18
ASSALAMMUALAIKAUM WR.WB

Autism e

Embed Size (px)

DESCRIPTION

autisme

Citation preview

Page 1: Autism e

ASSALAMMUALAIKAUM WR.WB

Page 2: Autism e

AUTISMENAMA KELOMPOK:

SANSABILLA ARJA

SHAHADATISITI NAFSIAH LOJI

TRI WAHYUNINGSIHVERI SUGANDIVIVI MAR’ATUL

WIRDAYULINAR

Page 3: Autism e

DEFINISI AUTISME • Autisme masa kanak-kanak dini adalah penarikan dini dan

kehilangan kontak dengan realitas atau orang lain. Pada bayi tidak terlihat tanda dan gejala. (Sacharin, R, M1996 : 305).

• Autisme infantile adalah gangguan kualitatif pada komunikasi verbaldan non verbal, aktifitas imajinatif dan interaksi social timbal balik yang terjadi sebelum usia 30 bulan. (Behrman, 1999:120)

• Autisme menurut Rutter 1970 adalah gangguan yang melibatkan kegagalan untuk mengembangkan hubungan antar pribadi (umur 30 bulan), hambatan dalam pembicaraan, perkembangan bahasa, fenomena ritualistic, dan konvulsif.

• Autism pada anak merupakan gangguan pada perkembangan pervasive(DSM IV, sadock dan sadock 2000).

Page 4: Autism e

• Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa autisme adalah gangguan perkembangan pervasif, atau kualitatif pada komunikasi verbal dan non verbal, aktivitas imajinatif dan interaksi sosial timbal balik berupa kegagalan mengembangkan hubungan antar pribadi (umur 30 bulan), hambatan dalam pembicaraan, perkembangan bahasa, fenomena ritualistik dan konvulsif serta penarikan diri dan kehilangan kontak dengan realitas.

Page 5: Autism e

EPIDEMIOLOGI

Prevalensi 3-4 per 1000 anak. Perbandingan dari laki-laki dan wanita 3-4:1. Penyakit sistemik, infeksi dan neurulogi (kejang) dapat menunjukkan gejala seperti austik.

Page 6: Autism e

ETIOLOGI 

 • Genetik (80% untuk kembar monozigotdan 20% untuk kembar

dizigot) terutama pada keluarga anak austik (abnormalitas kognitif dan kemampuan bicara).

• Kelainan kromosim (sindrom x yang mudah pecah atau fragil).• Neurokimia (katekolamin, serotonin, dopamine belum pasti).• Cidera otak, kerentana utama, aphasia, defisit pengaktif reticulum,

keadaan tidak menguntungkan antara factor psikogenik dan perkembangan syaraf, perubahan struktur serebellum, lesi hipokompus otak depan.

• Penyakitotak organic dengann adanya gangguan komunikasi dan gangguan sensori serta kejang epilepsy.

• Lingkungan terutama sikap orang tua, dankepribadian anak.

Page 7: Autism e

Gambaran autisme pada masa perkembangan anak dipengaruhi oleh: pada masa bayi terdapat kegagalan mengemong ataumenghibur anak, anak tidak berespon saat diangkat dan tampak lemah. Tidak adanya kontak mata, memberikan kesan jauh atau tidakmengenal.Bayi yang lebih tua memperlihatkan rasa ingin tau atau minat pada lingkungan, bermain cenderung tanpa inajinasi dan komunikasi pra verbal kemungkinan terganggu dan tampak berteriak-teriak.Pada masa anak-anak dan remaja, anak yang autis memperlihatkan respon yang abnormal terhadap suara anak takut pada suara tertentu, dan tercenggang pada suara lainnya.Bicara dapt terganggu dan dapat mengalami kebisuan.Mereka yang mampu berbicara memperlihatkan kelainan ekolialia dan konstruksi telegramatik.Dengan bertumbuhnya anak pada waktuberbicara cenderung menonjolkan diri dengan kelainan intonasi dan penentuan waktu. Ditemukan kelainan persepsi visual dan focus konsentrasi pada bagian prifer (rincian suatu lukisan secara sebagian bukan menyeluruh). Tertarik tekstur dan dapat menggunakan secara luas panca indera peniuman, kecap dan raba ketika mengeksplorasi lingkungannya. Pada usia dini mempunyai pergerakan khusus yang dapat menyita perhatiannya (berlonjak, memutar, tepuk tangan, menggerakkan jari tangan).

Page 8: Autism e

CARA MENGETAHUI AUTISME PADA ANAK

• Anak mengalami autisme dapat dilihat dengan:• Orang tua harus mengetahui tahap-tahap

perkembangan normal• Orang tua harus mengetahui tanda-tanda

autisme pada anak• Observasi orang tua, pengasuh, guru tentang

perilaku dirumah, di TK, saat bermain, pada saat berinteraksi social dalam kondisi normal

Page 9: Autism e

Tanda autis berbeda pada setiap interval umumnya.

A. Pada usia 6 bulan sampai 2 tahun anak tidak mau dipeluk atau menjadi tegang bila diangkat, cuek menghadapi orangtuanya, tidak bersemangat dalam permainan sederhana (ciluk baa atau kiss bye), anak tidak berupaya menggunakan kata-kata. Orang tua perlu waspada bila anak tidak tertarik pada boneka atau binatang mainan untuk bayi, menolak makanan keras atau tidak mau mengunyah, apabila anak terlihat tertarik pada kedua tangannya sendiri.

B. Pada usia 2-3 tahun dengan gejala suka memcium atau menjilati benda-benda, disertai kontak mata yang terbatas, menganggap orang lain sebagai benda atau alat, menolak untuk dipeluk, menjadi tegang atau sebaliknya tubuh menjadi lemas, serta relative cuek menghadapi kedua orang tuanya.

Page 10: Autism e

C. Pada usia 4-5 tahun ditandai dengan keluhan orang tua bahwa anak merasa sangat terganggu bila terjadi rutin pada kegiatan sehari-hari. Nila anak akhirnya mau berbicaara, tidak jarang bersifat eolaila (mengulang-ulang apa yang diucapkan orang lain segera atau setelah beberapa lama), dan anak tidak jarang menunjukkan nada suara yang aneh, (biasanya bernada tinggi dan monoton), kontak mata terbatas (walaupun dapat diperbaiki), tantrum dan agresi berkelanjutan tetappi bisa juga berkurang, melukai dan merangsang diri sendiri.

Page 11: Autism e

Manifestasi klinis yang ditemui pada penderita autisme:

1. Penarikan diri, kemampuan komunikasi verbal (berbicara) dan non verbal yang tidak atau kurang berkembang mereka tidak tuli karena dapat menirukan lagu-lagu dan istilah yang didengarnya, serta kurang sosialisasi mempersulit estimasi potensi intelektual kelainan pola bicara, gangguan kemampuan mempertahankan percakapan, permainan social abnormal, tidak adanya empati dan ketidakmampuan berteman. Dalam tes non verbal yang memiliki kemampuan bicara cukup bagus namun masih dipengaruhi, dapat memperagakan kapasitas intelektual yang memadai. Anak autis mungkin terisolasi, berbakat luar biasa, analog dengan bakat orang dewasa untuk bermain sendiri.

2. Gerakan tubuh sterotipik, kebutuhan kesamaan yang mencolok, minat yang sempit, keasyikan dengan bagian-bagian tubuh.

3. Anak biasa duduk pada waktu lama sibuk pada tangannya, menatap pada objek. Kesibukannya pada objek berlanjut dan mencolok saat dewasa dimana anak terenggang dengan objek mekanik.

Page 12: Autism e

d. Perilaku ritualistik dan konvulsif tercermin pada kebutuhan anak untuk memelihara lingkungan yang tetap (tidak menyukai perubahan), anak menjadi terikat dan tidak bisa dipisahkan dari suatu objek, dan dapat diramalkan.

e. Ledakan marah menyertai gangguan secara rutinf. Kontak mata minimal atau tidak ada.g. Pengamatan visual terhadap gerakan jari dan tangan,

pengunyahan benda, dan menggosok permukaan menunjukkan penguatan kesadaran dan sensitivitas terhadap rangsangan, sedangkan hilangnya respon terhadapnyeri dan kurangnya responterkejut terhadap suara keras yang mendadak menunjukkan menurunnya sensitivitas pada rangsangan lain.

Page 13: Autism e

h. Keterbatasan kognitif, pada tipe deficit pemrosesan kognitif tampak pada emosional.

i. Menunjukkan echolalia (mengulangi suatu ungkapan atau kata secara tepat) saat berbicara, pembalikan kata ganti pronomial, berpuisi yang tidak berujung pangkal, bentuk bahas aaneh lainnya berbentuk menonjol. Anak umumnya mampu untuk berbicara pada sekkitar umur yang biasa, kehilangan kecakapan pada umur 2 tahun.

j. Intelegensi pada uji psikolog konvensioal termasuk dalam retardasi secara fungsional.

k. Sikap dan gerakan yang tidak bbiasa seperti mengepakan tangan dan mengedipkan mata, wajah yang menyeringai, melompat, berjalan berjingkat-jingkat.

Page 14: Autism e

• Menurut Baron dan Kohen 1994 ciri utama anak autisme adalah:

• Interaksi sosial dan perkembangan sosial yang abnormal.

• Tidak terjadi perkembangan komunikasi yang normal.

• Minat serta perilaku terbatas, terpaku, diulang-ulang, tidak fleksibel dan tidak imajinatif.

• Ketiga-tiganya muncul bersama sebelum usia 3 tahun.

Page 15: Autism e

PENGOBATAN

Orang tua perlu menyesuaikan diri dengankeadaan anaknya, orang tua harus memberikan perawatan kepada anak termasuk perawat atau staf residen lainnya. Anak autis memerlukan penanganan multi disiplin yaitu terapi edukasi, terapi perilaku, terapi bicara, terapi okupasi, sensori integasi, Auditori Integration Training (AIT), terapi keluarga dan obat, sehingga memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua, keluarga dan dokter.

Page 16: Autism e

Adapun macam-macam terapi autis lainnya diantaranya:• Terapi akupuntur

Metode tusuk jarum ini diharapkan bisa menstimulasi sistem saraf pada otak hingga dapat bekerja kembali.

• Terapi musikLewat terapi ini, musik diharapkan memberikan getaran gelombang yang akan berpengaruh terhadap permukaan membran otak. Secara tak langsung, itu akan turut memperbaiki kondisi fisiologis. Harapannya, fungsi indera pendengaran menjadi hidup sekaligus merangsang kemampuan berbicara.

• Terapi balur Banyak yang yakin autisme disebabkan oleh tingginya zat merkuri pada tubuh penderita. Nah, terapi balur ini bertujuan mengurangi kadar merkuri dalam tubuh penyandang autis. Caranya, menggunakan cuka aren campur bawang yang dilulurkan lewat kulit.Tujuannya melakukan detoksifikasi gas merkuri.

Page 17: Autism e

• Terapi perilakuTujuannya, agar sang anak memfokuskan perhatian dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Caranya dengan membuat si anak melakukan berbagai kegiatan seperti mengambil benda yang ada di sekitarnya.

• Terapi anggota keluargaOrangtua harus mendampingi dan memberi perhatian penuh pada sang anak hingga terbentuk ikatan emosional yang kuat. Umumnya, terapi ini merupakan terapi pendukung yang wajib dilakukan untuk semua jenis terapi lain.

Page 18: Autism e

WASSALAMMUALAIKUM WR.WB