29
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM Uji Aktivitas Antiinflamasi dan Agregasi Platelet Protein Achasin dari Lendir Bekicot (Achatina fulica) secara in vivo dan in vitro sebagai Alternatif Pengobatan Jerawat BIDANG KEGIATAN : PKM - PENELITIAN Diusulkan oleh : Ketua Kelompok : Aulya Khanifatunnisa 1208010122 (2012) Anggota Kelompok : Muhammad Maadani 1208010072 (2012) Tri Suliatin 1308010087 (2013) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO PURWOKERTO 2014

Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

Uji Aktivitas Antiinflamasi dan Agregasi Platelet Protein Achasin dari

Lendir Bekicot (Achatina fulica) secara in vivo dan in vitro sebagai Alternatif

Pengobatan Jerawat

BIDANG KEGIATAN :

PKM - PENELITIAN

Diusulkan oleh :

Ketua Kelompok : Aulya Khanifatunnisa 1208010122 (2012)

Anggota Kelompok : Muhammad Maadani 1208010072 (2012)

Tri Suliatin 1308010087 (2013)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

PURWOKERTO

2014

Page 2: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

Uji Aktivitas Antiinflamasi dan Agregasi Platelet Protein Achasin dari

Lendir Bekicot (Achatina fulica) secara in vivo dan in vitro sebagai Alternatif

Pengobatan Jerawat

BIDANG KEGIATAN :

PKM - PENELITIAN

Diusulkan oleh :

Ketua Kelompok : Aulya Khanifatunnisa 1208010122 (2012)

Anggota Kelompok : Muhammad Maadani 1208010072 (2012)

Tri Suliatin 1308010087 (2013)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

PURWOKERTO

2014

i

Page 3: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

PENGESAHAN PROPOSAL PKM - PENELITIAN

1. Judul Kegiatann : Uji Aktivitas Antiinflamasi dan

Agregasi Platelet Protein Achasin

dari Lendir Bekicot (Achatina

fulica) secara in vivo dan in vitro

sebagai Alternatif Pengobatan

Jerawat

2. Bidang Kegiatan : PKM - Penelitian

3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama lengkap : Aulya Khanifatunnisa

b. NIM : 1208010122

c. Jurusan : Farmasi

d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Muhammadiyah

Purwokerto

e. Alamat Rumah dan No Tel./HP :Jl.Raya Silado RT/RW 02/II

Sumbang, Kab Banyumas Jawa

Tengah

f. Alamat Email : [email protected]

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang

5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Susanti, M.Phil., Apt

b. NIDN : 0607058201

c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Pendawa no. 60 Dukuhwaluh,

kembaran, Banyumas, No Telp.

081226734039

6. Biaya Kegiatan Total

a. Dikti : Rp. 12.430.000,-

b. Sumber lain : -

7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan

Purwokerto, 23 September 2014

Menyetujui

Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan

Ketua Pelaksana Kegiatan

(Dr. Asmiyenti Djaliasrin Djalil, M.Si.)

( Aulya Khanifatunnisa )

NIP. 197405222000122001

NIM. 1208010122

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan

Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Dosen Pembimbing

( Anjar Nugoho, S.Ag., M.S.I. ) ( Susanti, M.Phil., Apt )

NIK. 2160234

NIDN. 0607058201

ii

Page 4: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................... i

PENGESAHAN USULAN PKM-PENELITIAN ....................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

RINGKASAN ................................................................................................ iv BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1.Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2.Perumusan Masalah .................................................................................. 2

1.3. Tujuan ...................................................................................................... 2

1.4. Luaran yang Diharapkan .......................................................................... 2

1.5.Manfaat ...................................................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 3

2.1. Jerawat....................................................................................................... 3

2.2. Bekicot (Achatina fulica) ......................................................................... 4

2.3. Inflamasi .................................................................................................... 4

2.4. Agregasi platelet........................................................................................ 5

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 6

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................... 6

3.2.Variabel Penelitian .................................................................................... 6

3.3.Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 6

3.4.Alat dan Bahan .......................................................................................... 6

3.5.Prosedur Penelitian..................................................................................... 6

1. Tahap persiapan ........................................................................................... 6

2. Tahap pelaksanaan ....................................................................................... .7

BAB IV. JADWAL DAN BIAYA KEGIATAN ......................................... 8

4.1. Rincian biaya ............................................................................................. 9

4.2. Jadwal kegiatan ......................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9

LAMPIRAN 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing

2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

3. Susunan Organisasi Tim Peneliti

4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

iii

Page 5: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

RINGKASAN

Acne vulgaris atau lebih sering disebut jerawat merupakan suatu

penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan

terbentuknya papul, pustul ataupun nodul (James, 2000). Secara patofisiologi

jerawat terjadi karena adanya 4 faktor yang saling berpengaruh, yaitu

hiperkeratinitas folikuler, kolonisasi bakteri Propionbacterium acnes, peningkatan

produksi sebum, dan inflamasi (Thiboutot, 2003).

Pada dasarnya prinsip pengobatan jerawat ada 3. Pertama, menyembuhkan

luka jerawat dengan meningkatkan proses regenerasi kulit melalui pengelupasan

kulit agar tidak menjadi sumbatan. Kedua, menghambat pertumbuhan bakteri

Propionbakterium acnes yang menghuni saluran kelenjar sebasea dengan

menggunakan antibiotik. Dan terakhir dengan menekan proses radang (inflamasi) di

dalam kulit dengan obat antiinflamasi.

Salah satu pengobatan tradisional yang terkenal di masyarakat Jawa

untuk pengobatan jerawat adalah menggunakan lendir bekicot. Bekicot (Achatina

fulica) mengandung protein achasin yang mempunyai aktivitas antibakteri dan

antiinflamasi. Namun pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurul

Maulaniah (2014), menerangkan bahwa lendir bekicot (Achatina fulica) tidak

memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri penyebab jerawat. Oleh karenanya

diduga kemampuan lendir bekicot dalam menyembuhkan jerawat terletak pada

aktivitasnya sebagai agen antiinflamasi. Namun belum diketahui informasi

mengenai mekanisme antiinflamasi protein achasin lendir bekicot terutama

melalui penghambatan agregrasi platelet, khususnya dalam pengobatan jerawat. Berangkat dari pengalaman masyarakat yang memanfaatkan lendir

bekicot untuk pengobatan jerawat dan belum adanya penelitian mengenai

mekanisme protein achasin pada lendir bekicot sebagai agen antiinflamasi,

khususnya untuk mengobati jerawat. Maka penulis tertarik untuk meneliti tentang

aktivitas antiinflamasi dan agregasi platelet protein achasin pada lendir bekicot

(Achatina fulica) secara in vivo dan in vitro sebagai Alternatif pengobatan

jerawat dengan menggunakan hewan uji berupa tikus jantan galur wistar.

Aktivitas antiinflamasi dilakukan secara in vivo menggunakan udem telapak kaki

dan telinga tikus. Aktivitas antiagregrasi platelet dilakukan secara in vivo dengan

mengamati perubahan serapan plasma setelah ditambahkan asam arakhidonat dan

waktu perdarahan.

Keywords : Jerawat, , Lendir Bekicot (Achatina fulica), Protein Achasin,

Antiinflamasi, Agregasi Platelet.

iv

Page 6: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

BAB I

PENDAHULUAN

JUDUL

Uji Aktivitas Antiinflamasi dan Agregasi Platelet Protein Achasin dari Lendir

Bekicot (Achatina fulica) secara in vivo dan in vitro sebagai Alternatif

Pengobatan Jerawat

1.1 LATAR BELAKANG

Salah satu penyakit kulit yang merisaukan remaja dan dewasa adalah

jerawat, karena dapat mengurangi kepercayaan diri seseorang. Jerawat

termasuk penyakit multifaktorial karena banyak faktor yang menjadi

penyebab dan mempengaruhi timbulnya jerawat. Namun secara patofisiologi

jerawat terjadi karena adanya 4 faktor yang saling berpengaruh, yaitu

hiperkeratinitas folikuler, kolonisasi bakteri Propionbacterium acnes,

peningkatan produksi sebum, dan inflamasi (Thiboutot, 2003).

Terapi yang efektif dapat sangat memperbaiki kualitas hidup dari

penderita acne vulgaris atau jerawat. Pada dasarnya prinsip pengobatan jerawat

ada 3. Pertama, menyembuhkan luka jerawat dengan meningkatkan proses

regenerasi kulit melalui pengelupasan kulit agar tidak menjadi sumbatan.

Kedua, menghambat pertumbuhan bakteri Propionbakterium acnes yang

menghuni saluran kelenjar sebasea dengan menggunakan antibiotik. Dan terakhir

dengan menekan proses radang (inflamasi) di dalam kulit dengan obat

antiinflamasi.

Bekicot (Achatina fulica) dipercaya oleh masyarakat memiliki

kemampuan dalam mengobati jerawat. Bagaian yang digunakan dalam

pengobatan jerawat adalah lendirnya (Wahyuningsih, 2012). Lendir bekicot

mengandung protein achasin yang selain dimaksudkan untuk mencegah

terjadinya penguapan, membantu pergerakan secara halus, juga diperlukan

untuk melindungi tubuh dari luka – luka mekanis (Simkiss dan Wilbur,

1977). Oleh karena itu walaupun tubuhnya sangat fragil dan kondisi jaringan

kulitnya sangat basah, binatang ini mempunyai resistensi terhadap

mikroorganisma. Keberadaan faktor antibakteri tampaknya ada dalam lendir

tersebut. Namun berdasarkan penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh

Nurul Maulaniah (2014), menyatakan bahwa lendir bekicot tidak memiliki

aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionbakterium acnes yang

merupakan bakteri penyebab jerawat.

Meskipun demikian, protein achasin pada lendir bekicot juga

diperkirakan mempunyai nilai biologis yang tinggi, yaitu dalam

penyembuhan dan penghambatan proses inflamasi (Ernawati, 1994; Ali,

2009). Inflamasi adalah respon fisiologis tubuh terhadap suatu injuri dan

gangguan oleh faktor eksternal. Kebanyakan obat-obat antiinflamasi bekerja

dengan cara menghambat enzim COX yang terdiri dari dua isoenzim yaitu

COX-1 dan COX-2. Pembentukan tromboksan A2 mengikuti jalur COX-1

sedangkan pembentukan prostasiklin mengikuti jalur COX-2 (Mutschler,

1999). Akan tetapi belum diketahui secara pasti mekanisme antiinflamasi

lendir bekicot tersebut. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

mengetahui apakah protein achasin pada lendir bekicot sebagai agen

1

Page 7: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

antiinflamasi dapat menghambat pembentukan tromboksan A2 yang diikuti

dengan tercegahnya agregasi platelet pada jerawat. Sehingga nantinya juga

dapat memperkuat hasil penelitian mengenai kemampuan lendir bekicot

dalam menyembuhkan luka.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah protein achacin pada lendir bekicot memiliki aktivitas

antiinflamasi dalam pengobatan jerawat?

2. Apakah lendir bekicot memiliki aktivitas antiinflamasi secara in vivo

dengan melakukan uji udem pada kaki dan telinga tikus serta

antiinflamasi secara in vitro melalui agregrasi platelet?

1.3 TUJUAN 1. Mengetahui kemampuan lendir bekicot sebagai agen antiinflamasi dalam

pengobatan jerawat.

2. Mengetahui mekanisme agregasi platelet dan antiinflamasi lendir bekicot

dalam aplikasinya sebagai obat jerawat.

1.4 URGENSI PENELITIAN

Penelitian ini memiliki keunggulan yaitu untuk mengetahui mekanisme

antiinflamasi protein achasin lendir bekicot dalam proses pengobatan jerawat.

Apabila sudah diketahui secara pasti mekanismenya, maka penelitian ini

dapat menjadi bukti ilmiah mengenai kemampuan lendir bekicot sebagai

alternatif dalam pengobatan jerawat.

1.5 LUARAN YANG DIHARAPKAN Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat untuk menambah data ilmiah

pada bidang farmakologi yaitu tentang mekanisme agregrasi platelet dan

antiinflamasi lendir bekicot dalam aplikasinya untuk pengobatan jerawat.

Apabila diperoleh hasil yang signifikan, hasil penelitian ini dapat dipatenkan.

1.6 MANFAAT

Bagi masyarakat, hasil penelitian dapat menjadi informasi yang edukatif

mengenai prospek lendir bekicot sebagai solusi alternatife dalam pengobatan

jerwat.

Bagi mahasiswa peneliti, program penelitian ini dapat menambah ilmu dan

praktek penelitian ilmiah, menyalurkan ide yang inovatif, serta

mengembangan kreatifitas.

2

Page 8: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jerawat

Jerawat merupakan suatu penyakit kulit yang mengalami

pembengkakan (abses) pada permukaannya, dimana kelenjar yang

memproduksi minyak tersumbat dan terkontaminasi oleh bakteri. Jerawat

lebih sering terjadi dikalangan remaja, karena pada usia ini terjadi

peningkatan produksi hormon androgen. Hormon ini dapat meningkatkan

kadar minyak, yang dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan dan

penimbunan yang disebut komedo. Jerawat mungkin lebih sering timbul pada

remaja yang mempunyai jenis kulit berminyak, namun ada beberapa kasus

dimana jerawat juga dapat timbul pada seseorang yang sudah berumur

puluhan tahun. Adapun Faktor penyebab timbulnya jerawat adalah :

a. Adanya sumbatan di pori-pori kulit oleh sebum yang berubah menjadi

padat.

b. Peningkatan produksi sebum akibat pengaruh hormonal, kondisi fisik, dan

psikologis. Jika disertai dengan sumbatan di muara kelenjar sebasea, aliran

keluar sebum akan terbendung.

c. Peningkatan populasi dan aktivitas Propioni-umbacteri acnes karena

bakteri ini terdapat di bawah muara kelenjar sebasea dan suka memakan

lemak sebum.

d. Reaksi radang akibat serbuan sel darah putih ke sekitar kelenjar sebasea

yang sudah mengalami bendungan dan akhimya pecah. Isi lemak sebum

tumpah ke dalam jaringan kulit jangat atau dermis, dan dianggap benda

asing sehingga memancing serbuan set darah putih ke tempat tersebut.

Sehingga terjadilah inflamasi atau peradangan.

2.2 Bekicot ( Achatina fulica )

Bekicot termasuk golongan hewan lunak (mollusca) yang termasuk

dalam kelas gastropoda. Badannya lunak dan dilindungi oleh cangkang

keras. Jenis hewan ini tersebar di laut, air tawar, dan daratan yang lembab

(Integrated Taxonomic Information System, 2004).

Menurut Integrated Taxonomic Information System, bekicot memiliki

taksonomi sebagai berikut :

Divisi : Mollusca

Kelas : Gastropoda

Ordo : Pulmonata

Famili : Achatinidae

Genus : Achatinidae

Spesies : Achatina fulica

Bekicot (Achatina fulica) dikatakan banyak manfaatnya dari daging

hingga lendirnya. Bekicot merupakan sumber protein hewani yang bermutu

tinggi karena memiliki asam amino esensial yang lengkap disamping

mempunyai kandungan zat besi yang tinggi (Udofia, 2009).

Lendir bekicot mengandung glikokonjugat kompleks, yaitu

glikosaminoglikan dan proteoglikan. Molekul – molekul tersebut terutama

tersusun atas gula sulfat dan karbohidrat, protein globuler terlarut, asam urat,

3

Page 9: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

dan oligoelemen (tembaga, seng, kalsium dan besi).

Protein Achasin lendir bekicot merupakan protein yang

mempunyai fungsi biologik penting, selain dimaksudkan untuk mencegah

terjadinya penguapan, membantu pergerakan secara halus, juga diperlukan

untuk melindungi tubuh d ari luka-luka mekanis (Simkiss dan Wilbur, 1977).

Oleh karena itu walaupun tubuhnya sangat fragil dan kondisi jaringan

kulitnya sangat basah, binatang ini mempunyai resistensi terhadap

mikroorganisme. Keberadaan faktor antibakteri tampaknya ada dalam lendir

tersebut.

2.3 Inflamasi

Inflamasi biasanya disebut juga sebagai radang merupakan respon

terhadap cedera jaringan atau infeksi. Ketika proses radang berlangsung, terjadi

reaksi vaskular dimana cairan elemen darah, sel darah putih (leukosit) dan

mediator kimia berkumpul pada tempat jaringan yang cedera atau infeksi.

Proses radang merupakan suatu mekanisme perlindungan dimana tubuh

berusaha menetralisir dan membasmi agen-agen yang berbahaya pada tempat

cedera dan untuk mempersiapkan keadaan untuk perbaikan jaringan.

Reaksi inflamasi dapat diamati dari gejala-gejala klinis. Di sekitar

jaringan terkena radang terjadi peningkatan panas (kalor), timbul warna

kemerah-merahan (rubor) dan pembengkakan (tumor). Kemungkinan disusul

perubahan struktur jaringan yang dapat menimbulkan kehilangan fungsi

(Mutschler, 1991).

a. Proses Inflamasi Proses inflamasi tergantung dari karakteristik dan distribusi noksi. Apabila

ada cedera, terjadi rangsangan untuk dilepaskanya zat kimia tertentu yang akan

menstimulasi terjadinya perubahan jaringan pada reaksi radang tersebut,

diantaranya adalah histamin, serotonin, bradikinin, leukotrin, dan

prostaglandin. Histamin bertanggung jawab pada perubahan yang paling awal

yaitu menyebabkan vasodilatasi pada arteriol yang didahului dengan

vasokonstriksi awal dan peningkatan permeabilitas kapiler, hal ini

menyebabkan perubahan distribusi sel darah merah. Oleh karena aliran darah

yang lambat, sel darah merah akan menggumpal, akibatnya sel darah putih

terdesak kepinggir, makin lambat aliran darah maka sel darah putih akan

menempel pada dinding pembuluh darah makin lama makin banyak. Perubahan

permeabilitas yang terjadi menyebabkan cairan keluar dari pembuluh darah dan

berkumpul dalam jaringan (Mansjoer, 2003).

b. Mediator Peradangan Substansi yang dikeluarkan secara endogen sebagai respon terhadap

peradangan dikenal dengan nama mediator. Mediator-mediator tersebut adalah

histamin, bradikinin, kalidin, serotonin, prostaglandin, dan leukotrin

(Mutschler, 1999). Histamin merupakan mediator pertama yang dilepaskan dari

sekian banyaknya mediator lain dan segera muncul dalam beberapa detik yang

menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler (Mansjoer, 2003).

Prostaglandin sebenarnya bukan sebagai mediator radang, lebih tepat

dikatakan sebagai modulator dari reaksi radang. Prostaglandin bekerja lemah,

akanberpotensi kuat setelah berkombinasi dengan mediator atau substansi lain

yang dibebaskan secara lokal, seperti histamin dan serotonin. Prostaglandin

4

Page 10: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

paling sensibel pada reseptor rasa sakit di daerah perifer. Selain PG dari alur

siklooksigenase juga dihasilkan tromboksan. Tromboksan A2 berkemampuan

menginduksi agregasi platelet maupun reaksi pembebasan platelet (Mansjoer,

2003).

c. Asam Arakhidonat Asam arakhidonat merupakan prekursor dari sejumlah besar mediator

inflamasi. Senyawa ini merupakan komponen utama lipid seluler dan hanya

terdapat dalam keadaan bebas dengan jumlah kecil yang sebagian besar berada

dalam bentuk fosfolipid membran sel. Bila membran sel mengalami kerusakan

oleh suatu rangsangan kimiawi, fisis atau mekanis, maka enzim fosfolipase A2

diaktivasi untuk mengubah fosfolipida tersebut menjadi asam arakhidonat

(Mansjoer, 2003).

Pada perangsangan dengan berbagai cara, terutama dengan zat yang

menimbulkan kerusakan sel, asam arakhidonat dibebaskan melalui aktivasi

fosfolipase A2 dan selanjutnya diubah menjadi senyawa mediator antara lain

prostaglandin, bradikinin dan histamin dimana akan melalui 2 alur utama yaitu

alur lipoksigenase atau siklooksigenase (Mutschler, 1999).

2.4 Agregrasi Platelet Dalam keadaan normal darah berada di dalam pembuluh darah dan

berbentuk cair. Dalam keadaan sakit dapat terjadi darah keluar dari pembuluh

darah yang disebut dengan perdarahan atau darah membeku di dalam

pembuluh darah yang disebut trombosis. Dalam proses trombosis ada tiga

faktor yang berperan yaitu pembuluh darah yang tidak normal, perubahan

komposisi darah dan perubahan aliran darah. Platelet adalah suatu sel yang

tidak berinti, besarnya antara 1-2 mikron, berbentuk lonjong dan pipih seperti

cakram. Fungsi utama platelet adalah membentuk sumbat mekanis selama

respon hemostatik normal terhadap luka vaskular(Sugianto, 1998).

Pembentukan sumbat platelet terjadi melalui beberapa tahap yaitu

adhesi platelet, agregasi platelet dan reaksi pelepasan atau release. Agregasi

platelet yang diaktivasi dengan pembentukan tromboksan A2, diawali dengan

pelepasan fosfolipid dari membran platelet dan ion Ca2+ dari "dense tubular

system". Ion Ca2+ akan mengaktifkan enzim fosfolipase A2, yang akan

mengubah fosfolipid menjadi asam arakhidonat (AA). Asam arakhidonat

selanjutnya akan diubah menjadi PGG2 dan PGH2 oleh enzim

siklooksigenase. Kemudian PGH2 akan dikonversi lebih lanjut menjadi

tromboksan A2 (TXA2) oleh enzim tromboksan sintetase dan akan

merangsang pelepasan ion Ca2+ lebih banyak lagi. Ion Ca2+ menyebabkan

terjadinya kontraksi aktin-miosin sehingga bentuk trombosit berubah dari

bentuk cakram menjadi bulat dan disertai dengan pembentukan pseudopodi.

Kontraksi inilah yang akan menyebabkan reaksi pelepasan dan selanjutnya

menyebabkan platelet beragaregasi membentuk gumpalan/trombus. Dalam

endotel pembuluh darah, PGH2 akan diubah oleh prostasiklin sintetase

menjadi prostasiklin (PGb). cAMP akan menghambat kerja enzim

siklooksigenase dan fosfolipase, sehingga pembentukan TXA2 terhambat

(Rao, 2003).

5

Page 11: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

BAB III

METODOLOGI PELAKSANAAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis eksperimental dengan

rancangan penelitian randomized block design. Penelitian dilakukan dengan

memberikan perlakuan pada hewan uji. Subjek hewan uji yang digunakan

adalah tikus putih jantan galur wistar yang dibagi menjadi beberapa kelompok.

Masing-masing kelompok diberi perlakuan yang berbeda.

3.2. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas : Dosis isolat protein achasin dari lendir bekicot yang

diberikan per oral.

2. Variabel Tergantung : Persen inhibisi radang pada kaki, persen inhibisi

radang pada telinga, penurunan serapan pada tiap

waktu uji agregrasi platelet dan waktu pendarahan

tikus.

3. Variabel Terkendali : Galur tikus, umur, bobot tikus, jenis kelamin dan

alat.

3.3. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 5 bulan. Tempat di

Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Universitas Muhammadiyah

Purwokerto.

3.4. Bahan dan Alat

1. Bahan Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penelitian adalah lendir bekicot.

Bahan kimia yang digunakan meliputi: etanol 96%, NaCl 0,9 %, karagenin,

asam arakhidonat, CMC-Na, aspirin, Na diklofenak, EDTA.

2. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah alat-alat gelas

laboratorium, maserator, pengaduk kaca, kain saring, cawan penguap, sudip,

penangas air, pipet ukur, neraca analitik, jangka sorong, microplate reader.

3.5. Prosedur Penelitian

1. Tahap persiapan

a. Penyiapan dan Pengumpulan Bahan

Penyiapan bahan meliputi pengumpulan dan identifikasi bahan. Bahan yang

dibutuhkan adalah bekicot (Achatina fulica) yang nantinya diambil

lendirnya.

b. Pemilihan Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur wistar dengan

berat 150-250g, berumur 2-3 bulan sebanyak 20 ekor. Hewan uji tersebut

diberi perlakuan yang berbeda. Waktu pengadaptasian hewan uji dilakukan

selama tujuh hari sebelum hewan uji mendapat perlakuan. Hewan uji diberi

larutan isolat lendir bekicot selama tujuh hari berturut-turut dengan harapan

6

Page 12: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

senyawa yang berfungsi sebagai agen anti inflamasi telah terakumulasi

dalam tubuh.

2. Tahap Pelaksanaan

a.1 Isolasi Lendir Bekicot

Sampel didapat dari lendir bekicot (Achatina fulica) lokal,

sebanyak 10 -50 bekicot, dengan elektrik shok dari aliran listrik 5 -10 volt,

selama 30-60 detik. Lendir dimaserasi dengan air selama 24 jam didalam

suhu 40˚C. Fraksi lendir yang larut dalam air (Water soluble fraction)

didapat dari prosedur mencampur air sebanyak dua kali jumlah sampel yang

ditambahkan pada lendir tersebut. Supernatan yang didapat dikatakan

sebagai WSF. Fraksi lendir (Mucin Fraction) dari WSF didapatkan dengan

menggunakan etanol presipitasi yaitu mencampur supernatan hasil maserasi

dengan air dengan dengan etanol absolut dengan perbandingan 1 :3, yang

merupakan metode isolasi umum dari lendir. WSF dan campuran tersebut

disentifuse pada 2900 g selama 30 menit. Presipitasi yang didapat dilarutkan

kembali dengan Tris -Cl dan didapatkan fraksi mucin.

a.2 Pemurnian protein dengan kromatografi penukar ion

Hasil presipitasi (fraksi Etp) yang didapat dan telah dipekatkan dilarutkan

dengan buffer Tris-HCl, untuk kemudian dilakukan pemurnian dengan

kromatografi penukar ion. Kromatografi penukar ion dilakukan dengan

menggunakan penukar anion matriks sepharose dalam buffer tris 50 mM

dengan pH 8, serta kolom dengan panjang 17 cm dan berdiameter 4 cm.

Sepharose dipersiapkan dulu sebelum dipacking dalam kolom. Kolom

dipaking dengan matriks sepharose sampai padat dan sesuai dengan

ketinggian yang diinginkan. Kalibrasi dengan buffer Tris-HCl 50 mM dan

pH 8 dilakukan sepanjang 2 kali kolom. Selanjutnya sampel sebanyak 3,5

ml dimasukkan ke dalam kolom dan dilakukan elusi dengan buffer nol

sebanyak 120 ml untuk melepaskan bahan-bahan yang tidak terikat pada

matriks lebih dulu. Selanjutnya kolom dielusi dengan gradien 0.1 - 0,8 M

NaCL dalam 200 ml buffer tris 50 mM pH 8. Glikoprotein yang telah

dipisahkan dalam fraksi - fraksi berdasarkan muatan ionnya kemudian

dispektofotometri dengan OD 280 UV dan untuk selanjutnya dilakukan uji

aktivitas.

a.3 Pemurnian dan karakterisasi protein dengan SDS - PAGE

Protein dengan aktivitas positif hasil kromatografi penukar ion selanjutnya

dikumpulkan dan disimpan untuk selanjutnya dilakukan purifikasi dan

karakterisasi dengan sodium dodecyl sulphate polyacrilamide gel

electrophoresis ( (SDS-PAGE) untuk mendapatkan pita dominan dengan

berat molekul tertentu. Karakterisasi dilakukan dengan teknik SDS - PAGE

(Wayan, 1991) dengan komposisi separating gel 10 % (1,2 g acrylamid ;

0,032 g bis- acrylamid ; 3 ml 1,5 M Tris ph 8,8 ; 0,12 ml SDS 10 % ; 8,88

aquades, 7 μl TEMED dan 80 μl APS 10%) dan stacking gel 3 % (0,9 g

acrylamid ; 0,024 g bis- acrylamid ; 2,52 ml 1,5 M Tris ph 6,8 ; 0,3 ml SDS

10 % ; 17,18 aquades, 3,5 μl TEMED dan 50 μl APS 10%). Larutan

separating gel 10 % dimasukkan pada gel plate pada posisi vertikal,

kemudian diatasnya ditambahkan butanol dan dibiarkan polimerisasi. Proses

selanjutnya adalah penambahan stacking gel 3% dimasukkan ke kaca

sampai penuh kemudian pasang sisir dan ditunggu sa mpai polimerisasi. Plat

7

Page 13: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

berisi gel kemudian dipasang pada Minigel Twin G-42 slab dan dituangi

electrophoresis buffer (3g 0,0248 M Tris; 14,4 g 0,19 M glisin ; 10 ml 0,1%

SDS 10 %) ditempat yang akan dialiri elektroda. Sebanyak 50 μl sampel

achasin yang sudah disiapkan diletakkan dalam ependov, kemudian

ditambah 5 x SDS sampel - buffer (red Prob-b) sebanyak 12,5 μl (2,5 ml 1,5

M Tris pH 6,8 ; 2 g SDS ; 0,5 g Dithiothretol (DTT)/ 5 ml

merchaptoethanol) ; 10 mg bromphenol blue ; 10 ml gliserin dan 2,5 ml

aquades). Sampel kemudian direbus selama 2 menit diangkat dan langsung

dimasukkan es, dituang sedikit demi sedikit ke dalam masing-masing

sumuran stacking gel. Sebagai marker digunakan protein dengan berat

molekul pada kisaran 6,5-205 kDa produksi Sigma. Power supply

dinyalakan arus listrik yang dipakai 99,9 volt, 50 mA dan 12 W. Jika sampel

sudah bereaksi sampai bawah, maka koleksi protein dihentikan. Plate

dibuka dan dipisahkan, selanjutnya dicuci dengan buffer dan di cat dengan

methylen blue.

b. Perlakuan Hewan Uji Sebelum diberi perlakuan tikus ditimbang dengan bobot rata-rata tikus

200 g. Hewan uji di bagi menjadi 4 kelompok. Pada kelompok IV tiap tikus

diberi dengan dosis yang berbeda. Adapun perlakuan terhadap hewan uji

pada masing-masing kelompok, yaitu:

1. Kelompok I : Kelompok kontrol pelarut yaitu tikus diberikan suspensi

CMC Na 1% secara per oral selama 7 hari.

2. Kelompok II : Kelompok kontrol positif untuk uji udem yaitu tikus

diberikan suspensi natrium diklofenak 12,6 mg/kgBB secara

per oral 2 jam sebelum perlakuan.

3. Kelompok III : Untuk kontrol positif agregasi platelet menggunakan

aspirin dengan dosis 10 mg/kgBB.

4. Kelompok IV : Kelompok perlakuan dengan pemberian isolat lendir

bekicot dosis 100 mg/kgBB secara per oral 2 jam sebelum

perlakuan

5. Kelompok V : Kelompok perlakuan dengan pemberian isolat lendir

bekicot dosis 600 mg/kgBB secara per oral selama 7 hari.

6. Kelompok VI : Kelompok perlakuan dengan pemberian isolat lendir

bekicot dosis 3000mg/kgBB secara per oral selama 7 hari.

Setiap tikus tetap diberi makan selama 7 hari. Kemudian pada hari ke-7

dilakukan uji sebagai berikut:

a) Uji Udema pada Telinga Tikus

Masing-masing kelompok I, II, IV, V dan VI pada telinga sebelah kiri tiap

tikus diukur ketebalan mula-mula kemudian oleskan sebanyak 0,01 ml asam

arakhidonat, kemudian mengukur ketebalan telinga tiap 30; 60; 90; 120;

180; 240 menit menggunakan jangka sorong.

b) Uji Udema pada Kaki Tikus

Pada saat pengujian, hewan uji diberi tanda pada kaki, kemudian kaki tikus

dimasukkan ke dalam plestismograf yang berisi cairan raksa sampai cairan

naik pada garis batas, angka pada skaladicatat sebagai volume awal (Vo).

8

Page 14: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

Masing-masing tikus kelompok I, II,IV, V dan VI diberi isolat lendir

bekicot. Kemudian pada kaki tikus dibuat udem dengan menyuntikkan

karagenin kemudian ukur volume udem pada jam ke 30; 60; 90; 120; 180;

250; 300; 360 menit menggunakan plestismograf.

c) Uji Agregrasi Platelet

Tikus yang sudah diberi perlakuan kelompok I, III, IV, V dan VI diambil

darahnya dari ekor tikus. Kemudian ditambahkan EDTA sebagai

antikoagulan dan digoyang-goyangkan agar tidak menggumpal. Setelah itu

darah disentrifuge dengan kecepatan 6000rpm selama 3 menit. Supernatan

dipisahkan dari endapan. Sebanyak 293.5 μl supernatan ditambah dengan

6,5 μl asam arakhidonat hingga konsentrasi akhir 12,38mM. Kemudian

dibaca absorbansi menggunakan microplate reader pada waktu 15 detik, 30

detik serta setiap menit selama 10 menit dengan panjang gelombang 655nm.

d) Uji Waktu Perdarahan Ekor

Waktu perdarahan diukur dengan mengamputasi 0.5 cm ujung ekor semua

tikus pada tiap kelompok menggunakan pisau bedah. Kemudian darah pada

potongan ekor tikus ditotolkan ke kertas saring whatman setiap 30 detik

sampai kertas tidak menandai adanya bercak darah. Periode antara waktu

amputasi dan waktu pemberhentian perdarahan dihitung sebagai waktu

perdarahan.

3.6. Analisis Data Data hasil penelitian uji efek antiinflamasi dianalisa menggunakan program

SPSS versi 16.0. Data yang dianalisa adalah persen inhibisi pada telapak kaki

dan telinga, perubahan serapan pada uji agregrasi dan waktu perdarahan.

BAB IV

RINCIAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. RINCIAN BIAYA

NO. Jenis Pengeluran Biaya (Rp)

1. Bahan Habis Pakai Rp. 4.317.000

2. Peralatan penunjang Rp. 3.115.000

3. Perjalanan Rp. 3.123.000

4. Lain-lain Rp. 1.875.000

JUMLAH Rp 12.430.000

B. JADWAL KEGIATAN

No.

AGENDA

BULAN KE-

1 2 3 4 5

9

Page 15: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

DAFTAR PUSTAKA

Berniyanti, Titiek, dan Suwarno. 2007. Karakterisasi Protein Lendir Bekicot

(Achasin) Isolat Lokal sebagai Faktor Antibakteri. Vol.23

Lelo, Aznan, dan Hidayat. 2004. Penggunaan Anti-Inflamasi Non-Steroid Yang

Rasional Pada Penanggulangan Nyeri Rematik.

Maulaniah, Nurul. 2014. Aktivitas Lendir Bekicot (achatina Fulica) terhadap

Bakteri s.aureus, s.epidermisis, dan p.acne. Universitas Muhammadiyah

Purwokerto;Purwokerto.

Mutschler, E., 1999, Dinamika Obat: Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi.

Penerjemah: Widianto B.M dan Ranti S.A. edisi 5, Cetakan Ketiga.

Bandung: Penerbit ITB.

Ozaki, Y., Sekita, S., Soekeni-Soedigdo, Harda, M., 1989, Antiinflamatory

Effectof Graptophyllum pictum (L.) Griff., Chem. Pharm. Bull., 37: 2799-

1413.

Prastiana Dewi, Sinta. 2010. Pengaruh Lendir Bekicot (Achatina fulica) terhadap

Jumlah Sel Fibroblas pada Penyembuhan Luka Sayat.

Purwoko E. 1987. Isolasi dan identifikasi bakteri pada bekicot (Achatina fulica)

yang patogen terhadap ikan. FKH IPB. Bogor.

Ratnasari, Yulia. 2012. Aktivitas Antiinflamasi Dan Antiagregrasi Platelet

Ekstrak Etanol Daun Wungu Secara In Vivo Dan In Vitro.

Sudjono, Tanti Azizah. 2012. Pengaruh Lendir Bekicot (Achatina fulica) terhadap

Jumlah Sel Fibroblas pada Penyembuhan Luka Sayat. Vol.13

Sukandar, E.Y., Sigit, J.I, dan Fitriyani N., 2008, Efek Antiagregrasi Platelet

Ekstrak Air Bulbus Bawang Putih, Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit dan

Kombinasinya pada Mencit Galur Swiss WebsterI. Majalah Farmasi

Indonesia,19(1),1-11

.

1. Persiapan

2. Pemilihan hewan uji

3. Isolasi lendir bekicot

4. Uji udema pada telinga tikus

5. Uji udema pada kaki tikus

6. Uji agregasi platelet

7. Uji waktu perdarahan ekor tikus

8. Analisis data

7. Evaluasi

10

Page 16: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

Identitas Dosen Pembimbing

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Susanti

2 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

3 Jabatan Struktural -

4 NIP/NIK 2160386

5 NIDN 0607058201

6 Tempat dan Tanggal Lahir Jambi, 7 Mei 1982

7 Alamat Rumah Jl. Pendawa no. 60 Dukuhwaluh,

kembaran, Banyumas

8 Nomor Telepon/Faks/HP -/-/081226734039

9 Alamat Kantor Jl. Raya Dukuh Waluh PO BOX 202

Kembaran, Banyumas

10 Nomor Telepon/ Faks 0281-637239

11 Alamat e-mail [email protected]

12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= orang; S-2= orang; S3= orang

13 Mata Kuliah yang Diampu Farmakologi

Farmakologi Molekuler

Farmakokinetika

Farmakokinetika Klinik

Imunologi

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan

Tinggi

Universitas Gadjah

Mada

Australian National

University

Bidang Ilmu Farmasi Biomedik

Tahun Masuk-Lulus 2000-2005 2009-2011

Judul

Skripsi/Thesis/Disertasi

Sintesis 2,5 bis- (4'-

metoksi benzilidin)

siklopentanon dengan

katalis KOH dalam

berbagai pelarut

Angiogenesis

modulating activity of

Nod factor-derived

compounds and

histidine-rich

glycoprotein.

Nama

Pembimbing/Promotor

Prof. Supardjan, MS.,

Apt

Dr. rer. nat., Pudjono,

SU., Apt.

Prof. Chris Parish

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jumlah (Juta

Page 17: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

Rp)

1. 2008 Aktivitas

antibakteri

ekstrak air dan

etanol daun

berunuk

(Cresecentia

cujente L.)

LPPM UMP 3

2 2008 Aktivitas

antifungi ekstrak

etanol daun

berunuk

(Cresecentia

cujente L.)

LPPM UMP 3

3. 2008 Efek

hepatoprotektif

Acanthus

ilicifolius, L.

LPPM UMP 6

4. 2009 Aktivitas

Penangkapan

Radikal Bebas

Ekstrak dan

Fraksi Kulit

Batang, Akar,

Daun dan Buah

Acanthus

ilicifolius

DIKTI

(DOSEN

MUDA)

10

5. 2009-2011 Angiogenesis

modulating

activity of Nod

factor-derived

compounds and

histidine-rich

glycoprotein

AusAID

6 2012 Menggali

Potensi

Estrogenik

Purwoceng

(Pimpinella

alpina Molk.)

secara in vivo

menggunakan

metode vaginal

cornification

assay dan

uterotrophic

assay

LPPM UMP 3

Page 18: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

7. 2012 Studi Metabolit

Sekunder

Purwoceng

(Pimpinella

alpina Molk.)

liar dan

budidaya

LPPM UMP 3

8 2012 Uji aktivitas anti

inflamasi ektrak

etanol daun

berunuk

(Cresecentia

cujente L.)

LPPM UMP 3

2013 Penelusuran

aktivitas

modulasi

estrogenik

Acanthus

ilicifolius

(Jeruju) sebagai

upaya penemuan

agen

kemoprevensi

kanker

yang

berhubungan

dengan reseptor

estrogen

HIBAH

PEKERTI

DIKTI

50

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Pengabdian kepada

Masyarakat

Pendanaan

Sumber Jumlah (Juta Rp)

1. 2011 Pelatihan penggunaan

obat yang tepat dalam

swamedikasi dengan

metode CBIA di

kecamatan Kedungreja

Cilacap

LPPM UMP 2,5

2. 2012 Pelatihan penggunaan

obat yang tepat dalam

swamedikasi dengan

metode CBIA di desa

Tambaksari Kedungreja

Cilacap

LPPM UMP 2,5

Page 19: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

3. 2013 Pelatihan Pembuatan

Patient Medical Record

bagi Apoteker di

Wilayah Kecamatan

Majenang Menuju

Pelaksanaan Star

Pelayanan Kefarmasian

di Apotek

LPPM UMP 2,5

4 2013 Edukasi tentang Interaksi

Obat, Makanan dan Jamu

pada Ibu-Ibu PKK

Kelurahan

Pasirmuncang,

Banyumas

LPPM UMP 2

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun

Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun Nama Jurnal

1. Wahyuningrum, R and

Susanti, Identification of

Antibiotics Interaction

Based on Prescription

for Pediatrics Collected

from Dispensaries in

South Purwokerto in

2005

04/01/2007 Pharmacy

2. Susanti, Aktivitas

antibakteri ekstrak air

dan etanol daun berunuk

(Cresentia cujete L.)

04/03/2007 Pharmacy

3. Siska A. Listiana, Didik

Setiawan, Susanti,

Identification of dosage-

related problem and

drug interaction in the

treatment of epilepsy

patients at the Prof. Dr.

Margono Soekardjo

Purwokerto public

hospital : comparison

between Askes (public

health insurance) -

covered patients and

private patients

09/02/ 2012 Pharmacy

Page 20: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

4. Nunuk aries nurulita, Susanti, Sharas S. Maulita, 2012, Anti-diabetic activity of avocado (Punica granatum L.) seed infusion : study on male rats that were given high dose of glucose

09/01/2012 Pharmacy

5

6 Michael A. Djordjevic,

Anna Bezos, Susanti,

Laurence Marmuse,

Hugues Driguez, Eric

Samain, Levon M.

Khachigian, Leonel

Prado-Lourenco, Boris

Vauzeilles, Jean-Marie

Beau, Farzaneh

Kordbacheh, Barry G.

Rolfe, Ralf Schwörer,

Alison M Daines, Peter

M. Gresshoff and

Christopher R. Parish,

Plant symbiosis

signalling molecules

control

mammalian

angiogenesis

Submitted PlosOne

F. Pengalaman Penyampaian Makalah secara Oral pada Pertemuan /

Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

No. Nama Pertemuan

Ilmiah / Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1. Universitas

Airlangga –

Universiti Sains

Malaysia Second

Collaborative

Conference

Potential Drug Interaction in

Inpatient Hypertension

Therapy at Margono

Soekarjo Public Hospital

Purwokerto in 2006

Surabaya,

Indonesia, February

2009 (oral).

2. The 13th Asian

Conference on

Clinical Pharmacy

(ACCP)

CBIA (Cara belajar Ibu

Aktif), a mothers’ active

learning method, effectively

improves mothers’

knowledge and attitude

toward self medication

Haiphong, Vietnam,

September 2013

3. The 2013 Special

FAOBMB

Symposium

Angiogenesis modulating

Activity of Histidine-rich

Glycoprotein

Singapore,

Desember 2013

Page 21: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

G. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 Tahun Terakhir (dari

pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan

Tahun

1. Australia

Development

Scholarship

AusAid 2009

2. Trans-Youth Travel

Fund to attend

FEBS Workshop on

Moleculer and

Celluler

Mechanism in

Angiogenesis

Federation of European

Biochemical Societies

(FEBS)

2012

3. Travel Fellowship

to attend The 2013

Special FAOBMB

Symposium

Federation od Asian and

Ocenian Bochemists and

Molecular Biologists

2013

4 Islamic

Development Bank

(IDB) Merit

Scholarship (PhD)

Programme

Islamic Development Bank

(IDB)

2013

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar

dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari

ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima

resikonya.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah

satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM- Penelitian.

Purwokerto, 23 September 2014

Susanti, M.Phil., Apt.

NIDN 0607058201

\

Page 22: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P
Page 23: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P
Page 24: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P
Page 25: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang

Material Kuantitas Satuan Harga

Satuan (Rp)

Total harga (Rp)

Mortir 2 Buah Rp. 95.000 Rp. 285.000

Labu ukur 10 Buah Rp. 45.000 Rp. 675.000

Tabung reaksi 20 Buah Rp. 20.000 Rp. 500.000

Pro pipet 3 Buah Rp. 35.000 Rp. 175.000

Pipet volume 10 Buah Rp. 25.000 Rp. 250.000

Becker glass 5 Buah Rp. 40.000 Rp. 280.000

Spet Injeksi 10 Buah Rp. 5.000 Rp. 50.000

Jarum Injeksi 10 Buah Rp. 3.000 Rp. 30.000

Masker 1 Box Rp. 45.000 Rp. 45.000

Sewa

laboratorium

4 bulan Bulan Rp. 200.000 Rp. 800.000

Micro tube

(eppendorf)

Buah 70.000/100

buah

70.000

100 Buah Rp.70.000/

100 buah

Rp. 70.000

Waskom

(tempat tikus) 20 Buah Rp. 20.000 Rp. 400.000

Strimin 5 meter Rp. 25.000/m Rp. 125.000

SUB TOTAL Rp. 3.115.000

2. Bahan Habis Pakai

Material Kuantit

as

Satuan Harga

Satuan ( Rp)

Total Harga

(Rp)

CMC Na.

150 g gram Rp. 956.000/

150g

Rp. 956.000

Na.Diklofenak

100 g Gram Rp. 265.000/

100g

Rp. 265.000

Aspirin

100 mL mL Rp. 230.000/

100 mL

Rp.230.000

Etanol 96 % 240mL mL Rp. 75.000/

100 mL

Rp. 210.000

Page 26: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

Karagenin

q.s Penelitian Rp. 369.000/

100g

Rp. 369.000

NaCl

q.s Penelitian Rp. 72.000/

100 g

Rp. 72.000

EDTA

q.s Penelitian Rp. 980.000/

100 g

Rp. 980.000

Aquadest 5 liter Penelitian Rp. 45.000/L Rp. 225.000

As.arakhidonat

100 g Penelitian Rp.

520.000/100g

Rp. 520.000

Aquabidestilata 5 liter Rp. 50.000/L Rp. 250.000

Etanol absolut 1 liter Penelitian Rp.

240.000/L

Rp. 240.000

SUB TOTAL Rp. 4.317.000

3. Perjalanan

Material Justifikasi

Pemakaian

Kuantitas Harga Satuan

( Rp)

Total Harga

Bensin Perjalanan

dalam kota dan

luar kota untuk

membeli

peralatan dan

bahan

253 liter Rp. 6.500/ L Rp. 1.638.000

penginapan penginapan saat

pencarian bahan

untuk 3 orang

3 hari Rp. 120.000/hari Rp. 1.080.000

akomodasi Biaya hidup saat

perjalanan

3 hari Rp. 135.000/hari Rp. 405.000

SUB TOTAL ( Rp) Rp. 3.123.000

4. Lain-lain

Material Justifikasi

Pemakaian

Kuantitas Harga Satuan (Rp) Total Harga

Hewan Uji Penelitian 20 ekor Rp. 25.000/ekor Rp. 500.000

Sarung

tangan karet

3 pasang Rp.75.000/pasang Rp. 225.000

Page 27: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

Kertas A4 Dokumentasi 1 RIM Rp. 40.000/RIM Rp. 40.000

Foto kopi

dan jilid

Dokumentasi

Rp. 40.000

Rp. 40.000

Dokumentasi Foto - foto Rp.200.000 Rp. 200.000

Publikasi

dan seminar

Rp. 870.000

SUB TOTAL (Rp)

Rp.

1.875.000

TOTAL ANGGARAN BIAYA:

Peralatan penunjang : Rp. 3.115.000

Bahan habis pakai : Rp. 4.317.000

Perjalanan : Rp. 3.123.000

Lain – lain : Rp. 1.875.000

+

Rp. 12.430.000

Page 28: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No Nama / NIM Program

Studi Bidang Ilmu

Alokasi Waktu

(jam/minggu) Uraian Tugas

1

Aulya

Khanifatunnisa /

1208010122

Farmasi S1 Farmasi 10 jam /minggu

Mengevaluasi

setiap selesai

pertemuan

Sebagai ketua

pelaksana dalam

penelitian

Sebagai

koordinator

penelitian

2

Muhammad

Maadani /

1208010072

Farmasi S1 Farmasi 8 jam /minggu

Membeli alat dan

bahan

Sebagai

sekretaris

Sebagai seksi

perlengkapan

3 Tri Suliatin /

1308010087 Farmasi S1 Farmasi 8 jam /minggu

Membeli alat dan

bahan

Sebagai seksi

perlengkapan

Sebagai

bendahara

Page 29: Aulya Khanifatunnisa_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_PKM-P

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO Kampus I : Jl. Raya Dukuhwaluh PO. BOX 202 Purwokerio 53182

Telp. (0281) 636751,630463,634424 Fax. (0281) 637239

Kampus II : Jl. Letjen. Soepardjo Roestam Km 7 PO. B,AX229 Sokaraja Purwokerto

53181Telp. (0281) 6844252,68U253 Fax. (0281) 637239

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Aulya Khanifatunnisa

NIM : 1208010122

Program Studi : Farmasi

Fakultas : Farmasi

Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM-Penelitian saya dengan judul:

“ Uji Aktivitas Antiinflamasi dan Agregasi Platelet Protein Achasin dari

Lendir Bekicot (Achatina fulica) secara in vivo dan in vitro sebagai Alternatif

Pengobatan Jerawat “ yang diusulkan untuk tahun anggaran 2015 bersifat

original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,

maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku

dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan

sebenar-benarnya.

Mengetahui,

Wakil Rektor

Bidang kemahasiswaan

( Anjar Nugroho, S.Ag., M.S.I )

NIK. 2160234

Purwokerto, 23 September 2014

Yang menyatakan,

Ketua

(Aulya Khanifatunnisa)

NIM. 1208010122