .......................... 11
d. Konsep gerak…………………………………………… 12
2. Pendekatan Pembelajaran…………………………………… 13
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran…………………... 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
b. Pentingnya Pendekatan Pembelajaran………………… 14
3. Belajar dan Pembelajaran........................................................ 14
a. Belajar ............................................................................ 14
b. Pembelajaran ................................................................... 15
c. Prinsip Belajar dan pembelajaran ................................... 16
1) Perhatian dan Motivasi Belajar………………… 17
2) Keaktifan Siswa………………………………… 17
3) Keterlibatan Langsung Siswa…………………… 18
4) Pengulangan Belajar…………………………… 19
5) Tantangan………………………………………. 19
6) Balikan dan Penguatan…………………………. 19
7) Perbedaan Individu…………………………….. 20
d. Ciri-ciri Pembelajaran .................................................... 20
1) Motivasi Belajar............................................ ...... 21
2) Bahan Belajar................................................ ...... 21
3) Alat Bantu Belajar........................................ ....... 22
4) Suasana Belajar............................................. ...... 22
5) Kondisi Siswa yang Belajar.......................... ...... 22
e. Hasil Belajar........................................ ............................ 23
3. Media Pembelajaran .............................................................. 25
a. Pengertian Media Pembelajaran................................ ...... 25
b. Fungsi dan Manfaat ................................................. ....... 27
c. Jenis Media pembelajaran......................................... ...... 28
1) Media Visual................................................. ...... 29
2) Media Audio.................................................. ..... 29
3) Media Audio-Visual....................................... ..... 30
4) Media Asli atau Orang................................... ..... 30
d. Pengunaan Media Pembelajaran Passing Atas Bolavoli. 30
4. Bolavoli ................................................................................. 31
a. Pengertian Permainan Bolavoli................................... ... 31
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Bolavoli… 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
1) Unsur Kondisi Fisik…………………………… 31
2) Unsur Teknik…………………………………… 32
3) Unsur Taktik…………………………………… 33
4) Unsur Mental…………………………………... 34
c. Teknik Dasar Permainan Bolavoli................................... 34
1) Pengertian Passing..........................................….. 35
2) Passing Atas Bolavoli.....................................….. 35
3) Kesalahan Passing Atas Bolavoli…………... ..... 38
B. Kerangka Berfikir......................................................................... 39
C. Hipotesis Penelitian...................................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 43
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 43
1. Waktu Penelitian………………………………………. ...... 43
2. Tempat penelitian……………………………………… ...... 43
B. Subjek Penelitian......................................................................... 44
C. Sumber Data ............................................................................... 44
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 44
E. Teknik Analisis Data................................................................... 46
F. Prosedur Penelitian........................................................................ 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 54 A. Diskripsi Tiap Siklus…………………………………………… 54
1. Kondisi Awal…………………………………………… .... 54
2. Siklus I…………………………………………………. ..... 57
a. Rencana Tindakan I………………………….. .............. 58
b. Pelaksanaan Tindakan I……………………… .............. 60
c. Observasi Dan Interpretasi Tindakan I………. .............. 66
d. Analisis dan Refleksi Tindakan I…………….. .............. 70
e. Diskripsi Data Tindakan I………………….. ................ 71
3. Siklus II……………………………………………….. ....... 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
a. Rencana Tindakan II………………………….. ............. 73
b. Pelaksanaan Tindakan II……………………… ............. 75
c. Observasi Dan Interpretasi Tindakan II………. ............. 80
d. Analisis dan Refleksi Tindakan II…………….. ............. 82
e. Diskripsi Data Tindakan II………………….. ............... 83
B. Pembahasan Hasil Pembelajaran………………………………. 85
1. Kemampuan Melakukan Passing Atas Bolavoli……… . 85
2. Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli…………………… 86
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN………………………… 88
A. Simpulan……………………………………………………….. 88
B. Implikasi……………………………………………………….. 89
C. Saran…….................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA…. .............................................................................. 93 LAMPIRAN…. ............................................................................................. 94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale………………………………. .......... 26
2. Tahap persiapan sebelum melakukan passing atas bolavoli ................... 36
3. Tahap pelaksanaan passing atas bolavoli ................................................ 37
4. Tahap gerak lanjut passing atas bolavoli ................................................ 38
5. Kerangka Berfikir ................................................................................... 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
1. Penjabaran Sistematika Hasil Belajar Siswa....................................... 23
2. Rincian kegiatan, Waktu dan Jenis kegiatan ....................................... 43
3. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ................................................. 45
4. Indikator Hasil Pencapaian Hasil Belajar Siswa. ................................ 52
5. Deskripsi Data Awal Kemampuan Melakukan Passing Atas
Sebelum Diberikan Tindakan Melalui Pendekatan pembelajaran
dengan Media Audio-visual ................................................................ 56
6. Deskripsi Data Awal Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Sebelum
diberikan Tindakan Melalui Pendekatan Pembelajaran dengan
Media Audio-visual ............................................................................ 57
7. Deskripsi Data Kemampuan Melakukan Passing Atas Setelah
Diberikan Tindakan I Melalui Pendekatan pembelajaran dengan
Media Audio-visual ............................................................................ 72
8. Deskripsi Data Hasil Belajar Passing Atas Setelah Diberikan
Tindakan I Melalui Pendekatan pembelajaran dengan Media Audio-
visual ..... ............................................................................................. 73
9. Deskripsi Data Kemampuan Melakukan Passing Atas Setelah
Diberikan Tindakan II Melalui Pendekatan pembelajaran dengan
Media Audio-visual ............................................................................ 84
10. Deskripsi Data Hasil Belajar Passing Atas Setelah Diberikan
Tindakan II Melalui Pendekatan pembelajaran dengan Media
Audio-visual ......................... .............................................................. 84
11. Deskripsi Data Kemampuan Melakukan Passing Atas sebelum dan
Setelah Diberikan Tindakan 1 dan Tindakan II Melalui Pendekatan
pembelajaran dengan Media Audio-visual ......................................... 86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
12. Deskripsi Data Hasil Belajar Passing Atas Sebelum dan Setelah
Diberikan Tindakan I dan Tindakan II Melalui Pendekatan
pembelajaran dengan Media Audio-visual ......................... ............... 86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ..................................... 95
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .................................... 107
3. Tes Kemampuan Melakukan Passing Atas Bolavoli (Nilai Produk)
Kondisi Awal............................................................... ....................... 120
4. Penilaian Psikomotor Data Kondisi Awal .......................................... 121
5. Penilaian Afektif Kondisi Awal. ......................................................... 122
6. Penilaian Kognitif Kondisi Awal ........................................................ 123
7. Rekapitulasi Penilaian Hasil Belajar Kondisi awal............................ 124
8. Tes Kemampuan Melakukan Passing Atas Bolavoli (Nilai Produk)
Kondisi Siklu I.................................................................................... 125
9. Penilaian Psikomotor Siklus I ......................................... ................... 126
10. Penilaian Afektif Siklus I. ................................................................ 127
11. Penilaian Kognitif Siklus I ............................................................... . 128
12. Rekapitulasi Penilaian Hasil Siklus I............................ ...................... 129
13. Tes Kemampuan Melakukan Passing Atas Bolavoli (Nilai Produk)
Kondisi Siklu II................................................................................... 130
14. Penilaian Psikomotor Siklus I............................................................. 131
15. Penilaian Afektif Siklus II. ................................................................ 132
16. Penilaian Kognitif Siklus II............................................................... 133
17. Rekapitulasi Penilaian Hasil Siklus II................................................. 134
18. Dokumentasi Penelitian ...................................................................... 135
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang mengunakan
aktifitas jasmani, permainan, dan cabang olahraga yang terpilih dengan dengan
maksud untuk mencapai tujuan pendidikan, tujuan yang dicapai bersifat
menyeluruh, mencakup aspek fisikal, intelektual, emosional, sosial, dan moral.
Pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah-sekolah memiliki peranan yang
sangat penting dalam berbagai hal diantaranya : Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktifitas
jasmani, permainan, dan cabang olahraga terpilih yang dilakukan secara
sistematis. Pembekalan pengalaman belajar yang diarahkan untuk membina fisik,
perkembangan watak, keterampilan gerak, kepribadian yang harmonis dan
sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat . Melihat
pendidikan jasmani baik dari segi pola pencapaian tujuan maupun tujuan yang
ingin dicapai, maka perlu peninjauan yang lebih mendalam agar tujuan pendidikan
jasmani benar-benar memenuhi sasaran.
Sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani maka faktor anak didik (siswa)
merupakan faktor yang dijadikan objek didalam pelaksanaan proses belajar
mengajar pendidikan jasmani. Guru mempunyai peranan sangat besar dalam
pencapaian keberhasilan siswa dalam proses belajar, dimana seorang guru tidak
hanya mampu mendidik saja tetapi guru dituntut mampu sebagai fasilitator,
motifator, dan juga sebagai pembaharuan dalam proses belajar mengajar. Oleh
karena itu, guru pendidikan jasmani dituntut untuk mengetahui dan memahami
serta mampu melaksanakan beban tugas mendidik dan mengajar dalam proses
belajar mengajar pendidikan jasmani.
Dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani, perlu mengetahui
bagaimana sebenarnya pembelajaran itu terjadi dan seorang guru di tuntut untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mengetahui pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang profesional dalam
membelajarkan siswa. Dalam pembelajaran keberhasilan siswa tidak hanya
ditentukan oleh hasil pembelajarannya akan tetapi juga di pengaruhi oleh proses
belajar mengajarnya, apabila dalam pembelajaran proses pembelajaran baik maka
pencapaian hasil yang di harapkan akan tercapai, maka dari itu guru harus benar-
benar mempersiapkan materi yang akan diajarkan sebelum melakukan
pembelajaran agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik.
Dalam melaksanakan tugas profesinya guru dihadapkan pada berbagai
tantangan seperti bagaimana cara bertindak atau bersikap yang tepat, apa bahan
belajar yang paling sesuai, apa metode penyajian yang paling efektif, alat bantu
apa yang bisa dipakai, apa langkah-langkah yang paling efisien, sumber belajar
mana yang bisa diakses dan bagaimana sistem evaluasi yang dapat mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu
menerapkan pendekatan pembelajaran yang cocok untuk mencapai tujuan yang
dimaksud. Seorang guru harus memiliki ide dengan menerapkan pendekatan
pembelajaran yang tepat sesuai dengan kondisi yang ada, agar tujuan yang telah
ditetapkan dapat tercapai dengan baik.
Pada saat ini telah berkembang pesat berbagai macam alat atau media
pembelajaran berteknologi yang dapat digunakan sebagai pendekatan
pembelajaran. Namun belum semua guru pendidikan jasmani memanfaatkannya
dengan baik. Dengan meninjau kembali bahwa sekolah SMA Negeri 1
Karanganyar adalah Sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf lnternasional) yang
mempuyai fasilitas sarana pembelajaran di dalam kelas yang baik, ditandai dengan
adanya media audio-visual seperti; komputer, LCD , dan serta pengaksesan
informasi dengan internet yang memadai. Seharusnya seorang guru penjas juga
berani mencoba memanfaatkan sarana berteknologi tersebut di dalam sarana
pembelajaran penjas seperti yang dilakukan oleh guru-guru mata pelajaran yang
lain. Tidak hanya mengunakan model pembelajaran yang terjadi selama ini, yaitu
dengan model pembelajaran bersifat konvensional yang hanya memfokuskan pada
komunikasi verbal, demonstrasi, sentralisasi guru dan pembelajaran yang otoriter.
Dengan sarana berteknologi tersebut diharapkan guru pendidikan jasmani dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
mengemas materi penbelajaran penjas menjadi lebih kreatif, inovatif, dan lebih
menyenangkan. Khususnya dalam pembelajaran bolavoli. Pembelajaran bolavoli
merupakan pembelajaran yang memfokuskan pada keterampilan gerak, yang
hanya dapat dilakukan secara bertahap melalui proses latihan dari serangkaian
gerakan yaitu dari suatu gerakan yang sederhana ke gerakan kompleks. Maka
dengan itu dibutuhkan sarana prasana pembelajaran yang dapat memberikan
gambaran dengan jelas gerakan tahap demi tahap tersebut.
Sebagai langkah awal pembelajaran bolavoli adalah dengan di
kenalkannya macam-macam teknik dasar bolavoli kepada siswa. Salah satu
teknik dasar bolavoli yang harus dikuasai dalam permainan bolavoli adalah
passing atas. Passing atas bolavoli sangat diperlukan dalam permainan bolavoli
karena passing atas mempuyai fungsi sebagai pengatur irama dari permaianan
bolavoli dan untuk menyajikan bola kepada smasher bagi seorang tosser. Ditinjau
dari gerakannya, passing atas memiliki gerakan yang cukup kompleks. Tidak
jarang para siswa sekolah kurang mampu melakukan gerakan passing atas.
Bahkan masih banyak diantara mereka yang belum mengetahui dan menguasai
teknik passing atas yang benar. Karena belum mengetahui teknik passing atas,
banyak siswa yang tidak dapat melakukan passing atas dengan benar. Kebanyakan
siswa membuka jari-jari terlalu lebar dan lurus tidak membentuk cekung jari
sehingga perkenaan bola pada telapak tangan tidak tepat , lengan telah lurus ke
atas sebelum perkenaan bola sehingga tidak ada kekuatan, untuk mendorong bola
ke depan atas, dan masih banyak siswa yang masih malas untuk menekuk lutut
dalam sikap persiapan pelaksanaan sehingga gerakan passing atas yang dilakukan
oleh kebanyakan siswa keliatan tidak beraturan. Kondisi yang demikian perlu
mendapat perhatian dan solusi yang tepat agar siswa mampu melakukan passing
atas dengan baik.
Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, dalam proses pembelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PENJASORKES) pada siswa kelas
X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 masih terdapat
beberapa kendala yang dihadapi siswa dalam melakukan olahraga permainan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
bolavoli, dimana siswa masih mengalami kesulitan dalam permainan bolavoli
dengan teknik yang benar, khususnya pada penguasaan passing atas. Dalam segi
pemahaman, unjuk kerja, keaktifan dan kemampuan melakukan (Hasil belajar)
siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar di katakan masih sangat rendah.
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam melakukan passing atas bolavoli
adalah salah satu penyebab berkurangnya motivasi atau keaktifan siswa di dalam
pembelajaran bolavoli. Maka dari itu guru pendidikan jasmani diharapkan mampu
berfikir kreatif menerapkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan
pembelajaran passing atas bolavoli. Dimana pendekatan pembelajaran tersebut
mampu memberikan gambaran dengan jelas tentang teknik dasar passing atas
bolavoli yang benar sehingga terjadi peningkatan pengetahuan, pemahaman,
keaktifan, unjuk kerja dan kemampuan siswa di dalam pembelajaran passing atas
bolavoli.
Berdasarkan permasalahan di atas, pendekatan pembelajaran dengan
media audio-visual dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran bolavoli pada
siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar. Pendekatan pembelajaran dengan
media audio-visual yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa
tentang prosedural, pengetahuan deklaratif yang terstuktur dengan baik dan
dipelajari secara selangkah demi selangkah diharapkan mampu untuk
meningkatkan hasil belajar passing atas bolavoli yang dianggap masih sangat
rendah. Karena pembelajaran dengan media audio-visual siswa dapat menyerap
pemahaman materi melalui pandangan dan pendengaran, yaitu dengan cara
pemberian contoh atau demonstrasi melalui penayangan slide maupun video
tentang pembelajaran passing atas bolavoli yang telah dirancang sebelumnya.
Dengan melihat tahap demi tahap dari gerakan, siswa akan mampu memahami,
menganalisis dan melakukan gerakan teknik dasar bolavoli dengan baik dan
benar.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud mengadakan
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) pada siswa kelas X-3
Karanganyar dengan judul “ Upaya Peningkatan Hasil Belajar Passing Atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Bolavoli Melalui Pendekatan Pembelajaran dengan Media Audio-Visual Pada
Siswa Kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011” .
B. Perumusan Masalah
Dengan latar belakang yang telah di uraikan diatas. Maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut : “ Apakah pendekatan pembelajaran dengan
media audio-visual dapat meningkatkan hasil belajar passing atas bolavoli pada
siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 karanganyar? ”.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar passing atas
bolavoli pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun ajaran
2010/2011, dengan pemanfaatan media audio-visual.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Lembaga Pendidikan ( Instansi )
Sebagai bahan masukan, saran , dan informasi terhadap sekolah, instansi,
lembaga pendidikan untuk mengembangakan strategi belajar mengajar yang tepat
dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan kuantitas hasil belajar siswa.
2. Bagi Guru
a. Memotivasi kreativitas guru disekolah dalam rangka menciptakan suasana
pembelajaran khususnya pembelajaran jasmani sehingga menjadi efektif
dan berkualitas.
b. Memotivasi guru di sekolah untuk membuat dan mengembangkan media
belajar yang mempermudah dalam mentransfer materi atau ilmu
pengetahuan terhadap siswa atau peserta didik .
c. Sebagai bahan masukan kepada guru atau pengajar dalam memilih
alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa atau
partisipasi siwa dalam proses belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
3. Bagi Siswa
a. Mempermudah siswa untuk memahami atau menyerap segala informasi
yang disampaikan oleh guru atau pengajar dalam pembelajaran. Sehingga
mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam teknik dasar passing atas
bolavoli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Pendidikan Jasmani
Kegiatan belajar mengajar dalam pendidikan jasmani amat berbeda
pelaksanaannya dari pembelajaran mata pelajaran lain. Pendidikan jasmani adalah
pendidikan melalui aktivitas jasmani. Dengan berpartisipasi dalam aktivitas fisik,
siswa dapat menguasai keterampilan dan pengetahuan, mengembangkan apresiasi
estetis, mengembangkan keterampilan generik serta nilai dan sikap yang sportif, dan
memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani.
Pada dasarnya program pendidikan jasmani memiliki kepentingan yang
relatif sama dengan program pendidikan lainnya dalam hal ranah pembelajaran, yaitu
sama-sama mengembangkan tiga ranah utama ; psikomotor, afektif, dan kognitif.
Namun demikian ada satu kekhasan dan keunikan dari program pendidikan jasamani
yang tidak dimiliki oleh program pendidikan. Dalam hal ini Samsudin (2008: 21)
mengemukakan bahwa “kekhasan dan keunikan dari program pendidikan jasmani
yang tidak dimiliki oleh program pendidikan yaitu dalam hal pengembangan wilayah
psikomotor, yang biasanya dikaitkan dengan tujuan mengembangkan kebugaran
jasmani anak dan pencapaian keterampilan geraknya”.
Menurut Cholik Mutohir (1992) yang dikutip dalam buku Pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMA/MA, Samsudin (2008: 2)
mengemukakan bahwa : “Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan
seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar
dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan
jasmani, kesehatan jasmani, kemampuan, ketermpilan ,kecerdasan dan perkembangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
watak, serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia
Indonesia berkualitas berdasarkan pancasila”. Menurut Parangrazi dan Dauer (1981)
mengemukakan bahwa “Pendidikan untuk awal massa kanak-kanak dan SD dapat
diidentifikasi sebagai belajar untuk bergerak, bergerak untuk berjalan, dan belajar
tentang gerak, pada tahap SMP pendidikan jasmani dipandang sebagai tempat untuk
belajar fair play dan jiwa sportivitas yang baik, dan pada jenjang SMA anak ingin
bermain secara harmonis dengan orang lain dan berpartisipasi dalam permainan tim”.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan jasmani sekolah bukan
semata-mata ditekankan pada pencapaian kesegaran fisik, pengembangan
keterampilan, kemampuan motorik saja namun juga mengembangkan mental dan
psikologis siswa, seperti : sikap fair play, semangat, dan jiwa sportifitas dalam
kegiatan apapun. Pendidikan jasmani juga memberikan pemahaman sejak dini
tentang perencanaan progam kesegaran, perilaku hidup sehat yang pada giliran nya
akan mampu berpartisipasi aktif dalam segala aktifitas. Untuk itu pendidikan jasmani
disekolah-sekolah diharapkan mampu mengembangkan aspek afekitf, kognitif, dan
psikomotor secara bersamaan.
a. Pengembangan Aspek Afektif
Menurut hernowo (2003) yang dikutip dalam buku perencanaan pembelajaran,
Abdul Majid (2008: 76) Bahwa “Bersikap merupakan wujud keberaniaan untuk
memilih secara sadar. Setelah itu ada kemungkinan ditindak lanjuti dengan
bertanggung jawab, kukuh dan bernalar ”
Belajar bersikap berarti memperoleh kecenderungan untuk menerima atau
menolak suatu objek, berdasarkan penilaian terhadap objek itu sebagai hal yang
berguna atau tidak berguna , yang kemudian ditunjukan dengan tanggung jawab atas
sesuatu hal yang dipilihnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Strategi pengembangan afektif yang sudah digunakan dalam program
pendidikan jasmani selama ini baru terbatas pada upaya membangkitkan sikap dan
minat siswa terhadap pendidikan jasmani.
Pembelajaran domain afektif dapat digunakan untuk memfokuskan
perhatian, memelihara konsentrasi, menimbulkan dan menjaga motivasi, mengelola
kecemasan, mempelajari etika serat perilaku sosial. Selera, kepercayaan, sikap, dan
idealisme seseorang akan mempengaruhi cara ia berperilaku.
b. Pengembangan Aspek Psikomotor
1) Keterampilan Gerak
Tugas ajar anak menguasai keterampilan gerak dalam berbagai cabang
olahraga merupakan tanggung jawab utama dari guru pendidikan jasmani. Tetapi
tidak seperti yang dipahami oleh banyak guru pendidikan jasmani selama ini, tujuan
utama dalam mengajarkan keterampilan gerak tersebut adalah pengembangan
keterampilan untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, serta membantu dirinya
bertindak efektif, dan efisien dalam pelaksanaan tugas sehari-harinya; bukan untuk
mempersiapkan atlet yang berprestasi. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan
jasmani yang berhubungan dengan kebugaran jasmani yaitu individu, sebagai anggota
keluarga serta sebagai anggota masyarakat.
Untuk dapat menentukan cara dan amteri apa yang tepat untuk membuat
anak meningkat keterampilannya, guru harus mengetahui keterampilan dan ciri dari
keterampilan. Keterampilan Menurut Samsudin (2008: 22) adalah sebuah kecakapan
atau tingkat penguasaan terhadap suatu gerak atau pola gerak, yang dicirikan oleh tiga
indikator kualitas utama yaitu efektif, efisien, dan adaptable.
Kualitas efektifitas adalah merupakan hasil dari tindakan yang berorientasi
pada tujuan atau sasaran tertentu. Sebuah permainan bolavoli , misalnya, dianggap
efektif jika dapat melakukan serangan dan mendapatkan nilai. Dengan kata lain,
seluruh keterampilan gerak bisa dianggap efektif jika mampu diselesaikan sesuai
dengan tujuannya. Kualitas efisiensi menggambarkan penampilan atau geraknya itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
sendiri. Suatu penampilan dilakukan secara efisien jika aksinya itu secara mekanika
dianggap benar dalam situasi tertentu. Kualitas adaptasi menggambarkan kemampuan
individu dalam menyesuaikan penampilan pada kondisi sekitarnya. Hal ini menunjuk
pada keadaan lingkungan yang selalu berubah-ubah, sehingga ketika sebuah
keterampilan dilakukan pada keadaan yang berbeda, individu perlu melakukan
penyesuaian agar sesuai dengan kebutuhan. Kualitas adaptasi merupakan faktor yang
sangat menentukan dalam keterampilan, karena perubahan dalam hal kondisi ketika
keterampilan dilangsungkan bisa terjadi terus meneurus, terutama dalam cabang
olahraga permainan, khususnya bolavoli.
2) Kebugaran Jasmani
Tujuan pembelajaran dalam ranah psikomotor yang harus dikembangkan
melalui program pendidikan jasmani harus pula mencakup peningkatan kebugaran
jasmani siswa. Program pendidikan jasmnai harus dipadukan dengan program
kebugaran jasmani. Menurut Samsudin (2008: 23), beberapa masalah yang harus
dipecahkan oleh guru dalam kaitannya dengan pemberian program kebugaran jasmani
yaitu:
a) Waktu yang disediakan disekolah tidak memadai untuk mengembangkan kebugaran siswa, apalagi mempertahankannya, jika dilihat dari persyaratan intensitas, frekuensi dan durasi latihan.
b) Pertambahan kualitas kebugaran yang dicapai berumur sangat pendek, mudah hilang atau menurun kembali, kecuali jika tingkat intensitas dan frekuensi latihan tetap dipertahankan.
c) Program pengembangan kebugaran jasmani yang disediakan guru pun biasanya bersifat monoton, tidak bervariasi, tidak ada kriteria yang jelas, dan yang lebih parah adalah tidak mudah bagi guru untuk mendokumentasikan kemajuan yang dicapai oleh masing-masing siswa.
d) Secara tidak disadari, guru pun biasanya mengabaikan penanaman kesadaran siswa yang didasarkan pemahaman secara kognitif dan afektif terhadap program kebugaran jasmani.
Melihat permasalahan diatas, bahwa tanpa melihat keterbatasan waktu yang
tersedia, program pendidikan jasmani yang berkaitan dengan kebugaran harus
meliputi ranah tujuan pembelajaran, yaitu siswa harus menjadi bugar, mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
mempertahankan tingkat kebugarannya, mempunyai pengetahuan yang berhubungan
dengan kebugaran, dan yang paling penting dari kesemuanya adalah menghargai
nilai-nilai kebugaran dalam seluruh hidupnya.
c. Pengembangan Aspek Kognitif
Pendidikan jasmani yang tradisional banyak menekankan pengajarannya pada
peningkatan keterampilan gerak. Padahal, salah satu tugas dari pendidikan jasmani
menurut Samsudin (2008: 25) adalah meningkatkan pengertian anak tentang tubuh
dan kemungkinan geraknya, serta berbagai faktor yang mempengaruhinya. Itu dari
segi konsep gerak. Lebih lanjut Samsudin (2008: 25) menjelaskan dari konsep
kebugaran anak yang diharapkan memiliki pengertian tentang pengaruh latihan atau
kegiatan fisik terhadap kesehatan tubuh yang berguna bagi mereka untuk menjalani
hidup yang aktif.
Pelaksanaan pembelajaran aspek kognitif dalam pendidikan jasmani tidak
hanya dilaksanakan di dalam kelas dengan menghafal fakta-fakta tentang teknik dasar
dan ukuran lapangan. Akan tetapi, kesemuanya dapat dilaksanakan di dalam praktik
pendidikan jasmani, diintegrasikan dengan pembelajaran keterampilan gerak. Isi atau
materi aspek kognitif dalam pendidikan jasmani bukan hanya berkaitan dengan apa
dan bagaimana tentang fenomena gerak, tetapi meliputi aspek mengapa hal itu bisa
terjadi termasuk faktor apa yang berpengaruh. Berkaitan dengan pengetahuan yang
lengkap tersebut guru dapat mengajarkannya langsung di lapangan ketika anak
sedang mengalami gerak. Karena dengan pengetahuan yang dipelajari melalui
pengalaman langsung yang relevan akan bertahan lebih lama daripada hanya melaui
mendengar atau membaca. Lebih dari itu, pembelajaran akan lebih cepat terjadi
ketika siswa mengerti prinsip-prinsip yang terlibat dalam pelaksanaan keterampilan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
d. Konsep Gerak
Pengajaran konsep akan membantu siswa dalam pembelajaran pendidikan
jasmani secara keseluruhan, terutama dengan memilih isi atau materi yang dapat
ditransfer pada situasi-situasi lain yang identik. Misalnya jika anak sudah menguasai
konsep gerak tentang bagaimana menerima data dalam situasi, maka mereka akan
mampu menerapkan konsep itu pada situasi lain seperti saat melakukan pass bawah,
servis dalam bolavoli. Kemampuan mentransfer tersebut adalah faktor yang sangat
penting baik dalam pembelajaran mandiri maupun pemecahan masalah. Istilah
konsep gerak menunjuk pada gagasan-gagasan kognitif yang memiliki nilai transfer.
Menurut Samsudin (2008: 27) bahwa “ konsep gerak dalam pendidikan jasmani dapat
berupa sebuah label atau nama suatu kelompok respons gerak, seperti menangkap,
melempar, atau perpindahan tempat, yang hanya sebuah nama dari keterampilan
gerak yang bisa digunakan dalam berbagai situasi”. Lebih lanjut Samsudin (2008: 27)
menjelaskan terdapat enam kategori konsep gerak yang berguna dalam pendidikan
jasmani yang harus tercakup dalam penmgajaran konsep yaitu; a) rangkaian aksi, b)
kualitas gerak, c) prinsip gerak, d) strategi gerak, e) pengaruh gerak, f) emosi gerak.
Rangkaian aksi merupakan kategori atau penjenisan gerakan secara luas yang
mencakup respons khusus yang beragam. Kuliatas gerak merupakan kelompok
respons yang mengandung kualitas tertentu dilihat dari berbagai aspek, seperi aspek
ruang, aspek usaha, aspek keterhubungan. Prinsip gerak adalah pengelompokkan
konsep secara meluas yang mamasukkan prinsip-prinsip yang mengatur efisiensi dan
efektifitas gerak. Strategi gerak adalah konsep yang berhubungan dengan bagaimana
gerakan digunakan dalam kaitannya dengan benda atau orang lain. Pengaruh gerak
merupakan konsep yang dikaitkan dengan pengaruh pengalaman gerak pada pelaku.
Sedangkan emosi gerak merupakan pengelompokkan khusus dari konsep yang
berfokus secara khusus pada wilayah efektif dari perkembangan manusia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2. Pendekatan Pembelajaran
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Menurut Depdikbud (1990: 180) pendekatan dapat diartikan, “sebagai
proses, perbuatan, atau cara untuk mendekati sesuatu”. Sedangkan pembelajaran
menurut H.J.Gino dkk. (1998: 32) bahwa, “pembelajaran atau instruction
merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar
dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar
mengajar”. Sukintaka (2004: 55) bahwa, “pembelajaran mengandung pengertian,
bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping
itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya”.
Berdasarkan pengertian pendekatan dan pembelajaran tersebut dapat
disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja yang
mempunyai system untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan
membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sedangkan Syaiful Sagala (2005: 68) berpendapat bahwa “pendekatan
pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam
mencapai tujuan intruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu”.
Berdasarkan pengertian pendekatan pembelajaran yang dikemukakan dua
ahli tersebut menunjukkan bahwa, dalam suatu peristiwa pembelajaran terjadi dua
kejadian secara bersama yaitu : (1) ada satu pihak yang memberi, dalam hal ini
guru, (2) pihak lain yang menerima adalah peserta didik atau siswa. Kedua
komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar.
b. Pentingnya Pendekatan Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran terdapat komponen siswa sebagai objek yang
sedang belajar dan guru sebagai pengajar untuk memberikan materi pelajaran
guna terjadi perubahan pada diri siswa. Mengajar merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan seseorang yang memiliki pengetahuan atau keterampilan yang lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
dari pada yang diajar, untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan atau
ketangkasan. Seperti dikemukakan oleh slameto (1995: 97) bahwa “kegiatan
mengajar meliputi penyampaian pengetahuan, menularkan sikap, kecakapan atau
keterampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan yang menghubungkannya
dengan subyek yang sedang diajar”.
Upaya untuk menyampaikan materi atau keterampilan kepada siswa, maka
harus diterapkan pendekatan pembelajaran yang tepat. Pendekatan pembelajaran
yang diterapkan hendaknya mengacu pada penemuan yang terarah dan
pemecahan masalah. Penemuan dan pemecahan masalah tersebut merupakan
pendekatan yang membantu tercapainya dengan mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang terkendali, dengan seksama menyusun seri-seri pembelajaran
yang member urutan pembelajaran terhadap tujuan yang telah dirumuskan.
Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu bagian integral yang dapat
mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Berhasil dan tidaknya tujuan
pembelajaran dapat dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang diterapkan
oleh guru.
Penerapan metode pembelajaran yang dilakukan seorang guru akan
mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan
metode pembelajaran yang tepat akan dapat membangkitkan motifasi belajar
siswa, sehingga akan mendukung pencapaian hasil belajar lebih optimal.
3. Belajar dan Pembelajaran
a. Belajar
Dalam kamus umum bahasa indonesia secara etismologis belajar memiliki
arti “Berusaha supaya mendapat suatu kepandaian” definisi ini memeliki arti atau
pengertian bahwa : “Belajar adalah sebuah kegiatan dalam rangka mencapai
kepandaian atau mencari ilmu. Sehingga dengan belajar manusia menjadi tahu serta
memiliki pengetahuan yang luas dan menjadikan manfaat bagi dirinya dan orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
lain”. Sedangkan Azhar Arsyad (2004: 1) menyampaikan bahwa : “Belajar adalah
proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya dan
proses belajar terjadi apabila ada interaksi antara seseorang dengan lingkungannya”.
Menurut Agus Kristiyanto (2010: 68) dalam hukum kesiapan belajar (law of
readines) telah amat jelas ditekankan bahwa : “Belajar (termasuk berlatih didalamnya
).akan berlangsung sangat efektif jika siswa /seseorang telah siap untuk memberikan
respon, kesiapan yang dimaksud adalah kesiapan untuk adaptasi terhadap stimulus
dan juga kesiapan dari sisi kematangan fisik-biologis-antropometrik anak.”
Dryden dan Vos yang dikutip dalam M. Furqon Hidayatullah (2009 : 147)
mengemukakan bahwa belajar harusnya memiliki tiga tujuan, yaitu (1) mempelajari
keterampilan dan pengetahuan tentang materi – materi pelajaran spesifik; (2)
mengembangkan kemampuan konseptual umum, sehingga mampu belajar
menerapkan konsep yang sama atau berkaitan dengan bidang-bidang yang lain yang
berberda; (3) mengembangkan kemampuan dan sikap pribadi yang secara mudah
dapat digunakan dalam segala tindakan.
Untuk itu perlu dapat disimpulkan bahwa belajar wajib dilakukan oleh semua
orang baik anak-anak maupun orang dewasa dengan cara berinteraksi dengan
lingkungan. Dalam proses belajar yang baik siswa diharapkan mengalami atau
melakukan serangkaian kegiatan belajar secara keseluruhan, tidak hanya sekedar
bersifat verbalistik. misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru,
melakukan dan lain sebagainya. Salah satu bukti bahwa seseorang melakukan proses
belajar apabila seseorang itu telah siap beradaptasi terhadap respon yang diterima dan
menjadikan proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang itu, yang mungkin
disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau
sikapnya (kognitif, psikomotor, afektif).
b. Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Pembelajaran mempuyai pengertian yang mirip dengan belajar ,walaupun
mempuyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya
peserta didik dapat belajar dan meguasai isi pembelajaran, sehingga siswa mampu
mencapai suatu objektif atau tujuan yang ditentukan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2003:17) ”pembelajaran adalah
proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar” Sedangkan
menurut Oemar Hamalik (2001: 57) bahwa: ” Pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran”
Berdasarkan pernyataan diatas bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk memfasilitasi, meningkatakan intensitas dan kualitas belajar pada
diri peserta didik yang bisa terjadi karena proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Oleh karena itu
pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistematik untuk memfasilitasi dan
meningkatkan proses belajar. Maka kegiatan pembelajaran berkaiatan erat dengan
jenis belajar serta hasil belajar tersebut.
c. Prinsip Belajar dan Pembelajaran
Belajar dan pembelajaran mempunyai kaitan erat yang terjadi antara guru dan
siswa dan tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan
antara dua subjek. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi
proses belajar, sementara kegiatan belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa,
dengan melalui kegiatan itu siswa akan mengalami perubahan pada perilakunya.
Menurut Nasution yang dikutip H.J. Gino dkk (1998: 51) bahwa, “Perubahan akibat
belajar tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk
kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri,
pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk
mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses
pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut
Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) bahwa, “Prinsip-prinsip pembelajaran meliputi
perhatian dan motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung, pengulangan,
tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip-prinsip pembelajaran
meliputi tujuh aspek yaitu perhatian dan motivasi, keterlibatan langsung atau
berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan
individual. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka prinsip-prinsip
pembelajaran tersebut harus diterapkan dalam pembelajaran dengan baik dan benar.
Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip pembelajaran tersebut diuraikan secara singkat
sebagai berikut:
1) Perhatian dan Motivasi Belajar
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai
dengan kebutuhan siswa. H.J. Gino dkk. (1998: 52) menyatakan, “Perhatian siswa
waktu belajar akan sangat mempengaruhi hasil belajar. Belajar dengan penuh
perhatian (konsentrasi) pada materi yang dipelajari akan lebih terkesan lebih
mendalam dan tahan lama pada ingatan”.
Perhatian mempunyai peran penting untuk mencapai hasil belajar yang
optimal. Apabila pelajaran yang diterima siswa dirasakan sebagai kebutuhan, maka
akan membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajarinya. Sedangkan yang
dimaksud motivasi menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) adalah, “Tenaga yang
menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang”. Dengan motivasi belajar yang
tinggi, maka siswa akan lebih bersemangat dalam belajar. Belajar yang dilakukan
dengan penuh semangat akan dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
2) Keaktifan Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Dalam kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk selalu aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan
belajarnya secara efektif siswa dituntut untuk atif secara fisik, intelektual dan
emosional. Tanpa ada keaktifan dari siswa, maka tidak akan terjadi proses belajar.
Hal ini sesuai pendapat H.J. Gino dkk. (1998: 52) bahwa, “Dari semua unsur belajar,
boleh dikatakan keaktifan siswalah prinsip yang terpenting, karena belajar sendiri
merupakan suatu kegiatan. Tanpa adanya kegiatan tidak mungkin seorang belajar”.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bermacam-macam bentuknya.
Hal ini sesuai dengan jenis atau masalah yang dipelajari siswa. Menurut S. Nasution
(1988:93) yang dikutip H.J. Gino dkk. (1998: 52) macam-macam keaktifan belajar
siswa antara lain: “Visual activities, oral activities, listening activities, drawing
activities, motor activities, mental activities, emotional activities”.
Keaktifan-keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut tidak terpisah
satu dengan lainnya. Misalnya dalam keaktifan motoris terkandung keaktifan mental
dan disertai oleh perasaan tertentu. Dalam setiap pelajaran dapat dilakukan
bermacam-macam keaktifan.
3) Keterlibatan Langsung Siswa
Belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam diri siswa. Dalam proses
belajar sangat kompleks. Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan organ-
organ siswa mengubah tingkah lakunya sebagai hasil pengalaman yang diperolehnya.
Dapat dikatakan bahwa, belajar merupakan hasil pengalaman, sebab pengalaman-
pengalaman yang diperoleh itulah yang menentukan kualitas perubahan tingkah laku
siswa. Jadi peristiwa belajar terjadi apabila terjadi perubahan tingkah laku pada diri
siswa.
Belajar adalah tanggungjawab masing-masing siswa, sebab hasil belajar
adalah hasil dari pengalaman yang diperoleh sendiri, bukan pengalaman yang didapat
oleh orang lain. Oleh karena itu, kualitas hasil belajar berbeda-beda antara siswa satu
dengan lainnya tergantung pada pengalaman yang diperoleh dan kondisi serta
kemampuan setiap siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
4) Pengulangan Belajar
Salah satu prinsip belajar adalah melakukan pengulangan. Dengan
melakukan pengulangan yang banyak, maka suatu keterampilan atau pengetahuan
akan dikuasai dengan baik. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 52) bahwa,
“Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara
keseluruhan lebih berarti. Dari pernyataan inilah pengulangan masih diperlukan
dalam kegiatan pembelajaran”. Sedangkan Suharno HP. (1993: 22) berpendapat,
“Untuk mengotomatisasikan penguasaan unsur gerak fisik, teknik, taktik dan
keterampilan yang benar atlet harus melakukan latihan berulang-ulang dengan
frekuensi sebanyak-banyaknya secara kontinyu”. Mengulang materi pelajaran atau
suatu keterampilan adalah sangat penting. Dengan melakukan pengulangan gerakan
secara terus menerus, maka gerakan keterampilan dapat dikuasai dengan secara
otomatis. Suatu keterampilan yang dikuasai dengan baik, maka gerakan yang
dilakukan lebih efektif dan efisien.
5) Tantangan
Tantangan merupakan salah satu bagian yang penting dalam pembelajaran.
Dengan adanya tantangan maka akan memotivasi siswa untuk memecahkan
permasalahan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai pendapat H.J. Gino dkk
(1998: 54) bahwa, “Materi yang dipelajari oleh siswa harus mempunyai sifat
merangsang atau menantang. Artinya, materi tersebut mengandung banyak masalah-
masalah yang merangsang untuk dipecahkan. Apabila siswa dapat mengatasi masalah
yang dihadapinya, maka ia akan mendapatkan kepuasan”.
Memberikan tantangan dalam proses belajar mengajar adalah sangat penting.
Dengan adanya tantangan yang harus dihadapi atau dipecahkan siswa dalam belajar,
maka siswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk memecahkan masalah
tersebut. Jika siswa mampu memecahkan masalah yang dipelajarinya, maka siswa
akan memperoleh kepuasan dan mencapai hasil belajar yang optimal.
6) Balikan dan Penguatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Pemberian balikan pada umumnya memberi nilai positif dalam diri siswa,
yaitu mendorong siswa untuk memperbaiki tingkah lakunya dan meningkatkan usaha
belajarnya. Tingkah laku dan usaha belajar serta penampilan siswa yang baik, diberi
balikan dalam bentuk senyuman ataupun kata-kata pujian yang merupakan penguatan
terhadap tingkah laku dan penampilan siswa.
Penguatan (reinforcement) adalah respon terhadap tingkah laku yang dapat
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Memberi
penguatan dalam kegiatan belajar kelihatannya sederhana sekali, yaitu tanda
persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa. Namun demikian, penguatan ini sangat
besar manfaatnya terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
7) Perbedaan Individu
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan
lainnya. Karena hal inilah, setiap siswa belajar menurut tempo atau kecepatannya
masing-masing. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain akan membantu
siswa menentukan cara belajar serta sasaran belajar bagi dirinya sendiri. Manfaat
pembelajaran akan lebih berarti jika proses pembelajaran yang diterapkan,
direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi masing-masing
siswa. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka guru harus memperhatikan
perbedaan setiap individu dan dalam membelajarkannya harus disesuaikan dengan
kemampuan masing-masing individu.
d. Ciri-Ciri Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan informasi atau
pengetahuan dari seorang guru kepada siswa agar terjadi perubahan pengetahuan atau
keterampilan pada diri siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam pembelajaran
terdapat ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda-
tanda upaya guru mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat
mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses belajar dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
tujuan belajar dapat tercapai. Menurut H. J. Gino dkk (1998: 36) menyatakan, “ Ciri-
ciri pembelajaran terletak pada adanya unsur-unsur dinamis dalam proses belajar
siswa yaitu (1) motivasi belajar, (2) bahan belajar, (3) alat bantu belajar, (4) suasana
belajar dan (5) kondisi subyek belajar ”. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan
bahwa, ciri-ciri pembelajaran terdiri dari lima macam yaitu, motivasi belajar, bahan
belajar, suasana belajar dan kondisi siswa belajar. Ciri-ciri pembelajaran tersebut
harus diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Jika dalam pelaksanaan
pembelajaran keterampilan ciri-ciri tersebut diperhatikan dengan baik, maka akan
diperoleh hasil belajar yang optimal. Secara singkat ciri-ciri pembelajaran dijelaskan
sebagai berikut:
1) Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, bila seorang siswa tidak dapat melakukan
tugas pembelajaran, maka perlu dilakukan upaya untuk menemukan sebab-
sebabnya dan kemudian mendorong siswa tersebut mau melakukan tugas ajar dari
guru. Dengan kata lain siswa tersebut perlu diberi rangsangan agar tumbuh
motivasi pada dirinya. Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu dan bila tidak suka, maka akan berusaha untuk mengelakkan
perasaan tidak suka tersebut. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar,
tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka
motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri
seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan
memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
siswa dapat tercapai
2) Bahan Belajar
Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi belajar
perlu berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dan memperhatikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
karakteristik siswa agar dapat diminati siswa. Bahan pengajaran merupakan
segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan yang berupa informasi, maka perlu
diusahakan isi pengajaran dapat merangsang daya cipta atau yang bersifat
menantang agar menumbuhkan dorongan pada diri siswa untuk menemukan atau
memecahkannya masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.
3) Alat Bantu Belajar
Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat alat yang dapat
membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Alat bantu pembelajaran
adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan
maksud menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Guru harus berusaha agar
materi yang disampaikan atau disajikan mampu diserap dengan mudah oleh
siswa. Apabila pengajaran disampikan dengan bantuan alat-alat yang menarik,
maka siswa akan merasa senang dan pembelajaran dapat berlangsung dengan
baik.
4) Suasana Belajar
Suasana belajar sangat penting dan akan berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan pembelajaran. Suasana belajar akan berjalan dengan baik, apabila terjadi
komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan siswa. Di samping itu juga,
adanya kegairahan da n kegembiraan belajar. Suasana belajar mengajar akan
berglangsung dengan baik, dan isi pelajaran disesuaikan dengan karakteristik
siswa, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
5) Kondisi Siswa yang Belajar
Siswa atau anak memiliki sifat yang unik atau sifat yang berbeda, tetapi juga
memiliki kesamaan yaitu memiliki langkah-langkah perkembangan dan memiliki
potensi yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran. Dengan kondisi siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
yang demikian akan dapat berpengaruh pada partisipasi siswa dalam proses
belajar. Untuk itu, kegiatan pengajaran lebih menekankan pada peranan dan
partisipasi siswa bukan peran guru yang dominan, tetapi lebih berperan sebagai
fasilitator, motivator dan sebagai pembimbing.
e. Hasil Belajar
Salah satu tugas pokok seorang guru adalah mengevalusai taraf keberhasilan
rencana pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Untuk dapat melihat sejauh mana
taraf keberhasilan mengajar guru dan belajar siswa secara tepat dan dapat dipercaya
maka diperlukan sebuah informasi yang didukung oleh data yang objektif dan
memadahi tentang indikator perubahan perilaku dan pribadi siswa.
Identifikasi wujud perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar dapat
bersifat fungsional-struktural, material-substansial, dan behavioral. Untuk
mempermudah dalam sistematika penjabaran hasil belajar siswa dapat menggunakan
penggolongan perilaku menurut Bloom yang terdiri atas kawasan atau ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
Menurut Abin Syamsyuddin yang dikutip dalam A. Tabrani Rusyan (1989 :
22) beberapa indikator dan kemungkinan cara pengungkapan dari hasil belajar
dijabarkan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Penjabaran Sitematika Hasil Belajar Siswa
Jenis Hasil Belajar Indikator Cara Pengungkapan
a. Kognitif
- Pengamatan/ perceptual Dapat menunjukan,
membandingkan ,
menghubungkan.
Tugas, tes, observasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
- Hafalan / ingatan Dapat menyebutkan dan
menunjukan lagi
Pertanyaan, tugas tes
- Pengertian/ pemahaman Dapat menjelaskan dan
mengidentifikasikan dengan
kalimat sendiri
Pertanyaan
- Aplikasi/ penggunaan Dapat memberikan contoh,
menggunakan dengan tepat,
memecahkan masalah
Soal, tes tuga
- Analisis Dapat menguraikan, dan
mengklasifikasikan
Tugas, persoalan, tes
- Sitesis Dapat menghubungkan, dan
menyimpulkan,
mengeneralisasikan
Tugas, persoalan, tes
- Evaluasi Dapat menginterprestasikan,
memberikan kritik, memberikan
pertimbangan penilaian
Tugas, persoalan, tes
b. Afektif
- Penerimaan Bersikap menerima, menyetujui,
atau sebaliknya
Pertanyaan, tes skala sikap
- Sambutan Bersedia terlibat, berpartisipasi,
memanfaatkan, atau sebaliknya
Tugas, observasi dan tes
- Penghargaan/ Apresiasi Memandang penting, bernilai,
berfaedah indah, harmonis,
kagum, atau sebaliknya.
Skala penilaian, tugas, dan
observasi.
- Internalisasi/
Pendalaman
Mengakui, mempercayaai,
meyakinkan, atau sebaliknya
Skala sikap, tugas ekspresif, pro
efektif
- Karakterisasi/ Melembagakan, membinasakan, observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Penghayatan menjelmakan dalam pribadi dan
perlakuanya sehari – hari
c. Psikomotorik
- Keterampilan bergerak/
bertindak
Koordinasi mata, tangan, dan
kaki
Tugas, observasi, tindakan
- Keterampilan ekspresi
verbal dan non verbal
Gerak, mimic, ucapan Tugas, observasi, tindakan
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara
harfiah berarti “tengah, perantara, atau pengantar” (arsyad, 2002). Sedangkan Gerlach
& Ely (dalam Arsyad, 2002) Bahwa “media jika dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membengun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap”. Dalam dunia
pendidikan (pembelajaran) seringkali istilah alat bantu atau media komunikasi
digunakan secara bergantian atau sebagai penganti istilah media pendidikan /media
pembelajaran. Association for Educational Communications and Technology
(AECT,1977) memberikan pengetian tentang media merupakan sebagai segala bentuk
yang digunakan untuk menyalurkan informasi.
Azhar Arsyad (2004 : 10-11) menjelaskan tingkat keabstrakan jumlah indra
yang turut serta dalam penerimaan isi pengajaran, dalam piramida atau kerucut
pengalaman Edgar Dale.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Sumber : Azhar Arsyad (2004 : 11)
Dalam suatu proses belajar mengajar, pesan yang disalurkan oleh media dari
sumber pesan ke penerima pesan itu ialah materi pelajaran. Media disusun
berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima
atau ditangkap melalui panca indra. Semakin banyak indera yang digunakan untuk
menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian atau
pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata lain, media dimaksudkan untuk
mengarahkan indra sebanyak mungkin kepada suatu objek sehingga mempermudah
persepsi
Melalui pengertian media, oleh Azhar Arsyad (2004 : 6-7) mengemukakan
ciri – ciri umum yang terkandung dalam batasan pengertian media, diantaranya :
Abstrak
Kongkret
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu seuatu benda yang dapat dilihat, didengar dan diraba dengan panca indra.
2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio 4) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik
didalam maupun diluar kelas. 5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru
dan siswa dalam proses pembelajaran. 6) Media pendidikan dapat digunakan secara missal, (missal : radio, televisi)
kelompok besar dan kelompok kecil (missal : film, slide, video, OHP) atau perorangan (Misal : modul, computer, radio, video recoreder)
7) Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Hamalik (1986) yang dikutip dalam buku media pembelajaran
,Azhar Arsyad (2004: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran
dalam proses belajar dapat meningkatkan keinginan dan minat yang baru
,membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Dari segi Teori belajar ,berbagai
kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu dipertimbangkan dalm pemilihan
media adalah memuat isi: motivasi, tujuan pembelajaran, organisasi isi, persiapan
sebelum belajar, emosi, partisipasi, umpan balik, penguatan (Reinforcement), Latihan
, dan penerapan.
Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang
turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan
oleh guru. Menurut Dale (1969: 180) dalam buku media pembelajaran Azhar Arsyad
(2004: 23) mengemukakan bahawa bahan–bahan Audio-visual dapat memberikan
banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam sistem pendidikan modern
atau pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi. Dalam pembelajaran Guru harus
selalu hadir dalam penyajian matei pembelajaran.
Tujuan media pembelajaran menurut Mulyani Sumantri (2001: 153), bahwa media pembelajaran dimaksudkan agar peserta didik yang terlibat dalam kegiatan belajar terhindar dari gejala verbalisme, yakni mengetahui kata-kata yang disampaikan oleh guru tetapi tidak memahami arti atau maknanya. Namun secara khusus media pembelajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Penyampaian materi ajar menjadi lebih standar. 2. Penyusunan media yang terencana dan terstuktur dengan baik
membantu pengajar untuk mnyampaikan materi dengan kualitas dan kuantitas yang sama dari satu kelas ke kelas yang lain.
3. Kegiatan pembelajaran menjadi menarik . 4. Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif 5. Materi pembelajaran dapat dirancang, baik dari sisi pengorganisasian
materi maupun pennyajiannaya yang melibatkan siswa, sehingga siswa menjadi lebih aktif di kelas.
6. Media dapat mempersingkat penyajian materi pembelajaran yang kompleks, misalnya dengan bantuan media audio visual seperti VCD, video. Dengan demikian informasi dapat disajikan secara menyeluruh dan sistematis kepada siswa .
7. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan 8. Dengan media yang semakin lama makin canggih maka kegiatan
pembelajaran tidak hanya dilakukan didalam kelas saja tetapi bisa dimana saja .
Ada tujuan khusus yang ada dalam pembelajaran dengan mengunakan media
pembelajaran yang pada umumnya dipahami oleh seorang guru-guru penjas, yang
pada umumnya seorang guru penjas masih mengunakan metode atau pengajaran yang
yang bersifat klasikal tanpa terlalu memikirkan aspek-aspek yang membuat belajar
mengajar menjadi pembelajaran yang PAIKEM (pembelajaran yang aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan).
c. Jenis Media pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Banyak tokoh yang mengemukakan berbagai klasifikasi tentang media
pembelajaran, karena didalam sebuah media pembelajaran memiliki tujuan dan
kegunaan sendiri-sendiri. Diera modern ini telah banyak media yang dapat digunakan
untuk membantu seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, diantara
media pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
1) Media Visual
Media visual juga disebut dengan media pandang,karana seseorang dapat
menghayati media tersebut melalui penglihatannya. Jadi media audio visual adalah
media yang mana berupa gambar-gambar didalam penyampaian materi pembelaran
.Media ini dapat dibedakan menjadi 2,yaitu
· Media visual yang tidak diproyeksikan’termasuk dalam jenis ini adalah:
1. Gambar mati atau gambar diam (still picture)
2. ilustrasi
3. Karikatur
4. Poster
5. bagan,dll
· Media yang diproyeksikan, berapa jenis yang banyak digunakan dilapangan
contoh dari media visual yang diproyeksikan adalah sebagai berikut:
1. Overhead projector(OHP)
2. slide
3. filmstrip
2) Media Audio
Media audio merupakan media yang dapat deterima oleh pendengaran
.menurut Mulyani sumantri (2001: 160) Media audio memiliki karakteristik
memanipulasi pesan hanya dilakukan melalui bunyi atau suara-suara.Adapun yang
termasuk media audio diantaraya: Radio, tape dll
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
3) Media Audio-visual
Yakni media yang dapat diterima oleh indera pendengaran,maupun indera
penglihatan.jenis media ini diantara lainnya adalah : televisi, video dll
4) Media Asli atau Orang
Yakni media yang meruapakan benda sebenarnya, sesungguhnya yang
diperagakan melalui model atau alat peraga . Macam dari media ini adalah:
a) Speciment, merupakan bagian atau pecahan dari benda yang sebenarnya .
b) Mock-up adalah model tiruan suatu benda yang menonjolkan bagian-bagian
tertentu dari suatu benda asli dan mehilangkan bagian lain dengan maksud
menghilangkan perhatian peserta didik terhadap bagian-bagian lain yang
tidak dipentingkan, serta memusatkan perhatian pada bagian yang dimaksud.
c) Dioroma adalah model pemandangan yang dibuat seperti keadaan aslinya.dll
d. Penggunaan Media Pembelajaran Passing Atas Bolavoli
Dalam pembelajaran passing atas bolavoli seoarang guru pendidikan
jasmani haruslah mampu menguasai berbagai pendekatan pembelajaran yang dapat
membuat siswa menjadi lebih aktif, kreatif, mampu memahami dan mengikuti
pembelajaran dengan baik.
Pendekatan pembelajaran yang dapat memberikan pemahaman tentang
konsep gerak dasar passing atas bolavoli secara bertahap adalah pendekatan
pembelajaran dengan pendekatan media audio-visual. Dengan kreatifitas guru di
dalam mendisain materi pembelajaran dengan baik maka siswa akan tertarik dan aktif
di dalam pembelajaran, sehingga lebih efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
4. Bolavoli
a. Pergertian Permainan Bolavoli
Permainan bolavoli merupakan suatu permainan bola besar yang dimainkan
oleh 2 regu dimana tiap regu terdiri dari 6 pemain, diawali dengan servis dan dengan
net sebagai pembatas, pelaksanaan bola dipantulkan sebelum bola menyentuh tanah.
Permaianan Bolavoli merupakan olahraga permainan yang sudah berkembang dan
banyak digemari oleh masyarakat di Indonesia. Permainan yang mengunakan tangan
ini banyak dimainkan oleh semua kalangan, dari pedesaan, kalangan perkantoran, dan
bahkan menjadi mata pelajaran disekolah-sekolah dari sekolah dasar sampai sekolah
menengah atas.
Menurut Nuril Ahmadi bahwa (2007: 19) “Permainan bolavoli merupakan
suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah untuk dilakukan oleh setiap
orang. Diperlukan pengetahuan tentang teknik-teknik dasar dan teknik lanjutan untuk
dapat melakukan permainan bolavoli secara efektif”. Maka dengan pengertian itu
untuk dapat melakukan permaianan bolavoli dengan baik maka harus menguasai
teknik dasar permaianan bolavoli dengan baik.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Prestasi Bolavoli
Faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi bolavoli adalah meliputi
unsur teknik, kondisi fisik, taktik dan mental. Untuk mencapai prestasi bolavoli
semaksimal mungkin, maka unsur-unsur tersebut harus dilatih dan dikembangkan
secara baik dan teratur. Secara singkat unsur-unsur yang mendukung pencapaian
prestasi bolavoli dijelaskan sebagai berikut:
1) Unsur Kondisi Fisik
Dalam setiap cabang olahraga tentu membutuhkan kualitas fisik yang prima.
Dengan kualitas fisik yang prima akan dapat mendukung pencapaian prestasi secara
optimal. M. Yunus (1992: 61) menyatakan bahwa. “tanpa persiapan kondisi fisik
yang memadai maka akan sulit mencapai prestasi yang tinggi. Jika kondisi fisik tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
dipersiapkan secara khusus sebelumnya, maka akan sulit dan terlalu lama bagi atlet
untuk dapat menguasai teknik dan taktik dalam bermain bolavoli”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kemampuan kondisi fisik
merupakan faktor yang sangat penting untuk mengembangkan unsur teknik, dan
taktik permainan bolavoli. Kualitas fisik yang baik akan mendukung secara langsung
terhadap kualitas gerak yang dapat ditampilkan, karena keberadaan kualitas fisik
selalu beroperasi dengan fungsi psikomotor. Oleh karena itu untuk mencapai prestasi
olahraga komponen-komponen kondisi fisik harus dilatih dan dikembangkan secara
baik dan teratur.
2) Unsur Teknik
Penguasaan teknik dasar bolavoli merupakan unsur yang sangat penting
untuk mendukung penampilan seorang pemain, baik secara individu maupun secara
tim. M. Yunus (1992: 68) teknik dalam permainan bolavoli dapat diartikan “sebagai
cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan
yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal”. Menurut Suharno HP. (1985: 11)
bahwa, “penguasaan teknik dasar permainan bolavoli merupakan salah satu unsur
yang ikut menentukan menang atau kalahnya satu regu di dalam suatu
pertandingan…”.
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, menguasai
teknik dasar bolavoli merupakan faktor yang penting Unsur-unsur teknik dasar
bermain bolavoli yang harus dikuasai oleh pemain bolavoli, menurut Suharno HP.
(1985:51) adalah sebagai berikut :
1) Teknik dengan bola : a) Pass atas b) Set-up/umpan c) Pass bawah d) Smash/spike e) Block/bendungan f) Servis
2) Teknik tanpa bola :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
a) Langkah awalan smash, block b) Langkah sebelum mengambil bola c) Loncatan dan gerak tipu d) Pengambilan posisi
Pada dasarnya teknik dasar bolavoli dibedakan menjadi dua macam yaitu,
teknik dengan bola dan teknik tanpa bola. Teknik dengan bola merupakan cara
memainkan bola dengan anggota badan secara efektif dan efisien sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Sedangkan teknik tanpa bola berupa gerakan-gerakan khusus
yang mendukung teknik dengan bola. Dalam pelaksanaan permainannya, kedua
teknik tersebut memiliki keterkaitan yang erat menurut kebutuhannya.
3) Unsur Taktik
Dalam permainan bolavoli, kemampuan dalam taktik permainan mutlak
diperlukan untuk memperoleh kemenangan. Berdasarkan macamnya, taktik dalam
permainan bolavoli dikelompokkan menjadi beberap amacam. Menurut Suharno HP
(1985: 1) taktik permainan bolavoli terdiri atas “(1) Pertahanan, (2) Penyerangan, (3)
Perorangan, (4) Kelompok dan (5) Tim”.
Taktik pertahanan adalah siasat yang dilakukan dalam upaya menjaga agar
mempertahankan dari serangan lawan. Taktik pertahanan dalam permainan bolavoli
diantaranya dilakukan dengan teknik blocking yang dapat dilakukan secara
perorangan atau kelompok. Taktik penyerangan adalah siasat yang dilakukan dalam
upaya untuk mematikan regu lawan dengan mengadakan serangan melalui smash atau
lewat servis. Taktik individual adalah siasat perorangan dalam menggunakan
kemampuan fisik, teknik dan mental dengan proses yang cepat untuk menghadapi
problematika dalam mencari kemenangan pertandingan bolavoli secara sportif. Taktik
kelompok adalah suatu siasat yang dilakukan oleh dua sampai lima pemain dalam
bentuk-bentuk pertahanan atau penyerangan untuk mencapai kemenangan secara
sportif dalam pertadingan, misalnya grop taktik dalam smash, block, bertahan
lapangan belakang dan lain-lain. Taktik tim atau kolektif taktik adalah suatu siasat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
yang dijalankan oleh suatu regu atau enam orang dalam kerja sama untuk mencari
kemenangan secara sportif. Tatik tim merupakan tujuan akhir suatu regu dalam usaha
mencapai prestasi maksimal.
4) Unsur Mental
Mental merupakan faktor kejiwaan atau psikologis dari seseorang yang ikut
berpengaruh pada penampilannya dalam suatu pertandingan. Sebaik apapun fisik,
teknik dan taktik yang dimiliki, jika mentalnya tidak baik, maka prestasi yang
optimal sulit tercapai. Harsono (1988:101) mengemukakan “betapa sempurna
perkembangan fisik, teknik dan taktik atlet, apabila mentalnya tidak turut
berkembang, prestasi tinggi tidak mungkin akan dapat dicapai”.
Kesiapan aspek psikologis atau mental harus diperhatikan dalam program
pembinaan. Mental yang baik tidak dapat diperoleh secara cepat, tetapi melalui proses
pembinaan dan latihan secara teratur. Dalam hal ini peranan seorang guru atau pelatih
untuk membentuk mental yang baik bagi siswa atau anak didiknya cukup besar.
Seorang guru atau pelatih harus memberikan pengertian-pengertian dan latihan
mental secara baik dan tepat.
c. Teknik Dasar Permainan Bolavoli
Tenik dasar merupakan salah satu faktor yang sangat penting didalam
pencapian prestasi. Perkembangan teknik diarahkan pada peningkatan keterampilan
gerak, Jika gerakan dapat dikuasai dengan benar, maka pemain akan mudah
mengkombinasikan dan mengembangkan berbagai gerakan.
Menurut M. Yunus (1992 : 68) “ Teknik adalah cara melakukan atau
melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif.
Teknik permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan
efektif dan efisien sesuai dengan peraturan-peraturan permaianan yang berlaku untuk
mencapai hasil yang maksimal”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Teknik permainan yang baik selalu berdasarkan pada teori dan hukum-hukum
yang berlaku dalam ilmu dan pengetahuan yang menunjang pelaksanaan teknik
tersebut. Dalam permainan bolavoli ada beberapa bentuk teknik dasar yang harus
dikuasai.
Teknik dasar permainan bolavoli terdiri atas:
1. Servis
2. Passing bawah
3. Passing atas
4. Block
5. Smash
1) Pengetian Passing
Menurut Nuril Ahmadi (2007 : 22) Passing adalah upaya seseorang pemain
dengan mengunakan suatu teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang
dimainkannya kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri.
Sedangkan umpan adalah usaha atau upaya seseoarang pemain bolavoli dengan
mengunakan suatu teknik tertentu yang dimilikinya dengan tujuan menyajikan bola
yang dimainkannya kepada teman seregunya yang selanjutnya dapat melakukan
serangan smash terhadap lawan.
Passing merupakan teknik dasar bolavoli yang paling penting di dalam
permainan bolavoli, karena passing merupakan faktor utama untuk dapat bisa
memainkan permainan bolavoli. Dengan teknik dasar passing yang baik maka
permainan akan sulit untuk dimatikan, sehingga permainan menjadi menarik.
2) Passing Atas Bolavoli
Menurut Nuril Ahmadi (2007 : 25) “Passing atas adalah upaya seseorang
pemain dengan jari-jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
hampir berhadapan untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman
seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri”.
Cara melakukan teknik passing atas adalah jari-jari tangan terbuka lebar dan
kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling berhadapan. Sebelum menyentuh
bola, lutut sedikit ditekuk hingga tangan berada di muka setinggi hidung, sudut antara
dan badankurang lebih 45 derajat, bola disentuhkan dengan tangan cara meluruskan
kedua kaki denagn lengan, sikap pergelangan tangan dan jari-jari tidak berubah.
Tahap-Tahap Melakukan Passing Atas Bolavoli.
1). Persiapan
a. Bergerak ke arah datangnya bola, tepat di bawahnya.
b. Siapkan posisi.
c. Bahu sejajar sasaran.
d. Kaki merenggang santai.
e. Bengkokkan sedikit lengan , kaki, dan pinggul
f. Tahan tangan 6 atau 8 inci di depan pelepis.
g. Tahan tangan di depan pelepis.
h. Melihat melalui “jendela” yang di bentuk tangan
i. Ikuti bola Ke sasaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Gambar 2. Tahap persiapan sebelum melakukan passing atas bolavoli.
Sumber: Nuril Ahmadi (2007: 25 )
2). Pelaksanaan
a. Terima bola pada bagian belakang bawah.
b. Terima dengan dua persendian teratas dari jari dan ibu jari.
c. Luruskan lengan dan kaki ke arah sasaran.
d. Pindahkan berat badan kearah sasaran.
e. Arahkan bola sesuai ketinggian yang diinginkan .
f. Arahkan bola kegaris atau ke tangan penyerang.
Gambar 3. Tahap pelaksanaan passing atas bolavoli.
Sumber: Nuril Ahmadi (2007: 25 )
3).Gerakan lanjutan
a. Luruskan tangan an sepenuhnya.
b. Arahkan bola ke arah sasaran.
c. Pinggul bergerak maju ke arah sasaran.
d. Pindahkan berat badan ke arah sasaran.
e. Bergerak ke arah umpan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Gambar 4. Tahap gerak lanjut passing atas bolavoli
Sumber: Nuril Ahmadi (2007: 26 )
3) Kesalahan Umum Melakukan Passing Atas Bolavoli
Menurut Nuril Ahmadi (2007 : 25) Kesalahan Umum dalam melakukan passing atas bolavoli adalah sebagai berikut :
a. Kurang cepat menempatkan badan di bawah bola dan malas menekuk lutut dalam sikap persiapan pelaksanaan.
b. Membuka jari-jari terlalu lebar dan lurus sehingga tidak terbentuk suatu cekungan setengah lingkaran dari jari-jari dan telapak tangan.
c. Siku terlalu keluar ke samping atau terlalu rapat ke dalam sehingga cekungan jari dan telapak tangan datar.
d. Pergelangan tangan kurang lentur ke samping dalam sehingga cekungan jari dan telapak tangan kurang sempurna.
e. Perkenaan bola waktu passing pada ujung jari sehingga kuku sering sobek. f. Lengan telah lurus ke atas sebelum perkenaan bola, sehingga tidak ada
kekuatan untuk mendorong bola ke depan-atas. g. Kurang harmonisnya gerak beraturan antara jari, pergelangan tangan, lengan,
badan, dan kaki. h. Penguasaan koordinasi gerakan yang sangat kurang akibat kurangnya latihan-
latihan fisik. i. Pemain mudah jemu menjalankan passing atas bolavoli. j. Jari-jari rapat dan lemas terutama pada wanita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
k. Perkenaan bola pada telapak tangan, bukan pada ujung-ujung jari, sehingga terdengar bunyi “plak” dalam melakukan passing atas.
l. Mengerakan pergelangan tangan tidak je arah depan atas melainkan hanya ke depan saja.
B. Kerangka Berfikir
Pembalajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menciptakan
suasana pembelajaran yang nyaman bagi guru maupun siswa, serta menimbulkan
keaktifan atau keikutsertaan siswa.. Pembelajaran yang di dalamnya tersebut
memiliki ilmu pengetahuan serta memiliki tujuan pendidikan. Sehingga di dalam
proses belajar mengajar ilmu pengetahuan tersebut dapat terdistribusi atau tersalur
kepada siswa dengan baik dan siswa pun mampu memahami dan mengaplikasikan
pada kehidupan nyata baik dalam hal pengkonsepan dan aplikasi gerak. Tidak bisa
dipungkiri bahwa dalam pembelajaran yang bersifat klasikal akan menghadapi
permasalahan yang heterogen dilihat dari sudut pandang kemampuan siswa.
Pembelajaran penjas yang kurang kreatif serta menarik dari guru penjas merupakan
salah satu problem yang sering dialami oleh seorang siswa didalam menerima materi
yang telah disampaikan oleh seorang guru. Karena dalam ini seorang guru penjas
hanya menyampaikan materi dengan verbal, adapun pemberian demonstrasi atau
contoh kurang dapat ditangkap oleh siswa, khususnya dalam pokok bahasan passing
atas bolavoli. Kreatifitas dari seorang guru penjas adalah hal yang paling penting
guna meningkatkan minat belajar siswa. membuat siswa menjadi lebih senang dan
berantusias di dalam belajar maupun berlatih.
Di dalam sebuah proses belajar mengajar di dalam dan di luar kelas guru
bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa, siswa diberikan keluasaan di dalam
mengembangkan proses berfikirnya dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan
materi yang dianjarkan. Teknologi informatika atau teknologi modern sekarang ini
juga dapat digunakan sebagai sumber belajar siswa selain seorang guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Pemanfaatan media belajar yang menarik adalah solusi untuk guru dalam
meningkatkan motivasi belajar dalam diri siswa. Dalam hal ini dengan pemanfaatan
media audio-visual yang dapat dirancang di dalam penyampaian materi, karena
dengan media audio-visual materi passing atas bolavoli yang menjadi bahasan
penelitian ini dapat ditayangkan melalaui video yang di donwload melalui situs
internet atau dalam bentuk slide-slide yang telah direncanakan oleh seorang peneliti
sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Dengan adanya tampilan pembelajaran
melalui alat bantu video siswa setidaknya mampu melihat serta mengoreksi
bagaimana gerakan passing atas yang baik dan benar. Dengan media pembelajaran
yang canggih kegiatan apa pun yang akan, sedang, maupun yang sudah dilaksanakan
bisa direview ulang sebagai umpan balik untuk kegiatan yang selanjutnya (bisa
dimunculkan dengan media audio –visual). Dengan pemanfaatan media audio-visual
dalam proses evaluasi, seorang guru juga dapat menayangkan kembali gerakan-
gerakan passing atas yang dilakukan seorang siswa apakah sudah sesuai dengan
gerakan passing atas bolavoli yang baik dan benar. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan cara seorang peneliti melakukan pengambilan gambar maupun video dari
serangkaian gerakan siswa dengan mengunakan kamera digital dan menayangkan
kembali kepada siswa sebagai bentuk proses evaluasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Secara garis besar kerangka berfikir dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
dapat dijabarkan dalam diagram berikut ini:
Gambar 2. Kerangka Berfikir
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru : Kurang mampu mengkontrol keaadan siswa pada materi passing atas bolavoli
Menerapkan Model pendekatan pembelajaran menggunakan bantuan media video (audio-visual)
Melaui instruksi pendekatan pembelajaran dengan bantuan media video (audio-visual), siswa lebih mudah menganalisis gerakan passing atas bolavoli, sehingga mampu menirukan dan mempraktekannya secara mandiri
Siswa :
- Tidak mampu menyerap serta menganalisis materi gerakan passing atas bolavoli yang disampaikan oleh guru.
- Hasil belajar penjas rendah - Kualitas gerakan serta aktivitas
passing atas bolavoli siswa kurang
Siklus I : guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dasar passing atas bolavoli, melalui pendekatan pembelajaran berbantukan media audio-visual dan menampilkan kembali kegiatan belajar siswa
Siklus II dan III : upaya perbaikan dari tindakan silkus I sehingga meningkatkan kemampuan dan keterampilan passing atas bolavoli, melalui pendekatan pembelajaran berbantukan media audio-visual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
C. Hipotesis Tindakan
Melalui kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka dapat
dirumuskan hipostesis atau jawaban sementara terhadap penelitian adalah sebagai
berikut : “ Pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual dapat meningkatkan
hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar
tahun pelajaran 2010 / 2011 ”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Waktu Penenlitian
Pelaksanaan penelitian pada siklus I dimulai tanggal 11 April dan 25
April. Sedangkan pelaksanaan pada siklus II dimulai tanggal 2 Mei dan 9 Mei
2011. Sebelum pelaksanaan dilakukan survey ke lapangan sampai penyusunan
proposal. Kemudian melakukan seleksi informan dan menyiapkan istrumennya.
Untuk lebih jelasnya rincian waktu dan jenis kegiatan.
No
Kegiatan
Bulan
Janu Febr Mar Apr Mei Jun
1 Persiapan survei awal
sampai penyusunan
proposal
X X
2 Seleksi informan,
penyiapan instrumen
dan alat
X
3 Pengumpulan data dan
pelaksanaan tindakan.
X X X
4 Analisis data X
5 Penyusunan laporan X
Tabel 2 : Rincian Kegiatan, Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Karanganyar yang
beralamat di Jl. AW. Monginsidi No.3 Karanganyar 57714.Telp 0271495068.
Alasan peneliti memilih tempat penelitian di SMA Negeri 1 Karanganyar, karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
hasil pembelajaran passing atas bolavoli di sekolah tersebut masih rendah
sehingga perlu ditingkatkan.
B. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa
kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun Pelajaran 2010/2011. yang
berjumlah 34 Siswa, yang terdiri atas 12 siswa putra dan 22 siswa putri.
C. Sumber Data
Sumber data yang dipergunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
adalah sebagai berikut :
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh melaui observasi langsung di
lokasi penelitian mengenai proses pembelajaran passing atas bolavoli di
SMA Negeri I Karanganyar.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen, referensi dan
literatur, serta arsip yang ada pada SMA Negeri 1 Karanganyar.
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun tekik pengumpulan data penelitian ini diantaranya; Tes praktek,
observasi lapangan. Menurut H.E Mulyasa (2009: 183) data penelitian kumpulkan
dan disusun melalui teknik pengumpulan data meliputi: Sumber data, Jenis data,
Teknik pengumpulan data , Pengumpulan data, dan instrument yang digunakan.
Secara terperinci teknik pengumpulan data pada penelitian dapat
didiskripsikan dalam tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel 3 .Teknik Pengumpulan Data Penelitian
No Sumber
Data
Jenis Data
Teknik
Pengumpulan
Instrumen
1
Siswa Kemampuan
melakukan passing
atas bolavoli
Test praktek/hasil
tes selama
mengajar
Tes passing atas
bolavoli
2
Siswa Hasil belajar passing
atas bolavoli
(proses)
Keaktifan,
pemahaman dan
unjuk
kerja.(Afektif,
kognitif dan
psikomotor)
Pedoman Observasi
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi tentang
keadaan siswa dilihat dari aspek kuantitatif dan kualitatif. Aspek kuantitatif yakni
hasil pengukuran kemampuan melakukan passing atas bolavoli siswa kelas X-3
SMA Negeri I Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011. Sedangkan aspek
kualitatif didasarkan atas hasil pengamatan dan catatan pembelajaran selama
penelitian berlangsung. Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber,
diantaranya :
1) Wawancara.
Metode ini digunakan untuk mewawancarai :
(a) Kepala Sekolah dan wakil kepala sekolah, untuk mendapatkan
informasi mengenai sejarah dan latar belakang sekolah yang
dipimpinnya, visi dan misi, kurikulum yang digunakan, kompetensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
guru-gurunya,hambatan-hambatan dalam melaksanakan pembelajaran
sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan.
(b) Guru, untuk mengetahui sejauhmana pengembangan kompetensinya,
keterlibatan dalam merencanakan dan melaksanakan visi, misi
sekolah, kurikulum yang digunakan, perencanaan pembelajaran,
kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengajaran serta
hal-hal yang dilakukan sekolah sebagai upaya peningkatan mutu
pendidikan.
(c) Siswa, untuk mengetahui sejauhmana kompetensi yang telah dimiliki
gurunya diterapkan dalam pembelajaran, untuk mengetahui prestasi
yang telah dicapai, kesiapan guru-gurunya dalam menjalankan
kurikulum sekolah, kendala dalam kegiatan belajar mengajar.
2) Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk melihat situasi dan kondisi lainnya
yang terkait dengan data-data tertulis tentang karakteristik siswa kelas X-3
SMA Negeri I Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011.
3) Observasi
Observasi adalah tahap mengamati kejadian yang ada pada saat
melakukan tindakan (Agus kristiyanto, 2010:57). Teknik observasi
(pengamatan) ini digunakan untuk mengamati secara langsung tentang
perilaku siswa dalam pelaksanaan melakukan passing atas bolavoli pada
bidang studi penjasorkes.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan
Kelas ini adalah deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan
Biklen (dalam Lexy J. Moleong, 2007 : 248) adalah “upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah – milahnya
dengan satuan yang dapat dikelola, mengsintesiskannya, mencari dan menemukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain”.
Analisis data kualitatif menurut Seiddel, (dalam Lexy J. Moleong, 2007 :
248) prosesnya berjalan sebagai berikut :
1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.
2. Mengumpulkan, memilah – milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya,
3. Berfikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan – hubungan dan membuat temuan temuan umum.
F. Prosedur Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Agus Kristiyanto (2010 :
54) yakni penelitian tindakan yang diawali dengan perencanaan tindakan
(planning), pelaksanaan tidakan (action), observasi (observation), dan refleksi
(reflecting). Penjelasan mengenai alur penelitian tindakan tersebut dipaparkan
memalui penjelasan sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planing) adalah sebuah langkah untuk merencanakan tindakan
yang telah dipilih untuk memperbaiki keadaan.
2. Penerapan Tindakan (Action) adalah tahap implementasi atau pelaksanaan
rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan sebelumnya.
3. Observasi dan Evaluasi Tindakan (Observation and Evaluation) adalah tahap
pengamatan dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan selama penelitian
berlangsung.
4. Refleksi (Reflection) adalah tahap pengungkapan kembali hasil observasi dan
evaluasi dalam penerapan tindakan dalam diskusi, sehingga dapat digunakan
untuk merancang program penelitian pada siklus berikutnya
Keempat tahap yang telah dipaparkan diatas tersebut merupakan
rancangan tindakan dalam satu siklus penelitian, pada siklus berikutnya rancangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
program penelitian yang digunakan berpedoman pada hasil refleksi yang
dihasilkan pada siklus sebelumnya, begitu seterusnya hingga target penelitian
tercapai.
Prosedur penelitian adalah langkah – langkah yang harus dilalui oleh
peneliti dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan tindakan yang berlangsung
secara terus menerus kepada subjek penelitian.
Langkah – langkah PTK secara prosedurnya dilaksanakan secara
partisipatif atau kolaboratif antara (guru dengan tim lainya) bekerjasama, mulai
dari tahap orientasi hingga penyusunan rencana tindakan dalam siklus pertama,
diskusi yang bersifat analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksi – evaluatif
atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian
mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, atau pembetulan, dan
penyempurnaan pada siklus berikutnya.
Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan,
prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap – tahap sebagai berikut:
1. Tahap persiapan survay awal
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah
atau kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan Kelas.
Meninjau sebagaimana pelaksanaan pembelajaran passing atas bolavoli diterapkan
dalam sekolah.
2. Tahap seleksi informen, penyiapan instrument, dan alat
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, adalah :
a. Menentukan Subjek penelitian
b. Menyiapkan metode dan instrumen penelitian serta evaluasi
3. Tahap Pengumpulan Data atau Tindakan.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasi data penelitian yang
terdiri atas;
a. Hasil Kondisi awal keterampilan passing atas bolavoli
b. Kemampuan siswa terhadap proses pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
c. Pelaksanaan pembelajaran
d. Partisipasi dan keaktifan siswa
4. Tahap analisis data
Dalam tahap ini analisis data yang dikumpulkan adalah diskriptif kualitatif
.Teknik analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul berupa uraian
diskriptif tentang perkembangan belajar serta tes keterampilan passing atas bola
voli. Serta hasil tes keterampilan passing atas bolavoli yang didiskripsikan melalui
hasil Kualitatif.
5. Tahap penyusunan laporan
Pada tahap ini disusun laporan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dari
awal survey hingga menganalisis data yang dilakukan dalam penelitian
6. Deskripsi tiap siklus
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar passing atas bolavoli siswa kelas X 1 SMA Negeri 1
Karanganyar tahun ajaran 2010/2011. Setiap tindakan upaya pencapaian tujuan
tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri atas
empat tahap ,yakni; (1) Perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
Observasi dan interprestasi, (4) analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus
berikutnya.
a. Siklus Ke-I
1.Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun skenario pembelajaran yang
terdiri dari :
a. Menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) passing atas bolavoli.
b. Menyusun instrument tes keterampilan passing atas bolavoli.
c. Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran.
d. Menyusun lembar observasi.
e. Menyiapkan lembar tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
f. Menyiapkan media serta sarana prasarana yang diperlukan untuk membantu
pengajaran( Medi Audio – visual dan sarana prasana pembelajaran bolavoli )
g. Penyiapan tempat penelitian.
h. Penetapan alokasi waktu pelaksanaan.
i. Sosialisasi kepada subjek.
2. Tahap Pelaksanaan.
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan. Tahap ini dilakukan bersama dengan tahap
observasi terhadap dampak tindakan. Pada tahap pelaksanaan ,kegiatan yang
dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran dilapangan dengan langkah-
langkah kegiatan adalah:
a) Memberikan motivasi kepada siswa.
b) Menjelaskan kegiatan belajar secara umum melalui pendekatan
pembelajaran dengan media audio-visual di dalam kelas.
1) Pertemuan pertama: Guru bersama peneliti menjelaskan materi
pembelajaran yang telah dipersiapkan melalui pendekatan
pembelajaran dengan media audio-visual (slide/video) dengan materi
sebagai berikut; (1) perkenaan bolavoli pada telapak, (2) passing atas
dengan cara menangkap lalu mendorong bolavoli yang diawali dengan
bola dilambung sendiri di tempat, dan (3) melakukan permaianan
bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi.
2) Pertemuan kedua: Guru bersama peneliti menjelaskan materi pelajaran
yang telah dipersiapkan melalui pendekatan pembelajaran dengan
dengan media audio-visual dengan materi sebagai berikut; (1) praktik
latihan perkenaan bola pada tangan dengan berpasangan, (2) praktik
teknik dasar passing atas secara berpasangan, dan (3) praktik passing
atas bolavoli dengan dipantulkan ke tembok dalam waktu 30 detik
sebagai pengambilan data dari siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
c) Melakukan pemanasan.
d) Melakukan teknik dasar passing atas sesuai dengan scenario pembelajaran
yang telah direncanakan.
e) Tahap-Tahap melakukan passing atas
1).persiapan
a. Bergerak ke arah datangnya bola,tepat di bawahnya.
b. Siapkan posisi.
c. Bahu sejajar sasaran.
d. Kaki merenggang santai.
e. Bengkokkan sedikit lengan , kaki, dan pinggul
f. Tahan tangan 6 atau 8 inci di depan pelepis.
g. Tahan tangan di depan pelepis.
h. Melihat melalui “jendela” yang di bentuk tangan
i. Ikuti bola Ke sasaran
2).Pelaksanaan
a. Terima bola pada bagian belakang bawah.
b. Terima dengan dua persendian teratas dari jari dan ibu jari.
c. Luruskan lengan dan kaki ke arah sasaran.
d. Pindahkan berat badan kearah sasaran.
e. Arahkan bola sesuai ketinggian yang diinginkan .
f. Arahkan bola kegaris atau ke tangan penyerang.
3).Gerakan lanjutan
a. Luruskan tangan an sepenuhnya.
b. Arahkan bola ke arah sasaran.
c. Pinggul bergerak maju ke arah sasaran.
d. Pindahkan berat badan ke arah sasaran.
e. Bergerak ke arah umpan.
f. Melaksanakan diskusi kelas
g. Penilaian yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
h. Melaksanakan pendinginan.
3.Tahap observasi.
Tahap obseravasi dilakukan bersama dengan kegiatan pelaksanaan
tindakan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap penerapan model
pembelajaran pendidikan jasmani berbantukan media audio-visual (video) yang
diterapkan terhadap proses pembelajaran teknik dasar passing atas bolavoli.
4. Tahap Evaluasi (Refleksi)
Dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan interpretasi dari
proses belajar mengajar untuk mengetahui kegiatan belajar-mengajar yang
dilakukan oleh siswa. Sehingga diperoleh kesimpulan apa saja perlu diperbaiki
dan apa saja yang perlu dipertahankan. Pada tahap ini mengemukakan hasil
penemuan dari pelaksanaan tindakan 1 yang memerlukan perbaikan pada siklus
berikutnya.
Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel berikut:
Aspek yang diukur
Prosentase target capaian
Cara Mengukur Siklus
I Siklus
II
Kemampuan melakukan passing atas bolavoli
50% 65% Melalui tes passing atas bolavoli
Hasil belajar siswa (proses) 60% 70% Melalui hasil penjumlahan aspek afektif, kognitif dan psikomotorik sesuai dengan pedoman observasi rubrik penilaian RPP, KKM sekolah : 70
Tabel 4. Indikator Pencapaian Hasil Belajar Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Rancangan Siklus ke -II
Pada rancangan siklus II tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tingkatan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut
dengan materi pembelajaran yang sesuai dengan silabus mata pelajaran
pendidikan jasmani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tiap Siklus
1. Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu
peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui keadaan nyata yang ada
di lapangan. Hasil kegiatan survey awal tersebut adalah sebagai berikut.
a. Siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun ajaran 2010 / 2011, yang
mengikuti materi passing atas bolavoli adalah 34 Siswa, yang terdiri atas 12 siswa
putra dan 22 siswa putri. Dilihat dari proses pembelajaran passing atas bolavoli,
dapat dikatakan proses pembelajaran dalam kategori kurang berhasil.
b. Siswa kurang memiliki perhatian dan motivasi dalam pembelajaan passing atas
bolavoli, sebab guru kurang mengetahui/memiliki motode pendekatan
pembelajaran yang tepat dalam penyampaian materi passing atas bolavoli. Selain
itu keterbatasan sarana seperti; bolavoli dan net, dsb, menjadi kendala lain dalam
memperoleh hasil yang maksimal dalam materi passing atas bolavoli tersebut.
c. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh bahwa mata pelajaran pendidikan
jasmani kurang begitu diperhatikan daripada mata pelajaran lainya. Hal ini dapat
dibuktikan dengan terpenuhinya semua sarana-prasarana pembelajaran di dalam
kelas yang begitu lengkap seperti; LCD, Komputer, Sound, dll. Tetapi sebaliknya
kurangnya sarana-prasarana yang menunjang mata pelajaran penjas seperti;
terbatasnya jumlah bola, net dsb. Hal tersebut menjadi kendala lain dalam
memperoleh hasil yang maksimal dalam materi pembelajaran passing atas
bolavoli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
d. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa siswa cenderung
sulit diatur saat materi passing atas berlangsung. Hal ini dapat dibuktikan oleh
peneliti saat melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Saat mengikuti
materi passing atas bolavoli, siswa menunjukkan sikap seenaknya sendiri dalam
materi passing atas, tidak memperhatikan penjelasan guru sehingga hasilnya
kurang baik.
e. Dilihat dari hasil penilaian guru pendidikan jasmani pada passing atas bolavoli,
kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar, rata – rata kemampuan siswa dalam
kemampuan teknik dasar bolavoli hanya 18%. Selebihnya siswa kurang mampu
melakukan gerakan passing atas bolavoli.
f. Guru kurang bisa menghandel keadaan kelas, sebab jumlah siswa yang terlampau
banyak dengan situasi tempat belajar yang cukup ramai, menjadikan situasi
belajar menjadi kurang dapat diatur dengan baik. Sehingga tingkat kemampuan
siswa dalam renang gaya dada tidak dapat maksimal
g. Guru kurang bisa dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran passing
atas bolavoli. Guru kurang kreatif untuk membuat cara agar siswa tertarik dan
senang mengikuti materi passing atas bolavoli.
h. Guru sedikit kesulitan menemukan pendekatan pembelajaran yang baik kepada
siswa. pembelajaran yang monoton atau konvensional mengakibatkan motivasi
belajar siswa menurun, sehingga akan berdampak pada rendahnya kemampuan
passing atas siswa.
i. Guru kesulitan menemukan contoh/model gerakan passing atas bolavoli yang
baik dan benar. Seringkali contoh yang disampaikan oleh guru melalui peragaan
langsung, kurang dapat dicermati oleh siswa secara baik, sebab siswa kurang
dapat melihat kondisi gerakan passing atas bolavoli yang diperagakan oleh guru,
baik karena kurangnya antusiasme siswa.
Sebelum melakukan pelaksanaan tindakan maka peneliti dan guru
melakukan observasi dan pengamatan terhadap hasil belajar passing atas bolavoli
siswa kelas-3. Ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal hasil belajar passing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
atas kelas X-3 pada materi passing atas bolavoli. Adapun diskripsi data yang diambil
terdiri dari; (1) Hasil kemampuan melakukan passing atas bolavoli (secara produk,
dan (2) Hasil belajar passing atas bolavoli (secara proses).
a. Kemampuan Melakukan Passing Atas Bolavoli Siswa Kelas X-3 SMA Negeri
1 Karanganyar Sebelum Diberikan Tindakan Melalui Pendekatan
Pembelajaran dengan Media Audio-Visual.
Kondisi awal kemampuan melakukan passing atas bolavoli siswa kelas X-3
SMA Negeri 1 Karanganyar sebelum diberikan tindakan melalui pendekatan
pembelajaran dengan media audio-visual disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Tabel 5. Diskripsi Data Awal Kemampuan Melakukan Passing Atas Bolavoli Sebelum Diberikan Tindakan Melalui Pendekatan Pembelajaran dengan Media Audio-Visual.
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah
Anak Prosentase
91-100 Sangat Baik Tuntas 1 2.94% 80 – 89 Baik Tuntas 2 5.88% 70 – 79 Cukup Tuntas 2 5.88% 60 – 69 Kurang Tidak Tuntas 26 76.47%
< 60 Kurang Sekali Tidak Tuntas 3 8.83% Jumlah 34 100%
Kemampuan melakukan Passing Atas Bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri
1 Karanganyar sebelum diberikan tidakan adalah Kurang dengan prosentase
ketuntasan 14.70%
b. Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Siswa Kelas X-3 SMA Negeri 1
Karanganyar Sebelum Diberikan Tindakan Melalui Pendekatan
Pembelajaran dengan Media Audio-Visual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Kondisi hasil belajar passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri I
Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 sebelum diberikan tindakan melalui
pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual, disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
Tabel 6. Diskripsi Data Awal Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Sebelum Diberikan Tindakan Melalui pendekatan Pembelajaran Dengan Media Audio-Visual.
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase 91 – 100 Sangat Baik Tuntas 0 0% 80 – 90 Baik Tuntas 2 5.88% 70 – 79 Cukup Tuntas 4 11.77% 60 – 69 Kurang Tidak Tuntas 19 55.88%
< 60 Kurang sekali Tidak Tuntas 9 26.47% Jumlah 34 100%
Berdasarkan hasil diskripsi rekapitulasi data awal hasil belajar passing atas
bolavoli sebelum diberikan tindakan. Maka dapat dijelaskan bahwa mayoritas siswa
belum menunjukan hasil yang baik, dengan prosentase ketuntasan belajar 17.65%
siswa. Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tersebut masing masing aspek
menunjukan kriteria keberhasilan pembelajaran yang kurang. Maka akan dilakukan
tindakan dalam rangka untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa
dalam proses pembelajaran passing atas bolavoli pada siswa kelas X-3 Negeri
Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011, dengan pendekatan pembelajan dengan
media Audio-Visual. Pelaksanaan tindakan akan dilakukan sebanyak 2 siklus, yang
masing masing siklus terdiri atas 4 tahapan, yakni: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan
Tindakan, (3) Observasi dan interprestasi, (4) Analisis dan Refleksi.
2. Siklus I
Pembelajaran passing atas dengan mengunakan pembelajaran melalui
pendekatan pembelajaran dengan media Audio-Visual pada Siklus I adalah
perkenalan teknik dasar passing atas bolavoli yang meliputi; (1) Mempraktikkkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Teknik perkenaan bolavoli pada passing atas bolavoli, (2) Mempraktikkan teknik
dasar passing atas bolavoli secara berpasangan, (3) Mempraktikkan permainan
bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi.
Tindakan Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan (2 x 45 menit) dalam waktu
2 minggu pada bulan April, dengan 1 pertemuan menggunakan satu RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran). Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus I
adalah sebagai berikut:
a. Rencana Tindakan I
Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Senin, 11 April
2011, di SMA Negeri I Karanganyar. Peneliti dan guru pendidikan jasmani yang
bersangkutan (mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan
dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus I termuat
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I, melalui RPP siklus I
tersebut maka disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada silkus I diadakan selama
dua kali pertemuan. dengan 1 pertemuan menggunakan 1 RPP.
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi terhadap proses pembelajaran dan
hasil belajar sebelum tindakan, dapat diperoleh sebagai data awal. Hasil pencatatan
menunjukkan bahwa dari siswa kelas X-3 Negeri I Karanganyar tahun pelajaran
2010/2011 sebanyak 34 siswa, terdapat 28 siswa yang masih belum mencapai batas
ketuntasan belajar. Dengan jumlah siswa yang tuntas hanya 6 Orang. Setelah
dilakukan pemeriksaan pada lembar pekerjaan siswa dan pengamatan, ternyata
sebagian siswa masih belum dapat memahami dan mempraktekkan konsep yang
diajarkan. Sebagian besar siswa yang mengikuti tes belum dapat melakukan teknik
gerak dasar passing atas bolavoli dengan baik dan benar.
Pada Siklus I Peneliti dan Guru merancang rencana pelaksanaan tindakan I
sebagai berikut;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran melalui model
pendekatan pembelajaran dengan Media Audio-Visual (dalam bentuk video
maupun slide-slide), untuk meningkatkan motivasi, penyerapan materi,
pemahaman dan kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran passing atas
bolavoli. Dengan alur pembelajaran sebagai berikut :
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran,
pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.
b) Guru mendemonstrasikan materi keterampilan passing atas dengan benar,
yang ditampilkan tahap demi tahap.
2) Peneliti dan guru penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
keterampilan teknik dasar passing atas bolavoli.
3) Peneliti dan guru menyiapkan media, serta video yang diunduh melalui situs
www.youtube.com maupun slide-slide yang akan digunakan dalam pelaksanaan
proses pembelajaran Passing atas seperti; bolavoli, net, bilah, dan sebagainya.
4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan non tes.
Instrumen tes dinilai berdasarkan tes keterampilan (psikomotor). Unsur-unsur
yang dinilai dalam tes keterampilan adalah Kemampuan melakukan passing atas
bolavoli, kesempurnaan melakukan gerakan dan ketepatan melakukan gerakan.
Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang
dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian/rubrik
penilaian siswa yang tercantum dalam RPP.
5) Peneliti dan guru menyusun/menetapkan standar penilaian pada penguasaan
teknik dasar passing atas bolavoli.
6) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksanaan tindakan I, yakni di lapangan
olah raga dan aula/gedung olahraga SMA Negeri 1 Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
b. Pelaksanaan Tindakan I
Tindakan I dilaksanakan 2 kali pertemuan, selama 3 minggu yakni pada hari
Senin tanggal 11 April 2011 dan 25 April 2011, Tanggal 18 April 2011 tidak
dilaksanakan tindakan, karena pada hari itu bersamaan dengan berlangsungnya Ujian
Akhir Nasional untuk kelas XII. Pertemuan ke-1 Tindakan 1 di laksanakan di dalam
kelas dan lapangan olahraga SMA Negeri 1 Karanganyar. Sedangkan pertemuan ke-2
Tindakan 1 dilaksanakan di dalam kelas dan aula/gedung olahraga SMA Negeri 1
Karanganyar, sekaligus sebagai Pengambilan data dari siklus 1. Masing-masing
pertemuan dilaksanakan selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus I ini
pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus
melakukan observasi terhadap proses pembelajaran.
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama (Senin, 11 April
2011) adalah (1) Mempraktikkkan latihan perkenaan bola pada telapak tangan
dengan posisi badan/sikap permulaan passing atas bolavoli, (2) Mempraktikkan
passing atas dengan cara menangkap lalu mendorong bolavoli yang diawali dengan
bola dilambung sendiri di tempat, (3) Mempraktikkan gerakan passing atas bolavoli
secara keseluruhan dengan keseluruhan gerakan. Urutan pelaksaan tindakan tersebut
adalah sebagai berikut;
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses
pembelajaran dengan berdoa di dalam kelas.
2) Peneliti dan guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang harus
dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru menyampaiakan motivasi dan tujuan pembelajaran.
4) Peneliti dan guru menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni
latihan perkenaan bola pada tangan dengan posisi badan/sikap permulaan
passing atas bolavoli, passing atas dengan cara menangkap lalu mendorong yang
diawali dengan bola dilambung sendiri di tempat dan passing atas bolavoli
secara keseluruhan gerakan dengan menggunakan media audio-visual dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
bentuk slide maupun video. Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan
contoh yang dilihat melaui video dan pelaksanaan demonstrasi yang dilakukan
oleh guru dan peneliti.
5) Siswa menuju ke lapangan bolavoli SMA Negeri 1 Karanganyar untuk
melakukan materi pembelajaran praktik passing atas bolavoli.
6) Peneliti dan guru mempersiapkan siswa di lapangan bolavoli dan melakukan
periksa kerapian bagi siswa sebelum pembelajaran praktik dimulai.
7) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching
atau penguluran dan dilanjutkan dengan pemanasan permainan, yakni permainan
berantai.
a) Siswa membentuk lingkaran besar dan dihadapkan ke kanan.
b) Siswa berlari searah jarum jam
c) Siswa membentuk rantai setelah mendengar instruksi dari peneliti.
8) Siswa diminta mempraktekkan latihan perkenaan bola pada jari-jari dengan
posisi badan/sikap permulaan passing atas bolavoli dengan mendorong bola
keatas tanpa melepas bola, sesuai dengan materi yang telah diberikan di dalam
kelas.
9) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang
gerakan yang dilakukan siswa.
10) Peneliti dan guru mempersiapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada
siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan
materi pertama.
11) Peneliti dan guru menyampaikan materi kedua yakni mempraktikan latihan
perkenaan bola pada jari-jari dengan memegang bolavoli dengan kedua tangan,
mendorong bolavoli keaatas kira-kira 2-3 meter, dan menangkap kembali bolavoli
dengan kedua tangan. Sesuai dengan dengan materi yang telah dijelaskan di
dalam kelas.
12) Siswa disuruh mempraktikkan latihan perkenaan bola pada jari-jari dengan siswa
memegang bolavoli dengan kedua tangan, mendorong bolavoli ke atas dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
ketingian kira-kira 2-3 meter, dan menangkap kembali bolavoli dengan dua
tangan (dilakukan dengan berulang-ulang).
13) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang
gerakan yang dilakukannya, serta memberikan kesempatan bertanya bagi siswa
yang belum paham terhadap materi.
14) Peneliti dan guru menyampaikan materi ketiga yakni keterampilan teknik dasar
passing atas bolavoli dengan keseluruhan gerakan, peneliti sedikit mempraktikkan
gerakan keseluruhan passing atas bolavoli.
15) Siswa memperhatikan pelaksanaan contoh gerakan yang dilakukan oleh peneliti.
16) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar passing atas bolavoli dengan
keseluruhan gerakan, sesuai dengan contoh yang ditayangkan pada video dan
demonstrasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru.
17) Sebelum melakukan gerakan passing atas bolavoli, dengan jumlah siswa 34
siswa, siswa dibagi menjadi 4 kelompok, sedangkan masing – masing kelompok
terdiri atas 8 atau 9 orang siswa.
18) Siswa disuruh melakukan keseluruhan gerakan teknik dasar passing atas sesuai
dengan kelompoknya.
19) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang
gerakan teknik dasar bolavoli dengan baik dan benar bola ke lantai yang telah
dilakukan serta memberikan kesempatan bertanya kepada siswa apabila terjadi
kesulitan.
20) Peneliti dan guru mempersiapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada
siswa yaitu melakukan permaianan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi,
hanya dengan menggunakan teknik passing atas bolavoli yang diawali dengan
servis.
21) Sebelum siswa melakukan permaianan bolavoli dengan peraturan yang
dimodifikasi, siswa dibagi 4 tim/kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
22) Siswa disuruh melakukan permaianan bolavoli dengan peraturan yang
dimodifikasi untuk pertama main adalah tim/kelompok 1 dan 2, Kemudian untuk
Tim/kelompok 3 dan 4.
23) Siswa yang tidak main diharapkan memberikan dukungan bagi tim yang sedang
main.
24) Siswa duduk santai dengan kaki lurus dan saling memijat pundak temannya
secara bergantian
25) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi
yang akan disampaikan minggu depan.
26) Pelajaran di akhiri dengan berdoa dan siswa di bubarkan untuk selanjutnya
mengikuti pelajaran selanjutnya.
Pertemuan II
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan kedua (25 April 2011)
adalah; pengulangan materi yang telah disampaikan minggu sebelumnya, (1) praktik
latihan perkenaan bola pada tangan dengan berpasangan, (2) praktik teknik dasar
passing atas secara berpasangan, dan (3) praktik passing atas bolavoli dengan
dipantulkan ke tembok dalam waktu 30 detik sebagai pengambilan data dari siklus I.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan berdoa dan dilanjutkan presensi di
dalam kelas.
2) Peneliti dan guru menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta
kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru menyampaiakan motivasi dan tujuan pembelajaran dengan
video-video motivasi.
4) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang
dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa
yang melakukan tugas, serta menyiapkan materi selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
5) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang telah
disampaiakan pada pertemuan sebelumnya, serta menampilkan hasil
pembelajaran passing atas pada pertemuan sebelumnya yang telah diambil
hasilnya dengan kamera digital sebagai bentuk evaluasi terhadap siswa.
6) Peneliti dan guru menyampaikan materi kedua pada pertemua ke dua yakni (1)
praktik latihan perkenaan bola pada tangan dengan berpasangan, (2) praktik
teknik dasar passing atas secara berpasangan, dan (3) praktik passing atas bolavoli
dengan dipantulkan ke tembok dalam waktu 30 sebagai pengambilan data dari
siklus I. dengan menggunakan bantuan video. Siswa diminta menyimak secara
detail pelaksanaan contoh yang dilihat melaui video dan pelaksanaan demonstrasi
yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
7) Siswa menuju ke Aula/gedung olahraga SMA Negeri 1 Karanganyar untuk
melakukan materi pembelajaran praktik passing atas bolavoli.
8) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching
atau penguluran dan dilanjutkan dengan pemanasan permainan yang mengarah
pada teknik dasar passing atas bolavoli, yakni permainan kucingan.
9) Siswa diminta melakukan latihan perkenaan passing atas dengan berpasangan
sesuai dengan contoh yang telah ditayangkan dengan media audio-visual
(video/slide).
10) Sebelum siswa melakukan latihan perkenaan passing atas bolavoli siswa memilih
pasangan sendiri-sendiri.
11) siswa ke 1 mendorong bola dengan kedua lengan, posisi bola di atas
pelepis,lengan sampai lurus, dan Posisi badan agak jongkok. Siswa ke 2 menahan
dari atas dengan kedua lengan, dan posisi badan berdiri lurus.
12) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang
gerakan yang dilakukannya, serta memberikan kesempatan bertanya bagi siswa
yang belum paham.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
13) Peneliti dan guru mempersiapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada
siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan
materi pertama.
14) Siswa di minta melakukan passing atas bolavoli berpasangan dengan bola di
lempar melambung dari teman, sesuai dengan contoh yang telah ditayangkan dan
demonstrasi dari peneliti dan guru. yakni siswa berpasangan, siswa ke 1
melempar bolavoli dengan arah lambung, dan siswa yang ke 2 melakukan
passing atas bolavoli. Apabila telah 20 lemparan maka siswa yang melempar
ganti melakukan passing atas bolavoli..
15) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang
gerakan bagaimana cara melempar bola agar arah melambung, dan cara
melakukan gerakan passing atas bolavoli dengan baik dan benar. serta
memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang belum paham.
16) Para siswa mengulang-ulang gerakan tersebut sampai waktu yang telah ditentukan
peneliti dan guru
17) Peneliti dan guru mempersiapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada
siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan
materi kedua.
18) Siswa di minta melakukan passing atas bolavoli berpasangan, yakni siswa
berpasangan, melakukan passing atas bolavoli berpasangan dengan jarak 2-3
meter.
19) Para siswa mengulang ulang gerakan tersebut sampai waktu yang telah ditentukan
peneliti dan guru.
20) Serasa pengulangan materi telah cukup. Peneliti dan guru menyiapkan siswa
untuk melakukan passing atas bolavoli dengan tembok dengan waktu 30 detik, di
tempat yang telah disiapkan sebelumnya. (Sebagai pengambilan data pada siklus
pertama)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
21) Siswa di minta melakukan passing atas bolavoli dengan tembok sesuai dengan
urutan absen dan absent berikutnya menghitung jumlah perolehan nilai passing
atas bolavoli.
22) Peneliti dan guru mencatat perolehan nilai passing atas bolavoli dan menilai
kualitas gerakan passing atas pada blangko penilaian yang telah disiapkan.
23) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi
yang akan disampaikan minggu depan.
c. Observasi Dan Interpretasi Tindakan I
Observasi dan interpretasi tindakan I dilakukan selama Tindakan I
berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interpretasi tindakan I peneliti
berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun
pelaksanaan tindakan I, yakni :
Observasi dan interpretasi tindakan I dilakukan selama Tindakan I
berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interpretasi tindakan I peneliti
berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun
pelaksanaan tindakan I, yakni :
1) Peneliti mengamati proses pembelajaran passing atas pada siswa kelas X-3
SMA Negeri Karanganyar. Pada pertemuan pertama (Senin, 11 April 2011
selama 2 x 45 menit), Peneliti mengajarkan teknik perkenaan bola pada
telapak tangan pada passing atas bolavoli, mengajarkan teknik dasar passing
atas bolavoli yang dimulai dari sikap permulaan, sikap saat perkenaan bola,
dan sikap akhir gerakan passing atas bolavoli. Pada pertemuan kedua
(Senin,25 April 2011, selama 2 x 45 menit) peneliti memberikan materi
kelanjutan dari gerak dasar passing atas praktik latihan perkenaan bola pada
tangan dengan berpasangan, mengajarkan teknik dasar passing atas secara
berpasangan dan mengajarkan passing atas bolavoli dengan dipantulkan ke
tembok dan mengambil nilai passing atas bolavoli dengan dipantulkan
ketembok dalam waktu 30 detik, sebagai pengambilan data dari siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai pedoman atau
acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
3) Sebelum tindakan I dilaksanakan peneliti dan guru melaksanakan observasi
dan pengamatan terhadap hasil belajar passing bolavoli untuk mengetahui
kondisi awal passing atas bolavoli guna sebagai acuan seberapa besar
peningkatan hasil belajar passing atas bolavoli setelah adanya tindakan model
pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual.
4) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model
pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual, yakni dengan melihat
tampilan materi passing atas bolavoli melalui media audio-visual (bentuk
slide/ video) yang disertai dengan demonstrasi dari peneliti dan guru.
5) Sebelum materi passing atas bolavoli peneliti dan guru memberikan video
animasi kartun guna memberikan motivasi kepada siswa.
6) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru memberikan contoh
permainan dengan benar. Siswa dengan semangat melakukan apa yang di
perintah oleh guru. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar
mengajar diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktivitas siswa selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut;
a) Siswa yang aktif selama melakukan unjuk kerja passing atas bolavoli
sebesar 45%, sedangkan 55% lainya belum aktif di dalam unjuk kerja
passing atas bolavoli.
b) Dari hasil wawancara dengan siswa yang kurang aktif selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa di antara
mereka ada yang kurang menyukai materi karena siswa merasa tidak bisa
untuk melakukan praktik passing atas bolavoli dengan baik, Siswa
tersebut bermain sendiri mencari tempat yang teduh dengan temannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
dan malu melakukan ujuk kerja praktik passing atas terutama siswa
perempuan.
7) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar observasi siswa,
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima
pembelajaran passing atas bolavoli melalui model pendekatan pembelajaran
dengan media audio-visual.
Berdasarkan hasil pengamatan/observasi selama pelaksanaan Tindakan I
berlangsung, berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi:
a) Kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar passing atas bolavoli
yang mencapai kriteria Sangat Baik adalah 8.83%, sedangkan sisanya
(Baik 11.76%; Cukup 50%; Kurang 29.41%).
b) Hasil belajar siswa dalam materi passing atas setelah Tindakan II
dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria kriteria Sangat
Baik 11.76%; Baik 32.36%; Cukup 41.18%; Kurang 14.70%; Kurang
Sekali 0%. Sejumlah 29 Siswa mencapai kriteria Tuntas sedangkan 5
siswa Tidak Tuntas.
Dalam pelaksanaan Tidakan I terdapat kelebihan yang dapat diguanakan
sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan I, adapun kelebihan dan
pelaksanaan Tindakan I diantaranya :
1) Siswa merasa tertarik dengan metode baru yang disampaikan oleh peneliti
yakni dengan penyampaian materi dengan bantuan media video, sebab siswa
dapat melihat secara detail passing atas bolavoli dengan benar, melalui
penjelasan guru dan peneliti, disamping itu model pelaksanaan pembelajaran
ini dianggap langka dan jarang digunakan dalam peruses Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) pada mata pelajaran Pendidikan jasmani.
2) Siswa mudah dalam menyerap pelaksanaan kegiatan karena materi telah di
scenario, ditayangkan dengan disertai demonstrasi dan penjelasan dari
peneliti dan guru, sehingga pelaksanaan KBM menjadi terpimpin dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
terkomando dengan baik, dan siswa dapat secara cepat mengadaptasi materi
karena sudah melihat gerakan yang diinstruksikan sebelumnya oleh peneliti.
3) Situasi kelas lebih tertata, dan terkomando dengan baik, sehingga materi yang
diberikan terarah.
4) Melalui pemanasan yang di kemas dalam bentuk permainan siswa lebih
berantusias dan mendapatkan respon yang lebih baik.
Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan I ini masih terdapat kelemahan
sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I, adapun kelemahan
dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I tersebut adalah:
1) Mayoritas siswa belum dapat mempraktekan beberapa gerakan passing atas
bolavoli yang diperlihatkan dalam video dan didemonstrasikan oleh peneliti
secara benar.
2) Siswa kurang paham dengan bentuk penjelasan peneliti dan guru sebab sebagian
siswa kurang konsentrasi dalam menerima materi yang diberikan oleh peneliti dan
guru.
3) Siswa seringkali lupa dengan teknik gerakan yang telah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya, sehingga peneliti dan guru seringkali mengulangi pelaksanaan materi
pada minggu lalu.
4) Siswa kurang aktif bertanya sehingga kekurangan atau kesalahan gerakan maupun
teknik dasar yang dilakukan siswa kurang dapat pantau oleh guru dan peneliti.
5) Masih banyak siswa yang kurang berani melakukan gerakan yang dicontohkan
oleh peneliti dan guru.
6) Masih banyak siswa yang kurang berani melakukan gerakan teknik dasar karena
malu.
7) Siswa kurang mampu mencermati dan memahami contoh pelaksanaan gerakan
passing atas bolavoli yaitu dari sikap permulaan, sikap saat perkenaan bola, dan
sikap akhir gerakan passing atas bolavoli, sehingga sebagian siswa belum dapat
menunjukan kualitas gerakan yang maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
d. Analisis dan Refleksi Tindakan I
Berdasarkan hasil observasi pada Tindakan I tersebut, peneliti melakukan
analisis dan refleksi sebagai berikut:
1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus I telah menujukkan hasil yang
sesuai, mengingat jumlah materi yang disampaikan cukup banyak dan bervariasi
serta alokasi waktu dalam mengajar yang sedikit.
2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat
pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.
3) Melalui observasi dan pengamatan terhadap hasil belajar passing atas bolavoli
kelas X-3, sebelum di berikan tindakan cukup mengambarkan kondisi awal
sebelum mendapatkan tindakan.
4) Model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu mengatur
kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat
berlangsung lebih maksimal.
5) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan I belum menunjukkan hasil
yang maksimal walaupun telah menujukkan peningkatan. Secara lebih detail hasil
kerja siswa selama Tindakan I, dijelaskan sebagagai berikut :
a) Kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar passing atas bolavoli yang
mencapai kriteria Sangat Baik adalah 8.83%, sedangkan sisanya (Baik
11.75%; Cukup 50.00%; Kurang 29.41%). Sehinga pada Tidakan I
kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar passing atas bolavoli
meningkat 41.17% dengan prosentase ketuntasan 55.88% apabila
dibandingkan dengan data awal.
b) Hasil belajar siswa dalam Passing atas setelah Tindakan I dilakukan
menunjukkan hasil bahwa yang mencapai kriteria Sangat Baik 2.94%; Baik
11.76; Cukup 38.24; Kurang 44.12%; Kurang sekali 2.94%. Dalam hal ini
sejumlah 18 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas, dan sedangkan 16 siswa
masuk dalam kriteria Tidak Tuntas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
proses Siklus I hasil belajar passing atas bolavoli siswa meningkat 35.29%
bila dibandingkan dengan data awal, dengan prosentase ketuntasan 52.94%
dan rata-rata nilai akhir 71.
6) Kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I, akan
dipertahankan dan ditingkatkan.
7) Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama
pelaksanaan Tidakan I, maka disusun langkah antisipatif, yakni :
a) Siswa diminta mengcopy video/materi yang telah disampaikan untuk dapat
dipelajari sendiri di rumah.
b) Guru dan peneliti memberikan reward bagi siswa yang dapat melakukan
teknik gerakan passing atas secara benar.
c) Peneliti tidak hanya berada di depan saat memberikan penjelasan kepada
siswa. Peneliti juga harus memonitor siswa yang berada di bagian belakang,
agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
d) Peneliti meminta bantuan kepada beberapa teman untuk dapat membantu
mengatur jalannya proses pembelajaran.
e) Peneliti dan guru sepakat menyusun tindakan perbaikan dan menganulir
sebagian materi yang dianggap sudah dapat dilaksanakan siswa dengan baik
diantaranya; sikap permulaan, sikap perkenaan bolavoli pada telapak tangan,
Sikap akhir atau gerak lanjutan setelah bolavoli terlepas dari tangan.
Berdasarkan kemampuan dan hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus I
dapat diketahui bahwa masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan sehingga
pembelajaran perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
e. Diskripsi Data Tindakan I
Selama pelaksanaa Tindakan I maka peneliti dan guru melakukan pengambilan
data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari; kemampuan
melakukan passing atas bolavoli dan hasil belajar passing atas bolavoli siswa kelas X-
3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
a) Kemampuan Melakukan Passing Atas Setelah Diberikan Tidakan
Melalui Pendekatan Pembelajaran dengan Media Mudio-Visual.
Kondisi awal kemampuan melakukan passing atas bolavoli siswa kelas X-3
SMA Negeri 1 Karanganyar setelah diberikan tidakan melalui pendekatan
pembelajaran dengan media audio-visual disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Tabel 7. Deskripsi Data Kemampuan Melakukan Passing Atas Bolavoli Setelah Diberikan Pendekatan Pembelajaran dengan Media Audio-Visual Tindakan I.
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak
Prosentase
91-100 Sangat Baik Tuntas 3 8.83% 80 – 89 Baik Tuntas 2 5.88% 70 – 79 Cukup Tuntas 14 41.17% 60 – 69 Kurang Tidak Tuntas 15 44.12%
< 60 Kurang Sekali Tidak Tuntas 0 0 % Jumlah 34 100%
Berdasarkan hasil deskripsi data awal, kemampuan melakukan passing atas
bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar setelah diberikan tidakan I
meningkat 41.18% dengan prosentase ketuntasan 55.88% atau 19 siswa.
b) Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Setelah Diberikan Tidakan Melalui
Pendekatan Pembelajaran dengan Media Audio-Visual.
Kondisi hasil belajar servis atas setelah diberikan Tidakan I dengan
pendekatan pembelajaran dengan media Audio-Visual, disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Tabel 8. Deskripsi Data Hasil Belajar Passing Atas Setelah Diberikan Pendekatan Pembelajaran dengan Media Audio-Visual Tindakan I
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak
Prosentase
91-100 Sangat Baik Tuntas 1 2.94% 80 – 90 Baik Tuntas 4 11.76% 70 – 79 Cukup Tuntas 13 38.24% 60 – 69 Kurang Tuntas 15 44.12%
< 60 Kurang sekali Tidak Tuntas 1 2.94% Jumlah 34 100%
Berdasarkan hasil diskripsi data awal, hasil belajar siswa kelas X-3 Negeri I
Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 setelah diberikan Tidakan I adalah; Sangat
Baik 2.94%, Baik 11.76%, Cukup 38.24%, Kurang 44.12% dan Kurang Sekali
2.94%. Dapat disimpulkan hasil belajar siswa meningkat 35.29% dengan dengan
prosentase ketuntasan 52.94% atau 18 siswa.
3. Siklus II
Siklus II merupakan, tidak lanjut dari hasil analisis dan refleksi yang
dilakukan pada Siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalam Siklus I, rata –
rata siswa menunjukkan hasil yang kurang maksimal. Pelaksanaan Siklus II mengacu
pada pelaksanaan Siklus I, karena merupakan perbaikan dari Siklus I. Adapun
tahapan yang dilakukan pada Siklus II ini diantaranya;
a. Rencana Tindakan II
Kegiatan perencanaan Tidakan II dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 April
2011, di SMA Negeri 1 Karanganyar. Peneliti dan guru penjas yang bersangkutan
(mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam
proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus II, mengacu pada hasil
analisis dan refleksi tindakan I yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti dan Guru merancang
rencana pelaksanaan tindakan Siklus II sebagai berikut;
1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran dengan model
pendekatan pembelajaran dengan Media Audio-Visual melalui bantuan media
video/slide, untuk meningkatkan motivasi serta kemampuan siswa dalam
keterampilan passing atas bolavoli. Dengan alur pembelajaran sebagai berikut :
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran,
pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar
b) Guru mendemonstrasikan keterampilan passing atas bolavoli dengan benar,
atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
c) Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal.
d) Mencek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi
umpan balik.
2) Peneliti dan guru penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
passing atas bolavoli dengan pendekatan pembelajaran dengan Media Audio-
Visual.
3) Peneliti dan guru menyiapkan media, slide maupun video yang akan digunakan
dalam pelaksaan proses pembelajaran passing atas bolavoli, yang diunduh
melalui situs www.youtube.com, serta menyiapkan sarana lain yang akan
digunakan seperti; net, bolavoli, dll.
4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan non tes.
Instrumen tes dinilai hasil peningkatan kemampuan passing atas dengan model
pembelajaran inovatif melalui pendekatan pembelajaran dengan media Audio-
visual (aspek psikomotor). Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan
pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan
dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir
penilaian / rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
5) Peneliti dan guru menyusun standar penliaian pada penguasaan passing atas
bolavoli.
6) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksanaan tindakan II, yakni pada
lapangan olahraga dan Aula/gedung olahraga SMA Negeri 1 Karanganyar.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Tindakan II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan selama 2 minggu yakni
pada setiap hari Senin tanggal 2 Mei 2011,dan 9 April 2011, di lapangan olah raga
SMA Negeri I Karanganya. Pertemuan pertama Tindakan II di laksanakan di dalam
kelas dan lapangan olahraga SMA Negeri 1 Karanganyar. Sedangkan pertemuan
kedua Tindakan II dilaksanakan di dalam kelas dan lapangan olahraga SMA Negeri 1
Karanganyar, sekaligus sebagai Pengambilan data dari siklus II. Masing-masing
pertemuan dilaksanakan selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus II ini
pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus
melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. Seluruh proses pembelajaran
dalam Tindakan II ini adalah penguatan materi sebab materi secara dasar telah
diberikan pada Tindakan sebelumnya.
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan pertama (Senin, 2 Mei 2011)
yaitu Melakukan latihan variasi dan kombinasi teknik dasar passing atas bolavoli
berpasangan dan berkelompok menggunakan bolavoli dengan koordinasi yang baik
dan benar, yakni (1) passing atas berpasangan melewati net dengan umpan dari
pasangannya, (2) passing atas berpasangan melewati net langsung secara berulang-
ulang dan melakukan permainan bolavoli dengan aturan yang dimodifikasi.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses
pembelajaran dengan berdoa di dalam kelas.
2) Peneliti dan guru menyampaikan kompetensi dasar, indikator yang harus dicapai
dan tujuan pembelajaran siswa secara singkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
3) Peneliti dan guru menyampaiakan motivasi dengan video animasi kartun yang
memiliki nilai terkandung didalamnya.
4) Peneliti dan guru menyampaikan penjelasan materi yakni passing atas
berpasangan melewati net dengan umpan dari pasangannya, passing atas
berpasangan melewati net langsung secara berulang-ulang dan melakukan
permainan bolavoli dengan aturan yang dimodifikasi dengan menggunakan media
audio-visual dalam bentuk slide maupun video. Siswa diminta menyimak secara
detail pelaksanaan contoh yang dilihat melaui video dan pelaksanaan demonstrasi
yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
5) Siswa menuju ke lapangan bolavoli SMA Negeri 1 Karanganyar untuk melakukan
materi pembelajaran praktik passing atas bolavoli.
6) Peneliti dan guru mempersiapkan siswa di lapangan bolavoli dan melakukan
periksa kerapian bagi siswa sebelum pembelajaran praktik dimulai.
7) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching
atau penguluran dan dilanjutkan dengan pemanasan permainan yang mengarah
pada teknik dasar passing atas bolavoli, yakni kompetisi melempar bolavoli
dengan dua tangan melewati net. Siswa dibagi menjadi 3 regu/ kelompok,
misalkan kelompok A, B dan kelompok C Setiap kelompok berbaris menjadi satu
berbanjar.
a) Siswa melakukan kompetisi melempar bolavoli dengan melewati net sampai
dengan selesai.
b) Regu/kelompok yang kalah akan mendapatkan hukuman.
8) Peneliti dan guru memberikan contoh dan menyampaikan kembali materi pertama
secara singkat sesuai dengan penjelasan materi di dalam kelas, yakni passing atas
berpasangan melewati net dengan umpan dari pasangannya.
9) Sebelum melakukan gerakan passing atas berpasangan, siswa dibagi menjadi 4
kelompok, setiap kelompok terdiri dari 8 siswa. Kemudian di jadikan dua baris
berhadapan yang di pisahkan oleh net.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
10) Siswa melakukan gerakan passing atas berpasangan melewati net dengan umpan
dari pasangannya dengan benar dari jarak 1 meter dari net
11) Peneliti dan guru memberikan bimbingan kepada siswa tentang gerakan passing
atas yang akan dilakukannya.
12) Peneliti dan guru memberikan penguatan kepada siswa yang belum dapat
melakukan gerakan dengan baik dan benar, sebelum memasuki materi
selanjutnya.
13) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada
siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan
materi kedua.
14) Peneliti dan guru memberikan contoh dan menyampaikan materi kedua secara
singkat, yakni passing atas bolavoli berpasangan dengan melewati net yang
dilakukan secara langsung. Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan
contoh yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
15) Siswa diminta melakukan passing atas bolavoli berpasangan dengan melewati net,
sesuai dengan contoh yang di tampilkan melalui media Audio-visual dan
penjelasan yang dilakukan oleh peneliti dan guru.
16) Siswa secara bergantian sesuai dengan urutan melakukan gerakan passing atas
berpasangan dengan melewati net
17) Peneliti dan guru memberikan bimbingan kepada siswa tentang passing atas yang
akan dilakukannya.
18) Peneliti dan guru memberikan penguatan kepada siswa yang belum dapat
melakukan gerakan dengan baik dan benar serta maksimal.
19) Peneliti dan guru mempersiapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada
siswa yaitu melakukan permaianan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi,
hanya dengan menggunakan teknik passing atas bolavoli yang diawali dengan
servis.
20) Siswa disuruh melakukan permaianan bolavoli dengan peraturan yang
dimodifikasi untuk pertama main adalah tim/kelompok 2 dan 4, dan kedua antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
tim/kelompok 1 dan 3 (sesuai hasil pada pertandingan pada pertemuan
sebelumnya: menang lawan menang dan kalah lawan kalah)
21) Siswa yang tidak main diharapkan memberikan dukungan bagi tim yang sedang
main.
22) Siswa duduk santai dengan kaki lurus dan saling memijat pundak temannya
secara bergantian
23) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi
yang akan disampaikan minggu depan.
24) Pelajaran di akhiri dengan berdoa dan siswa di bubarkan untuk selanjutnya
mengikuti pelajaran selanjutnya.
25) Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan kedua (Senin, 9 Mei 2011)
adalah (1) Melakukan passing atas secara langsung berpasangan, berkelompok,
membentuk formasi lingkaran, dan berbanjar, (2) Melakukan passing atas sendiri
dengan tembok di hitung dalam 30 detik. (Sebagai Pengambilan data Siklu II)
. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai
proses pembelajaran dengan berdoa di dalam kelas.
2) Peneliti dan guru menyampaikan kompetensi dasar, indikator yang harus
dicapai dan tujuan pembelajaran siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru menyampaiakan motivasi dengan video animasi kartun yang
memiliki nilai terkandung didalamnya.
4) Peneliti dan guru menyampaikan penjelasan mengenai materi yakni passing
atas berpasangan dan passing atas bolavoli dengan formasi lingkaran dengan
menggunakan media audio-visual dalam bentuk slide maupun video. Siswa
diminta menyimak secara detail pelaksanaan contoh yang dilihat melaui
video dan pelaksanaan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
5) Siswa menuju ke lapangan bolavoli SMA Negeri 1 Karanganyar untuk
melakukan materi pembelajaran praktik passing atas bolavoli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
6) Peneliti dan guru mempersiapkan siswa di lapangan bolavoli dan melakukan
periksa kerapian bagi siswa sebelum pembelajaran praktik dimulai.
7) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses
stretching atau penguluran dan dilanjutkan dengan pemanasan permainan
yang mengarah pada teknik dasar passing atas bolavoli yakni; Pemanasan
permaianan yang diberi nama “serangan” Cara :Kelompok di bagi menjadi 2,
setengah di didalam kotak bagian setengahnya berada di luar kotak.
Menggunakan 2 bola, bola dipegang oleh kelompok siswa bagian luar, dan di
lemparkan pada kelompok siswa bagian dalam, dan harus berusaha mengenai
kelompok dalam. Begitu juga dengan kelompok dalam jangan mau dikenai
bola oleh kelompok luar.
8) Peneliti dan guru memberikan contoh dan menyampaikan kembali materi
pertama secara singkat sesuai dengan penjelasan materi di dalam kelas, yakni;
passing atas berpasangan secara langsung, dan passing atas formasi lingkaran
dengan satu siswa ditengah sebagai pengumpan.
9) Siswa melakukan gerakan passing atas berpasangan secara langsung, dan
passing atas formasi lingkaran dengan satu siswa ditengah sebagai
pengumpan.
10) Peneliti dan guru memberikan bimbingan kepada siswa tentang passing atas
yang akan dilakukannya.
11) Peneliti dan guru menyiapkan siswa untuk melakukan passing atas bolavoli
dengan tembok dengan waktu 30 detik, di tempat yang telah disiapkan
sebelumnya. (Sebagai pengambilan data pada siklus ke dua)
12) Siswa di minta melakukan passing atas bolavoli dengan tembok sesuai dengan
urutan absen dan absent berikutnya menghitung jumlah perolehan nilai
passing atas bolavoli.
13) Peneliti dan guru mencatat perolehan nilai passing atas bolavoli dan menilai
kualitas gerakan passing atas pada blangko penilaian yang telah
disiapkan.Peneliti dan guru mencatat perolehan nilai passing atas bolavoli dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
menilai kualitas gerakan passing atas pada blangko penilaian yang telah
disiapkan.
14) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan.
d. Observasi Dan Interpretasi Tindakan I
Observasi dan intepretasi tindakan II dilakukan selama Tindakan II berlangsung.
Dalam melakukan observasi dan interpelasi tindakan II peneliti berkolaborasi
dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun pelaksanaan
tindakan II, yakni
a. Peneliti mengamati proses pembelajaran passing atas bolavoli melalui
pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran dengan media Audio-Visual
pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011.
b. Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II, sebagai
pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
c. Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran dengan media audio-visual (alur pembelajaran) , yakni adanya
penjelasan materi, demonstrasi / unjuk kerja contoh di skenario sesuai
penjelasan dengan media audio-visual.
d. Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru memberikan contoh
materi passing atas bolavoli dengan media audio-visual (video/slide). Siswa
dengan semangat melakukan apa yang di perintah oleh guru. Berdasarkan
hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar diperoleh gambaran
tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung, yaitu siswa yang aktif selama pemberian teknik passing atas
sebesar 80%, sedangkan 20% lainnya masih memberikan respon yang kurang
serius terhadap materi. Dari hasil wawancara dengan siswa yang kurang aktif
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
antara mereka ada yang kurang menyukai materi, dan tidak bisa melakukan
unjuk kerja praktik passing atas karena malu khususnya siswa perempuan.
e. Guru, peneliti dan siswa selalu memberikan applause pada setiap penampilan
siswa. Guru dan peneliti juga memberikan reward berupa pujian, seperti:
“Bagus sekali”, “Ayo semangat”, “ Ya Bagus”, dan lain-lain. Suasana tampak
hidup dengan semangat dan antusiasme siswa yang tinggi.
f. Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar obeservasi siswa,
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima
pembelajaran passing atas melalui model pembelajaran dengan pendekatan
pembelajaran dengan media Audio-Visual.
Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan Tindakan II
berlangsung, bersarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi:
c) Kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar passing atas bolavoli
yang mencapai kriteria Sangat Baik adalah 8.83%, sedangkan sisanya
(Baik 14.70%; Cukup 61.77%; Kurang 14.70%).
d) Hasil belajar siswa dalam materi passing atas setelah Tindakan II
dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria kriteria Sangat
Baik 11.76%; Baik 32.36%; Cukup 41.18%; Kurang 14.70%; Kurang
Sekali 0%. Sejumlah 29 Siswa mencapai kriteria Tuntas sedangkan 5
siswa Tidak Tuntas.
Melihat hasil yang diperoleh pada Tidakan II maka penelitian tidakan kelas
telah memenuhi target dari rencana target yang diharapkan.
Dalam pelaksanaan Tidakan II terdapat kelebihan yang dapat digunakan
sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan II, adapun kelebihan dan
pelaksanaan Tindakan II diantaranya :
1) Sebagian siswa telah mampu menunjukkan gerakan passing atas bolavoli dengan
baik. Walau ada sebagian kecil siswa yang sama sekali belum dapat menunjukkan
gerakan passing atas bolavoli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
2) Melalui video motivasi dalam bentuk video animasi kartun siswa berantusias dan
termotivasi dalam memperhatikan materi yang diberikan.
3) Dengan dibantu oleh beberapa teman peneliti dan guru tidak kerepotan dalam
proses transfer materi kepada siswa. Melalui penguatan kegiatan permainan siswa
lebih berani dan beradaptasi dengan gerakan passing atas bolavoli.
Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan II ini masih terdapat kelemahan
sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II, adapun kelemahan
dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II tersebut adalah: Masih ada siswa
yang kurang serius sehingga penerimaan materi pembelajaran kurang maksimal
diterima.
c. Analisis dan Refleksi Tindakan II
Berdasarkan hasil observasi pada Tindakan II tersebut, peneliti melakukan
analisis dan refleksi sebagai berikut:
1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus II telah menujukan hasil yang sesuai
yakni 2 kali pertemuan, sebab materi yang diberikan sedikit hanya penguatan
pada sebagian siswa sedangkan sebagian lain adalah penyempurnaan gerakan.
2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat apa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II.
3) Model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual
(video/slide) yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu mengatur kondisi
kelas, memberikan motivasi belajar kepada siswa, sehingga proses belajar
mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal, serta penguatan
materi yang dilakukan pada siklus II dapat terlaksana dengan baik.
4) Motivasi siswa selama mengikuti proses belajar mengajar pada Tindakan II,
cenderung naik menjadi 80% sedangkan antusias siswa selama mengikuti proses
belajar naik menjadi 70%. Adanya antusias dan respon siswa terhadap materi
karena peneliti dan guru meminta bantuan teman dalam membantu memberikan
pengawasan dan control terhadap siswa dalam belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
5) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan II menunjukkan hasil yang
meningkat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I. Secara lebih
detail hasil kerja siswa selama Tindakan II, dijelaskan sebagagai berikut :
a) Kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar passing atas bolavoli yang
mencapai kriteria Sangat Baik adalah 8.83%, sedangkan sisanya (Baik
17.65%; Cukup 58.82%; Kurang 14.70%). Sehinga pada Tidakan II
kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar passing atas bolavoli
meningkat 27.62% dengan prosentase ketuntasan 83.50% apabila
dibandingkan dengan data Siklus I.
b) Hasil belajar siswa dalam materi passing atas setelah Tindakan II dilakukan
menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Sangat Baik 11.76%,
sedangkan sisanya Baik 32.36%; Cukup 41.18%; Kurang 14.70%; Kurang
Sekali 0%. Dalam Hal ini Sejumlah 29 Siswa mencapai kriteria Tuntas
sedangkan 5 siswa Tidak Tuntas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
proses Siklus II hasil belajar passing atas bolavoli siswa meningkat 30.56%
bila dibandingkan dengan data siklus I, dengan prosentase ketuntasan 83.50%
dan rata-rata nilai akhir 80.
Melihat hasil yang diperoleh pada Tidakan II maka penelitian tidakan kelas
telah memenuhi target dari rencana target yang diharapkan.
d. Diskripsi Data Tindakan II
Selama pelaksanaan Tindakan II maka peneliti dan guru melakukan
pengambilan data penelitian Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari; tes
unjuk kerja kemampuan passing atas bolavoli (psikomotor), pengamatan
sikap/aktivitas siswa (afektif), pemahaman konsep gerak (kognitif) sesuai yang
tercantum dalam RPP pada siswa kelas X-3 SMA Negeri I Karanganyar tahun
pelajaran 2010/2011.
a) Kemampuan Melakukan Passing Atas Setelah Diberikan Tidakan
Melalui Pendekatan Pembelajaran dengan Media Audio-Visual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Kondisi awal kemampuan melakukan passing atas bolavoli siswa kelas X-3
SMA Negeri 1 Karanganyar setelah diberikan tidakan II melalui pendekatan
pembelajaran dengan media audio-visual disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Tabel 9. Diskripsi Data Kemampuan Melakukan Passing Atas Bolavoli Setelah Diberikan Pendekatan Pembelajaran dengan Media Audio-Visual Tindakan II.
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak
Prosentase
91-100 Sangat Baik Tuntas 3 8.83% 80 – 89 Baik Tuntas 6 17.65% 70 – 79 Cukup Tuntas 20 58.82% 60 – 69 Kurang Tidak Tuntas 5 14.70%
< 60 Kurang Sekali Tidak Tuntas 0 0 % Jumlah 34 100%
Berdasarkan hasil deskripsi data siklus I, Kemampuan melakukan passing atas
bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar setelah diberikan tidakan
meningkat 27.62% dengan prosentase ketuntasan 85.30% atau 29 siswa.
b). Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Setelah Diberikan Tidakan Melalui
Pendekatan Pembelajaran dengan Media Audio-Visual.
Kondisi hasil belajar passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri I
Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011. setelah diberikan Tindakan II pendekatan
pembelajaran dengan media audio-visual disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut
Tabel 10. Deskripsi Data Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Setelah Diberikan Pendekatan Pembelajaran dengan Media Audio-Visual Tindakan II.
Rentang Nilai
Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase
91-100 Baik Sekali Tuntas 4 11.76% 80 – 90 Baik Tuntas 11 32.36% 70 – 79 Cukup Tuntas 14 41.18% 60 – 69 Kurang Tidak Tuntas 5 14.70%
< 60 Kurang Sekali Tidak Tuntas 0 0 % Jumlah 34 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Berdasarkan hasil deskripsi data siklus I, hasil belajar passing atas siswa kelas
X-3 SMA Negeri I Karanganayar tahun pelajaran 2010/2011 setelah diberikan
Tidakan II adalah Sangat Baik 11.76%, sedangkan sisanya Baik 32.36%; Cukup
41.18%; Kurang 14.70%; Kurang Sekali 0%. Dapat disimpulkan hasil belajar
meningkat 30.56% dengan prosentase ketuntasan 83.50% atau 29 siswa.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat
disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual dapat
meningkatkan hasil belajar passing atas siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar
tahun pelajaran 2010/2011. Berikut ini disajikan pembahasan dari masing-masing
permasalahan yang ada dalam penelitian sebagai berikut:
1. Kemampuan Melakukan Passing Atas Bolavoli
Melalui pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual pada materi
passing atas bolavoli kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar pelajaran 2011/2011,
mampu meningkatkan kemampuan melakukan passing atas bolavoli. Sebab
pembelajaran ini menitik beratkan pada proses pembelajaran. Guru pertama kali
mendemonstrasikan gerakan dan teknik dasar passing atas bolavoli melalui
pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual, selanjutnya siswa diminta
melakukan gerakan sesuai dengan yang di tayangkan melalui video/slide serta
demonstrasi dari guru. Adapun perbandingan hasil yang diperoleh selama proses
tindakan serta sebelum diberikan tindakan dijabarkan dalam tabel berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Tabel 11. Diskripsi Kemampuan Melakukan Passing Atas Bolavoli Sebelum Dan Setelah Diberikan Pendekatan Pembelajaran dengan Media Audio-Visual Siklus I, dan Siklus II
Rentang Nilai
Keterangan Prosentasi
Data Awal Siklus I Siklus II 91-100 Sangat Baik 2.94% 8.83% 8.83% 80 – 90 Baik 5.88% 5.88% 17.65% 70 – 79 Cukup 5.88% 41.17% 58.82% 60 – 69 Kurang 76.47% 44.12% 14.70%
< 60 Kurang Sekali 8.83% 0 % 0 %
Dengan melihat diskripsi kemampuan melakukan passing atas bolavoli yang
terjadi peningkatan sejak kondisi awal hingga diberikan tindakan I, dan II dapat
disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran dengan audio-visual dapat
meningkatkan kemampuan melakukan passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA
Negeri 1 Karanganyar.
2. Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli
Disamping mempengaruhi peningkatan kemampuan Passing atas bolavoli
siswa, Pendekatan Pembelajaran dengan media audio-visual juga berpengaruh
terhadap pemahaman siswa, tingkat keaktifan siswa, dan kemampuan psikomotor
siswa dalam teknik dasar passing atas bolavoli . Pengaruh pendekatan pembelajaran
dengan media audio-visual tersebut tercermin dalam tabel peningkatan hasil belajar
siswa berikut:
Tabel 12. Diskripsi Hasil Belajar Passing Atas Sebelum dan setelah diberikan Pendekatan Pembelajaran dengan Media Audio-Visual Siklus I dan Siklus II
Rentang Nilai
Keterangan Prosentasi
Data Awal Siklus I Siklus II 90-100 Sangat Baik 0% 2.94% 11.76% 80 – 99 Baik 5.88% 11.76% 32.36% 70 – 79 Cukup 11.77% 38.24% 41.18% 60 – 69 Kurang 55.88% 44.12% 14.70%
< 60 Kurang Sekali 26.47% 2.94% 0 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Dengan melihat tabel diskripsi hasil belajar passing atas bolavoli yang terjadi
peningkatan sejak kondisi awal hingga diberikan tindakan I, dan II dapat disimpulkan
bahwa pendekatan pembelajaran dengan audio-visual dapat meningkatkan Hasil
belajar passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar
tahun pelajaran 2010/2011 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas
empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan
interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh
pembahasan hasil penelitian pada BAB IV disimpulkan bahwa pendekatan
pembelajaran dengan media audio-visual dapat meningkatkan hasil belajar passing
atas siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011, dengan
pembahasan dari masing-masing permasalahan yang ada dalam penelitian sebagai
berikut:
1. Pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual, sangat baik untuk
meningkatkan kemampuan melakukan passing atas bolavoli siswa kelas X-3
SMA Negeri 1 Karanganyar. Dari hasil analisis yang diperoleh terjadi
peningkatan dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I kemampuan
Kemampuan melakukan passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1
Karanganyar setelah diberikan tidakan terjadi peningkatan sebesar 41.18%,
dengan prosentase ketuntasan 55.88% atau 19 siswa. Pada siklus II terjadi
peningkatan sebesar 27.62%, dengan prosentase ketuntasan 83.50% atau 29
siswa.
2. Pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual, sangat baik untuk meningkatkan hasil belajar passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar. Dari hasil analisis yang diperoleh terjadi peningkatan yang dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I hasil belajar passing atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar setelah diberikan tidakan terjadi peningkatan sebesar 35.29%, dengan prosentase ketuntasan 52.94% atau 18 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 30.56%, dengan prosentase ketuntasan 83.50% atau 29 siswa.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat diketahui bahwa penerapan model pendekatan pembelajaran dengan
mengunakan media audio-visual merupakan salah satu cara yang efektif untuk
meningkatkan hasil kemampuan dan hasil belajar passing atas bolavoli. Dengan
demikian, implikasi penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan
proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
berasal dari pihak guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang
digunakan. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam
mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi,
kemampuan guru dalam mengelola kelas, metode yang digunakan guru dalam
proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk
menyampaikan materi. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketersediaan alat/media
pembelajaran yang menarik dapat juga membantu motivasi siswa belajar
siswa sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
2. Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus
diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh
guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun
di lapangan. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam
menyampaikan materi dan dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik
dan sarana dan prasarana yang sesuai, maka guru akan dapat menyampaikan
materi dengan baik. Materi tersebut akan dapat diterima oleh siswa apabila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
siswa juga memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses
pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan
dengan lancar, kondusif, efektif, dan efisien.
3. Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan penerapan
model Pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual (video/slide)
dalam pembelajaran passing atas bolavoli dapat meningkatkan kemampuan,
dan hasil belajar siswa dalam passing atas bolavoli(baik proses maupun hasil),
sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru
yang ingin mengembangkan proses pembelajaran passing atas bolavoli kepada
para siswanya. Bagi guru bidang studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga,
hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam
melaksanakan proses pembelajaran Penjas khususnya yang berkaitan dengan
peningkatan hasil belajar renang gaya dada bagi pemula yang lebih efektif.
Apalagi bagi guru yang memiliki kemampuan yang lebih kreatif dalam
membuat model-model pembelajaran yang lebih banyak.
4. Melalui deterapkannya model Pendekatan pembelajaran dengan media audio-
visual (video/slide) dalam pembelajaran passing atas bolavoli, maka siswa
memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses pembelajaran Penjas.
Pembelajaran Penjasorkes yang pada awalnya membosankan bagi siswa,
menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, dan siswa juga dapat
mencermati lebih jelas konsep gerak yang ada pada passing atas bolavoli,
sehingga mampu memahami dan menirukan dengan baik.
5. Pemberian tindakan dari siklus I dan II memberikan deskripsi bahwa
terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat
diatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari
pelaksanaaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas
pembelajaran Penjas (baik proses maupun hasil) dan peningkatan motivasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
belajar siswa. Dari segi proses pembelajaran Penjas, penerapan model
pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual ini dapat merangsang
aspek motorik siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam
pembelajaran Penjas yang nantinya dapat bermanfaat untuk mengembangkan
kebugaran jasmani, mengembangkan kerjasama, mengembangkan skill dan
mengembangkan sikap kompetitif yang kesemuanya ini sangat penting dalam
pendidikan jasmani.
C. Saran
Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, serta dalam rangka
ikut menyumbangkan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan penguasaan belajar,
khususnya bidang studi penjasorkes, maka dapat disampaikan saran-saran:
1. Bagi Guru
a) Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam
mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas,
sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat
seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru
hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan,
saran, dan kritikan agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya.
b) Dalam proses pembelajaran harusnya guru memperhatikan kondisi siswa dan
menggunakan strategi mengajar yang bervariasi. Dengan demikian motivasi dan
keaktifan siswa akan meningkat pada mata pelajaran pendidikan jasmani.
c) Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk
menyampaikan materi pembelajaran.
d) Kepada guru yang belum menerapkan model pembelajaran dengan
pendekatan media audio-visual dapat menggukan model pembelajaran tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
sebagai salah satu model pendekatan pembelajaran di dalam kelas maupun di
luar kelas.
2. Bagi Siswa
a) Siswa harus siap untuk mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran
apapun yang diberikan guru dan selalu bersedia dengan kesadaran sendiri untuk
mengikuti petunjuk dan arahan yang diberikan guru.
b) Siswa perlu lebih meningkatkan berbagai aktivitas dan mengembangkan berbagai
metode belajar sekaligus sebagai sarana memperluas pengetahuan dan
wawasannya dan belajar secara mandiri, mengerjakan tugas-tugas dari guru untuk
berlatih untuk mempraktikan teknik dan gerakan yang ada dalam pelajaran.
3. Bagi Peneliti berikutnya
Disarankan bagi peneliti di masa mendatang untuk dapat mengembangkan
penelitian tentang model pembelajaran yang lebih kreatif, dengan pembelajaran yang
lebih kreatif diharapkan mampu meningkatkan hasil pembelajaran menjadi lebih baik..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
DAFTAR PUSTAKA
A Tabrani Rusyan. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : CV Remadja Karya
Arsyad Azhar. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Agus Kristiyanto. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan jasmani &
Kepelatihan Olahraga. Cetakan 1. Surakarta. UNS Press. 2010.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan(2009). Pedoman Penulisan Skripsi FKIP.
Surakarta. UNS Press.
H.J. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan. 1998. Belajar dan Pembelajaran I. Surakarta: UNS Press.
Lexy J. Moleong, M. A. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
M. Yunus (1992), Olahraga Pilihan Bola Voli, Yogyakarta
M Furqon Hidayatullah 2009, Guru Sejati Membangun insane berkarakter kuat dan
cerdas. Surakarta : Yuma Pustaka
Mulyani Sumantri. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV Maulana
Mulyasa. 2009. Praktek Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosda Karya
Nuril Ahmadi. Panduan Olahraga Bola Voli. Surakarta . Era pustaka. 2007
Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMA/MA. Jakarta: Litera.
Suharno HP. 1985. Dasar-Dasar permainan Bolavoli. Yogyakarta : Percetakan Siliwangi.
Toho cholik dan Rusli lutan. 2001. Pendidikan jasmani dan kesehatan .Bandung: CV.
Maulana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94