4
BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan barometer pelayanan kesehatan di suatu negara. Bila angka kematian ibu masih tinggi berarti pelayanan kesehatan ibu belum optimal. Sebaliknya bila AKI rendah berarti pelayanan kesehatan ibu sudah baik. Pemerintah juga ikut berperan dalam mendeklarasikan Millennium Development Goals (MDGs) dengan salah satunya ialah meningkatkan kesehatan ibu dengan mengurangi angka kematian ibu dalam proses melahirkan dan menurunkan angka kematian bayi (AKB). Kementrian kesehatan telah melakukan upaya mengatasi masalah dalam menurunkan AKI dan AKB, diantaranya mendekatkan jangkauan pelayanan kebidanan kepada masyarakat dengan dibangunya Pondok Bersalin Desa (Polindes) yang terdapat di setiap desa. Upaya lain dalam menurunkan AKI dan AKB yaitu pemberian kewenangan tambahan pada Puskesmas untuk penanganan kegawatdaruratan pada kasus Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dan pemberdayaan rumah sakit sebagai sarana rujukan dalam

BAB 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

AKI

Citation preview

Page 1: BAB 1

BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan barometer pelayanan kesehatan di suatu

negara. Bila angka kematian ibu masih tinggi berarti pelayanan kesehatan ibu belum optimal.

Sebaliknya bila AKI rendah berarti pelayanan kesehatan ibu sudah baik. Pemerintah juga ikut

berperan dalam mendeklarasikan Millennium Development Goals (MDGs) dengan salah

satunya ialah meningkatkan kesehatan ibu dengan mengurangi angka kematian ibu dalam

proses melahirkan dan menurunkan angka kematian bayi (AKB). Kementrian kesehatan telah

melakukan upaya mengatasi masalah dalam menurunkan AKI dan AKB, diantaranya

mendekatkan jangkauan pelayanan kebidanan kepada masyarakat dengan dibangunya Pondok

Bersalin Desa (Polindes) yang terdapat di setiap desa. Upaya lain dalam menurunkan AKI

dan AKB yaitu pemberian kewenangan tambahan pada Puskesmas untuk penanganan

kegawatdaruratan pada kasus Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dan

pemberdayaan rumah sakit sebagai sarana rujukan dalam penanganan kegawatdaruratan

Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK).1

Persalinan merupakan kejadian fisiologis yang prosesnya dapat berjalan dengan aman

jika penolong persalinan dapat memantau persalinan untuk mendeteksi dini terjadinya

komplikasi. Tenaga dukun bayi sejak dulu kala sampai sekarang merupakan pemegang

peranan penting dalam pelayanan kebidanan terutama pada daerah terpencil dengan jumlah

tenaga kesehatan profesi bidan masih sedikit. Dalam lingkungan, dukun bayi merupakan

tenaga terpercaya dalam kaitanya reproduksi wanita, mereka membantu pada masa

kehamilan, mendampingi wanita saat bersalin, sampai persalinan selesai dan mengurus ibu

dan bayinya dalam masa nifas. Pertolongan persalinan oleh dukun bayi atau tenaga non medis

Page 2: BAB 1

di Indonesia ini masih tinggi, sebanyak 40% pada tahun 2008 dan 36% pada tahun 2010.2 Di

Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang terdapat 28 dukun bayi dan terdapat 16 profesi

bidan. Pada tahun 2014 jumlah kelahiran di Kecamatan Ampelgading sebanyak 890,

sejumlah 796 dibantu oleh profesi bidan sedangkan sisanya ditolong oleh dukun bayi. Jadi

dari data tersebut dapat kita lihat masih ada beberapa persalinan yang dibantu oleh dukun

bayi.3,4

Keberadaan dukun bayi oleh sebagian masyarakat masih dipercaya dan menjadi

tradisi dalam menolong persalinan, sosok yang dihormati dan berpengalaman sangat

dibutuhkan keberadaannya oleh masyarakat khususnya pada daerah terpencil.5,6 Dari data

diatas menarik minat peneliti untuk menggali faktor-faktor yang mempengaruhi beberapa

masyarakat Kecamatan Ampelgading yang tetap memilih persalinan di dukun bayi daripada

di bidan.

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi sebagian masyarakat Kecamatan

Ampelgading memilih persalinan dengan dukun bayi daripada bidan?

2. Bagaimana upaya pemerintah untuk menanggulangi keberadaan dukun bayi di

Kecamatan Ampelgading?

3. Bagaimana upaya pemerintah agar terjalinnya kemitraan dukun bayi dengan bidan di

Kecamatan Ampelgading?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sebagian masyarakat Kecamatan

Ampelgading yang memilih persalinan dengan dukun bayi daripada bidan.

Page 3: BAB 1

2. Untuk mengetahui upaya pemerintah untuk menanggulangi keberadaan dukun bayi di

Kecamatan Ampelgading.

3. Untuk mengetahui upaya pemerintah agar terjalinnya kemitraan dukun bayi dengan

profesi bidan di Kecamatan Ampelgading.

1.4 Manfaat

Sebagai landasan kebijakan sarana pelayanan kesehatan primer dalam membina

hubungan kemitraan antara dukun bayi dengan profesi bidan, agar angka persalinan

didukun bayi berkurang dan meningkatkan keselamatan ibu dan bayi saat menjalani

proses persalinan.