2
Islam bukanlah produk budaya, tapi ajaran Islam mampu mewarnai berbagai aspek kebudayaan. Dalam implementasi ajarannya, Islam memerlukan media untuk mentransformasikan nilai-nilai universalnya ke dalam tataran praksis kehidupan. Dari sinilah muncul keragaman budaya Islam, yang disebabkan adanya perbedaan penafsiran dan pembumian ajaran Islam. Maka ajaran Islam sesungguhnya merupakan hasil perpaduan antara ajaran Islam yang dipahami masyarakat dengan kebudayaannya, atau penerjemahan universalitas ajaran Islam ke dalam lokalitas kebudayaan. Islam memandang kebudayaan sebagai sebuah keniscayaan. Dan pada kenyataannya kebudayaan yang ada pada setiap kelompok masyarakat atau negara memiliki bentuk budaya yang berbeda-beda. Maka Islam sesunggunya tidak pernah menentang adanya perbedaan tersebut. Bahkan secara tegas wahyu yang diterima oleh nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa sesungguhnya manusia diciptakan dengan memiliki kabilah (suku), budaya, dan ras yang berbeda-beda. Dalam QS. Al-Hujarat ayat 13 dijelakan, $ ppš‰pp¯»pƒ p¨p¨p9p# p¯pp) /p3»ppp)p=pp `ppp 9pp.pŒ 4ppppp&pp ppp3»ppp=ppp_pp pp/pppp© Ÿpp¬!pp7p%pp (#ppppp‘pppppp9 4 ¨pp) p/p3ppppp2p& p‰ppp «!p# ppp39p)p? p& 4 ¨pp) ©!p# pppp=pp ׎pp7pp pppp 13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara

ayat konsep islam dan budaya.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ayat konsep islam dan budaya.docx

Islam bukanlah produk budaya, tapi ajaran Islam mampu mewarnai berbagai aspek

kebudayaan. Dalam implementasi ajarannya, Islam memerlukan media untuk

mentransformasikan nilai-nilai universalnya ke dalam tataran praksis kehidupan. Dari sinilah

muncul keragaman budaya Islam, yang disebabkan adanya perbedaan penafsiran dan pembumian

ajaran Islam. Maka ajaran Islam sesungguhnya merupakan hasil perpaduan antara ajaran Islam

yang dipahami masyarakat dengan kebudayaannya, atau penerjemahan universalitas ajaran Islam

ke dalam lokalitas kebudayaan.

Islam memandang kebudayaan sebagai sebuah keniscayaan. Dan pada kenyataannya

kebudayaan yang ada pada setiap kelompok masyarakat atau negara memiliki bentuk budaya

yang berbeda-beda. Maka Islam sesunggunya tidak pernah menentang adanya perbedaan

tersebut. Bahkan secara tegas wahyu yang diterima oleh nabi Muhammad SAW menjelaskan

bahwa sesungguhnya manusia diciptakan dengan memiliki kabilah (suku), budaya, dan ras yang

berbeda-beda. Dalam QS. Al-Hujarat ayat 13 dijelakan,

$pkš‰r'¯»tƒ â¨$¨ 9Z $# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9�x.sŒ 4Ós\Ré&ur

öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© Ÿ@ͬ!$t7s%ur (#þqèùu‘$yètGÏ9 4 ¨bÎ)

ö/ä3tBt�ò2r& y‰YÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ׎�Î7yz ÇÊÌÈ 13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-

laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan

bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang

yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa

diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Dalam ayat di atas secara gamblang menjelaskan bahwa sesungguhnya manusia

diciptakan dalam keadaan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Tujuannya agar manusia bisa

saling mengenal antara yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan antara bangsa-bangsa dan

suku-suku yang ada tidak memiliki keistimewaan apa pun dibandingkan dengan yang lainnya

kecuali karena kwalitas dan kwantitas ketakwaan yang mereka lakukan kepada Allah. Maka

Islam sebagai sebuah sistem kepercayaan telah hadir dengan karakternya sendiri tanpa

dipengaruhi oleh budaya-budaya tertentu. Bahkan sebaliknya, Islam yang mempengaruhi

kebudayaan masyarakat yang menganutnya.