3
Ahira, A. (2014, Maret 03). Konsep Kimia Fisika Dalam Rekayasa Materi. Retrieved from AnneAhira: http://www.anneahira.com/kimia- fisika.htm Dwi Biyantoro, M. P. (2013). OPTIMASI PEMISAHAN Zr – Hf DENGAN CARA EKSTRAKSI MEMAKAI SOLVEN TOPO. J.Tek. Bhn. Nukl. Jos, M. K. (2008). EKSTRAKSI ASAM SITRAT DAN ASAM OKSALAT : PENGARUH TRIOCTYLAMINE SEBAGAI EXTRACTING POWER DALAM BERBAGAI SOLVEN CAMPURAN TERHADAP KOEFISIEN DISTRIBUSI . Reaktor, Vol. 12 No. 2. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kimia fisika merupakan bagian dari ilmu pasti yang mempelajari tentang gejala alam dan segala yang terjadi terkait dengan gejala alam. Konsep kimia fisika mencoba untuk mempelajari dan mengetahui segala aspek atau gelaja yang terjadi di lingkungan. Upaya ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab atas kebutuhan manusia terhadap material alam bagi kehidupannya. Konsep kimia fisika mencoba mengintegrasikan konsep kimia dan fisika dalam koridor ilmu pasti. Aspek ini sangat penting karena merupakan aspek pertama dalam kebutuhan hidup (Ahira, 2014) . Parameter penting dalam ekstraksi cair-cair meliputi koefisien distribusi, selektivitas solven, dan perbandingan solven/umpan. Ekstraksi menggunakan solven konvensional seperti alkohol, eter, dan keton adalah tidak efisien apabila diterapkan pada larutan yang kadar asam karboksilatnya rendah (seperti asam sitrat dan oksalat) karena memberikan koefisien distribusi yang kecil. Koefisien distribusi atau koefisien partisi (partition coefficient), K didefinisikan sebagai I-1

BAB 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

k

Citation preview

BAB 1 PENDAHULUAN

I-2

BAB I PENDAHULUANAhira, A. (2014, Maret 03). Konsep Kimia Fisika Dalam Rekayasa Materi. Retrieved from AnneAhira: http://www.anneahira.com/kimia-fisika.htmDwi Biyantoro, M. P. (2013). OPTIMASI PEMISAHAN Zr Hf DENGAN CARA EKSTRAKSI MEMAKAI SOLVEN TOPO. J.Tek. Bhn. Nukl.Jos, M. K. (2008). EKSTRAKSI ASAM SITRAT DAN ASAM OKSALAT : PENGARUH TRIOCTYLAMINE SEBAGAI EXTRACTING POWER DALAM BERBAGAI SOLVEN CAMPURAN TERHADAP KOEFISIEN DISTRIBUSI . Reaktor, Vol. 12 No. 2.BAB IPENDAHULUANI.1 Latar BelakangKimia fisika merupakan bagian dari ilmu pasti yang mempelajari tentang gejala alam dan segala yang terjadi terkait dengan gejala alam. Konsep kimia fisika mencoba untuk mempelajari dan mengetahui segala aspek atau gelaja yang terjadi di lingkungan. Upaya ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab atas kebutuhan manusia terhadap material alam bagi kehidupannya. Konsep kimia fisika mencoba mengintegrasikan konsep kimia dan fisika dalam koridor ilmu pasti. Aspek ini sangat penting karena merupakan aspek pertama dalam kebutuhan hidup (Ahira, 2014).Parameter penting dalam ekstraksi cair-cair meliputi koefisien distribusi, selektivitas solven, dan perbandingan solven/umpan. Ekstraksi menggunakan solven konvensional seperti alkohol, eter, dan keton adalah tidak efisien apabila diterapkan pada larutan yang kadar asam karboksilatnya rendah (seperti asam sitrat dan oksalat) karena memberikan koefisien distribusi yang kecil. Koefisien distribusi atau koefisien partisi (partition coefficient), K didefinisikan sebagai perbandingan antara fraksi berat solute dalam fase ekstrak, dibagi dengan fraksi berat solute dalam fase rafinat, pada keadaan kesetimbangan. Koefisien distribusi dapat juga dinyatakan dalam fraksi mol yaitu yo dibagi dengan xo, dimana masing-masing adalah fraksi mol solut dalam fase rafinat dan fase ekstrak (Jos, 2008).Menurut hukum distribusi Nerst, bila ke dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solut yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut maka akan terjadi pembagian kelarutan. Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organik dan pelarut air. Dalam praktek solut akan terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut setelah diaduk dan dibiarkan terpisah. Pada keadaan setimbang perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua pelarut tersebut tetap, dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. Tetapan tersebut disebut tetapan distribusi atau koefisien distribusi (Kd) (Dwi Biyantoro, 2013).Hukum distribusi banyak dipakai dalam proses ekstraksi, analisis dan penentuan tetapan kesetimbangan. Dalam laboratorium ekstraksi dipakai untuk mengambil zat-zat terlarut dalam air dengan menggunakan pelarut-pelarut organik yang tidak bercampur, seperti eter, CHCl3, CCl4, dan benzene. Dalam industri ekstraksi dipakai untuk menghilangkan zat-zat yang tidak disukai dalam hasil, seperti minyak tanah, minyak goreng, dan sebagainya (Sukardjo, 2002).I.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari percobaan ini adalah :1. Bagaimana cara mencari harga koefisien distribusi dalam campuran larutan NaOH dan Kloroform dalam HCl dengan variabel n ekstraksi? 2. Bagaimana cara menghitung jumlah Wn yang tertinggal dalam campuran larutan NaOH dan Kloroform dalam HCl dengan variabel n ekstraksi ? I.3 Tujuan Percobaan Tujuan percobaan ini adalah :1. Untuk menentukan harga koefisien distribusi dan jumlah Wn yang tertinggal dalam campuran larutan NaOH dan Kloroform dalam HCl dengan variabel n ekstraksi. 2. Untuk menghitung jumlah Wn yang tertinggal dalam campuran larutan NaOH dan Kloroform dalam HCl dengan variabel n ekstraksi.

I-1

LABORATORIUM DASAR-DASAR KIMIA FISIKAPROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIAFTI-ITS