19
PENGERTIAN PERTAMBANGAN Definisi menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara: Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum,eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang. Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dankimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu. Batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah darisisa tumbuh-tumbuhan. Pertambangan Mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah. Pertambangan Batubara adalah pertambangan endapan karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen padat, gambut, dan batuan aspal. Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang KARAKTERISTIK PERUSAHAAN PERTAMBANGAN Karakteristik Perusahaan Pertambangan Umum, terdapat empat kegiatan usaha pokok,meliputi: Eksplorasi (Exploration) usaha dalam rangka mencari, menemukan, dan mengevaluasiCadangan Terbukti pada suatu wilayah tambang dalam jangka waktu tertentu seperti yangdiatur dalam peraturan perundangan yang berlaku.2. Pengembangan dan Konstruksi (Development and Construction) setiap kegiatan yang dilakukan dalam rangka mempersiapkanCadangan Terbukti sampai siap diproduksi secara komersial. Konstruksi adalah pembangunan fasilitas dan prasarana untuk melaksanakan danmendukung kegiatan produksi.3.

Audit Tambang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

audit tambang

Citation preview

  • PENGERTIAN PERTAMBANGAN

    Definisi menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang

    Pertambangan Mineral Dan Batubara:

    Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,

    pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan

    umum,eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,

    pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.

    Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dankimia

    tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam

    bentuk lepas atau padu. Batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk

    secara alamiah darisisa tumbuh-tumbuhan.

    Pertambangan Mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di

    luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah. Pertambangan Batubara adalah

    pertambangan endapan karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen padat, gambut,

    dan batuan aspal.

    Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang

    meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,

    penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang

    KARAKTERISTIK PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

    Karakteristik Perusahaan Pertambangan Umum, terdapat empat kegiatan usaha pokok,meliputi:

    Eksplorasi (Exploration) usaha dalam rangka mencari, menemukan, dan

    mengevaluasiCadangan Terbukti pada suatu wilayah tambang dalam jangka waktu tertentu

    seperti yangdiatur dalam peraturan perundangan yang berlaku.2.

    Pengembangan dan Konstruksi (Development and Construction) setiap kegiatan yang

    dilakukan dalam rangka mempersiapkanCadangan Terbukti sampai siap diproduksi secara

    komersial. Konstruksi adalah pembangunan fasilitas dan prasarana untuk melaksanakan

    danmendukung kegiatan produksi.3.

  • Produksi (Production) semua kegiatan mulai dari pengangkatan bahan galian dari

    CadanganTerbukti ke permukaan bumi sampai siap untuk dipasarkan, dimanfaatkan, atau diolah

    Iebihlanjut.

    Pengolahan Dengan adanya kegiatan penambangan pada suatu daerah tertentu, maka

    akanmenimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup di sekitar lokasi penambangan,

    meliputitetapi tidak terbatas pada:

    - Pencemaran lingkungan, yaitu masuknya atau dimasukannya mahluk hidup, zat,energi, dan

    komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatananlingkungan oleh kegiatan

    manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungansampai ke tingkat tertentu yang

    menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan

    peruntukannya.

    - Perusakan lingkungan, yaitu adanya tindakan yang menimbulkan perubahan langsungatau

    tidak Iangsung terhadap perubahan sifat-sifat dan atau hayati Iingkungan

    yangmengakibatkan lingkungan itu kurang berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan

    berkesinambungan

    PERBEDAAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DAN NONPERTAMBANGAN

    Sifat dan karakteristik perusahaan pertambangan umum berbeda dengan perusahaanlainnya.

    Perbedaaan tersebut adalah sebagai berikut:

    - Eksplorasi bahan galian tambang umum merupakan kegiatan yang

    mempunyaiketidakpastian yang tinggi, karena meskipun telah dipersiapkan secara cermat,

    dengan biaya yang besar, tidak ada jaminan bahwa kegiatan tersebut akan berakhir dengan

    penemuan cadangan bahan galian yang secara komersial layak untuk ditambang.

    - Bahan galian bersifat deplesi dan tidak dapat diperbaharui (non renewable)serta untuk

    melaksanakan kegiatan pertambangan ini, mulai tahap eksplorasi sampai dengan tahap

    pengoiahannya, dibutuhkan biaya investasi yang relatif sangat besar, padat modal, berjangka

    panjang, sarat risiko, dan membutuhkan teknologi yang tinggi, sehinggadiperlukan

    pengelolaan yang benar-benar profesional.

  • - Pada umumnya operasi perusahaan pertambangan berlokasi di daerah terpencil

    dankegiatannya menimbulkan kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup,sehingga

    setiap perusahaan pertambangan wajib memenuhi ketentuan perundanganyang berlaku

    mengenai lingkungan hidup, di samping mempunyai konsep pasca penambangan yang jelas.

    - Pemerintah Indonesia tidak memberikan konsesi penambangan karena menurut peraturan

    perundangan yang berlaku, segala bahan galian yang berada dalam wilayahhukum Indonesia

    adalah kekayaan nasional Bangsa Indonesia yang dikuasai dandipergunakan oleh negara

    untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Untuk dapat berusaha dalam industri

    pertambangan umum, pemerintah mengeluarkan peraturanyang memberi wewenang kepada

    badan usaha/perseorangan untuk melaksanakanusaha pertambangan umum.

    FUNGSI PERTAMBANGAN

    Dalam rangka mendukung pembangunan nasional yang berkesinambungan, fungsi pengelolaan

    mineral dan batubara berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009

    Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara adalah:

    - Menjamin efektifitas pelaksanaan dan pengendalian kegiatan usaha pertambangansecara

    berdaya guna, berhasil guna, dan berdaya saing.

    - Menjamin manfaat pertambangan mineral dan batubara secara berkelanjutan dan

    berwawasan lingkungan hidup.

    - Menjamin tersedianya mineral dan batubara sebagai bahan baku dan/atau sebagaisumber

    energi untuk kebutuhan dalam negeri.

    - Mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional agar lebih mampu

    bersaing di tingkat.

    - Meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, daerah, dan negara, serta

    menciptakanlapangan kerja untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.

    - Menjamin kepastian hukum dalam penyelenggaraan kegiatan usaha

    pertambanganmineral dan batubara.

  • PENGERTIAN AUDIT PERTAMBANGAN

    Audit Pertambangan adalah suatu pemerikasaan yang dilakukan secara kritis dansistematis oleh

    pihak yang independen terhadap laporan keuangan PerusahaanPertambangan meliputi kegiatan

    eksplorasi, pengembangan dan konstruksi, produksi dan pengelolaan yang telah disusun oleh

    manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan

    untuk memberikan pendapat mengenai kewajaranlaporan keuangan tersebut.

    STANDAR DAN DASAR HUKUM AUDIT PERTAMBANGAN

    Standar dan dasar hukum audit pertambangan adalah sebagai berikut:

    Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) yang

    berhubungan dengan akuntansi dan laporan keuangan.

    Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian LaporanKeuangan, Pernyataan Standar Akuntansi

    Keuangan (PSAK) terutama PSAK 33 tentang Akuntansi PertambanganUmum dan Interpretasi

    Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (ISAK).

    International Accounting Standard (IAS) atau International Financial Reporting Standard (IFRS)

    , terutama IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral Resources.

    Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan laporan keuangan sebagai berikut:

    - Undang-Undang Nomor 11/1967 tentang Ketentuan-K etentuan Pokok Pertambangan

    (telah direvisi menjadi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009

    Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara).

    - UndangUndang Nomor 4/1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan

    Lingkungan Hidup.

    - UndangUndang Nomor 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

    - PP Nomor 27/1980 tentang Penggolongan Bahan Galian.

    - PP Nomor 51/1993 tentang AMDAL.

    - Keputusan Presiden Nomor 32/1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.

  • - Keputusan Presiden Nomor 75/1996 tentang

    - Ketentuan Pokok Perjanjian

    - Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara.

    Praktek-praktek akuntansi yang berlaku umum, kesepakatan antar negara, kebiasaanindustri yang

    baru, dan standar akuntansi negara lain.

    Dalam hal terdapat perbedaan antara peraturan Bapepam dan LK dan PSAK dalam penyusunan

    laporan keuangan, maka acuan yang digunakan adalah peraturanBapepam dan LK.

    TUJUAN AUDIT PERTAMBANGAN UMUM

    Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas perusahaan pertambangan.

    Untuk mengetahui apakah selama ini tambang-tambang yang beroperasi menjaga apayang telah

    diamanatkan dalam undang-undang minerba, seperti tidak merusak lingkungan dan tidak

    membuka lahan tambang di kawasan hutan lindung.

    Untuk menjamin semua tambang beroperasi secara sesuai aturan menjaga lingkungandan taat

    azas dan peraturan yang ada di Indonesia.

    PROSEDUR AUDIT PERTAMBANGAN UMUM

    Pelajari dan evaluasi internal control perusahaan pertambangan mengenai pengusahaan mineral

    atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikanumum, eksplorasi, studi kelayakan,

    konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta

    pascatambang.

    Tim audit OPN harus mampu mengidentifikasi temuan baik yang bersifat rupiah (kuantitatif )

    yang memunculkan kewajiban pembayaran maupun yang bersifatkualitatif (hal-hal yang perlu

    diperhatikan) yang mengarah pada temuan kuantitatif .

    Periksa Bukti Perijinan dan Penetapan SK Kegiatan Pertambangan.

    Pelajari dan evaluasi kewajiban pembayaran dan tarifnya (baik iuran tetap/ royalty.

  • Periksa periode kewajiban dan waktu pembayaran, biaya-biaya penjualan, pengenaandenda

    keterlambatan, dll.

    Periksa modus kurang bayar yang sering menjadi temuan pada audit PNBP, seperti: Kewajiban

    PNBP yang diakui perusahaan belum dibayar, jumlah biaya penjualanyang lebih besar dari

    seharusnya, ketidaktelitian perusahaan dalam menghitung kewajiban PNBP, terdapat selisih yang

    tidak wajar pada arus barang, dan dendaketerlambatan pembayaran.

    PROSEDUR PELAKSANAAN AUDIT KEUANGAN

  • Penerimaan perikatan audit

    Dalam perikatan audit, klien menyerahkan pekerjaan audit ataslaporan keuangan kepada auditor,

    dan auditor sanggup untuk melaksanakan pekerjaan audit tersebut berdasarkan

    kompetensiprofesionalnya. Langkah awal pekerjaan audit laporan keuangan berupapengambilan

    keputusan untuk menerima atau menolak perikatan audit daricalon klien atau untuk melanjutkan

    atau menghentikan perikatan audit dariklien berulang. Tahap penerimaan perikatan audit yang

    dilakukan auditormenempuh suatu proses yang meliputi evaluasi integritas

    manajemen,identifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasa, menentukan kompetensiuntuk

    melaksanakan audit, menilai independensi, menentukan kemampuanuntuk menggunakan

    kemahiran profesionalnya dengan kecermatan dankeseksamaan, serta membuat surat perikatan

    audit.

    Perencanaan Audit

    Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit

    yang dibuat auditor. Dalam perencanaan audit, seorang auditor dituntut untuk memahami bisnis

    dan industri klien, danmemahami pengendalian intern klien.

    Pelaksanaan Pengujian Audit

    Tahap pelaksanaan pengujian audit ini juga disebut dengan pekerjaan lapangan. Tujuan utama

    pelaksanaan pengujian audit adalah untuk memperoleh bukti audit tentang efektivitas

    pengendalian internklien dan kewajaran laporan keuangan klien. Dalam tahap ini, langkah awal

    yang dilakukan auditor adalah membuat program audit yang digunakan untuk pengujian

    pengujian pengendalian intern klien danmenilai kewajaran laporan keuangan klien. Setelah

    program audit selesai dilaksanakan, auditor melakukan evaluasi dan menilai hasil dari

    pelaksanaan program audit tersebut yang dituangkan dalam kertas kerja.

    Tahap-tahap pelaksanaan pengujian audit dapat dijabarkan sebagai berikut:

    Pemeriksaan Untuk Pertama Kali (Initial Audit) Pemeriksaan pertama kali atau sering disebut

    sebagai initial audit menuntut auditor untuk dapat memperoleh informasi dari kegiatan obyek

    pemeriksaan. Didalam tahap ini termasuk kegiatan untuk memahami operasi obyek pemeriksaan

  • proses akuntansi,melaksanakan prosedur pelaksanaan analisis pendahuluan, menetapkan rencana

    materialitas dan memahami pengendalian intern obyek pemeriksaan. Sebagian besar aktivitas ini

    berupa mengumpulkan informasi yang dapat digunakan untuk menilai risikoatas rekening-

    rekening dan tingkat kesalahan potensialnya dan untuk menyusun rencana pemeriksaan (BPKP,

    1992: 21).Setelah mengumpulkan informasi mengenai seluk beluk kegiatanobyek pemeriksaan,

    auditor melakukan review dan menilai sistempengendalian intern. Menurut Mulyadi (2002: 136),

    auditor internmerupakan sumber informasi untuk memahami kekuatan dankelemahan

    pengendalian intern yang ditetapkan dalam organisasi entitas dalam menjaga keandalan

    informasi yang disajikan dalamlaporan keuangan. Review terhadap laporan auditor intern

    merupakancara yang efektif untuk memahami pengendalian intern yangdiberlakukan dalam

    organisasi entitas.Berdasarkan review dan penilaian terhadap sistem pengendalianintern tersebut,

    auditor harus menyusun rencana pemeriksaan yangdidalamnya termasuk program kerja audit

    yang memadai.

    Pemeriksaan Ulangan (Repeat Audit) Pemeriksaan ulangan dilakukan apabila auditor melakukan

    pemeriksaan pada perusahaan yang pernah di auditnya. Pada pemeriksaan awal, auditor dapat

    mempelajari Kertas Kerja Audit (KKA) permanen dan Kertas Kerja Audit (KKA) tidak

    permanentahun pemeriksaan terakhir.Auditor melakukan review dan penilaian terhadap

    sistempengendalian intern dan program pemeriksaan obyek yang diperiksayang telah

    dipersiapkan oleh auditor sebelumnya. Berdasarkan haltersebut, auditor dapat menyusun rencana

    pemeriksaan yang didalamnya termasuk program audit baru. Program audit adalahrencana

    langkah kerja yang harus dilakukan selama pemeriksaan yangdidasarkan atas tujuan dan sasaran

    yang telah ditetapkan sertainformasi yang ada tentang kegiatan atau program yang

    diperiksa(BPKP, 1993: 31).Dari uraian kedua persiapan audit diatas, auditor wajib mereview dan

    menilai keadaan sistem pengendalian intern badan usaha yangdiaudit karena sebagai dasar :1).

    Untuk menentukan luasnya prosedur audit dan dalamnya pengujianyang akan dilakukan serta

    penyusunan program audit.2). Untuk memberikan saran-saran perbaikan / rekomemdasi

    kepadamanajemen.

    Tahap-tahap review dan penilaian sistem pengendalian intern BUMN adalah sebagai berikut :1).

    Pengumpulan data dan informasi.2). Penelaahan.3). Pengujian.4). Kesimpulan

  • Dalam pelaksanaan audit, auditor menjalankan prosedur pemeriksaansesuai dengan program

    audit yang telah dibuat. Hasil dari pelaksanaanprosedur audit tersebut dituangkan dalam bentuk

    Kertas Kerja Audit(KKA). KKA ini merupakan dasar dari penyusunan Laporan Hasil

    Audit.Kertas kerja adalah catatan yang diselenggarakan oleh auditormengenai prosedur audit

    yang ditempuhnya, pengujia yangdilaksanakannya, informasi yang diperolehnya, simpulan yang

    dibuatnyasehubungan dengan auditnya (Mulyadi, 2002: 100).Kertas Kerja Audit (KKA) adalah

    catatan-catatan yang dibuat dan datayang dikumpulkan pemeriksa (auditor) secara sistematis

    pada saat melaksanakan tugas pemeriksaan.

    Manfaat dari penyusunan kertas kerja audit:

    Merupakan dasar penyusunan Laporan Hasil audit.

    Merupakan alat bagi atasan untuk mereview dan mengawasipekerjaan para pelaksana

    pemeriksaan.

    Merupakan alat pembuktian dari Laporan Hasil Audit

    Merupakan salah satu pedoman untuk tugas pemeriksaanberikutnya.

    Syarat-syarat Kertas Kerja Audit:

    Lengkap

    Bebas dari kesalahan, baik kesalahan hitung/kalimat maupunkesalahan penyajian

    informasi.

    Didasarkan atas fakta dan argumentasi yang rasional.

    Sistematis, bersih, mudah diikuti, dan diatur rapi.

    Mempunyai tujuan yang jelas.

    Dalam setiap kertas kerja pemeriksaan mencantumkankesimpulan hasil pemeriksaan dan

    komentar atau catatanreviewer (BPKP, 1993: 65)

    Pelaporan Audit

    Dalam tahap akhir pekerjaan audit atas laporan keuangan berupa pelaporan audit, terdapat dua

    tahap penting : (1) Menyelesaikan audi tdengan meringkas semua hasil pengujian dan menarik

    simpulan, (2)menerbitkan laporan audit. Dari hasil tahap pelaksanaan pengujian audityang

    berupa kertas kerja tersebut, auditor menarik simpulan secaramenyeluruh dan memberikan

  • pendapat atas kewajaran laporan keuangan auditan. Proses ini sangat subyektif sifatnya, yang

    sangat tergantung padapertimbangan profesional auditor.

    Setiap pelaksanaan Audit Laporan Keuangan menghasilkan suatulaporan tertulis dari auditor

    yang ditujukan kepada manajemen objek audit. Dalam hal pemeriksaan keuangan, pada

    umumnya laporan hasilaudit memuat pernyataan pendapat pemeriksa atas laporan keuangan

    objek audit dengan tindakan menutup kemungkinan adanya pelaporan tanpapernyataan pendapat

    seperti pemeriksaan dengan tujuan tertentu ataupemeriksaan dukungan oleh Aparat Pengawasan

    Fungsional Pemerintahlainnya (BPKP, 1992: 36).

    Laporan pemeriksaan merupakan dokmen atau media komunikasipemeriksa untuk

    menyampaikan informasi tentang kesimpilan, temuandan rekomendasi hasil pemeriksaan kepada

    pejabat yang berwenang.Pada dasarnya laporan akuntan merupakan suatu jaminan

    mengenaipendapat yang diberikan oleh auditor atau akuntan. Akuntan menjamintentang

    kebenaran dari pernyataan yang diberikannya. Akuntanmemberikan pendapat terhadap daftar

    atau laporan keuangan yangdipersiapkan oleh manajemen obyek pemeriksaan. Ini berarti

    bahwaakuntan tidak menyusun atau membuat daftar keuangan, akuntan hanyamemeriksanya

    (Regar, 1993: 17-18).

    Ada lima tipe pokok laporan audit yangditerbitkan oleh auditor:

    - Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion Report)

    - Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian tanpa bahasapenjelas

    (Unqualified Opinion Report With Explanatary Language)

    - laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian (Unqualified Opinion Report).

    - Laporan yang berisi pendapat tidak wajar (Adverse Opinion Report ).

    - Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan pendapat (Disclaimer of Opinion

    Report).

    BUKTI AUDIT

    Bukti audit adalah semua media informasi yang digunakan oleh auditoruntuk mendukung

    argumentasi, pendapat atau simpulan danrekomendasinya dalam meyakinkan tingkat kesesuaian

    antara kondisidengan kriterianya. Tidak semua informasi bermanfaat bagi audit, karena itu

  • informasi harus dipilih. Pedoman pemilihan informasi yang akan digunakansebagai bukti audit

    adalah bahwa informasi tersebut harus andal sehinggamampu meyakinkan pihak lain. Keandalan

    bukti audit tergantung dariterpenuhinya syarat-syarat bukti audit.Ada penulis yang menyatakan

    bahwa syarat-syarat bukti audit ada tiga yaitu:

    Relevan (RE) bukti yang secara logis mempunyai hubungan dengan permasalahannya. Bukti

    yang tidak ada kaitannya dengan permasalahan (kondisi) tentu tidak ada gunanya karena tidak

    dapat dipakai guna mendukung argumentasi, pendapat atau simpulan dan rekomendasidari

    auditor. Relevansi bukti dapat dilihat dari setiap informasi. Tiap informasisekecil apapun harus

    relevan dengan permasalahannya.

    Contoh: Pada audit atas pengelolaan penerimaan pajak daerah oleh DinasPendapatan Daerah,

    maka bukti yang relevan diantaranya adalah SuratKetetapan Pajak Daerah, Buku Kas Umum

    Penerimaan Pajak Daerah, sertabukti Setoran Pajak Daerah. Sedangkan bukti yang tidak relevan

    misalnyaadalah bukti-bukti pengeluaran anggaran Dinas Pendapatan Daerah,walaupun bukti-

    bukti tersebut juga mengandung nilai uang.

    Terkait dengan masalah pajak, Badan Pemeriksan Keuangan (BPK) dalam audit di sektor

    pertambangan pada semester II-2011 menemukan kasus kurang bayar royalti dan pajak senilai

    Rp 428 miliar dari lima Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKPPB) dan 60

    Kuasa Pertambangan (KP).

    Kompeten (KO) Kompeten tidaknya suatu bukti dipengaruhi oleh sumber bukti,

    caramendapatkan bukti dan kelengkapan persyaratan yuridis bukti tersebut.Dilihat dari

    sumbernya, bukti tentang kepegawaian yang didapat dari bagiankepegawaian lebih kompeten

    dibanding dengan bukti yang didapat daripihak lain. Bukti yang jelas sumbernya lebih kompeten

    dari bukti yangdidapat dari sumber yang tidak jelas. Bukti buatan pihak luar (bukti ekstern)pada

    umumnya lebih kompeten dari bukti buatan auditi (bukti intern).

    Dilihatdari cara auditor mendapatkan bukti, bukti yang didapat auditor dari pihakluar auditi lebih

    kompeten daripada bukti yang didapat dari auditi, bukti yangdidapat melalui pengamatan

    langsung oleh auditor sendiri lebih kompetendari bukti yang didapat oleh atau melalui pihak

    lain.Dilihat dari persyaratan yuridis, bukti yang ditandatangani, distempel, adatanggal, ada tanda

    persetujuan dan lain-lain lebih kompeten dari bukti yangtidak memenuhi syarat hukum. Bukti

  • asli lebih meyakinkan daripada fotokopian. Bukti yang dilegalisasi oleh auditi lebih kompeten

    daripadafotokopiannya.

    Di samping itu, sistem pengendalian manajemen (SPM) juga menentukankeandalan bukti. Bukti

    yang didapat dari suatu organisasi yang memiliki SPMyang baik lebih dapat diandalkan daripada

    bukti-bukti yang didapat dari organisasi yang SPM-nya kurang baik. Kompeten atau tidaknya

    bukti dilihatdari satu persatu bukti. Ada bukti yang kompetensinya tinggi dan ada buktiyang

    kompetensinya rendah.

    Contoh: Bagian keuangan SPM-nya baik, sedangkan bagian pengadaan SPM-nyalemah, maka

    bukti yang bersumber dari bagian keuangan lebih meyakinkanatau lebih kompeten dibandingkan

    dengan bukti dari bagian pengadaan,khususnya untuk transaksi yang mengaitkan kedua bagian

    tersebut.

    Cukup (CU) Bukti yang cukup berkaitan dengan jumlah/kuantitas dan/atau nilaikeseluruhan

    bukti. Bukti yang cukup berarti dapat mewakili/ menggambarkan keseluruhan keadaan/kondisi

    yang dipermasalahkan.

    Contoh: Ada dugaan bahwa perjalanan dinas di instansi yang diaudit tahun anggaran2001 telah

    dilakukan secara tidak ekonomis dan atau tidak efektif. Jumlahpenugasan perjalanan dinas 100

    kali sedangkan jumlah biaya sebesar Rp.500.000.000. Auditor boleh menyimpulkan bahwa

    perjalanan dinas diinstansi tersebut tidak ekonomis dan atau tidak efektif, apabila telah

    mengujidalam jumlah bukti yang cukup, baik dilihat dari sisi jumlah perjalanan dinasatau dari

    nilai rupiahnya. Berapa jumlah yang cukup itu, tergantung daripertimbangan yang logis dari

    auditor (40%, atau 50%, atau 85%).

    Material (MA) Bukti yang material adalah bukti yang mempunyai nilai yang cukup berartidan

    penting bagi pencapaian tujuan organisasi. Mempunyai arti tersebutharus ditinjau baik dari sisi

    kuantitas maupun kualitas.

    Materialitas atau keberartian tersebut dapat dilihat antara lain dari:

    - Besarnya nilai uang atau yang bernilai uang besar.

    - Pengaruhnya terhadap kegiatan (walaupun nilainya tidak seberapa).

    - Hal yang menyangkut tujuan audit.

  • - Penting menurut peraturan perundang-undangan (selisih kas tidak bolehterjadi, karena itu

    seandainya terdapat selisih kas, berapapun besarnyaharus dicari sebab-sebabnya).

    - Keinginan pengguna laporan.

    - Kegiatan yang pada saat audit dilakukan sedang jadi perhatian umum.

    Syarat-syarat bukti audit relevan, kompeten, cukup dan material (rekocuma)tidak berdiri sendiri,

    tetapi merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Buktiaudit agar dapat mendukung

    simpulan/pendapat auditor harus mengandungunsur relevan, kompeten, cukup dan material.

    Bukti yang relevan, cukup danmaterial tidak ada gunanya bila tidak kompeten. Bukti yang

    kompeten tidakada gunanya bila tidak relevan. Bukti yang relevan dan kompeten tidak

    adagunanya bila tidak cukup mewakili.

    JENIS-JENIS BUKTI AUDIT DAN TEKNIK AUDITNYA

    Bukti Pengujian Fisik

    bukti yang diperoleh melalui pengamatan langsung dengan matakepala auditor sendiri

    menyangkut harta berwujud. Pengamatanlangsung oleh auditor dilakukan dengan cara

    inventarisasi fisik (dikenal pula dengan sebutan opname) dan inspeksi ke lapangan (on the spot).

    Teknik Audit:

    - Observasi (Pengamatan): peninjauan dan pengamatan atas suatuobjek secara hati-hati,

    ilmiah dan kontinu selama kurun waktu tertentuuntuk membuktikan suatu keadaan atau

    masalah.

    Contoh: observasi terhadappetugas lapangan menunjukkan pegawai telah berhenti

    bekerjasetelah tengah hari dan tidak terdapat pengawasan atasannya, serta observasi

    terhadap pegawai bagian pemeliharaan terlambat bekerjadan pulang jauh sebelum

    waktunya, cara kerjanya tidak teratur.

  • - Inventarisasi (Opname): pemeriksaan fisik dengan menghitungfisik barang, menilai

    kondisinya (rusak berat, rusak ringan, atau baik) danmembandingkannya dengan saldo

    menurut buku (administrasi),kemudian mencari sebab-sebab terjadinya perbedaan apabila

    ada. Hasilopname biasanya dituangkan dalam suatu berita acara (BA).

  • - Inspeksi: meneliti secara langsung ke tempat kejadian, yang lazimpula disebut on the spot

    inspection, yang dilakukan secara rinci dan teliti.Inspeksi sering dilakukan dengan

    pendadakan dan biasanya tidak diikutidengan pembuatan suatu berita acara (BA).

    Contoh: Inspeksi pelaksanaan tugas di lapangan, apakah semua pegawai hadir, Inspeksi

    apakah ruang kerja rapi dan bersih.

    Bukti Dokumen

    Bukti dokumen pada umumnya terbuat dari kertas yangmengandung huruf, angka dan

    informasi, simbol-simbol dan lain-lain.Bukti dokumen pada umumnya berbentuk lembaran-

    lembaran kertas,baik berdiri sendiri maupun yang digabungkan.

    Dalam menilai atau mengevaluasi bukti dokumen, auditor sebaiknyamemperhatikan

    pengendalian intern sumber dokumen tersebut dan terpenuhinya persyaratan yuridis.

    Contoh: hak penambangan dan reservasi tambang apakah sudah sesuai dengan syarat yuridisnya.

    Teknik Audit:

  • - Verifikasi: pengujian secara rinci dan teliti tentang kebenaran,ketelitian perhitungan,

    kesahihan, pembukuan, pemilikan dan eksistensisuatu dokumen.

    Contoh: Kesesuaian angka dengan huruf (dengan teknik cek), Ketepatan nama dan

    kegunaan (dengan teknik uji).

    - Footing: menguji kebenaran penjumlahan subtotal dan total dariatas ke bawah (vertikal).

    - Cross Footing: menguji kebenaran penjumlahan subtotal dan totaldari kiri ke kanan

    (horizontal).

    - Vouching: menelusuri suatu informasi/data dalam suatu dokumendari pencatatan menuju

    kepada adanya bukti pendukung (voucher), atau menelusur mengikuti ketentuan/prosedur

    yang berlaku dari hasil menuju awal kegiatan.

    - Trasis/Telusur: menelusuri suatu buktitransaksi/kejadian (voucher) menuju ke

    penyajian/informasi dalam suatudokumen

    - Scanning: penelaahan secara umum dan dilakukan dengan cepat tetapi teliti untuk

    menemukan hal-hal yang tidak lazim atas suatuinformasi/data.

    - Rekonsilliasi: mencocokkan dua data yang terpisah, mengenai halyang sama yang

    dikerjakan oleh instansi/unit/bagian yang berbeda.

    Contoh:

  • Bukti Analisis

    bukti audit yang diperoleh auditor dengan melakukan analisis atau mengolah lebih lanjut data-

    data auditi dan datalain yang berkaitan dengan auditi. Dalam hal ini auditor dapat menggunakan

    rumus-rumus atau yang lazim dikenal dengan nama rasio-rasio. Hasil yang diperoleh dari bukti

    analisis adalah indikasi ataupetunjuk. Bukti analisis tidak dapat berdiri sendiri sebagai dasar

    pengambilan keputusan. Bukti analisis hanya memberikan petunjukmengenai kecenderungan

    suatu kejadian, sehingga untuk membuktikanterjadi atau tidaknya harus didalami dengan

    perolehan jenis bukti yanglain. Yang termasuk bukti analisis adalah bukti analisis dan bukti

    perhitungan.

    Contoh: Dalam suatu pengeboran dengan kedalaman hanya 50m dan menggunakan mesin bor

    putar (ringan) seharusnya rasio biayanya adalah $5.90/hari. Apabila bukti analisis yang diperoleh

    menyatakan lain, maka perlu dicurigai.

    Teknik Audit:

    - Analisis Rasio dan Statistik: memecah/mengurai data/informasi ke dalam unsur-unsur

    yang lebih kecil atau bagian-bagian sehingga dapat diketahui polahubungan antar unsur

    atau unsur penting yang tersembunyi.

    - Evaluasi: cara untuk memperoleh suatu simpulan ataupandangan/penilaian dengan

    mencari pola hubungan atau denganmenghubungkan atau merakit berbagai informasi

    yang telah diperoleh,baik informasi/bukti intern maupun bukti ekstern.

    Evaluasi bisa dengan Flowchart atau Walkthrough.

    - Investigasi: suatu upaya untuk mengupas secara intensif suatupermasalahan melalui

    penjabaran, penguraian, atau penelitian secaramendalam.

    - Perbandingan: membandingkan data dari satu unit kerja dengandata dari unit kerja yang

    lain, atas hal yang sama dan periode yang sama atau hal yang sama dari periode yang

    berbeda, kemudian ditarik kesimpulannya.

    Bukti Keterangan

    bukti yang diperoleh auditor dari pihak lain (baikdari pihak auditi maupun pihak ketiga)

    berdasarkan pertanyaan atau informasi tertentu yang diminta oleh auditor.

  • Contoh: Surat pernyataan dari buruh tambang (misalnya) sebagai pihak yang menerima

    tunjangan khusus.

    Teknik Audit:

    - Konfirmasi: wawancara langsung kepada pihak yang bersangkutan, atau dapat dilakukan

    secara tertulis dengan mengirimkan surat konfirmasi. Dalam konfirmasi, jawaban harus

    diterima langsung oleh auditor.

    KESIMPULAN

    Audit pertambangan hamper sama dengan audit-audit lainnya, hanya saja ada beberapa regulasi

    mengenai pertambangan yang harus menjadi tambahan untuk ditelusuri dan diperiksa dengan

    baik.