Upload
siti-r-salu
View
50
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika mempelajari kimia, dikenal adanya larutan. Larutan pada dasarnya adalah fase
yang homogen mengandung lebih dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah
besar disebut pelarut atau solvent, sedangkan komponen yang terdapat dalam jumlah kecil
disebut zat terlarut atau solute.
Penerapan titrasi di dunia industri ada banyak sekali. Contohnya saja dalam penetapan
kadar vitamin C dalam tablet vitamin C dan penetapan kadar asam dalam asam cuka, serta
penentuan asam oksalat menggunakan permanganate. Karena itu, kita tentunya harus tahu dan
memahami apakah pengenceran larutan.
Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan yang dapat membahayakan diri sendiri.
Sehingga nantinya kita dapat mengolah bahan-bahan yang memiliki konsentrasi tinggi dan
menguntungkan perusahaan, sehingga dapat meminimalisasi pengeluaran perusahaan.
B . Tujuan penulis
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui apakah itu pengenceran dan cara
pengenceran.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Larutan-larutan yang tersedia dalam laboratorium umumnya dalam bentuk pekat. Untuk
memperoleh larutan yang konsentrasinya lebih rendah biasanya dilakukan pengenceran.
Pengenceran dilakukan dengan menambahkan aquadest ke dalam larutan yang pekat.
Penambahan aquadest ini mengakibatkan konsentrasi berubah dan volume diperbesar, tetapi
jumlah mol zat terlarut adalah tetap. Selain itu, pengenceran juga dapat dilakukan dengan cara
terlebih dahulu menentukan konsentrasi dan volume larutan yang akan dibuat. Untuk
menentukannya, tetap menggunakan rumus pengenceran.
Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas
dilepaskan. Hal ini terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan
dengan aman, asam sulfat pekat harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air
yang ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang
dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercih. Jika kita
berada di dekatnya, percikannya akan dapat merusak kulit.
Prinsip-prinsip pengenceran antara lain : pengenceran dilakukan dengan memakai labu ukur,
dihitung jumlah zat terlarut yang akan diencerkan, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur zat
terlarut yang akan diencerkan diatas dan ditambahkan aquadest sampai tanda batas yang terdapat
pada labu ukur/gelas kimia. Pada prinsip nya semua pengenceran dilakukan dengan memakai
labu ukur karena dilabu ukur sudah terdapat tanda batas yang mengandung arti sebatas mana
aquadest harus ditambahkan. Sebelum pengenceran dilakukan kadar solute yang akan diencerkan
harus dihitung terlebih dahulu.
Pengenceran bahan padat, lazim nya dilakukan pada isolasi mikroba pada mikrobiologi yang
menggunkan PDA sebagai bahan biakan mikroba. Intinya zat padat yang akan diencerkan
diambil terlebih dahulu kemudian dicampur/ ditambahkan aquadest sampai tanda batas dilabu
ukur. Sedangkan pengenceran zat cair, lazimnya dilakukan pada praktikum kimia, solute berupa
2
cairan yang akan diencerkan terlebih dahulu harus dihitung, kemudian ditambahkan ditambahkan
aquadest sampai tanda batas dilabu ukur. Perbedaan antar keduannya terlihat jelas pada solute
yang digunakan.
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Intinya pengenceran adalah
pelarut lebih banyak dibandingkan zat terlarut. Sedangkan Pemekatan adalah suatu proses untuk
menaikkan suatu kadar zat tertentu yang ingin dipekatkan. Contoh paling gampang ada pada
industri sirup, ekstrak buah (encer) yang terbentuk harus dipekatkan terlebih dulu untuk
mencapai skala ekonomis tertentu sebelum layak dijual. Proses ini umumnya memakai medium
panas untuk mengurangi kadar air yang ada sehingga kandungan ekstrak buah yang ada akan
meningkat. Intinya pemekatan solute lebih sedikit terdapat dibandingkan solvent.
Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan. Untuk asam, 1
mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+.
Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH-.Antara Normalitas dan
Molaritas terdapat hubungan Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Molaritas suatu larutan menyatakan jumlah mol suatu zat per liter larutan. Misalnya 1.0 liter
larutan mengandung 0.5 mol senyawa X, maka larutan ini disebut larutan 0.5 molar (0.5 M).
Umumnya konsentrasi larutan berair encer dinyatakan dalam satuan molar. Konsentarsi suatu
larutan yang menunjukkan ke bobot volume zat terlarut yang berada dalam pelarut ataupun
larutan yang banyaknya ditentukan. Part per million (ppm) adalah salah satu satuan konsentrasi
yang menyatakan perbandingan bagain dalam satu juta bagian yang lain. Satuan ini biasanya
banyak dipakai dalam kimia analisa untuk menytakan satuan konsentrasi senyawa misal
banyaknya polutan dalam air sungai atau banyaknya kandungan zat dalam air minum. Larutan
merupakan campuran dari dua zat atau lebih.
Larutan dapat terjadi karena komponen larutan terdispersi menjadi atom atau molekul-
molekul atau lain-lain yang bercampur baur. Larutan dapat berupa padat , cair atau gas. Namun
lazimnya yang disebut larutan adalah zat cair. Larutan terdiri dari dua komonen yaitu pelarut dan
zat terlarut.
3
Contoh dari solvent antara lain : air, alcohol, benzene, dan kloroform. Sedangkan solute
sesuatau yang berbentuk gas, zat padatan atau pun cairan, sebagai contoh garam, gula, lemak dan
sirup. Letak perbedaan keduanya adalah pada pemakaian, solvent digunakan sebagai pelarut
untuk melarutkan solute, sedangkan solute digunakan sebagai bahan utama dalam pengenceran.
Teknik atau cara mengubah molaritas ke normalitas adalah dengan cara mengkalikan dengan
jumlah hydrogen yang dimiliki dari senywa tersebut dengan jumlah molar yang sudah diketahui,
missal H2SO4 0,1 M menjadi 0,2 N.
B. Alat yang digunakan dalam proses pengenceran
Labu ukur
Sendok porselen
Labu ukur
Pipet gondok
Neraca analitis
Pipet ukur
Corong kaca
Kaca arloji
Buret
Gelas kimia
Erlenmeyer
Spatula
Pipet Tetes
Pengaduk Gelas
C. Cara Pengenceran Larutan
Misalnya pada pengenceran asam-asam sulfat pekat maka yang dilakukan adalah dengan
cara menambahkan asam sulfat pada aqudes bukan sebaliknya.
Hal ini disebabkan perbedaan massa jenis kedua zat, sehingga air akan mengapung di atas
asam sulfat karena massa jenisnya lebih rendah. Oleh sebab itu jika pengenceran di lakukan
4
dengan cara menambahkan aqudes pada asam sulfat maka akan terjadi reaksi yang keras atau
mendidih, sama seperti air yang jatuh ke dalam minyak panas. Reaksi antara asam sulfat dengan
air adalah sebagai berikut:
H2SO4 + H2O → H3O+ + HSO4-
HSO4- + H2O → H3O+ + SO4
2-
Untuk pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu dapat dilakukan dengan cara
mengencerkan larutan pekatnya atau membuat dari kristalnya. Untuk membuat larutan dengan
jalan mengencerkan larutan pekat atau dari kristalnya dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
Untuk membuat larutan 250 mL larutan K2CrO4 0,25 M dari kristal K2CrO4. Hal pertama
yang perlu dilakukan yaitu menghitung jumlah mol dari larutan yang akan di buat dengan cara
(gambar 1):
Penimbangan sebaiknya menggunakan timbangan yang memiliki ketelitian tinggi dan
jangan menggunakan kertas saring tetapi menggunakan kertas arloji sebab jika menggunakan
kertas saring maka akan ada sebagian kristal akan tetrtinggal pada sela-sela kartas saring.
5
Akibatnya mengurangi hasil timbangan, penimbangan yang salah akan mempengaruhi
konsentrasi larutan yang dibuat.
Kristal yang telah ditimbang dilarutkan dalam aquades pada tempat yang lebih luas
seperti gelas beaker dengan sedikit aquades dan jangan lupa untuk membilas kaca arloji agar
tidak ada kristal yang tertinggal (catatan: jika kristal yang dilarutkan dalam jumlah sedikit,
pelarutan dilakukan dengan menambahkan kristal ke dalam aquades sebaliknya jika kristal dalam
jumlah besar menambahkan aquades pada kristal yang telah berada dalam gelas ukur).
Setelah semua kristal larut, larutan yang telah diperoleh dimasukan ke dalam labu ukur
leher panjang 250 mL dan melanjutkan penambahan aquades hingga tanda batas pada labu ukur
dan ketika mendekati tanda batas sebaiknya penambahan aquades menggunakan pipet tetes
untuk menghindari kelebihan aquades yang ditambahkan. Setelah tepat pada tanda batas (cara
6
melihat: untuk aquades atau larutan-larutan lain yang membentuk cekungan dapat lihat dari
cekungannya tepat pada tanda batas, dan untuk larutan yang mengembung di lihat dari
kembungannya). labu ukur leher panjang seperti yang tertera pada Gambar
Setelah aquades ditambahkan kocok beberapa saat lalu simpan pada tempat yang bersih
dan jangan lupa memberi label K2CrO4 0,25 M agar tidak terjadi kekeliriuan.
Pengenceran
Pengenceran dilakukan dengan menambahkan aquades ke dalam larutan yang pekat.
Penambahan aquades ini mengakibatkan konsentrasi berubah dan volume diperbesar tetapi
jumlah mol zat terlarut tetap. (gambar 2)
Selain cara di atas pengenceran dapat dilakukan dengan cara terlebih dahulu menentukan
konsentrasi dan volume larutan yang akan dibuat. Misalnya kita akan membuat larutan 250 mL
0,01 M maka berapa mL larutan awal yang harus diambil untuk diencerkan?. Untuk menentukan
kita masih tetap menggunakan rumus pengenceran yaitu
V1M1 = V2M2
7
V1 . 0,25 M = 250 mL x 0,01 M
V1 = 2,5/0.25 mL
V1 = 10 mL
Jadi untuk membuat larutan 250 mL K2CrO4 0,01 M diperlukan 10 mL larutan K2CrO4 0,25 M.
untuk percobaan yang memerlukan ketelitian tinggi pengambilan larutan sebaiknya
menggunakan pipet volume. Pengambilan larutan dapat juga menggunakan pipet ukur atau gelas
ukur jika larutan tersebut akan digunakan untuk percobaan yang tidak memerlukan ketelitian
tinggi (kualitatif).
BAB III
8
PENUTUP
1) Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh pada praktikum ini antara lain:
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Intinya pengenceran
adalah pelarut lebih banyak dibandingkan zat terlarut.
Pemekatan adalah suatu proses untuk menaikkan suatu kadar zat tertentu yang ingin
dipekatkan Intinya pemekatan solute lebih sedikit terdapat dibandingkan solvent.
Pengenceran bahan padat, lazim nya dilakukan pada isolasi mikroba pada mikrobiologi
yang menggunkan PDA sebagai bahan biakan mikroba. Intinya zat padat yang akan
diencerkan diambil terlebih dahulu kemudian dicampur/ ditambahkan aquadest sampai
tanda batas dilabu ukur.
Pengenceran zat cair, lazimnya dilakukan pada praktikum kimia, solute berupa cairan
yang akan diencerkan terlebih dahulu harus dihitung, kemudian ditambahkan
ditambahkan aquadest sampai tanda batas dilabu ukur. Perbedaan antar keduannya
terlihat jelas pada solute yang digunakan.
Contoh dari solvent antara lain : air, alcohol, benzene, dan kloroform. Sedangkan solute
sesuatau yang berbentuk gas, zat padatan atau pun cairan, sebagai contoh garam, gula,
lemak dan sirup.
2) Saran
Saran yang dapat diberikan dari makalah ini adalah diharapkan kita dapat lebih
cekatan dalam mempersiapkan percobaan dan dapat menguasai prosedur kerja dari
percobaan dengan baik agar percobaan lancar.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://www.file-edu.com/2012/02/cara-pembuatan-pengenceran-pencampuran.html
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/larutan/pengenceran/
http://alfakece.blogspot.com/2010/02/pengenceran-larutan.html
Brady, J.E. 1999. “Kimia Universitas Asas dan Struktur”. Bina Rupa Aksara : Jakarta
Gunawan,adi dan Roeswati.2004.Tangkas Kimia. Surabaya : Kartika
10