13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketika mempelajari kimia, dikenal adanya larutan. Larutan pada dasarnya adalah fase yang homogen mengandung lebih dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah besar disebut pelarut atau solvent, sedangkan komponen yang terdapat dalam jumlah kecil disebut zat terlarut atau solute. Penerapan titrasi di dunia industri ada banyak sekali. Contohnya saja dalam penetapan kadar vitamin C dalam tablet vitamin C dan penetapan kadar asam dalam asam cuka, serta penentuan asam oksalat menggunakan permanganate. Karena itu, kita tentunya harus tahu dan memahami apakah pengenceran larutan. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan yang dapat membahayakan diri sendiri. Sehingga nantinya kita dapat mengolah bahan-bahan yang memiliki konsentrasi tinggi dan menguntungkan perusahaan, sehingga dapat meminimalisasi pengeluaran perusahaan. B . Tujuan penulis Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui apakah itu pengenceran dan cara pengenceran. 1

BAB 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 1

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Ketika mempelajari kimia, dikenal adanya larutan. Larutan pada dasarnya adalah fase

yang homogen mengandung lebih dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah

besar disebut pelarut atau solvent, sedangkan komponen yang terdapat dalam jumlah kecil

disebut zat terlarut atau solute.

Penerapan titrasi di dunia industri ada banyak sekali. Contohnya saja dalam penetapan

kadar vitamin C dalam tablet vitamin C dan penetapan kadar asam dalam asam cuka, serta

penentuan asam oksalat menggunakan permanganate. Karena itu, kita tentunya harus tahu dan

memahami apakah pengenceran larutan.

Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan yang dapat membahayakan diri sendiri.

Sehingga nantinya kita dapat mengolah bahan-bahan yang memiliki konsentrasi tinggi dan

menguntungkan perusahaan, sehingga dapat meminimalisasi pengeluaran perusahaan.

B .  Tujuan penulis

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui apakah itu pengenceran dan cara

pengenceran.

1

Page 2: BAB 1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Larutan-larutan yang tersedia dalam laboratorium umumnya dalam bentuk pekat. Untuk

memperoleh larutan yang konsentrasinya lebih rendah biasanya dilakukan pengenceran.

Pengenceran dilakukan dengan menambahkan aquadest ke dalam larutan yang pekat.

Penambahan aquadest ini mengakibatkan konsentrasi berubah dan volume diperbesar, tetapi

jumlah mol zat terlarut adalah tetap. Selain itu, pengenceran juga dapat dilakukan dengan cara

terlebih dahulu menentukan konsentrasi dan volume larutan yang akan dibuat. Untuk

menentukannya, tetap menggunakan rumus pengenceran.

Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas

dilepaskan. Hal ini terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan

dengan aman, asam sulfat pekat harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air

yang ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang

dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercih. Jika kita

berada di dekatnya, percikannya akan dapat merusak kulit.

Prinsip-prinsip pengenceran antara lain : pengenceran dilakukan dengan memakai labu ukur,

dihitung jumlah zat terlarut yang akan diencerkan, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur zat

terlarut yang akan diencerkan diatas dan ditambahkan aquadest sampai tanda batas yang terdapat

pada labu ukur/gelas kimia. Pada prinsip nya semua pengenceran dilakukan dengan memakai

labu ukur karena dilabu ukur sudah terdapat tanda batas yang mengandung arti sebatas mana

aquadest harus ditambahkan. Sebelum pengenceran dilakukan kadar solute yang akan diencerkan

harus dihitung terlebih dahulu.

Pengenceran bahan padat, lazim nya dilakukan pada isolasi mikroba pada mikrobiologi yang

menggunkan PDA sebagai bahan biakan mikroba. Intinya zat padat yang akan diencerkan

diambil terlebih dahulu kemudian dicampur/ ditambahkan aquadest sampai tanda batas dilabu

ukur. Sedangkan pengenceran zat cair, lazimnya dilakukan pada praktikum kimia, solute berupa

2

Page 3: BAB 1

cairan yang akan diencerkan terlebih dahulu harus dihitung, kemudian ditambahkan ditambahkan

aquadest sampai tanda batas dilabu ukur. Perbedaan antar keduannya terlihat jelas pada solute

yang digunakan.

Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara

menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Intinya pengenceran adalah

pelarut lebih banyak dibandingkan zat terlarut. Sedangkan Pemekatan adalah suatu proses untuk

menaikkan suatu kadar zat tertentu yang ingin dipekatkan. Contoh paling gampang ada pada

industri sirup, ekstrak buah (encer) yang terbentuk harus dipekatkan terlebih dulu untuk

mencapai skala ekonomis tertentu sebelum layak dijual. Proses ini umumnya memakai medium

panas untuk mengurangi kadar air yang ada sehingga kandungan ekstrak buah yang ada akan

meningkat. Intinya pemekatan solute lebih sedikit terdapat dibandingkan solvent.

Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan. Untuk asam, 1

mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+.

Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH-.Antara Normalitas dan

Molaritas terdapat hubungan Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.

Molaritas suatu larutan menyatakan jumlah mol suatu zat per liter larutan. Misalnya 1.0 liter

larutan mengandung 0.5 mol senyawa X, maka larutan ini disebut larutan 0.5 molar (0.5 M).

Umumnya konsentrasi larutan berair encer dinyatakan dalam satuan molar. Konsentarsi suatu

larutan yang menunjukkan ke bobot volume zat terlarut yang berada dalam pelarut ataupun

larutan yang banyaknya ditentukan. Part per million (ppm) adalah salah satu satuan konsentrasi

yang menyatakan perbandingan bagain dalam satu juta bagian yang lain. Satuan ini biasanya

banyak dipakai dalam kimia analisa untuk menytakan satuan konsentrasi senyawa misal

banyaknya polutan dalam air sungai atau banyaknya kandungan zat dalam air minum. Larutan

merupakan campuran dari dua zat atau lebih.

Larutan dapat terjadi karena komponen larutan terdispersi menjadi atom atau molekul-

molekul atau lain-lain yang bercampur baur. Larutan dapat berupa padat , cair atau gas. Namun

lazimnya yang disebut larutan adalah zat cair. Larutan terdiri dari dua komonen yaitu pelarut dan

zat terlarut.

3

Page 4: BAB 1

Contoh dari solvent antara lain : air, alcohol, benzene, dan kloroform. Sedangkan solute

sesuatau yang berbentuk gas, zat padatan atau pun cairan, sebagai contoh garam, gula, lemak dan

sirup. Letak perbedaan keduanya adalah pada pemakaian, solvent digunakan sebagai pelarut

untuk melarutkan solute, sedangkan solute digunakan sebagai bahan utama dalam pengenceran.

Teknik atau cara mengubah molaritas ke normalitas adalah dengan cara mengkalikan dengan

jumlah hydrogen yang dimiliki dari senywa tersebut dengan jumlah molar yang sudah diketahui,

missal H2SO4 0,1 M menjadi 0,2 N.

B. Alat yang digunakan dalam proses pengenceran

Labu ukur

Sendok porselen

Labu ukur

Pipet gondok

Neraca analitis

Pipet ukur

Corong kaca

Kaca arloji

Buret

Gelas kimia

Erlenmeyer

Spatula

Pipet Tetes

Pengaduk Gelas

C. Cara Pengenceran Larutan

Misalnya pada pengenceran asam-asam sulfat pekat maka yang dilakukan adalah dengan

cara menambahkan asam sulfat pada aqudes bukan sebaliknya.

Hal ini disebabkan perbedaan massa jenis kedua zat, sehingga air akan mengapung di atas

asam sulfat karena massa jenisnya lebih rendah. Oleh sebab itu jika pengenceran di lakukan

4

Page 5: BAB 1

dengan cara menambahkan aqudes pada asam sulfat maka akan terjadi reaksi yang keras atau

mendidih, sama seperti air yang jatuh ke dalam minyak panas. Reaksi antara asam sulfat dengan

air adalah sebagai berikut:

H2SO4 + H2O → H3O+ + HSO4-

HSO4- + H2O → H3O+ + SO4

2-

Untuk pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu dapat dilakukan dengan cara

mengencerkan larutan pekatnya atau membuat dari kristalnya. Untuk membuat larutan dengan

jalan mengencerkan larutan pekat atau dari kristalnya dapat dilihat pada contoh di bawah ini.

Untuk membuat larutan 250 mL larutan K2CrO4 0,25 M dari kristal K2CrO4. Hal pertama

yang perlu dilakukan yaitu menghitung jumlah mol dari larutan yang akan di buat dengan cara

(gambar 1):

Penimbangan sebaiknya menggunakan timbangan yang memiliki ketelitian tinggi dan

jangan menggunakan kertas saring tetapi menggunakan kertas arloji sebab jika menggunakan

kertas saring maka akan ada sebagian kristal akan tetrtinggal pada sela-sela kartas saring.

5

Page 6: BAB 1

Akibatnya mengurangi hasil timbangan, penimbangan yang salah akan mempengaruhi

konsentrasi larutan yang dibuat.

Kristal yang telah ditimbang dilarutkan dalam aquades pada tempat yang lebih luas

seperti gelas beaker dengan sedikit aquades dan jangan lupa untuk membilas kaca arloji agar

tidak ada kristal yang tertinggal (catatan: jika kristal yang dilarutkan dalam jumlah sedikit,

pelarutan dilakukan dengan menambahkan kristal ke dalam aquades sebaliknya jika kristal dalam

jumlah besar menambahkan aquades pada kristal yang telah berada dalam gelas ukur).

Setelah semua kristal larut, larutan yang telah diperoleh dimasukan ke dalam labu ukur

leher panjang 250 mL dan melanjutkan penambahan aquades hingga tanda batas pada labu ukur

dan ketika mendekati tanda batas sebaiknya penambahan aquades menggunakan pipet tetes

untuk menghindari kelebihan aquades yang ditambahkan. Setelah tepat pada tanda batas (cara

6

Page 7: BAB 1

melihat: untuk aquades atau larutan-larutan lain yang membentuk cekungan dapat lihat dari

cekungannya tepat pada tanda batas, dan untuk larutan yang mengembung di lihat dari

kembungannya). labu ukur leher panjang seperti yang tertera pada Gambar

Setelah aquades ditambahkan kocok beberapa saat lalu simpan pada tempat yang bersih

dan jangan lupa memberi label K2CrO4 0,25 M agar tidak terjadi kekeliriuan.

Pengenceran

Pengenceran dilakukan dengan menambahkan aquades ke dalam larutan yang pekat.

Penambahan aquades ini mengakibatkan konsentrasi berubah dan volume diperbesar tetapi

jumlah mol zat terlarut tetap. (gambar 2)

Selain cara di atas pengenceran dapat dilakukan dengan cara terlebih dahulu menentukan

konsentrasi dan volume larutan yang akan dibuat. Misalnya kita akan membuat larutan 250 mL

0,01 M maka berapa mL larutan awal yang harus diambil untuk diencerkan?. Untuk menentukan

kita masih tetap menggunakan rumus pengenceran yaitu

V1M1 = V2M2

7

Page 8: BAB 1

V1 . 0,25 M = 250 mL x 0,01 M

V1 = 2,5/0.25 mL

V1 = 10 mL

Jadi untuk membuat larutan 250 mL K2CrO4 0,01 M  diperlukan 10 mL larutan K2CrO4 0,25 M.

untuk percobaan yang memerlukan ketelitian tinggi pengambilan larutan sebaiknya

menggunakan pipet volume. Pengambilan larutan dapat juga menggunakan pipet ukur atau gelas

ukur jika larutan tersebut akan digunakan untuk percobaan yang tidak memerlukan ketelitian

tinggi (kualitatif).

BAB III

8

Page 9: BAB 1

PENUTUP

1) Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh pada praktikum ini antara lain:

Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara

menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Intinya pengenceran

adalah pelarut lebih banyak dibandingkan zat terlarut.

Pemekatan adalah suatu proses untuk menaikkan suatu kadar zat tertentu yang ingin

dipekatkan Intinya pemekatan solute lebih sedikit terdapat dibandingkan solvent.

Pengenceran bahan padat, lazim nya dilakukan pada isolasi mikroba pada mikrobiologi

yang menggunkan PDA sebagai bahan biakan mikroba. Intinya zat padat yang akan

diencerkan diambil terlebih dahulu kemudian dicampur/ ditambahkan aquadest sampai

tanda batas dilabu ukur.

Pengenceran zat cair, lazimnya dilakukan pada praktikum kimia, solute berupa cairan

yang akan diencerkan terlebih dahulu harus dihitung, kemudian ditambahkan

ditambahkan aquadest sampai tanda batas dilabu ukur. Perbedaan antar keduannya

terlihat jelas pada solute yang digunakan.

Contoh dari solvent antara lain : air, alcohol, benzene, dan kloroform. Sedangkan solute

sesuatau yang berbentuk gas, zat padatan atau pun cairan, sebagai contoh garam, gula,

lemak dan sirup.

2) Saran

Saran yang dapat diberikan dari makalah ini adalah diharapkan kita dapat lebih

cekatan dalam mempersiapkan percobaan dan dapat menguasai prosedur kerja dari

percobaan dengan baik agar percobaan lancar.

9

Page 10: BAB 1

DAFTAR PUSTAKA

http://www.file-edu.com/2012/02/cara-pembuatan-pengenceran-pencampuran.html

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/larutan/pengenceran/

http://alfakece.blogspot.com/2010/02/pengenceran-larutan.html

Brady, J.E. 1999. “Kimia Universitas Asas dan Struktur”. Bina Rupa Aksara : Jakarta

Gunawan,adi dan Roeswati.2004.Tangkas Kimia. Surabaya : Kartika

10