56
BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR Muhammad Bahrul Ilmi, SE, STIE Surakarta 2011

BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

  • Upload
    rosie

  • View
    146

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR. Muhammad Bahrul Ilmi , SE, STIE Surakarta 2011. Pengertian KEWAJIBAN. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

BAB 1KEWAJIBAN LANCAR

Muhammad Bahrul Ilmi, SE,STIE Surakarta

2011

Page 2: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Pengertian KEWAJIBAN

Kemungkinan Pengorbanan masa depan atas manfaat ekonomi yg muncul dari kewajiban saat ini entitas tertentu utk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya dimasa depan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu.

Page 3: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Karakteristik kewajiban

Merupakan kewajiban saat ini yang memerlukan penyelesaian dengan kemungkinan transfer masa depan atau penggunaan kas, barang, atau jasa.Merupakan kewajiban yang tidak dapat dihindariTransaksi atau kejadian lainnya yang menciptakan kewajiban itu harus telah terjadi

Page 4: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

KEWAJIBAN LANCAR

Kewajiban yg likuidasinya diperkirakan secara layak memerlukan penggunaan sumber daya yg ada yg diklasifikasikan sbg aktiva lancar, atau penciptaan kewajiban lancar lain.

Page 5: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Penilaian Utang lancar

Secara teoritis, Utang lancar harus di ukur sebesar nilai sekarang pengeluaran kas dimasa yang akan datang yang dibutuhkan untuk melunasinya.Dalam praktek, utang lancar biasanya dicatat dan dilaporkan sebesar nilai nominalnya dengan alasan karena utang lancar hanya melibatkan jangka waktu yang pendek ( kurang dari satu tahun ) maka tidak ada perbedaan yang besar antara nilai sekarang utang lancar dengan nilai jatuh temponya.

Page 6: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Pengelompokan Utang LancarKarena utang melibatkan pengurbanan dimasa yang akan datang, maka mengandung unsur ketidakpastian.Berdasarkan ketidakpastianya, utang lancar dibedakan kedalam :

a. Utang lancar yang dapat dipastikanb. Utang lancar yang tidak pasti atau bersyarat

( kontijensi )

Page 7: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Utang Lancar yang dapat di pastikan

Utang lancar jenis ini, Jumlahnya dapat diukur secara tepat. Jumlah kas yang diperlukan untuk melunasi dan tanggal pembayaranya telah ditentukan dalam bentuk janji tertulis / lesan. Tidak ada ketidakpastian mengenai fakta bahwa kewajiban tersebut telah timbul dan jumlah yang akan dilunasi.

Page 8: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Tipe Kewajiban Lancar1. Hutang Usaha / Dagang (Account Payable)

2. Utang Wesel (Note Payable)

3. Hutang Jangka Panjang yang jatuh tempo

4. Kewajiban jangka pendek yang diharapkan didanai kembali

5. Hutang deviden

6. Deposito yang dapat dikembalikan/Utang Jaminan yang akan dikembalikan

7. Pendapatan diterima dimuka

8. Hutang pajak penjualan/pendapatan

9. Kewajiban kepada karyawan

Page 9: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

1. UTANG USAHA / DAGANG (ACCOUNT PAYABLE)

1. Saldo yang terhutang pada pihak lain atas barang, peralatan, atau jasa yang dibeli dengan kredit.

2. Penilaian didasarkan jumlah invoice3. Pencatatan bisa atas dasar net

atau gross.

Page 10: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Contoh

Pada Tanggal 25 Februari 2006, PT Deka membeli barang dagangan secara kredit seharga Rp.100.000.000, dengan termin pembayaran 1/10, n/30

Page 11: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Penyelesaianya

Jurnal pada tanggal 25 Pebruari 2006 persediaan barang dagangan 100.000.000 Utang dagang 100.000.000

Page 12: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Jurnal jika dilunasi 3 maret 2006

Utang dagang 100.000.000 Pot. Pembelian 1.000.000 Kas 99.000.000

Page 13: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

2. UTANG WESEL/ NOTE PAYABLE

Utang dalam janji bentuk tertulis yang diklasifikasikan sebagai utang jk pendek adalah : Utang wesel dagang & Utang wesel pijaman jk pendek.Utang wesel dagang adalah Jumlah yang dijanjikan secara tertulis akan dibayarkan kepada pemasok barang ,jasa dan equipmen. Baik jumlah dan tanggal pelunasan telah tercantung dalam wesel.perhitungan diperlukan jika wesel berbunga.

Page 14: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Contoh

Pada tanggal 1 januari 2008 perusahaan membeli barang dagangan seharga Rp.5.000.000 dengan menendatangani wesel 30 hari berbunga 12%

Page 15: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Penyelesaianya

Jurnal tgl 1 januari 2008 Persediaan brg 5.000.000 utang wesel 5.000.000

Jurnal tgl 30 januari 2008 utang wesel 5.000.000 Biaya bunga 50.000 Kas 5.050.000

Page 16: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Wesel Pinjaman

Utang wesel kpd bank / lembaga keuangan lain timbul karena ada trensaksi peminjaman uang. Apabila wesel tersebut berbunga, disajikan dalam neraca sebesar nominalnya dan pengakuan biaya bunga pd setiap akhir periode utk disajikan dlm lap. R/L

Page 17: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Jika wesel yang diterbitkan utk menminjam uang tidak berbunga , Bank akan memotong (mengenakan diskon ) sejumlah tertentu dari jumlah uang yang dipinjamkan dan menyerahkan jumlah setelah dipotong kepada peminjam

Page 18: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Contoh

PT Nisa pada tgl 1 oktober membuat wesel tidak berbunga Rp 1.000.000 berjangka 1 th yg didiskontokan dengan tingkat bunga 9% kepada bank BuanaDari transaksi tersebut PT Nisa hanya memperoleh uang sebesar Rp 910.000 [1.000.000-(9%X1.000.000)] untuk pembeyaran Rp1.000.000 12 bulan dimasa yang akan datang, sehingga tingkat bunga efektif pijaman tersebut adalah 9,89% (tdk sebesar yang ditetapkan 9%)

Page 19: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Jurnal tgl 1 Oktober : Kas 910.000 Diskonto Utang wesel 90.000 Utang Wesel 1.000.000

Diskonto utang wesel harus diamortisasi sebesar biaya bunga selama umur wesel. Saldo diskonto yang belum di amortisasikan disajikan sebagai pengurang utang wesel. Pada contoh tersebut, amortisasi disajikan dengan garis lurus per bulan adalah Rp7.500 yang setiap akhir bulan dicatat dengan jurnalBiaya Bunga 7.500 Diskonto Utang Bunga 7.500

Page 20: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Yang tidak boleh diakui sbg hutang lancar :

1. Dilunasi dari hasil penerbitan hutang baru2. Dikonversi menjadi modal saham3. Ditarik atau dilunasi dg aktiva yg terakumulasi utk

tuj tsb. Yg scr layak tdk ditunjukkan sbg aktiva lancar.

3. Jatuh tempo berjalan hut jgk panjang

Bagian dari obligasi, wesel hipotik dan hutang jangka panjang lainnya yg akan jatuh tempo pada tahun fiskal berikutnya

Page 21: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Hut jgk pendek yg tdk masuk sbg kewajiban lancar Bila :

1. Persh memiliki rencana utk mendanai kembali kewjbn atas dsr jgk pjg.

2. Perushn. Hrs menunjukkan kemampuan utk melaksanakan pendanaan kembali.

4. Kewjbn jgk pndk yg diharapkan akan didanai kembali

Page 22: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

5. Utang Deviden

Utang deviden tunai merupakan sejumlah yang terutang oleh perusahaan kepada para pemegang saham karena adanya distribusi yang telah diumumkan oleh dewan komisaris, setelah pengumuman perusahaan berutang kepada para pemegang saham. Biasaya deviden dibayarkan dlm jk 1 th, sehingga di kel sebagai utang lancar. Utang deviden dalam bentuh tambahan lembar saham tdk diakui sebagai utang karene tidak memerlukan pengeluaran harta / jasa di masa yang akan datang.

Page 23: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Pendptn diterima dimuka yg diterima sblm brg dikirimkan atau jasa dilakukan maka jurnalnya :

Ketika uang muka diterima:Cash XX

Pendptn diterima dimuka XXKetika pendptn diterima:

Pendptn diterima dimuka XX pendapatan XX

6. Pendapatan diterima dimuka

Page 24: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Sales taxes payable are:Hutang pd otoritas pemerintah.Akun hutang pajak penjualan harus merefleksikan kewajiban untuk pajak penjualan yang terhutang. Dalam banyak perusahaan, pjk penjln dan jml penjln tdk dipisahkan pd waktu terjadi keduanya dikredit scr total ke akun penjln.

7. Hutang pajak penjualan

Page 25: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Contoh Hutang Pajak penjualan

Penjualan sebesar Rp.3.000 mencakup pajak penjualan 4 % dari penjualan. Buatlah ayat jurnalnya ?

Kas / piutang usaha 3.120 Penjualan 3.000 Hutang pajak penjualan 120Jika perusahaan mencatat secara total ke akun penjualan:Saat penjualan:

Kas 3.120 Penjualan 3.120Pengakuan pajak yang terutang:

Penjualan 120 Hutang pajak penjualan 120

Page 26: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Pembelian:Pembelian 10.000.000 PPN dibayar di muka 1.000.000 - Utang dagang 11.000.000

Penjualan Penjualan:Piutang dagang 16.500.000 - Penjualan 15.000.000 Utang PPN 1.500.000

Page 27: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

HUtang pd otoritas pemerintahDidsrkan pd penghsln kena pjk.Persh perseorangan dan persekutuan bukan entitas kena pjk. Masing-masing pemilik dan anggota persekutuan terkena pajak penghasilan pribadi atas bagian laba kena pajak perusahaannya, maka kewajiban PPh tidak dicantumkan dalam L/K perusahaan.

8. Hutang pajak penghasilan

Page 28: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

25/12/07:Biaya gaji & upah 100.000.000 Utang PPh karyawan karyawan 7.500.000 Kas 92.500.000

10/01/08 Utang PPh karyawan 7.500.000 Kas 7.500.000

Page 29: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Kewajiban yang berhubungan dengan karyawan:Gaji / upahPemotongan gaji dan upah pd akhir periode Akuntansi.Absensi yg dikompensasiBonus

9. Employee-Related Liabilities

Page 30: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Pemotongan gaji terdiri dr pjk dan pos rupa2, mis.: premi asuransi,tab krywn,iuran serikat kerja

Pemotongan Gaji

Page 31: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Bonus adalah tambahan atas gaji atau upah reguler. Hutang bonus pembagian laba, biasanya akan dibayar dalam periode waktu yg singkat dan harus dicatat sebagai kewajiban lancar dalam neraca.

Bonus Agreements

Page 32: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Perusahaan memiliki laba tahun 2001 Rp. 100.000 akan membayar bonus Rp.10.714,29 pada bulan Januari 2002.Penyesuaian 31 Des. 2001

Beban bonus kary. 10.714,29 Hut bonus pembagian laba 10.714,29

Pembayaran Januari 2002Hut bonus pembagian laba 10.714,29 Kas 10.714,29

Page 33: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

UTANG BERSYARAT (CONTINGCIES)

Adalah kewajiban yang tergantung pada terjadinya/tidak terjadinya satu/lebih kejadian dimasa yang akan datang untuk menentukan jumlah yang terutang,pihak yang akan menerima pelunasan, tanggal pelunasan/keberadaannya.Penentuan salah satu atau lebih faktor-faktor tersebut tergantung pada ketidak pastian.

Page 34: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Menurut FASB adalah kondisi,sistuasi/keadaan yang diliputi olah ketidakpastian yang kemungkinan menimbulkan laba/rugi suatu perusahaan yang kepastiaannya akan diperolah setelah satu /lebih kejadiaan dimasa yang akan datang terjadi/tidak terjadi.Ketidakpastian yang kemungkinan menimbulkan kerugian perusahaan disebut utang bersyarat.Taksiran kerugian bersyarat harus dibebankan sebagai biaya dan dicatat sebagai utang apabila kedua kondisi berikut ini terpenuhi :

Page 35: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

1.Informasi yang tersedia sebelum diterbitkanya laporan keuangan menunjukkan bahwa kemungkinan besar (probable) kewajiban telah timbul pada tanggal laporan keuangan.

2.Jumlah kerugian dapat ditaksir secara wajir.

Kondisi pertama mengandung arti bahwa kemungkinan besar satu/lebih kejadiaan dimasa datang akan membuktikan bahwa kewajiban tersebut terjadi. Untuk mencatat utang tidak diperlukan kepastian mengenai pihak yang akan dibayar maupun tanggal pembayarannya,yang perlu diketehui adalah kemungkinan besar kewajiban tersebut akan timbul.

Page 36: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Kondisi kedua menyaratkan bahwa jumlah kewajiban tersebut dapat ditaksir secara wajarUntuk menaksir jumlah kewajiban dapat mengunakanpengalaman perusahaan itu sendiri dimasa lalu, pengalaman perusahaan lain dalam industri yang sama /dengan mengadakan penelitian.Contoh utang bersyarat yang memenuhi kedua kondisi tersebut adalah :

a. Utang garansi produk yang dijual b. Utang hadiah yang diberikan kepada pembeli.

Page 37: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Apabila utang bersyarat tidak memenuhi kedua kondisi tersebut, maka tidak diperlukan pencatatan dan penyajian dalam laporan keuangan.Pengungkapan utang jenis ini diperlukan hanya dalam catatan atas laporan keuangan yang mencakup pengungkapan mengenai

1. Sifat Contingencies 2. Taksiran kemungkinan jumlah kerugian / pernyataan bahwan penaksiran tersebut tidak dapat dilaksanakan.

Page 38: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Contoh Kerugian ini adalah :kerugian sengketa pengadilan,resiko kerugian kekayaan perusahaan akibat bencana alam,penjaminan utang pihak lain.

Page 39: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Utang Garansi

Adalah suatu janji yang dibuat olah penjual kepada pembeli untuk menjamin kualitas, kuantitas maupun dayaguna suatu produk.Penjualan dengan garansi berarti selama jangka waktu yang telah ditetapkan setelah penjualan, penjual berjanji untuk menanggung sebagian/seluruh biaya pengantian bagian yang rusak, untuk melaksanankan servis/reparasi tanpa membebani biaya, untuk mengembalikan uang pembelian dll

Page 40: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Garansi merupakan biaya masa yang akan datang yang biasanya akan melibatkan jumlah yang cukup besar.Biaya garansi disebut juga biaya purna jual.Meskipun biaya masa yang akan datang tidak dapat dipastikan baik mengenai jumlah, tanggal maupun pihak yang dibayar, kewajiban tersebut memungkinan akan besar terjadi dan harus dicatat apabila jumlahnya dapat ditaksir secara wajar.

Page 41: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Ada dua metode akuntansi untuk mencatat biaya garansi.

1. Metode dasar kas ( cash basis ) 2. Metode dasar akrual ( accrual basis )

Dalam metode dasar kas, biaya garansi dibebankan pada saat dikeluarkan. Dengan kata lain, biaya garansi dibebankan pada periode saat perusahaan melaksanakan janji garasinya.Tidak ada kewajiban yang perlu dicatat berkenaan dengan pemberian garansi.Metode ini diterapkan untuk tujuan perpajakanUntuk tujuan akuntansi, metode ini dapat digunakan apabila jumlah biaya garansi tidak material / jangka waktu garansi relatif pendek.

Page 42: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Jika Informasi yang tersedia menunjukkan kemungkinan besar bahwa pembeli mengadakan tuntutan garansi produk / jasa yang telah dijual, metode akrual yang digunakan.Dalam metode akrual ada dua pendekatan :

a. Pendekatan biaya garansi ( accrual method ) b. Pendekatan penjualan garansi ( deferral

Pendekatan biaya garansi membebankan taksiran biaya dimasa yang akan datang sebagai biaya operasi pada tahun penjualan / tahun dilaksanakannya jasa.Metode ini digunakan apabila garansi merupakan bagian integral terpisah dengan produk.

Page 43: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Pendekatan penjualan garansi menunda prosentase tertentu dari harga jual sampai dengan biaya garansi sesungguhnya dikeluarkan.Pendekatan ini diterapkan dalam perusahaan yang menjual kontrak garansi terpisah dengan produk.Utang dalam bentuk pendapatan diterima dimuka dicatat pada saat penjualan.Pendapatan garansi, biaya-biaya dan laba diakui pada periode dilaksanakannya servis, reparasi dan penggantian untuk garansi.

Page 44: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Contoh

Perusahaan DEKA selama operasi tahun pertamanya yang berakhir tanggal 31 Desember 2006 berhasil menjual 100 buah mesin jahit dengan harga Rp1.000.000,. Masing-masing mesin yang dijual diberikan garansi selama 1 tahun. Biaya garansi diperkirakan rata-rata Rp.50.000,- per buah. Untuk perbaikan dan penggantian suku cadang sesuai dengan garansi, perusahaan tersebut mengeluarkan biaya Rp.1.000.000,- pada tahun 2006 dan Rp.4.000.000,- pada tahun 2007.

Page 45: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Jurnal-jurnal denganDasar kas

Penjualan 100 unit mesin jahit Kas / piutang dagang 100.000.000 Pendapatan penjul 100.000.000

Pengeluaran biaya garansi th 2006 Biaya garansi 1.000.000 Kas,Persed,Utang gaji 1.000.000

Pengeluaran biaya garansi th 2007 Biaya garansi 4.000.000 Kas,Persed,Utang gaji 4.000.000

Page 46: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Jurnal-jurnal dasar akrual dengan pendekatan biaya garansi

Penjualan 100 unit mesin jahit Kas / piutang dagang 100.000.000 Pendapatan penjul 100.000.000

Pengeluaran biaya garansi th 2006 Biaya garansi 1.000.000 Kas,Persed,Utang gaji 1.000.000

Pengakuan taksiran utang garansi tgl 31 desember 2006, dengan perhitungan sbb.

Page 47: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Taksiran biaya garansi (100 x Rp50.000) Rp.5.000.000 Pengeluaran biaya garansi th 2006 1.000.000 Taksiran utang garansi Rp.4.000.000

Biaya garansi 4.000.000 Taksiran Utang garansi 4.000.000

Pengeluaran biaya garansi th 2007 Biaya garansi 4.000.000 Kas,Persed,Utang gaji 4.000.000

Page 48: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Dasar akrual dengan pendekatan penjualan garansi

Jurnal penjualan 100 unit mesin jahit Kas / piutang dagang 100.000.000 Pendapatan penjul 95.000.000 Pendpt garansi diterima dimuka 5.000.000

Pengeluaran biaya garansi th 2006 Biaya garansi 1.000.000 Kas,Persed,Utang gaji 1.000.000

Page 49: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Pengakuan pendapatan garansi yang telah diperolah tahun 2006

Pendpt garansi diterima dimuka 1.000.000 Pendapatan garansi 1.000.000

Pengeluaran biaya garansi th 2007 Biaya garansi 4.000.000 Kas,Persed,Utang gaji 4.000.000

Pengakuan pendapatan garansi yang telah diperolah tahun 2007

Pendpt garansi diterima dimuka 4.000.000 Pendapatan garansi 4.000.000

Page 50: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Utang HadiahBanyak perusahaan yang menawarkan hadiah kepada para pembeli yang dapat menyerahkan kemasan produk, sertifikat, piring, boneka, pembebasan biaya angkut potongan tunai terhadap barang-barang yang dibeli.Karena hadiah yang ditawarkan tersebut dimaksudkan untuk merangsang penjualan, maka biaya pemberian hadiah tersebut harus dibebankan pada periode penjualan yang memperoleh manfaat dari pemberian hadiah tersebut.

Page 51: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Pada akhir periode kemungkinan ada hadiah yang masih beredar yang akan diambil oleh pembeli pade periode berikutnya.Oleh karena itu, diperlukan penaksiran jumlah hadiah yang masih beredar untuk mengakui adanya utang lancar dan mempertemukan biaya dengan pendapatan secara tepat.Biaya hadiah yang diberikan kepada pembeli dibebankan ke rekening biaya dan kewajiban hadiah yang masih beredar harus dikreditkan ke rekening taksiran utang hadiah

Page 52: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

ContohDepartemen Store Heros memberikan penawaran hadiah kepada pelanggannya sebuah piring pirex dengan menukarkan 10 lembar kemasan sampo pantene dan membayar uang Rp1.000,-. Piring tersebut oleh heros dibeli dengan harga Rp5.000,- per buah. Heros memperkirakan 60% dari kemasan pantene yang terjual akan ditukarkan dengan hadiah. Penawaran hadiah tersebut dimulai bulan juni 2006.

Page 53: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut adalah :

1. Pembelian 10.000 piring pirex Persediaan piring 50.000.000 kas 50.000.0002. Penjualan 100.000 buah kemasan sampo dengan harga Rp3.000,- per buah Kas 300.000.000 Pendapatan penjul 300.000.000

Page 54: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

3. Penukaran 10.000 lembar kemasan sampo dengan hadiah oleh pelanggan. kas [(10.000 : 10) x Rp1.000,-] 1.000.000 Biaya hadiah 4.000.000 Persediaan piring 5.000.000 [(10.000 : 10) x Rp5.000,-]4. Utang yang diperkirakan untuk hadiah yang masih beredar pada tgl 31 desember 2006. perhitunganya :

Page 55: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Jumlah penjualan sampo 100.000.000 buahTaksiran jumlah yang ditukar 60% 60.000 buahJumlah kemasan yang dikembalikan 10.000 buahTaksiran pengemb. yg akan dtng 50.000 buah

Taksiran utang biaya hadiah yang masih beredar:(50.000 : 10) x (Rp5.000 – Rp1.000)= Rp20. jutaJurnal Biaya Hadiah 20.000.000 Taksiran Utang hadiah 20.000.000

Page 56: BAB 1 KEWAJIBAN LANCAR

Pada tanggal 31 desember 2006 , neraca Heros akan melaporkan persediaan piring untuk hadiah Rp45.000.000 sebagai aktiva lancar dan taksiran biaya hadiah Rp20.000.000 sebagai utang lancar.Pada tahun 2006, pada laporan rugi-laba akan melaporkan biaya hadiah sebesar Rp24.000.000 sebagai bagian dari biaya penjualan.