19
1 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Feline calicivirus (FCV) adalah virus yang menginfeksi kucing domestik, menyebabkan berbagai gejala mirip flu. Virus ini menyebabkan gangguan pernafasan, luka sekitar bibir dan mulut seperti sariawan (ulkus oral), kadang disertai sakit persendian. Virus yang menyerang saluran pernafasan ini biasa disebabkan sekelompok virus dan bakteri seperti virus Feline Rhinotracheitis dan bakteri Chlamydia (sekarang Chlamydophila). Calicivirus dan Rhinotracheitis menyebabkan sekitar 85-90 % dari seluruh penyakit pernafasan pada kucing. Wabah biasanya terjadi pada kandang atau populasi kucing yang padat, ventilasi kurang baik, kandang yang kurang bersih, nutrisi kurang dan suhu lingkungan yang terlalu panas atau terlalu dingin. Tanda-tanda kucing yang terjangkit penyakit ini umumnya berupa bersin batuk, pilek, cairan berlebih dari mata dan hidung. Luka (ulkus) seperti sariawan pada hidung, mulut, lidah atau bibir yang menyebabkan kucing tidak mau makan karena kesakitan saat mengunyah makanan. Cara pencegahan virus Feline calicivirus adalah vaksinasi kucing. Meskipun tidak 100% melindungi kucing

Bab 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

yee

Citation preview

Page 1: Bab 1

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Feline calicivirus (FCV) adalah virus yang menginfeksi kucing domestik,

menyebabkan berbagai gejala mirip flu. Virus ini menyebabkan gangguan

pernafasan, luka sekitar bibir dan mulut seperti sariawan (ulkus oral), kadang

disertai sakit persendian. Virus yang menyerang saluran pernafasan ini biasa

disebabkan sekelompok virus dan bakteri seperti virus Feline Rhinotracheitis dan

bakteri Chlamydia (sekarang Chlamydophila). Calicivirus dan Rhinotracheitis

menyebabkan sekitar 85-90 % dari seluruh penyakit pernafasan pada kucing.

Wabah biasanya terjadi pada kandang atau populasi kucing yang padat,

ventilasi kurang baik, kandang yang kurang bersih, nutrisi kurang dan suhu

lingkungan yang terlalu panas atau terlalu dingin.

Tanda-tanda kucing yang terjangkit penyakit ini umumnya berupa bersin

batuk, pilek, cairan berlebih dari mata dan hidung. Luka (ulkus) seperti sariawan

pada hidung, mulut, lidah atau bibir yang menyebabkan kucing tidak mau makan

karena kesakitan saat mengunyah makanan.

Cara pencegahan virus Feline calicivirus adalah vaksinasi kucing.

Meskipun tidak 100% melindungi kucing dari penyakit, namun kucing yang

sudah divaksinasi mempunyai kemungkinan sembuh yang lebih tinggi dan cepat.

Prinsip terapi terhadap FCV adalah mengisolasi kucing yang terinfeksi. Untuk

adanya infeksi sekunder perlu diberikan antibiotik yang sesuai dengan kepekaan

kuman penyebab infeksi tersebut misalnya amoxicilin.

Pada kasus FCV ini, pengobatan salah satunya dilakukan melalui

pemberian ampicillin, dan ringer lactate. Pemberian ringer lactate bertujuan untuk

mengatasi kondisi ketidakseimbangan elektrolit pada tubuh hewan karena

dehidrasi. Pemberian antibiotik ampicillin bertujuan untuk mengobati terjadinya

infeksi sekunder dari bakteri pada saat kondisi tubuh dan imunitas hewan

melemah.

Page 2: Bab 1

2

Hal yang menjadi dasar pengangkatan judul ini adalah untuk mengetahui

potensi adanya manfaat tanaman bidara upas (Merremia mammosa) sebagai

imunomodulator dari bakteri yang bersamaan ikut dengan virus Feline calicivirus

karena di indikasikan tanaman bidara upas mempunyai kandungan Flavanoid dan

alkanoid yang dapat berfungsi sebagai imunomodulator atau peningkat titer

antibodi yang lebih efisien, alami dan hemat bagi warga khusunya pecinta kucing.

Tujuan

Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui bahaya virus Feline calicivirus yang menyerang

kucing

2. Untuk mengangkat fungsi serta kandungan daun bidara upas (Merremia

mammosa) sebagai pengganti antibiotik untuk Imunomodulator penyakit

Feline calicivirus.

3. Untuk membuktikan kandungan bidara upas (Merremia mammosa)

mampu menjadi Imunomodular Feline calivirus akibat bakteri yang ikut

menginfeksi.

Manfaat

Adapun manfaat-manfaat yang bisa diambil dari makalah PKM-GT 51 ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah

Dapat mengangkat tumbuhan Bidara upas yang tak ada gunanya menjadi

bahan yang berguna bahkan dapat dijadikan sumber mata pencaharian baru

bagi rakyatnya.

2. Bagi masyarakat atau pecinta kucing

Dapat mengetahui gejala-gejala virus Feline calivirus sehingga kucing

dapat mendapat penanganan yang cepat serta dapat beralih ke pengobatan

yang lebih alami

Page 3: Bab 1

3

3. Bagi penulis

Dapat memberi pengetahuan dan naluri penelitian yang kritis terhadap

suatu penemuan baru yang dianggap masyarakat tidak berguna menjadi

sesuatu yang berguna.

Page 4: Bab 1

4

GAGASAN

Kondisi Kucing yang Terjangkit Feline Calicivirus Saat Ini

Pengetahuan tentang kesehatan kucing perlu dipahami betul oleh pemilik

untuk mendukung tumbuh kembang kucing yang sehat, baik secara fisik maupun

psikis. Seekor kucing baru memiliki kekebalan tubuh yang maksimal saat ia

berusia dua tahun. Masa antara kelahiran sampai berusia dua tahun merupakan

masa kritis seekor kucing yang harus diwaspadai oleh pemilik agar kucing tidak

terkena penyakit berbahaya dan mematikan. Salah satunya, infeksi pernapasan

akibat feline calicivirus (FCV). (Rosenthal, 2007)

Feline calicivirus adalah virus penyebab infeksi pernapasan pada kucing

yang dapat menular terutama pada rumah dengan jumlah kucing lebih dari satu

(multiple cats). Infeksi pernapasan merupakan  penyakit berbahaya dan dapat

mematikan apabila tidak segera ditangani secara serius. Tingkat kematian kucing

karena infeksi pernapasan cukup tinggi, sekitar 50% pada anak kucing, dan 60%

pada kucing dewasa dengan transmisi FCV. Selain FCV, virus herpes juga

termasuk sebagai penyebab utama infeksi saluran pernapasan. (Hurley, 2007)

Gejala infeksi pernapasan seringkali tidak dikenali pemilik kucing karena

mirip dengan serangan flu, yaitu bersin-bersin, serta keluarnya cairan dari mata,

hidung, dan mulut. Kucing yang terserang virus mengalami bersin-bersin antara

hari ke 2 sampai hari ke-17 setelah virus masuk ke dalam tubuh. Gejala bersin-

bersin biasanya terjadi selama 1-2 hari yang diikuti dengan keluarnya cairan dari

mata, hidung, dan mulut. Pada hari ke-2 sampai hari ke-5, kucing biasanya

menunjukkan gejala demam, menjadi apatis, dan kehilangan nafsu makan.

Kehilangan nafsu makan biasanya disebabkan oleh munculnya luka borok pada

mulut bagian atas sehingga kucing tidak mau makan dan minum. Lebih lanjut

lagi, kucing dapat mengalami dehidrasi.(Mustarichie, 2011)

Gejala-gejala di atas merupakan masa kritis yang bisa memperburuk

kondisi bila tidak segera ditangani cepat. Pada umumnya pemilik kucing segera

membawa kucing ke dokter hewan untuk pemeriksaan dan penanganan yang

tepat. Pada contoh faktanya disebuah klinik hewan mendapati kasus kucing

mengidap FCV dengan menyerang cepat dan tiba-tiba, hanya dalam hitungan tiga

Page 5: Bab 1

5

hari setelah menunjukkan gejala demam untuk selama-lamanya. Sebelum sakit

kucing itu termasuk kucing yang sehat, lincah, dan senang bermain. Pemilik

kucing memang biasanya lengah dengan  tanda-tanda serangan FCV. Kita sebagai

pemilik awam hanya bisa mewaspadai perubahan perilaku drastis pada kucing,

misalnya kucing yang biasanya suka bermain tiba-tiba menjadi pendiam dan

pemurung. Jika ada salah satu kucing yang terserang FCV, biasanya si kucing

segera isolir dari kucing lain untuk menghindari penyebaran FCV. (Mustarichie,

2011)

Virus ini bisa menyebar dari kontak langsung dan media perantara seperti

tempat makan dan minum, toilet kucing, kain, dan tangan manusia. Sering-sering

mencuci tangan bila sedang menangani kucing yang terkena infeksi saluran

pernapasan. Selain itu, kontak dengan udara langsung dapat menjadi perantara

FCV melalui udara, terutama saat musim hujan atau udara dingin. Hal lainnya

adalah stress yang dapat menurunkan kekebalan tubuh sehingga mudah terserang

FCV. Pada umumnya usahakan kucing tidak mengalami tekanan dan sehat

psikologisnya. Kejadian ini memberi kita pelajaran penting. ( Mattison, 2007)

Oleh karena itu, kami mengangkat judul Potensi bidara upas (Merremia

mammosa) sebagai imunomodulator penyakit Feline calicivirus

Solusi yang pernah ditawarkan atau diterapkan sebelumnya untuk

memperbaiki keadaan pencetus gagasan.

Pada umumnya penanganan yang dilakukan pada kucing yang terjangkit

Feline calicivirus ini yaitu dengan melalui pemberian infus ringer lactat,

ampicillin dan biosalamine. (Radford, 2007). Pemberian ringer lactat bertujuan

untuk mengatasi kondisi ketidak seimbangan elektrolit pada tubuh hewan karena

dehidrasi dan kondisi yang tampak. Pemberian antibiotik ampicillin bertujuan

untuk mengobati terjadinya infeksi sekunder dari bakteri pada saat kondisi tubuh

dan imunitas hewan melemah. Ampicillin merupakan antibiotik yang bersifat

broad spectrum(bisa memmbunuh bakteri).Ampicillin diaplikasikan secara

intravena dengan dosis maksimal. Sedangkan pemberian biosalamine berfungsi

memperbaiki proses metabolisme tubuh hewan sehingga meningkatkan kerja otot

lebih baik dan meningkatkan daya tahan tubuh. Namun pada penggunaan

Page 6: Bab 1

6

antibiotik yang terus-menerus dapat mengakibatkan efek samping yang sering

diare, urtikaria, nausea, dan superinfeksi dri Candidiasis. Efek yang jarang adalah

demam, muntah, dermatitis, angiodema atau kolitis pseudomembarnosus serta

nafsu makan berkurang dan haus (dehidrasi).

Seberapa jauh kondisi kekinian pencetus gagasan dapat diperbaiki melalui

gagasan yang diajukan

Penggunaan antibiotik yang berlebihan tidak dianjurkan. Sehingga

diajukanlah gagasan pemanfaatan bidara upas untuk menangani infeksi sekunder

pada Feline calicivirus ini, untuk memberi solusi pengobatan infeksi sekunder

FCV secara alamiah serta aman bagi kucing dengan menggunakan tumbuhan

bidara upas, karena diduga dengan kandungan dalam tumbuhan bidara upas ini

dapat menyembuhkan penyakit pernafasan pada kucing yang terinfeksi Feline

calicivirus, sedangakan efek samping yang ditimbulkan juga diminimalisir

mengingat bidara upas adalah bahan yang alami dengan kandungan yang baik

untuk hewan pula. (Setiawan, 2009)

Taksonomi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Sub kingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisio : Magnoliophyta (berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub-Kelas : Asteridae

Ordo : Solanales

Familia : Convolvulaceae ( suku kangkung-kangkungan)

Genus : Meremmia

Spesies : Meremmia mammosa

Page 7: Bab 1

7

Gambar 1. Umbi Bidara Upas

Dikutip dari Lasmidawati dkk

Potensi bidara upas (Merremia mammosa) untuk membantu penyembuhan

penyakit gangguan pernafasan pada kucing (Felin calicivirus) dapat menambah

wawasan atau pengetahuan bagi masyarakat. Selain itu, memberikan wawasan

kepada masyarakat bahwa bidara upas (Merremia mammosa) dapat banyak

dimanfaatkan. Khasiat dan kandungan kimia bidara upas yang dapat dimanfaatkan

sebagai imunomodulator adalah:

Bidara upas (Merremia mammosa)memiliki beberapa khasiat yaitu bermanfaat

untuk mengobati keracunan makanan, gigitan ular, kanker, kusta, syphilis, difteri,

radang tenggorok, radang paru, radang usus buntu, typus, sembelit, buang air

besar darah dan lendir, muntah darah, kencing manis (DM), batu kandung

kencing. Kandungan kimia yang terdapat di dalam bidara upas ( Meremmia

mammosa) yang berperan sebagai imunomodulator adalah:

1. Flavonoid

Flafonoid ini bersifat lipofilik yang dapat merusak membran mikroba.

Flavonoid yang terdapat pada suatu tanaman bisa meningkatkan aktivitas

IL-2 dan proliferasi limfosit. Proliferasi limfosit akan mempengaruhi sel

CD4+, kemudian menyebabkan sel Thl teraktivasi. Sel Thl yang teraktivasi

akan mempengaruhi SMAF, yaitu molekul-molekul termasuk IFNɤ yang

dapat mengaktifkan makrofag, sehingga makrofag mengalami peningkatan

Page 8: Bab 1

8

metabolik, motilitas dan aktivitas fagositosis secara cepat dan lebih efisien

dalam membunuh bakteri atau mikroorganisme patogen.

2. Alkanoid

Alkanoid ini juga mempunyai aktivitas sebagai anti bakteri,

mekanismenya dengan membentuk kompetitif adhesi protein mikroba ke

reseptor polisakarida inang.

Kerangka teori: (Parker,2007)

Bagan 1. Kerangka teori kerja ekstrak etanol umbi bidara upas

Page 9: Bab 1

9

Kerangka konsep:

Bagan 2. Kerangka konsep kerja bidara upas

Pengolahan bidara upas sebagai ekstrak dengan cara Infundasi yaitu:

Panci Infusa

merupakan metode ekstraksi dengan pelarut air. Pada waktu proses

infundasi berlangsung, temperatur pelarut air harus mencapai suhu 90ºC selama

15 menit. Rasio berat bahan dan air adalah 1 : 10, artinya jika berat bahan 100 gr

maka volume air sebagai pelarut adalah 1000 ml.

Caranya :

Serbuk bahan dipanaskan dalam panci dengan air secukupnya selama 15 menit

terhitung mulai suhu mencapai 90ºC sambil sekali-sekali diaduk. Saring selagi

panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga

diperoleh volume yang diinginkan. penyaringan dilakukan setelah

dingin.Kemudian ekstrak yang sudah siap diberikan dengan dosis sebagaimana

mestinya yang harus diberikan pada kucing yaitu 0,5 g/ kucing 1-2 kali sehari

dengan indikasi bahwa hal tersebut dapat meningkatkan respon makrofag pada

kucing yang diinfeksi bakteri yang terbawa oleh feline calicivirus lebih cepat

Page 10: Bab 1

10

dibandingkan dengan menggunakan antibiotik. Serta dapat meningkatkan

produksi nitrit okisida (NO) makrofag pada kucing yang diinfeksi bakteri

pengikut Feline calicivirus dibanding dengan antibiotik.

Pihak-Pihak yang Diharapkan dapat Mengimplementasikan Gagasan

Berdasarkan Undang-undang dasar 1945 nomor 1 tahun 1973, bahwa

pemanfaatan kekayaan alam dimaksudkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat dan negara. Bidara upas merupakan tumbuhan yang tumbuh di hutan dan

alam bebas, hendaknya pemerintah dan dinas kehutanan yang terkait mengeksplor

lagi kegunaan bidara upas kepada masyarakat umum agar obat alami yang masih

belum banyak diketahui oleh masyarakat ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya,

peran Dokter hewan juga diharapkan dapat membantu dalam mengeksplor dan

pengkajian lebih lanjut tentang kegunaan tiap-tiap bagian dari tumbuhan bidara

upas untuk pengobatan pada beberapa penyakit hewan tertentu, hal ini jika

berhasil akan menguntungkan berbagai pihak, selain kita temukan lagi pengobatan

yang alami kita juga bisa memanfaatkan tumbuhan liar yang sebelumnya dinilai

tidak ada gunanya. Tentunya ini tidak akan berjalan baik tanpa kerjasama

Pemerintah, Dinas kehutanan dan Dokter hewan untuk mengkaji dan

mensosialisasikan kembali kepada masyarakat luas tentang khasiat tumbuhan

Bidara upas, dengan ini berarti kita mencoba mengubah cara pandang masyarakat

untuk beralih dari ketergantungan obat-obat kimia menjadi memanfaatkan

tumbuh-tumbuhan dari alam.

Langkah-Langkah untuk Mengimplementasikan Gagasan

Mengubah pola pikir masyarakat tentang peralihan penggunaan obat-

obatan kimia ke bahan organik alami tidak tergolong susah, sebab dalam dunia

medis bahaya yang di timbulkan oleh bahan-bahan kimia berdampak pada

kesehatan di kemudian hari, dengan demikian kesempatan untuk penemuan baru

diharapkan di sambut baik oleh masyarakat, selain dari segi biaya yang lebih

terjangkau, bahan pokoknya, yaitu daun bidara upas bisa di dapat dengan mudah

sehingga memudahkan proses produksi. Tentu nanti akan banyak sosialisasi dan

kerjasama dengan badan-badan terkait untuk bersatu mengenalkan produk baru

Page 11: Bab 1

11

pada masyarakat yang sudah lama memakai antibiotik dari bahan-bahan kimia

sebelumnya. Pada contoh pengaplikasian daun bidara upas untuk penyembuhan

infeksi sekunder yang diakibatkan bakteri yang ikut menginfeksi penyakit Feline

calicivirus tentu disambut baik oleh para pemilik kucing yang selama ini

kebingungan mengatasi masalah infeksi sekunder pada penyakit Feline calicivirus

ini. Dengan harapan getah daun bidarin upas dapat digunakan alternatif bahan

alami pengganti antibiotik yang selama ini digunakan dan banyak menimbulkan

efek samping di kemudian hari. Selain itu pemilik kucing tak perlu merogoh

kocek yang lebih banyak lagi karena bahan bakunya sudah murah maka di

pastikan akan menghasilkan produk yang lebih terjangkau, alami dan tanpa efek

samping.

Page 12: Bab 1

12

KESIMPULAN

Feline calicivirus (FCV) adalah virus yang menginfeksi kucing domestik,

menyebabkan berbagai gejala mirip flu. Virus ini menyebabkan gangguan

pernafasan, luka sekitar bibir dan mulut seperti sariawan (ulkus oral), kadang

disertai sakit persendian. Bidara upas (Merremia mammosa) adalah solusi alami

mengatasi kekebalan tubuh yang menurun akibat terinfeksi oleh bakteri yang ikut

bersama Feline calicivirus sebagai pengganti antibiotik yang terbukti

menimbulkan efek samping yang tidak sedikit bagipenderita. Manfaat dari

tanaman bidara upas (Merremia mammosa) sebagai imunomodulator infeksi

sekunder yang diakibatkan oleh bakteri yang bersamaan ikut dengan virus Feline

calicivirus, dengan memanfaatkan kandungan flavanoid dan alkanoid, yang

diindikasikan dapat sebagai peningkat daya tahan tubuh / imuno modulator lebih

cepat, alami, murah dan efisien daripada antibiotik pada kucing. Dengan demikian

dapat dibuat suatu ekstrak sebagai bentuk pertahanan terhadap infeksi sekunder

Feline calicivirus.

Page 13: Bab 1

13

DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha, Setiawan (2009). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia 6. Depok: Puspa

Swara. ISBN 978-979-1480-19-2.

Hurley, Kate Frances (June 2007). “Facts about Feline Calicivirus”. Clinician’s Brief (North American Veterinary Conference) 5 (6): 30.

Mattison K, Karthikeyan K, Abebe M, Malik N, Sattar S, Farber J, Bidawid S (2007). “Survival of calicivirus in foods and on surfaces: experiments with feline calicivirus as a surrogate for norovirus”. J Food Prot 70 (2): 500–3.

Mustarichie, Resmi; Udin, Zalinar; Levita, Jutti; Musfiroh, Ida; Zulfricar, Ikal (2011). "Activity of Leaf Extracts of Coix lachryma Linn. and Asparagus Cochinchinensis Linn. as Breast Anticancer Drugs" . Medical and Health Science Journal 9 (5): 47–57. ISSN 1805-5014

Lasmidawati., Resmi.,Udin., Zalinar.,Levita., Jutti., Musfiroh.,Ida.,Zulfricar., Ikal. 2011. "Activity of Leaf Extracts of Coix lachryma Linn. Bidara upas and Asparagus Cochinchinensis Linn. as Breast Anticancer Drugs" . Medical and Health Science Journal 9 (5): 47–57.

CCC R, Sheh A, Shotton J, Pesavento P, Parker J (2007). “Feline caliciviruses (FCVs) isolated from cats with virulent systemic disease possess in vitro phenotypes distinct from those of other FCV isolates”. J Gen Virol 88 (Pt 2): 506–17.

Radford A, Coyne K, Dawson S, Porter C, Gaskell R (2007). “Feline calicivirus”. Vet Res 38 (2): 319–35.

Rosenthal, Marie (February 2007). “VS-FCV may be more prevalent than previously thought”. Veterinary Forum (Veterinary Learning Systems) 24 (2): 23.