Upload
ayu-weda-santika
View
3
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
-
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertolongan penderita gawat darurat dapat terjadi di mana saja
baik di dalam rumah sakit maupun di luar rumah sakit, dalam
penanganannya melibatkan tenaga medis maupun non medis termasuk
masyarakat awam. Pada pertolongan pertama yang tepat akan
menyebabkan korban dapat tetap bertahan hidup untuk mendapatkan
pertolongan selanjutnya. (PPGD Basic 2, 2009).
Salah satu kasus gawat darurat yang memerlukan tindakan
segera di mana pasien berada dalam ancaman kematian karena adanya
gangguan heodinamik adalah gagal nafas. Gagal nafas terjadi bila mana
pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru-paru tidak dapat
memelihara laju konsumsi oksigen dan pembentukan karbondioksida
dalam sel-sel tubuh. Hal ini mengakibatkan tegangan oksigen arteri
kurang dari 50 mmHg (hipoksemia) dan peningkatan tekanan tekanan
karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia).
Perawat harus membedakan antara gagal nafas akut dengan
gagal nafas kronik. Setelah gagal nafas akut , paru biasanya kembali
pada keadaan awanya. Pada gagal nafas kronik struktur paru mengalami
kerusakan yang ireversibel. Gagal nafas akut adalah gagal nafas yang
timbulpada pasien yang parunya normal secara struktural maupun
fungsional sebelum awitan penyakit timbul. Gagal nafas kronik adalah
gagal nafas yang terjadi pada pasien dengan penyakit kronik seperti
1
2
bronkitis kronik, emfisema, dan penyakit paru pada penambang batu
bara. Penatalaksanaan mendasar pada kedua kondisi ini berbeda
(Smeltzer & Bare, 2001).
Prevalensi meningkat setiap tahun, untuk saat ini 20/100000 lebih
banyak terjadi pada pria. Nilai tengah (median) ketahanan hidup sejak
diagnosa ditegakkan hanya 3 tahun walaupun diakukan intervensi. Pada
sebagian orang fungsi paru akan tetap stabilnmselama berbulan-bulan.
Oleh karena itu kita perlu memahami informasi pengetahuan dan
pemahaman yang cukup dalam penatalaksanaan kegawatdaruratan pada
system pernafasan secara cepat, cermat dan tepat ehingga hal-hal
tersebut dapat kita hindari.
1.2 Rumusa masalah
Bagaimana konsep dan penatalaksanaan gagal nafas?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui konsep dan penatalaksanaan gagal nafas.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi konsep gagal nafas
2. Mengidentifikasi penatalaksanaan gagal nafas.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Penulis
3
Memberikan tambahan pengetahuan sebagai bekal dalam
mengaplikasikan teori dalam praktek nyata saat melakukan asuhan
keperawatan pada pasien dengan kegawatdaruratan gagal nafas.
1.4.2 Bagi Pasien dan Keluarga
Mendapatkan layanan kesehatan terutama pelayanan keperawatan
yang berkualitas sehingga dapat menurunkan angka morbiditas
dan mortalitas akibat gagal nafas.
1.4.3 Bagi Profesi Lain
Meningkatkan kepercayaan dalam penanganan pasien dengan
kasus gagal nafas secara bersaa-sama.