7
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tubuh manusia seperti sebuah mesin, dirancang unik dan terdiri dari berbagai sistem biologi, yang diatur oleh organ dalam tubuh. Organ di dalam tubuh mempunyai peranan yang sangat penting, adapun organ-organ terpenting didalam tubuh kita meliputi: organ jantung, hati, ginjal, otak, usus besar dan usus kecil serta paru (Sridianti, 2012). Paru merupakan organ yang elastis, berbentuk kerucut, dan terletak dalam rongga thoraks. Paru membantu dalam pernapasan dan merupakan organ yang paling penting dari sistem pernapasan. Mereka bekerja sangat erat dengan jantung, dan memberikan oksigen murni untuk darah yang diedarkan oleh jantung ke berbagai organ tubuh (Sridianti, 2012). Ada banyak gangguan yang terjadi pada paru, salah satunya disebabkan oleh gaya hidup yang kurang baik, seperti

BAB 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jhgf

Citation preview

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangTubuh manusia seperti sebuah mesin, dirancang unik dan terdiri dari berbagai sistem biologi, yang diatur oleh organ dalam tubuh. Organ di dalam tubuh mempunyai peranan yang sangat penting, adapun organ-organ terpenting didalam tubuh kita meliputi: organ jantung, hati, ginjal, otak, usus besar dan usus kecil serta paru (Sridianti, 2012). Paru merupakan organ yang elastis, berbentuk kerucut, dan terletak dalam rongga thoraks. Paru membantu dalam pernapasan dan merupakan organ yang paling penting dari sistem pernapasan. Mereka bekerja sangat erat dengan jantung, dan memberikan oksigen murni untuk darah yang diedarkan oleh jantung ke berbagai organ tubuh (Sridianti, 2012). Ada banyak gangguan yang terjadi pada paru, salah satunya disebabkan oleh gaya hidup yang kurang baik, seperti kebiasaan merokok. Satu batang rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia, diantaranya telah diidentifikasi bahan kimia berbahaya untuk kesehatan paru (Stoppler, 2010). Adapun gangguan paru yang diakibatkan karena kebiasaan merokok diantaranya bronkitis, pneumonia, emfisema, kanker paru dan yang terakhir adalah tumor paru.Tumor paru merupakan suatu pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel anaplastik dalam paru. Istilah tumor paru digunakan untuk tumor yang berasal dari epitel saluran napas (bronkus, bronkiolus dan alveoli). Tumor paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang mengalami proliferasi dalam paru (Underwood, Patologi, 2000). Tumor paru adalah tumor yang terjadi pada paru primer yang berasal dari saluran napas atau epitel bronkus. Terjadinya tumor ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal (Muttaqin, 2008). Beberapa tindakan keperawatan yang dipusatkan untuk penyembuhan tumor paru yaitu dengan operasi pengangkatan sesuai untuk beberapa pasien, tetapi tidak selalu perlu, selanjutnya kemoterapi dan radiasi keduanya merupakan metode yang digunakan untuk menghancurkan sel tumor. Terapi oksigen juga digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien, disamping itu memperhatikam gizi adalah hal penting untuk memenuhi permintaan tubuh pasien. Dan yang terakhir memberikan terapi analgesik untuk pengendalin rasa sakit (Jackson dkk, 2014).Berdasarkan data badan kesehan dunia atau WHO tahun 2013, insiden tumor meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012. Sedangkan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. Tumor paru menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular. Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI dan Data Penduduk Sasaran, Pusdatin Kementerian Kesehatan RI, Secara nasional prevalensi penyakit tumor pada penduduk semua umur di Indonesia tahun 2013 sebesar 1,4 atau diperkirakan sekitar 347.792 orang. Provinsi D.I.Yogyakarta memiliki prevalensi tertinggi untuk penyakit tumor, yaitu sebesar 4,1%. Berdasarkan estimasi jumlah penderita tumor Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur merupakan Provinsi dengan estimasi penderita tumor terbanyak, yaitu sekitar 68.638 dan 61.230 dan di Bali didapatkan data sebanyak 8279 orang dengan estimasi penderita tumor. Dari data rekam medis Ruang Angsoka 2 RSUP Sanglah Denpasar diperoleh data pasien yang dirawat dengan diagnosa tumor paru dari bulan Februari sampai dengan bulan April sebanyak 18 pasien, dari jumlah pasien interna yang dirawat di Ruang Angsoka 2 RSUP Sanglah Denpasar pada bulan Februari sampai april sebanyak 211 orang. Kasus tumor paru mengalami peningkatan setiap tahunnya, Di dunia insiden tumor paru mengalami peningkatan sebesar 1,4 juta kasus dari tahun 2008 sampai 2012. Pada tahun 2010 didapatkan data dari poliklinik paru RSUP Sanglah Denpasar sebanyak 108 kasus tumor paru. Sedangkan pasien yang datang kembali pasca dirawat di RSUP Sanglah Denpasar sebanyak 3 kasus (Sanjinadiyasa dkk, 2010). Pencegahan kembalinya penderita tumor paru pasca dirawat di Rumah sakit apabila pasien tumor paru mempunyai motivasi yang kuat untuk mencegah timbulnya komplikasi-komplikasi penyakit tumor paru dan pengetahuan yang jelas tentang cara-cara perawatan kondisi saat dirumah. Motivasi merupakan proses yang mempengaruhi tingkah laku manusia berdasarkan pengetahuan (Nursalam, 2007). Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik mengangkat kasus dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KL DENGAN TUMOR PARU DIRUANG ANGSOKA 2 RSUP SANGLAH DENPASAR TANGGAL 5 S.D 8 MEI 2015 dengan harapan dapat bermanfaat secara signifikan baik untuk pelayanan maupun pendidikan keperawatan sehingga secara sinergi akan dapat meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.1.2 Tujuan1.2.1 Tujuan UmumUntuk memberi gambaran dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan tumor paru di Ruang Angsoka 2 RSUP Sanglah Denpasar1.2.2 Tujuan Khusus(1) Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan tumor paru(2) Mampu menyusun diagnosa keperawatan pada klien dengan tumor paru(3) Mampu menyusun perencanaan keperawatan pada klien dengan tumor paru(4) Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan tumor paru(5) Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan tumor paru(6) Mampu mengetahui kesenjangan dan kesesuaian antara teori dan kasus pada klien dengan tumor paru.1.3 Metode PenulisanLaporan kasus ini ditulis dengan metode deskripsi dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi.

1.4 Sistematika PenulisanLaporan studi kasus ini ditulis dalam empat bab, yaitu BAB 1 Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB 2 Kajian teori dan tinjauan kasus. BAB 3 Pembahasan yang membahas tentang kesenjangan yang terjadi antara teori dengan kenyataan yang ditemukan pada kasus serta pemecahan masalah. BAB 4 Penutup yang terdiri dari simpulan dan saran.