Bab 1

Embed Size (px)

Citation preview

BAB 1 PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah Pada dasamya gerak dasar manusia adalah jalan, lari 10m, lompat dan lempar (Aip Syarifuddin dan Muhadi, 1992:24). Bentuk gerakan dasar tersebut telah dimiliki oleh murid-murid sekolah dasar dan berlanjut ke sekolah menengah pertama. Gerak dasar lari dan lompat merupakan gerak dasar lokomotor yang perlu dikembangkan di sekolah dasar di samping gerak dasar yang lainnya. Gerak lokomotor merupakan gerak berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Perkembangan gerak lokomotor sebagai bagian dari gerak dasar perlu dikaji karena mendasari perkembangan gerak selanjutnya atau gerak lain yang lebih kompleks. Bila perkembangan gerak dasar terhambat maka perkembangan selanjutnya juga terhambat. Proses perkembangan gerak dasar ini diawali pada masa kanak-kanak. Gerak lokomotor merupakan gerak yang terpenting, maka kinerja gerak lokomotor anak harus dilatih dan dibimbing agar perkembangannya dapat optimal. Cara terbaik untuk meningkatkannya adalah dengan bermain. Dan di dalam permainan tersebut mengandung unsure-unsur gerak dasar lari, lompat dan lempar. Pada anak-anak perkembangan gerak dasar tersebut berbeda antara satu dengan yang lain, banyak faktor yang mempengaruhi gerak dasar tersebut, disini kami mengambil contohnya faktor gender. Perbedaan gender laki-laki dan perempuan sangat mempengaruhi cara dan kualitas gerak dasar lari, lompat dan lempar. Untuk itulah penulis pada kesempatan ini akan mencoba menyajikan perbedaan-perbedaan gerak dasar pada anak laki-laki dan perempuan usia 14 tahun melalui pendekatan permainan. B. Perumusan Masalah Pendidikan Sesuai dengan uraian latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian, yaitu Bagaimana perbedaan gerak dasar lari, lompat dan lempar pada anak laki-laki dan

1

permpuan umur 14 tahun, baik dari segi proses atau cara melakukanya dan dari segi hasil atau kualitasnya ? C. Tujuan Penelitian Tim peneliti akan mengamati bagaimana perbedaan gerak dasar lari, lompat dan lempar pada anak laki-laki dan perempuan usia 14 tahun. Mengamati dari segi proses atu caranya dan juga dari segi hasil atau kulitas masing-masing. Dalam kaitan itulah, maka penelitian ini akan didasarkan pada tujuan khusus yaitu: mengetahui perbedaan-perbedan gerak dasar lari, lompat dan lempar pada anak usia 14 tahun. D. Manfaat Penelitian Secara teoritis penelitian ini bermanfaat dalam kaitannya dengan pengembangan model belajar anak-anak usia 14 tahun, yaitu bagimana cara atau model pembelajaran untuk laki-laki dan perampuan berdasarkan karakteristik model garak dasar msaing-masing. Dalam kaitan itulah, secara praktis penelitian ini menjadi penting sebab dapat memberikan umpan balik pemahaman karakteristik gerak antara anak laki-laki dan perempuan dalam kaitanya dalam proses pengoptimalan model pembelajaran pada anak-anak usia 14 tahun. E. Ruang Lingkup Penelitian ini dilakukan dengan ruang lingkup kegiatan sebagai berikut. 1. Penyiapan data bahan-bahan penelitian, pengumpulan data,

pengolahan data dengan mekanisme karja yang ditentukan oleh tim peneliti, 2. Analisis data atas dasar data primer dan data sekunder melalui studi kepustakaan, observasi, wawancara, pendokumentasian, kemudian disusun dalam sebuah laporan yang sistematis dan informatif, 3. Menemukan perbedaan gerak dasar laki-laki dan perempuan anak usia 14 tahun sebagai bahan menyusun definisi, pemanfaan, dan penegembangan model balajar yang tepat untuk masing-masing karakteristik gender. Adapun lingkup wilayah yang akan diteliti adalah melalui observasi intensif dilingkungan Sekolah Menengah Pertama Negeri 20 Malang yang

2

dianggap representatif pada penelitian ini dan bertempat di Kecamatan Sawojajar, Kabupaten Malang Jawa Timur.

3

BAB II KAJIAN TEORI2.1. Pengertian Perkembangan Perkembangan dapat diartikan suatu proses perubahan pada diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis progresif, dan berkesinambungan,(Syamsu Yusuf :83). Istilah

Perkembangan secara khusus diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat kwalitatif yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia, seperti perubahan-perubahan yang berkaitan dengan aspek pengetahuan, kemampuan, sifat sosial, moral, keyakinan agama, kecerdasan dan sebagainya, sehingga dengan perkembangan tersebut Si Anak akan semakin bertambah banyak pengetahuan dan kemampuannya juga semakin baik sifat sosial, moral, keyakinan agama dan sebagainya. Dengan proses pertumbuhan fisik dan perkembangan mental psikologis yang diperoleh anak secara optimal dapat diharapkan Si Anak akan tumbuh berkembang menjadi manusia dewasa yang baik dan berkualitas sebagaimana yang diharapkan dirinya sendiri, juga oleh orangtua dan masyarakat. Dan semua para ahli sependapat bahwa yang dimaksud dengan perkembangan itu adalah suatu proses perubahan pada seseorang kearah yang lebih maju dan lebih dewasa, namun mereka berbeda-beda pendapat tentang bagaimana proses perubahan itu terjadi dalam bentuknya yang hakiki. (Ani Cahyadi, Mubin, 2006 : 21-22). 2.2. Prinsip-Prinsip Dalam Perkembangan Anak 1. Dimensi-dimensi perkembangan anak-fisik, sosial, emosi, kognitif, psikomotori dan spiritual-berhubungan erat satu sama lain. Perubahan dalam satu dimensi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh dimensi lain. Perkembangan dalam satu dimensi dapat membatasi atau memfasilitasi perkembangan pada dimensi-dimensi lainnya (Sroufe, Cooper, & DeHart 1992; Kostelnik, Soderman, & Whiren 1993).

4

2. Perkembangan anak berlangsung dalam sebuah tahapan yang relatif teratur di mana kemampuan-kemampuan, keterampilan-keterampilan, dan

pengetahuan-pengetahuan lanjut anak terbangun atas kemampuankemampuan, keterampilan-keterampilan, dan pengetahuan-pengetahuan anak sebelumnya. Riset-riset perkembangan manusia menunjukkan bahwa tahapan-tahapan pertumbuhan dan perubahan anak usia 9 tahun pertama rentang kehidupan relatif stabil dan dapat diprediksikan tahapannya (Piaget 1952; Erikson 1963; Dyson & Genishi 1993; Gallahue 1993; Case & Okamoto 1996). 3. Perolehan perkembangan bervariasi untuk setiap anak, termasuk untuk keberfungsian semua dimensi perkembangan dalam diri anak. Keragaman individual paling tidak dalam dua makna: keragaman dari ratarata/normatif arah perkembangan dan keunikan setiap anak sebagai individu( Sroufe Cooper ,& DeHart 1992). 4. Pengalaman-pengalaman awal memberikan pengaruh yang bersifat kumulatif maupun tertunda terhadap perkembangan anak; ada periodeperiode optimal untuk jenis-jenis perkembangan dan belajar tertentu. Pengalaman-pengalaman awal anak, baik positif atau negatif, bersifat kumulatif dalam arti bahwa jika sebuah pengalaman frekuensi kejadiannya jarang, maka hal tersebut juga memiliki pengaruh minimal. Jika pengalaman-pengalaman positif atau negatif sering terjadi, mereka memberikan dampak yang sangat kuat, lama, dan bahkan memiliki dampak seperti bola salju (Katz & Chard 1989; Kostelnik, Soderman, & Whiren 1993 ; Wieder & Greenspan 1993). 5. Perkembangan dan belajar merupakan hasil interaksi antara maturasi biologis dan lingkungan, dan tugas gerak baik fisik maupun sosial, di mana anak-anak tinggal di dalamnya. Prinsip ini menunjukkan bahwa manusia merupakan produk hereditas (biologis) dan lingkungan dan kedua kekuatan ini berhubungan satu sama lain. Para penganut behavioris (aliran perilaku) memfokuskan pada pengaruh-pengaruh lingkungan sebagai penentu belajar, sementara para penganut maturasionis (aliran kemasakan biologis) menekankan pentingnya hereditas-karakteristik biologis bawaan.

5

Setiap perspektif benar sampai tingkatan tertentu dan selebihnya keduanya tidak mampu untuk menjelaskan belajar atau perkembangan. Sekarang ini, perkembangan dilihat sebagai hasil dari proses transaksional yang interaktif antara individu yang sedang tumbuh dan berkembang dengan pengalaman-pengalaman dalam lingkungan fisik dan sosial (Scarr & McCartney 1983; Plomin 1994a, b). 6. Bermain merupakan sebuah instrumen penting bagi perkembangan sosial, emosional, dan kognitif dan psikomotorik anak-anak, juga sebagai sebuah refleksi atas perkembangan mereka. Memahami bahwa anak adalah konstruktor-konstruktor aktif atas pengetahuan yang dimiliki dan bahwa perkembangan dan belajar sebagai hasil proses interaktif, para guru anak usia dini mengakui bahwa bermain bagi anak merupakan sebuh kontek yang sangat mendukung untuk proses-proses perkembangan tersebut (Piaget 1952; Fein 1981; Bergen 1988; Smilansky & Shefatya 1990; Fromberg 1992; Berk & Winsler 1995). 7. Perkembangan tingkat lanjut dicapai ketika anak-anak memiliki

kesempatan-kesempatan untuk mempraktekkan keterampilan-keterampilan yang baru dikuasai, sebagaimana juga mereka mengalami sebuah tantangan dalam level di atas penguasaan mereka sekarang ini. Penelitianpenelitian mendemonstrasikan bahwa anak-anak perlu untuk mampu menegosiasikan sebagian besar tugas-tugas belajar dengan sukses untuk memelihara motivasi dan keteguhan mereka (Lary 1990; Brophy 1992). 2.3. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi (Hurlock, 1978). Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Perkembangan motorik kasar adalah perkembangan gerak gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik halus adalah perkembangan gerakan yang

menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu (Endah, 2008).

6

2.3.1. Prinsip perkembangan motorik Hurlock (1978) menyatakan dari beberapa studi perkembangan motorik yang diamatinya, ada lima prinsip perkembangan motorik kasar. Adapun lima prinsip perkembangan motorik kasar yaitu : y Perkembangan motorik kasar bergantung pada kematangan otot dan syaraf. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang mengatur setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan sistem syaraf otak yang mengatur otot, semakin baik kemampuan motorik anak. Hal ini juga didukung oleh kekuatan otot anak yang baik. y Perkembangan yang berlangsung terus menerus. Perkembangan motorik berlangsung secara terus menerus sejak pembuahan. Urutan perkembangan cephalocaudal dapat dilihat pada masa awal bayi, pengendalian gerakan lebih banyak di daerah kepala. Saat perkembangan syaraf semakin baik, pengendalian gerakan dikendalikan oleh batang tubuh kemudian di daerah kaki. Perkembangan secara proximodistal dimulai dari gerakan sendi utama sampai gerakan bagian tubuh terpencil. Misal bayi menggunakan bahu dan siku dalam bergerak sebelum

menggunakan pergelangan tangan dan jari tangan. y Perkembangan motorik memiliki pola yang dapat diramalkan. Perkembangan motorik dapat diramalkan ditunjukkan dengan bukti bahwa usia ketika anak mulai berjalan konsisten dengan laju perkembangan keseluruhannya. Misalnya, anak yang duduknya lebih awal akan berjalan lebih awal ketimbang anak yang duduknya terlambat. Breckenridge dan Vincent menyatakan cara yang cukup teliti untuk memperkirakan pada umur berapa anak akan mulai berjalan yakni dengan mengalikan umur anak mulai merangkak dengan 1,5 atau dengan mengalikan umur anak mulai duduk dengan 2.

7

y

Reflek primitif akan hilang dan digantikan dengan gerakan yang disadari. Reflek primitif ialah gerakan yang tidak disadari, berlangsung secara otomatis dan pada usia tertentu harus sudah hilang karena dapat menghambat gerakan yang disadari.

y

Urutan perkembangan pada anak sama tetapi kecepatannya berbeda Tahap perkembangan motorik setiap anak sama. Akan tetapi kondisi bawaan dan lingkungan mempengaruhi kecepatan

perkembangannya. 2.3.2. Faktor yang mempengaruhi laju perkembangan motorik Hurlock (1978) menyatakan ada beberapa faktor yang

mempengaruhi laju perkembangan motorik yaitu faktor keturunan, kehamilan dan kelahiran, kondisi anak, dan motivasi. y Faktor keturunan Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan mempunyai pengaruh yang menonjol terhadap laju perkembangan motorik. Anak yang memiliki IQ tinggi menunjukkan perkembangan motorik yang lebih cepat daripada anak yang memiliki IQ normal atau di bawah normal. y Kehamilan dan kelahiran Kondisi status gizi ibu dan lingkungan yang baik saat ibu hamil mendorong perkembangan janin yang baik sehingga perkembangan motorik anak juga akan baik. Kelahiran yang sukar terlebih lagi kelahiran yang mengakibatkan trauma kepala akibat jalan lahir pada umumnya menghambat perkembangan motorik. Anak dengan riwayat lahir prematur juga memiliki perkembangan motorik yang lebih lambat daripada anak yang lahir normal. y Kondisi anak Status gizi anak yang baik pada dasarnya akan mempercepat perkembangan motorik anak. Keadaan cacat fisik yang terdapat pada anak, seperti kebutaan akan memperlambat perkembangan motorik. y Motivasi

8

Adanya ransangan, dorongan, dan kesempatan anak untuk menggerakkan semua bagian tubuh akan mempercepat

perkembangan motorik. Perlindungan orangtua yang berlebihan akan menghambat berkembangnya kemampuan motorik. Perkembangan keterampilan motorik merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan pribadi secara keseluruhan. Hurlock (1956, dalam Yusuf, 2004) menyatakan ada beberapa alasan penting tentang fungsi perkembangan motorik bagi konstelasi perkembangan anak, yaitu: a. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Misalnya anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar, dan memainkan alat-alat mainan. b. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya (helplessness) pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang bebas atau tidak bergantung (indenpendence). Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan dapat menunjang perkembangan rasa percaya diri (self confidence). c. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris-berbaris. d. Melalui perkembangan motorik yang normal, anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucil. e. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self consept atau kepribadian anak.

9

2.4. Konsep Dan Definisi Pertumbuhan Dan Perkembangan Fisik Dan Motorik. Perkembangan motorik merupakan perubahan tingkah laku motorik yang terjadi secara terus-menerus sepanjang siklus kehidupan manusia yang dipengaruhi oleh tuntutan tuntutan tugas ,biologis individual dan juga lingkungan. Perkembangan diartikan sebagai satu perubahan individu pada tingkat fungsional. Sedangkan dalm domain psikomotorik, kognitif dan afektif, tingkat fungsional yang dimaksud adalah produk keturunan, kematangan, pertumbuhan,dan pengalaman sebagai pengaruh dari lingkungan. Secara konseptual, perkembangan anak didasarkan pada tiga domain yaitu psikomotorik, kognitif dan afektif. Domain psikomotorik terdiri atas kemampuan fisik dan motorik yang didasarkan pada proses biologis ( pertumbuhan ) dan motorik (fungsional ). Perkembangan Psikomotorik merupakan seluruh kemampuan pokok dalam memfungsikan keterampilan motorik. Dalam perkembangan psikomotorik terbagi menjadi tiga bagian yaitu, pertumbuhan dan perkembangan motorik dan pengembangan persepsi motorik serta kesegaran jasmani. Pertumbuhan dan perkembangan dan fisik merupakan semua hal kapasitas anak untuk melakukan kegiatan olahraga tergantung struktur fisik dan bagaimana cara perkembangan mulai dari usia dini hingga dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan fisik merupakan fisik secara kuantitatif dan fungsional seperti pada sistem syaraf, tulang dan otot. 2.5. Perkembangan Psikomotorik Dalam pertumbuhan terdapat istilah Cephalocaudal dan Proximodistal. Cephalocaudal adalah perkembangan fisik yang terjadi secara longitudinal dari kepala hingga kaki. Ini perkembangan yang terjadi secara bertahap khususnya terhadap peningkatan pengendalian otot yang dimulai dari otot kepala dan leher kebagian togok. Fenomena ini terjadi pada masa fetus ( bayi dalam kandungan ). Pertama kepala dibentuk dan kemudian kepala dan lengan terakhir tungkai. Sedangkan yang dimaksud dengan proximosdistal adalah perkembangan yang dimulai dari bagian tengah tubuh ke bagian tepi yaitu pengendalian pertumbuhan pada

10

otot yang terjadi pada tonggok dan bahu sebelum pergelangan tangan, tangan, dan jari tangan. Pengendalian motorik kasar kehalus anak anak melalui pengendalian yang bersifat umum dan halus pada anak anak dapat diartikan sebagai pengendalian yang dilakukan pertama kali oleh sekelompok otot besar dan selanjutnya anak mampu membedakan bagian bagian otot yang lebih halus untuk bergerak secara sendiri sendiri. Kecendrungan bilateral dan unilateral.Pada saat perkembangan awal dalam mengendalikan motorik, gerakan yang dilakukan masih bersifat lateral yaitu kecendrungan ank- anak untuk memanifulasi suatu benda. Secara bertahap anak anak akan memulai memilih menggunakan kakinya secara bersamaan dengan tangannya. Pembedaan dan penyatuan (differentiation dan Integration ). Kedua jenis proses ini yang terkait dengan meningkatnya fungsi motorik yang bersumber dari perkembangan system syaraf. Differentiation berkaitan dengan

perkembangan bertahap dari pengendalian motorik umum atau gross ke pengendalian motorik yang lebih halus. Sedangkan Intergration adalah suatu kegiatan motorik yang banyak melibatkan fungsi kedalam integrasi yang terkordinasi satu sama lain. Perkembangan motorik akan dipengaruhi oleh kematangn dan pengalamannya seperti melalui pengajaran, latihan dan juga peralatan dalam menguasai keterampilan motorik. Pylogenetic dan ontogenetic. Keterampilan pylogenetic adalah tingkah laku yang cenderung terjadi secara otomatis serta dengan urutan yang dapat diperkirakan sebelumnya seperti pada gerakan meraih, menjangkau dan juga mampu bertahan terhadap pengaruh ingkungan sekitarnya.Perilaku

ontogenetic adalh perilaku yang dipengaruhi melalui belajar dan lingkungan sekitar seperti berenang, bersepeda dan sejenisnya. 2.6. Pertumbuhan Dan Perkembangan Fisik Pertumbuhan dan perkembangan dan fisik merupakan semua hal kapasitas anak untuk melakukan kegiatan olahraga tergantung struktur fisik dan bagaimana cara perkembangan mulai dari usia dini hingga

11

dewasa.Pertumbuhan dan perkembangan fisik merupakan fisik secara kuantitatif dan fungsional seperti pada sistem syaraf, tulang dan otot. a. Perkembangan Sistem Syaraf Sistem saraf otak merupakan sistem pusat dan komunikasi bagi tubuh manusia. Sistem syaraf meliputi otak, sumsum tulang belakang, serta syaraf syaraf ferifer. Melalui pembedaan dan penyatuan, sel akan berkembang dan membesar ,dilapisi jaringan lemak berwarna putih yang disebut myline yang memiliki fungsi untuk meningkatkan efektifitas transmisi rangsang syaraf dan juga sekaligus sebagai insulator terhadap rangsangan syaraf yang salah. Cerebral Cortex adalah bagian otak yang berfungsi mengontrol respon gerak yang disadari serta diperlukan untuk penguasaan bahasa ,berpikir abstrak dan semua proses kogntif. Perkembangan ini hampir sempurna pada saat anak berusia 4 tahun. Cerebblum merupakan bagian otak yang berkembang paling akhirdan berfungsi dalm control temporal ( timing ), pengaturan gerak, terampil yang disadari serta untuk mempertahankan keseimbngan tubuh. Fungsi ini disempurnakan oleh vestibular lainnya, dimana informasi datang akan di transmit ke berbagai otot yang bertanggung jawab utnuk mempertahankan keseimbangan. b. Perkembangan Tulang dan Berat Badan. Tulang memiliki fungi pada tubuh sebagai penyokong berat badan serta menyiapkan sistem gerak dan tuas untuk melakukan gerakan. Pada orang dewasa ada 206 tulang yang sangat kuat yang dikembangkan dari tulang lunak sampai menjadi mudah retak pada usia anak anak dan remaja. Percepatan dan pertumbuhan pada anak perempuan dimulai sejak usia 9tahun dan mencapai puncaknya pada usia 12 atau 13 tahun. Jadi sedikit lebih tinggi dari pada anak laki laki yang berusia 12 sampai 14 tahun. Tetapi setelah ini anak laki laki akan mulai lebih tumbuh lebih tinggi daripada anak perempuan. c. Perkembangan Otot

12

Ada tiga jenis otot yaitu otot halus, jantung, dan rangka. Jaringan otot halus membangun bagian otot dari organ- organ internal dan berfungsi secara otomatis, otot jantung berfungsi tanpa sadar dibawah kendali otak. Sedangkan Otot rangka merupakan organ yang dapat berkontraksi secara sadar berdasarkan rangsangan dari otak otak melalui syaraf syaraf gerak yang mempengaruhi otot. Peningkatan ukuran otot secara normal oleh latihan dan obat obatan disebut hipertrofi. Berat otot meningkat rata- rata 40 kali dari saat dilahirkan sampai usia dewasa Ini berarti bahwa anak usia 12 tahun memiliki jumlah rata rata jaringan otot 2 kali lipat dari anak usia 6 tahun. 2.7. Berbagai Pandangan Mengenai Perkembangan Motorik Anak Fisik atau tubuh manusia merupakan system organ yang komples dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode prenatal (dalam kandungan). Kuhlen dan Thomshon. 1956 (Yusuf, 2002)

mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu (1) system syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi; (2) otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik; (3) kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan (4) struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi, berat dan proposi. Usia emas dalam perkembangan motorik adalah middle childhood atau masa anak-anak, seperti yang diungkapkan Petterson (1996) During middle childhood, the body and brain undergo important growth changes, leading to better motor coordinator, greater strength and more skilfull problem-solving. Health and nutrition play an important part in these biological developments. Pada usia ini, kesehatan fisik anak mulai stabil. Anak tidak mengalami sakit seperti uasia sebelumnya. Hal ini menyebabkan perkembangan fisik jadi lebih maskimal dari pada usia sebelumnya. The period of middle childhood, from age six to age twelve is, also remarkably free from desease. The average child suffers fewer bouts of illness

13

than during the years before school entry, and the risk of death for a contemporary Australian or New Zealand child is lower than at any earlier or later period during the life span. (Petterson, 1996). Fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang mensetir setiap gerakan yang dilakukan anak.Semakin matangnya

perkembangan system syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua: 1. Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, melompat, naik turun tangga. 2. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menagkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan (Curtis,1998; Hurlock, 1957 dalam Yusuf 2002) Perkembangan motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang perkembangan motoriknya sangat baik, seperti para atlit, ada juga yang tidak seperti orang yang memiliki keterbatasan fisik. Gender pun memiliki pengaruh dalam hal ini, sesuai dengan pendapat Sherman (1973) yang menyatakan bahwa anak perempuan pada usia middle childhood kelenturan

14

fisiknya 5 %- 10 % lebih baik dari pada anak laki-laki, tapi kemampuan fisik atletis seperti lari, melompat dan melempar lebih tinggi pada anak laku-laki dari pada perempuan. Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak, Motor development comes about through the unfolding of a genetic plan or maturation (Gesell, 1934 dalam Santrock, 2007). Anak usia 5 bulan tentu saja tidak akan bisa langsung berjalan. Dengan kata lain, ada tahapan-tahapan umum tertentu yang berproses sesuai dengan kematangan fisik anak. Teori yang menjelaskan secara detai tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak. Misalnnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknnya bahwa dia ingin

memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya. .to develop motor skill, infants must perceive something in the environment that motivates them to act and use their perceptions to fine-tune their movement. Motor skills represent solutions to the infants goal. Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut merupakan hasil dari banyak factor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan kemampuan motorik. Misalnya,

15

anak akan mulai berjalan jika system syarafnya sudah matang, proposi kaki cukup kuat menopang tubuhnya dan anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil mainannya. Selain berkaitan erat dengan fisik dan intelektual anak, kemampuan motorik pun berhubungan dengan aspek psikologis anak. Damon & Hart, 1982 (Petterson 1996) menyatakan bahwa kemampuan fisik berkaitan erat dengan self-image anak. Anak yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di bidang olah raga akan menyebabkan dia dihargai teman-temannya. Hal tersebut juga seiring dengan hasil penelitian yang dilakukan Ellerman, 1980 (Peterson, 1996) bahwa kemampuan motorik yang baik berhubungan erat dengan self-esteem. 2.8. Kategori Gerak dan Tema Ketrampilan Gerak Tiga kategori yang berhubungan yang berhubungan dengan perkembangan motorik telah dibahas pada bab sebelumnya. Kategori gerak adalah sebuat skema klasifikasi berdasarkan prinsip gerak yang ada. Lokomosi, manipulasi, dan stabilisasi digunakan disini untuk mewakili prinsip kategori gerak. Keog dan Sugden (1985) dan Gentrie (2004) telah membuat klasifikasi sifat gerak menjadi kategori lokomosi, manipulasi, dan stabilisasi. Ketiga kategori ini merupakan susunan dasar dari program latihan perkembangan dan dan sebagai dasar pembentukan tema ketrampilan gerak. Sebuah tema gerak adalah ketrampilan gerak atau serangkaian ketrampilan gerak yang disusun pada pelajaran khusus, atau serangkaian pelajaran yang disusun pada program latihan perkembangan.Tema ketrampilan gerak berperan sebagai susunan dasar untuk pembelajaran individu. Pada dasarnya ada tiga ketrampilan dasar individu, yaitu : 1. Stabilisasi Adalah kemampuan untuk seimbang dalam kaitannya terhadap gaya gravitasi walaupun penerapannya anggota tubuh diposisikan pada suatu posisi yang tidak wajar. Klasifikasi stabilisasi mencakup konsep

16

keseimbangan, termasuk berbagai gerak aksial dan postur tubuh untuk mengontrol keseimbangan seseorang. Stabilisasi adalah bentuk dasar dari gerak manusia dan merupakan dasar untuk semua gerak dan diteruskan ke kategori lokomosi dan manipulasi. Membungkuk, stretching, pivoting, mengelak, berjalan pada balok keseimbangan menjadi rencana program pembelajaran harian untuk fase perkembangan dasar maupun ketrampilan olahraga. 2. Lokomosi Adalah perubahan posisi tubuh yang berhubungan dengan titik tertentu di tanah. Berjalan, melompat, berlari, meluncur termasuk dalam lokomosi. Lokomosi berkembang seiring dengan perkembangan stabilisasi. Aspek dasar stabilisasi harus dikuasai sebelum lokomosi terjadi. Melompat vertical, rebounding, dan lompat tingi adalah contoh dari lokomosi 3. Manipulasi Manipulasi memberikan kekuatan pada obyek atau benda dengan menggunakan menendang tangan dan dan kaki. adalah Latihan melempar, kategori menangkap, manipulasi.

memukul

termasuk

Kemampuan manipulasi cenderung terbentuk lebih lama dibandingkan stabilisasi dan lokomosi. 2.9. Tahapan Perkembangan Fisik Motorik anak usia 14 tahun 2.9.1. Perkembangan Keterampilan Gerak Manusia adalah makhluk yang selalu berkembang. Bermula dari dalam kandungan, lahir kemudian menjadi dewasa, tua dan meninggal. Prapuberty dan 7. Puber serta 8. Adolisence ( Masa Puber dan Remaja (12- 25 tahun). Pada masa ini merupakan waktu yangtepat untuk mengikuti beragam pertandingan atau kegiatan olahraga .Mereka memiliki perhatian, kemauan, motivasi untuk meningkatkan

penampilan yang didapat pada masa kanak-kanak kecil hingga anak-

17

anak. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam masa ini: 1. Aktifitas yang mengunakan keterampilan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini mereka diberikan kesempatan untuk ikut ambil bagian dalam berbagai kegiatan. y Bentuk aktivitasnya meliputi pengenalan keterampilan

olahraga,anak di kenalkan tekhnik olahraga dan bentuk olahraga. Bermain dengan menggunakan media bola,misalnya bermain voli kita sebagai pendidik,kita ajarkan bagaimana bermain bola dan tekhniknya. y Berlatih dengan situasi berulang-ulang ( drill ). Menyepak bola dengan sasaran tertentu secara berulang-ulang. Melempar bola atau shooting dengan menggunakan sasaran tertentu secara berulang ulang. 2. Aktifitas dengan perkembangan fisik. Program latihanuntuk pengembangan fisik : a. Squat jump ( Meningkatkan kekuatan kaki ) b. Push up ( Meningkatkan kekuatan tangan ) c. Sit up ( Meningkatkan kekuatan perut ) d. Back up ( Meningkatkan kekuatan punggung ) 3. Latihan relaksasi y Peregangan otot otot. y Pengendoran otot otot. 4. Menuju prestasi dengan cara dibina dan masuk club karena pada masa ini adalah masa keemasan untuk berprestasi.

18

2.9.2. Perkembangan Kekuatan a. Studi tentang perkembangan kekuatan pada anak-anak biasa dilakukan dengan cara mengukur kekuatan menggenggam yang diukur dengan handgrip dynamometer. Pada usia 3 sampai 6 tahun, anak laki-laki dan perempuan kekuatannya meningkat 65 % (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1991). b. Pada anak laki-laki meningkat 2 kali lipat selama usia 611 tahun, dan meningkat 3,6 kali lipat selama usia 618 tahun. Berarti antara usia 1218 tahun meningkat 1,6 kali lipat. c. Pada anak perempuan hanya meningkat 2,6 kali lipat selama usia 6 sampai 18 tahun. Artinya adalah proses perkembangan kekuatan lebih tinggi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. 2.9.3. Perkembangan Fleksibilitas a. Sampai usia 12 tahun anak perempuan mengalami peningkatan fleksibilitas secara umum, dan sesudah usia 12 tahun mengalami penurunan, kecuali pada bahu, lutut, dan paha fleksibilitasnya mulai menurun sesudah umur 6 tahun. b. Fleksibilitas pergelangan kaki baik pada laki-laki maupun perempuan adalah yang konstan semua umur. c. Fleksibilitas pad setiap bagian tubuh tidak ada interkorelasi dengan yang lainnya. Artinya adalah fleksibilitas salah satu bagian tubuh tidak bisa menaksir fleksibilitas bagian tubuh yang lainnya. Masalnya adapabila fleksibilitas pinggangnya baik, maka

fleksibilitas anggota tubuh yang lain belum tentu sama baiknya dengan fleksibilitas pinggang. 2.9.4. Perkembangan Keseimbangan Keseimbangan diklasifikasikan menjadi keseimbangan statik dan keseimbangan dinamik. Keseimbangan statik adalah keseimbangan

19

pada saat tubuh diam, atau kemampuan mempertahankan posisi tubuh tertentu untuk tidak bergoyang atau roboh. Keseimbangan dinamik adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh untuk tidak jatuh pada saat sedang melakukan gerakan. a. Anak pada umur 6-16 tahun umumnya mengalami peningkatan keseimbangan dinamik, tetapi umur 12-14 tahun hanya sedikit peningkatannya. b. Anak laki-laki peningkatannya melambat pada usia 7-9 tahun, anak perempuan pada usia 8-10 tahun. c. Usia kurang lebih 8 tahun pada anak laki-laki cenderung lebih baik keseimbangan dinamiknya. d. Pada keseimbangan statik ada peningkatan yang ajeg, anak lakilaki dan perempuan tidak mengalami perbedaan. 2.9.5. Perkembangan Persepsi Gerak Perkembangan persepsi gerak adalh perubahan dan perbaikan kapasitas anak untuk menerima dan merespom rangsangn sejalan dengan peningkatan kapsitas pesepsi anak. Melalui tiga jenis reseptor ( modalitas ) yang bertindak menyediakan informasi mengenai lingkungan, tubuhnya sendiri serta keterkaitannya dengan yang lain.Persepsi tidak dapat dilihat secara terpisah atau secara berdiri sendiri dari domain kognitif maupun psikomotorik. Perkembangan persepsi dapat diartikan sebagai perubahan atau peningkatan kapasitas anak dalam menerima dan menanggapi stimulus sebagai suatu bentuk fungsional anak.

20

2.9.6. Komponen Sistem Persepsi Motorik Persepsi Kinestetik adalah kesadaran gerak dan posisi tubuh.Setiap saat tubuh bergerak, informasi sensoris akan dilirimkan ke serebral korteks,apabila informasi yang datang berhubungan dengan posisi badan. Konsep tubuh meliputi: y y y Kesadaran bagian tubuh serta hubungannya dengan satu sama lain Kesadaran atau kemampuan dan keterbatasan setiap bagian tubuh Pengetahuan tentang bagaimana melakukan gerakan efisien

2.10. Perkembangan Kemampuan Gerak dan Minat Melakukan Aktivitas Fisik 2.10.1. Perkembangan koordinasi gerak Koordinasi adalah kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh, mampu melakukan gerakan secara efisien (gerak fisik dengan baik). Koordinasi diukur melalui pola gerak keterampilan mencakup kemampuan mengontrol tubuh, keseimbangan, kelincahan, dan fleksibilitas. Kemampuan koordinasi gerak secara umum antara anak laki-laki dan perempuan tidak berbeda sampai umur 11 tahun. Perbedaannya, anak laki-laki lebih baik dalam aktivitas kekuatan dan gerak kasar dengan melibatkan otot besar, perempuan lebih baik pada aktivitas kecermatan. 2.10.2. Perkembangan penguasaan gerak dasar Peningkatan kemampuan gerak bisa diidentifikasi dalam bentuk : y Gerakan bisa dilakukan dengan melanika tubuh yang makin efisien y y Gerakan bisa dilakukan semakin lancar dan terkontrol Pola atau bentuk gerakan semakin bervariasi

21

y

Gerakan semakin bertenaga Kecepatan perkembangannya dipengaruhi oleh kesempatan untuk

melakukan berulang-ulang aktivitasnya. Secara mekanika faktor yang mempengaruhinya adalah : koordinasi tubuh, ukuran tubuh, dan kekuatan otot. Pengukuran fisik secara berkala adalah untuk memantau perkembangan kemampuan dan keterampilan gerak yang sudah dimiliki anak. Beberapa perkembangan kemampaun gerak hasil penelitian Espenschade dan Eckert (1980) dalam Sugiyanto dan Sudjarwo (1991) diantaranya adalah sebagai berikut: a. Perkembangan kemampuan Berlari Berlari dihasilkan dari panjang langkah yang dipengaruhi panjang kaki dan irama langkah yang dipengaruhi kekuatan otot tungkai. Terjadi perbedaan yang relatif tinggi pada perkembangan kemampuan berlari pada anak laki-laki dengan anak perempuan khususnya mulai usia 12 17 tahun. 8 7 6 5 4 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 16 17 (tahun) Gb. 1 Perkembangan kemampuan anak berlari 5 17 tahun. (courtesy from Bahan Ajar M.K. Psikologi Anak dalam PENJAS) b. Perkembangan kemampuan meloncat. Kemampuan meloncat digunakan sebagai prediktor kekuatan tubuh dan merupakan tes diagnostik koordinasi gerakan. Perkembangannya terkait dengan peningkatan kekuatan dan koordinasi tubuh. Pada anak besar biru : laki - laki merah : perempuan

22

perkembangan kemampuan meloncat cukup cepat, makin jauh atau makin tinggi dengan kualitas gerak semakin efisien. Perkembangan kemampuan loncat tegak meningkat cepat sampai usia lebih kurang 9 tahun pada anak laki-laki dan perempuan, sesudah itu pada anak perempuan hanya kecil peningkatannya. Pada anak laki-laki peningkatannya menjadi kecil antara 9-12 tahun, namun sesudah usia 12 tahun perkembangan kemampuan meloncat meningkat dengan cepat. Perkembangan kemampuan loncat jauh tanpa awalan pada anak laki-laki berbentuk garis mendekati lurus (irama ajeg). Pada anak perempuan perkembangan yang cepat hanya terjadi sampai umur 12 tahun, sesudah melewati masa itu kemudian mengecil. c. Perkembangan kemampuan melempar Perkembangan kemampuan melempar pada anak besar dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu perkembangan yang bersifat kuantitatif dan perkembangan yang bersaifat kualitatif.

Perkembangan kuantitatif terkait dengan kemampuan melempar pada anak yang semakin jauh, yaitu kemampuan melemparnya diukur dengan jauhnya hasil lemparan dan ketepatan melempar terhadap suatu sasaran. Perkembangan kualitatif dengan

kemampuan melempar anak dari aspek kualitas gerakan melempar semakin baik (efisien) diukur dengan analisis sinematografis (rekaman gambar gerakan). Pengelompokkan perkembangan kuantitatif dan perkembangan kualitatif disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak. Perkembangan kemampuan melempar sejalan dengan pertumbuhan lengan dan bahu. Perbedaan perkembangan kemampuan melempar antara anak laki-laki dengan perempuan terjadi cukup besar. Khususnya pada usia 13 tahun, kemampuan melempar pada anak perempuan cenderung

mengalami penurunan. Sementara pada anak laki-laki masih tetap mengalami peningkatan.

23

feet 160 135 110 85 60 35 10 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 (umur) Gb. 2 Perkembangan kemampuan melempar 5 16 tahun. (courtesy from Bahan Ajar M.K. Psikologi Anak dalam PENJAS) Kemampuan melempar ke sasaran tertentu (kekuatan tidak banyak digunakan), antara anak laki-laki dan perempuan tidak berbeda kemampuannya. Namun secara mekanis anak laki-laki tetap lebih baik. 2.10.3. Minat melakukan aktivitas fisik pada anak besar Minat melakukan aktivitas fisik pada kelompok anak besar sangat dipengaruhi oleh kesempatan untuk melakukan aktivitas fisik itu sendiri. Pada umumnya anak besar baik anak laki-laki maupun anak perempuan mengalami peningkatan minat yang besar dalam melakukan aktivitas fisik. Misalnya aktivitas bermain yang dilakukan anak besar lebih didominasi oleh permainan yang bersifat aktif, seperti bermain kejar-kejaran, petak umpet, dan beberapa bentuk permainan tradisional yang melibatkan aktivitas fisik. Tentunya disesuaikan dengan minat dan kesepakatan anak-anak dalam memilih jenis permainan yang akan dilakukan. biru : laki laki merah : perempuan

24

Minat terhadap aktivitas fisik dan atau olahraga sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya. Pada anak-anak yang melakukan aktivitas fisik dipengaruhi oleh kecenderungan sifat yang dimiliki (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1991), antara lain: a. Kemampuan memusatkan perhatian pada suatu macam aktivitas yang sedang dilakukan makin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tingkat konsentrasi yang cukup tinggi pada anak yang terlibat dalam aktivitas yang dilakukannya. b. Semangat untuk mencari pengalaman baru cukup tinggi. c. Perkembangan sosialnya makin baik yang ditunjukkan dengan luasnya pergaulan dengan semakin mendalamnya pergaulan dengan teman sebayanya. d. Perbedaan perilaku antara anak laki-laki dengan anak perempuan semakin jelas, ada kecenderungan kurang senang bermain dengan lawan jenisnya. Ini semakin memperjelas bentuk aktivitas yang dominan dilakukan oleh anak laki-laki dengan anak perempuan. e. Semangat untuk menguasai suatu bentuk aktivitas tertentu dan semangat berkompetisi tinggi. Hampir seluruh aktivitas anak besar didominasi oleh bermain. Aktivitas bermain yang dilakukannya dapat dilaksanakan baik secara sendiri-sendiri atau berkelompok. 1. Perkembangan mental Menaruh perhatian pada permainan yang terorganisir y y y Munculnya sifat kepahlawanan yang kuat Perhatian kepada teman sekelompok makin kuat Mulai memiliki rasa tanggung jawab untuk menjadi dewasa

25

y

Beberapa anak mudah putus asa dan akan bangkit bila tidak sukses

y y

Berusaha mendapatkan guru yang dapat membenarkannya Perhatian kepada bentuk makin bertambah

2. Perkembangan Sosial dan Emosional Loree (1970 dalam Rusli Ibrahim, 2001) dengan meneliti anak usia 5-16 tahun dan terus mengikuti perkembangannya selama beberapa tahun telah menunjukkan pola perilaku sosial anak adalah sebagai berikut: y Kecenderungan perilaku sosial anak untuk menarik diri dari pergaulan sosial, atau memperluas pergaulan sosialnya. y Pola kecenderungan perilaku sosial anak yang mudah bereaksi terhadap suatu kejadian, atau bersifat tenang. y Pola kecenderungan perilaku sosial anak menjadi pasif atau dominan. Jika seorang anak memperlihatkan orientasi sosialnya pada salah satu pola diatas maka kecenderungnanya akan diikutinya sampai dewasa. Adapun ciri-ciri perkembangan sosial dan emosiaonal pada anak yang duduk di kelas 1 SMP adalah: y y y y y y Mudah dibangkitkan Mulai tumbuh rasa kasih sayang seperti orang dewasa Senang sekali memberikan pujian dan mengagungkan Mengkritik tindakan orang dewasa Rasa bangga berkembang Ingin mengetahui segala sesuatu

26

y y y y

Merindukan pengakuan dari kelompok Bangga dengan kesuksesan yang diraihnya Menyukai kegiatan kelompok Loyal terhadap kelompoknya (gang).

27

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA

3.1. Waktu dan Tempat Pengumpulan Data 3.1.1. Pengumpulan data 1 Waktu Tempat : 2 Desember 2011 : SMPN 20 Malang

3.1.2. Pengumpulan data 2 Waktu Tempat : 3 Desember 2011 : SMPN 20 Malang

3.1.3. Pengumpulan data 3 Waktu Tempat : 8 Desember 2011 : SMPN 20 Malang

3.2. Teknik pengumpulan data Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara : 1. Mengamati objek langsung dilapangan pengamatan tersebut. 2. Memberikan objek perintah untuk melakukan gerakan tertentu sebagai bahan untuk diteliti. dan mencatat hasil

28

BAB IV PENYAJIAN DATAHasil Observasi Lari 30 M 50% 8,53 Sprint 6,80

No.

Sampel Anak

L/P L

Lompat 148cm

1 2 3 4 5

Muhammad April Riyanata (14 tahun) M. Rifqi Aulia (14 tahun) Tri Suhartono (14 tahun) Renaldy Pradana (14 tahun) Jaya Nugraha (14 Tahun)

L L L L

6,83 7,17 7,18 8,38

5,45 5,62 5,44 7,13

149cm 147cm 150cm 155cm

6

Aisyah Felia (14 tahun)

P

8,74

7,02

146cm

7

Adelia Hikmatul (14 tahun)

P

7,68

6,73

147cm

8

Ika Noviyanti (14 tahun)

P

7,39

6,88

149cm

9

Aisyah Zararah (14 tahun)

P

6,94

5,83

150cm

10

Annisa Permata (14 tahun)

P

8,15

7,41

149cm

No.

Sampel Anak Muhammad

L/P y L

Aktivitas Motorik Melakukan gerakan stretching dengan sistematis meskipun y

Perkembangan Kongnitif Kurang tanggap dengan instruksi yang diberikan,

1

April Riyanata (14 tahun)

29

terkadang ada gerakan yang dilakukan dengan bercanda y Pada saat berlari dan melompat terdapat banyak kekurangan seperti cara melompat dan berlari. y Pada saat bermain bola basket juga dia kurang aktif atau tidak banyak ikut berpartisipasi dalam permainan y Melakukan gerakan stretching dengan baik, sistematis. y 2 M. Rifqi Aulia (14 tahun) L y Pada saat proses berlari dan melompat dilakukan dengan cukup baik. Pada saat bermain bola basket dia melakukan banyak sekali gerak dan aktif dalam permainan dan melakukan dengan baik. y Melakukan gerakan stretching dengan baik dan sistematis meskipun masih banyak bercanda. 3 Tri Suhartono (14 tahun) L y Pada saat proses berlari dan melompat dilakukan dengan baik namun kurang fokus dan serius y Pada saat bermain bola y y

namun tetap melakukan gerakan gerakan yang diberikan dengan cukup baik

Cepat tanggap dengan instruksi yang diberikan dan dilakukan dengan baik.

Cepat tanggap dengan instruksi yang diberikan tapi terlalu banyak bercanda dan kurang fokus.

30

basket juga kurang begitu aktif namun pada saat dia mendapatkan bola dia dapat memainkan dengan baik. y Melakukan gerakan stretching dengan baik dan sistematis meskipun masih banyak bercanda. y 4 Renaldy Pradana tahun) y (14 L Pada saat proses berlari dan melompat dilakukan dengan baik namun kurang fokus dan serius. Pada saat bermain bola basket juga menjadi sangat aktif dan pada saat dia mendapatkan bola dia dapat memainkan dengan baik. y Melakukan gerakan stretching dengan sistematis meskipun terkadang ada gerakan yang dilakukan dengan Jaya Nugraha bercanda L y Pada saat berlari dan melompat terdapat banyak kekurangan seperti cara melompat dan berlari. y Pada saat bermain bola basket juga dia kurang aktif atau tidak banyak y Cepat tanggap dan disiplin y kurang tanggap dengan instruksi yang diberikan terlalu banyak bercanda dan kurang fokus dan pada saat lari.

5

(14 Tahun)

31

ikut berpartisipasi dalam permainan y Melakukan gerakan stretching dengan sistematis meskipun terkadang ada gerakan yang dilakukan dengan bercanda 6 Aisyah (14 tahun) Felia P y Pada saat berlari dan melompat terdapat banyak kekurangan seperti cara melompat dan berlari. y Pada saat bermain bola basket aktif dan banyak ikut berpartisipasi dalam permainan y Melakukan gerakan stretching dengan sistematis meskipun terkadang ada gerakan yang dilakukan dengan Adelia 7 Hikmatul tahun) (14 P y bercanda Pada saat berlari dan melompat terdapat banyak kekurangan seperti cara melompat dan berlari. y Pada saat bermain bola basket aktif banyak ikut berpartisipasi dalam permainan 8 Ika Noviyanti P y Melakukan gerakan stretching dengan y Cepat tanggap, disiplin dan y Cepat tanggap dan disiplin, derta melakukannya dengan baik. y Cepat tanggap dan disiplin

(14 tahun)

32

sistematis meskipun terkadang ada gerakan yang dilakukan dengan bercanda y Pada saat berlari dan melompat dilakukan dengan baik namun kurang menunjukkan potensi gerak yang dimiliki. y Pada saat bermain bola basket aktif banyak ikut berpartisipasi dalam permainan y Melakukan gerakan stretching dengan sistematis meskipun terkadang ada gerakan yang dilakukan dengan bercanda y 9 Aisyah Zararah (14 tahun) L Pada saat berlari dan melompat dilakukan dengan baik namun kurang menunjukkan potensi gerak yang dimiliki. y Pada saat bermain bola basket aktif banyak ikut berpartisipasi dalam permainan 10 Annisa Permata (14 L y Melakukan gerakan stretching dengan y y

sangat antusias dengan setiap instruksi yang diberikan dan melakukannya dengan baik.

Cepat tanggap, disiplin dan sangat antusias dengan setiap instruksi yang diberikan dan melakukannya dengan baik.

Cepat tanggap, disiplin dan

33

tahun)

sistematis meskipun terkadang ada gerakan yang dilakukan dengan bercanda y Pada saat berlari dan melompat dilakukan dengan baik namun kurang menunjukkan potensi gerak yang dimiliki. y Pada saat bermain bola basket aktif banyak ikut berpartisipasi dalam permainan

sangat antusias dengan setiap instruksi yang diberikan dan melakukannya dengan baik.

34

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

5.1. Pembahasan Menurut data observasi yang kami lakukan dan dari hasil sumber lain (internet) yang telah kami padukan, perkembangan kognitif dan motorik anak usia 14 tahun antara laki laki dan perempuan mempunyai perkembangan yang berbeda. Perbedaan tersebut misalnya terjadi pada perkembangan gerak pada saat kelompok dari siswa laki laki dan perempuan SMPN 20 tersebut melakukan aktifitas olahraga seperti gerak dasar dan lompat. Disini terlihat jelas dari data perbedaan yang ada. Dari data ini dapat membuktikan dari kajian teori sebelumnya yang telah membahas tentang perkembangan dari otot, kekuatan dan sebagainya saat memasuki usia puber atau dari yang dibahas pada observasi ini yaitu umur 14 tahun. Dari grafik pada gambar 1 tentang grafik berlari dari anak laki laki dan perempuan yang membahas tentang perkembangan yang berbeda karena panjang tungkai dan irama langkah tidak ada perbedaan yang signifikan atau hampir sama dengan data tersebut. Namun meskipun begitu ada beberapa dari siswa perempuan yang melakukan gerakan seperti lari dan lompat hampir sama dengan laki laki seperti siswa yang bernama Ika noviyanti (14 tahun) dan Aisyah Zararah (14 tahun). Setelah membandingkan data yang ada kedua siswa perempuan itu memang sering melakukan kegiatan olahraga atau kegiatan ekskul yang berhubungan dengan olahraga, sehingga mereka juga memiliki perkembangan gerak yang hampir sama dengan laki laki. Namun secara keseluruhan dari proses ini terlihat perbedaan antara gerak laki laki dan perempuan yang terlihat dari gerak dasar lari dan lompat.

35

5.2. Kesimpulan Pertumbuhan adalah masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,m). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dalam proses pematangan. Dari data yang ada diatas pada umur 14 tahun sudah mulai terlihat jelas perbedaan gerak antara laki laki dan perempuan yang pada umur sebelumnya belum terlalu mencolok, karena pada masa ini laki laki dan perempuan memasuki masa pubertas dan memiliki perkembangan dari segi fisik terutama yang mempengaruhi perbedaan dari gerak tersebut. Dari data diatas perempuan yang memiliki bakat dalam bidang gerak dan juga mengikuti aktifitas yang berhubungan dengan olahraga pada umur 14 tahun ini perkembangan geraknya hampir sama dengan laki laki yang diakibatkan oleh proses latihan. 5.3. Saran Dari pihak guru harus selalu mengamati perkembangan motorik dan kognitif peserta didiknya, supaya perkembangan motorik dan kognitif anak berkembang secara normal.

36

DAFTAR PUSTAKA

Budiman Didin. Bahan Ajar M.K. Psikologi Anak dalam PENJAS. http://swidodosports.blogspot.com/2010/02/panduan-pelatihan-olahraga-untukusia.html. Diakses 7 Desember 2011 http://sepriblog.blogspot.com/2010/02/pertumbuhan-dan-perkembangan-fisikdan.html. Diakses 7 Desember 2011 Nishijima, T., Kukudo S., Ohsawa S. 2003. Changes Over the Years in Physical dan Motor Ability in Japanese Youth in 1964-97. International Journal of Sport and Helath Science, 1(1):164-170 http://www.shobix.co.jp/ijshs/tempfiles/journal/1-1/01010022.pdf. Diakses 7 Desember 2011 Data hasil observasi langsung dilapangan

37