27
TUGAS BAHASA INDONESIA MENCERMATI DAN MENGAMATI JUDUL MAKALAH: PERSETERUAN ANTARA GUBERNUR DKI DAN WAKIL DPRD DKI Oleh: Yustika NIM : 2103011412111 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang

BAB 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

km

Citation preview

Page 1: BAB 1

TUGAS BAHASA INDONESIA MENCERMATI DAN MENGAMATI

JUDUL MAKALAH:

PERSETERUAN ANTARA GUBERNUR DKI DAN WAKIL DPRD DKI

Oleh:

Yustika NIM : 2103011412111

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

Semarang

2015

Page 2: BAB 1

BAB I

LATAR BELAKANG

Anggota DPRD DKI Jakarta mengungkapkan, ada tiga hal krusial yang membuat hubungan legislatif dan eksekutif merenggang. Wakil Ketua DPRD dari PPP Lulung Abraham Lunggana atau Haji Lulung menjelaskan tiga masalah itu pertama soal hukum, kedua cacat administrasi dan ketiga adanya hak-hak politik."Soal hukum terkait kepada penghinaan kepada unsur DPRD DKI. Seperti fitnah kepada anggota DPRD tentang hasil pembahasan," kata Lulung dalam Polemik Sindo Trijaya dengan topik deadlock Ahok di Jakarta,Ia melanjutkan, ketiga persoalan etik dan norma sesungguhya adalah yang wajib digunakan gubernur  dan wakil gubernur.

Perseteruan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Abraham Lunggana, atau Haji Lulung tidak terjadi dalam waktu singkat belakangan ini. Haji Lulung, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, sejak awal sudah menegaskan bahwa Ahok tidak pantas jadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Joko Widodo, Menurut Haji Lulung, Ahok kerap membuat pernyataan kontroversial dan pedas, Ahok juga tak tinggal diam. Ia balik merespons. Dalam sebuah kesempatan di Balai Kota Jakarta, Ahok mengatakan menduduki sebuah jabatan bukan hanya karena punya banyak massa dan teman-teman dari kalangan pejabat. Menurut dia, untuk menjadi seorang pejabat harus disertai dengan keberuntungan salah satunya seperti dia. Perseteruan Ahok dan Haji Lulung agak mereda ketika perayaan Lebaran Betawi.

Polemik antara DPRD dan Pemprov DKI Jakarta. DPRD keberatan dengan APBD yang diajukan oleh Pemprov DKI Jakarta kepada Kemendagri karena tidak sesuai dengan pembahasan dalam rapat paripurna. Menurut Lulung, DPRD mengaku tak keberatan dengan sistem e-budgeting yang diajukan oleh Ahok. Hanya saja menurut Lulung, Ahok menabrak undang-undang karena mengajukan APBD yang tidak sesuai dengan pembahasan.

Beberapa waktu berjalan, perseteruan Haji Lulung dan Ahok tidak mengendur, Lulung menilai kinerja pemda DKI buruk. Alasannya program tidak berjalan dan penyerapan anggaran sepanjang tahun ini begitu rendah. “Berapa anggaran belanja kita hari ini? Rp72 triliun. Penyerapan anggarannya berapa persen? Sampai bulan ke-9 ini baru 22 persen,” Perseteruan Ahok dan Haji Lulung agak mereda ketika perayaan Lebaran Betawi. Di Silang Timur Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Ahad keduanya tampak berpelukan, bersalaman, mengobrol akrab, serta cium pipi kanan dan pipi kiri. Yang terbaru dari keduanya adalah polemik antara DPRDPemprov DKI Jakarta. DPRD keberatan dengan APBD yang diajukan oleh Pemprov DKI Jakarta kepada Kemendagri karena tidak sesuai dengan pembahasan dalam rapat paripurna.

Page 3: BAB 1

BAB II

PERUMUSAN MASALAH

1. Apa Penyebab Perseteruan Antara Ahok Dan Haji Lulung?2. Bagaimana Tanggapan Masyarakat Terhadap Masalah Perset Ruan Ahok Dan Haji

Lulung ?3. Siapa Sebenarnya Yang Telah Melanggar Etika, Ahok Atau Lulung? 4. Bagaimana Presiden Jokowi Menanggapi Perseteruan Antara Ahok Dan Haji Lulung?5. Bagaimana seharusnya sikap pejabat Negara untuk rakyat Indonesia?

Page 4: BAB 1

BAB III

PEMBAHASAN

Anggota DPRD DKI Jakarta mengungkapkan, ada tiga hal krusial yang membuat hubungan legislatif dan eksekutif merenggang,. Wakil Ketua DPRD dari PPP Lulung Abraham Lunggana atau Haji Lulung menjelaskan tiga masalah itu pertama soal hukum, kedua cacat administrasi dan ketiga adanya hak-hak politik."Soal hukum terkait kepada penghinaan kepada unsur DPRD DKI. Seperti fitnah kepada anggota DPRD tentang hasil pembahasan," kata Lulung dalam Polemik Sindo Trijaya dengan topik deadlock Ahok di Jakarta,Ia melanjutkan, ketiga persoalan etik dan norma (budaya) sesungguhya adalah yang wajib digunakan gubernur  dan wakil gubernur. "Jadi gubernur dan wagub  harus menjalankan etika dan norma sesuai dengan UU 32 tahun 2004," tambahnya. Ketiga soal kestabilan politik di suatu daerah. Pemerintah harus menciptakan suasana yang kondusif agar program-program bisa berjalan dan kepentingan masyarakat tidak terganggu. Menurut haji lulung "Sekarang Ahok itu punya akun sosial media bayaran. Jadi setiap ada hal-hal yang sejalan dengan dirinya akun media sosial itu menyerang pihak berlawanan, maunya ngomong di akun sosial," urainya.Lulung juga menyebutkan Ahok sering menabrak aturan-aturan yang ada."Pak Ahok kalau mau e-budgjeting anda jangan menabrak hukum , anda mau menegakan UU atau mau sewenang-wenang.

Perseteruan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Abraham Lunggana, atau Haji Lulung tidak terjadi dalam waktu singkat belakangan ini. Haji Lulung, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, sejak awal sudah menegaskan bahwa Ahok tidak pantas jadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Joko Widodo Menurut Haji Lulung, Ahok kerap membuat pernyataan kontroversial dan pedas, Haji Lulung menyebut mantan Bupati Belitung Timur itu tidak memiliki etika budaya. “Kalau menjadi pejabat publik lalu bicara sembarangan, apa bisa dijadikan contoh? Pejabat publik itu kan harus memberikan penjelasan kepada semua masyarakat, rakyat secara baik. Nah, ini Ahok kan sudah banyak catatan karena telah membuat masyarakat resah,” tandas Haji Lulung. Ahok juga tak tinggal diam. Ia balik merespons. Dalam sebuah kesempatan di Balai Kota Jakarta, Ahok mengatakan menduduki sebuah jabatan bukan hanya karena punya banyak massa dan teman-teman dari kalangan pejabat. Menurut dia, untuk menjadi seorang pejabat harus disertai dengan keberuntungan salah satunya seperti dia.

Beberapa waktu berjalan, perseteruan Haji Lulung dan Ahok tidak mengendur, Lulung menilai kinerja pemda DKI buruk. Alasannya program tidak berjalan dan penyerapan anggaran sepanjang tahun ini begitu rendah. “Berapa anggaran belanja kita hari ini? Rp72 triliun. Penyerapan anggarannya berapa persen? Sampai bulan ke-9 ini baru 22 persen,” Perseteruan Ahok dan Haji Lulung agak mereda ketika perayaan Lebaran Betawi. Di Silang Timur Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Ahad keduanya tampak berpelukan, bersalaman, mengobrol akrab, serta cium pipi kanan dan pipi kiri. Yang terbaru dari keduanya adalah polemik antara DPRD dan Pemprov DKI Jakarta. DPRD keberatan dengan APBD yang diajukan oleh Pemprov DKI Jakarta kepada Kemendagri karena tidak sesuai dengan pembahasan dalam rapat paripurna. Menurut Lulung, DPRD mengaku tak keberatan dengan sistem e-budgeting yang diajukan oleh Ahok. Hanya saja menurut Lulung, Ahok menabrak undang-undang karena mengajukan APBD yang tidak sesuai dengan pembahasan. “Siapa yang tidak apresiasi. Semua apresiasi e budgeting.

Page 5: BAB 1

Namun kemudian sudah teruji belum? Ini nabrak persoalan hukum, proses pembahasan,” tandas Lulung,seperti dikutip dari Lulung menilai dokumen yang diajukan oleh Pemprov adalah palsu. Sebab Kemendagri mengembalikan APBD tersebut ke Pemprov DKI Jakarta untuk diperbaiki. Tanggapan Ahok? Ahok menyatakan bahwa siap dipecat, karena membongkar ketidakberesan APBD DKI Jakarta 2015 versi Pemprov DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta. “Saya jujur, saya sudah siap dipecat, dibilang menipu, dilaporkan ke Bareskrim atau apa siap saja,” ungkap Ahok di Balai Kota. “Aku gampang saja, sudah ada e-budgeting tinggal menyisir, langsung ketahuan misalnya pemeliharaan yang tidak masuk akal, beli ATK tidak masuk akal, beli makan minum tidak masuk akal. Tinggal kita kunci. Namun Haji Lulung menilai, permasalahan APBD 2015 kali ini hanya bagian dari pencitraan Ahok saja. Lulung berkomentar hal ini sebagai bentuk kepanikan yang dialami Ahok untuk tetap mendapat simpati rakyat. “Pejabat publik membuat pencitraan dalam ranah hukum.

Ahok sudah memutuskan untuk keluar dari partai “Hari ini dia membuat pencitraan menabrak undang-undang dia naikin manajemen akuntabel tapi tidak substansi,”ujarLulung.Dua hari setelah mediasi antara Gubernur DKI Jakarta dan DPRD, nama Haji Lulung ngetop di media sosial. Dia dijadikan bahan bully oleh para netizens. Maman Firmansyah selaku Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPRD DKI mengatakan bahwa kicauan tentang Haji Lulung dikoordinasi oleh pihak-pihak tertentu yang ingin merusak citra Lulung.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, selesai tanpa ada titik temu. Ahok pilih meninggalkan ruang lantaran lihat banyak pernyataan bohong yang dilontarkan DPRD. Langkah Ahok ini nyatanya menyulut emosi beberapa politis Kebon Sirih. Bahkan juga tidak cuma kritik keras, makian juga terlontar dari mulut anggota dewan. Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana ‘Lulung’ adalah yang paling keras menyerang Ahok. Dalam sebagian peluang keduanya sering kali berselisih perbedaan paham.Hal yang bikin Lulung jengkel dengan Ahok lantaran menyebutkan dewan juga sebagai maling serta rampok. Politikus PPP ini juga meminta bekas bupati Belitung Timur itu lebih santun serta melindungi norma.Tersebut kritik keras hingga makian Lulung ke Ahok

Perseteruan pada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta serta Gubernur Basuki Tjahaja Purnama berkenaan dengan Rancangan Biaya Pendapatan serta Berbelanja Daerah menimbulkan beragam reaksi beberapa netizen. Pada awal mulanya, netizen mencuit dengan suara pembelaan pada Ahok. Saat ini, netizen kembali riuh dengan cuitan bernada sindiran pada Wakil DPRD Abraham Lunggana dengan kata lain Haji Lulung.Cuitan itu dikodekan dengan #SaveHajiLulung. Alih-alih jadi support buat Lulung, kode itu malah digunakan juga sebagai parodi. Lulung sendiri terdaftar pernah adu mulut dengan Ahok waktu rapat di DPRD serta Kementerian Dalam Negeri. Kode itu menempati posisi pemuncak trending

Popularitas sinyal pagar khas Twitter untuk Lulung itu bahkan juga menebar ke kota-kota besar yang warganya tidak berkenaan dengan kisruh APBD DKI Jakarta, seperti Bandung, Surabaya, serta Makassar. Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana (Lulung) populer belakangan ini. Hal ini lantaran polemik dana siluman Rp 12,1 triliun di RAPBD DKI tahun 2015 yang semakin memanas. Dalam perseteruan APBD, 54,8% masyarakat ternyata mengikuti peristiwa tersebut. 63,4% lebih percaya pada gubernur DKI,” ujar Direktur Opini Cyrus Network, Hafizul Mizan, dalam paparan hasil survei Cyrus di D’Consulat Cafe, Jl Wahid Hasyim,

Page 6: BAB 1

Penelitian dilakukan selama 5 hari yaitu pada tanggal 2-7 Maret 2015. Metode penelitian menggunakan multistage random sampling dengan jumlah responden 1.000 orang. Tingkat kepercayaan 95% dengan margin of error 3,1%. Penelitian ini dilakukan di seluruh kelurahan dan kecamatan di DKI Jakarta dengan responden berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Mereka adalah mahasiswa yang rata-rata sudah memasuki semester 7.

Dari penelitian tersebut ternyata 70% orang yang mengenal Ahok menyukai Ahok. Sementara itu hanya 12,3 persen orang yang kenal suka dengan Lulung. Survei tersebut juga menunjukkan masyarakat kurang puas dengan kinerja DPRD DKI. Warta Jakarta malah masih berharap Ahok kembali menjadi Gubernur DKI, Sebagaimana diberitakan sebelumnya, nama Haji Lulung dalam beberapa hari terakhir bertengger di puncak trending topic Twitter. Meme Haji Lulung membanjiri beberapa media sosial. Netizen ikut menyuarakan aspirasi mereka terkait perseteruan antara Ahok dan Haji Lulung. Tak sedikit pula netizen yang menjadikan Haji Lulung sebagai bahan lelucon.perseteruan soal anggaran siluman, ternyata Wakil Ketua DPRD DKI Haji Lulung Lunggana masih sempat memuji kinerja Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama (Ahok)“Tak semua kinerja Ahok itu buruk, kita tetap mengapresiasi soal pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) itu bagus,” ungkap H.Lulung Lunggana kepada TintaMerahNews.Net, saat ditemui dikawasan Tanah Abang,

Menurutnya haji lulung , kendati program PTSP belum maksimal namun dapat diprediksi sekitar enam bulan mendatang bakal berjalan secara normal. “Yah memang itu butuh waktu kira-kira enam bulan lagi, karena saat ini SKPDnya masih kurang siap. Kita tunggu aja nanti kedepannya seperti apa,” Terlepas itu, sebelumnya Wakil Ketua DPRD DKI H Lulung Lunggana mengaku tak gentar dengan pelaporan Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) ke KPK soal anggaran siluman. Bahkan Lulung menyebut ada gerakan komunis yang mendukung Ahok. Lulung meminta Ahok untuk tidak bicara sembarangan soal DPRD DKI. Ia merasa dirinya tercederai harkat dan martabatnya akibat tudingan Ahok soal DPRD DKI yang disebut maling. “Jangan ngomong sembarangan dong, kami kan punya keluarga, masyarakat, rekanan. Dia mau gak saya bilang Ahok itu maling besar,” kata Lulung. Persoalan anggaran, menurut Lulung, itu dikelola oleh Pemda DKI. “Yang kelola keuangan, yang lelang itu dia, bukan DPRD. Dia kan lebih cepat laporan ke KPK, besok ke Bareskrim, tunggu tanggal mainnya,” imbuhnya. “Ini ada gerakan komunis modern, hati-hati,”begitulah keduanya saling lempar kata kata terkait siapa yang bersalah dan hingga saat ini penyedikan berlanjut kepihak yang berwajib. Sikap seorang pejabat Negara haruslah menunjukan perannya sebagai wakil rakyat yang bertnggung jawab terhadap semua anggara dana demi pembanguana yang jelas dan bermanfaat untuk segenap masyarakat tersebut.

Page 7: BAB 1

BAB IV

PENUTUP

a. KESIMPULANPerseteruan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Abraham Lunggana, atau Haji Lulung tidak terjadi dalam waktu singkat belakangan ini. Adapun pemicu utama ialah lantaran polemik dana siluman Rp 12,1 triliun di RAPBD DKI tahun 2015 yang semakin memanas. Ahok menilai banyaknya reakayasa dari dana yang hendak dikeluarkan yang mencuat kemarahan dari wakil ketua DPRD DKI tersebut. Kedua nya saling melontarkan kritik keras hingga makian , penolakan gubernur Basuki purnama membuat Haji Lulung kesal ia menilai ahok tidak pantas jadi gubernur karena kurang nya etika dari beliau tersebut , kurang efektif nya kinerja dari ahokdan kelurnya ahok dari partai gerinda dianggap sebagai pencitraan ahok hanya membuktikan bahwa dirinya bertanggung jawab untuk masyarakat Jakarta dan ia juga siap untuk mengundurkan diri bila dianggap salah ia untuk menunjukan keadilan. Dari penelitian tersebut ternyata 70% orang yang mengenal Ahok menyukai Ahok. Permaslahan ini sudah dalam penyedikan lapran ke KPK dan ke Bareskrim .Sementara itu menurut pengamatan hanya 12,3 persen orang yang kenal suka dengan Lulung. Survei tersebut juga menunjukkan masyarakat kurang puas dengan kinerja DPRD DKI. Warta Jakarta malah masih berharap Ahok kembali menjadi Gubernur DKI.

b. SARANSebaiknya pemprov hendak mengajukan APBN haruslah transparan dan membuat anggaran dana yang efektif dan efesien sehingga pembangunan dapat terlaksana dengan dana yang jelas dan hasil yang ada Karena itu seharusnya semua jajaran pejabat Negara dapat bersama sama mewujudkan pembanguana Indonesia yang sejahtera dan lebih maju, sebagai pejabat Negara haruslah menunjukan Etika Sopan dlam berbicara di depan seluruh masyarakat Indonesia karena dapat berdampak kepada mental yang buruk kepada anak anak Indonesia tentang kritik pedas hingga makian didepan publik. Keadilan kejujuran harus di tegakkan di Indonesia demi mencapai Indonesia yang maju , ketidakpuasan masyarakat Indonesia terhadap kinerja pemerintah kerap sekali terjadi harusnya hal tersebut menjadi hal-hal yang diperhatikan oleh pejabat Negara.

Page 8: BAB 1

Hasil analisa kesalahan Tanda baca, ejaan, dan kosa kata pada makalah ini

No. No Halaman Kesalahan Pembetulan Alasan pembetulan1. Halaman 1

paragraf pertama.

Kata gubernur tidak menggunakan huruf kapital pada huruf pertama .

Kata “gubernur” seharusnya di tulis” Gubernur”

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat.

2. Halaman 1 paragraf kedua

Kata “balik” tidak baku Kata “balik” diganti dengan kata “kembali”

Kata yang tidak baku tidak sesuai dengan aturan kebahasaan yang berlaku.

3. Halaman 1 paragraf kedeua

Kata “agak ” tidak baku

Kata “agak” diganti dengan kata “sedikit”

Kata yang tidak baku tidak sesuai dengan aturan kebahasaan yang berlaku

4. Halaman 5 paragraf ketiga

Kata pilih tidak sesuai aturan imbuhan sehingga kata “pilih “ tidak tepat digunakan

Seharusnya menggunakan kata “memilih”

Fungsi imbuhan me- adalah membentuk kata kerja aktif.

5. Halaman 5 paragraf ketiga

Kata “bikin” tidak baku

Kata “bikin” diganti dengan kata “membuat”

Kata yang tidak baku tidak sesuai dengan aturan kebahasaan yang berlaku dan Fungsi imbuhan me- adalah membentuk kata kerja aktif.

6. Halaman 2 paragraf pertama

Kata serapan “deadlock” tidak ditulis dengan huruf miring

Kata deadlock ditulis dengan huruf miring “ deadlock”

Huruf miring dalam cetakan dipakai untukmenuliskan kata nama ilmiah atau ungkapanasing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.

7. Nama ahok dan lulung tidak ditulis dengan huruf pertama kapital

Nama Ahok dan Lulung ditulis dengan huruf pertama kapital

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertamaunsur-unsur nama orang

Page 9: BAB 1

No. No Halaman `Kesalahan Pembetulan Alasan pembetulan

8. Halaman 5 Paragraph pertama

Kata “nabrak aturan” tidak baku dan tidak sesuai

Kata nabrak dapat diganti dengan kata melanggar aturan.

Kata yang tidak baku tidak sesuai dengan aturan kebahasaan yang berlaku.

9. Halaman 5 paragraf pertama

Kata menipu tidak sesuai untuk menyatakan pekerjaan

Kata menipu diganti dengan kata “penipu”

Imbuhan pe- salah satu awalan uang pemakaiannya paling produktiv untuk menyatakan sebuah pekerjaan ataupun perbuatan

10. Halaman 6 paragraf ketiga

Kalimat “laporan ke KPK” tidak sesuai untuk menyatakan kata kerja aktif transitif

Kata laporan dapat diganti dengan “melaporkan”

Imbuhan me-kan membuat kata kerja aktif transitif yaitu kata kerja yang memerlukan objek.

11. Halaman 7 paragraf kedua

Kata hal hal harus menggunakan tanda hubung (-)

Kata” hal hal” harus menggunakan tanda hubung (-) yaitu “hal-hal”

Tanda hubung menyambung suku-suku katadasar yang terpisah oleh pergantian baris.

12. Halaman 7 paragraf kedua

Pada kalimat “Pejabat publik membuat pencitraan dalam ranah hokum” menggunakan tanda petik .

Seharusnya tidak menggunakan tanda petik jadi : Pejabat publik membuat pencitraan dalam ranah hukum.

Tanda petik mengapit petikan langsung yangberasal dari pembicaan dan naskah atau bahantertulis lain

13. Halaman 7 paragraf kedua

Kata “karena itu” tidak memakai tanda koma pada awal kata tersebut

Seharusnya setelah kata “karena itu” diikuti dengan tanda koma

Tanda koma dipakai di belakang kata atauungkapan penghubung antarkalimat yang Termasuk di dalamnya olehkarena itu, jadi

14. Halaman 6 paragraf kedua

Pada kalimat “Netizen ikut menyuarakan aspirasi mereka terkait perseteruan itu, Tak sedikit pula netizen yang menjadikan lulung meme”

kalimat yg tepat : Netizen ikut menyuarakan aspirasi mereka terkait perseteruan itu Tak sedikit pula netizen yang menjadikan lulung meme

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkananak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimatitu mengiringi induk kalimatnya

Page 10: BAB 1

No No Halaman Kesalahan pembetulan Alasan pembetulan

15. Halaman 5 Paragraph ketiga

Kata “bekas” tidak baku Kata bekas dpat diganti dengan kata “mantan”

Kata yang tidak baku tidak sesuai dengan aturan kebahasaan yang berlaku.

16. Halaman 4 paragraf ketiga

Kata e bugeting tidak pakai tanda hubung

Seharusnya e-bugeting Tanda hubung dipakai untuk merangkaikanunsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasaasing.

17. Halaman 4 paragraf keempat

Kata ciutan tidak baku Kata ciutan dapat diganti dengan kata “sindiran” sehingga lebih tepat.

Kata yang tidak baku tidak sesuai dengan aturan kebahasaan yang berlaku

18. Halaman 2 paragraf kedua

Kata tak tidak baku Kata tak dapat digantikan dengan kata “tidak”

Kata yang tidak baku tidak sesuai dengan aturan kebahasaan yang berlaku

Page 11: BAB 1

LAMPIRAN REFERENSI

Ini Pemicu Perseteruan DPRD-Ahok versi Haji Lulung

Komaruddin Bagja Arjawinangun Sabtu,  7 Maret 2015  −  14:03 WIB

Anggota DPRD DKI Jakarta mengungkapkan, ada tiga hal krusial yang membuat hubungan legislatif dan eksekutif merenggang. (Sindonews)JAKARTA - Anggota DPRD DKI Jakarta mengungkapkan, ada tiga hal krusial yang membuat hubungan legislatif dan eksekutif renggang. Wakil Ketua DPRD dari PPP Lulung Abraham Lunggana atau Haji Lulung menjelaskan tiga masalah itu pertama soal hukum, kedua cacat administrasi dan ketiga adanya hak-hak politik."Soal hukum terkait kepada penghinaan kepada unsur DPRD DKI. Seperti fitnah kepada anggota DPRD tentang hasil pembahasan," kata Lulung dalam Polemik Sindo Trijaya dengan topik deadlock Ahok di Jakarta, Sabtu (7/3/2015).

Ia melanjutkan, ketiga persoalan etik dan norma (budaya) sesungguhya adalah yang wajib digunakan gubernur  dan wakil gubernur. "Jadi gubernur dan wagub  harus menjalankan etika dan norma sesuai dengan UU 32 tahun 2004," tambahnya.Ketiga soal kestabilan politik di suatu daerah. Pemerintah harus menciptakan suasana yang kondusif agar program-program bisa berjalan dan kepentingan masyarakat tidak terganggu.

Page 12: BAB 1

"Sekarang Ahok itu punya akun sosial media bayaran. Jadi setiap ada hal-hal yang sejalan dengan dirinya akun media sosial itu menyerang pihak berlawanan, maunya ngomong di akun sosial," urainya.Lulung juga menyebutkan Ahok sering menabrak aturan-aturan yang ada."Pak Ahok kalau mau e-budgjeting anda jangan menabrak hukum dong, anda mau menegakan

PERSETERUAN Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Abraham Lunggana, atau Haji Lulung tidak terjadi dalam waktu singkat belakangan ini. Haji Lulung, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, sejak awal sudah menegaskan bahwa Ahok tidak pantas jadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Joko Widodo.

Menurut Haji Lulung, Ahok kerap membuat pernyataan kontroversial dan pedas. Dikutip dari vivanews, Jumat, 31 Oktober 2014, Haji Lulung menyebut mantan Bupati Belitung Timur itu tidak memiliki etika budaya. “Kalau menjadi pejabat publik lalu bicara sembarangan, apa bisa dijadikan contoh? Pejabat publik itu kan harus memberikan penjelasan kepada semua masyarakat, rakyat secara baik. Nah, ini Ahok kan sudah banyak catatan karena telah membuat masyarakat resah,” tandas Haji Lulung.

Ahok juga tak tinggal diam. Ia balik merespons. Dalam sebuah kesempatan di Balai Kota Jakarta, Kamis 24 September 2014, Ahok mengatakan menduduki sebuah jabatan bukan hanya karena punya banyak massa dan teman-teman dari kalangan pejabat. Menurut dia, untuk menjadi seorang pejabat harus disertai dengan keberuntungan salah satunya seperti dia.

“Haji Lulung itu lupa. Saya bisa hari ini di sini (menduduki kursi wakil gubernur DKI Jakarta) itu karena ketiban pulung. Nah, kalau Lulung lawan Pulung, biasanya pasti Pulung yang menang,” ujar Ahok.

Ahok menuturkan, meski Haji Lulung mempunyai banyak massa dan banyak didukung oleh orang-orang Betawi terutama di kawasan Tanah Abang, tetapi Haji Lulung tidak bisa melawan kehendak Tuhan.

“Pulung kalau di agama itu kan kun fayakun. Bagaimana mau lawan kehendak Tuhan? Aku kan ketiban pulung,” tutur Ahok.

Beberapa waktu berjalan, perseteruan Haji Lulung dan Ahok tidak mengendur. Rabu 24 September 2014, Lulung menilai kinerja pemda DKI buruk. Alasannya program tidak berjalan dan penyerapan anggaran sepanjang tahun ini begitu rendah. “Berapa anggaran belanja kita hari ini? Rp72 triliun. Penyerapan anggarannya berapa persen? Sampai bulan ke-9 ini baru 22 persen,” beber Lulung ketika itu.

“Dia cuma menaikkan pajak dan bikin susah rakyat,” kata Lulung. Rabu, 24 September 2014.

Perseteruan Ahok dan Haji Lulung agak mereda ketika perayaan Lebaran Betawi. Di Silang Timur Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Ahad (14/9/2014), keduanya tampak berpelukan, bersalaman, mengobrol akrab, serta cium pipi kanan dan pipi kiri.

Page 13: BAB 1

Yang terbaru dari keduanya adalah polemik antara DPRD dan Pemprov DKI Jakarta. DPRD keberatan dengan APBD yang diajukan oleh Pemprov DKI Jakarta kepada Kemendagri karena tidak sesuai dengan pembahasan dalam rapat paripurna. Menurut Lulung, DPRD mengaku tak keberatan dengan sistem e-budgeting yang diajukan oleh Ahok. Hanya saja menurut Lulung, Ahok menabrak undang-undang karena mengajukan APBD yang tidak sesuai dengan pembahasan.

“Siapa yang tidak apresiasi. Semua apresiasi e budgeting. Namun kemudian sudah teruji belum? Ini nabrak persoalan hukum, proses pembahasan,” tandas Lulung, hari Sabtu (7/3/2015), seperti dikutip dari detik.com. Lulung menilai dokumen yang diajukan oleh Pemprov adalah palsu. Sebab Kemendagri mengembalikan APBD tersebut ke Pemprov DKI Jakarta untuk diperbaiki.

“Tanggal 23 (Februari) dia (Ahok) kirim surat ke kami, bilang sudah sempurnakan APBD. Kami balas surat hari itu juga tapi sampai hari ini tidak pernah dibahas oleh kami,” tuturnya.

Tanggapan Ahok? Ahok menyatakan bahwa siap dipecat, karena membongkar ketidakberesan APBD DKI Jakarta 2015 versi Pemprov DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta. “Saya jujur, saya sudah siap dipecat, dibilang menipu, dilaporkan ke Bareskrim atau apa siap saja,” ungkap Ahok di Balai Kota, Jakarta, Jumat (6/3/2015), dilansir tribunnews. “Aku gampang saja, sudah ada e-budgeting tinggal menyisir, langsung ketahuan misalnya pemeliharaan yang tidak masuk akal, beli ATK tidak masuk akal, beli makan minum tidak masuk akal. Tinggal kita kunci.”

Namun Haji Lulung menilai, permasalahan APBD 2015 kali ini hanya bagian dari pencitraan Ahok saja. Lulung berkomentar hal ini sebagai bentuk kepanikan yang dialami Ahok untuk tetap mendapat simpati rakyat. “Pejabat publik membuat pencitraan dalam ranah hukum. Katakan gubernur, sebenarnya pencitraan jilid II,” ujar Lulung Sabtu (7/3/2015), bersumber dari Liputan6. Lulung menjelaskan, pencitraan pertama dilakukan Ahok pada saat pembahasan undang-undang pilkada ketika Partai Gerindra memutuskan mendukung pemilihan kepala daerah dipilih DPRD. Saat pembahasan masih terbilang prematur, Ahok sudah memutuskan untuk keluar dari partai.

“Hari ini dia membuat pencitraan menabrak undang-undang dia naikin manajemen akuntabel tapi tidak substansi,” ujar Lulung.Dua hari setelah mediasi antara Gubernur DKI Jakarta dan DPRD, nama Haji Lulung ngetop di media sosial. Dia dijadikan bahan bully oleh para netizens. Maman Firmansyah selaku Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPRD DKI mengatakan bahwa kicauan tentang Haji Lulung dikoordinasi oleh pihak-pihak tertentu yang ingin merusak citra Lulung.

“Saya kira ini sepihak dan tidak berimbang. Ada caci maki pada Haji Lulung. Itu kan dikoordinir dan kebanyakan bukan warga Jakarta,” ujar Maman seperti dikutip dari Kompas.com.

Sebaliknya Ahok mengaku senang Haji Lulung jadi ngetop. “Gila itu dunia lho, trending topic. Haji Lulung satu dunia loh, masak gue yang kena? Gue aja enggak tahu loh,” kata Ahok kepada JPNN di Balai Kota, Jakarta, Jumat (6/3/2015). []

Page 14: BAB 1

Mediasi pada DPRD DKI Jakarta serta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, selesai tanpa ada titik temu. Ahok pilih meninggalkan ruang lantaran lihat banyak pernyataan bohong yang dilontarkan DPRD.

Langkah Ahok ini nyatanya menyulut emosi beberapa politis Kebon Sirih. Bahkan juga tidak cuma kritik keras, makian juga terlontar dari mulut anggota dewan.

Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana ‘Lulung’ adalah yang paling keras menyerang Ahok. Dalam sebagian peluang keduanya sering kali berselisih perbedaan paham.

Hal yang bikin Lulung jengkel dengan Ahok lantaran menyebutkan dewan juga sebagai maling serta rampok. Politikus PPP ini juga meminta bekas bupati Belitung Timur itu lebih santun serta melindungi norma.

Tersebut kritik keras hingga makian Lulung ke Ahok :

Perseteruan pada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta serta Gubernur Basuki Tjahaja Purnama berkenaan dengan Rancangan Biaya Pendapatan serta Berbelanja Daerah menimbulkan beragam reaksi beberapa netizen. Pada awal mulanya, netizen mencuit dengan suara pembelaan pada Ahok. Saat ini, netizen kembali riuh dengan cuitan bernada sindiran pada Wakil DPRD Abraham Lunggana dengan kata lain Haji Lulung.

Cuitan itu dikodekan dengan #SaveHajiLulung. Alih-alih jadi support buat Lulung, kode itu malah digunakan juga sebagai parodi. Lulung sendiri terdaftar pernah adu mulut dengan Ahok waktu rapat di DPRD serta Kementerian Dalam Negeri.

Kode itu menempati posisi pemuncak trending topic di Indonesia. Popularitas sinyal pagar khas Twitter untuk Lulung itu bahkan juga menebar ke kota-kota besar yang warganya tidak berkenaan dengan kisruh APBD DKI Jakarta, seperti Bandung, Surabaya, serta Makassar. Ketua DPD PPP DKI Jakarta versi Djan Faridz, Abraham 'Lulung' Lunggana atau sering disapa Haji lulung mengaku turut menolak Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sebab, menurut dia, Ahok adalah sumber konflik di Ibukota.

"Ahok jadi sumber konflik di DKI. Banyak pernyataan yang kontroversi, terakhir beliau mengatakan tidak ingin jadi budak DPR. Dia juga sebut DPR sumber korupsi," ujar Lulung usai deklarasi dan pengukuhan Pengurus KMP DKI periode 2014-2019 di Grand Melia, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2014).

Dia mengatakan, penolakan pengangkatan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bukan hanya desakan dari Front Pembela Islam (FPI), tapi juga masyarakat lain, termasuk dirinya.Lulung pun mengancam akan melakukan pemilihan gubernur tandingan bila Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo tetap memaksakan pelantikan Ahok sebagai Gubernur."Ini desakan masayarakat. Mendagri memaksakan apa yang disampaikan, maka kita akan mengangkat Gubernur tandingan," kata Lulung.

Lulung menjelaskan, seharusnya Mendagri berkompromi terlebih dahulu kepada DPRD maupun

Page 15: BAB 1

beberapa pihak dan tidak memaksakan kehendak untuk segera melantik Ahok. Menurut dia, ada permasalahan yang belum terselesaikan mengenai cara pandang pengangkatan gubernur dalam UU itu sendiri.

"Ini mengacu pada Undang Undang Nomor 32 tentang Pemerintahan Daerah dengan UndanG Undang Nomor 29 tentang Pemilihan Kepala Daerah di daerah khusus Ibukota. Ini ini masih perdebatan," ujar dia.

Lulung kembali membantah, bila desakan penolakan terkuat justru datang dari FPI. "Kita terima masukan bukan hanya dari FPI. Sudah ada 99 ormas yang mendesak. Kita menampung aspirasi. Ini kehendak banyak lapisan," kata dia.Berdasarkan masukan dari masyarakat itu, Lulung mengatakan, DPRD memikirkan untuk menggunakan kewenangannya seperti hak interpelasi, angket dan menyatakan pendapat kepada Ahok.Menanggapi gubernur tandingan, Ahok sebelumnya mengatakan siap menghadapinya. Mantan Bupati Belitung Timur itu juga mengaku siap bertemu dengan FPI terkait pemimpin DKI tandingan tersebut. "Kalau mau jadi gubernur, gubernur lawan gubernur baru mau gue ladenin," tegas Ahok.Ketua DPD PPP DKI Jakarta versi Djan Faridz, Abraham 'Lulung' Lunggana atau sering disapa Haji lulung mengaku turut menolak Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sebab, menurut dia, Ahok adalahsumberkonflikdiIbukota.

"Ahok jadi sumber konflik di DKI. Banyak pernyataan yang kontroversi, terakhir beliau mengatakan tidak ingin jadi budak DPR. Dia juga sebut DPR sumber korupsi," ujar Lulung usai deklarasi dan pengukuhan Pengurus KMP DKI periode 2014-2019 di Grand Melia, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2014).Dia mengatakan, penolakan pengangkatan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bukan hanya desakan dari Front Pembela Islam (FPI), tapi juga masyarakat lain, termasuk dirinya.

Lulung pun mengancam akan melakukan pemilihan gubernur tandingan bila Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo tetap memaksakan pelantikan Ahok sebagai Gubernur."Ini desakan masayarakat. Mendagri memaksakan apa yang disampaikan, maka kita akan mengangkat Gubernur tandingan," kata Lulung.

Lulung menjelaskan, seharusnya Mendagri berkompromi terlebih dahulu kepada DPRD maupun beberapa pihak dan tidak memaksakan kehendak untuk segera melantik Ahok. Menurut dia, ada permasalahan yang belum terselesaikan mengenai cara pandang pengangkatan gubernur dalam UU itu sendiri.

"Ini mengacu pada Undang Undang Nomor 32 tentang Pemerintahan Daerah dengan Undang Undang Nomor 29 tentang Pemilihan Kepala Daerah di daerah khusus Ibukota. Ini ini masih perdebatan," ujar dia.Lulung kembali membantah, bila desakan penolakan terkuat justru datang dari FPI. "Kita terima masukan bukan hanya dari FPI. Sudah ada 99 ormas yang mendesak. Kita menampung aspirasi. Ini kehendak banyak lapisan," kata dia.

Berdasarkan masukan dari masyarakat itu, Lulung mengatakan, DPRD memikirkan untuk menggunakan kewenangannya seperti hak interpelasi, angket dan menyatakan pendapat kepada

Page 16: BAB 1

JAKARTA – Penyebab konflik Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan DPRD secara perlahan mulai terkuak. Sebelum DPRD DKI Jakarta mengajukan hak angket kepada Ahok, mantan Bupati Belitung Timur itu membeberkan akar permasalahannya.

Ahok mengaku tidak ada masalah antaranya dirinya dengan DPRD. Asalkan, Ahok setuju dana Rp 12,1 triliun yang disebut anggaran siluman dimasukkan ke dalam APBD. Namun, Ahok tidak mau memasukkan anggaran Rp 12,1 triliun itu ke APBD. "Hati nurani saya enggak enak. Ini Rp 12,1 triliun banyak loh," ujarnya.

Mantan Bupati Belitung Timur menilai anggaran sebesar itu seharusnya bisa digunakan untuk membangun rrusun bagi masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai. Bukan malah digunakan untuk pengadaan Uninterruptible Power Supply (UPS). "Kalau kita kasih rusun yang baik kasih tempat usaha terus ada rumah sakit dan KJP buat anaknya kan hidup jadi lebih baik. Eh itu malah dipakai buat beli UPS enggak karuan," ucap Ahok.

Ahok mengaku rela melepas jabatannya sebagai Gubernur daripada memasukkan anggaran Rp 12,1 triliun ke APBD. "Bagi saya itu pencurian tidak pantas, kita butuh rusun lebih banyak, masih banyak orang susah. 48 persen sekolah di DKI buruk bangunannya," tandasnya. (gil/jpnn)

Page 17: BAB 1

Liputan6.com, Jakarta –

Ketua Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta Salim Alatas yang biasa dipanggil Habib Selon menyatakan heran dengan sikap Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Fraksi PPP Abraham Lunggana alias Haji Lulung. Saat Lebaran Betawi 14 September, Haji Lulung bersalaman akrab dengan Ahok. Padahal Lulung sempat mengancam membinasakan karier pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu."DPRD sudah dihina. Tapi Haji Lulung kok melempem waktu Lebaran Betawi," ucap dia di Gedung DPRD DKI, Jakarta, Rabu (24/9/2014).

Habib Selon mengatakan, penolakan dilakukan karena keyakinan Ahok yang bukan Islam. Penolakan juga untuk membela DPRD sebagai wakil rakyat yang sempat dihina Ahok.Cekcok Ahok dan Haji Lulung yang terbaru terkait dengan pengunduran diri Ahok dari Partai Gerindra karena menolak pilkada melalui DPRD. Ahok menilai, kepala daerah dipilih DPRD sama saja dengan diperas. Haji Lulung pun merasa terhina dan tersinggung dengan pernyataan Ahok itu.

Karena adanya kesamaan pandangan bahwa Ahok tak pantas menduduki kursi gubernur dan memimpin Jakarta itu lah, FPI berniat menggandeng DPRD DKI untuk bersama-sama menghambat karier Ahok. "Kita mau gandengan dengan DPRD DKI," kata Habib Selon.Massa Front Pembela Islam (FPI) melakukan unjuk rasa di depan Gedung DPRD DKI, menolak Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahok diangkat menjadi gubernur. Mereka berorasi dengan pengeras suara hingga membunyikan petasan.Namun, pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu tetap berada di dalam ruang kerjanya. Ia sama sekali tak tergubris aksi demo itu. Salah seorang staf humas Pemprov DKI, Samawi mengungkapkan Ahok sedang sibuk menandatangani sejumlah dokumen disposisi.

Page 18: BAB 1

DAFTAR PUSTAKA

http://www.tempo.co/read/news/2013/07/30/214500850/Profil-Lulung-Lunggana-Bisnis-Keras-d i-Tanah-Abang

http://news.detik.com/read/2013/07/29/173255/2317937/10/ahok-telepon-haji-lulung-ini-percakapannya

https://www.islampos.com/ahok-vs-haji-lulung-perseteruan-tiada-akhir-168360/

http://news.liputan6.com/read/2132642/haji-lulung-ahok-sumber-konflik-di-dki

http://metro.sindonews.com/ read/973375/171/ini-pemicu-perseteruan-dprd-ahok-versi-haji-lulung-1425711006

http://tintamerahnews.net/?p=5249

http://birokrasi.kompasiana.com/2013/07/31/yang-tidak-ber-etika-itu-ahok-atau-haji-lulung--

581061.html

http://www.indopos.co.id/2015/02/ahok-vs-dprd-ini-pemicunya.html

http://www.solopos.com/2015/03/12/ahok-vs-dprd-dki-antara-ahok-dan-haji-lulung-mana-yang-

paling-dicintai-rakyat-584463