Upload
pharahjojow
View
436
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bab 1
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini perkembangan dunia teknologi sangat berkembang pesat terutama
dalam dunia IT (Informatic Technology). Perkembangan dunia IT berimbas pada
perkembangan berbagai macam aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang
terkena efek perkembangan dunia IT adalah kesehatan. Dewasa ini dunia kesehatan
modern telah memanfaatkan perkembengan teknologi yang menggunakan prinsip
ilmu fisika untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas di dunia kesehatan.
Abad 20 ditandai dengan perkembangan yang menakjubkan di bidang ilmu
dan teknologi, termasuk disiplin ilmu dan teknologi kesehatan. Terobosan penting
dalam bidang ilmu fisika dan teknologi ini memberikan sumbangan yang sangat
berharga dalam diagnosis dan terapi berbagai penyakit termasuk penyakit-penyakit
yang menjadi lebih penting secara epidemologis sebagai konsekuensi logis dari
pembangunan di segala bidang yang telah meningkatkan kondisi sosial ekonomi
masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Apa saja instrumentasi dalam keperawatan?
1.3 Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu memahami instrumentasi dalam keperawatan.
1.4 Manfaat
Mahasiswa mampu berperan aktif dalam pelayanan kesehatan. dapat
mengaplikasikan dalam pemberian pelayanan, khususnya berbagai konsep tentang
kimia yang mendasari tindakan dan pelayanan dalam keperawatan dan menerapkan
konsep-konsep dasar fisika dalam praktik keperawatan dengan mengikuti
perkembangan IPTEK.
Instrumentasi dalam Keperawatan| 1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep/Teori fisika terhadap kesehatan
Fisika berasal dari bahasa Yunani, physikos yang berarti ‘alamiah’. Karena itu
Fisika merupakan suatu ilmu pengetahuan dasar yang mempelajari gejala-gejala alam
dan interaksinya yang terjadi di alam semesta ini. Hal-hal yang dibicarakan di dalam
fisika, selalu didasarkan pada pengamatan eksperimental dan pengukuran yang
bersifat kuantitatif. Fisika terbagi atas dua bagian yaitu :
1. Penggunaan ilmu fisika untuk menentukan fungsi tubuh meliputi kesehatan
dan penyakit yang dikenal dengan faal fisika/Fisiologi fisika.
2. Penggunaan Fisika dalam praktek kedokteran meliputi pengetahuan tentang
benda/alat yang dipergunakan dalam bidang kedokteran yaitu alat ultrasonik,
laser, radiasi dan sebagainya.
3. Pada perkembangan selanjutnya fisika kedokteran/kesehatan bekerja pada
bidang fisika radiologi, meliputi proteksi radiasi, penggunaan radiasi dalam
diagnostik dan pengobatan penderita dengan radiasi.
Ilmu Fisika mendukung perkembangan teknologi, enginering, kedokteran dan
lain-lain. Untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi atau dialami suatu
benda,diperlukan pengukuran berbagai besaran-besaran fisika.
Ilmu fisika kesehatan atau disebut dengan medical physics adalah ilmu yang
menggabungkan dua bidang kajian yang sangat luas, yaitu : ilmu fisika dan ilmu
kesehatan serta keterkaitannya. Fisika kesehatan mengacu pada dua bidang kajian
utama, yaitu: pertama, penerapan fungsi ilmu fisika pada tubuh manusia dan
penerapannya untuk mengatasi penyakit yang dialami oleh tubuh, dan yang kedua,
penerapan ilmu fisika pada kegiatan teknik pemeriksaan medis. Bagian yang pertama
sering disebut physics of physiology; sementara bagian yang kedua melibatkan seluruh
pemahaman tentang konsep dasar dan cara kerja instrumen-instrumen (peralatan)
kedokteran yang digunakan untuk mendiagnosa para pasien. Kedua bidang kajian
tersebut menjadi sangat penting untuk menjaga (bagian yang pertama) kesehatan dan
(bagian yang kedua) untuk mengatasi atau menyembuhkan tubuh bila telah terserang
penyakit.
Instrumentasi dalam Keperawatan| 2
2.2 Ilmu fisika dalam keperawatan
ilmu fisika digunakan untuk memahami fungsi tubuh manusia dalam masalah
kesehatan dan penyakit; dan pada instrumentasi yang digunakan dalam diagnosa dan
terapi.
Hal- hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Ketelitian yaitu pengukuran yang bagaimana memberikan pendekatan untuk
memperoleh suatu standar.
2. Kebenaran yaitu kemampuan pengembalian dari suatu pengukuran tanpa
mempedulikan ketelitian dalam pengukuran.
Kesalahan yang terjadi dalam pengukuran antara lain:
1. Kesalahan Pemeriksa
2. Kesalahan orang yang diperiksa
FALSE POSITIF Suatu penyimpangan dimana penderita dinyatakan sakit padahal
tidak. Misalnya pada pemeriksaan kadar gula darah. cenderung meningkat jika
penderita tersebut baru saja minum air gula.
FALSE NEGATIF Suatu penyimpangan dimana penderita dinyatakan sehat padahal
ia sakit.
Cara Menghindari pengukuran yang salah:
1. Pengambilan pengukuran harus teliti dan hati- hati.
2. pengulangan pangambilan sampel
3. Standarisasi alat
4. Kalibrasi alat.
Instrumentasi dalam Keperawatan| 3
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Instrumentasi dalam keperawatan
3.1.1 Beberapa besaran dalam ilmu fisika yang biasa digunakan oleh perawat dalam
menjalankan praktik keperawatan:
1. Suhu
Suhu menunjukan derajat panas suatu benda. Dalam pemakainya dalam
praktik keperawatan suhu sangat menentukan keberhasilan perawat dalam
mendiagnosa suatu penyakit yang diderita oleh pasien.
Alat yang digunakan dalam pengukuran suhu adalah thermometer. Pada
termometer, zat yang paling banyak digunakan adalah alkohol dan raksa. Prinsip
kerja termometer buatan Galileo didasaran pada perubahan volume gas di dalam
labu. Prinsip kerja termometer biasanya menggunakan sifat pemuaian zat cair.
Jadi, pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat bertambahnya suhu
zat.
Termometer klinis biasanya diperlukan sebagai keperluan pengobatan.
Perawat atau dokter dapat menunjukkan suhu badan pasien dalam waktu yang agak
lama. Tujuan dari termometer klinis adalah agar tidak terjadi kesalahan dalam .
Termometer klinis memiliki sebuah lekukan sempit di atas wadahnya. Ketika
digunakan untuk mengukur suhu tubuh pasien, raksa dalam wadah akan memuai
melewati lekukan sempit dan menunjukkan posisi suhu pasien yang diukur. Ketika
termometer dikeluarkan dari mulut / ketiak pasien, raksa tidak dapat kembali lagi
ke wadah karena celahnya terlalu sempit. Dengan demikian, kolom raksa tetap
menunjukkan suhu pasien sampai dokter selesai membaca suhunya. Raksa dapat
dikembalikan ke tempat semula dengan cara menggoyang-goyangkan termometer
selama beberapa kali.
2. Tekanan
Manometer
Tekanan darah merupakan parameter yang dapat menunjukkan beberapa
kelainan yang terjadi pada tubuh manusia. Alat pengukur tekanan darah atau yang
juga biasa disebut dengan tensimeter dan sfigmomanometer biasa digunakan oleh
para praktisi kesehatan untuk mengetahui kondisi tekanan darah pasiennya. Cara
kerja alat pengukur tekanan darah ini sebenarnya cukup sederhana. Prinsip kerja
Instrumentasi dalam Keperawatan| 4
alat pengukur tekanan darah sama dengan U-Tube Manometer. Manometer adalah
alat pengukur tekanan yang menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi cairan
yang disebut cairan manometrik untuk menentukan tekanan cairan lainnya yang
akan diukur. Dan berikut penjelasan singkat bagaimana cara kerja alat pengukur
tekanan darah
Prinsip Kerja Alat Pengukur Tekanan Darah
Tube manometer dapat digunakan untuk mengukur tekanan dari cairan dan gas.
Nama U-Tube diambil dari bentuk tabungnya yang menyerupai huruf U seperti
pada gambar di bawah ini. Tabung tersebut akan diisi dengan cairan yang disebut
cairan manometrik. Cairan yang tekanannya akan diukur harus memiliki berat jenis
yang lebih rendah dibanding cairan manometrik, oleh karena itu pada alat
pengukur tekanan darah dipilih air raksa sebagai cairan manometrik karena air
raksa memiliki berat jenis yang lebih besar dibandingkan dengan berat jenis darah.
Manset dipasang mengikat‟ mengelilingi lengan dankemudian ditekan dengan
tekanan di atas tekanan arteri lengan (brachial) dan kemudian secara perlahan
tekanannya diturunkan. Pembacaan tinggi mercuri dalam kolom (tabung
manometer) menunjukkan peak pressure (systolic) dan lowest pressure (diastolic).
3. Tinggi
Dalam menentukan manusia/pasien yang tinggi badanya normal. Dalam
pengukutan tinggi badan pasien, perawat biasa menggunakan mistar
4. Diameter
Seperti dalam mengukur ketinggian badan/tubuh pasien, perawat juga harus
mengukur diameter organ-organ pasien.
5. Berat
Perawat juga dituntut untuk mengukur berat badan pasien. Hal ini bisa
dilakukan perawat dalam mengukur berat badan bayi. Dalam mengkur berat badan
pasien alat yang dugunakan adalah timbangan.
6. Waktu
Dalam memeriksa pasien, perawat harus memiliki jarak waktu tertentu, hal
ini dilakukan agar perawat dapat memperoleh data mengenai perubahan-perubahan
dari pasien selam selang waktu yang telah ditentukan.
7. Kecepatan
biasanya ini terlihat saat perawat mengatur tetesan cairan infuse. Biasanya
tetesan atau kecepatan cairan infuse diatur sesuai kebutuhan pasien.
Instrumentasi dalam Keperawatan| 5
8. Panjang
Dalam praktik keperawatan, perawat harus dengan teliti mengukur panjang.
Misalnya dalam mengukur panjang selang yang dimasukan saat memasang kateter.
3.1.2 Ventilator
Ventilator adalah sebuah alat yang digunakan untuk membantu proses
ventilasi dalam mempertahankan oksigenasi. Indikasi pemasangan ventilator ini
biasanya pada pasien dengan gagal nafas dan operasi tekhnik hemodilusi. Karena
alat ini menggunakan sumber daya listrik dalam pemanfaatannya, sehingga
termasuk ke dalam alat Elektronika. Adapun Cara pemeliharaannya yaitu :
1. Hindari dari goncangan. Karena mengingat peralatan elektronika sangat peka
terhadap goncangan.
2. Hindari menggunakan peralatan dari medan magnet yg kuat agar sensitifitas
tidak berubah.
3. sebaiknya menggunakan suhu ruangan antara 180C – 250C karena alat tidak
tahan pada suhu di atas 250C.
4. Hindari dari kotoran / debu,
5. selain itu, Pengetahuan dan ketrampilan dlm penggunaan alat juga sangat
penting diketahui, untuk meminimalisir terjadinya kerusakan, diantaranya
yaitu:
a. Sasaran pengukuran telah dipahami.
b. Persiapan metode, waktu dan program pengukuran.
c. Kondisi peralatan.
3.1.3 Gunting
Gunting adalah alat mekanik yang terbuat dari logam yang digunakan untuk
memotong. Oleh Karena bahan bakunya dari logam, maka sering menyebabkan
karatan.
Dan Cara pemeliharaannya yaitu:
1. Harus disimpan ditempat yg memiliki suhu tinggi ( lebih kurang 370C )
2. Lingkungan kering ( perlu memakai silikon sebagai penyerap uap air )
3. Harus bebas dari kotoran/debu yang melekat kemudian diolesi dgn minyak
baik minyak oli, minyak rem atau parafin cair.
Instrumentasi dalam Keperawatan| 6
3.1.4 handschoen (sarung tangan karet)
Disamping mencuci tangan dalam meminimalisasi penularan
penyakit, handschoen atau sarung tangan juga merupakan alat yang mutlak harus
dipergunakan oleh petugas kesehatan, termasuk perawat. Karena alat ini terbuat
dari bahan karet, sehingga menyebabkannya mudah sekali meleleh dan melengket
jika disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama. Untuk menghindari terjadinya
kerusakan, maka harus dilakukan perawatan, diantaranya:
Setelah dipakai, dicuci dengan sabun
Dijemur dibawah terik matahari
Ditaburi talk pada seluruh permukaan karet.
3.1.5 Test tube (tabung reaksi)
Tabung reaksi yaitu bahan gelas yang dipakai dalam laboratorium medis, yang
fungsinya untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam skala kecil/jumlah yang sedikit.
Selain itu tabung reaksi juga memiliki kelemahan, dimana dia mudah pecah,
mudah tumbuh jamur sehingga dapat mengganggu daya tembus sinar, dan biasanya
mudah timbul goresan bila dibersihkan dengan kain katun.
Karena adanya kelebihan dan kelemahannya, maka Cara pemeliharaannya yaitu:
Penyimpanan pada suhu 270C – 370C dan diberi penerangan 25 watt.
Ruangan diberi silikon sebagai zat higroskopis.
Gunakan alkohol, acetone, kapas dan pompa angin untuk membersihkan debu.
Pada saat memanaskan harus diatas kawat kasa, boleh secara langsung asal
bahan dari pyrex.
Gelas yg akan direbus dimasukkan ke air dingin terlebih dahulu, baru
kemudian dipanaskan secara perlahan-lahan
Setelah selesai dipakai, gelas terlebih dahulu dibersihkan, bisa menggunakan
air bersih, detergent(penghilang lemak), maupun larutan.
3.1.6 Incubator Perawatan
Incubator perawatan adalah alat yang berfungsi untuk merawat bayi premature
atau mempunyai berat badan lahir rendah (BBLR), dengan cara memberikan suhu dan
kelembapan yang stabil dan kebutuhan oxygen sesuai dengan kondisi dalamkandungan ibu.
Prinsip Kerja Incubator Perawatan
Instrumentasi dalam Keperawatan| 7
Inkubator bayi modern yang temperaturnya diatur oleh sistem control.
Temperature pada salluran-saluran suplly udara merubah tahanan thermisor
dibandingkan dengan suatu tahanan tetap identik dengan suhu yang di
kehendaki atau diset. Jika suhu udara memasuki tempat bayi atau chamber
lebih rendah dari pada suhu yang di set, daya dihubungkan ke heater untuk
mengoreksi perbedaan ini. Pada sistem control, jumlah daya yang di berikan
ke heater sebanding dengan perbedaan atau selisih suhu di antara suhu udara
yang sebenarnya dengan suhu yang di set. Hal ini berarti daya berkurang
sewaktu suhu mencapai set poin ( suhu yang di set), merupakan gambaran
penting mengenai contoh lebih presisi dan untuk memperkecil kemungkinan
melebihi setting. Bila sushu yang dikehendaki tidak tercapai, alarm akan
berbunyi.
3.1.7 Ultrasonografi medis (sonografi)
Sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan
untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka
patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik
biasa digunakan ketika masa kehamilan.
Prinsip USG
Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekwensi lebih tinggi
daripada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa
mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai
frekwensi antara 20 – 20.000 Cpd (Cicles per detik- Hertz).. Sedangkan dalam
pemeriksaan USG ini mengunakan frekwensi 1- 10 MHz ( 1- 10 juta Hz).
Gelombang suara frekwensi tingi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal
yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transducer. Perubahan bentuk
akibat gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan teganganlistrik.
Fenomena ini disebut efek Piezo-electric, yang merupakan dasar
perkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah bila
dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik yang
melaluinya, kristal akan mengembang dan mengkerut, maka akan dihasilkan
gelombang suara frekwensi tingi.
3.1.8 Fisika dasar gelombang ultrasonik pada usg
Instrumentasi dalam Keperawatan| 8
Pemahaman mengenai sifat fisik gelombang ultrasonik sangat diperlukan didalam
pemeriksaan USG, antara lain :
a. Untuk mengetahui prinsip kerja, cara pemakaian dan cara pemeriksaan alat
USG
b. Untuk membuat interpretasi gambaran USG dan mengenal berbagai gambaran
artefak yang ditimbulkan.
c. Untuk memahami efek biologik dan segi keamanan dalam penggunaan alat
diagnostik USG yang dewasa ini masih perlu dipantau
Gelombang ultrasonik merupakan gelombang suara frekuensi gelombang suara
yang dapat didengar oleh telinga manusia. Alat diagnostik USG menggunakan
gelombang ultrasonik yang mempunyai frekuensi 1-10 MHz. Kecepatan
gelombang suara didalam suatu medium akan berbeda dari medium lainnya. Sifat
akustik medium menentukan perbedaan ini.
Pengurangan intensitas merupakan atenuasi, yang dapat disebabkan oleh
mekanisme, refleksi, refraksi, absorpsi dan scattening.
Pengaruh atenuasi dalam pemeriksaan USG :
a. Atenuasi akan membatasi kemampuan alat USG dalam memeriksa truktur
jaringan tubuh hanya sampai batas ke dalaman tertentu.
b. Adanya atenuasi yang berbeda pada jaringan tubuh akan memberikan
gambaran USG yang berbeda pula
c. Alat USG sulit digunakan untuk memeriksa struktur jaringan tulang organ
yang berisi gas
Faktor yang menambah keamanan penggunaan USG yang banyak dipakai saat ini
mempunyai intensits <10 MW/Cm2. Faktor lain yang menambah keamanan
penggunaan USG, baik terhadap ibu maupun janin :
a. Gel ultrasonik yang digunakan adalah jenis pulsa, sehingga efek kumulatif di
dalam jar sangat kecil
b. Dinding abdomen ibu (pada transabdominal) akan mengabsorpsi sebagian
intensitas gel ultrasonic
c. Vaskularisasi pada dinding abdomen ibu dan janin akan menetralisir efek
panas dari gel ultrasonik.
Pemakaian USG jenis real tim dan adanya gerakan janin akan menghindari
terfokusnya intensitas gelombang ultrasonik pada suatu organ yang lama rahim dan
organ sekitarnya.
Instrumentasi dalam Keperawatan| 9
Cara Kerja alat Ultrasonografi
Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima
gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi
energi akustik oleh transducer, yang dipancarkan dengan arah tertentu pada
bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian
lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan menimbulkan
bermacam-macam echo sesuai dengan jaringan yang dulaluinya.
Pantulan echo yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan
membentur transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu
diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar
oscilloscope. Dengan demikian bila transducer digerakkan seolah0olah kita
melakukan irisan-irisan pada bagian tubuh yang dinginkan, dan gambaran
irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat pada layar monitor.
Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedance accoustic
tertentu. Dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam
echo, jaringan tersebut dikatakan echogenic. Sedang jaringan yang homogen
hanya sedikit atau sama sekali tidak ada echo, disebut anecho atau echofree .
Suatu rongga berisi cairan bersifat anechoic, misalnya : kista, asites, pembuluh
darah besar, pericardial dan pleural efusion.
Display Mode’s
Echo dalam jaringan dapat diperlihatkan dalam bentuk :
a. mode L : Dalam sistem ini, gambar yang berupa defleksi vertikal pada
osiloskop. Besar amplitudo setiap defleksi sesuai dengan energy eko yang
diterima transducer.
b. B-mode : Pada layar monitor (screen) eko nampak sebagai suatu titik dan
garis terang dan gelapnya bergantung pada intensitas eko yang
dipantulkan dengan sistem ini maka diperoleh gambaran dalam dua
dimensi berupa penampang irisan tubuh, cara ini disebut B Scan.
c. M-mode : Alat ini biasanya digunakan untuk memeriksa jantung.
Tranducer tidak digerakkan. Disini jarak antara transducer dengan organ
yang memantulkan eko selalu berubah, misalnya jantung dan katubnya.
Cara Pemeriksaan
Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Pervaginam
Instrumentasi dalam Keperawatan| 10
1) Memasukkan probe USGtransvaginal/seperti melakukan pemeriksaan
dalam.
2) Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu.
3) Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing.
4) Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim.
5) Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi.
6) Tidak menyebabkan keguguran.
b. Perabdominan
1) Probe USG di atas perut.
2) Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu.
3) Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot
perut, lemak baru menembus rahim.
Pemakaian Klinis
USG digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dalam berbagai
kelainan organ tubuh. USG digunakan antara lain :
a. Menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut dan pelvis.
b. membedakan kista dengan massa yang solid.
c. mempelajari pergerakan organ (jantung, aorta, vena kafa), maupun
pergerakan janin dan jantungnya.
d. Pengukuran dan penetuan volum. Pengukuran aneurisma arterial,
fetalsefalometri, menentukan kedalaman dan letak suatu massa untuk
bioksi. Menentukan volum massa ataupun organ tubuh tertentu (misalnya
buli-buli, ginjal, kandung empedu, ovarium, uterus, dan lain-lain).
e. Biopsi jarum terpimpin. Arah dan gerakan jarum menuju sasaran dapat
dimonitor pada layar USG.
f. Menentukan perencanaan dalam suatu radioterapi. Berdasarkan besar
tumor dan posisinya, dosis radioterapi dapat dihitung dengan cepat. Selain
itu setelah radioterapi, besar dan posisi tumor dapat pula diikuti.
g. konfirmasi kepastian kehamilan. Embrio dalam kantung kehamilan dapat
dilihat pada awal kehamilan 5 minggu dandetak jantung janin biasanya ter
lihat jelas dalam usia 7 minggu.
h. Mengetahui usia kehamilan. Untuk mengetahui usia kehamilan dapat deng
an menggunakan ukuran tubuh fetus,panjang kaki dan lingkar kepala, sehi
ngga dapat memperkirakan kapan tanggal persalinan
Instrumentasi dalam Keperawatan| 11
i. Memantau pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan.
j. Mengetahui lebih lanjut adanya ancaman keguguran. Jika terjadi pendarah
an vagina awal,
USG dapat menilaikesehatan dari fetus. Jika detak jantung janin jelas, ma
ka prospek yang baik untuk melanjutkan kehamilan.
k. Masalah dengan plasenta. USG dapat menilai kondisi plasenta dan adanya
masalah-masalah seperti plasenta revia dll.
l. Memastikan adanya kehamilan ganda/kembar, apakah ada satu atau lebih j
anin di dalam rahim.
m. Mengukur jumlah cairan ketuban. Masalah terjadi ketika kandungan berle
bihan cairan ketuban atau terlalu sedikit.Volume
(jumlah cairan) dapat dinilai dengan USG.
n. Kelainan letak janin. Bukan saja kelainan letak janin dalam rahim, tapi jug
a banyak kelainan janin sepertihidrosefalus, anesefali, sumbing, kelainan
jantung, kelainan kromoson, dll.
3.1.9 Lithoclast
Teknologi pemecah batu di saluran kencing sampai ke daerah ginjal ini
bernama lithoclast ini secara sederhana adalah bekerja cengan mengirimkan
getaran pada sumber atau batu yang hendak dihancurkan. Getaran ini ditembakkan
ke sasaran sampai batu benar-benar hancur.Proses pengiriman getaran dari sumber
getar ke sasaran atau batu di saluran kencing ini dengan diawali memasukkan
selang ke saluran kencing yang di ujungnya terdapat kamera. Pada saat
penghancuran saluran kencing tersebut bias dimonitori baikoleh dokter maupun
oleh pasien itu sendiri. Setelah diketahui dengan pasti batu yang akan digetarkan,
maka dikirim sumber getar melalui sesuatu alat tertentu, sampai batu benar-benar
hancur.
3.1.10 Electromyogram
Cara kerjanya adalah dengan menempatkan dua elektroda (atau sensor) di kulit
pada otot yang akan dimonitor. Otot-otot yang paling sering digunakan oleh
praktisi biofeedback adalah frontalis (otot yang berkerut di dahi Anda), masseter
(otot rahang), dan trapezium (otot-otot bahu yang kaku ketika Anda sedang stres).
Mesin ini digunakan untuk merehabilitasi pasien yang mengalami kelumpuhan
akibat terkena stroke. Bahkan ketika seseorang tidak lagi memiliki sensasi pada
anggota tubuh yang lumpuh dan tidak dapat menggerakkannya, EMG seringkali
Instrumentasi dalam Keperawatan| 12
dapat mendeteksi aktivitas listrik dalam otot. Mesin EMG menguatkan pancaran
gelombang listrik dari anggota tubuh yang lumpuh. Saat pasien menjadi sadar akan
hal tersebut, sistem sarafnya akan merangsang aktivitas otot. Hal ini akan membuat
ujung saraf baru dapat tumbuh pada otot yang dilakukan EMG tadi, sehingga
pasien dapat kembali melakukan beberapa gerakan.
EMG lebih sering digunakan untuk merelaksasi otot yang tegang yang
disebabkan oleh stres. Ketika elektroda menangkap otot yang tegang, mesin akan
memberikan sinyal, seperti cahaya yang berwarna atau suara. Dengan cara ini,
pasien dapat merasakan dan memonitor kelanjutan aktivitas otot dan mulai
berfokus untuk mengenali seperti apa rasanya otot yang tegang. Saat menyadari
akan proses internal ini, Anda akan mulai mengenali saat ketegangan mulai muncul
dalam kehidupan sehari-hari. Latihan biofeedback seperti ini berguna untuk
mengontrol ketegangan sebelum menjadi lebih buruk atau menyebabkan masalah
fisik lainnya. EMG sering digunakan untuk pengobatan sakit kepala, sakit
punggung, sakit leher, serta penyakit yang terkait dengan stres, misalnya asma dan
jerawat
3.1.11 Electrocardiogram (ECG)
Electrocardiogram (ECG) merupakan suatu grafik yang dihasilkan oleh suatu
elektrokardiograf. Alat ini merekam aktivitas listrik jantung pada waktu tertentu
(saat pemeriksaan). Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara
langsung, namun dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunya
kontraktilitas jantung.
Prinsip Dasar
Electrocardiagraph atau ECG adalah salah satu alat kesehatan yang
berfungsi untuk mendeteksi sinyal potensial listrik pada jantung manusia.
Suatu biolistrik yang berasal dari jantung, akan diumpankan ke lead selector
yang berfungsi untuk memilih atau menentukan lead yang akan diukur. Setelah
memilih lead sinyal akan dikuatkan dan akan di ukur pada pre amplifier
berkali-kali sehingga bias menggerakkan galvanometer yang di kopel dengan
sebuah stylus. Stylus merupakan hasil outputan akhir.
Instrumentasi dalam Keperawatan| 13
Gambar 2. Pemasangan Lead ECG
Jumlah Lead ECG disesuaikan dengan merk ECG yang dipakai. Untuk
pembacaan dan filter yang digunakan, serta jenis pemeriksaan merupakan
kewenangan dokter.
Instrumen Electrocardiogram (ECG) mampu merekam aktivitas
potensial elektrik yang dihasilkan oleh jantung. Dari awal penemuannya
hingga sekarang, masih ada beberapa prinsip utama yang tetap digunakan oleh
instrumen ini. Beberapa diantaranya adalah identitas nama sinyal gelombang,
standar penempatan tempat rekaman pada lengan dan kaki, serta teori
pemodelan yang menyatakan jantung sebagai kutub yang berubah-ubah
terhadap waktu.
Untuk merekam sinyal gelombang ECG, dibutuhkan diferensial rekaman
dari titik-titik pengukuran pada permukaan tubuh. Einthoven [2]
mendefinisikan beberapa diferensial tersebut sebagai Lead dengan simbol
penomoran Romawi. Dengan bantuan kepingan logam sebagai elektroda yang
ditempelkan pada permukaan kulit di titik-titik Einthoven, maka terdapat
impedansi permukaan kulit yang bersarnya tergantung pada pilihan frekuensi.
Keterangan:
RA = tangan kanan (right arm), LA = tangan kiri (left arm), dan LL = kaki kiri
(left leg). Lead I bertugas merekam keadaan jantung dari bahu bagian atas dan
saling mempengaruhi dengan Lead yang lain dengan hubungan II = I + III.
Instrumentasi dalam Keperawatan| 14
Gambar 3. Tiga Lead bipolar yang dikenal dengan segitiga Einthoven
Evolusi ECG berlanjut ketika F.N. Wilson [3] menambahkan konsep
perekaman ”multikutub”. Pada konsep ini ada titik referensi yang merata-
ratakan beda potensial ketiga cabang lainnya. Wilson menyusun tiga Lead
cabang terminal dan enam Lead cabang yang ditempatkan pada dada depan
untuk membentuk 12 Lead standar ECG.
Gambar 4. Tiga Lead cabang Wilson (VW) dan enam Lead cabang dada depan
(Vi) (J.D. Bronzino. The Biomedical Engineering Handbook. 2nd Ed. CRC &
IEEE Press. 2000)
Prinsip Pengukuran dan Instrumentasi yang digunakan
Sinyal pengukuran ECG memiliki rentang potensial sekitar 2 mV dan
frekuensi 0.05 – 150 Hz. Huruf P, Q, R, S, T, dan U yang dipilih Einthoven
sebagai identitas nama gelombang dipakai oleh standar Asosiasi Jantung
Instrumentasi dalam Keperawatan| 15
Amerika (American Heart Association) dan Asosiasi Instrumen Medis tingkat
lanjut (Association for the Advancement of Medical Instrumentation).
Instrumen modern ECG merupakan sebuah sistem pengukuran yang
mengintegrasikan peralatan komputer, 12-16 bit analog-digital
(A/D) converter, micro controller, dan processor input-output (I/O). Sistem
ECG menghitung matriks-matriks dari 12 sinyal Lead dan menganalisisnya
dengan aturan yang baku sehingga tercipta hasil akhir pengukuran.
Irama Normal Pada EKG
Rekaman EKG biasanya dibuat pada kertas yang berjalan dengan kecepatan
standard 25mm/ detik dan defleksi 10mm sesua dengan potensial 1mV
Gambaran EKG normal menunjukkan bentuk dasar sebagai berikut :
1. Gelombang P : Gelombang ini pada umumnya berukuran kecil dan
merupakan hasil depolarisasi atrium kanan dan kiri.
2. Segmen PR : Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang
menghubungkan antara gelombang P dengan Kompleks QRS
3. Kompleks QRS : Kompleks QRS merupakan suatu kelompok gelombang
yang merupakan hasil depolarisasi ventrikel kanan dan kiri.Kompleks
QRS pada umumnya terdiri dari gelombagn Q yang merupakan
gelombang defleksi negatif pertama, gelombang R yang merupakan
gelombang defleksi positif pertama, dan gelombang S yang merupakan
gelombang defleksi negatif pertama setelah gelombang R.
4. Segmen ST : Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang
menghubungkan kompleks QRS dengan gelombang T
5. Gelombang T : Gelombang T merupakan pontesial repolarisasi dari
ventrikel kiri dan kanan
6. Gelombang U : Gelombang in berukuran kecil dan sering tidak ada. Asal
gelombang ini masih belum jelas
Instrumentasi dalam Keperawatan| 16
Gambar 5. Hasil pengukuran ECG
Dalam melaporkan hasil ECG sebaiknya mencakup hal-hal beikut :
1. Frekuensi (heart rate)
2. Irama jantung (Rhyme)
3. Sumbu jantung (Axis)
4. Ada /tidaknya tanda tanda hipertrofi (atrium/ventrikel)
5. Ada/tidaknya tanda tanda kelainan mikard (iskhemi/ injuri/infark)
6. Ada/tidaknya tanda tanda akibat gangguan lain (efek obat obatan,
gangguan keseimbangan elektrolit, gangguan fungsi pacu jantung )
3.1.12 Suction pump
Definisi Suction Pump
Suction Pump adalah suatu alat yang yang dipergunakan untuk
menghisap cairan yang tidak dibutuhkan pada tubuh manusia. Suction pump
adalah alat kesehatan yang berfungsi untuk menghisap cairan yang tidak
berguna atau partikel padat pada tubuh manusia kesebuah wadah pengumpul.
Hampir semua ruang operasi pada Rumah Sakit menggunakan Suction Pump,
maka alat tersebut harus mempunyai keakuratan yang tinggi. Kenyataan
sekarang ini pada saat melakukan operasi bedah, daya hisap Suction Pump ini
sering tidak sesuai dengan yang dibutuhkan, sehingga bisa jadi salah satu
penghambat, dalam proses operasi. Oleh karena itu kalibrasi terhadap Suction
Pump sangat diperlukan supaya hasil keluaran dari alat tersebut mempunyai
keakurasian yang baik. Untuk mengetahui kelayakan Suction Pump, dapat
dilakukan dengan menganalisa hasil kalibrasi yang akan mendapat nilai
ketidakpastian dan nilai koreks. Dari perhitungan tersebut di dapatkan nilai
koreksi -1,8 mmHg sampai dengan 1,2 mmHg. dengan kesalahan relatif 0.0%
sampai dengan 4,2% (Kesalahan maksimal yang diijinkan + 10 % sesuai
Instrumentasi dalam Keperawatan| 17
dengan ECRI No. 433-0595) sehingga masih layak digunakan alat tersebur.
Dari perhitungan diharapkan rumah sakit menggunakan Suction pump yang
mempunyai resolusi alat yang lebih kecil. Agar perhitungan ketidakpastian
semakin kecil.
Prinsip Kerja
Motor suction adalah sebuah motor listrik, biasanya hanya bekerja pada
satu tegangan, yaitu tegangan 110 V atau 220 V, Rpm 145, 50/60 Hz, maka
ketika pemilihan motor dilakukan itu harus sesuai dengan besarnya tegangan
yang ada yang didalam rangkaiannya dapat kita temukan sebuah capasitor
yang memiliki fungsi sebagai starting capasitor.
Penghisap pada bagian ini ada 2 jenis, yaitu:
1. Jenis Centrifugal Rotary yaitu penghisap terdiri dari: beberapa kipas
(pisau) yang berada dalam rumah penghisap dan dihubungkan
2. Over Flow Protectio
Seal penutup botol
Lakukan pemeliharaan sesuai jadwal
3. Stang kedudukan, karet membran kedudukan katup, katup hisap dan katup
tekan, tutup/rumah penghisap yang mempunyai katup/lubang hisap dan
lubang tekan. Kekuatan daya hisapnya dikontrol dengan menggunakan
regulator, ini biasanya diatur saat ssuction kita pakai untuk kondisi
hisapan yang berbedaa-beda, ketika cairan terlalu kental maka regulator
kita atur dengan kemampuan hisap yang lebih besar sedang untuk kondisi
cairan yang lebih encer maka sebaliknya. Botol vacum, fungsi dari botol
vacum adalah untuk memberikan kevakuman udara pada saat digunakan.
Pada alat ada yang dapat berfungsi hanya dengan satu buah botol, tetapi
akan lebih baik jika menggunakan dua botol, padaa botol akan dilengkapi
dengan tutup botol dan disan terdapat dua lubang. Selain itu asesoris lain
yang digunakan adalah suction / slang untuk vacum yang besarnya
disesuaikan dengan lubang proft daan panjangnya disesuaaikan antara
jarak penghisap daan botol.
Suction pump banyak digunakan pada kegiatan operasi di ruang
bedah, yaitu untuk menghisap darah yang keluar dari pasien, sedangkan
diruang perawatan untuk menghisap lendir dalam mulut dan tenggorokan.
Hal yang perlu diperhatikan:
Instrumentasi dalam Keperawatan| 18
Tegangan
Daya hisap maksimum
Pembacaan meter
Botol penampung
3.1.13 CT-scan
Ada banyak pengertian mengenai CT-Scan, di antaranya:
a. Tomography (CT) adalah sinar-X dengan menggunakan teknik tomografi
dimana berkas sinar-X menembus bagian tubuh pasien dari berbagai
arah. (Marthis Prokap and Michael Galanski, 2003 Chapter 1, P : 2)
b. CT ( Computed Tomography ) merupakan alat diagnostik sinar-X dengan
metode tomografi transversal yang akan menghasilkan gambaran irisan
melintang dengan hasil tampilan dalam skala algorithma. (Grey Scale dan
J.Alexander)
Dari pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa CT Scan adalah suatu
prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil
dari tulang tengkorak dan otak.(tdk hanya untuk bagian kepala) Pemeriksaan ini
dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat antara suatu kelainan,
yaitu:
a. Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses
b. Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark
c. Brain contusion
d. Brain atrofi
e. Hydrocephalus
f. Inflamasi
Prinsip Kerja CT-scan
Film yang menerima proyeksi sinar diganti dengan alat detektor yang
dapat mencatat semua sinar secara berdispensiasi. Pencatatan dilakukan
dengan mengkombinasikan tiga pesawat detektor, dua di antaranya menerima
sinar yang telah menembus tubuh dan yang satu berfungsi sebagai detektor
aferen yang mengukur intensitas sinar rontgen yang telah menembus tubuh
Instrumentasi dalam Keperawatan| 19
dan penyinaran dilakukan menurut proteksi dari tiga titik, menurut posisi jam
12, 10 dan jam 02 dengan memakai waktu 4,5 menit
Prosedur
Adapun prosedur yang biasanya dilakukan sebelum memulai
pemeriksaan melalui CT-Scan, yaitu:
a. Posisi pasien harus dalam keadaan terlentang dengan tangan terkendali
b. Meja elektronik masuk ke dalam alat scanner
c. Dilakukan pemantauan melalui komputer dan pengambilan gambar dari
beberapa sudut yang dicurigai adanya kelainan
d. Selama prosedur berlangsung pasien harus diam absolut selama 20-45
menit
e. Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi dengan pengaturan
computer
f. Selama prosedur berlangsung perawat harus menemani pasien dari luar
dengan memakai protective lead approan
g. Sesudah pengambilan gambar pasien dirapihkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses pemeriksaan tersebut, yaitu:
a. Observasi keadaan alergi terhadap zat kontras yang disuntikan. Bila terjadi
alergi dapat diberikan deladryl 50 mg
b. Mobilisasi secepatnya karena pasien mungkin kelelahan selama prosedur
berlangsung
c. Ukur intake dan out put. Hal ini merupakan tindak lanjut setelah pemberian zat
kontras yang eliminasinya selama 24 jam
d. Oliguri merupakan gejala gangguan fungsi ginjal, memerlukan koreksi yang
cepat oleh seorang perawat dan dokter bila terjadi hal tersebut pada pasien.
Konsep Fisika dalam CT-Scan
Sinar-X merupakan salah satu dari aplikasi gelombang elektromagnetik
yang menjadi sebuah fenomena yang ditemukan oleh Roentgen pada
laboratoriumnya. Sebuah fenomena yang kemudian menjadi awal pencitraan
medis (medical imaging) Penemuan ini juga menjadi titik awal perkembangan
Instrumentasi dalam Keperawatan| 20
fisika medis di dunia, yang menkonsentrasikan aplikasi ilmu fisika dalam
bidang kedokteran.
Citra atau gambar yang dihasilkan dari sinar-X ini sifatnya adalah
membuat gambar 2 dimensi dari organ tubuh yang dicitrakan dengan
memanfatkan konsep atenuasi berkas radiasi pada saat berinterakasi dengan
materi. Gambar atau citra objek yang diinginkan kemudian direkam dalam
media yang kemudian dikenal sebagai film. Dari gambar yang diproduksi di
film inilah informasi medis dapat digali sesuai dengan kebutuhan klinis yang
akan dianalisis.
Setelah puluhan tahun sinar-X ini mendominasi dunia kedokteran,
terdapat kelemahan yaitu objek organ tubuh kita 3 dimensi dipetakan dalam
gambar 2 dimensi. Sehingga akan terjadi saling tumpah tindih stukur yang
dipetakan, secara klinis informasi yang direkam di film dapat terdistorsi. Inilah
tantangan berikutnya bagi fisikawan untuk berkreasi. Tahun 1971, seorang
fisikwan bernama Hounsfield memperkenalkan sebuah hasil invensinya yang
dikenal dengan Computerized Tomography atau yang lazim dikenal dengan
nama CT-Scan. Invensi Hounsfield ini menjawab tantangan kelemahan citra
sinar-X konvensional yaitu CT dapat mencitrakan objek dalam 3 Dimensi
yang tersusun atas irisan-irisan gambar (tomography) yang dihasilkan dari
perhitungan algoritma komputer. Karya Hounsfield ini menjadi revolusi besar-
besaraan dalam dunia pencitraan medis atau kedokteran yang merupakan
rangkaian yang berkaitan. Citra/gambar hasil CT dapat menujukan struktur
tubuh kita secara 3 dimensi, sehingga secara medis dapat dijadikan sebagai
sebuah alat bantu untuk penegakkan diagnosa yang dibutuhkan. Untuk
mengabadikan penemunya dalam CT terdapat bilangan CT atau Hounsfield
Unit (HU), namun penemuan ini juga merupakan jasa Radon dan Cormack.
3.2 Prinsip fisika dalam pemeliharaan kesehatan
3.2.1 Macam-macam peralatan
Misalnya EKG, EEG, diatermi gelombang mikro , ultrasonic, tabung
reaksi, pipet, tang spatie, pinset bedah, pinset anatomi, gunting, forcep,
hand schoen dll.
Instrumentasi dalam Keperawatan| 21
Dari sekian banyak peralatan kesehatan dapat dikategorikan menjadi 4
yaitu :
1. peralatan elektronika
Adalah peralatan yang mempergunakan sumber daya listrik, misalnya
alat electrocardiogrphy, electro encephlography, unit thermography,
ventilator, unit monitor EKG dll.
2. peralatan dari bahan baku logam
Bahan baku logam yang biasa dipakai adalah nikel , alpaca , tembaga
dan logam campuran lainnya. Peralatan dari bahan logam ini banyak
ragamnya , misalnya forcep ekstraksi, gunting, pinset, jarum hecting
dll.
3. peralatan dari bahan baku gelas
Bahan baku gelas yang biasa dipakai adalah : pyrex, fiber gelas.
Contoh : vacum extractive/ekstraksi vakum, pipet, tabung reaksi ,
buret dll.
4. peralatan dari bahan baku karet/plastic
3.2.2 Perawatan peralatan
Peralatan kesehatan pada hakekatnya dibagi dalam empat kategori
(elektronika, logam , gelas dan karet), maka perawatan peralatan dibagi
menjadi 4 bagian pula .
1. perawatan alat-alat elektronika
Perawatan elektronika sangat peka terhadap goncangan sehingga
perlu dihindari dari goncangan . hindari peralatan dari medan magnet
yang kuat agar sensisivitas meter tidak berubah . alat-alat elektronika
tidak tahan pada suhu di atas 25o C, sehingga pada waktu penggunaan
suhu ruangan sebaiknya berkisar antara 18o C – 25o C rata-rata pada
temperature 21o C.
Untuk menghindari suhu terlalu tinggi, pada alat perlu tempati kipas
angin di sekitar power supply/sumber daya alat tersebut.
Debu dapat pula mempengaruhi kerjanya alat, sehingga setiap saat
ruangan dibersihkan dengan menggunakan alat penyedot debu
(vacuum cleaner).
Instrumentasi dalam Keperawatan| 22
Pengetahuan dan ketrampilan penggunaan peralatan memegang
peranan penting dalam perawatan peralatan agar peralatan berjalan
dengan baik dan kerusakan dapat dihindari sejauh mungkin.
Pengetahuan dan ketrampilan ini meliputi :
1. Sasaran pengukuran telah dipahami terlebih dahulu
2. Persiapan metoda, waktu dan program pengukuran
3. Kondisi peralatan baik atau tidak
2. Perawatan alat dari bahan baku logam
Alat-alat yang terbuat dari logam misalnya besi , tembaga maupun
aluminium sering terjadi karatan . untuk menghindari terjadinya hal demikian
maka alat-alat tersebut harus disimpan pada tempat yang mempunyai
temperature tinggi ( 37o C) dan lingkungan yang kering kalau perlu memakai
bahan silicon sebagai penyerap uap air .
Sebelum disimpan alat tersebut harus bebas dari kotoran debu maupun air
yang melekat, kemudian diolesi dengan minyak olie, minyak rem atau paraffin
cair .
3. Perawatan alat dari bahan baku gelas
Bahan gelas banyak dipakai dalam laboratorium medis. Ada beberapa
keuntungan maupun kelemahan dari bahan baku gelas tersebut.
Keuntungannya : bahan gelas tahan terhadap reaksi kimia, terutama bahan
gelas pyrex, tahan terhadap perubahan temperature yang mendadak, koefisien
mual yang kecil dan tembus cahaya yang besar.
Kelemahannya : mudah pecah terhadap tekanan mekanik, dan mudah
tumbuh jamur sehingga mengganggu daya tembus sinar, kadang-kadang
dengan menggunakan kain katun untuk membersihkan saja mudah timbul
goresan .
Dengan memperhatikan keuntungan dan kelemahan dari bahan gelas,
maka dalam segi keperawatan maupun memperlakukan alat-alat gelas harus
perhatikan :
1. Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27o C-37o C dan diberi
tambahan lampu 25 watt .
Instrumentasi dalam Keperawatan| 23
2. Ruangan tempat penyimpanan diberi bahan silicon sebagai zat higroskopis
3. Gunakan alcohol, aceton, kapas, sikat halus dan pompa angin untuk
membersihkan debu dari permukaan kaca/gelas. Usahakan pada waktu
membersihkan lensa jangan sampai merusak lapisan lensa .
4. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya ditempatkan di ata
kawat kasa : atau boleh melakukan pemanasan secara langsung asalkan
bahan gelas terbuat dari pyrex.
5. Gelas yang akan direbus hendaknya jangan dimasukkan langsung ke
dalam air yang sedan g mendidih melainkan gelas dimasukkan ke dalam
air dingin kemudian dipanaskan secara perlahan-lahan . sebaliknya untuk
pendinginan mendadak tidak diperkenankan
6. Membersihkan bahan/kotoran dari gelas sebaiknya segera setelah dipakai
dapat menggunakan :
1) Air yang bersih
2) Detergent : dapat menghilangkan lemak dan tidak membawa efek
perubahan fisik.
3) Larutan : kalium dichromat 10 gram
Asam belerang 25 ml
Aquadest 75 ml
Kadang-kadang memrlukan perendaman sampai beberapa jam, kemudian
dibilas dengan air bersih, dikeringkan dengan udara panas lalu disimpan di
tempat yang kering .
4. Perawatan alat dari bahan baku karet
Sarung tangan dari karet/ hand schoen mudah sekali meleleh atau
melengket apabila disimpan telalu lama. Untuk menghindari kerusakan dari
bahan karet, sebelum melakukan penyimpanan mula-mula bersihkan kotoran
darah atau cairan obat dengan cara mencuci dengan sabun kemudian
dikeringkan denga menjemur dibawah sinar matahari atau hembusan udara
hangat. Setelah itu taburi talk pada seluruh permukaan karet
BAB 4
PENUTUP
Instrumentasi dalam Keperawatan| 24
4.1 Simpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa instrumentasi dalam
keperawatan sangatlah berhubungan erat dengan ilmu fisika dan perkembangan
teknologi, karena sebagian besar prinsip kerjanya menggunakan konsep fisika yang
diaplikasikan pada sebuah alat kesehatan yang berteknologi terkini.
4.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah instrumentasi dalam keperawatan ini, diharapkan
nantinya akan memberikan manfaat bagi para pembaca.
Namun penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu saran maupun kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan
demi kesempurnaan penulisan makalah ini, dengan demikian penulisan makalah ini
bisa bermanfaat bagi penulis atau pihak lain yang membutuhkannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. J.F. Gabriel(1996), FISIKA KEDOKTERAN , Jakarta. EGC
Instrumentasi dalam Keperawatan| 25
2. Pardede, Dessy Dianmonita. “Aplikasi Fisika dalam Kehidupan Sehari-
hari”. http://www.dessydoank.community.undip.ac.id/.../aplikasi-fisika-dalam-
kehidupan-sehari-hari/ (03 jan 2013, 19:30)
3. http://instrumentasimedis.blogspot.com/2011/05/instrumentasi-fisika-medis-
ui.html
Instrumentasi dalam Keperawatan| 26