Upload
ngokien
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK
1.1.1 Sejarah Sepatu Adidas
Sejarah merk sepatu yang sangat terkenal ini dimulai pada tahun 1920 oleh Adi (Adolf)
Dassler di ruang cuci milik Ibunya. Waktu itu Adi Dassler membuat proyek kecil-kecilan dengan
membuat sepatu olahraga. Karena tingginya kualitas sepatu yang dihasilkannya, akhirnya bisnis
kecil-kecilan tersebut mulai membuahkan hasil. Pada tahun 1924, Adi Dassler dan saudaranya
Rudolf Dassler mendirikan “Dassler Brothers OGH” yang nantinya menjadi cikal bakal adidas
sekarang.
Komitmen Adi Dassler pada kualitas, membawa Dassler Brothers sebagai produsen
sepatu berkualitas tinggi, sehingga sering dipakai oleh atlit-atlit legendaris masa itu untuk
Olimpiade. Puncak keterkenalan sepatu Dassler Brothers adalah ketika Jesse Owen menjadi atlit
paling sukses pada Olimpiade Berlin pada tahun 1936 dengan mengenakan sepatu buatan
Dassler.
Pada tahun 1948, Adi dan Rudolf memutuskan untuk berpisah dan masing-masing
membuat merk sepatu sendiri. Rudolf membuat merk sepatu „Puma‟ sedangkan Adi membuat
merk „Adidas.‟ Pengambilan nama Adidas berasal dari nama Adi Dassler dengan
menggabungkan nama depan Adi dan satu suku kata nama belakang Dassler yakni „das‟
sehingga menjadi kata „Adidas‟. Sekadar informasi bahwa nama asli dari Adi Dassler adalah
Adolf Dassler, tapi orang Jerman sering memanggil nama Adolf sebagai Adi. Didukung oleh
kemajuan bidang penyiaran dan pertelevisian, adidas menikmati keuntungan dari event olahraga
seperti Olimpiade atau sepakbola, karena logo 3 stripes mereka mudah dikenali dari jauh. Ia pun
mendafarkan logo 3 stripes sebagai trademark dari adidas. 3 stripes yang diciptakan agar kaki
stabil, namun akhirnya menjadi logo. (Indah, 2011)
1.1.2 Logo Sepatu Adidas
Logo sepatu Adidas dapat dilihat pada Gambar 1.1 dan Gambar 1.2 berikut:
Gambar 1.1
Logo sepatu Adidas lama
Sumber : beritaunik.net, 2011
Gambar 1.2
Logo sepatu Adidas baru
Sumber : beritaunik.net, 2011
1.1.3 Visa dan Misi Perusahaan Adidas
a. Visi
“To be the global leader in the sporting goods industry with brands built on a passion for
sports and a sporting lifestyle.”
b. Misi
1. We are innovation and design leaders who seek to help athletes of all skill levels achieve
peak performance with every product we bring to market.
2. We are consumer focused and therefore we continuously improve the quality, look,
feel, and image of our products and our organizational structures to match and exceed
consumer expectations and to provide them with the highest value.
3. We are a global organization that is socially and environmentally responsible, that
embraces creativity and diversity, and is financially rewarding for our employees and
shareholders.
4. We are dedicated to consistently delivering outstanding financial results
1.1.4 Sejarah Sepatu Lari
sepatu lari memiliki fungsinya sendiri untuk membantu seseorang menjadi lebih nyaman,
terjamin keamanan, hingga berimbas pada performa yang maksimal.
Perjalanan sejarah sepatu lari pun terus berkembang seiring perkembangan kemampuan,
kecerdasan, serta daya nalar manusia atas otonomi kaki dan cara menjejakkan kaki.
Lebih dari setengah abad lalu dunia menyaksikan kehadiran juara olimpiade lari jarak
jauh (marathon) yang tak menggunakan alas kaki. Abebe Bikila asal Ethiopia mendobrak
pemahaman para atlet dan penikmat olahraga karena mampu memenangkan medali emas di
Olimpiade Roma 1960 dengan berlari tanpa sepatu.
Namun, puluhan tahun kemudian, Leo Manzano, meraih medali Olimpiade untuk lomba
lari jarak 1500 meter dengan sepatu produksi Hoka One One yang memiliki keempukan sol dua
kali lebih tebal disbanding biasanya.
Manzano yang sebelumnya menderita gangguan plantar fasciitis, yakni radang pada
kakinya, menilai tak akan bisa berlari kembali pada Maret tahun lalu. Namun sekitar tiga bulan
kemudian semuanya berubah. Pada Juli 2014 dia tetap berlari dan menjadi pelari tercepat di
Amerika untuk jarak 1500 meter.
Inovasi sepatu lari terus berkembang. Di masa olahraga modern, inovasi itu lebih
didorong dari upaya para produsen sepatu memberikan barang kualitas terbaik bagi atlet-atlet
yang mereka sponsori. Salah satunya Usain Bolt si sprinter peraih enam medali emas Olimpiade
asal Jamaika--yang disokong produsen alat olahraga asal Jerman, Puma. Pada pertengahan
Februari lalu Bolt menembus udara dingin kota New York untuk mempromosikan sepatu lari
terbaru produksi Puma.
Sepatu-sepatu lari yang ada saat ini sudah lebih inovatif dibandingkan masa lalu. Salah
satu ikon kompetisi lari dunia adalah lomba lari maraton di Boston, Amerika Serikat.
Maraton Boston adalah perlombaan tahunan yang diselenggarakan sejak 1897. Seperti
dilansir CNN, lomba maraton itu terinspirasi dari kesuksesan maraton pada olimpiade pertama
setahun sebelumnya.
Kala itu, sepatu lari terlihat kaku. Hingga 1920, Clarence DeMar yang memenangkan
Maraton Boston sebanyak tujuh kali dan juga para pelari lainmenggunakan sepatu lari yang
diselimuti kulit dan alas karet. Karet itu sendiri merupakan paten dari perusahaan karet Amerika
Serikat yang dikenal dengan nama Keds pada 1916. Produksi pertama sepatu itu disebut dengan
istilah sneaker
Ketika Perang Dunia II hampir meletus di kawasan Pasifik dan Eropa, sebuah perusahaan
di Wimbledon, Inggris, memperkenalkan sepatu untuk para sprinter. Sepatu itu memiliki paku-
paku khusus di bagian alas depan untuk membantu para sprinter. Pada awal dekade 1950, pelari
Jepang Shegeki Tanaki memenangkan Maraton Boston dengan sepatu yang memiliki belahan.
Tanaki menggunakan sepatu yang memiliki belahan untuk memisahkan jempol kaki dengan jari
lainnya. (Kardi, 2015)
1.2 LATAR BELAKANG MASALAH
Lari merupakan olah raga yang murah meriah dan mudah dan menjadi monopoli para
olahragawan profesional. Fenomena yang muncul saat ini lari tak lagi menjadi semata-mata olah
raga, tetapi sudah gaya hidup. Salah satu sisi positif dari olah raga kaki ini adalah mampu
meracuni banyak orang untuk berolah raga. Selain ingin sehat, ternyata ada berbagai alasan
mengapa mereka ingin berlari, tentu saja tak hanya gaya hidup, tetapi eksistensi diri.
(Kompasiana, 2015)
INDORUNNERS Indonesia‟s largest independent running community, adalah sebuah
gerakan perubahan untuk Indonesia sehat dengan menyebarkan virus lari di seluruh antero
nusantara dan dimanapun IndoRunners berada. IndoRunners merupakan komunitas penggemar
olahraga lari independen terbesar Indonesia. Di jejaring sosial media Twitter, Instagram dan
Facebook, secara total jumlah anggota IndoRunners sudah melebihi 40.000 pelari dari tingkat
pemula hingga profesional, tidak hanya di Jakarta tapi ada di kota-kota besar di Indonesia dan
juga di LN. Komunitas yang didirikan di tahun 2009 ini senantiasa menyebarkan “virus lari” di
seluruh Indonesia dan dimanapun IndoRunners berada. Bertujuan untuk mempopulerkan
olahraga lari sebagai olahraga yang menyenangkan, mudah dilakukan, dan menjadikannya
sebagai bagian dari gaya hidup serta budaya masyarakat (indorunners, 2015)
Olahraga lari termasuk dalam jenis high impact atau latihan fisik yang cukup berat dan
berdampak cukup hebat pada persendian kaki, lutut, dan sebagainya. Karenanya, perlu
kecermatan dan perhatian saat melakukan olahraga ini. Termasuk dalam hal yang sering
terabaikan, yakni pemilihan sepatu (Felicia, 2015), Kaki menjadi anggota tubuh yang paling
penting saat berlari. Karena itu, pemilihan sepatu menjadi hal penting. Gunakan sepatu lari.
Jangan menggunakan sepatu yang bukan didesain untuk berlari, seperti sepatu tenis atau sepatu
kasual biasa, agar terhindar dari cedera (Femina, 2015), sepatu jenis ini sangat fleksibel sehingga
dapat mendukung kaki untuk menekuk tiap kali penggunanya melangkah. Namun, sepatu jenis
ini tidak cocok jika digunakan untuk olahraga jenis lain. Misalnya untuk tenis yang
membutuhkan gerakan ke samping (alodokter, 2015).
Banyak merk sepatu lari menciptakan dan menjual lebih dari satu jenis sepatu. Hal ini
bertujuan untuk memberikan tiap pelari dengan tipe kaki dan langkah yang berbeda sepasang
sepatu yang tepat dan nyaman untuk dikenakan (Redaksi, 2015). Beberapa sepatu lari terbaik
dapat dilihat dari hasil survey Top Brand, Top Brand sendiri memiliki tiga parameter yakni top of
mind share, top of market share dan top of commitment share, data TOP BRAND sepatu lari
tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 berikut:
Tabel 1.1
Top Brand Tahun 2014
Sumber : Top Brand, 2014
Tabel 1.2
Top Brand Tahun 2015
Sumber : Top Brand, 2015
Dari Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa sepatu lari Adidas menempati
urutan pertama untuk kategori sepatu lari, namun pada tahun 2015 sepatu lari Adidas mengalami
penurunan peringkat. Hal ini bertolak belakang dengan visi dari Adidas yang sudah dipaparkan
oleh penulis pada point 1.1.3 yaitu “To be the global leader in the sporting goods industry with
brands built on a passion for sports and a sporting lifestyle”.
Dalam aspek kualitas, Adidas terkenal akan kualitas produknya yang baik dan nyaman
dipakai dengan desain yang mengikuti trend di kalangan remaja. Pilihan warnanya pun menarik
dan eye-catching karena bagi kalangan remaja sangat menyukai warna-warna terang yang
mencerminkan jati diri mereka yang muda, bersemangat, dan penuh vitalitas. Kualitas yang
diusung oleh Adidas tidak hanya terbatas dari sisi produk, tetapi juga dari sisi pembentukan
komunitas yang dibuat untuk kalangan remaja yang menyukai aktivitas olahraga. Adidas
memunculkan citra yang sporty dan dinamis namun tetap memiliki pride di kalangan anak muda
agar produknya tetap eksis dalam benak target konsumennya.(Chairina, 2013)
Harapan konsumen akan kualitas produk sepatu lari Adidas berbeda beda, hal ini dapat
dilihat dari hasil studi pendahuluan dalam penelitian ini yang didapatkan dari pengguna sepatu
lari Adidas di kota Bandung. Berdasarkan dari tiap butir pertanyaan pada penelitian terdahulu
yang sudah dilakukan oleh peneliti, maka akan dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
dimensi-dimensi yang ada pada kualitas produk yaitu dimensi mana yang perlu ditingkatkan dan
yang dipertahankan, agar dapat meningkatkan minat beli konsumen terhadapa produk sepatu lari
Adidas.
Menurut Sunyoto (2013: 141) dari sudut pandang strategi salah satu sasaran besar
pemasaran adalah untuk meningkatkan kemungkinan dari frekuensi konsumen melakukan
kontak dengan produk, membeli dan menggunakannya dan melakukan pembelian ulang.
Melihat banyaknya brand-brand sepatu olah raga yang ada saat ini, Adidas harus lebih
meningkatkan kualitas produk agar dapat lebih baik kedepannya, hal ini juga berkaitan dengan
studi pendahuluan yang telah dilakukan pada pengguna sepatu lari Adidas di kota Bandung.
Penelitian ini akan menganalisis tentang kepuasan konsumen mengenai kualitas produk
dari sepatu lari Adidas dan memetakan dengan metode importance performance analysis (IPA).
Dengan menggunakan pemetaan IPA uang akan menghasilkan penilaian dimata pengguna sepatu
lari Adidas mengenai indikator dari dimensi kualitas produk sepatu lari Adidas tersebut, dari
hasil terebut akan terlihat indikator apa saja yang perlu ditingkatkan. Hasil dari penelitian ini
diharapakan dapat menjadi salah satu bahan ebaluasi bagi perusahaan sepatu agar bisa
meningkatkan kualitas produknya, dan kedepannya dapat lebih baik dari produsen sepatu
lainnya.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, maka dibutuhkan analisis lebih lanjut
mengenai kepuasan konsumen pada dimensi kualitas produk sepatu lari Adidas (Adidas Running
shoes), oleh sebab itu peneliti akan melakukan penelitian yang sekaligus menjadi judul penelitian
ini, yaitu: “ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN MENGENAI KUALITAS PRODUK
SEPATU LARI ADIDAS”.
1.3 PERUMUSAN MASALAH
Lari merupakan olah raga yang murah meriah dan mudah dan menjadi monopoli para
olahragawan profesional. Fenomena yang muncul saat ini lari tak lagi menjadi semata-mata olah
raga, tetapi sudah gaya hidup. Olahraga lari termasuk dalam jenis high impact atau latihan fisik
yang cukup berat dan berdampak cukup hebat pada persendian kaki, lutut, dan sebagainya.
Karenanya, perlu kecermatan dan perhatian saat melakukan olahraga ini. Termasuk dalam hal
yang sering terabaikan, yakni pemilihan sepatu. Saat ini banyak produsen sepatu yang
memproduksi sepatu lari, bisa dilihat pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 terdapat beberapa brand
sepatu yang masuk kategori TOP BRAND, salah satunya adalah sepatu lari Adidas. Namun pada
Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 terlihat brand sepatu lari Adidas mengalami penurunan peringkat.
Pada studi terdahulu yang dilakukan penulis, dapat dilihat bahwa harapan konsumen akan
Kinerja kualitas produk sepatu lari Adidas berbeda beda. Hal ini juga menjadi bahan
pertimbangan untuk pengembangan indikator pada dimensi kualitas produk.
1.4 PERTANYAAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, peneliti membuat 3
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana harapan konsumen akan kualitas produk sepatu lari Addidas ?
2. Bagaimana kinerja kualitas produk sepatu lari Addidas ?
3. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen atas kualitas produk sepatu lari Addidas ?
1.5 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai
adalah:
1. Untuk mengetahui harapan konsumen akan kualitas produk sepatu running
Addidas
2. Untuk mengetahui kinerja kualitas produk sepatu running Addidas
3. Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen atas kualitas produk sepatu
running Addidas
1.6 KEGUNAAN PENELITIAN
a. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi untuk meningkatkan
wawasan dan pengetahuan tentang sejauh mana kepuasan konsumen terhadap
kualitas produk sepatu lari Adidas. Selain itu memberi kotribusi sebagai bahan
referensi untuk penelitian sejenisnya.
b. Kegunaan Praktisi
Kegunaan Praktis dipraktekkan dan bahan pertimbangan bagi praktisi dan perusahaan
yang akan mengambil kebijakan mengenai kepuasan konsumen terhadap kualitas produk
sebagai strategi untuk meningkatkan mutu penjualan dan mendapat loyalitas konsumen.
1.7 RUANG LINGKUP PENELITIAN
Lingkup penelitian memberikan gambaran sampai batas mana penelitian akan
memberikan informasi sebgai hasilnya dan dalam lingkup mana diaplikasikan. Aspek
pertimbangan ruang lingkup dari sepatu lari Adidas diambil dari data survey Top Brand, dapat
dilihat pada Tabel 1.3, Tabel 1.4, dan Tabel 1.5 berikut:
Tabel 1.3
Mind Share Perkota Sepatu lari Tahun 2015
Sumber: Top Brand, 2015
Tabel 1.4
Market Share Perkota Sepatu lari Tahun 2015
Sumber: Top Brand, 2015
Tabel 1.5
Commitment Share Perkota Sepatu lari Tahun 2015
Sumber: Top Brand, 2015
Berdasarkan Tabel 1.3, Tabel 1.4, Tabel 1.5, dapat dilihat bahwa kota Bandung
memiliki persentase market share, commitmen share, dan mind share tertinggi untuk sepatu lari
Adidas. Maka dari itu, penulis akan memfokuskan ruang lingkup penelitian ini adalah di kota
Bandung Penelitian ini memerlukan batasan yang bertujuan untuk menjaga konsistensi tujuan dari
penelitian, sehingga masalah yang dihadapi tidak meluas dan pembahasan lebih terarah.
Berdasarkan Tabel 1.1, Tabel 1.2, Tabel 1.3 batasan dalam penelitian ini yaitu:
1. Responden penelitian ini adalah pelanggan sepatu lari Adidas di kota Bandung.
2. Responden harus merupakan pengguna sepatu lari Adidas.
3. Penelitian ini membahas tingkat kepuasan konsumen mengenai kualitas produk sepatu
lari Adidas di kota bandung.
1.8 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan yang berisi tentang materi dan hal apa saja yang akan dibahas
dalam setiap bab disusun untuk mendapatkan gambaran secara ringkas tentang penelitian yang
dilakukan. Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan Gambaran Umum Objek Penelitian, Latar Belakang
Penelitian, Perumusan Masalah, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan
Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian, Sistematika Penelitian.
BAB II: TINJAUAN PUSATAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
Bab ini akan menguraikan tentang Teori-Teori Terkait Penelitian dan Penelitian
Terdahulu, Kerangka Pemikiran
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini akan menguraikan tentang Karakteristik Responden, Hasil Penelitian,
Pembahasan hasil penelitian
BAB IV: HASIL PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan tentang hasil analisis dan hasil olah data yang dilakukan
serta pembahasan hasil penelitian.
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan mengemukakan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran bagi perusahaan
ataupun untuk penelitian selanjutnya.