8
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asma bronkhial adalah penyempitan bronkus yang bersifat reversibel yang terjadi oleh karena bronkus yang hiperaktif mengalami kontaminasi dengan antigen (Tabrani, 2010). Asma bronkhial adalah keluhan subyaktif dari seorang menderita paru. Keluhan ini mempunyai jangkauan luas, sesuai dengan interpretasi seseorang mengenai arti asma bronkhial tadi. Mungkin pula pengaruh sosialkultural, sosial-budaya, serta kemampuan seseorang untuk menahan rasa sakit dan asma bronkhial, dapat ikut menentukan berat keluhan asma tersebut (Alsagaff H, 2006). Berdasarkan data kesehatan dunia yang dirilis WHO (2005) di dalam Riset Kesehatan Dasar sebanyak 300 juta orang didunia mengidap penyakit asma bronkhial dan 225 ribu meninggal karena penyakit asma bronkhial. 1

BAB 1

  • Upload
    vina

  • View
    212

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fxbywrtgy5evtrse

Citation preview

5

BAB 1

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Asma bronkhial adalah penyempitan bronkus yang bersifat reversibel yang terjadi oleh karena bronkus yang hiperaktif mengalami kontaminasi dengan antigen (Tabrani, 2010). Asma bronkhial adalah keluhan subyaktif dari seorang menderita paru. Keluhan ini mempunyai jangkauan luas, sesuai dengan interpretasi seseorang mengenai arti asma bronkhial tadi. Mungkin pula pengaruh sosialkultural, sosial-budaya, serta kemampuan seseorang untuk menahan rasa sakit dan asma bronkhial, dapat ikut menentukan berat keluhan asma tersebut (Alsagaff H, 2006).

Berdasarkan data kesehatan dunia yang dirilis WHO (2005) di dalam Riset Kesehatan Dasar sebanyak 300 juta orang didunia mengidap penyakit asma bronkhial dan 225 ribu meninggal karena penyakit asma bronkhial.

Hasil Riset Kesehatan Dasar atau disingkat Riskesdas (2007) bahwa prevalensi nasional Penyakit Asma Bronkhial adalah 4,0% yang didasarkan pada diagnosis tenaga kesehatan dan gejala. Sebanyak 9 provinsi mempunyai prevalensi Penyakit Asma Bronkhial diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Papua Barat.

Pada tingkat nasional, data kejadian asma bronkhial di 10 kabupaten/kota prevalensi Penyakit Asma Bronkhial tertinggi adalah: Aceh Barat: 13,6%, Buol: 13,5%, Pohuwato: 13,0%, Sumba Barat: 11,5%, Boalemo: 11,0%, Sorong Selatan: 10,6%, Kaimana: 10,5%, Tana Toraja: 9,5%, Banjar: 9,2%, Manggarai: 9,2%. Sedangkan 10 kabupaten/kota prevalensi Penyakit Asma Bronkhial terendah adalah : Yakuhimo: 0,2%, Langkat: 0,5%, Lampung Tengah: 0,5%, Tapanuli Selatan: 0,6%, Lampung Utara : 0,6%, Kediri: 0,6%, Soppeng: 0,6%, Karo: 0,7%, Serdang Bedagai: 0,7%, Kota Binjai: 0,7%. (Riskesdas, 2007).Pada studi pendahuluan yang dilakukan pada di wilayah kerja Puskesmas Dupak Surabaya pada tahun 2010 terdapat 176 atau 14,6% kasus penderita asma bronkhial yang berobat ke Puskesmas Dupak Surabaya pasien baru terdapat 7 orang sedangkan pasien lama 165 orang. Sedangkan pada tahun 2011 mencapai 434 orang atau 36,1%, pasien baru terdapat 213 orang sedangkan pasien lama 221 orang dan pada tahun 2012 di bulan terakhir oktober terdapat 286 orang atau 23,8%, terdapat 7 orang sedangkan pasien lama 279 orang, dengan rata-rata kambuh sekitar 1 bulan. Ada kecenderungan peningkatan pada kasus asma bronkhial di Puskesmas Dupak Surabaya sekitar 22%.

Dari 5 sampel survei yang diamati pada penderita asma diketahui bahwa pengetahuan penderita asma bronkhial tentang penyakit bronkhial di Puskemas Dupak Surabaya ditemukan sebanyak 1 orang atau 20% yang memiliki pengetahuan cukup, dan sebanyak 4 atau 80% orang yang memiliki pengetahuan kurang tentang penyakit asma bronkhial. Berdasarkan hasil tersebut di simpulkan rendahnya pengetahuan penderita tentang penyakit asma. Tetapi apakah kondisi tersebut berlaku juga pada populasi atau smapel. Perlu diteliti lebih lanjut, sehingga dipandang perlu meneliti tentang pengetahuan penderita asma bronkhial tentang penyakit asma bronkhial di Puskesmas Dupak Surabaya.Mengingat bahwa ketidaktahuan penderita asma bronkhial terhadap penyakit asma bronkhial, penyebab dan penatalaksanaanya menyebabkan penderita mendapatkan serangan asma bronkhial berulang, sehingga resiko kematian tinggi. Maka dari itu, para penderita asma bronkhial harus memegang peranan penting dalam mengantisipasi terhadap serangan asma bronkhial tersebut. Penderita asma bronkhial harus mengenal, mempelajari dan memahami segala aspek dari penyakit asma bronkhial, termasuk tanda, gejalanya, penyebab, pencetus serangan, dan berat ringannya penyakit asma bronkhial serta penatalaksanaanya. Selain itu diperlukan keterampilan dan sikap dalam menghindari pencetus asma bronkhial, maka serangan asma bronkhial dan risiko kematian tidak akan terjadi.

Peran perawat sebagai pendidik harus bisa menjelaskan kepada para keluarga khususnya yang mempunyai keluarga yang menderita penyakit asma bronkhial, tentang bagaimana cara mengatasi dan mencegah asma bila serangan itu muncul. Untuk mencegah terjadinya asma bronkhial lebih lanjut maka peneliti melakukan penelitian dengan judul Pengetahuan Penderita Asma Bronkhial tentang Penyakit Asma Bronkhial di Puskesmas Dupak Surabaya.1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian maka rumusan masalahnya adalah: Bagaimanakah pengetahuan penderita asma bronkhial tentang penyakit asma bronkhial di puskesmas Dupak Surabaya ?1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahuinya pengetahuan penderita asma bronkhial tentang penyakit asma bronkhial di Puskesmas Dupak Surabaya.1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pengetahuan penderita asma bronkhial tentang pengertian asma bronkhial di Puskesmas Dupak Surabaya. 2. Mengidentifikasi pengetahuan penderita asma bronkhial tentang faktor penyebab asma bronkhial di Puskesmas Dupak Surabaya.3. Mengidentifikasi pengetahuan penderita asma bronkhial tentang cara pencegahan penyakit asma bronkhial di Puskesmas Dupak Surabaya.

4. Mengidentifikasi pengetahuan penderita asma bronkhial tentang komplikasi penyakit asma bronkhial di Puskesmas Dupak Surabaya.

5. Mengidentifikasi pengetahuan penderita asma bronkhial tentang pengobatan penyakit asma bronkhial di Puskesmas Dupak Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Pasien

Dari hasil penelitian ini selanjutnya dapat meningkatkan pengetahuan penderita tentang penyakit asma bronkhial dan dapat mencegah masalah penyakit asma bronkhial.1.4.2 Bagi Keluarga

Dari hasil penelitian ini selanjutnya dapat meningkatkan pengetahuan penderita tentang penyakit asma bronkhial dan dapat mencegah masalah penyakit asma bronkhial.

1.4.3 Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini merupakan masukan bagi semua tim kesehatan khususnya perawat Puskesmas, terutama untuk meningkatkan pengetahuan kepada penderita asma bronkhial tentang penyakit asma bronkhial.1.4.4 Bagi Profesi Perawat Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut dalam mengembangkan profesi keperawatan melalui pelaksanaan standar asuhan keperawatan.1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan

Dapat meningkatkan pemahaman guna mencapai mutu pendidikan yang mendukung mutu pelayanan keperawatan di masa akan datang.1