40
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan dunia teknologi sangat berkembang pesat terutama dalam dunia IT (Informatic Technology). Perkembangan dunia IT berimbas pada perkembangan berbagai macam aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang terkena efek perkembangan dunia IT adalah kesehatan. Dewasa ini dunia kesehatan modern telah memanfaatkan perkembengan teknologi yang menggunakan prinsip ilmu fisika untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas di dunia kesehatan. Abad 20 ditandai dengan perkembangan yang menakjubkan di bidang ilmu dan teknologi, termasuk disiplin ilmu dan teknologi kesehatan. Terobosan penting dalam bidang ilmu fisika dan teknologi ini memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam diagnosis dan terapi berbagai penyakit termasuk penyakit-penyakit yang menjadi lebih penting secara epidemologis sebagai konsekuensi logis dari pembangunan di segala bidang yang telah meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat. 1.2 Rumusan Masalah Apa saja instrumentasi dalam keperawatan? 1.3 Tujuan Mahasiswa diharapkan mampu memahami instrumentasi dalam keperawatan. 1.4 Manfaat Instrumentasi dalam Keperawatan| 1

BAB 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab 1

Citation preview

Page 1: BAB 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini perkembangan dunia teknologi sangat berkembang pesat terutama

dalam dunia IT (Informatic Technology). Perkembangan dunia IT berimbas pada

perkembangan berbagai macam aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang

terkena efek perkembangan dunia IT adalah kesehatan. Dewasa ini dunia kesehatan

modern telah memanfaatkan perkembengan teknologi yang menggunakan prinsip

ilmu fisika untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas di dunia kesehatan. 

Abad 20 ditandai dengan perkembangan yang menakjubkan di bidang ilmu

dan teknologi, termasuk disiplin ilmu dan teknologi kesehatan. Terobosan penting

dalam bidang ilmu fisika dan teknologi ini memberikan sumbangan yang sangat

berharga dalam diagnosis dan terapi berbagai penyakit termasuk penyakit-penyakit

yang menjadi lebih penting secara epidemologis sebagai konsekuensi logis dari

pembangunan di segala bidang yang telah meningkatkan kondisi sosial ekonomi

masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Apa saja instrumentasi dalam keperawatan?

1.3 Tujuan

Mahasiswa diharapkan mampu memahami instrumentasi dalam keperawatan.

1.4 Manfaat

Mahasiswa mampu berperan aktif dalam pelayanan kesehatan. dapat

mengaplikasikan dalam pemberian pelayanan, khususnya berbagai konsep tentang

kimia yang mendasari tindakan dan pelayanan dalam keperawatan dan menerapkan

konsep-konsep dasar fisika dalam praktik  keperawatan dengan mengikuti

perkembangan IPTEK.

Instrumentasi dalam Keperawatan| 1

Page 2: BAB 1

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep/Teori fisika terhadap kesehatan

Fisika berasal dari bahasa Yunani, physikos yang berarti ‘alamiah’. Karena itu

Fisika merupakan suatu ilmu pengetahuan dasar yang mempelajari gejala-gejala alam

dan interaksinya yang terjadi di alam semesta ini. Hal-hal yang dibicarakan di dalam

fisika, selalu didasarkan pada pengamatan eksperimental dan pengukuran yang

bersifat kuantitatif. Fisika terbagi atas dua bagian yaitu :

1. Penggunaan ilmu fisika untuk menentukan fungsi tubuh meliputi kesehatan

dan penyakit yang dikenal dengan faal fisika/Fisiologi fisika.

2. Penggunaan Fisika dalam praktek kedokteran meliputi pengetahuan tentang

benda/alat yang dipergunakan dalam bidang kedokteran yaitu alat ultrasonik,

laser, radiasi dan sebagainya.

3. Pada perkembangan selanjutnya fisika kedokteran/kesehatan bekerja pada

bidang fisika radiologi, meliputi proteksi radiasi, penggunaan radiasi dalam

diagnostik dan pengobatan penderita dengan radiasi.

Ilmu Fisika mendukung perkembangan teknologi, enginering, kedokteran dan

lain-lain. Untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi atau dialami suatu

benda,diperlukan pengukuran berbagai besaran-besaran fisika.

Ilmu fisika kesehatan atau disebut dengan medical physics adalah ilmu yang

menggabungkan dua bidang kajian yang sangat luas, yaitu : ilmu fisika dan ilmu

kesehatan serta keterkaitannya. Fisika kesehatan mengacu pada dua bidang kajian

utama, yaitu: pertama, penerapan fungsi ilmu fisika pada tubuh manusia dan

penerapannya untuk mengatasi penyakit yang dialami oleh tubuh, dan yang kedua,

penerapan ilmu fisika pada kegiatan teknik pemeriksaan medis. Bagian yang pertama

sering disebut physics of physiology; sementara bagian yang kedua melibatkan seluruh

pemahaman tentang konsep dasar dan cara kerja instrumen-instrumen (peralatan)

kedokteran yang digunakan untuk mendiagnosa para pasien. Kedua bidang kajian

tersebut menjadi sangat penting untuk menjaga (bagian yang pertama) kesehatan dan

(bagian yang kedua) untuk mengatasi atau menyembuhkan tubuh bila telah terserang

penyakit.

Instrumentasi dalam Keperawatan| 2

Page 3: BAB 1

2.2 Ilmu fisika dalam keperawatan

ilmu fisika digunakan untuk memahami fungsi tubuh manusia dalam masalah

kesehatan dan penyakit; dan pada instrumentasi yang digunakan dalam diagnosa dan

terapi. 

Hal- hal yang perlu diperhatikan adalah:

1. Ketelitian yaitu pengukuran yang bagaimana memberikan pendekatan untuk

memperoleh suatu standar.

2. Kebenaran yaitu kemampuan pengembalian dari suatu pengukuran tanpa

mempedulikan ketelitian dalam pengukuran.

Kesalahan yang terjadi dalam pengukuran antara lain:

1. Kesalahan Pemeriksa 

2. Kesalahan orang yang diperiksa 

FALSE POSITIF Suatu penyimpangan dimana penderita dinyatakan sakit padahal

tidak. Misalnya pada pemeriksaan kadar gula darah. cenderung meningkat jika

penderita tersebut baru saja minum air gula. 

FALSE NEGATIF Suatu penyimpangan dimana penderita dinyatakan sehat padahal

ia sakit. 

Cara Menghindari pengukuran yang salah:

1. Pengambilan pengukuran harus teliti dan hati- hati. 

2. pengulangan pangambilan sampel 

3. Standarisasi alat 

4. Kalibrasi alat.

Instrumentasi dalam Keperawatan| 3

Page 4: BAB 1

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Instrumentasi dalam keperawatan

3.1.1 Beberapa besaran dalam ilmu fisika yang biasa digunakan oleh perawat dalam

menjalankan praktik keperawatan:

1. Suhu

Suhu menunjukan derajat panas suatu benda. Dalam pemakainya dalam

praktik keperawatan suhu sangat menentukan keberhasilan perawat dalam

mendiagnosa suatu penyakit yang diderita oleh pasien.

Alat yang digunakan dalam pengukuran suhu adalah thermometer. Pada

termometer, zat yang paling banyak digunakan adalah alkohol dan raksa. Prinsip

kerja termometer buatan Galileo didasaran pada perubahan volume gas di dalam

labu. Prinsip kerja termometer biasanya menggunakan sifat pemuaian zat cair.

Jadi, pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat bertambahnya suhu

zat.

Termometer klinis biasanya diperlukan sebagai keperluan pengobatan.

Perawat atau dokter dapat menunjukkan suhu badan pasien dalam waktu yang agak

lama. Tujuan dari termometer klinis adalah agar tidak terjadi kesalahan dalam .

Termometer klinis memiliki sebuah lekukan sempit di atas wadahnya. Ketika

digunakan untuk mengukur suhu tubuh pasien, raksa dalam wadah akan memuai

melewati lekukan sempit dan menunjukkan posisi suhu pasien yang diukur. Ketika

termometer dikeluarkan dari mulut / ketiak pasien, raksa tidak dapat kembali lagi

ke wadah karena celahnya terlalu sempit. Dengan demikian, kolom raksa tetap

menunjukkan suhu pasien sampai dokter selesai membaca suhunya. Raksa dapat

dikembalikan ke tempat semula dengan cara menggoyang-goyangkan termometer

selama beberapa kali.

2. Tekanan

Manometer

Tekanan darah merupakan parameter yang dapat menunjukkan beberapa

kelainan yang terjadi pada tubuh manusia. Alat pengukur tekanan darah atau yang

juga biasa disebut dengan tensimeter dan sfigmomanometer biasa digunakan oleh

para praktisi kesehatan untuk mengetahui kondisi tekanan darah pasiennya. Cara

kerja alat pengukur tekanan darah ini sebenarnya cukup sederhana. Prinsip kerja

Instrumentasi dalam Keperawatan| 4

Page 5: BAB 1

alat pengukur tekanan darah sama dengan U-Tube Manometer. Manometer adalah

alat pengukur tekanan yang menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi cairan

yang disebut cairan manometrik untuk menentukan tekanan cairan lainnya yang

akan diukur. Dan berikut penjelasan singkat bagaimana cara kerja alat pengukur

tekanan darah

Prinsip Kerja Alat Pengukur Tekanan Darah

Tube manometer dapat digunakan untuk mengukur tekanan dari cairan dan gas.

Nama U-Tube diambil dari bentuk tabungnya yang menyerupai huruf U seperti

pada gambar di bawah ini. Tabung tersebut akan diisi dengan cairan yang disebut

cairan manometrik. Cairan yang tekanannya akan diukur harus memiliki berat jenis

yang lebih rendah dibanding cairan manometrik, oleh karena itu pada alat

pengukur tekanan darah dipilih air raksa sebagai cairan manometrik karena air

raksa memiliki berat jenis yang lebih besar dibandingkan dengan berat jenis darah.

Manset dipasang mengikat‟ mengelilingi lengan dankemudian ditekan dengan

tekanan di atas tekanan arteri lengan (brachial) dan kemudian secara perlahan

tekanannya diturunkan. Pembacaan tinggi mercuri dalam kolom (tabung

manometer) menunjukkan peak pressure (systolic) dan lowest pressure (diastolic).

3. Tinggi

Dalam menentukan manusia/pasien yang tinggi badanya normal. Dalam

pengukutan tinggi badan pasien, perawat biasa menggunakan mistar

4. Diameter

Seperti dalam mengukur ketinggian badan/tubuh pasien, perawat juga harus

mengukur diameter organ-organ pasien.

5. Berat

Perawat juga dituntut untuk mengukur berat badan pasien. Hal ini bisa

dilakukan perawat dalam mengukur berat badan bayi. Dalam mengkur berat badan

pasien alat yang dugunakan adalah timbangan.

6. Waktu

Dalam memeriksa pasien, perawat harus memiliki jarak waktu tertentu, hal

ini dilakukan agar perawat dapat memperoleh data mengenai perubahan-perubahan

dari pasien selam selang waktu yang telah ditentukan.

7. Kecepatan

biasanya ini terlihat saat perawat mengatur tetesan cairan infuse. Biasanya

tetesan atau kecepatan cairan infuse diatur sesuai kebutuhan pasien.

Instrumentasi dalam Keperawatan| 5

Page 6: BAB 1

8. Panjang

Dalam praktik keperawatan, perawat harus dengan teliti mengukur panjang.

Misalnya dalam mengukur panjang selang yang dimasukan saat memasang kateter.

3.1.2 Ventilator

Ventilator adalah sebuah alat yang digunakan untuk membantu proses

ventilasi dalam mempertahankan oksigenasi. Indikasi pemasangan ventilator ini

biasanya pada pasien dengan gagal nafas dan operasi tekhnik hemodilusi. Karena

alat ini menggunakan sumber daya listrik dalam pemanfaatannya, sehingga

termasuk ke dalam alat Elektronika. Adapun Cara pemeliharaannya yaitu :

1. Hindari dari goncangan. Karena mengingat peralatan elektronika sangat peka

terhadap goncangan.

2. Hindari menggunakan peralatan dari medan magnet yg kuat agar sensitifitas

tidak berubah.

3. sebaiknya menggunakan suhu ruangan antara 180C – 250C karena alat tidak

tahan pada suhu di atas 250C.

4. Hindari dari kotoran / debu,

5. selain itu, Pengetahuan dan ketrampilan dlm penggunaan alat juga sangat

penting diketahui, untuk meminimalisir terjadinya kerusakan, diantaranya

yaitu:

a. Sasaran pengukuran telah dipahami.

b. Persiapan metode, waktu dan program pengukuran.

c. Kondisi peralatan.

3.1.3 Gunting

Gunting adalah alat mekanik yang terbuat dari logam yang digunakan untuk

memotong. Oleh Karena bahan bakunya dari logam, maka sering menyebabkan

karatan.

Dan Cara pemeliharaannya yaitu:

1. Harus disimpan ditempat yg memiliki suhu tinggi ( lebih kurang 370C )

2. Lingkungan kering ( perlu memakai silikon sebagai penyerap uap air )

3. Harus bebas dari kotoran/debu yang melekat kemudian diolesi dgn minyak

baik minyak oli, minyak rem atau parafin cair.

Instrumentasi dalam Keperawatan| 6

Page 7: BAB 1

3.1.4 handschoen (sarung tangan karet)

Disamping mencuci tangan dalam meminimalisasi penularan

penyakit, handschoen atau sarung tangan juga merupakan alat yang mutlak harus

dipergunakan oleh petugas kesehatan, termasuk perawat. Karena alat ini terbuat

dari bahan karet, sehingga menyebabkannya mudah sekali meleleh dan melengket

jika disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama. Untuk menghindari terjadinya

kerusakan, maka harus dilakukan perawatan, diantaranya:

Setelah dipakai, dicuci dengan sabun

Dijemur dibawah terik matahari

Ditaburi talk pada seluruh permukaan karet.

3.1.5 Test tube (tabung reaksi)

Tabung reaksi yaitu bahan gelas yang dipakai dalam laboratorium medis, yang

fungsinya untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam skala kecil/jumlah yang sedikit.

Selain itu tabung reaksi juga memiliki kelemahan, dimana dia mudah pecah,

mudah tumbuh jamur sehingga dapat mengganggu daya tembus sinar, dan biasanya

mudah timbul goresan bila dibersihkan dengan kain katun.

Karena adanya kelebihan dan kelemahannya, maka Cara pemeliharaannya yaitu:

Penyimpanan pada suhu 270C – 370C dan diberi penerangan 25 watt.

Ruangan diberi silikon sebagai zat higroskopis.

Gunakan alkohol, acetone, kapas dan pompa angin untuk membersihkan debu.

Pada saat memanaskan harus diatas kawat kasa, boleh secara langsung asal

bahan dari pyrex.

Gelas yg akan direbus dimasukkan ke air dingin terlebih dahulu, baru

kemudian dipanaskan secara perlahan-lahan

Setelah selesai dipakai, gelas terlebih dahulu dibersihkan, bisa menggunakan

air bersih, detergent(penghilang lemak), maupun larutan.

3.1.6 Incubator Perawatan

Incubator perawatan adalah alat yang berfungsi untuk merawat bayi premature

atau mempunyai berat badan lahir rendah (BBLR), dengan cara memberikan suhu dan

kelembapan yang stabil dan kebutuhan oxygen sesuai dengan kondisi dalamkandungan ibu.

Prinsip Kerja Incubator Perawatan

Instrumentasi dalam Keperawatan| 7

Page 8: BAB 1

Inkubator bayi modern yang temperaturnya diatur oleh sistem control.

Temperature pada salluran-saluran suplly udara merubah tahanan thermisor

dibandingkan dengan suatu tahanan tetap identik dengan suhu yang di

kehendaki atau diset. Jika suhu udara memasuki tempat bayi atau chamber

lebih rendah dari pada suhu yang di set, daya dihubungkan ke heater untuk

mengoreksi perbedaan ini. Pada sistem control, jumlah daya yang di berikan

ke heater sebanding dengan perbedaan atau selisih suhu di antara suhu udara

yang sebenarnya dengan suhu yang di set. Hal ini berarti daya berkurang

sewaktu suhu mencapai set poin ( suhu yang di set), merupakan gambaran

penting mengenai contoh lebih presisi dan untuk memperkecil kemungkinan

melebihi setting. Bila sushu yang dikehendaki tidak tercapai, alarm akan

berbunyi.

3.1.7 Ultrasonografi medis (sonografi)

Sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan

untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka

patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik

biasa digunakan ketika masa kehamilan.

Prinsip USG

Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekwensi lebih tinggi

daripada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa

mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai

frekwensi antara 20 – 20.000 Cpd (Cicles per detik- Hertz).. Sedangkan dalam

pemeriksaan USG ini mengunakan frekwensi 1- 10 MHz ( 1- 10 juta Hz).

Gelombang suara frekwensi tingi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal

yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transducer. Perubahan bentuk

akibat gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan teganganlistrik.

Fenomena ini disebut efek Piezo-electric, yang merupakan dasar

perkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah bila

dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik yang

melaluinya, kristal akan mengembang dan mengkerut, maka akan dihasilkan

gelombang suara frekwensi tingi.

3.1.8 Fisika dasar gelombang ultrasonik pada usg

Instrumentasi dalam Keperawatan| 8

Page 9: BAB 1

Pemahaman mengenai sifat fisik gelombang ultrasonik sangat diperlukan didalam

pemeriksaan USG, antara lain :

a. Untuk mengetahui prinsip kerja, cara pemakaian dan cara pemeriksaan alat

USG

b. Untuk membuat interpretasi gambaran USG dan mengenal berbagai gambaran

artefak yang ditimbulkan.

c. Untuk memahami efek biologik dan segi keamanan dalam penggunaan alat

diagnostik USG yang dewasa ini masih perlu dipantau

Gelombang ultrasonik merupakan gelombang suara frekuensi gelombang suara

yang dapat didengar oleh telinga manusia. Alat diagnostik USG menggunakan

gelombang ultrasonik yang mempunyai frekuensi 1-10 MHz. Kecepatan

gelombang suara didalam suatu medium akan berbeda dari medium lainnya. Sifat

akustik medium menentukan perbedaan ini.

Pengurangan intensitas merupakan atenuasi, yang dapat disebabkan oleh

mekanisme, refleksi, refraksi, absorpsi dan scattening.

Pengaruh atenuasi dalam pemeriksaan USG :

a. Atenuasi akan membatasi kemampuan alat USG dalam memeriksa truktur

jaringan tubuh hanya sampai batas ke dalaman tertentu.

b. Adanya atenuasi yang berbeda pada jaringan tubuh akan memberikan

gambaran USG yang berbeda pula

c. Alat USG sulit digunakan untuk memeriksa struktur jaringan tulang organ

yang berisi gas

Faktor yang menambah keamanan penggunaan USG yang banyak dipakai saat ini

mempunyai intensits <10 MW/Cm2. Faktor lain yang menambah keamanan

penggunaan USG, baik terhadap ibu maupun janin :

a. Gel ultrasonik yang digunakan adalah jenis pulsa, sehingga efek kumulatif di

dalam jar sangat kecil

b. Dinding abdomen ibu (pada transabdominal) akan mengabsorpsi sebagian

intensitas gel ultrasonic

c. Vaskularisasi pada dinding abdomen ibu dan janin akan menetralisir efek

panas dari gel ultrasonik.

Pemakaian USG jenis real tim dan adanya gerakan janin akan menghindari

terfokusnya intensitas gelombang ultrasonik pada suatu organ yang lama rahim dan

organ sekitarnya.

Instrumentasi dalam Keperawatan| 9

Page 10: BAB 1

Cara Kerja alat Ultrasonografi

Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima

gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi

energi akustik oleh transducer, yang dipancarkan dengan arah tertentu pada

bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian

lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan menimbulkan

bermacam-macam echo sesuai dengan jaringan yang dulaluinya.

Pantulan echo yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan

membentur transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu

diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar

oscilloscope. Dengan demikian bila transducer digerakkan seolah0olah kita

melakukan irisan-irisan pada bagian tubuh yang dinginkan, dan gambaran

irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat pada layar monitor.

Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedance accoustic

tertentu. Dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam

echo, jaringan tersebut dikatakan echogenic. Sedang jaringan yang homogen

hanya sedikit atau sama sekali tidak ada echo, disebut anecho atau echofree .

Suatu rongga berisi cairan bersifat anechoic, misalnya : kista, asites, pembuluh

darah besar, pericardial dan pleural efusion.

Display Mode’s

Echo dalam jaringan dapat diperlihatkan dalam bentuk :

a. mode L  : Dalam sistem ini, gambar yang berupa defleksi vertikal pada

osiloskop. Besar amplitudo setiap defleksi sesuai dengan energy eko yang

diterima transducer.

b. B-mode  : Pada layar monitor (screen) eko nampak sebagai suatu titik dan

garis terang dan gelapnya bergantung pada intensitas eko yang

dipantulkan dengan sistem ini maka diperoleh gambaran dalam dua

dimensi berupa penampang irisan tubuh, cara ini disebut B Scan.

c. M-mode : Alat ini biasanya digunakan untuk memeriksa jantung.

Tranducer tidak digerakkan. Disini jarak antara transducer dengan organ

yang memantulkan eko selalu berubah, misalnya jantung dan katubnya.

Cara Pemeriksaan

Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. Pervaginam

Instrumentasi dalam Keperawatan| 10

Page 11: BAB 1

1) Memasukkan probe USGtransvaginal/seperti melakukan pemeriksaan

dalam.

2) Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu.

3) Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing.

4) Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim.

5) Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi.

6) Tidak menyebabkan keguguran.

b. Perabdominan

1) Probe USG di atas perut.

2) Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu.

3) Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot

perut, lemak baru menembus rahim.

Pemakaian Klinis

USG digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dalam berbagai

kelainan organ tubuh. USG digunakan antara lain :

a. Menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut dan pelvis.

b. membedakan kista dengan massa yang solid.

c. mempelajari pergerakan organ (jantung, aorta, vena kafa), maupun

pergerakan janin dan jantungnya.

d. Pengukuran dan penetuan volum. Pengukuran aneurisma arterial,

fetalsefalometri, menentukan kedalaman dan letak suatu massa untuk

bioksi. Menentukan volum massa ataupun organ tubuh tertentu (misalnya

buli-buli, ginjal, kandung empedu, ovarium, uterus, dan lain-lain).

e. Biopsi jarum terpimpin. Arah dan gerakan jarum menuju sasaran dapat

dimonitor pada layar USG.

f. Menentukan perencanaan dalam suatu radioterapi. Berdasarkan besar

tumor dan posisinya, dosis radioterapi dapat dihitung dengan cepat. Selain

itu setelah radioterapi, besar dan posisi tumor dapat pula diikuti.

g. konfirmasi kepastian kehamilan. Embrio dalam kantung kehamilan dapat 

dilihat pada awal kehamilan 5 minggu dandetak jantung janin biasanya ter

lihat jelas dalam usia 7 minggu.

h. Mengetahui usia kehamilan. Untuk mengetahui usia kehamilan dapat deng

an menggunakan ukuran tubuh fetus,panjang kaki dan lingkar kepala, sehi

ngga dapat memperkirakan kapan tanggal persalinan

Instrumentasi dalam Keperawatan| 11

Page 12: BAB 1

i. Memantau pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan.

j. Mengetahui lebih lanjut adanya ancaman keguguran. Jika terjadi pendarah

an vagina awal,

USG dapat menilaikesehatan dari fetus. Jika detak jantung janin jelas, ma

ka prospek yang baik untuk melanjutkan kehamilan.

k. Masalah dengan plasenta. USG dapat menilai kondisi plasenta dan adanya 

masalah-masalah seperti plasenta revia dll.

l. Memastikan adanya kehamilan ganda/kembar, apakah ada satu atau lebih j

anin di dalam rahim.

m. Mengukur jumlah cairan ketuban. Masalah terjadi ketika kandungan berle

bihan cairan ketuban atau terlalu sedikit.Volume

(jumlah cairan) dapat dinilai dengan USG.

n. Kelainan letak janin. Bukan saja kelainan letak janin dalam rahim, tapi jug

a banyak kelainan janin sepertihidrosefalus, anesefali, sumbing, kelainan 

jantung, kelainan kromoson, dll.

3.1.9 Lithoclast

Teknologi pemecah batu di saluran kencing sampai ke daerah ginjal ini

bernama lithoclast ini secara sederhana adalah bekerja cengan mengirimkan

getaran pada sumber atau batu yang hendak dihancurkan. Getaran ini ditembakkan

ke sasaran sampai batu benar-benar hancur.Proses pengiriman getaran dari sumber

getar ke sasaran atau batu di saluran kencing ini dengan diawali memasukkan

selang ke saluran kencing yang di ujungnya terdapat kamera. Pada saat

penghancuran saluran kencing tersebut bias dimonitori baikoleh dokter maupun

oleh pasien itu sendiri. Setelah diketahui dengan pasti batu yang akan digetarkan,

maka dikirim sumber getar melalui sesuatu alat tertentu, sampai batu benar-benar

hancur.

3.1.10 Electromyogram

Cara kerjanya adalah dengan menempatkan dua elektroda (atau sensor) di kulit

pada otot yang akan dimonitor. Otot-otot yang paling sering digunakan oleh

praktisi biofeedback adalah frontalis (otot yang berkerut di dahi Anda), masseter

(otot rahang), dan trapezium (otot-otot bahu yang kaku ketika Anda sedang stres).

Mesin ini digunakan untuk merehabilitasi pasien yang mengalami kelumpuhan

akibat terkena stroke. Bahkan ketika seseorang tidak lagi memiliki sensasi pada

anggota tubuh yang lumpuh dan tidak dapat menggerakkannya, EMG seringkali

Instrumentasi dalam Keperawatan| 12

Page 13: BAB 1

dapat mendeteksi aktivitas listrik dalam otot. Mesin EMG menguatkan pancaran

gelombang listrik dari anggota tubuh yang lumpuh. Saat pasien menjadi sadar akan

hal tersebut, sistem sarafnya akan merangsang aktivitas otot. Hal ini akan membuat

ujung saraf baru dapat tumbuh pada otot yang dilakukan EMG tadi, sehingga

pasien dapat kembali melakukan beberapa gerakan.

EMG lebih sering digunakan untuk merelaksasi otot yang tegang yang

disebabkan oleh stres. Ketika elektroda menangkap otot yang tegang, mesin akan

memberikan sinyal, seperti cahaya yang berwarna atau suara. Dengan cara ini,

pasien dapat merasakan dan memonitor kelanjutan aktivitas otot dan mulai

berfokus untuk mengenali seperti apa rasanya otot yang tegang. Saat menyadari

akan proses internal ini, Anda akan mulai mengenali saat ketegangan mulai muncul

dalam kehidupan sehari-hari. Latihan biofeedback seperti ini berguna untuk

mengontrol ketegangan sebelum menjadi lebih buruk atau menyebabkan masalah

fisik lainnya. EMG sering digunakan untuk pengobatan sakit kepala, sakit

punggung, sakit leher, serta penyakit yang terkait dengan stres, misalnya asma dan

jerawat

3.1.11 Electrocardiogram (ECG)

Electrocardiogram (ECG) merupakan suatu grafik yang dihasilkan oleh suatu

elektrokardiograf. Alat ini merekam aktivitas listrik jantung pada waktu tertentu

(saat pemeriksaan). Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara

langsung, namun dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunya

kontraktilitas jantung.

Prinsip Dasar

Electrocardiagraph atau ECG adalah salah satu alat kesehatan yang

berfungsi untuk mendeteksi sinyal potensial listrik pada jantung manusia.

Suatu biolistrik yang berasal dari jantung, akan diumpankan ke lead selector

yang berfungsi untuk memilih atau menentukan lead yang akan diukur. Setelah

memilih lead sinyal akan dikuatkan dan akan di ukur pada pre amplifier

berkali-kali sehingga bias menggerakkan galvanometer yang di kopel dengan

sebuah stylus. Stylus merupakan hasil outputan akhir.

Instrumentasi dalam Keperawatan| 13

Page 14: BAB 1

Gambar 2. Pemasangan Lead ECG

Jumlah Lead ECG disesuaikan dengan merk ECG yang dipakai. Untuk

pembacaan dan filter yang digunakan, serta jenis pemeriksaan merupakan

kewenangan dokter.

Instrumen Electrocardiogram (ECG) mampu merekam aktivitas

potensial elektrik yang dihasilkan oleh jantung. Dari awal penemuannya

hingga sekarang, masih ada beberapa prinsip utama yang tetap digunakan oleh

instrumen ini. Beberapa diantaranya adalah identitas nama sinyal gelombang,

standar penempatan tempat rekaman pada lengan dan kaki, serta teori

pemodelan yang menyatakan jantung sebagai kutub yang berubah-ubah

terhadap waktu.

Untuk merekam sinyal gelombang ECG, dibutuhkan diferensial rekaman

dari titik-titik pengukuran pada permukaan tubuh. Einthoven [2]

mendefinisikan beberapa diferensial tersebut sebagai Lead dengan simbol

penomoran Romawi. Dengan bantuan kepingan logam sebagai elektroda yang

ditempelkan pada permukaan kulit di titik-titik Einthoven, maka terdapat

impedansi permukaan kulit yang bersarnya tergantung pada pilihan frekuensi.

Keterangan:

RA = tangan kanan (right arm), LA = tangan kiri (left arm), dan LL = kaki kiri

(left leg). Lead I bertugas merekam keadaan jantung dari bahu bagian atas dan

saling mempengaruhi dengan Lead yang lain dengan hubungan II = I + III.

Instrumentasi dalam Keperawatan| 14

Page 15: BAB 1

Gambar 3. Tiga Lead bipolar yang dikenal dengan segitiga Einthoven

Evolusi ECG berlanjut ketika F.N. Wilson [3] menambahkan konsep

perekaman ”multikutub”. Pada konsep ini ada titik referensi yang merata-

ratakan beda potensial ketiga cabang lainnya. Wilson menyusun tiga Lead

cabang terminal dan enam Lead cabang yang ditempatkan pada dada depan

untuk membentuk 12 Lead standar ECG. 

Gambar 4. Tiga Lead cabang Wilson (VW) dan enam Lead cabang dada depan

(Vi) (J.D. Bronzino. The Biomedical Engineering Handbook. 2nd Ed. CRC &

IEEE Press. 2000)

Prinsip Pengukuran dan Instrumentasi yang digunakan

Sinyal pengukuran ECG memiliki rentang potensial sekitar 2 mV dan

frekuensi 0.05 – 150 Hz. Huruf P, Q, R, S, T, dan U yang dipilih Einthoven

sebagai identitas nama gelombang dipakai oleh standar Asosiasi Jantung

Instrumentasi dalam Keperawatan| 15

Page 16: BAB 1

Amerika (American Heart Association) dan Asosiasi Instrumen Medis tingkat

lanjut (Association for the Advancement of Medical Instrumentation).

Instrumen modern ECG merupakan sebuah sistem pengukuran yang

mengintegrasikan peralatan komputer, 12-16 bit analog-digital

(A/D) converter, micro controller, dan processor input-output (I/O). Sistem

ECG menghitung matriks-matriks dari 12 sinyal Lead dan menganalisisnya

dengan aturan yang baku sehingga tercipta hasil akhir pengukuran.

Irama Normal Pada EKG

Rekaman EKG biasanya dibuat pada kertas yang berjalan dengan kecepatan

standard 25mm/ detik dan defleksi 10mm sesua dengan potensial 1mV

Gambaran EKG normal menunjukkan bentuk dasar sebagai berikut :

1. Gelombang P : Gelombang ini pada umumnya berukuran kecil dan

merupakan hasil depolarisasi atrium kanan dan kiri.

2. Segmen PR : Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang

menghubungkan antara gelombang P dengan Kompleks QRS

3. Kompleks QRS : Kompleks QRS merupakan suatu kelompok gelombang

yang merupakan hasil depolarisasi ventrikel kanan dan kiri.Kompleks

QRS pada umumnya terdiri dari gelombagn Q yang merupakan

gelombang defleksi negatif pertama, gelombang R yang merupakan

gelombang defleksi positif  pertama, dan gelombang S yang merupakan

gelombang defleksi negatif pertama setelah gelombang R.

4. Segmen ST : Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang

menghubungkan kompleks QRS dengan gelombang T

5. Gelombang T : Gelombang T merupakan pontesial repolarisasi dari

ventrikel kiri dan kanan

6. Gelombang U : Gelombang in berukuran kecil dan sering tidak ada. Asal

gelombang ini masih belum jelas

Instrumentasi dalam Keperawatan| 16

Page 17: BAB 1

Gambar 5. Hasil pengukuran ECG

Dalam melaporkan hasil ECG sebaiknya mencakup hal-hal beikut :

1. Frekuensi (heart rate)

2. Irama jantung (Rhyme)

3. Sumbu jantung (Axis)

4. Ada /tidaknya tanda tanda hipertrofi (atrium/ventrikel)

5. Ada/tidaknya tanda tanda kelainan mikard (iskhemi/ injuri/infark)

6. Ada/tidaknya tanda tanda akibat gangguan lain (efek obat obatan,

gangguan keseimbangan elektrolit, gangguan fungsi pacu jantung )

3.1.12 Suction pump

Definisi Suction Pump

Suction Pump adalah suatu alat yang yang dipergunakan untuk

menghisap cairan yang tidak dibutuhkan pada tubuh manusia. Suction pump

adalah alat kesehatan yang berfungsi untuk menghisap cairan yang tidak

berguna atau partikel padat pada tubuh manusia kesebuah wadah pengumpul.

Hampir semua ruang operasi pada Rumah Sakit menggunakan Suction Pump,

maka alat tersebut harus mempunyai keakuratan yang tinggi. Kenyataan

sekarang ini pada saat melakukan operasi bedah, daya hisap Suction Pump ini

sering tidak sesuai dengan yang dibutuhkan, sehingga bisa jadi salah satu

penghambat, dalam proses operasi. Oleh karena itu kalibrasi terhadap Suction

Pump sangat diperlukan supaya hasil keluaran dari alat tersebut mempunyai

keakurasian yang baik. Untuk mengetahui kelayakan Suction Pump, dapat

dilakukan dengan menganalisa hasil kalibrasi yang akan mendapat nilai

ketidakpastian dan nilai koreks. Dari perhitungan tersebut di dapatkan nilai

koreksi -1,8 mmHg sampai dengan 1,2 mmHg. dengan kesalahan relatif 0.0%

sampai dengan 4,2% (Kesalahan maksimal yang diijinkan + 10 % sesuai

Instrumentasi dalam Keperawatan| 17

Page 18: BAB 1

dengan ECRI No. 433-0595) sehingga masih layak digunakan alat tersebur.

Dari perhitungan diharapkan rumah sakit menggunakan Suction pump yang

mempunyai resolusi alat yang lebih kecil. Agar perhitungan ketidakpastian

semakin kecil.

Prinsip Kerja 

Motor suction adalah sebuah motor listrik, biasanya hanya bekerja pada

satu tegangan, yaitu tegangan 110 V atau 220 V, Rpm 145, 50/60 Hz, maka

ketika pemilihan motor dilakukan itu harus sesuai dengan besarnya tegangan

yang ada yang didalam rangkaiannya dapat kita temukan sebuah capasitor

yang memiliki fungsi sebagai starting capasitor.

Penghisap pada bagian ini ada 2 jenis, yaitu:

1. Jenis Centrifugal Rotary yaitu penghisap terdiri dari: beberapa kipas

(pisau) yang berada dalam rumah penghisap dan dihubungkan

2. Over Flow Protectio

Seal penutup botol

Lakukan pemeliharaan sesuai jadwal 

3. Stang kedudukan, karet membran kedudukan katup, katup hisap dan katup

tekan, tutup/rumah penghisap yang mempunyai katup/lubang hisap dan

lubang tekan. Kekuatan daya hisapnya dikontrol dengan menggunakan

regulator, ini biasanya diatur saat ssuction kita pakai untuk kondisi

hisapan yang berbedaa-beda, ketika cairan terlalu kental maka regulator

kita atur dengan kemampuan hisap yang lebih besar sedang untuk kondisi

cairan yang lebih encer maka sebaliknya.  Botol vacum, fungsi dari botol

vacum adalah untuk memberikan kevakuman udara pada saat digunakan.

Pada alat ada yang dapat berfungsi hanya dengan satu buah botol, tetapi

akan lebih baik jika menggunakan dua botol, padaa botol akan dilengkapi

dengan tutup botol dan disan terdapat dua lubang. Selain itu asesoris lain

yang digunakan adalah suction / slang untuk vacum yang besarnya

disesuaikan dengan lubang proft daan panjangnya disesuaaikan antara

jarak penghisap daan botol. 

Suction pump banyak digunakan pada kegiatan operasi di ruang

bedah, yaitu untuk menghisap darah yang keluar dari pasien, sedangkan

diruang perawatan untuk menghisap lendir dalam mulut dan tenggorokan. 

Hal yang perlu diperhatikan:

Instrumentasi dalam Keperawatan| 18

Page 19: BAB 1

Tegangan

Daya hisap maksimum 

Pembacaan meter

Botol penampung 

3.1.13 CT-scan

Ada banyak pengertian mengenai CT-Scan, di antaranya:

a. Tomography (CT) adalah sinar-X dengan menggunakan teknik tomografi

dimana berkas sinar-X menembus bagian tubuh pasien dari berbagai

arah. (Marthis Prokap and Michael Galanski, 2003 Chapter 1, P : 2)

b. CT ( Computed Tomography ) merupakan alat diagnostik sinar-X dengan

metode tomografi transversal yang akan menghasilkan gambaran irisan

melintang dengan hasil tampilan dalam skala algorithma. (Grey Scale dan

J.Alexander)

Dari pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa CT Scan adalah suatu

prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil

dari tulang tengkorak dan otak.(tdk hanya untuk bagian kepala) Pemeriksaan ini

dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat antara suatu kelainan,

yaitu:

a. Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses

b. Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark

c. Brain contusion

d. Brain atrofi

e. Hydrocephalus

f. Inflamasi

Prinsip Kerja CT-scan

Film yang menerima proyeksi sinar diganti dengan alat detektor yang

dapat mencatat semua sinar secara berdispensiasi. Pencatatan dilakukan

dengan mengkombinasikan tiga pesawat detektor, dua di antaranya menerima

sinar yang telah menembus tubuh dan yang satu berfungsi sebagai detektor

aferen yang mengukur intensitas sinar rontgen yang telah menembus tubuh

Instrumentasi dalam Keperawatan| 19

Page 20: BAB 1

dan penyinaran dilakukan menurut proteksi dari tiga titik, menurut posisi jam

12, 10 dan jam 02 dengan memakai waktu 4,5 menit

Prosedur

Adapun prosedur yang biasanya dilakukan sebelum memulai

pemeriksaan melalui CT-Scan, yaitu:

a. Posisi pasien harus dalam keadaan terlentang dengan tangan terkendali

b. Meja elektronik masuk ke dalam alat scanner

c. Dilakukan pemantauan melalui komputer dan pengambilan gambar dari

beberapa sudut yang dicurigai adanya kelainan

d. Selama prosedur berlangsung pasien harus diam absolut selama 20-45

menit

e. Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi dengan pengaturan

computer

f. Selama prosedur berlangsung perawat harus menemani pasien dari luar

dengan memakai protective lead approan

g. Sesudah pengambilan gambar pasien dirapihkan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses pemeriksaan tersebut, yaitu:

a. Observasi keadaan alergi terhadap zat kontras yang disuntikan. Bila terjadi

alergi dapat diberikan deladryl 50 mg

b. Mobilisasi secepatnya karena pasien mungkin kelelahan selama prosedur

berlangsung

c. Ukur intake dan out put. Hal ini merupakan tindak lanjut setelah pemberian zat

kontras yang eliminasinya selama 24 jam

d. Oliguri merupakan gejala gangguan fungsi ginjal, memerlukan koreksi yang

cepat oleh seorang perawat dan dokter bila terjadi hal tersebut pada pasien.

Konsep Fisika dalam CT-Scan

Sinar-X merupakan salah satu dari aplikasi gelombang elektromagnetik

yang menjadi sebuah fenomena yang ditemukan oleh Roentgen pada

laboratoriumnya. Sebuah fenomena yang kemudian menjadi awal pencitraan

medis (medical imaging) Penemuan ini juga menjadi titik awal perkembangan

Instrumentasi dalam Keperawatan| 20

Page 21: BAB 1

fisika medis di dunia, yang menkonsentrasikan aplikasi ilmu fisika dalam

bidang kedokteran.

Citra atau gambar yang dihasilkan dari sinar-X ini sifatnya adalah

membuat gambar 2 dimensi dari organ tubuh yang dicitrakan dengan

memanfatkan konsep atenuasi berkas radiasi pada saat berinterakasi dengan

materi. Gambar atau citra objek yang diinginkan kemudian direkam dalam

media yang kemudian dikenal sebagai film. Dari gambar yang diproduksi di

film inilah informasi medis dapat digali sesuai dengan kebutuhan klinis yang

akan dianalisis.

Setelah puluhan tahun sinar-X ini mendominasi dunia kedokteran,

terdapat kelemahan yaitu objek organ tubuh kita 3 dimensi dipetakan dalam

gambar 2 dimensi. Sehingga akan terjadi saling tumpah tindih stukur yang

dipetakan, secara klinis informasi yang direkam di film dapat terdistorsi. Inilah

tantangan berikutnya bagi fisikawan untuk berkreasi. Tahun 1971, seorang

fisikwan bernama Hounsfield memperkenalkan sebuah hasil invensinya yang

dikenal dengan Computerized Tomography atau yang lazim dikenal dengan

nama CT-Scan. Invensi Hounsfield ini menjawab tantangan kelemahan citra

sinar-X konvensional yaitu CT dapat mencitrakan objek dalam 3 Dimensi

yang tersusun atas irisan-irisan gambar (tomography) yang dihasilkan dari

perhitungan algoritma komputer. Karya Hounsfield ini menjadi revolusi besar-

besaraan dalam dunia pencitraan medis atau kedokteran yang merupakan

rangkaian yang berkaitan. Citra/gambar hasil CT dapat menujukan struktur

tubuh kita secara 3 dimensi, sehingga secara medis dapat dijadikan sebagai

sebuah alat bantu untuk penegakkan diagnosa yang dibutuhkan. Untuk

mengabadikan penemunya dalam CT terdapat bilangan CT atau Hounsfield

Unit (HU), namun penemuan ini juga merupakan jasa Radon dan Cormack.

3.2 Prinsip fisika dalam pemeliharaan kesehatan

3.2.1 Macam-macam peralatan

Misalnya EKG, EEG, diatermi gelombang mikro , ultrasonic, tabung

reaksi, pipet, tang spatie, pinset bedah, pinset anatomi, gunting, forcep,

hand schoen dll.

Instrumentasi dalam Keperawatan| 21

Page 22: BAB 1

Dari sekian banyak peralatan kesehatan  dapat dikategorikan menjadi 4

yaitu :

1. peralatan elektronika

Adalah peralatan yang mempergunakan sumber daya listrik, misalnya

alat electrocardiogrphy, electro encephlography, unit thermography,

ventilator, unit monitor  EKG dll.

2. peralatan dari bahan baku logam

Bahan baku logam yang biasa dipakai adalah nikel , alpaca , tembaga

dan logam campuran lainnya. Peralatan dari bahan logam ini banyak

ragamnya , misalnya forcep ekstraksi, gunting, pinset, jarum hecting

dll.

3. peralatan dari bahan baku gelas

Bahan baku gelas yang biasa dipakai adalah : pyrex, fiber gelas.

Contoh : vacum extractive/ekstraksi vakum, pipet, tabung reaksi ,

buret dll.

4. peralatan dari bahan baku karet/plastic

3.2.2 Perawatan peralatan

      Peralatan kesehatan pada hakekatnya dibagi dalam empat  kategori

(elektronika, logam , gelas dan karet), maka perawatan peralatan dibagi

menjadi  4 bagian pula .

1. perawatan alat-alat  elektronika

      Perawatan elektronika sangat peka terhadap goncangan sehingga

perlu dihindari dari goncangan . hindari peralatan dari medan magnet

yang kuat agar sensisivitas meter tidak berubah . alat-alat elektronika

tidak tahan pada suhu di atas 25o C, sehingga pada waktu penggunaan

suhu ruangan sebaiknya berkisar  antara 18o C – 25o C rata-rata pada

temperature 21o C.

Untuk menghindari suhu terlalu tinggi, pada alat perlu tempati kipas

angin di sekitar power supply/sumber daya alat tersebut.

      Debu dapat pula mempengaruhi kerjanya alat, sehingga setiap saat

ruangan dibersihkan dengan menggunakan alat penyedot debu

(vacuum cleaner).

Instrumentasi dalam Keperawatan| 22

Page 23: BAB 1

      Pengetahuan dan ketrampilan penggunaan peralatan memegang

peranan penting dalam perawatan peralatan agar peralatan berjalan

dengan baik dan kerusakan dapat dihindari sejauh mungkin.

Pengetahuan dan ketrampilan ini meliputi :

1. Sasaran pengukuran telah dipahami terlebih dahulu

2. Persiapan metoda, waktu dan program pengukuran

3. Kondisi peralatan baik atau tidak

2. Perawatan alat  dari bahan baku logam

      Alat-alat yang terbuat dari logam misalnya besi , tembaga maupun

aluminium sering terjadi karatan . untuk menghindari terjadinya hal demikian

maka alat-alat tersebut harus disimpan pada tempat yang mempunyai

temperature tinggi ( 37o C) dan lingkungan yang kering kalau perlu memakai

bahan silicon sebagai penyerap uap air .

 Sebelum disimpan alat tersebut harus bebas dari kotoran debu maupun air

yang melekat, kemudian diolesi dengan minyak olie, minyak rem atau paraffin

cair .

3. Perawatan alat dari bahan baku gelas

      Bahan gelas banyak dipakai dalam laboratorium medis. Ada beberapa

keuntungan maupun kelemahan dari bahan baku gelas tersebut.

Keuntungannya     :   bahan gelas tahan terhadap reaksi kimia, terutama bahan

gelas pyrex, tahan terhadap perubahan temperature yang mendadak, koefisien

mual yang kecil dan tembus cahaya yang besar.

Kelemahannya        :   mudah pecah terhadap tekanan mekanik, dan mudah

tumbuh jamur sehingga mengganggu daya tembus sinar, kadang-kadang

dengan menggunakan kain katun untuk membersihkan saja mudah timbul

goresan .

        Dengan memperhatikan keuntungan dan kelemahan dari bahan gelas,

maka dalam segi keperawatan maupun memperlakukan alat-alat gelas harus

perhatikan :

1. Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27o C-37o C dan diberi

tambahan lampu 25 watt .

Instrumentasi dalam Keperawatan| 23

Page 24: BAB 1

2. Ruangan tempat penyimpanan diberi bahan silicon sebagai zat higroskopis

3. Gunakan alcohol, aceton, kapas, sikat halus dan pompa angin untuk

membersihkan debu dari permukaan kaca/gelas. Usahakan pada waktu

membersihkan lensa jangan sampai merusak lapisan lensa .

4. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya ditempatkan di ata

kawat kasa : atau boleh melakukan pemanasan secara langsung asalkan

bahan gelas terbuat dari pyrex.

5. Gelas yang akan direbus hendaknya jangan dimasukkan langsung ke

dalam air yang sedan g mendidih melainkan gelas dimasukkan ke dalam

air dingin kemudian dipanaskan secara perlahan-lahan . sebaliknya untuk

pendinginan mendadak tidak diperkenankan

6. Membersihkan bahan/kotoran dari gelas sebaiknya segera setelah dipakai

dapat menggunakan :

1) Air yang bersih

2) Detergent : dapat menghilangkan lemak dan tidak membawa efek

perubahan fisik.

3) Larutan :  kalium dichromat   10 gram

Asam belerang        25 ml

                          Aquadest                  75 ml

Kadang-kadang memrlukan perendaman sampai beberapa jam, kemudian

dibilas dengan air bersih, dikeringkan dengan udara panas lalu disimpan di

tempat yang kering .

4. Perawatan alat dari bahan baku karet

        Sarung tangan dari karet/ hand schoen mudah sekali meleleh atau

melengket apabila disimpan telalu lama. Untuk menghindari kerusakan dari

bahan karet, sebelum melakukan penyimpanan mula-mula bersihkan kotoran

darah atau cairan obat dengan cara mencuci dengan sabun kemudian

dikeringkan denga menjemur dibawah sinar matahari atau hembusan udara

hangat. Setelah itu taburi talk pada seluruh permukaan karet

BAB 4

PENUTUP

Instrumentasi dalam Keperawatan| 24

Page 25: BAB 1

4.1 Simpulan

Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa instrumentasi dalam

keperawatan sangatlah berhubungan erat dengan ilmu fisika dan perkembangan

teknologi, karena sebagian besar prinsip kerjanya menggunakan konsep fisika yang

diaplikasikan pada sebuah alat kesehatan yang berteknologi terkini.

4.2 Saran

Dengan dibuatnya makalah instrumentasi dalam keperawatan ini, diharapkan

nantinya akan memberikan manfaat bagi para pembaca.

Namun penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu saran maupun kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan

demi kesempurnaan penulisan makalah ini, dengan demikian penulisan makalah ini

bisa bermanfaat bagi penulis atau pihak lain yang membutuhkannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. J.F. Gabriel(1996), FISIKA KEDOKTERAN , Jakarta. EGC

Instrumentasi dalam Keperawatan| 25

Page 26: BAB 1

2. Pardede, Dessy Dianmonita. “Aplikasi Fisika dalam Kehidupan Sehari-

hari”. http://www.dessydoank.community.undip.ac.id/.../aplikasi-fisika-dalam-

kehidupan-sehari-hari/ (03 jan 2013, 19:30)

3. http://instrumentasimedis.blogspot.com/2011/05/instrumentasi-fisika-medis-

ui.html

Instrumentasi dalam Keperawatan| 26