Upload
others
View
5
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Audit Atas Pendapatan Dan Piutang Usaha PT XYZ (PERSERO)
Pinka Pangestu Pekerti
Program Ekstensi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Jalan Professor Doktor Sumitro Djojohadikusumo, Kampus UI Depok, 16424, Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstrak
Laporan magang menjelaskan mengenai audit atas pendapatan dan piutang usaha pada PT XYZ. PT XYZ merupakan salah satu perusahaan surveyor yang kegiatan bisnisnya bergerak dalam pemberian jasa. Sumber utama pendapatan perusahaan adalah melalui pemberian jasa sertifikasi, inspeksi, pengujian analisis. Pelaksanaan audit atas pendapatan meliputi pemahaman bisnis klien, uji pengendalian internal dan uji substantive atas transaksi pendapatan dan piutang. Berdasarkan hasil audit, adanya penyimpangan pada prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. Penyimpangan terjadi pada pengakuan pendapatan yang sesuai pada tanggal Invoice perusahaan, yang mana seharusnya diakui pada saat sertifikat telah di keluarkan dan tanggal pada invoice mengikuti tanggal yang tertera pada sertifikat. Namun pada prakteknya, penulis tidak melakukan prosedur audit untuk memeriksa uji pisah batas pada pengakuan pendapatan melalui pemeriksaan sertifikat, penulis hanya memeriksa pada tanggal di invoice saja. Kesimpulannya, prosedur audit yang dilakukan oleh auditor masih kurang dalam mendapatkan keyakinan atas akun pendapatan.
Audit of Revenue and Account Receivable in PT XYZ (Persero)
Abstract
Internship report explains the audit of revenues and accounts receivable at PT XYZ. PT XYZ is a company whose business activities surveyor engaged in the provision of services. The main source of income of the company is through the provision of certification services, inspection, testing analysis. The audit on revenues include understanding the client's business, internal control testing and substantive testing of transactions revenue and accounts receivable. Based on the results of the audit, any irregularities in the accounting principles that apply in Indonesia. Irregularities occurred on the corresponding revenue recognition on the date of the invoice company, where it should be recognized at the time the certificate was issued and the date on the invoice following the date indicated on the certificate. However, in practice, the authors did not perform audit procedures to check the test cutoffs in the recognition of income through the inspection certificate, the author simply checking the date on the invoice only. In conclusion, the audit procedures performed by the auditor is still lacking in getting assurance on revenue account.
Keywords : Service Revenue, Audit, Accounting, Accout Receivable
Audit atas ..., Pinka Pangestu Pekerti, FEB UI, 2016
Pendahuluan
Penulisan laporan magang ini didasarkan atas hasil audit yang dilakukan oleh penulis
pada PT XYZ. Selama penugasan audit PT XYZ, penulis diberi kepercayaan untuk membantu
senior menangani beberapa akun, yaitu diantaranya dalam menangani akun Piutang dan
Pendapatan. Jangka waktu penugasan audit Interim untuk perusahaan ini adalah kurang lebih
40 hari kerja, termasuk 7 hari di kantor cabang Makasar. Kemudian auditor melanjutkan
penugasan year end fieldwork hingga februari 2016 di kantor pusat PT XYZ.
Alasan penulis memilih topik akun pendapatan dan piutang usaha pada PT XYZ
dikarenakan menurut penulis penjualan merupakan salah satu aktivitas utama pada
perusahaan agar dapat menghasilkan pendapatan untuk menunjang proses operasional
perusahaan. Akun pendapatan pun tak lepas dari akun piutang usaha, hal ini dikarenakan
nature dari akun tersebut yang muncul apabila terdapat penjualan secara kredit. Penulis juga
banyak melakukan analisis terhadap akun pendapatan dan piutang usaha PT XYZ, sehingga
mendapat pemahaman dan informasi yang lebih mendalam dibandingkan klien lainnya.
Transaksi atas akun pendapatan dan piutang usaha ini juga sangat rentan dengan salah
saji yang sifatnya material. Dengan demikian diperlukan perhatian khusus pada transaksi ini
guna memberikan keyakinan bahwa transaksi tersebut telah disajikan secara wajar. Dalam
mendukung tingkat keyakinan tersebut, dibutuhkan pengendalian internal yang baik karena
pada umumnya transaksi atas akun pendapatan dan piutang usaha memiliki nilai yang
material. Pengujian pengendalian dapat membantu pemahaman auditor apakah proses
penjualan pada suatu entitas telah di kontrol secara baik. Hal ini dapat mempengaruhi
pengujian selanjutnya, yaitu uji substantif atas transaksi pendapatan dan piutang usaha. Ketika
seorang auditor dapat mengandalkan pengendalian internal suatu entitas, maka akan ada
penurunan secara kuantitas terhadap uji substantif atas transaksi penjualan.
Uji substantif atas transaksi akun pendapatan dan piutang usaha membantu auditor
untuk menentukan apakah saldo pada akun pendapatan dan piutang wajar dan tidak terdapat
salah saji material Salah saji ini dapat dideteksi dengan melakukan uji substantif transaksi dan
menghubungkannya dengan enam tujuan audit khusus terkait transaksi penjualan tersebut.
Enam tujuan audit atas transaksi tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada bab landasan teori.
Audit atas ..., Pinka Pangestu Pekerti, FEB UI, 2016
Tinjauan Teoritis
Arens et al. (2014) mendefinisikanϢauditing sebagai proses pengumpulan dan evaluasi
bukti tentang informasi untukϢmenentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara
informasi itu dan kriteriaϢyang telah ditetapkan. Audit tersebut haruslah dilakukan oleh orang
yang kompetenϢdan independen.
Tahapan audit yang digunakan kantorϢakuntan umumnya menggunakan pendekatan
seperti yang dijelaskan Arens etϢal. (2014), yaitu dibagi menjadi empat fase. Tahap pertama
dimulai dengan merencanakanϢdan merancang pendekatan audit yang dilakukan. Pertama-
tama auditor harusϢmemperoleh pemahaman tentang entitas dan lingkungan bisnis klien.
Setelah itu auditorϢdapat melakukan prosedur analitis awal dan memahami pengendalian
internal serta dapat menilai risikoϢpengendalian. Auditor dapat menggunakan pemahaman atas
industri dan pengendalianϢinternal klien untuk menilai risiko salah saji yang material dalam
laporan keuangan. Penilaian risiko tersebutϢmenjadi dasar untuk membuat rencana audit.
Tahap akhir adalah mengembangkanϢstrategi dan program audit secara keseluruhan.
Tahap kedua, auditor harusϢdapat menguji keefektifan pengendalian internal klien.
Prosedur ini umumnya disebut sebagai pengujian. Jika hasilϢϢpengujian pengendalian
menunjukkan bahwaϢpengendalian telah berjalan efektif, maka auditor dapat mengurangi
penilaian atas risikoϢpengendalian. Selanjunya audit juga mengevaluasi pencatatan transaksi
klien denganϢmenverifikasi jumlah moneter transaksi tersebut. Proses ini yang disebut sebagai
pengujian substantif atas transaksi.
Pada tahap ketiga, terdapat duaϢkategori umum yang auditor harus lakukan. Pertama,
auditor dapat melakukan prosedurϢuntuk menilai apakah saldo akun dan data lainnya berada
dalam batas wajar. Selanjutnya, auditor juga akan melakukanϢpengujian atas rincian saldo
dimana merupakan prosedur spesifik untuk mengujiϢsalah saji moneter pada saldo-saldo
dalam laporan keuangan. Pengujian atasϢrincian saldo akhir merupakan hal yang penting
dalam pelaksanaan audit karenaϢbukti dapat diperoleh dari sumber yang independen, misalkan
konfirmasi atas piutangϢkepada pelanggan klien.
Setelah menyelesaikan semua prosedurϢuntuk setiap tujuan audit dan untuk setiap
akun laporan keuangan sertaϢpengungkapan yang terkait, auditor harus menggabungkan
informasi yang diperolehϢuntuk mencapai kesimpulan secara menyeluruh apakah laporan
keuangan telahϢdisajikan dengan wajar. Akumulasi bukti akhir dapat dilakukan dengan
melakukanϢprosedur analitis akhir dan melihat atas kecukupan bukti yang didapat selama
proses audit. Proses ini sangatϢbergantung pada pertimbangan profesional auditor. Auditor
juga melakukan reviewϢatas peristwa setelah tanggal neraca, kewajiban kontinjen dan hukum
Audit atas ..., Pinka Pangestu Pekerti, FEB UI, 2016
yang mungkinϢterjadi. Apabila audit telah selesai dilakukan, maka akuntan publik harus
menerbitkan laporan audit untukϢmelengkapi laporan keuangan yang dipublikasikan oleh
klien.
Profil Perusahaan
Kantor Akuntan Publik ABC
KAP ABC adalah anggota dari PRI. Saat ini KAP ABC berdomisili di Plaza Sentral Lt
3 & 7, Jl Jend. Sudirman Kav 47, Jakarta Selatan.
PRI adalah jaringan global yang terdiri dari perusahaan-perusahaan anggota akuntan
publik yang melayani klien lokal dan internasional. PRI selalu berfokus pada pelayanan klien
melalui lebih dari 100 kantor di 50 negara di seluruh dunia. Setiap kantor anggota affiliasi
PRI adalah badan hukum independen di negaranya sendiri. (PRI Company
Profile/International Directory : 2012). KAP ABC merupakan organisasi jasa profesional
yang menyediakan beberapa jasa, antara lain:
1. Audit and Related Services
2. Management Advisory Services
3. Taxation Services
4. Jasa Legal
5. Jasa Teknologi dan Informasi
6. Jasa Bisnis dan Management
PT XYZ
PT XYZ adalah sebuah badan hukum yang berbentuk “Perusahaan”, didirikan dengan Akta
Notaris Johan Arifin Lumban Tobing Sutan Arifin, S.H., pada tanggal 22 Oktober 1956
dengan akta No. 42 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Penetapan No.
J.A.5/100/8 tanggal 12 Desember 1957 dan telah diumumkan dalam Berita Negara tanggal 18
April 1958 No. 31 serta tambahan Berita Negara No. 293 tahun 1958. Maksud dan tujuan
perusahaan adalah untuk menjalankan usaha-usaha dalam bidang inspeksi, supervisi,
pengkajian dan pengujian.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut maka perusahaan melakukan kegiatan usaha
sebagai berikut:
A. Melakukan usaha di bidang jasa survey dan inspeksi serta optimalisasi pemanfaatan
sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang
bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar keuntungan guna
Audit atas ..., Pinka Pangestu Pekerti, FEB UI, 2016
meningkatkan nilai Perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan
Terbatas.
B. Perusahaan melakukan kegiatan usaha utama yaitu Jasa inspeksi dan audit, pengujian
dan analisis, sertifikasi, konsultasi, pelatihan dan sewa ruangan.
Pembahasan
1. Menentukan Tingkat Materialitas
Setelah auditor mendapatkan pemahaman mengenai proses bisnis PT XYZ,
selanjutnya auditor menentukan tingkat materialitas. Auditor bertanggung jawab untuk
menentukan apakah laporan keuangan bebas dari salah saji yang material, oleh karena
itu, auditor perlu membuat tingkat materialitas dari suatu laporan keuangan.
Nilai materialitas merupakan batas salah saji atas laporan keuangan yang jika nilai
salah sajinya melebihi batas yang ditentukan akan mempengaruhi pengambilan
kepetusan dari pembaca laporan keuangan.
Dalam menentukan tingkat materialitas, auditor menggunakan metode yang telah
ditetapkan oleh KAP ABC, yaitu dengan cara mengalikan revenue perusahaan, laba
sebelum pajak, total aset, total kewajiban dan total ekuitas dengan suatu presentase
yang ditetapkan berdasarkan range tertentu. Untuk melihat perhitungan materialitas
atas PT XYZ dapat di lihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Perhitungan Materialitas
Setelah mendapatkan angka materialitas, selanjutnya adalah menetapkan tolerable
error. Tolerable error dihitung dengan cara mengalikan nilai materialitas yang telah
ditentukan dengan 75%. Nilai 75% merupakan angka yang telah ditetapkan oleh KAP
ABC sebagai pengali untuk mendapatkan tolerable error. Tolerable error merupakan
batasan salah saji yang masih bisa ditolelir oleh auditor dalam suatu akun, sehingga
jika terdapat salah saji dibawah angka tolerable error bisa dikatakan angka tersebut
tidak material.
Audit atas ..., Pinka Pangestu Pekerti, FEB UI, 2016
2. Proses Pelaksanaan Audit
Setelah auditor memperoleh pemahaman bisnis dan menetapkan nilai materialitas,
langkah selanjutnya adalah menjalankan program audit yang telah dibuat oleh KAP
ABC.
Berikut adalah beberapa prosedur audit yang dijalankan pada PT XYZ :
a. Uji Pengendalian (Test Of Control/TOC)
Dalam memperoleh bukti untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan
keuangan PT XYZ tidak ada salah saji yang material. Salah satu pengujian yang
dilakukan dalam memperoleh keyakinan tersebut adalah melakukan uji
pengendalian internal.
Tujuan dari uji pengendalian ini adalah untuk memperoleh bukti bahwa control
perusahaan telah dirancang dan dijalankan secara efektif. Berdasarkan uji/tes ini
auditor dapat mendesain proses audit selanjutnya.
Dalam melakukan uji pegendalian, terdapat 2 aktivitas pengujian pengendalian
pendapatan yang dilakukan auditor yaitu sampling pengelolaan piutang dan
penerbitan invoice. Auditor mengambil sampel transaksi piutang usaha yang
diambil dari list piutang berdasarkan lamanya piutang tidak dibayar.
Pengambilan sample (sampling) pengelolaan piutang dilakukan Auditor dengan
melihat kepada laporan telecollection, surat konfirmasi piutang, surat peringatan 1,
surat peringatan 2, laporan kunjungan penagihan, dan rapat pembahasan penagihan
yang dilakukan oleh PT XYZ. Contoh dari Test Of Control pengelolaan piutang
dapat di lihat pada lampiran 3.
Pada sampling penerbitan invoice, auditor melakukan pemeriksaan invoice dan
sertifikat dengan cara mencocokkan antara tanggal lapangan, tanggal sertifikat,
tanggal draft dan tanggal invoice. Contoh dari Test Of Control penerbitan invoice
dapat dilihat pada lampiran 4.
Berdasarkan uji pengendalian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
pengendalian internal dalam pengelolaan piutang PT XYZ belum dapat
diandalkan, karena tidak dilakukannya telecollection, dan kunjungan penagihan
oleh staff penagihan PT XYZ.
Berdasarkan uji pengendalian yang dilakukan pada proses penerbitan invoice,
terdapat perbedaan antara tanggal sertifikat dengan tanggal di invoice. Seharusnya
tanggal di invoice merupakan tanggal di keluarkannya sertifikat. Hal tersebut
mengindikasikan pengendalian yang lemah, sehingga risiko terhadap pengendalian
Audit atas ..., Pinka Pangestu Pekerti, FEB UI, 2016
bagi auditor semakin tinggi. Oleh karena itu auditor perlu melakukan prosedur
atau mengambil sample lebih banyak pada pengujian substantif. Seperti yang
dijelaskan oleh rumus berikut:
Acceptable Audit Risk berbanding terbalik dengan Control Risk, sehingga jika
Control Risk tinggi, maka Acceptable Audit Risk menjadi rendah. Untuk
memperoleh keyakinan memadai dan menutupi Acceptable Audit Risk, maka
auditor harus melakukan prosedur audit lebih ekstensif, salah satu caranya dengan
pengambilan sample yang lebih banyak.
Pelaksanaan uji pengendalian ini sesuai dengan Arens, et al. (2014) dan SA seksi
319 sumber: PSA No. 69 mengenai Pertimbangan atas Pengendalian Internal
dalam Audit Laporan Keuangan. Salah satu komponen dari pengendalian internal
menurut SA seksi 319 (sumber: PSA No. 69) adalah aktivitas pengendalian yang
berguna untuk memastikan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh
manajemen telah dilaksanakan.
b. Uji Substantif
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, uji substantif atas transaksi dilakukan oleh
auditor. Oleh karena itu, KAP ABC melaksanakan substantif procedures. Berikut
adalah audit program yang dibuat oleh KAP ABC yang menjadi acuan auditor
dalam melakukan substantif test pada PT XYZ:
Dalam melakukan substantif test auditor melakukan beberapa prosedur, antara
lain:
1) Substantif Test atas Piutang
Dalam melakukan substantif test atas piutang auditor melakukan beberapa
prosedur, antara lain:
A. Mencocokkan Data Piutang dengan GL
Untuk memastikan bahwa saldo piutang telah disajikan secara akurat, auditor
meminta data rincian piutang dan mencocokkannya saldonya dengan GL. Auditor
berkeyakinan bahwa saldo rincian piutang dengan GL sudah sesuai. Sehingga
tujuan audit atas akurasi serta detail tie in telah tercapai.
B. Konfirmasi Piutang
Untuk memastikan bahwa saldo piutang yang telah disajikan benar benar ada,
maka auditor perlu melakukan konfirmasi piutang dengan mengambil beberapa
sample. Auditor mengirimkan surat konfirmasi positif dengan mengambil sample
Audit atas ..., Pinka Pangestu Pekerti, FEB UI, 2016
sebesar 75% dari seluruh nilai piutang PT XYZ untuk masing masing cabang,
kantor pusat dan SBU. Konfirmasi yang dilakukan adalah sebesar Rp
312.197.570.000 atau 75% dari total piutang sebesar Rp. 416.263.426.668.
Konfirmasi ini bertujuan untuk menghasilkan saldo piutang yang dicatat PT XYZ
sama dengan saldo hutang yang dicatat oleh pelanggan. Setelah pelanggan
mengirimkan balasan atas konfirmasi, auditor akan membuat daftar tanggapan
konfirmasi contoh dari kertas kerja konfirmasi control dapat lihat pada (lampiran
5) yang berisi tanggapan dari setiap pelanggan atau saldo piutang yang diakui oleh
PT XYZ sama nilainya dengan saldo hutang yang diakui oleh pelanggan.
Pada konfirmasi per 31 Desember 2015 tidak banyak pelanggan yang
mengirimkan balasan atas konfirmasi piutang PT XYZ. Hal ini membuat kurang
tercapainya tujuan audit completeness, existance dan rights and Obligations atas
saldo piutang. Oleh karena itu auditor memutuskan untuk melakukan prosedur
subsequent collection. Agar tetap mendapatkan keyakinan atas saldo piutang PT
XYZ.
C. Subsequent Collection
Auditor melakukan Subsequent Collection agar dapat meyakinkan bahwa piutang
yang dicatat oleh PT XYZ mempunyai pergerakan dan daftar umur piutang
perusahaan dapat diandalkan. Langkah-langkah yang dilakukan oleh auditor dalam
prosedur ini adalah :
a. Auditor mengambil beberapa sampel dari setiap cabang-cabang PT XYZ dalam
melakukan pemeriksaan subsequent collection.
b. Auditor meminta kepada bagian Keuangan untuk memberikan daftar pelunasan
piutang pada bulan Januari 2016.
c. Kemudian auditor memeriksa mutasi dari daftar pelunasan piutang, dengan
mencatat nomor invoice, tanggal pembayaran, saldo yang dibayar hingga
mendapatkan hasil saldo outstanding Per 19 Januari 2016.
d. Auditor juga memeriksa kebenaran akan saldo pembayaran piutang tersebut ke
rekening koran perusahaan, untuk memastikan apakah terdapat penerimaan
dalam rekening bank PT XYZ sebesar saldo pembayaran. Contoh dari kertas
kerja subsequent collection dapat dilihat pada lampiran 6.
Audit atas ..., Pinka Pangestu Pekerti, FEB UI, 2016
Setelah meyakini bahwa terdapat pergerakan piutang pada bulan Januari 2016 atas
sample yang diambil tersebut, auditor telah memenuhi tujuan audit atas
completeness.
A. Menganalisis Kebijakan Penyisihan Piutang Tak Tertagih
PT XYZ mematuhi kebijakan dari manajemen dalam menentukan penyisihan
piutang tak tertagih, yaitu penjumlahan yang diambil dari klasifikasi piutang
berdasarkan kategori jumlah hari atau umur piutang. Manajemen perusahaan
mengklasifikasikan umur piutang ke dalam tiga klasifikasi, yaitu lancar, agak
macet dan macet.
Perhitungan atas penyisihan piutang usaha dapat di lihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Perhitungan Penyisihan Piutang PT XYZ
(sumber : kertas kerja PT XYZ)
Berikut penjelasan mengenai tabel di atas:
1. Perusahaan menjumlahkan pelunasan piutang macet yang sudah di bayarkan
masing-masing untuk tahun 2012, 2013 dan 2014.
2. Perusahaan menghitung presentase pelunasan piutang dengan membagi
antara jumlah piutang macet yang sudah dilunasi dengan jumlah piutang
macet. Lalu jumlah persentase 2012, 2013 dan 2014 di rata-ratakan.
3. Hasil rata-rata pada persentase pelunasan piutang tersebut kemudian di
kurangkan 1 agar bisa mendapatkan hasil persentase dari piutang rela hilang
4. Jumlah piutang rela hilang diperoleh dari sisa piutang macet di kalikan
dengan persentase piutang rela hilang.
5. Untuk mendapatkan persentase rata-rata penyisihan piutang, perusahaan
melakukan pembagian antara jumlah piutang rela hilang dengan saldo
Audit atas ..., Pinka Pangestu Pekerti, FEB UI, 2016
piutang macet. Kemudian hasil dari persentase tersebut di tahun 2012, 2013,
dan 2014 dijumlahkan dan kemudian dirata-ratakan.
6. Hasil persentase dari cadangan penyisihan piutang dikalikan dengan total
piutangnya, mendapatkan jumlah untuk cadangan piutang tahun 2016.
Dilihat dari saldo piutang macet yang besar, auditor melakukan wawancara
(inquiry) dengan karyawan PT XYZ, menurut karyawan PT XYZ jumlah piutang
macet menjadi besar tersebut dikarenakan :
• Dahulu adanya masalah penagihan pada piutang-piutang yang tagihannya
berjumlah kecil, yang mana apabila dilakukan penagihan akan menimbulkan
biaya penagihan yang lebih besar. Oleh karena itu timbulnya piutang macet
yang besar dikarenakan tidak di lakukannya penagihan piutang dan
penghapusan piutang, sehingga piutang macet terakumulasi dari tahun tahun
sebelumnya.
• Karena adanya temuan dari auditor mengenai tingkat collectibility piutang
tersebut maka dibuatlah peraturan melalui keputusan direksi yang baru, dengan
menetapkan untuk pemberian jasa yang nilainya dibawah Rp 10.000.000 harus
di bayar secara tunai yang mana sebelumnya dibawah Rp 3.000.000. Hal ini
dikarenakan masih adanya piutang-piutang berjumlah kecil yang lolos dari ar
checking saat penerimaan order.
• Penghapusan piutang sulit untuk dilakukan karena regulasi yang cukup
panjang. Namun pada 2015 ini telah dilakukan pengajuan untuk penghapusan
piutang.
Hal yang sudah di lakukan PT XYZ dalam meminimalisir piutang macet
adalah dengan:
• PT XYZ juga telah melakukan usaha dalam penagihan piutang dengan
membuat team penagihan piutang.
• Kemudian membuat peraturan perusahaan dengan KD no 20 mengenai
pengelolaan piutang dengan cara:
a) Melakukan tellecollection 5 hari kerja setelah invoice diterima pelanggan.
b) Mengirimkan surat konfirmasi piutang jika dalam waktu 10 hari kerja
setelah jatuh tempo belum dilakukan pembayaran.
Audit atas ..., Pinka Pangestu Pekerti, FEB UI, 2016
c) Surat peringatan 1, jika dalam waktu 10 hari kerja setelah surat konfirmasi
piutang, belum dilakukan pembayaran.
d) Surat peringatan 2, jika dalam waktu 10 hari kerja setelah surat surat
peringatan 1, belum dilakukan pembayaran
e) Melakukan kunjungan penagihan, jika pelanggan belum menyelesaikan
pembayaran setelah dikirimkan surat peringatan.
• Untuk piutang-piutang macet yang berjumlah besar perusahaan telah
membawanya hingga ke pengadilan.
Namun agar auditor dapat memenuhi tujuan asersi audit yaitu completeness,
accuracy dan valuation, auditor menguji penyisihan piutang tak tertagih yang
diterapkan oleh klien dengan cara melakukan recalculation atau perhitungan
kembali. Recalculation dilakukan untuk memitigasi risiko yang ditimbulkan atas
perhitungan penyisihan piutang yang dilakukan oleh klien, yang kemungkinan
menggunakan estimasi yang bersifat subjektif, perhitungan bias, dan tidak
memenuhi standar PSAK 50 dan 55 (revisi 2013). Oleh karena itu auditor
meakukan perhitungan ulang dengan menggunakan perhitungan Net Realizable
Value.
Perhitungan Net Realizable Value dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Proses 1: Auditor mendapatkan listing aging piutang berdasarkan pelanggan
Proses 2: Berdasarkan informasi listin aging piutang usaha, auditor memberikan
judgment sebagai berikut:
- Jangka waktu keterpulihan piutang usaha tahun 2013-2015 adalah
1 tahun atau n = 1.
- Nilai piutang usaha tahun 2012 dan tahun sebelumnya di
asumsikan nilai wajarnya adalah 0, karena tidak terdapat mutasi
pembayaran dari tahun 2013-2015 atas piutang tahun 2012 dan
tahun-tahun sebelumnya.
- Suku bunga yang digunakan adalah BI rate tetap yang berlaku
pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar 7,5% berdasarkan surat
No. 17/95/Dekom tanggal 17 Desember 2015.
Audit atas ..., Pinka Pangestu Pekerti, FEB UI, 2016
Proses 3: Kemudian auditor melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
NPV yaitu :
NPV = saldo akhir / (1/(1+BI Rate)^Asumsi keterpulihan)
Jumlah NPV tersebut nantinya akan menjadi pengurang saldo piutang pelanggan.
Sehingga didapatkanlah penurunan nilai atas piutang yang diakui perusahaan
seluruhnya.
Proses 4: Setelah auditor mendapatkan jumlah saldo penurunan nilai piutang,
auditor membandingkan antara jumlah penurunan nilai yang dibuat oleh
PT XYZ dengan perhitungan auditor. Nilai penurunan piutang yang
didapatkan oleh auditor adalah sebesar Rp 68.443.213.931, sedangkan
menurut perhitungan manajemen PT XYZ penyisihan piutang 2015
adalah Rp 29.186.489.150, sehingga perbandingan tersebut di
temukanlah selisih sebesar Rp 39.256.724.781, yang akan menjadi
adjustment auditor untuk menambahn nilai penyusutan piutang. Selisih
yang ditemukan auditor tersebut juga telah di terima oleh klien dan
sudah melakukan penyesuaian oleh klien.
2) Substantif test atas pendapatan
Dalam melakukan substantif test atas pendapatan operasi auditor melakukan beberapa
prosedur, antara lain:
A. Mencocokkan Data Penjualan dengan GL
Untuk memastikan bahwa saldo rincian pendapatan operasi telah disajikan secara
akurat, auditor meminta data rincian pendapatan dan mencocokkan saldonya
dengan GL. Auditor menemukan bahwa saldo rincian pendapatan dengan GL tidak
terdapat selisih, sehingga sudah terpenuhinya tujuan audit atas accuracy dan detail
tie-in.
B. Melakukan Vouching Pendapatan Operasi
Auditor melakukan vouching atas pendapatan operasi dengan melihat dokumentasi
dan kelengkapan invoice, apakah sudah sesuai dengan pencatatannya. Auditor
mengambil secara acak 15 sample dari invoice yang terbit per 31 Desember 2015,
masing masing dari cabang yang di kunjungi, kantor pusat serta SBU selanjutnya
Audit atas ..., Pinka Pangestu Pekerti, FEB UI, 2016
auditor mencocokkan nomor invoice yang terdapat dalam dokumen dengan data
yang terdapat pada rincian pendapatan.
Auditor harus memastikan bahwa transaksi atas penjualan operasi telah sesuai
dengan tujuan audit yaitu keberadaan invoice, kelengkapan dokumentasi invoice,
akurasi jumlah pendapatan, klasifikasi dan posting jurnal transaksi.
C. Melakukan Cut Off pada transaksi penjualan operasi.
Pengujian substantif pada fase ini adalah auditor melakukan pengujian atas rincian
saldo dengan menggunakan prosedur cut off test. Prosedur ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah klien telah mecatat transaksi penjualan pada periode yang
tepat. Berdasarkan keputusan senior incharge, sample diambil dari 15 invoice
terakhir per 31 Desember 2015 (late cut off) serta 15 invoice awal setelah 31
Desember 2015 (early cut off) untuk pendapatan operasi jangka pendek, karena
pendapatan operasi diakui pada saat PT XYZ telah memberikan jasanya dan
invoice dikeluarkan.
Untuk pendapatan operasi jangka panjang dan jangka pendek yang belum dapat
diinvoicekan auditor memastikannya dengan melihat kontrak atau perjanjian,
berita acara progress pekerjaan (BAPP), bukti persetujuan sudah diinput dalam
system costumer (yang terdapat dibeberapa pelanggan tertentu) antara PT XYZ
dengan pelanggan. Apakah pendapatan tersebut telah dicatat sesuai dengan
progress BAPP yang disepakati.
3. Hasil Temuan Audit
Dari pelaksanaan audit berdasarkan prosedur audit yang dirancang oleh KAP ABC untuk
akun penjualan dan piutang usaha, diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Transaksi penjualan pada PT XYZ sudah dilakukan sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur perusahaan.
2) Adanya kelemahan pada pengendalian internal atas transaksi penjualan
maupun transaksi piutang.
- Dari hasil uji pengendalian internal atas transaksi piutang yaitu fungsi
pengelolaan piutang ditemukan bahwa pengendalian internal belum berjalan
baik sehingga dapat dikatakan bahwa pengendalian PT XYZ dalam penagihan
piutang tergolong tidak efektif.
Audit atas ..., Pinka Pangestu Pekerti, FEB UI, 2016
- Dari hasil uji pengendalian internal atas transaksi penjualan yaitu fungsi
penerbitan invoice ditemukan bahwa pengendalian internal belum berjalan
baik sehingga dapat dikatakan bahwa pengendalian PT XYZ dalam penerbitan
invoice belum efektif. Tanggal yang tertera pada invoice masih belum sesuai
dengan tanggal sertifikat dikarenakan adanya penggunaan software yang
berbeda. Software yang di gunakan untuk mencetak sertifikat adalah smoser
sedangkan software mencetak invoice adalah simos, dimana software tersebut
tidak saling terintegrasi karena digunakan untuk mengelola banyak transaksi
dalam satu BAP.
3) Auditor telah melakukan prosedur audit untuk mencapai tujuan audit sebagai
berikut:
- Tidak ada perbedaan atas saldo piutang dan saldo penjualan yang ada di neraca
saldo dengan general ledger.
- Tidak ada perbedaan atas rincian saldo penjualan dan saldo piutang dengan
angka yang ada di neraca saldo.
- Pengiriman konfirmasi piutang dan konfirmasi yang kembali dari pihak ketiga
belum memenuhi tujuan audit atas keberadaan, kelengkapan serta hak dan
kewajiban perusahaan telah tecatat dengan benar.
- Untuk lebih meyakinkan apakah kebijakan perusahaan telah sesuai dengan
ketentuan PSAK 50 dan 55 maka auditor telah melakukan perhitungan ulang
atas nilai penyisihan piutang agar saldo piutang disajikan secara akurat.
Dimana tujuan audit atas fase ini adalah accuracy. Dari perhitungan ulang
auditor menemukan adanya perbedaan antara ketentuan manajemen dalam
menentukan penyisihan piutang dengan ketentuan PSAK 50 dan 55.
- Tidak adanya kesalahan dalam pencatatan klasifikasi dan posting pada jurnal
transaksi penjualan, begitu pula dengan kelengkapan dan keberadaan invoice,
tujuan audit tersebut sudah terpenuhi.
- Test cut off yang dilakukan belum membuktikan bahwa transaksi penjualan
dicatat pada periode yang tepat, sesusai dengan invoice yang dikeluarkan dan
diakui sesuai dengan penyelesaian pekerjaan. Hal ini di karenakan auditor
hanya melakukan prosedur pemeriksaan pada tanggal di invoice saja, yang
mana pendapatan seharusnya di akui pada saat pekerjaan selesai dengan
ditandai terbitnya sertifikat. Saat melakukan sampling, senior in charge
Audit atas ..., Pinka Pangestu Pekerti, FEB UI, 2016
menggunakan invoice saja karena mengikuti peraturan PAK 2015 PT XYZ,
dimana pendapatan diakui pada saat terbit invoice.
Kesimpulan
Akun pendapatan dan piutang merupakan beberapa bagian terpenting dari kegiatan
operasional suatu perusahaan. Dalam akun ini akan diperoleh dan akan menjadi sumber daya
utama perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Pendapatan tersebut terdiri
dari pendapatan yang dibayarkan secara tunai, maupun dibayarkan secara kredit, yang
nantinya akan menjadi piutang.
Berdasarkan rangkaian pengujian mulai dari test of control sampai substantive test
dengan melakukan tes detail of balance atas akun pendapatan jasa dan piutang usaha, auditor
menemukan selisih yang material atas akun piutang tersebut, namun auditor melakukan
adjustment atas selisih tersebut dan membuat management letter atas kelemahan pengendalian
yang ditemukan.
Berdasarkan pembahasan pada bab – bab sebelumnya dapat diketahui bahwa PT XYZ
merupakan salah satu pemberi jasa surveyor yang bidang bisnisnya bergerak dalam jasa
surveyor dan property. Bab – bab sebelumnya telah menjelaskan bahwa laporan magang ini
berfokus pada audit pendapatan jasa dan piutang usaha.
Dari pembahasan bab – bab tersebut, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan,
yaitu:
A. Penerapan standar operasional dan akuntansi dari sisi perusahaan:
• Pendapatan Utama dari PT XYZ adalah pemberian jasa surveyor dan sewa
ruangan.
• Pada PT XYZ, penjualan diakui pada saat penyerahan jasa dan invoice diterbitkan
sesuai dengan tanggal sertifikat. Namun saat auditor melakukan test of control
pada invoice, tanggal invoice tidak sesuai dengan tanggal sertifikat.
• Pengendalian internal atas transaksi penjualan terutama pada piutang PT XYZ
belum efektif dan memiliki risiko pengendalian yang rendah, selain itu sampel
yang diambil untuk uji pengendalian internal oleh auditor sudah mencukupi untuk
meyakinkan bahwa pengendalian internal perusahaan belum efektif.
• Kebijakan penyisihan piutang yang dilakukan PT XYZ belum sesuai dengan
PSAK 50 dan 55.
• Pengakuan pendapatan pada test Cut Off pendapatan PT XYZ belum sesuai
dengan PSAK 23 (revisi 2010).
Audit atas ..., Pinka Pangestu Pekerti, FEB UI, 2016
• Berdasarkan hasil dari substantive test atas transaksi pendapatan dapat
disimpulkan bahwa saldo pendapatan jasa pada PT XYZ telah dicatat dan
disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
B. Penerapan program magang atas subjek yang di pelajari : • Pada program magang ini penulis telah melakukan audit sesuai dengan SAS 105
dan SAS 113 dimana terpenuhinya standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan
standar pelaporan.
• Dalam program magang ini penulis pun melakukan beberapa prosedur audit agar
dapat memenuhi tujuan-tujuan sesuai dengan subjek audit arrens (2014)
C. Evaluasi Program Magang : • Dengan mengikuti program magang ini, penulis menjadi lebih siap untuk
memasuki dunia pekerjaan. Karena saat masa magang berlangsung, penulis
dilibatkan secara penuh dalam fieldwork audit, dan penulis juga dibantu oleh
senior incharge saat penulis dalam kesulitan, walaupun senior incharge tidak
secara penuh selalu bersama penulis.
• Penulis merasakan dampak yang baik dari adanya program magang ini, karena
penulis mengetahui bagaimana cara kerja auditor di lapangan, dari segi waktu
fieldwork audit, berkomunikasi dengan klien, dan membaca serta memahami data
yang diberikan klien. Sehingga penulis merasa tertarik untuk melanjutkan
pekerjaan sebagai auditor dikemudian hari.
Daftar Referensi
Arens, Alvin A., Mark S. Beasley, Randal J. Elder, dan Amir Abadi Jusuf. (2014). Auditing
and Assurance Services an Integrated Approach – an Indonesian Adaptation.
Singapore: Prentice Hall
Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). Pernyataan standar Akuntansi Keuangan Indonesia Revisi
2010. Jakarta: IAI
Ikatan Akuntan Indonesia. (2013). Standar Professional Akuntan Publik. Jakarta: Yayasan
Karya Salemba Empat.
A. Dunia, Firdaus (2013). Pengantar Akuntansi. Jakarta: Yayasan Karya Salemba Empat.
Audit atas ..., Pinka Pangestu Pekerti, FEB UI, 2016