14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arus globalisasi menuntut adanya percepatan pembangunan. Hal ini berakibat pada besarnya peran kesehatan penduduk untuk mendukungnya. Di lain pihak, berbagai kondisi masyarakat, termasuk kondisi perekonomian telah menyebabkan tingkat kesehatan penduduk yang masih rendah. Pada tahun 2010 indeks kesehatan masyarakat Indonesia menduduki peringkat ke 110 dari 172 negara di dunia. Kondisi kesehatan masyarakat yang masih rendah merupakan indikasi bahwa rumah sakit masih belum berfungsi sebagaimana mestinya (Ratnamiasih, 2012). Rumah Sakit merupakan salah satu sarana upaya kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat sebagai tujuan pembangunan kesehatan, oleh karena itu Rumah Sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan (Wahyuni, 2007). 1

BAB 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

NAKES IGD

Citation preview

Page 1: BAB 1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Arus globalisasi menuntut adanya percepatan pembangunan. Hal ini berakibat

pada besarnya peran kesehatan penduduk untuk mendukungnya. Di lain pihak, berbagai

kondisi masyarakat, termasuk kondisi perekonomian telah menyebabkan tingkat

kesehatan penduduk yang masih rendah. Pada tahun 2010 indeks kesehatan masyarakat

Indonesia menduduki peringkat ke 110 dari 172 negara di dunia. Kondisi kesehatan

masyarakat yang masih rendah merupakan indikasi bahwa rumah sakit masih belum

berfungsi sebagaimana mestinya (Ratnamiasih, 2012).

Rumah Sakit merupakan salah satu sarana upaya kesehatan yang

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran strategis

dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat sebagai tujuan

pembangunan kesehatan, oleh karena itu Rumah Sakit dituntut untuk memberikan

pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan (Wahyuni, 2007).

Rendahnya kualitas SDM kesehatan berimplikasi pada rendahnya kualitas

layanan yang diberikan dan lemahnya daya saing bangsa (Kurniati, 2012).

Menurut Misnaniarti (2010), Sumber Daya Manusia (SDM) dalam sektor

kesehatan merupakan aspek penting karena merupakan input dalam pelaksanaan

program pelayanan kesehatan sebagai bagian dari upaya meningkatkan status

kesehatan masyarakat. Peranan SDM sebagai input juga sangat menentukan

derajat kesehatan suatu bangsa, yang dapat dilihat dari indikator-indikator

kesehatan. Untuk meningkatkan mutu layanan, maka rumah sakit seharusnya

1

Page 2: BAB 1

meninjau kembali bagaimana kualitas tenaga kesehatan sebagai sumber daya

penggerak di dalamnya.

Tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan

jobdesk-nya tidak dapat menjamin mutu suatu organisasi. Salah satu kultur negatif

yang ada di Indonesia adalah kebiasaan mengagung-agungkan gelar. Orang

bersekolah untuk mendapatkan gelar, bukan untuk mendapatkan kemampuan.

Akibatnya banyak lulusan perguruan tinggi yang asal lulus. Selain itu ada juga

usaha untuk jual beli gelar. Ini semua memperkeruh situasi Sumber Daya Manusia

(SDM) di Indonesia karena menjadi tidak jelas siapa yang sebenarnya memiliki

kompetensi (Yani, 2012).

Kompetensi tenaga kesehatan yang kurang akhirnya menjadi salah satu

penyebab timbulnya kejadian kasus malpraktek medik. Sejak 2006 hingga 2012,

tercatat oleh Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran (MKDKI) sebanyak 182

kasus malpraktek yang terbukti dilakukan dokter di seluruh Indonesia (Wibisono,

2013). Menurut National Health Service (NHS), satu saja kelalaian medik yang

dilaporkan, diperkirakan telah terjadi 25 kelalaian medik yang lain (Chandawila S,

2001). Kelalaian tersebut kemungkinan tidak hanya dilakukan oleh dokter, namun

dapat juga dilakukan oleh tenaga kesehatan lainnya.

Suatu pelayanan kesehatan, sekalipun dinilai dapat memuaskan pasien,

tetapi apabila penyelenggaraannya tidak sesuai dengan kode etik serta standar

pelayanan profesi, bukanlah pelayanan kesehatan yang bermutu. Dengan

perkataan lain, dalam pengertian mutu pelayanan kesehatan tercakup pula

kesempurnaan tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan tersebut. Mutu

2

Page 3: BAB 1

suatu pelayanan kesehatan dinilai baik apabila tata cara penyelenggaraannya

sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan profesi yang diinginkan (Azwar,

2010).

Untuk menjamin mutu lulusan setiap tenaga kesehatan yang sesuai kode

etik dan standar profesi, pemerintah secara tegas menetapkan peraturan

sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun

2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan, bahwa setiap tenaga kesehatan yang

akan menjalankan praktik dan/atau pekerjaan keprofesiannya wajib memiliki

Surat Tanda Registrasi (STR). Dalam peraturan menteri ini yang dimaksud

dengan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang

kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan

di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk

melakukan upaya kesehatan. Menurut Undang-Undang Republlik Indonesia

Nomor 36 pasal 11 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan, yang termasuk tenaga

kesehatan yaitu tenaga medis, tenaga psikologi klinis, tenaga keperawatan, tenaga

kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga

keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, tenaga teknik biomedika, tenaga

kesehatan tradisional, dan tenaga kesehatan lain.

Menurut Kurniati (2012), sertifikasi profesi merupakan sarana peningkatan

kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) demi penguatan daya saing nasional

menciptakan kerangka kerja yang memberikan pengakuan pada keterampilan

kerja individu. Namun kenyataannya dalam penelitian yang dilakukan oleh

Darmayanti (2012) menunjukkan hasil bahwa kompetensi perawat ICU RSU

3

Page 4: BAB 1

Tabanan dalam kompetensi pengetahuan, kompetensi teknikal dan kompetensi

komunikasi masih kurang.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan evaluasi kompetensi

tenaga kesehaan di Rumah Sakit Umum Pesawaran Lampung khususnya tenaga

kesehatan di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD). Pelayanan pada instalasi atau

unit gawat darurat (IGD) seringkali menunjukkan pamor atau muka rumah sakit,

karena mempunyai sifat yang darurat apalagi termasuk didalamnya kegawatan dan

kedaruratan, sehingga menuntut penyelesaian masalah dan pengambilan

keputusan secara cepat (Sabarguna, 2008). Artinya semakin baik pelayanan di

Instalasi Gawat Darurat (IGD) maka citra rumah sakit tersebut juga akan semakin

baik. Kabupaten Pesawaran Lampung merupakan daerah pemekaran sehingga

penting melakukan upaya-upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan sehingga

tercipta suatu kesejahteraan masyarakat untuk mendukung percepatan

pembangunan di daerah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Arus globalisasi menuntut adanya percepatan pembangunan. Hal ini

berakibat pada besarnya peran kesehatan penduduk untuk mendukungnya. Untuk

menciptakan kesehatan penduduk dibutuhkan pelayanan kesehatan yang bermutu.

Mutu suatu pelayanan kesehatan dinilai baik apabila tata cara penyelenggaraan

yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di dalamnya telah sesuai dengan kode etik

serta standar pelayanan profesi yang diinginkan. Keluaran (output) tenaga

kesehatan yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) seharusnya telah

memenuhi kriteria tersebut. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui apakah

4

Page 5: BAB 1

kompetensi tenaga kesehaan di Rumah Sakit Umum Pesawaran Lampung

khususnya tenaga kesehatan di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) telah sesuai

dengan keluaran (output) yang diharapkan. Kabupaten Pesawaran Lampung

merupakan daerah pemekaran sehingga penting melakukan upaya-upaya

peningkatan mutu pelayanan kesehatan sehingga tercipta suatu kesejahteraan

masyarakat untuk mendukung percepatan pembangunan di daerah tersebut.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui apakah kompetensi tenaga kesehaan di Rumah Sakit Umum

Pesawaran Lampung khususnya tenaga kesehatan di ruang Instalasi Gawat

Darurat (IGD) telah sesuai dengan keluaran (output) yang diharapkan

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui motif tenaga kesehatan di ruang Instalasi Gawat Darurat

(IGD) Rumah Sakit Umum Pesawaran Lampung dalam memberikan

pelayanan kepada pasien.

2. Mengetahui sifat tenaga kesehatan di ruang Instalasi Gawat Darurat

(IGD) Rumah Sakit Umum Pesawaran Lampung dalam memberikan

pelayanan kepada pasien.

3. Mengetahui konsep pribadi tenaga kesehatan di ruang Instalasi Gawat

Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Pesawaran Lampung dalam

memberikan pelayanan kepada pasien.

5

Page 6: BAB 1

4. Mengetahui pengetahuan tenaga kesehatan di ruang Instalasi Gawat

Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Pesawaran Lampung dalam

memberikan pelayanan kepada pasien.

5. Mengetahui keterampilan tenaga kesehatan di ruang Instalasi Gawat

Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Pesawaran Lampung dalam

memberikan pelayanan kepada pasien.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ilmu yang diperoleh di bangku

perkuliahan dapat diaplikasikan di lapangan sehingga peneliti mendapatkan

manfaat bukan hanya pengetahuan tetapi di bidang ilmu administrasi kebijakan

kesehatan, terutama mengenai evaluasi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam

suatu organisasi.

1.4.2 Manfaat bagi Fakultas

Adapun manfaat yang dapat diterima oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sriwijaya dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan

mengenai ilmu administrasi kebijakan kesehatan, terutama mengenai

evaluasi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam suatu organisasi.

2. Menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya di masa mendatang.

1.4.3 Manfaat bagi Instansi

Manfaat penelitian bagi instansi (Rumah Sakit Umum Pesawaran

Lampung) adalah pihak instansi memperoleh gambaran dan informasi mengenai

6

Page 7: BAB 1

kompetensi tenaga kesehatan di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) sehingga

instansi dapat melakukan upaya pengembangan pada tenaga kesehatan di

dalamnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

1.5.1 Ruang Lingkup Lokasi

Penelitian akan dilaksanakan di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Rumah Sakit Umum Pesawaran Lampung.

1.5.2 Ruang Lingkup Waktu

Penelitian akan dilakukan pada bulan Maret 2015

1.5.3 Ruang Lingkup Materi

Lingkup materi penelitian ini yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) dalam

hal ini adalah tenaga kesehatan dan standar kompetensi yang diukur melalui

indikator keluaran (output) dari penyelengaraan uji kompetensi tenaga kesehatan.

7

Page 8: BAB 1

Ratnamiasih, Ina. 2012, ‘Kompetensi SDM dan Kualitas Pelayanan Rumah Sakit’,

Jurnal Trikonomika [on line], Vol. 11, No. 1, pp 49-57. Dari :

http://download.portalgaruda.org [18 Februari 2015]

Misnaniarti. 2010, ‘Aspek Penting Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber

Daya Manusia (Sdm) Kesehatan Di Era Desentralisasi’, Jurnal Ilmu

Kesehatan Masyarakat, [on line] Vol. 1, No.1, pp 12-19. Dari :

http://www.jikm.unsri.ac.id [18 Februari 2015]

Yani, M. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Chandawila, Wila. 2001. Hukum Kedokteran. Bandung: Bandar maju.

Azwar, Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Tangerang: Bina Rupa

Aksara.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 46 Tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan. Jakarta:

Menkes RI.

Presiden RI. 2014. Undang-Undang Republlik Indonesia Nomor 36 pasal 11 tahun

2014 tentang tenaga kesehatan. Jakarta: Presiden RI.

8

Page 9: BAB 1

Yahya, Amiruddin. 2014. Evaluasi kompetensi tenaga keperawatan di rumah sakit

Islam Bogor. [on line] Dari : http://lib.ui.ac.id [18 Februari 2015]

Wibisono, SG. 2013. Sampai Akhir 2012, Terjadi 182 Kasus Malpraktek. Tempo.

25 Maret 2013

Sabarguna, Boy S. 2009. Enterprise Resource Planning di Rumah Sakit. Jakarta:

Sagung Seto.

Wahyuni, Sri. 2007. Analisis Kompetensi Kepala Ruang Dalam Pelaksanaan

Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Pengaruhnya Terhadap

Kinerja Perawat Dalam Mengimplementasikan Model Praktik

Keperawatan Profesional Di Instalasi Rawat Inap Brsud Banjarnegara.

[on line] Dari: http://eprints.undip.ac.id [27 Februari 2015]

Darmayanti, Ni Nyoman Tri dan Puput Oktamianti. 2013. Analisis Kompetensi

Perawat Ruang Intensif (Intensive Care Unit) Rumah Sakit Umum Tabanan

Tahun 2013. [on line] Dari : http://jurnalsdmk.observatorisdmkindonesia.org

[27 Februari 2015]

Kurniati, Anna dan Feriy Efendi. 2012. Kajian SDM Kesehatan di Indonesia. Jakarta:

Salemba Medika.

9