15
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program studi teknik geologi Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti, adalah program yang bertujuan untuk menghasilkan sarjana yang dapat memahami bumi sebagai suatu sistem alam, dapat mengenali hukum alam yang terjadi secara keseluruhan sehingga mampu untuk melakukan pekerjaan eksplorasi dan eksploitasi yang berkaitan dengan sumber daya alam. Pemetaan geologi dilakukan untuk mengetahui keadaan geologi di suatu daerah. Pemetaan pada daerah tersebut meliputi kondisi geomorfologi yang didasarkan atas bentukan bentang alam yang terlihat oleh peneliti, kedudukan stratigrafi yang didasarkan atas variasi litologi yang tersingkap disepanjang jalur lintasan, struktur geologi yang terbentuk akibat adanya gaya yang bekerja pada daerah tersebut, kemudian data–data tersebut dapat 1

BAB 1 FIX

  • Upload
    ramot

  • View
    215

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

geologi

Citation preview

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangProgram studi teknik geologi Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti, adalah program yang bertujuan untuk menghasilkan sarjana yang dapat memahami bumi sebagai suatu sistem alam, dapat mengenali hukum alam yang terjadi secara keseluruhan sehingga mampu untuk melakukan pekerjaan eksplorasi dan eksploitasi yang berkaitan dengan sumber daya alam.Pemetaan geologi dilakukan untuk mengetahui keadaan geologi di suatu daerah. Pemetaan pada daerah tersebut meliputi kondisi geomorfologi yang didasarkan atas bentukan bentang alam yang terlihat oleh peneliti, kedudukan stratigrafi yang didasarkan atas variasi litologi yang tersingkap disepanjang jalur lintasan, struktur geologi yang terbentuk akibat adanya gaya yang bekerja pada daerah tersebut, kemudian datadata tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan sejarah geologi dan potensi geologi, terutama yang berkaitan dengan sumber daya alam di daerah pemetaan. Daerah Patuk dan sekitarnya, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi D. I. Yogyakarta memiliki kondisi geologi yang menarik untuk dipetakan karena memiliki dua jenis breksi yang sulit untuk dibedakan. Hasil yang diperoleh dari pemetaan geologi diharapkan dapat mendukung atau menambah data yang telah ada sebelumnya, sehingga dapat berguna untuk perencanaan pembangunan serta pendayagunaan sumber daya alam daerah tersebut.

1.2Maksud dan TujuanMaksud dari pemetaan di daerah Mangirrejo dan sekitarnya, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi D. I. Yogyakarta adalah untukmengetahui kondisi geologi dari daerah penelitian dengan melihat aspek geomorfologi, stratigrafi, dan struktur geologi. Tujuandari pemetaan ini adalah untuk memberi gambaran rinci keadaan geologi di daerah pemetaan, yaitu : Jenis Litologi, Geomorfologi, Stratigrafi, Struktur Geologi, sejarah geologi dan evaluasi geologi.

1.3Lokasi Daerah pemetaanDaerah pemetaan terletak di Propinsi D. I. Yogyakarta, Kabupaten Gunung Kidul, Kecamatan Patuk, yang meliputi desa Gunung Kidul dan sekitarnya. Secara geografis daerah pemetaan terletak pada 1103339 BT - 1103632 BT dan 74941,3 LS - 75223,5 LS Luas daerah pemetaan adalah 30 Km2, dengan ukuran 6 km x 5 km(Gambar 1.1).Daerah pemetaan dapat dicapai dengan transportasi darat yaitu bus jurusan Jakarta Wonosari dan dapat langsung turun di daerah pemetaan karena daerah pemetaan dilalui oleh Jalan Raya Yogyakarta Wonosari. Basecamp yang ditempati selama berada di daerah pemetaan terletak di Desa Bunder, tepatnya berada di Jalan Yogyakarta Wonosari km 26,5 Widorokulon, Bunder, Patuk, Gunung Kidul. Kondisi jalan di daerah pemetaan berkondisi baik dan dapat dilalui kendaraan beroda empat, namun pada beberapa daerah, hanya terdapat jalan - jalan setapak yang hanya dapat dilalui oleh kendaraan beroda dua. Pemetaan berlangsung selama satu bulan, yang dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 2013 sampai dengan tanggal 21 September 2013.

Gambar 1.1Lokasi Daerah Pemetaan Di Daerah Mangirrejo,Yogyakarta. (Google Earth, 2013)

1.4 Metode dan Tahapan PenelitianMetode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif, pemetaan geologi konvensional, dan analisis laboratorium. Tahap penelitian yang dilakukan meliputi (1) tahap persiapan dan perencanaan penelitian, (2) tahap penelitian lapangan, (3) tahap penelitian laboratorium, dan (4) tahap penyusunan laporan pemetaan geologi.

1.4 .1 Tahap Persiapandan Perencanaan PenelitianPada tahap ini, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti antara lain: a) Studi literatur mengenai daerah penelitian baik dari peneliti terdahulu maupun dari internet. b) Penafsiran peta rupa bumi daerah penelitian (peta topografi). Hal ini bertujuan untuk memperkirakan adanya struktur geologi dan variasi litologi yang dijumpai di lapangan. c) Perencanaan lintasan pada daerah penelitian secara efisien dengan pertimbangan keselamatan peneliti dan mengutamakan lintasan melalui sungai besar dan memotong seluruh Formasi yang ada pada daerah penelitian berdasarkan lembar regional 1:100.000 dan peta topografi 1:25.000. d) Pembuatan peta pola aliran sungai berdasarkan peta topografi 1:25.000 dari BAKORSUTANAL (Badan Koordiansi Survey Tanah dan Lapangan).e) Pemilihan basecamp pusat berdasarkan peta BAKORSUTANAL (Badan Koordiansi Survey Tanah dan Lapangan). dengan skala 1:100.000 dengan memperhatikan akses dan peninjauan anggota kelompok agar tidak sulit menuju lokasi pengamatan. f) Persiapan perlengkapan yang akan dibawa di lokasi pengamatan, berupa: peta topografi 1:25.000, GPS (Global Positioning System), kompas geologi, lup, larutan HCl 10%, palu geologi (chisel point), komparator batuan, kantong plastik untuk sampel batuan, buku catatan lapangan beserta alat tulis lengkap, dan kamera.

1.4.2 Tahap Penelitian LapanganPenelitian lapangan bertujuan untuk membuat peta geologi konvensional menggunakan peta dasar topografi dengan skala 1:25.000. Lintasan yang ditempuh umumnya Utara-Selatan karena jurus perlapisan umumnya berarah Barat-Timur sehingga diharapkan perekaman data akan menjadi lengkap dengan adanya perbedaan litologi sebanyak mungkin. Pengamatan lapangan ini dilakukan pada sungai, jalan setapak, lembah, serta gunung. Pada tahap ini dilakukan beberapa penelitian, terdiri atas: a) Pengamatan singkapan yang mencakup: sketsa kondisi sekitar; membuat profil singkapan; pengamatan umum berupa kondisi sekitar lokasi pengamatan dan plotting lokasi pengamatan menggunakan GPS baik di peta jalan maupun di peta basecamp; pengamatan bentang alam mulai dari arah aliran air serta aspek geomorfologi yang dapat dideskripsikan di lapangan; observasi dan pencatatan data lokasi pengamatan meliputi petrologi batuan secara makroskopis, struktur sedimen, strukur batuan beku, hubungan antar lapisan, hubungan dengan batuan sekitar, pencatatan strike/dip lebih dari satu kali untuk keakuratan data; struktur geologi yang terekam beserta data seperti breksiasi, kekar, dsb; pengamatan evaluasi geologi daerah pengamatan; melakukan measuring section serta tectonic section. b) Pengambilan foto singkapan, terutama hal-hal yang penting untuk melengkapi data deskriptif (sebagai bahan penjelasan lanjut) yang akan digunakan untuk penyusunan laporan pemetaan c) Pengambilan sample batuan untuk analisis petrografi, paleontologi, struktur geologi, dan kalsimetri d) Plotting simbol litologi, strike/dip, ataupun simbol struktur geologi yang ditemukan pada lokasi pengamatan sebagai hasil dari pengamatan e) Untuk mengantisipasi kerusakan/kehilangan data, pemindahan data dari peta jalan ke peta basecamp dilakukan di basecamp. f) Analisis data lapangan sementara tanpa uji laboratorium untuk menentukan relasi dan batas tiap satuan batuan serta merekonstruksi peta geologi dan geomorfologi daerah penelitian

1.4.3 Tahap Analisisdan Penelitian LaboratoriumTahap ini dilakukan untuk melengkapi dan memperkuat data yang berhasil dikumpulkan di lapangan sehingga dapat memperjelas ulasan kondisi geologi daerah penelitian. Adapun penelitian laboratorium yang terdiri atas:

a) Analisis Petrografi Analisis ini dilakukan untuk mengetahui secara detail dan pasti nama batuan pada daerah penelitian yang merupakan perwakilan dari satuan batuan yang telah diteliti sebelumnya meliputi tekstur, struktur, dan komposisi mineralogi dengan membandingkannya terhadap studi literatur. Pengamatan ini dilakukan dibawah mikroskop polarisasi. b) Analisis Paleontologi Analisis ini dilakukan untuk menentukan umur relatif dan lingkungan pengendapan dari batuan yang ada pada daerah penelitian berdasarkan fosil foraminifera yang terkandung di dalam sampel. Pengelompokkan tersebut didasarkan pula pada indeks fosil foraminifera benthonik dan planktonik. Selain itu dijumpai juga fosil makroskopis yang dapat diteliti sebagai bukti lanjut mengenai lingkungan pengendapan dan umur relatif serta relasinya dengan foraminifera yang dijumpai. Pengamatan ini dilakukan dibawah mikroskop binokuler. c) Analisis Kalsimetri Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kadar karbonat dalam suatu batuan yang memiliki litologi gampingan. Dengan kadar karbonat sebagai output awal, data ini dapat diklasifikasikan berdasarkan literatur untuk mendapatkan output akhir, yaitu nama batuan berdasarkan kadar karbonat.

d) Analisis Struktur Geologi Analisis ini dilakukan untuk mengetahui perubahan dan perkembangan tektonik daerah penelitian. Hal ini juga dapat dilakukan di bawah mikroskop polarisasi.

1.4.4 Tahap Penyusunan Laporan Pemetaan GeologiTahap ini dilakukan setelah serangkaian data telah dikumpulkan seperti yang telah dijelaskan pada sub-bab sebelumnya baik data di lapangan maupun di laboratorium. Data-data tersebut ditampilkan dalam bentuk tulisan, tabel, gambar, lampiran, maupun peta. Setelah terakusisi dengan baik, data tersebut digabungkan demi tercapainya laporan pemetaan geologi ini. Selama penyusunan laporan pemetaan geologi, peneliti juga terus berkonsultasi dengan pembimbing dan asisten lapangan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang masih belum terpecahkan.Laporan pemetaan geologi ini disusun dengan sistematika pembahasan sebagai berikut: 1) Bab Pendahuluan, memberikan penjelasanmengenai latar belakang, maksud dan tujuan penelitian, lokasi dan kesampaian daerah penelitian, metode dan tahapan penelitian, serta tinjauan pustaka peneliti terdahulu. 2) Bab Geomorfologi, memberikan penjelasan mengenai aspek-aspek geomorfologi di daerah penelitian seperti fisiografi, geomorfologi, pola aliran sungai, stadia sungai, serta stadia daerah yang kemudian ditunjang oleh analisa geomorfologi kualitatif serta kuantitatif dari daerah penelitian. 3) Bab Stratigrafi, memberikan penjelasan mengenai urutan satuan batuan secara tidak resmi di daerah penelitian, hubungan antara batuan yang satu dengan yang lain mulai dari relatif yang tertua hingga yang termuda, analisa fosil dan petrografi daerah penelitian serta lingkungan pengendapan. 4) Bab Struktur Geologi, memaparkan berbagai kenampakan struktur geologi di daerah penelitian berdasarkan data struktur geologi yang ditemukan di lapangan, mekanismenya, serta genesa dari struktur tersebut. 5) Bab Sejarah Geologi, memberikan penjelasan mengenai peristiwa geologi yang terjadi di daerah penelitian pada masa lampau berdasarkan urutan waktu kejadian. 6) Bab Evaluasi Geologi, memberikan penjelasan mengenai evaluasi daerah penelitian baik dari sisi potensi bahan alam yang dapat diambil maupun bencana alam yang sewaktu-waktu dapat terjadi. 7) Bab Kesimpulan, memberikan ulasan dengan menggabungkan inti dari Bab I sampai dengan Bab VI hingga menjadi suatu hasil akhir yang berkaitan antara satu aspek dengan aspek lainnya dari daerah penelitian ini.

1.5 Tinjauan PustakaBeberapa peneliti terdahulu yang pernah melakukan studi yang terkait dengan daerah penelitian secara lokal maupun secara regional:

1) van Bemmelen, 1949Membahas kondisi geologi Indonesia secara umum dan membagi fisiografi Jawa Tengah dan sekitarnya atas enam zona fisiografi, yaitu : Endapan Gunung Api Kuarter, Dataran Aluvial Jawa Utara, Pegunungan Serayu Utara, Zona Depresi Jawa, Kubah dan Pegunungan pada Zona Depresi Jawa dan Zona Pegunungan Selatan yang termasuk fisiografi Jawa Barat dan Jawa Timur.2) Suyanto dkk, 1975 & 1977Yang melakukan pemetaan tentang pembagian fisiotektonik daerah Jawa Tengah agar kita dapat mengetahui arah tegasan utama Jawa Tengah. 3)Wartono Rahardjo, 1980Membahas stratigrafi daerah Yogyakarta dan sekitarnya, dari ciri litologi, umur sampai lingkungan pengendapan

4) Sukendar Asikin, 1987Membahas pola struktur di daerah Jawa Tengah yang umumnya terbagi menjadi tiga arah utama, yaitu barat laut tenggara dekat dengan perbatasan Jawa Barat, timur laut barat daya di selatan, dan timur barat yang umumnya berupa perlipatan.

5) Surono, 2009Litostratigrafi pegunungan selatan bagian timur, daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Jurnal.Geo indo vol.3 No4. Desember 2008 : 183-193 .

1