6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari frekuensi dan distribusi penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit tersebut pada manusia (Mahon, 1970). Sedangkan menurut CDC (1992) epidemiologi adalah studi distribusi dan faktor determinan kejadian yang berkaitan dengan kesehatan dalam populasi manusia. Sesuai dengan strategi Indonesia sehat tahun 2015 dan kebutuhan pembangunan sektor kesehatan di era desentralisasi ini, Departemen kesehatan Republik Indonesia sudah menetapkan visi dan misi Puskesmas. Visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas adalah terwujudnya Kecamatan sehat tahun 2015. Kecamatan sehat merupakan gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang hidup di lingkungan yang sehat dan perilaku hidup masyarakat yang juga sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang ada di wilayahnya serta memiliki derajat 1

bab 1 epidemiologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab 1 epidemiologi

Citation preview

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari frekuensi dan distribusi penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit tersebut pada manusia (Mahon, 1970). Sedangkan menurut CDC (1992) epidemiologi adalah studi distribusi dan faktor determinan kejadian yang berkaitan dengan kesehatan dalam populasi manusia.Sesuai dengan strategi Indonesia sehat tahun 2015 dan kebutuhan pembangunan sektor kesehatan di era desentralisasi ini, Departemen kesehatan Republik Indonesia sudah menetapkan visi dan misi Puskesmas. Visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas adalah terwujudnya Kecamatan sehat tahun 2015. Kecamatan sehat merupakan gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang hidup di lingkungan yang sehat dan perilaku hidup masyarakat yang juga sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang ada di wilayahnya serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pencapaian visi Indonesia 2015 dapat dicapai dengan menggerakan puskesmas sebagai pelaksana teknis Dinas Kesehatan terbawah yang memiliki enam kewajiban yang harus dilaksanakan, yaitu upaya promosi kesehatan, kesehatan lingkungan (kesling), kesehatan ibu anak dan keluarga berencana, perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, serta pengobatan.

ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang berlangsung selama 14 hari. Saluran nafas yang dimaksud adalah organ mulai dari hidung sampai alveoli paru beserta organ adneksanya seperti sinus, ruang telinga tengah, dan pleura (Habeahan, 2009).

Pada akhir tahun 2000, ISPA mencapai enam kasus di antara 1000 bayi dan balita. Tahun 2003 kasus kesakitan balita akibat ISPA sebanyak lima dari 1000 balita (Oktaviani, 2009). Setiap anak balita diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya dan proporsi kematian yang disebabkan ISPA mencakup 20-30%. Untuk meningkatkan upaya perbaikan kesehatan masyarakat, Departemen Kesehatan RI menetapkan 10 program prioritas masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat guna mencapai tujuan Indonesia Sehat 2010, dimana salah satu diantaranya adalah Program Pencegahan Penyakit Menular termasuk penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut.

ISPA merupakan penyakit yang sering kali dilaporkan sebagai 10 penyakit utama di Negara berkembang. Di Negara berkembang, penyakit pneumonia merupakan 25% penyumbang kematian pada anak, terutama bayi berusia kurang dari 2 bulan. Dari Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1986 diketahui bahwa morbiditas pada bayi akibat pneumonia sebesar 42,2% dan pada balita sebesar 40,6% sedangkan angka mortalitas sebesar 36%.

Pada tahun 2014 ISPA merupakan penyakit dengan jumlah terbanyak pada Puskesmas Mrican, pada tahun 2014 dengan jumlah mencapai 5402 kasus Tingginya angka kejadian ISPA di Puskesmas Mrican merupakan latar belakang diangkatnya topik ISPA pada pembahasan laporan epidemiologi ini.

1.2 Tujuan Kegiatan

1.2.1 Tujuan umum Menganalisis kejadian ISPA di wilayah kerja Puskesmas Mrican periode 1 Januari - 31 Desember 2013.

1.2.2 Tujuan khusus1. Menganalisis kejadian ISPA berdasarkan waktu di wilayah kerja Puskesmas Mrican pada periode 1 Januari - 31 Desember 2013.2. Menganalisis kejadian ISPA berdasarkan usia di wilayah kerja Puskesmas Mrican pada periode 1 Januari - 31 Desember 2013.3. Menganalisis kejadian ISPA berdasarkan desa di wilayah kerja Puskesmas Mrican pada periode 1 Januari - 31 Desember 2013.4. Menganalisis kejadian ISPA berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Mrican pada periode 1 Januari - 31 Desember 2013.5. Mengidentifikasi status gizi di wilayah kerja Puskesmas Mrican pada periode 1 Januari - 31 Desember 2013.6. Mengidentifikasi cakupan ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Mrican pada periode 1 Januari - 31 Desember 2013.7. Mengidentifikasi cakupan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Mrican pada periode 1 Januari - 31 Desember 2013.8. Mengidentifikasi status pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Mrican pada periode 1 Januari - 31 Desember 2013.9. Menganalisis perilaku hidup bersih di wilayah kerja Puskesmas Mrican pada periode 1 Januari - 31 Desember 2013.10. Menganalisis rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Mrican pada periode 1 Januari - 31 Desember 2013.11. Menganalisis karakteristik faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian ISPA berdasarkan La Londe dan Hendri L.Blum.1