Upload
farrell-thehacke
View
439
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi memberikan banyak kemudahan dalam
kehidupan manusia. Salah satu contohnya adalah untuk membantu
menyelesaikan masalah–masalah dalam dunia perairan yang mengarah
pada efisiensi sumber daya manusia dan waktu.
Contoh dari kemajuan teknologi adalah adanya penerapan
teknologi jaringan komputer dalam berbagai bidang. Dalam dunia
perairan, teknologi jaringan komputer dapat dipergunakan sebagai alat
bantu (media) dalam menyederhanakan para nelayan dalam kebutuhannya
untuk menangkap ikan.
Sebagai media pembantu, teknologi jaringan komputer memiliki
keunggulan dalam hal fleksibilitas dan efisien. Selama ini masyarakat
menggunakan metode manual untuk mencari alat penangkap ikan yang
terhanyut, yang menghabiskan banyak waktu, tenaga dan biaya. Atau
dengan mengikat alat penangkap ikan sehingga tidak terhanyut, namun
mempunyai kendala penambahan biaya pembelian tali yang panjang, juga
mengurangi jumlah tangkapan karena ikan tidak mendekati alat tangkapan
ikan tersebut.
Teknologi jaringan komputer merupakan solusi yang dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi masalah tersebut. Teknologi jaringan
komputer berkembang pesat akhir–akhir ini, bukan hanya dalam
teknologi jaringan berbasis kabel (wired) namun juga teknologi jaringan
non kabel (wireless). Jaringan non kabel bekerja melalui gelombang
radio (radio frequency) sehingga dapat diimplementasikan untuk medan
yang sulit dan tidak membutukan banyak kabel yang mungkin akan
mengurangi kefleksibelan alat yang dibuat.
1
Media air adalah media yang menjadi lingkungan diterapkannya
alat yang akan kami buat ini. Air mempunyai unsur–unsur asalnya dengan
mengalirkan arus listrik yaitu gelombang ultrasonic. Gelombang
ultrasonik dapat dibangkitkan oleh sound navigation dan ranging dari
sebuah alat elektronik yang disebut transducer. Dalam teknologi perairan,
hydrophone merupakan sebuah alat yang dapat menangkap gelombang
suara di bawah air yang dipancarkan oleh suatu objek di dalam air.
Hydrophone ini dilengkapi oleh transducer. Transducer bekerja dengan
menangkap berbagai macam gelombang suara dari bawah air, kemudian
data suara dipancarkan ke operator melalui pengeras suara dan
ditayangkan pada monitor. Atas dasar inilah kelompok kami ingin
mengembangkan teknologi hydrophone yang sebelumnya juga sempat
dikembangkan oleh generasi sebelum kelompok kami.
Dengan seperti itu, jaringan komputer juga dapat diterapkan untuk
pembuatan alat yang dapat membantu para nelayan. Yaitu dengan
membuat alat pemancar sinyal (transmitter) yang dapat dipasang pada
alat penangkap ikan dan sekaligus alat penerima sinyal (receiver) yang
dioperasikan dari permukaan air.
2. Rumusan Masalah
Dari penjelasan di atas, timbul suatu permasalahan yaitu
bagaimana memanfaatkan teknologi jaringan komputer untuk membuat
alat yang dapat membantu menyelesaikan masalah bidang perairan
khususnya alat berbasis gelombang ultrasonik untuk jaringan komputer
dalam media air.
3. Pembatasan Masalah
2
Masalah yang dihadapi adalah terbatasnya alat komunikasi dalam
media air. Dalam media darat dan udara media komunikasi dapat berjalan
dengan lancar, namun dalam media air, komunikasi data belum
berkembang secara maksimal. Akhir–akhir ini sudah dikembangkan alat
komunikasi di dalam air, namun alat ini dibangun dengan biaya yang
amat mahal sehingga alat yang sudah jadi pun juga mempunyai harga jual
yang sangat tinggi pula.
Adanya permasalahan di atas memicu kelompok kami untuk
meneliti dan membuat percobaan pembuatan alat yang dapat digunakan
untuk berkomunikasi dalam media air. Untuk itu kami membuat batasan
masalah untuk menghindari penyimpangan dalam penelitian yang kami
lakukan, berikut ini adalah beberapa batasan masalah dari penelitian
kami.
1. Penelitian difokuskan pada pembuatan peralatan pemancar sinyal
(transmitter) dan penerima sinyal (receiver).
2. Penelitian ini juga meliputi pengujian media rambat gelombang.
3. Target dalam penelitian ini adalah pembuatan alat pemancar sinyal
yang dicoba ditenggelamkan dalam air sedalam satu meter, kemudian
alat penerima sinyal mencoba menangkap sinyal yang dipancarkan,
sehingga diketahui keberadaan alat yang memancarkan sinyal
tersebut.
1. Tujuan
Tujuan dari pembuatan alat berbasis gelombang ultrasonik untuk
jaringan komputer dalam media air adalah selain utuk menambah
pengetahuan di bidang teknologi wireless dan elektronika juga untuk
mendapatkan sebuah alat yang bermanfaat untuk dunia perairan
3
khususnya pada alat pemantau atau alat pencari yang mudah digunakan
dan murah dalam biaya.
2. Manfaat
1. Manfaat Secara Umum
Secara umum manfaat dari adanya alat ini adalah untuk
memanfaatkan teknologi jaringan sebagai alat pembantu
menemukan sinyal sehingga alat ini dapat difungsikan untuk
mendeteksi keberadaan suatu benda di dalam air.
2. Manfaat Untuk Dunia Perairan
Manfaat selanjutnya dari alat ini dalam dunia perairan adalah
sebagai alat bantu mencari benda di dalam air, contohnya adalah
jika alat ini dipasang dalam alat penangkap ikan yang
ditenggelamkan di air maka alat penangkap ikan itu dapat dicari
keberadaannya jika suatu saat alat tersebut hanyut atau tenggelam.
3. Manfaat Untuk Penulis
Manfaat dari perancangan alat berbasis gelombang ultrasonik
dalam teknologi jaringan dalam media air bagi penulis adalah kami
mendapat pengetahuan dan pengalaman tentang rancangan
elektronika dan sinyal juga tentang teknologi wireless dalam media
air.
3. Metodologi Penelitian
1. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen.
4
2. Teknik pengumpulan bahan sebagai materi.
1. Studi Pustaka atau pencarian bahan dari buku referensi.
2. Pencarian materi melalui media internet.
3. Sistematika Penulisan Laporan
Untuk mempermudah dalam memahami keseluruhan isi dari penulisan laporan
proyek ini maka laporan ini disusun dalam tiga bagian, yaitu :
1. Bagian Awal Laporan Proyek, terdiri dari :
1. Halaman Judul
2. Halaman Pengesahan
3. Motto dan Persembahan
4. Abstrak
5. Kata Pengantar
6. Daftar Isi
7. Daftar Gambar
2. Bagian Isi Laporan Proyek, terdiri dari :
1. Bab I Pendahuluan
2. Bab II Landasan Teori
3. Bab III Perancangan dan Pembuatan Program
4. Bab IV Hasil dan Analisis
5. Bagian Akhir Laporan Proyek, terdiri dari :
5
1. Kesimpulan
2. Saran
3. Daftar Isi
4. Lampiran
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
1. Gelombang Ultrasonik
Gelombang ultrasonik merupakan gelombang mekanik dengan
frekuensi di atas 20kHz. Gelombang ini dapat merambat melalui media
padat, cair dan gas, hal ini dikarenakan gelombang ultrasonik merupakan
rambatan energi sebagai interaksi dengan media yang dilaluinya (Bueche,
1986 dalam Neni Wahyuni Yatarif, 2008).
Gelombang ultrasonik ini sering digunakan dalam pemeriksaan
kualitas produksi di dalam industri. Di bidang kedokteran gelombang
ultrasonik frekuensi tinggi digunakan untuk diagnosis dan pengobatan
karena mempunyai daya tembus jaringan yang sangat kuat (Cameron and
Skofronick, 1978 dalam Neni Wahyuni Yatarif, 2008).
1. Perambatan Gelombang Ultrasonik
Perambatan gelombang ultrasonik dalam media gas, cair,
dan tubuh manusia disebabkan oleh gerakan bolak-balik dari
partikel-partikel melewati titik keseimbangan searah dengan arah
rambat gelombangnya. Maka gelombang ini disebut dengan
gelombang longitudinal.
Karakteristik gelombang ultrasonik yang melewati media
mengakibatkan getaran partikel dengan media, amplitudo sejajar
dengan arah rambat secara longitudinal sehingga menyebabkan 7
partikel media membentuk rapatan dan tegangan. Proses kontinyu
yang menyebabkan terjadinya rapatan dan tegangan di dalam
medium disebabkan oleh getaran partikel secara periodik selama
gelombang ultrasonik melaluinya (Resnick dan Halliday, 1992
dalam Neni Wahyuni Yatarif, 2008)
Gambar 1.1 Gelombang Longitudinal
2. Karakteristik Gelombang Ultrasonik
Panjang Gelombang, Frekuensi, dan Kecepatan
Panjang gelombang (λ) adalah jarak yang ditempuh
gelombang suara dalam periode satu getaran. Frekuensi (ƒ) adalah
banyaknya gelombang yang bergetar dalam satu detik yang diberi
satuan Hertz. Manusia dapat mendengar gelombang suara dari 20
Hz hingga 20 kHz. Gelombang ultrasonik merupakan gelombang
suara dengan frekuensi di atas 20 kHz (Pauly and Schwan, 1971;
Parker 1983 dalam Neni Wahyuni Yatarif, 2008).
Periode adalah waktu yang dibutuhkan sebuah gelombang
untuk menempuh satu panjang gelombanh dan sebanding dengan
1/ƒ. Kecepatan ultrasonik (v) adalah jarak yang dilalui oleh
8
gelombang per satuan waktu dan sebanding dengan panjang
gelombang dibagi dengan periode.
Interaksi Gelombang Ultrasonik dengan Materi
Gelombang ultrasonik mempunyai sifat memantul,
diteruskan, dan diserap oleh media. Interaksi gelombang ultrasonik
dengan jaringan mempengaruhi sinyal yang diterima oleh
Receiver.
Atenuasi
Ketika gelombang suara melewati suatu media,
intensitasnya semakin berkurang dengan bertambahnya kedalaman.
Hal yang menyebabkan melemahnya gelombang adalah proses
refraksi, hamburan, dan absorbsi. Absorbsi adalah penyerapan
energi suara oleh suatu media dan diubahnya menjadi energi dalam
bentuk lain. Hal ini menyebabkan pulsa ultrasonik yang bergerak
melewati suatu zat akan mengalami kehilangan energinya.
Gambar 1.2 Atenuasi
9
Atenuasi berguna untuk menjelaskan fenomena berkurangnya
intensitas gelombang ultrasonik.
3. Refraksi
Ketika gelombang ultrasonik melewati dua medium yang
berbeda dengan sudut tertentu maka gelombang
ultrasonik mengalami refraksi. Refraksi adalah perubahan
arah gelombang ultrasonik yang ditransmisikan pada
batas antara media yang berbeda ketika berkas gelombang
tidak datang tegak lurus terhadap batas jaringan. Refraksi
terjadi pada media yang mempunyai impedansi akustik
yang berbeda.
4. Hamburan
Peristiwa hamburan terjadi ketika gelombang ultrasonik
berinteraksi dengan batas antara dua media. Jika batas
antara dua media relatif rata, maka pulsa ultrasonik dapat
disebut dengan seculars reflection (seperti pemantulan
pada cermin) dimana semua echo dipantulkan pada arah
yang sama. Pada permukaan yang tidak rata semua echo
dipantulkan secara berhamburan kesegala arah.
Hamburan kesegala arah menyebabkan hanya sedikit
echo yang ditangkap oleh tranduser.
5. Refleksi
Apabila gelombang ultrasonik mengenai permukaan
antara dua jaringan yang memiliki perbedaan impedansi
10
akustik maka sebagian dari gelombang ultrasonik ini akan
direfleksikan dan sebagian lainnya akan diteruskan.
6. Prinsip Ultrasonik
Transducer
Transducer atau transduser adalah suatu alat yang bila
digerakkan oleh suatu energi di dalam sebuah sistem transmisi,
akan menyalurkan energi tersebut dalam bentuk yang berlainan ke
sistem berikutnya (William D. C, 1993 dalam Neni Wahyuni
Yatarif, 2008). Ultrasonik dihasilkan dan dideteksi oleh tranduser.
Tranduser ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip
piezoelektrik yang ditemukan tahun 1880. Sifat bahan
piezoelektrik adalah menghasilkan muatan listrik jika diberi
perlakuan mekanik. Elemen piezoelektrik mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik untuk menghasilkan ultrasonik dan energi
mekanik menjadi energi listrik untuk mendeteksi ultrasonik.
Tranduser mempunyai dua fungsi yaitu:
7. Menghasilkan pulsa ultrasonik
8. Menerima atau mendeteksi echo yang kembali
Gambar 1.3 Tranduser Ultrasonik
Prinsip Kerja Ultrasonik11
Prinsip kerja ultrasonik memanfaatkan hasil pantulan
(echo) dari gelombang ultrasonik apabila ditransmisikan pada
jaringan tertentu. Gelombang suara frekuensi tinggi dikirimkan ke
dalam media dan akan dipantulkan kembali ketika sampai kepada
batas medium yang berbeda. Echo dari gelombang tersebut
kemudian dideteksi dengan tranduser yang mengubah gelombang
akustik menjadi sinyal elektronik.
2. Rangkaian Pemancar dan Penerima
Rangkaian pemancar ultrasonik (ultrasonic transmitter)
Rangkaian komponen elektronika yang berfungsi sebagai pemancar
gelombang ultrasonik. Gelombang ultrasonik diciptakan oleh tranduser
yang dipasang dalam rangkaian ini.
Rangkaian penerima ultrasonik (ultrasonic receiver).
Rangkaian komponen elektronika yang berfungsi sebagai penerima
gelombang ultrasonik yang ditangkap melalui tranduser ultrasonik.
3. Media Rambat Gelombang
Media berasal dari kata latin Medius yang secara harfiah dapat
diartikan sebagai tengah, perantara, atau pengantar. Sehingga dapat
dipahami bahwa arti media adalah perantara atau penyampai pesan dari
sumber pesan kepada penerima.
Media rambat gelombang adalah perantara yang dilalui oleh
gelombang untuk dapat sampai kepada tujuan atau penerima. Media ini
dapat berupa benda cair, gas dan benda padat. Setiap media mempunyai 12
sifat impendansi yang berbeda sehingga mempunyai perilaku yang
berbeda pula dalam menghantarkan gelombang.
4. Kerangka Berfikir
Melihat dari fungsi tranduser yang dapat berfungsi sebagai alat
pencipta gelombang ultrasonik dan juga dapat berfungsi sebagai
penangkap gelombang ultrasonik, maka kami berinisiatif membuat dua
rangkaian yaitu rangkaian pemancar dan rangkaian penerima dengan
dilengkapi tranduser untuk masing-masing rangkaian. Ide dasar dari alat
ini adalah membuat alat yang sederhana dengan memfungsikan rangkaian
pemancar dan penerima sebagai alat komunikasi berbasis gelombang
ultrasonik.
BAB 3
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROGRAM13
1. Perancangan Rangkaian
Proses perancangan rangkaian dibagi menjadi dua tahap yaitu
permodelan rangkaian dan pengumpulan bahan.
1. Permodelan Rangkaian
Permodelan rangkaian adalah pencarian model rangakaian
yang akan dibuat yaitu berupa rangkaian pemancar ultrasonik dan
rangkaian penerima ultrasonik. Model rangkaian dicari dari
internet dan kemudian diuji menggunakan sebuah software
bernama EWB (Electronic Work Bench) untuk menguji apakah
rangkaian yang kami rancang berfungsi atau tidak.
Pada awalnya kami akan membuat rangkaian seperti
berikut:
Gambar 2.1 Ultrasonic Transmitter 1
14
Gambar 2.2 Ultrasonic Receiver 1
Kemudian tidak jadi menggunakan rangkaian tersebut
dikarenakan ada beberapa komponen yang tidak dapat ditemukan
di toko elektronik di kota-kota terdekat. Kemudian kami mencari
referensi lain dari rangkaian tersebut dan kami menemukan
rangkaian berikut :
Gambar 2.3 Ultrasonic Transmitter 2
15
Gambar 2.4 Ultrasonic Receiver 2
Kami memutuskan untuk menggunakan rangkaian tersebut
karena komponen yang digunakan ada dan juga sistem rangkaian
yang lebih sederhana untuk kami realisasikan.
2. Pengumpulan Bahan
Setelah menemukan satu rangkaian pemancar dan penerima
yang kami anggap dapat direalisasikan, kami mengumpulkan
informasi dan bahan-bahan untuk membuat rangkaian tersebut.
Komponen elektronika kami beli pada toko-toko di salatiga dan
semarang.
Gambar 2.3 Komponen
16
2. Pembuatan Rangkaian
Dalam pembuatan rangkaian kami membagi menjadi dua bagian
yaitu bagian pertama adalah bagian pembuatan rangkaian. Dan bagian
kedua adalah pengujian rangkaian.
1. Pembuatan Rangkaian
Dari gambar rangkaian yang sudah kami tentukan kami
memulai membuat rangkaian. Langkah pertama yang kami ambil
adalah membuat sirkuit rangkaian pada PCB blok. Langkah ini
kami lakukan setelah rangkaian yang kami tentukan diuji dalam
EWB.
Gambar 2.6 Rangkaian dalam PCB
PCB blok yang sudah diberi gambar rangkaian kemudian
dicelup dalam larutan ferid chloride untuk membuang tembaga-
tembaga yang tidak dibutuhkan dalam sirkuit. Setelah tembaga
terbuang, sirkuit tersebut di amplas agar halus dan tembaga dapat
hilang sepenuhnya.
Dari sirkuit yang sudah jadi ini kami melubangi titik-titik
tempat kaki komponen dengan bor PCB dengan ukuran mata bor
0.8 mm. Setelah dilubangi ini PCB siap untuk digunakan.
17
Dari komponen-komponen yang sudah dikumpulkan
diseleksi dan dipilih yang terbaik kemudian dipasangkan dalam
sirkuit sesuai dengan gambar rangkaian. Dari komponen yang kami
beli dalam jumlah banyak kami harus menentukan dan menghitung
muatan dari masing-masing komponen. Misalnya menghitung
muatan resistor dilihat dari warna dan urutan gelang. Berikut
adalalah daftar dari komponen-komponen yang kami gunakan
untuk masing-masing rangkaian.
Setelah semua komponen terpasang, kami mulai menyoldir
kaki-kaki komponen sehingga terpasang erat pada sirkuit.
Rangkaian siap untuk diuji.
Gambar 2.7 Rangkaian Jadi
2. Pengujian Rangkaian
Pengujian rangkaian dilakukan setelah semua komponen
terpasang dalam sirkuit. Pengujian dilakukan dengan memberikan
tegangan dalam sirkuit dan mengecek komponen untuk
mengantisipasi adanya komponen yang terbakar atau tidak
berfungsi. Pengecekan komponen dilakukan dengan menggunakan
alat bernama Multitester.
18
BAB 4
HASIL DAN ANALISIS
1. Hasil
Cara kerja dari alat ini adalah pemancar ultrasonic akan membangkitkan
sinyal kurang lebih 40KHz kemudian dipancarkan oleh transducer ultrasonic. Sinyal
tersebut akan diterima oleh rangkaian transducer penerima yang akan diteruskan
Hasil dari pengujian yang kami lakukan terhadap rangkaian pemancar dan
penerima yang kami buat adalah sebagai berikut :
1. Pengujian 1 pengujian rangkaian memalui media udara
19
Pengujian ini dilakukan terhadap rangkaian pamancar dan
penerima yang sudah jadi. Pada pengujian yang paling awal dilakukan
hanya dengan melihat apakah relay yang digunakan dapat bekerja atau
tidak. Kami sempat mengganti relay dari relay awal yang bertegangan
12 volt dengan hasil relay tidak terlalu sensitive terhadap pancaran
gelombang ultrasonik, diganti dengan relay dengan tegangan 9 volt
dengan hasil relay terdengar pelan dan putus-putus. Kemudian kami
ganti kembali dengan relay awal dengan menguatkan kaki-kaki relay
dengan tenol dan akhirnya relay berjalan sesitif.
Setelah pengujian awal dengan memastikan relay berjalan
dengan baik, kami menguji keseluruhan rangkaian dan memastikan
tidak ada transistor atau IC (Integrated Circuit) yang kelebihan
tegangan sehingga dapat terbakar. Hasil dari pengujian kedua belum
dapat dilihat sehingga kami memutuskan untuk menggunakan lampu
indikator untuk melihat jalannya rangkaian. Kami menggunakan
lampu LED berwarna merah untuk indikator power dan lampu LED
biru untuk indikator ultrasoniknya.
Dengan rangkaian yang sudah ditambah dengan lampu
indikator ini kami menguji rangkaian kami. Pada awalnya sinyal yang
dipancarkan hanya dapat diterima jika datang dengan arah yang searah
atau satu garis lurus dengan pemancarnya. Karena kurang begitu
memuaskan kami memutuskan untuk mencari cara agar sinyal dapat
lebih kuat. Akhirnya kami memutuskan untuk mengganti baterai daya
dengan yang baru dan dengan kualitas yang lebih baik, serta
memasang trandusernya dengan kabel yang lebih panjang agar dapat
lebih tinggi tempatnya.
Dari pengujian tersebut kami mendapat hasil yaitu, sinyal yang
dipancarkan dapat diterima dengan baik dari segala arah sejauh 15 m
dari tempat pemancar, dengan ketentuan :
20
1. Antara pemancar dan penerima tidak terhalang benda yang
tebal misalnya: tembok, pohon, dan manusia.
2. Pemancar dan penerima tidak dibungkus oleh benda
apapun.
3. Keadaan alam sekitar normal, tidak ada angin dan hujan.
Kekurangan dari percobaan ini adalah jarak yang dapat
dijangkau akan berkurang ketika posisi tranduser penerima bertolak
belakang dengan tranduser pemancar.
2. Pengujian 2 pengujian rangkaian melalui media air
Pengujian dalam media air pertama kali kami lakukan dengan
membungkus pemancar dengan kantong plastik biasa dengan jumlah
pembungkus adalah dua buah plastik. Sebelum dimasukkan dalam air
kami mencoba menguji dalam media udara dulu dengan keadaan
pemancar dibungkus plastik. Dibandingkan dengan hasil pengujian
yang pertama yaitu pengujian dengan hasil jarak tempuh 15 m, setelah
dibungkus plastik jarak tempuh menjadi berkurang. Dari 15 m
menjadi hanya sejauh 5 m.
Setelah dipastikan tidak ada celah udara, kami memasukkan
pemancar ke dalam air dengan terus ditangkap sinyalnya. Hasilnya
adalah sinyal dapat tertangkap hanya sejauh 2 cm dari permukaan air.
Pengujian selanjutnya adalah dengan membungkus rangkaian
dengan menggunakan mika plastik. Rangkaian pemancar dimasukkan
dalam botol air mineral kemudian dimasukkan dalam air. Percobaan
ini mempunyai hasil ketika seluruh permukaan terendam air, tidak ada
sinyal yang tertangkap oleh penerima.
21
Percobaan lain adalah dengan membungkus rangkaian dengan
plastik namun pada permukaan tranduser plastik dibuat menempel
pada permukaan tranduser. Hasilnya adalah jarak yang dapat
ditempuh justru semakin pendek yaitu sekitar 0.5 cm.
Percobaan lainnya adalah kami memasukkan rangkaian dalam
stopless kaca setebal 0.3 cm. Sebelum dimasukkan dalam air kami
menguji di media udara dahulu. Hasilnya adalah ketika pemancar
dimasukkan dalam stopless kaca dan diuji dalam media udara, sinyal
dapar terpancar dengan baik dengan jarak tempuh sejauh 3 m. Ketika
sudah dimasukkan dalam air, sinyal yang terpancar dapat diterima
dalam jarak kurang dari 1 cm.
Percobaan selanjutnya adalah dengan membungkus rangkaian
dengan plastik yang dikembangkan (diisi dengan udara). Hasil dari
percobaan ini adalah sinyal dapat ditangkap oleh rangkaian penerima
dengan syarat masih ada permukaan plastik yang berada di permukaan
air.
3. Pengujian 3 pengujian rangkaian dalam media air dengan corong
Percobaan ini dilakukan dengan membungkus rangkaian
pemancar dengan plastik namun permukaan tranduser diberi corong
ke atas permukaan air. Hasilnya adalah sinyal yang dipancarkan tidak
dapat diterima oleh rangkaian penerima.
4. Pengujian 4 pengujian rangkaian dalam media zat cair lain
Pengujian yang selanjutnya adalah dengan penggunaan meia
zat cair lain selain air. Media yang kami pilih dan sudah kami coba
22
adalah dengan menggunakan cairan minyak goreng. Hasilnya adalah
sinyal tidak dapat diterima oleh rangkaian penerima.
1. Analisis Hasil Pengujian
Bedasarkan teori-teori yang kami temukan dan juga berdasa hasil
percobaan pengujian rangkaian yang telah kami buat kami menganalisis kejadian-
kejadian yang terjadi dalam hasil percobaan kami. Kesimpulan yang kami ambil
dari hasil pengujian rangkaian adalah rangkaian kami dapat berfungsi baik jika
dilakukan pengujian melalui media udara dan tidak ada penghalang sinyalnya.
Dari hasil yang kami simpulkan tersebut timbul suatu permasalahan
kenapa rangkaian ini dapat berfungsi baik hanya dalam media udara, sedangkan
untuk media air dan zat lain, rangkaian ini tidak berfungsi secara baik.
Gelombang ultrasonik yang dipancarkan dari tranduser pemancar sebesar
40 KHz dan merambat secara longitudinal dalam media udara dan air. Jika dalam
media udara gelombang ultrasonik ini dapat diterima dengan baik oleh rangkaian
penerima maka seharusnya hal itu juga berlaku jika rangkaian ini diterapkan
dalam media air. Hal ini dikarenakan gelombang ultrasonik dapat merambat
secara longitudinal dalam media udara maupun media air atau zat cair.
Gelombang yang dipancarkan merambat karena adanya gerakan bolak-balik dari
partikel media yang dilaluinya.
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, gelombang yang
dipancarkan tidak dapat diterima dengan baik dalam media air. Hal tersebut dapat
terjadi karena adanya beberapa sebab. Berikut adalah sebab-sebab yang dapat
menyebabkan gelombang yang dipancarkan tidak dapat diterima dengan baik
ketika berada dalam media air.
1. Kemungkinan yang pertama adalah adanya sifat gelombang
ultrasonik ketika berinteraksi dengan media. Sifat yang
23
pertama adalah gelombang yang datang dipantulkan oleh
media. Sifat yang kedua addalah gelombang yang datang
diserap oleh media. Dan sifat yang ketiga adalah
gelombang diteruskan oleh media. Dari pengamatan kami,
gelombang yang dipancarkan oleh tranduser pemancar
dapat diteruskan oleh media.
2. Kemungkinan kedua adalah adanya atenuasi dari
gelombang ultrasonik. Ada tiga jenis atenuasi yaitu
Refraksi, Hamburan, dan Refleksi. Dari pengamatan yang
kami lakukan, gelombang yang dapat diterima secara baik
oleh penerima dalam media udara disebabkan karena tidak
terjadi atenuasi gelombang saat merambat melalui media
udara. Sedangkan dalam media air, gelombang yang
dipancarkan merambat melalui dua media yang berbeda.
Mula-mula gelombang merambat melalui media udara
kemudian masuk dan merambat melalui media air. Hal
pertama yang terjadi adalah gelombang mengalami
hamburan, hal ini terjadi karena adanya interaksi
gelombang dengan batas media. Dari media udara ke media
air. Batas media yang ada adalah permukaan media tidak
rata (permukaan air tidak rata, bergelombang tidak berpola)
sehingga terjadi hamburan ke segala arah. Meskipun ada
sebagian gelombang yang dapat diteruskan, gelombang ini
tetap tidak kuat sehingga penerima tidak menangkap sinyal
yang diteruskan ini. Belum lagi jika gelombang yang
diteruskan ini masih terjadi refraksi yang terjadi karena
perbedaan impedansi akustik pada setiap media. Jika alat
pemancar masih berada di titik batas atas permukaan air,
penerima masih dapat menerima sinyal karena refraksi
24
yang terjadi membentuk sudut yang masih dapat dijangkau
oleh rangkaian penerima.
Dari hasil analisis tersebut terjawab permasalahan yang timbul dalam
pembuatan rangkaian ini. Gelombang yang dipancarkan tidak dapat diterima
dengan baik jika merambat melewati dua media yang berbeda.
BAB 5
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan percobaan yang telah kami lakukan
dapat disimpulkan bahwa rangkaian penerima dan pemancar ultrasonik
yang telah kami buat dapat berfungsi dan dapat difungsikan sebagai alat
deteksi dalam media udara dan air. Pemanfaatan alat ini dapat
memperkaya adanya peralatan untuk jaringan khususnya dalam media air
yang sebelumnya belum banyak yang mengembangkannya. Di dunia
internasional telah dikembangkan alat yang serupa dengan peralatan yang
kami buat, namun dikembangkan dengan dana yang banyak dan waktu
yang lama, serta dikembangkan oleh para tenaga ahli yang berkompeten
dibidangnya yang telah mempunyai banyak pengalaman serta melewati
proses penelitian yang lama.
Kami menyadari alat ini belum sepenuhnya sempurna menjadi alat
yang utuh dan langsung dapat diterapkan. Alat ini butuh penelitian lanjut
sehingga menjadi alat yang siap pakai. Karena keterbatasan pengetahuan
dan bahan yang kami hanya dapat mempersembahkan alat ini untuk dunia
pendidikan.
Kesimpulan akhir dari proyek ini adalah kami berhasil membuat
sebuah alat yang dapat difungsikan sebagai pemancar dan penerima
dalam media air. Sehingga membuktikan bahwa teknologi jaringan juga
25
dapat diterapkan dan dimanfaatkan untuk pembuatan alat komunikasi
dalam media air dengan menggunakan gelombang ultrasonik.
2. Saran
Hasil dari alat yang kami buat ini secara umum sudah dapat
difungsikan untuk komunikasi dalam media air dan udara. Alat yang kami
buat ini sangat sederhana dan dengan biaya yang tidak banyak. Meskipun
begitu alat ini masih mempunyai banyak kekurangan, jika alat ini
diperbaiki maka akan lebih sempurna lagi alat ini dan dapat difungsikan
secara maksimal. Kekurangan-kekurangan dari alat ini adalah :
1. Alat yang kami buat tidak memancarkan sinyal yang kuat
sehingga rangkaian penerima belum dapat menerima sinyal
dengan baik.
2. Alat ini belum dilengkapi visualisasi gelombang dan
pencitraan gelombang sehingga hasil output gelombang
tidak diketahui.
3. Future Work
Alat pemancar dan penerima ultrasonik ini merupakan alat yang
sangat sederhana dan sangat membutuhkan pengembangan lagi agar
menjadi alat yang sempurna dan dapat diterapkan secara umum serta
mudah dalam penggunaannya. Berikut adalah beberapa potensi
pengembangan alat ini sehingga menjadi lebih baik.
1. Penelitian lanjut terhadap perambatan gelombang
ultrasonik yang terpancar, sehingga dapat diterima oleh
rangkaian penerima dengan baik dalam media air.
26
2. Pembuatan kemasan / Chasing yang efisien dan menarik
serta tidak menambah hambatan perambatan gelombang.
3. Pembuatan koneksi ke komputer dan visualisasi output dari
kedua rangkaian, sehingga dapat dideteksi hasil output
dengan lebih baik dan mudah dalam pembacaannya.
27