Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 4 STRATEGI KREATIF
Dalam sebuah perancangan dibutuhkan sebuah strategi kreatif untuk membantu proses dalam
menjalankan komunikasi ke target sasaran, sehinga pesan yang akan disampakan komunikator dapat
sampai pada komunikan dengan baik sera sesuai dengan target sasaran.
4.1 Konsep Visual Konsep Visual terdiri dari unsur kreatifitas, komunikatif, estetika dan unsur lain dapat diterima
oleh target sasaran. Dalam proses pengolahan visual dibutuhkan format desain, tipografi, dan
warna yang disesuaikan dengan target sasaran perancangan desain agar mudah dimengerti.
4.1.1 Format Desain Dalam perancangan media dokumentasi ini menggunakan elemen grafis yang akan
disesuaikan dengan target sasaran yaitu usia 17-25 tahun. Elemen grafis yang muncul adalah
simple, anak muda, menarik dan mudah dimengerti.
4.1.2 Warna Warna yang digunakan pada perancangan audio visual ini adalah dengan menggunakan
warna putih dan hitam. Warna putih memberikan kesan simple, minimalis, netral dan
kebebasan. Dipadukan dengan warna hitam yang menyeimbangkan warna putih, sehingga akan
terkesan kuat, kokoh dan elegan.
4.1.3 Tipogafi Tipografi yang digunakan dibagi menjadi 2 kriteria, antara lain:
Awesome Java
A B C D E F G H I J K L M N
O P Q R S T U V W X Y Z
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 Gambar 4.1 Jenis huruf Awesome Java
Futura Md
A B C D E F G H I J K L M N
O P Q R S T U V W X Y Z
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Gambar 4.2 Jenis huruf Futura Md
4.2 Konsep Verbal 4.2.1 Audio Visual “ALUNAN”
“ALUNAN” merupakan sebuah ide perancangan kreatif untuk menginformasikan bagi
anak muda mengenai fungsi dan makna alat musik Gamelan terutama pada perkembangan
jaman saat ini. Mencoba untuk mengajak anak muda secara tidak langsung untuk turut
melestarikan budaya Indonesia melalui alat musik Gamelan.
4.2.2 Rancangan Audio Visual Video “Alunan” akan menampilkan sekitar 26 episode yang membahas mengenai
sejarah, cara pembutan dan cara memainkan alat musik Gamelan. Alat musik Gamelan terdiri
atas 26 set sehingga setiap episodenya akan membahas 1 alat musik Gamelan. Video ini akan
launching di official youtube ALUNAN sehingga target sasaran akan mengakses media sosial
untuk melihatnya.
Durasi : ± 5 menit
Kategori : Audio Visual
Tema : Kebudayaan
Subjek : Sentra Pembuatan Gamelan Desa Wirun, Sukoharjo
Lokasi : Desa Wirun, Desa Kadokan, Alun-alun Bung Karno Ungaran, dan
Gedung Kesenian Sobokarti
Pebedaan video ini dengan video komparasi yang digunakan poleh penulis adalah
terdapat pada penggunaan motion graphic serta terdapatnya backsound yang memberikan
kesan lebih kreatif dan tidak monoton.
4.2.3 Desa Wirun, Mojolaban, Sukoharjo sebagai studi kasus Desa Wirun merupakan desa sentra pembuatan Gamelan sejak tahun 60’an yang di
prakarasi oleh bapak Reksa Wiguna dan bapak Saka Kuat yang sebelumnya bekerja di
Semarang sebagai pengrajin di daerah Jl. Gendingan. Mereka melimpahkan usahanya tersebut
ke anak-anaknya sehingga masih ada sampai sekarang dan seiring perkembangan jaman
terdapat pengrajin-pengrajin baru yang muncul.
Namun perkembangan jaman saat ini yang sangat pesat mengenai IPTEK menjadikan
tergesernya budaya Indonesia yang terpengaruh budaya barat. Anak muda mulai meninggalkan
kebudayaan dan menganggap sesuatu yang kuno. Anak muda di desa Wirun terutama, kurang
berminat untuk belajar membuat maupun memainkan Gamelan sehingga menjadi kecemasan
tidak adanya penerus usaha para pengrajin.
Potensi di Desa Wirun sangatlah bagus, karena Gamelan yang di buat oleh Desa Wirun
terkenal sampai ke manca negara. Proses pembuatan Gamelan pun menjadi suara yang khas
11
jika berkunjung ke sana, terdapat suara seperti alunan Gamelan yang tak beraturan namun
lembut.
4.2.4 Sinopsis “ALUNAN” Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman, agama, suku,
budaya, dan bahasa. Masing-masing daerah memiliki budaya dan kesenian yang berbeda yang
sudah menjadi ciri khas dari daerah tersebut. Salah satu budaya di Indonesia yang dikagumi
oleh masyarakat mancanegara adalah Gamelan. Gamelan merupakan ensembel musik yang
biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Pentingnya memberikan
informasi sekaligus edukasi mengenai sejarah, cara pembuatan dan cara memainkan Gamelan
untuk para anak muda agar lebih mempunyai rasa kecintaan dan rasa untuk melestarikan
budaya Indonesia terutama Gamelan.
4.2.5 Tone warna dan teknik Tone warna yang akan digunakan pada film ini terlihat terang, natural, ringan dan cerah.
Penggunaan teknik dengan komposisi dan angle yang baik, teknik blur untuk kesan artistik,
teknik dengan lensa wide untuk memberikan kesan lebar dan dapat mencakup banyak aspek.
4.2.6 Skenario
Scene 1
Fade in Black
Ext. Menampilkan secara cepat footages yang ada,seperti cara pembuatan hingga
permainan alat musik gamelan. Setelah itu logo masuk fade in black
Int. Dimulai dari tampilan suasana terbitnya matahari desa dengan didukung kondisi
sekitar yang tenang,sejuk,dan diiringi alunan musik gamelan.
Scene 2
Fade in Black
Masuk ke pembahasan awal History,yang menampilkan footage dengan pengisi suara untuk
menjelaskan mengenai sejarah gamelan. Selain itu terdapat cuplikan wawancara narasumber
mengenai apa yang dia tahu tentang sejarah gamelan.
Scene 3
Fade in Black
Setelah membahas sejarah gamelan akan dijelaskan cara pembuatan gamelan. Pada episode
pertama akan membahas cara pembuatan peking yang dijelaskan dengan animasi dan diselingi
video pembuatan alat musik gamelan pula.
Scene 4
Fade in Black
Dalam tahap pembahasan akhir akan menampilkan cara tentang memainkan alat musik peking
tersebut dan menampilkan footage footage yang berhubungan dengan memainkan alat musik
peking. Juga nantinya akan menampilkan video kolaborasi gamelan dengan alat musik modern.
4.2.7 Narasi
Pada video perancangan ini menggunakan narasi sebagai pengisi suara yang
menjelaskan awal sampai akhir yang dikemas secara sederhana dan pada intinya.
Gambar 4.3 Narasi “ALUNAN”
12
4.2.8 Stretegi Promosi Dalam mempromosikan video ini menggunakan strategi dengan mengaplikasikan teori
AISAS. Proses yang dilakukan mulai dengan membangun minat target sasaran agar mau
berinteraksi dan memberikan umpan balik dari promosi. Tahapan yang pertama adalah
membangun Attention yaitu pembuatan teaser untuk menarik perhatian target sasaran yang
akan dibagian di media-media sosial. Serta poster-poster yang akan ditempelkan pada sekolah,
universitas, museum dan tempat lain yang mendukung. Tahapan kedua adalah menarik
perhatian (Interest) target sasaran mulai tertarik dan ingin mengetahui lebih dalam mengenai
makna dan fungsi Gamelan. Tahapan ketiga target sasaran akan mulai mencari (Search) media
utama dan media pendukung mengenai Gamelan, target sasaran akan melihat video (Action)
mengenai makna dan fungsi Gamelan pada official Youtube dan official Website. Setelah itu
target akan berbagi (Share) dengan orang lain melalui berbagai media maupun komunikasi
secara langsung.
4.3 Visualisasi Desain 4.3.1 Logo
Gambar 4.4 Logo Produk Utama
4.3.2 Makna Bentuk
Gambar 4.5 Logotype
Alunan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ayunan ombak kecil, buaian
atau rayuan yang sifatnya lembut. Font yang digunakan pada logotype adalah Awesome Java
untuk memberikan nuansa lembut, dinamis, senada dengan Gamelan Jawa
Gambar 4.6 Logogram
Logogram ini diadopsi dari 2 bentuk yaitu alat musik peking dan grafik digital audio. Alat
musik peking ini selain menjadi video seri pertama yang diangkat pada perancangan ini, terpilih
menjadi logo karena adanya nilai filosofis yakni peking selalu menjadi pengisi kekosongan ketika
dalam sebuah permainan gamelan. Harapannya berkaitan dengan target sasaran yang hidup di
era kemajuan IPTEK yang semakin berkembang dan anak muda tidak bisa lepas oleh media
sosial, disini perancang mencoba untuk menyisipkan sebuah video. Sedangkan grafik digital
audionya mempunyai makna berhubungan dengan kata alunan, dikarenakan banyaknya
pengrajin ditempat studi kasus yaitu Desa Wirun sebagai sentra pembuatan gamelan, yang
menarik adalah dalam proses pembuatannya menghasilkan suara-suara yang lembut walaupun
tidak beraturan oleh karena itu keluarlah bentuk logogram yang demikian.
4.3.3 Deteksi Logo
Gambar 4.7 Deteksi Logo
4.3.4 Storyboard
13
Gambar 4.8 Storyboard
4.3.5 Media Utama
Desain yang simple dan natural dituangkan pada media utama seperti Official Youtube dan Official Website Alunan.
Gambar 4.9 Official Youtube
4.3.6 Promotion Tool Selain official youtube dan official website, terdapat akun sosial media seperti facebook
dan twitter yang dapat digunakan sebagai promosi atau memberikan informasi terbaru secara
lebih cepat untuk kalangan anak muda.
Gambar 4.10 Facebook Alunan Gambar 4.11 Twitter Alunan
Gambar 4.12 Website Alunan
14
Gambar 4.13 Merchandise
Gambar 4.14 Poster
15
Gambar 4.15 Flyer
16
17
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
ALUNAN merupakan video serial yang dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi
tentang fungsi dan makna alat musik gamelan mulai dari sejarah, cara pembuatan dan cara
memainkan. Video ini ditujukan bagi anak muda usia 17-25tahun karena anak muda lebih menyukai
segal yangberbentuk visual. Dengan adanya video ini yang diunggah ke akun youtube target sasaran
khususnya anak muda dapat menonton serta mengerti bagaimana proses pembuatan Gamelan
sehingga pada akhirnya dapat menumbuhkan rasa kecintaan dan upaya pelestarian alat musik
gamelan. Sehingga ketika perkembangan IPTEK semakin pesat, video ini dapat menjadi pengisi untuk
meningatkan target sasaran untuk tidak melupakan warisan budaya nenek moyang yang seharusnya
kita lestarikan.
5.2 Saran
Dalam proses perancangan ini penulis memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi pembaca:
1. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beranekaragam budaya yang dikagumi
seluruh dunia, sepatutnya kita menjaganya.
2. Diharapkan pembaca dapat memiliki rasa kecintaan terhadap budaya di Indonesia dan
melestarikannya khususnya dalam hal ini Gamelan.
DAFTAR PUSTAKA
Djamal, Hidajanto, Andi Fachruddin (2011). Dasar Dasar Penyiaran. Penerbit Kencana
Soyomukti, Nurani. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakartat: Ar-Ruzz Media
Aw, Suranto. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu
Effendy, Onong Uchjana (2000). Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti